Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN III

LIPIDA

I. Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menentukan kelarutan dari sampel minyak (minyak sanco, minyak kampong,
minyak jelanta), dan lemak (blueband, dan mentega timbang).
b. Untuk menentukan tingkat kejenuhan dari sampel minyak (minyak sanco, minyak
kampong, minyak jelanta) dan lemak (blueband dan mentega timbang)
c. Untuk menentukan dan mengetahui reaksi asam dan basa pada minyak dan lemak.
d. Untuk memisahkan gliserol dan asam lemak pada sampel minyak dan lemak.

II. Dasar Teori


Lipid atau lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah satu
golongan senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid sering disamakan
dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid yaitu merupakan golongan
trigliserida. Rumus umumnya adalah:
CH2-O-CO-R1
CH2-O-CO-R2
CH2-O-CO-R3
Dimana CH2 – O – CO adalah gugus gliserol dan R1, R2, dan R3 adalah gugus asam lemak.
Asam lemak yang terikat biasanya dalam bentuk dan strutur yang berbeda-beda (Lehninger,
1982).
Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang
dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya
senyawa lain misalnya lipid yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Beberapa
golongan lipid:
a. Gliserida dan asam lemak, termasuk didalamnya minyak dan lemak,
b. Phospolipid,
c. Spingolipid,
d. Glikolipid, dan
e. Terpenoid, termasuk didalamnya getah steroid.
(Anonim, 2013).
Lipida adalah kelompok senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik non polar,
sperti kloroform dan eter, dan sukar larut dalam air. Lipida bersama-sama dengan protein dan
karbohidrat merupakan komponen pembentuk struktur sel hidup, beserta komponen
turunannya. Lemak dalam bahan makanan pada umumnya dipisahkan dari lain komponen
yang terdapat dalam bahan tersebut dengan cara ekstraksi dengan suatu pelarut misalnya
petroleum ether, etil ether, khloroform atau benzena dan dilaporkan atau dinamakan sebagai
“ether soluble fraction” atau crude part”. Sesungguhnya “crude fat” tersebut bukan saja terdiri
dari lemak (gliserida) tetapi termasuk lilin, fosholipida, cerebrosida, tirinan lipid seperti
sterol, pigmen, hormon dan minyak atsiri dan sebagainya (Poedjaji, 2006).
Persamaan antara lemak (fat) dan minyak (oil) adalah keduanya merupakan
triasilgliserol (ester asam lemak dengan gliserol), sedangkan perbedaannya adalah bentuk
fisik pada suhu kamar yaitu lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Berdasarkan
sifat titik cair tersebut di atas, dikenal 2 macam istilah dalam gliserida yaitu minyak dan
lemak. Minyak adalah gliserida yang berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk padat pada
suhu kamar. Oleh karena ketidakjenuhan gliserida mengakibatkan perbedaan titik cair
gliserida, maka hal ini dapat dijadikan prinsip untuk membuat lemak padat dan lemak cair
(Poedjaji, 2006).
Terdapat kira-kira 20 macam asam lemak yang dapat bergabung dengan gliserol di
dalam lemak alam. Asam-asam lemak ini masing-masing berbeda dalam panjang rantai
karbon, dan jumlah atom H pada ikatan karbon. Sebagai contoh 24 misalnya asam formiat
(HCOOH), asam asetat (CH3COOH) dan asam propionat (CH3CH2COOH) adalah asam-
asam lemak dengan rantai karbon pendek, sedangkan asam laurat (C11H23COOH), asam
stearat (C17H35COOH) dan asam oleat (C17C23COOH) adalah asam-asam lemak dengan
rantai karbon panjang. Asam stearat adalah asam lemak jenuh tanpa ikatan rangkap,
sedangkan asam oleat adalah asam lemak tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap 2 (Anonim,
2013).
Lipid diklasifikasikan ke dalam lipid sederhana, majemuk dan turunan. Lipid
sederhana meliputi triasilgliserol yaitu ester gliserol dengan tiga asam 25 lemak (C4 sampai
dengan C6), dan Lilin yaitu ester asam lemak (C14 sampai dengan C36) dengan alkohol
rantai panjang (C16 sampai dengan C22). Senyawa yang termasuk dalam lipid majemuk
adalah phospholipid dan sphingolipid. Phospholipid yaitu gliserol ditambah asam lemak,
phosphat dan gugus lain yang mengandung nitrogen, seperti phosphatidilkolin (=lesitin),
kardiopilin, phosphatidiletanolamin, phosphatidilserin, dan phosphatidilinositol. Sphingolipid
yaitu lipid yang mengandung struktur spingosin, seperti spingomielin (spingosin + asam
lemak + phosphat+ choline), serebrosida (spingosin + asam lemak + gula sederhana), dan
gangliosida (spingosin + asam lemak + kompleks karbohidrat yang umumnya mengandung
sialic acid). Sedangkan lipid turunan mencakup senyawa-senyawa yang bukan termasuk
lipida sederhana maupun lipida majemuk, contoh: karotenoid, steroid, vitamin larut, dan lain-
lain (Lehninger, 1982).
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak
jenuh hanya memiliki ikatan tunggal diantara atom C penyusunnya. Sedangkan asam lemak
tidak jenuh memiliki paling sedikit 1 ikatan ganda diantara atom C penyusunnya. Asam
lemak jenuh lebih stabil dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Hal ini dikarenakan asam
lemak jenuh tidak mudah bereaksi dengan senyawa lain sedangkan asam lemak tidak jenuh
lebih mudah bereaksi karena ikatan gandanya dapat terlepas dan mengikat senyawa lain.
Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan
ganda semakin mudah bereaksi (Lehninger, 1982).
Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun
bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial. Contoh
asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya diturunkan dari asam
arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena,
dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida
lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting sepertiester lilin, turunan-
turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam
lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina, seperti penghantar
saraf kanabinoid anandamida (Bachriul, 2013).
Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang.
Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar
mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil (Anonim,
2013).
III. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
A. Alat B. bahan
1. Tabung reaksi 1. Minyak sanco
2. Spatula 2. Minyak jelanta
3. Pipet tetes 3. Minyak tengik
4. Rak tabung reaksi 4. Minyak kampung
5. Cawan petri 5. Mentega timbang
6. Gegep 6. Larutan iodin
7. Batang pengaduk 7. Kloroform
8. Lilin 8. Brom dalam CCl4
9. Lap kasar 9. Blueband
10. Kaki tiga 10. Alcohol
11. Tissue 11. Air
12. Wadah es batu 12. Larutan HCl 0,01 N
13. Kertas indikator universal 13. Larutan NaOH 10 %
14. Gelas kimia 14. Pentana
15. Gelas ukur 15. Sikloheksana
16. Es batu
17. Eter
18. Etanol
19. Ter-butanol
20. Reagen lucas
21. Reagen bollder-wilmar
22. Garam
IV. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
A. Uji Kelarutan
1. Memasukkan 1 mL minyak kampung ke dalam tabung reaksi
2. Memasukkan 1 mL minyak tengik ke dalam tabung reaksi
3. Memasukkan 1 mL minyak jelantah ke dalam tabung reaksi
4. Memasukkan 1 mL minyak sanco ke dalam tabung reaksi
5. Memasukkan 1 sendok spatula mentega timbang ke dalam tabung reaksi
6. Memasukkan 1 sendok spatula mentega blue band ke dalam tabung reaksi
7. Menambahkan 1 mL pelarut kloroform ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang telah berisi sampel
8. Mencatat hasil pengamatan
9. Mengulangi perlakuan 1-8 dengan menggunakan pelarut alkohol, NaOH,
sikloheksana, air, HCl dan pentane.
B. Pengujian Asam dan Basa
1. Memasukkan 1 mL minyak kampung ke dalam tabung reaksi
2. Memasukkan 1 mL minyak jelanta ke dalam tabung reaksi
3. Memasukkan 1 mL minyak sanco ke dalam tabung reaksi
4. Memasukkan 1 sendok spatula mentega blue band ke dalam tabung reaksi
5. Menguji pH masing-masing bahan
6. Mencatat nilai pH yang diperoleh
C. Uji Ketidak Jenuhan
1. Memasukkan 1 mL minyak kampung ke dalam tabung reaksi
2. Memasukkan 1 mL minyak tengik ke dalam tabung reaksi
3. Memasukkan 1 mL minyak jelanta ke dalam tabung reaksi
4. Memasukkan 1 mL minyak sanco ke dalam tabung reaksi
5. Memasukkan 1 spatula mentega timbang ke dalam tabung reaksi
6. Memasukkan 1 spatula mentega blue band ke dalam tabung reaksi
7. Menambahkan 1 mL pelarut kloroform ke dalam masing-masing tabung reaksi
8. Menambahkan 5 tetes larutan I2 ke dalam tabung reaksi
9. Mengulangi perlakuan 1 – 6 dengan menambahkan 1 mL brom dalam CCl4
10. Mencatat hasil pengamatan
D. Pemisahan Gliserol
1. Memasukkan 10 mL minyak sanco ke dalam gelas kimia kemudian menambahkan
30 mL larutan KOH 10 % setelah itu memanaskannya di atas penangas listrik
sambil terus mengaduknya.
2. Menguji larutan dari no 1 dengan aquades kemudian memanaskan kembali
3. Menambahkan 5 mL HCl pekat dan mendiamkannya pada suhu ruang
4. Mendinginkan campuran kedalam bongkahan es batu.
5. Memisahkan gliserol dan endapan
6. Membagi gliserol kedalam 4 buah tabng reaksi
7. Menguji ke empat tabng reaksi dengan reagen lucas dan reagen bolder-willmann
8. Mengulangi langkah 1-7 untuk sampel minyak kampong, minyak tengik dan
mentega blueband.
V. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
b. Uji kelarutan
1. Minyak Tengik
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 mL minyak tengik + 1 mL kloroform Larut (+++)
2. 1 mL minyak tengik + 1 mL alcohol Larut (++)
3. 1 mL minyak tengik + 1 mL HCl Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah HCl)
4. 1 mL minyak tengik + 1 mL NaOH Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah
NaOH)
5. 1 mL minyak tengik + 1 mL air Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah air)
6. 1 mL minyak tengik + 1 mL sikloheksana Larut (++++)
7. 1 mL minyak tengik + 1 mL pentana Larut (+++)

2. Minyak kampung
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 mL minyak kampung + 1 mL kloroform Larut (+++)
2. 1 mL minyak kanmpung + 1 mL alcohol Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas alkohol, dibawah
minyak)
3. 1 mL minyak kampung + 1 mL HCl Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah HCl)
4. 1 mL minyak kampung + 1 mL NaOH Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah
NaOH)
5. 1 mL minyak kampung + 1 mL air Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah air)
6. 1 mL minyak kampung + 1 mL Larut (+)
sikloheksana
7. 1 mL minyak kampung + 1 mL pentana Larut (++)

3. Minyak sanco
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 mL minyak sanco + 1 mL kloroform Larut
2. 1 mL minyak sanco + 1 mL alcohol Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas alkohol, dibawah
minyak)
3. 1 mL minyak sanco + 1 mL HCl Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah HCl)
4. 1 mL minyak sanco + 1 mL NaOH Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah
NaOH)
5. 1 mL minyak sanco + 1 mL air Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah air)
6. 1 mL minyak sanco + 1 mL sikloheksana Larut
7. 1 mL minyak kampung + 1 mL pentana Larut

4. Minyak jelanta
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 mL minyak jelanta + 1 mL kloroform Larut
2. 1 mL minyak jelanta + 1 mL alcohol Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah
alkohol)
3. 1 mL minyak jelanta + 1 mL HCl Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah HCl)
4. 1 mL minyak jelanta + 1 mL NaOH Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah
NaOH)
5. 1 mL minyak jelanta + 1 mL air Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
(diatas minyak, dibawah air)
6. 1 mL minyak jelanta + 1 mL sikloheksana Larut
7. 1 mL minyak jelanta + 1 mL pentana Larut (++)

5. Mentega blueband
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 sendok spatula mentega blueband + 1 mL Larut dan keruh (+)
kloroform
2. 1 sendok spatula mentega blueband + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
alcohol (diatas mentega, dibawah
alkohol)
3. 1 sendok spatula mentega blueband + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
HCl (diatas mentega, dibawah HCl)
4. 1 sendok spatula mentega blueband + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
NaOH (diatas mentega, dibawah
NaOH)
5. 1 sendok spatula mentega blueband + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
air (diatas mentega, dibawah air)
6. 1 sendok spatula mentega blueband + 1 mL Larut (++)
sikloheksana
7. 1 sendok mentega blueband + 1 mL pentana Larut (++)

6. Mentega Timbang
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 sendok spatula mentega timbang + 1 mL Larut dan keruh (+)
kloroform
2. 1 sendok spatula mentega timbang + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
alcohol (diatas mentega, dibawah
alkohol)
3. 1 sendok spatula mentega timbang + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
HCl (diatas mentega, dibawah HCl)
4. 1 sendok spatula mentega timbang + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
NaOH (diatas mentega, dibawah
NaOH)
5. 1 sendok spatula mentega timbang + 1 mL Tidak larut, terbentuk 2 lapisan
air (diatas mentega, dibawah air)
6. 1 sendok spatula mentega timbang + 1 mL Larut (++)
sikloheksana
7. 1 sendok mentega timbang + 1 mL pentana Larut (++)

Keterangan : (+++) = larut


(++) = kurang larut
: (+) = sedikit larut
c. Asam basa
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Minyak pabrik
- 1 mL minyak pabrik di masukkan dalam Kuning bening
tabung reaksi
- Mengukur pH menggunakan kertas pH = 7
indikator
2. Minyak kampung
- 1 mL minyak kampung di masukkan bening
dalam tabung reaksi pH = 4
- Mengukur pH menggunakan kertas
indikator
3. Minyak jelanta
- 1 mL minyak jelanta di masukkan dalam kuning kecoklatan
tabung reaksi
- Mengukur pH menggunakan kertas pH = 7
indikator
4. Mentega
- 1 sendok mentega di masukkan dalam kuning bening
tabung reaksi pH = 5
- Mengukur pH menggunakan kertas
indicator
d. Uji Ketidakjenuhan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Minyak tengik
a. 1 mL minyak tengik + 1 mL Larutan bening
kloroform
b. 1 mL minyak tengik + 1 mL Larutan berwarna merah bata dan
kloroform + 5 tetes iodin warna iodin tidak hilang
c. 1 mL minyak tengik + 1 mL brom Larutan bening dan warna brom
dalam CCl4 hilang
2. Minyak jelanta
a. 1 mL minyak jelanta + 1 mL Larutan coklat
kloroform
b. 1 mL minyak jelanta + 1 mL Larutan berwarna merah bata dan
kloroform + 5 tetes iodin warna iodin tidak hilang
c. 1 mL minyak jelanta + 1 mL brom Larutan bening dan warna brom
dalam CCl4 hilang
3. Minyak kampung
a. 1 mL minyak kampung + 1 mL Larutan bening
kloroform
b. 1 mL minyak kampung + 1 mL Larutan berwarna merah bata dan
kloroform + 5 tetes iodin warna iodin tidak hilang
c. 1 mL minyak kampung + 1 mL Larutan bening dan warna brom
brom dalam CCl4 hilang
4. Mentega blueband
a. 1 sendok spatula mentega blueband Larutan kuning
+ 1 mL kloroform
b. 1 sendok spatula mentega blueband Larutan berwarna merah bata dan
+ 1 mL kloroform + 5 tetes iodin warna iodin tidak hilang
c. 1 sendok spatula mentega blueband Larutan kuning dan warna brom
+ 1 mL brom dalam CCl4 hilang
5. Mentega timbang
a. 1 sendok spatula mentega timbang Larutan kuning
+ 1 mL kloroform
b. 1 sendok spatula mentega timbang Larutan berwarna merah bata dan
+ 1 mL kloroform + 5 tetes iodin warna iodin tidak hilang
c. 1 sendok spatula mentega timbang Larutan kuning dan warna brom
+ 1 mL brom dalam CCl4 hilang
6. Minyak sanco
a. 1 mL minyak sanco + 1 mL Larutan bening
kloroform
b. 1 mL minyak sanco + 1 mL Larutan berwarna merah bata dan
kloroform + 5 tetes iodin warna iodin tidak hilang
c. 1 mL minyak sanco + 1 mL brom Larutan bening dan warna brom
dalam CCl4 hilang

d. Pemisahan Gliserol
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Minyak pabrik
a. 10 mL minyak pabrik + 30 mL KOH Campuran berwarna kuning
10 % pucat
b. Perlakuan (a) dipanaskan sambil diaduk Campuran berlebih
hingga mendidih
c. Mengangkat cawan perlakuan (b) + 5 Aquades larut dalam campuran
tetes aquades (uji saponifikasi)
d. Hasil perlakuan (c) di panaskan Campuran mendidih, tidak
kembali terdapat buih
e. Mengangkat cawan perlakuan (d) + 5 Timbul gelembung, berasap
mL HCl pekat
f. Mendiamkan cawan yang berisi Campuran dingin
campuran pada suhu ruang
g. Mendingikan campuran dalam wadah Terbentuk 2 lapisan, lapisan
yang berisi bongkahan es batu atas asam lemak dan bagian
bawah gliserol
h. Memisahkan gliserol dan endapan - Gliserol berwarna keruh
- Endapan berwarna kuning
pucat
i. Memasukkan 1 mL gliserol kedalam
dua buah tabung reaksi
- Larutan keruh
- Tabung reaksi I + gliserol
- Tabung reaksi II + gliserol - Larutan keruh
j. Memasukkan 1 mL etanol dan ter-
butanol kedalam tabung reaksi
- Larutan bening
- Tabung reaksi III + etanol
- Larutan bening
- Tabung reaksi IV + ter-butanol
k. Uji lucas
Terbentuk 2 lapisan
- Tabung reaksi I + gliserol + 3
tabung reagen lucas
2. Minyak kampung
a. 10 mL minyak kampung + 30 mL KOH Campuran berwarna putih
10 % keruh
b. Perlakuan (a) dipanaskan sambil diaduk Campuran berlebih
hingga mendidih
c. Mengangkat cawan perlakuan (b) + 5 Aquades larut dalam campuran
tetes aquades (uji saponifikasi)
d. Hasil perlakuan (c) di panaskan Campuran mendidih, tidak
kembali terdapat buih

e. Mengangkat cawan perlakuan (d) + 5 Timbul gelembung, berasap


mL HCl pekat
f. Mendiamkan cawan yang berisi Campuran dingin
campuran pada suhu ruang
g. Mendingikan campuran dalam wadah Terbentuk 2 lapisan, lapisan
yang berisi bongkahan es batu atas asam lemak dan bagian
bawah gliserol
h. Memisahkan gliserol dan endapan - Gliserol berwarna keruh
- Endapan berwarna putih
i. Memasukkan 1 mL gliserol kedalam
dua buah tabung reaksi
- Tabung reaksi I + gliserol - Larutan keruh
- Tabung reaksi II + gliserol - Larutan keruh
j. Memasukkan 1 mL etanol dan ter-
butanol kedalam tabung reaksi
- Larutan bening
- Tabung reaksi III + etanol
- Larutan bening
- Tabung reaksi IV + ter-butanol
k. Uji lucas
Terbentuk 2 lapisan
- Tabung reaksi I + gliserol + 3
tabung reagen lucas
Terbentuk 2 lapisan
- Tabung reaksi IV + ter-butanol + 3
tetes reagen lucas
l. Uji border-willman
Larutan berwarna kuning
- Tabung reaksi II + gliserol + 3 tetes
reagen border willman
Larutan berwarna hijau
- Tabung reaksi III + etanol + 3 tetes
kebiruan, ada endapan
reagen border-willman

3. Minyak tengik
a. 10 mL minyak tengik + 30 mL KOH 10 Campuran berwarna coklat
%
b. Perlakuan (a) dipanaskan sambil diaduk Campuran tidak berbuih
hingga mendidih
c. Mengangkat cawan perlakuan (b) + 5 Aquades larut dalam campuran
tetes aquades (uji saponifikasi)
d. Hasil perlakuan (c) di panaskan Campuran mendidih, tidak
kembali terdapat buih

e. Mengangkat cawan perlakuan (d) + 5 Timbul gelembung, dan uap


mL HCl pekat
f. Mendiamkan cawan yang berisi Campuran dingin
campuran pada suhu ruang
g. Mendingikan campuran dalam wadah Terbentuk 2 lapisan, lapisan
yang berisi bongkahan es batu atas asam lemak dan bagian
bawah gliserol
h. Memisahkan gliserol dan endapan - Gliserol berwarna coklat
- Endapan berwarna coklat
i. Memasukkan 1 mL gliserol kedalam
dua buah tabung reaksi
- Tabung reaksi I + gliserol - Larutan coklat
- Tabung reaksi II + gliserol - Larutan coklat
j. Memasukkan 1 mL etanol dan ter-
butanol kedalam tabung reaksi
- Larutan bening
- Tabung reaksi III + etanol
- Larutan bening
- Tabung reaksi IV + ter-butanol
k. Uji lucas
- Larutan berwarna kuning,
- Tabung reaksi I + gliserol + 3 tetes
Terbentuk 2 lapisan
reagen lucas
- Terbentuk 2 lapisan
- Tabung reaksi IV + glisero + 3 tetes
reagen lucas
l. Uji border willman
- Tabung reaksi II +3 tetes reagen
- Larutan bening dan
BW
terbentuk 2 lapisan

- Tabung III + etanol + 3 tetes reagen


- Larutan berwarna hijau
BW
kebiruan
4. Mentega
a. 24 gram mentega + 30 mL KOH 10 % Campuran berwarna putih

b. Perlakuan (a) dipanaskan sambil Campuran mendidih


mengaduk campuran hingga mendidih
c. Mengangkat cawan dari penagas + 3 Aquades larut dengan
tetes aquades (uji saponifikasi) campuran
d. panaskan kembali hingga mendidih Campuran dingin

e. Mengangkat cawan dari penangas + 3 Ada gelembung gas dan


tetes aquades berasap
f. Mendiamkan cawan yang berisi Campuran dingin
campuran pada suhu kamar
g. Mendingikan campuran dalam wadah Terbentuk 2 lapisan, lapisan
yang berisi bongkahan es batu atas asam lemak dan bagian
bawah gliserol
h. Memisahkan gliserol dan asam lemak - Asam lemak : kuning, tidak
mudah larut
- Gliserol : larutan keruh
i. Uji lucas
- Gliserol + 3 tetes reagen lucas
Terbentuk 2 lapisan
- Etanol + 3 tetes reagen lucas
Terbentuk 2 lapisan
j. Ji Border-willman
- Gliserol + 3 tetes reagen BW 3 tetes
- Larutan berwarna kuning
- T-butanol + 3 tetes reagen BW
- Larutan berwarna hijau
kebiruan
VII. Pembahasan
Lipida adalah kelompok senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik non polar,
sperti kloroform dan eter, dan sukar larut dalam air. Lipida bersama-sama dengan protein
dan karbohidrat merupakan komponen pembentuk struktur sel hidup, beserta komponen
turunannya. Lemak dalam bahan makanan pada umumnya dipisahkan dari lain komponen
yang terdapat dalam bahan tersebut dengan cara ekstraksi dengan suatu pelarut misalnya
petroleum ether, etil ether, khloroform atau benzena dan dilaporkan atau dinamakan sebagai
“ether soluble fraction” atau crude part”. Sesungguhnya “crude fat” tersebut bukan saja
terdiri dari lemak (gliserida) tetapi termasuk lilin, fosholipida, cerebrosida, tirinan lipid
seperti sterol, pigmen, hormon dan minyak atsiri dan sebagainya (Lehninger, 1982).
Pada percobaan ini dilakukan sesuai dengan tujuan yaitu untuk menentukan kelarutan
dari sampel minyak (minyak sanco, minyak kampung, minyak jelanta) dan lemak (blueband
dan mentega timbang). Untuk menentukan tingkat kejenuhan dari sampel minyak (minyak
sanco, minyak kampong, minyak jelanta) dan lemak (blueband, mentega timbang). Untuk
menentukan dan mengetahui reaksi asam dan basa pada minyak dan lemak. Dan untuk
memisahkan gliserol dan asam lemak pada sampel minyak dan lemak. Pada percobaan ini
dilakukan dengan empat pengujian yaitu uji kelarutan, uji ketidakjenuhan, uji asam basa
dan pemisahan gliserol (Tim Pengajar, 2014).
A. Uji Kelarutan
Pada percobaan ini menggunakan enam buah sampel yaitu minyak kampung,
minyak jelantah, minyak tengik, minyak sanco, blueband dan mentega timbang.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan sampel kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 mL, untuk sampel blueband dan mentega timbang sebanyak 1 sendok
spatula. Kemudian masing-masing sampel ditambahkan pelarut sebanyak 1 mL. Dimana
pada perlakuan ini pelarut yang digunakan yaitu kloroform, pentana, sikloheksana dan
alcohol, larutan NaOH, HCl, dan air. kloroform, pentana, sikloheksana dan alkohol
larut, sedangkan larutan NaOH, HCl, dan air tidak larut. Hal ini disebabkan karena lipid
tidak larut dalam pelarut polar tetapi larut pada pelarut nonpolar. Hal ini karena
kloroform, pentana, sikloheksana dan alcohol merupakan pelarut organik yang bersifat
non polar sehingga minyak dan mentega yang merupakan golongan lipid dapat larut di
dalam jenis pelarut tersebut yang juga bersifat non polar. Dan untuk pelarut air, HCl dan
NaOH yang tidak larut karena antara pelarut dan zat yang akan dilarutkan
memiliki perbedaan kepolaran. Dimana ketiga pelarut tersebut merupakan pelarut
yang bersifat polar, sedangkan zat atau sampel yang akan dilarutkan bersifat
nonpolar. Sifat polar dari ketiga jenis pelarut tersebut dapat ditentukan dari ikatan dan
momen dipolnya, dimana dari ketiga pelarut tersebut memiliki momen dipol ke arah
atom yang lebih elektronegatif yang menyebabkan ketiga pelarut tersebut bersifat
polar. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan lipid juga bergantung pada
panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin panjang rantai, kelarutannya
akan semakin berkurang. prinsip dasar dari pengujian ini yaitu derajat kelarutan lemak
atau minyak dapat dilihat atau ditentukan dengan pengamatan secara langsung
tergantung pada bahan pelarut yang dipakai. (Lehninger, 1982).
Pelarut polar Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak
senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal
digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat mencari senyawa-senyawa
dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran
yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk
mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari tumbuhan. Sedangkan pelarut nonpolar
hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa
yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak
berbagai jenis minyak (Bachriul, 2013).
B. Pengujian Asam Basa
pada percobaan ini yaitu ingin mengetahui sifat keasaman dan kebasaan pada
minyak sanco, minyak kampung, minyak jelantah dan blueband. Dimana pada
perlakuan ini menggunakan empat macam sampel yaitu minyak sanco, minyak
kampung, minyak jelantah dan mentega blueband. Pada percobaan ini yang dilakukan
pertama yaitu memasukkan sampel masing-masing 1 mL kedalam tabung reaksi, lalu
mengukur pH dengan menggunakan kertas indikator. kertas indikator universal
berfungsi untuk menentukan pH dari masing-masing sampel. Maka pada percobaan ini
diperoleh nilai pH pada sampel minyak sanco yaitu pH=7, minyak kampung pH=4,
minyak jelantah pH=7 dan mentega blueband pH=5. Pada percobaan ini menunjukkan
pada minyak sanco dan minyak menunjukkan pH netral. Sedangkan untuk mainyak
kampung dan mentega pH yang diperoleh asam. Pada perlakuan yang dilakukan sesuai
dengan literature dimana pada minyak kampung pH yang diperoleh asam dan minyak
sanco pH yang diperoleh netral (Anonim, 2013).
C. Uji ketidakjenuhan
Pada perlakuan ini menggunakan sampel yaitu minyak tengik, minyak jelantah,
minyak kampung, minyak sanco, mentega blueband dan mentega timbang. Dimana
yang pertama dilakukan yaitu memausukkan sampel sebayak 1 mL kedalam masing-
masing tabung reaksi, kemudian menambahkan 1 mL kloroform dan 5 tetes iodin. Maka
diperoleh warna larutan yaitu warna merah bata dan warna iodine tidak hilang. Pada
percobaan ini warna iodine tidak hilang karena pada ikatan rangkap gugus karbonil
(C=O) pada minyak, reaksi yang terjadi melibatkan protonansi awal dari oksigen.
Protonansi ini menambah muatan positif pada karbon karbonil sehingga lebih mudah
diserang oleh nukleofil seperti halogen dalam ikatan phy. Prinsip dasar dari pengujian
ini yaitu asam lemak yang terdapat pada lemak hewani biasanya merupakan asam lemak
jenuh, sedangkan minyak-minyak nabati biasanya mengandung satu atau lebih ikatan
rangkap. Hidrogenasi pada ikatan rangkap dapat merubah minyak nabati cair menjadi
lemak padat. Larutan iodin berfungsi sebagai pengadisi atau mengoksidasi asam lemak
yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal . Minyak
kelapa mengandung triasil gliserol dengan 80-85 % asam lemak jenuh. Asam lemak
utama yang terdapat dalam minyak kelapa adalah asam laurat dan asam miristat
(merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan
penyabunan yang tinggi). Selain itu, minyak kelapa juga mengandung asam kaprilat,
asam kaprat, dan asam oleat (Bachriul, 2013).
Pengujian ketidak jenuhan selanjutnya yaitu dengan melakukan penambahan brom
dalam CCl4 pada masing-masing sampel. Dimana hasil yang diperoleh yaitu warna
brom hilang. Hal ini dikarenakan minyak dan brom memiliki sifat yang sama yaitu
sama-sama bersifat non polar dan brom dalamCCl4 juga merupakan pelarut yang baik
(Poedjaji, 2006).
D. Pemisahan Gliserol
Pada percobaan ini digunakan empat sampel yaitu minyak sanco, minyak
kampong, minyak tengik dan mentega blueband. Pada langkah pertama yang dilakukan
yaitu memasukkan 10 mL minyak sanco, ke dalam gelas kimia kemudian
menambahkan larutan KOH 10 % sebanyak 30 ml kemudian memanaskannya sambil
diaduk sampai mendidih. Tujuan pemanasan yaitu mempercepat reaksi sedangkan
pengadukan yaitu untuk memisahkan larutan tersebut adapun hasil yang diperoleh
yaitu campuran berlebih. Selanjutnya yaitu menambahkan 5 tetes aquades kedalam
campuran tersebut dan memanasaknnya kembali, sehingga di peroleh hasil yaitu
campuran mendidih dan tidak terdapat buih. Pada proses pemanasan dihentikan
ketika minyak kelapa dan margarin telah larut dan larutan berbusa. Pada perlakuan ini
lipid mengalami hidrolisis karena lipid (trigliserida) akan terhidrolisis jika di didihkan
dengan asam atau basa. Kemudian menambahkan 5 mL HCl pekat kedalam campuran
tersebut, hingga diperoleh hasil timbul gelembung dan berasap. Tujuan penambahan
HCl pekat yaitu untuk mengasamkan larutan, sehingga campuran tersebut naik ke atas
permukaan larutan sebagai lemak yang terapung. Dimana pada reaksi ini, H+ dari HCl
akan berikatan dengan molekul sabun yang terbentuk menghasilkan asam lemak yang
terapung, sedangkan Cl- dari HCl akan berikatan dengan kalium dari molekul sabun
tersebut membentuk KCl. Langkah selanjutnya yaitu mendiamkan larutan tersebut pada
suhu ruang dan mendinginkannya pada bongkahan es batu sehingga diperoleh hasil
terbentuk 2 lapisan, dimana lapisan atas asam lemak dan lapisan bawah gliserol. Setelah
proses pendinginan selanjutnya yaitu memisahkan gliserol dan endapan, maka diperoleh
hasil yaitu gliserol berwarna keruh dan endapan berwarna kuning pucat. Setelah
dipisahkan gliserol dibagi kedalam 2 buah tabung reaksi. Maka diperoleh hasil larutan
keruh. Sedangkan endapan ditambahkan etanol dan ter-butanol. Diperoleh larutan
bening. Setelah itu larutan yang terbentuk kemudian diuji dengan menggunakan reagen
lucas. Dimana pada tabung I yang ditambahkan dengan gliserol dan 3 tetes reagen lucas,
terbentuk 2 lapisan. Dan untuk tabung IV yang ditambahkan dengan ter-butanol dan 3
tetes reagen lucas juga terbentuk 2 lapisan. Sedangkan untuk uji dengan menggunkan
reagen bolder-willmann, pada tabubung II yang ditambahkan dengan gliserol dan 3 tetes
reagen bolder-willmann. Larutan yang diperoleh berwarna bening. Dan untuk tabung III
yang ditambahkan denga etanol dan reagen bolder-willmann diperoleh hasil larutan
berwarna hijau kebiruan dan terdapat endapan (anonym, 2013).
Untuk minyak kampung, minyak tengik dan mentega dilakukan perlakuan yang
sama dengan minyak sanco, tetapi hasil yang diperoleh pada mentega yang ketika
ditambahkan dengan gliserol dan reagen bolder-willmann larutan yang diperoleh
berwarna kuning (Tim Pengajar, 2014).
VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Lipid dapat larut dalam pelarut non polar seperti pelarut eter, benzene, kloroform,
alcohol, sikloheksana. Sedangkan lipid tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air,
HCl dan NaOH.
2. Lemak dan minyak yang digunakan menjadi sampel mempunyai sifat asam karena saat
diuji dengan kertas indikator universal lemak dan minyak merubah kertas menjadi
warna yang menunjukkan pH asam dan netral
3. Lipid yang tergolong dalam lemak jenuh adalah minyak kampong, minyak sanco,
margarine dan mentega. Sedangkan tergolong lemak tak jenuh adalah minyak jelanta
dan minyak tengik.
4. Asam lemak yang terdapat dalam lemak maupun minyak dapat dipisahkan atau
dimurnikan dengan cara proses penyabunan yang kemudian dapat dinetralkan dengan
penambahan HCl pekat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Lipid. http://chemsanboice-kimiaituasyk.blogspot.com/2013/01/lipid.html


(Diakses : 14 desember 2014).

Bachriul, P. (2013). Lipid.


http://putrawan-bachriul999.blogspot.com /2013/08/02/Laporan_Biokimia_Dasar.html
(Diakses : 15 desember 2014).

Lehninger, A.L. (1982). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga

Poedjiadi, A. (2006). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta :UI-Press.

Tim Pengajar. (2014). Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Palu : FKIP-UNTAD


LEMBAR ASISTENSI

Nama : Sri mariani

Stambuk : A 251 12 031

Percobaan : Lipid

Kelompok : III (tiga)

Asisten : Irwan SF, S.Pd

No. Hari/Tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai