Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Norma ........

Kecil dan Menengah Prijambodo

PENERAPAN NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL (NSPM)


BIDANG LINGKUNGAN PADA PELAKSANAAN PROYEK
KONSTRUKSIJALAN
(Studi kasus Proyek Jalan Skala Kecil dan Menengah di D.I. Yogyakarta)
Prijambodo

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta
Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta 55231 Telp/Fak. (0274) 543676

Abstract

The rapid development of road construction, have to consider the environmental impacts that may
arise. Government as regulator actually has issued a variety of norms, standards, guidelines and
Manual (NSPM), particularly the environmental field that must be obeyed. The question that arises
is whether environmental NSPM has compiled its existence has been known and understood by the
user. And whether the environment NSPM has also been applied to the implementation of the road
construction project. Survey methods through questionnaires and interviews, as well as field data
collection and processed by statistical analysis. By processing data obtained significant results, that
56,67% of respondents have been known by the user, especially among government, planning
consultants and contractors medium, then NSPM has been known to 60,83% of respondents were
even less socialization especially on small contractors, 46,67% of respondents said less studied some
chapters are less obvious, 65,83% of respondents said that the road field of environmental NSPM
able to answer environmental problems that occur in the field, 70,83% of respondents expressed a
great need to be made of the technical guidelines to help provide an explanation of the substance of
the road NSPM environment field.

Keyword : NSPM, environmental field, road construction, socialization

PENDAHULUAN Perkembanganpembangunanberbagaipr
oyekkonstruksidianggapmemilikiperanbesarter
Pembangunan hadapperubahanlingkungan di
merupakansebuahupayauntukmensejahterakan permukaanbumiini, tidak terkecuali Proyek-
kehidupanmanusia, namundisisi lain proses proyek
pembangunan (pra-konstruksi, konstruksi, Jalan.Mulaitahapkonstruksihinggatahapoperasi
danpasca-konstruksi) onaltidakterhindardaripemanfaatansumberdaya
seringkalimenimbulkandampaknegatifbagiling alam yang jumlahnyasemakinterbatas, belum
kungan.Kerusakan lingkungan akibat proses lagi dampak lain yang ditimbulkan dari
pembangunaniniakansangat berdampak buruk penggunaan fasilitas bangunan serta pemilihan
bagi kehidupan masyarakatbaikfisik, sosial, material bangunan yang terkait dengan
ekonomidanbudaya. Pembangunan peningkatan suhu di bumi (Evrianto, 2011).
berkelanjutan bertujuan untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik bagi semua Pada prinsipnya, pesatnya
generasi, bagi generasi sekarang dan terutama perkembangan pembangunan dibidang
untuk generasi yang akan datang. Kondisi ini konstruksi jalan, harus mempertimbangkan
dapat tercipta apabila kita dapat mencapai tiga dampak lingkungan yang mungkin timbul
tujuan sekaligus yaitu aspek (tidak dapat mengabaikan faktor lingkungan).
Untuk mengatasi dampak lingkungan yang
ekonomi, sosial dan lingkungan(Kementerian mungkin timbul akibat dari proses pelaksanaan
PU,2011). pekerjaan konstruksi jalan, pemerintah selaku

ISSN 1
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

regulator sebenarnya telah mengeluarkan kontraktor yang kurang memadai.


berbagai macam Norma, Standar, Pedoman Permasalahan yang muncul dalam kajian ini
dan Manual (NSPM) bidang lingkungan yang adalah:
harus dipatuhi. NSPM bidang lingkungan
digunakan untuk menjamin bahwa proses a. Apakah NSPM bidang lingkungan yang
pelaksanaan kegiatan kontruksi jalan tidak telah disusun telah diketahui
menimbulkan dampak negatif terhadap eksistensinya oleh pengguna (user) baik
lingkungan. Namun ditengarai belum semua pemerintah maupun swasta?.
kegiatan pelaksanaan konstruksi jalan b. Sejauh mana NSPM bidang lingkungan
mematuhi NSPM lingkungan yang ada. telah dipahami oleh pengguna (user)?.
c. Apakah dalam pelaksanaan pekerjaan-
Kualitas pekerjaan proyek konstruksi pekerjaan konstruksi jalan selama ini
merupakan tuntutan yang tidak dapat telah menerapkan NSPM lingkungan
diabaikan, tolok ukur dalam menjamin mutu secara menyeluruh?
suatu produk konstruksi terutama pada d. Kendala apa saja yang ada dalam
konstruksi jalan, diperlukan suatu NSPM, penerapan NSPM bidang lingkungan?.
apalagi menyangkut masalah lingkungan. e. Untuk meningkatkan kualitas NSPM
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat terutama dalam penerapan di lapangan,
Jenderal Bina Marga banyak mengeluarkan pokok substansi apa yang perlu
produk NSPM, terutama pedoman yang diperbaiki?
menyangkut masalah lingkungan. NSPM atau f. Agar menjadi acuan dalam setiap tahapan
khususnya Pedoman yang menyangkut proses pekerjaan konstruksi, bagaimana
lingkungan, memuat bagaimana membuat NSPM tersebut diberlakukan?
suatu jalan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan hidup, yang dimulai
dari tahapan pra konstruksi, konstruksi dan Tujuan Penelitian
pasca kontruksi. Indonesia sudah memulai Melakukan penelitian atau evaluasi
memasukkan persyaratan teknis tersebut menyangkut penerapan NSPM bidang
kedalam bentuk persyaratan kinerja dan lingkungan yang telah disusun selama ini,
dituangkan dalam kontrak (performance-base sejauh mana penerapanan standar-standar yang
contract), akan tetapi belum semua SKPD wajib dilaksanakan menyangkut lingkungan
terutama yang ada di daerah (provinsi dan hidup bila ditinjau dari kesesuaian dengan
kabupaten/kota) memasukkan persyaratan kebutuhan di lapangan, dengan studi kasus
tersebut, hal ini menunjukkan bahwa pada pelaksanaan proyek konstruksi jalan
persyaratan kualitas lingkungan belum skalakecildanmenengah di Provinsi Daerah
merupakan hal yang sangat krusial, padahal Istimewa Yogyakarta.
sesungguhnya produk konstruksi terutama
jalan, selain memiliki kualitas tinggi juga Lingkup Penelitian
harus ramah lingkungan.
Ruang lingkup penelitian pada
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penerapan NSPM Lingkungan ini, dibatasi
diperlukan suatu evaluasi dalam rangka pada Pedoman No. 011/PW/2004 yang telah
mengkaji sejauh mana NSPM lingkungan yang dimutakhirkan dengan Pedoman No.
selama ini disusun dalam suatu pedoman, 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan Lingkungan
sudah menjadi acuan dalam setiuap tahapan Hidup Bidang Jalan.
proses kegiatan pelaksaan proyek konstruksi
jalan. Posisi NSPM pada sistem pengaturan di
Indonesia
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan maka diperlukan sebuah penelitian Sistem Pengaturan di Indonesia
tentang penerapan NSPM bidang lingkungan mengacu pada model STPI ( Science
pada pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Technology and Policy Implementation) terdiri
konstruksi jalan. Terutama pada pekerjaan- atas 5 elemen yakni policy atau kebijakan,
pekerjaan berskala kecil dan menengah yang peraturan perundang-undangan (legal
mempunyai data terbatas dan kemampuan devieces), kelembagaan, mekanisme
operasional dan pranata (effendi, 2007).

ISSN 2
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

General State policy, Guide line, basic


Policy Principle of state, etc

Laws, Gov. Regulation, Presidential


Legal Devieces Decree, Ministrial decree, Regional
regulation

Institutions Ministries, Provincial Goverment


Municipal Goverment, Agencies, Office
s

Standard Operating Procedures


Operasional Mechanism (SOP), MOU

Standard, manuals, Tecnical Guide Lines


Operasionel instruments Specification, etc.

Environment, Fire, earthquake, landslide, building


Cases failures, fload, Lightning strike explosion, building
collapse, etc.

Gambar 1
Sistem Pengaturan di Indonesia

dengan Institusi lain yang dituangkan dalam


Kebijakan adalah keputusan otoritas, MOU.
sehingga kebijakan publik adalah keputusan SPM merupakan alat pengaturan pada
otiritas Negara yang bertujuan mengatur hierarchi ke lima dibawah mekanisme
kehidupan bersamadan menjadi landasan operasional, sifatnya dinamis artinya SPM
kebijakan nasional atau sebagai payung hukum, dapat mengikuti perkembangan IP-tek, namun
disusunnya peraturan-peraturan dibawahnya. tetap berpijak pada landasan nasional dan
Peraturan Perundang-undangan adalah memperhatikan taraf kemajuan masyarakat
setingkat di bawah kebijakan, merupakan pengguna. Biasanya SPM yang dibuat di
peraturan yang mengatur sesuatu, misalnya Indonesia mengacu pada standar-standar
Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Internaional seperti ASTM, BS, AASHTO dll,
Jasa Konstruksi. Peraturan lainnya yang dan sudah dilakukan pengujian berkali-kali
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah misalnya sehingga tidak diragukan lagi. BSN adalah
Perda masuk dalam level ini. badan yang melakukan sertifikasi produk-
Kelembagaan atau institusi adalah produk standar yang ada di Indonesia.
lembaga Pemerintah Pusat atau Pemerintah Pedoman No. 011/PW/2004 yang telah
Daerah yang melaksanakan, mengawasi dan dimutakhirkan dengan Pedoman No.
memonitor diberlakunya peraturan tersebut. 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan Lingkungan
Hierarchi ke empat adalah implementasi yang Hidup Bidang Jalan, termasuk hierarchi ke
di atur dalam peraturan, yang menjadi dasar lima. Pedoman ini termasuk yang
dalam tindakan nyata bagi institusi dalam dimungkinkan di revisi, apabila mayoritas
mekanisme operasional. Bisa dilaksanakan pengguna menghendaki perlu diperbaiki isi dan
sendiri yang menjadi acuan untuk substansinya.
melaksanakan tugas pekerjaan (Standar
operasional Prosedur), maupun dapat kerjasama

ISSN 3
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

METODE PENELITIAN b. Memilih dan menetapkan NSPM atau


Pedoman yang akan dievaluasi melalui
Metode penelitian yang digunakan pada kesepakatan dalam rapat tim.
penelitian ini lebih ditekankan pada pencarian c. Melaksanakan survai primer (kuesioner)
data dan informasi menyangkut penerapan dan wawancara di lapangan, serta diskusi
NSPM bidang lingkungan di pekerjaan- dalam suatu FGD berkaitan dengan
pekerjaan konstruksi jalan skala menengah dan pelaksanaan NSPM lingkungan, pada
kecil di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. NSPM yang terpilih.
Kegiatan yang dilakukan meliputi survai d. Menganalisa proses yang berdampak
lapangan melalui format kuesioner, yang lingkungan pada pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan pada Kota Yogyakarta, kontruksi infrastruktur jalan.
Kabupaten (Sleman, Bantul, Kulonprogo,
Gunungkidul) di Provinsi DIY, diskusi-diskusi Populasi – Sampel
dan wawancara dalam FGD, pengamatan
praktek lapangan, komunikasi dengan para Populasidalampenelitianiniadalahmasyar
pelaksana baik dari kontraktor, konsultan, dari akatduniausahakonstruksi yang ada di
instansi PU/Bina Marga baik pusat mapun wilayahProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
daerah yang terlibat dalam penerapan NSPM kelaskecildanmenengah.Dari
Secara garis besar kegiatan penelitian meliputi : hasilsurvaipendahuluandidapatbahwapopulasip
a. Membuat daftar panjang (long list) NSPM erusahaanjasakonstruksi yang adadiProvinsi
pengelolaan lingkungan bidang jalan yang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah:
dikeluarkan Kementerian PU Direktorat
Jendeal Bina Marga.

Tabel 1
Jumlah Badan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta

NO. URAIAN JUMLAH BADAN USAHA BERDASAR KELAS


KECIL MENENGAH BESAR TOTAL
PELAKSANA JASA KONSTRUKSI
1. JUMLAH BADAN USAHA 910 93 5 1004
2. JUMLAH BIDANG USAHA 3606 518 23 4147
PELAKSANA JASA KONSULTASI
1. JUMLAH BADAN USAHA 73 12 3 85
2. JUMLAH BIDANG USAHA 611 64 18 693

Penentuanukuransampelpadapenelitiani Berdasarkanrumus di
niadalahmenggunakanrumus Yamane (1967, atasdengantingkatpresisi9,5%,
yang dikutipolehSangaji, 2010 : 189) makadiperolehukuransampelsebagaiberikut :
sebagaiberikut:

Keterangan :
n = ukuransampel yang diinginkan
N = jumlahpopulasi (jumlahpenduduk DIY =
±3.500.000 jiwa)
d = tingkatpresisi

ISSN 4
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

Namun demikian kontraktor yang sehat Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan


di Provinsi DIY diperkirakan sekitar 50 saja, Hidup Bidang Jalan (No. 010/BM/2009),
sehingga diambil kesimpulan jumlah sampel yang kurang jelas atau rancu?
adalah minimal sejumlah 35 responden. h. Apakah substansi NSPM Pedoman
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
. Hidup Bidang Jalan (No. 010/BM/2009)
Kuesioner tersebut mampu menjawab permasalahan
Dalam membantu pencarian data, maka yang terjadi di lapangan?
disusun kuesioner yang menyangkup i. Apakah Bpk/Ibu menggunakan pula
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : peraturan atau standar lainnya, disamping
NSPM tersebut? Mohon disebutkan:
a. Apakah Bpk/Ibu mengenal atau j. Menurut Bpk/Ibu apakah NSPM yang
mengetahui adanya Norma, Standar, terkait dengan dampak terhadap
Prosedur, dan Manual (NSPM) yang lingkungan, harus sudah direvisi atau
terkait dengan pengelolaan lingkungan diperbaiki substansinya?
Bidang Bina Marga? k. Terkait dengan NSPM yang terkait
b. Apakah Bpk/Ibu mengenal dan dengan dampak terhadap lingkungan,
mengetahui NSPM Pedoman Pelaksanaan apakah perlu disusun suatu
Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang petunjuk/pedoman teknis untuk
Jalan (No. 010/BM/2009)? membantu memberikan penjelasan
c. Apabila Bpk/Ibu mengenal dan terhadap substansi NSPM tersebut?
mengetahui NSPM Pedoman Pelaksanaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan (No. 010/BM/2009)?, apakah HASIL DAN PEMBAHASAN
Bpk/ibu menggunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan konstruksi yang Hasil Analisis
Bpk/Ibu tangani? Teknik pengumpulan data hasil survai
d. Dalam tahapan pelaksanaan konstruksi dalam penelitian ini adalah menggunakan
jalan (ada dalam lampiran kuesioner), instrumen quesioner yang disebarkan kepada
tahapan mana yang menurut Bapak/Ibu 50 responden dan yang masuk 40 responden.
paling riskan mengakibatkan dampak Dengan analisis data menggunakan skala
negatif terhadap lingkungan? Guttman dengan perhitungan dilakukan seperti
e. Apakah Bpk/Ibu memahami tentang pada skala Likert. Nilai skor 3 untuk jawaban
substansi yang diatur dalam NSPM Ya, skor 2 untuk jawaban tidak , /tidak ada
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan sosialisasi /substansi kurang jelas, skor 1 untuk
Lingkungan Hidup Bidang Jalan (No. jawaban tidak tahu /belum tahu tidak terkait
010/BM/2009)? belum mempelajari. Dari pengumpulan
f. Apabila Bpk/Ibu tidak menggunakan tersebut, jawaban responden dikompilasikan
standar NSPM yang terkait dengan pada tabel data kuesioner sebagai berikut:
pengelolaan lingkungan pada proyek yang
dikerjakan, maka hal ini disebabkan oleh?
g. Apakah Bpk/Ibu menjumpai ada beberapa
pasal atau bagian dari NSPM Pedoman

Tabel 2
Jawaban Responden dari kuesioner
Al
Ja
No Pertanyaan/Pernyataan
Ya T
(Y)
1. ApakahBpk/Ibumengenalataumengetahuiadanya Norma, Standar, Prosedur, dan Manual (NSPM) yang 7
terkaitdenganpengelolaanlingkunganBidangBinaMarga?

ISSN 5
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

2. ApakahBpk/Ibumengenaldanmengetahui NSPM 9
PedomanPelaksanaanPengelolaanLingkunganHidupBidangJalan (No. 010/BM/2009)?
3. ApabilaBpk/Ibumengenaldanmengetahui NSPM 8
PedomanPelaksanaanPengelolaanLingkunganHidupBidangJalan (No.
010/BM/2009)?,apakahBpk/ibumenggunakansebagaiacuandalampelaksanaankonstruksi yang
Bpk/Ibutangani?
4. Dalamtahapanpelaksanaankonstruksijalan (terlampir), tahapanmana yang menurutBapak/Ibu paling 
riskanmengakibatkandampaknegatifterhadaplingkungan?
5. ApakahBpk/Ibumemahamitentangsubstansi yang diaturdalam NSPM 3
PedomanPelaksanaanPengelolaanLingkunganHidupBidangJalan (No. 010/BM/2009)?
6. ApabilaBpk/Ibutidakmenggunakanstandar NSPM yang 
terkaitdenganpengelolaanlingkunganpadaproyek yang dikerjakan, makahalinidisebabkanoleh?
7. ApakahBpk/Ibumenjumpaiadabeberapapasalataubagiandari NSPM 1
PedomanPelaksanaanPengelolaanLingkunganHidupBidangJalan (No. 010/BM/2009), yang
kurangjelasataurancu?
8. Apakahsubstansi NSPM PedomanPelaksanaanPengelolaanLingkunganHidupBidangJalan (No. 16
010/BM/2009)tersebutmampumenjawabpermasalahan yang terjadi di lapangan?
9. ApakahBpk/Ibumenggunakan pula peraturanataustandarlainnya, disamping NSPM tersebut? 5
Mohondisebutkan:
10. MenurutBpk/Ibuapakah NSPM yang terkaitdengandampakterhadaplingkungan, 8
harussudahdirevisiataudiperbaikisubstansinya?
11 Terkaitdengan NSPM yang terkaitdengandampakterhadaplingkungan, 21
. apakahperludisusunsuatupetunjuk/pedomanteknisuntukmembantumemberikanpenjelasanterhadapsubstansi
NSPM tersebut?
Keterangan :
Y = Yanilai skor = 3; tidak ada sosialisasi; substansi kurang jelas
T = Tidaknilai skor = 2 ; Tidak ada instruksi; substansi kurang sesuai
TT = Tidak tahu nilai skor = 1; tidak terkait dengan pengelolaan; belum tahu, tidak seluruhnya; belum
mempelajari

Jawaban No. 1 Jumlah skor untuk jawaban Y : 9 x 3 = 27


Jumlah skor untuk jawaban T : 15 x 2 = 30
Jumlah JawabanY = 7; s T = 14 dan TT = 19 Jumlah skor untuk jawaban TT : 16 x 1 = 16
Jumlah skor untuk jawaban Y : 7 x 3 = 21 Jumlah skor = 73
Jumlah skor untuk jawaban T : 14 x 2 = 28 Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120
Jumlah skor untuk jawaban TT : 19 x 1 = 19 (ya)
Jumlah skor = 68 Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40
Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120 (tidak tahu)
(ya) Perhitungan : 73/ 120 x 100% = 60,83 %
Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40 Jawaban kuesioner No. 2 dengan jumlah
(tidak tahu) responden 40, Pedoman No. 011/PW/2004
Perhitungan : 68/ 120 x 100% = 56,67 % yang telah dimutakhirkan dengan Pedoman
Jawaban kuesioner No. 1 dengan jumlah No. 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan
responden 40, NSPM yang terkait dengan Lingkungan Hidup Bidang jalan, telah
tentang Pelaksanaan Lingkungan Hidup dikenal di kalangan pemerintah (Satker, PPK,
Bidang jalan, telah dikenal di kalangan PU Bina Marga, konsultan perencana, dan
pemerintah (Satker, PPK, PU Bina Marga, kontraktor menengah), hal tersebut terbukti
konsultan perencana, dan kontraktor dari perhitungan dan kriteria interprestasi skor
menengah), hal tersebut terbukti dari sebesar : 60,83%
perhitungan dan kriteria interprestasi skor
Jawaban No. 3
sebesar : 56,67%.

Jawaban No. 2 Jumlah jawaban Y = 8; T = 12 dan TT = 19


Jumlah skor untuk jawaban Y : 8 x 3 = 24
Ni skor Y = 9; skor T = 15 dan skor TT = 16 Jumlah skor untuk jawaban T : 12 x 2 = 24
Jumlah skor untuk jawaban TT : 19 x 1 = 19

ISSN 6
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

Jumlah skor = 67 pasal atau bagianPedoman No. 011/PW/2004


Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120 yang telah dimutakhirkan dengan Pedoman
(ya) No. 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan
Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40 Lingkungan Hidup Bidang jalan yang kurang
(tidak tahu) jelas atau rancu, hal tersebut terbukti dari
Perhitungan : 67/ 120 x 100% = 55,83 % perhitungan dan kriteria interprestasi skor
Jawaban kuesioner No. 3 dengan jumlah sebesar : 46,67 %.
responden 40, Pedoman No. 011/PW/2004
yang telah dimutakhirkan dengan Pedoman Jawaban No. 8
No. 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan
Lingkungan Hidup Bidang jalan, telah Jumlah jawabanY = 16; T = 7 dan TT = 17
digunakan di kalangan pemerintah (Satker, Jumlah skor untuk jawaban Y : 16 x 3 = 48
PPK, PU Bina Marga, konsultan perencana, Jumlah skor untuk jawaban T : 7 x 2 = 14
dan kontraktor menengah), hal tersebut Jumlah skor untuk jawaban TT: 17 x 1 = 17
terbukti dari perhitungan dan kriteria Jumlah skor = 79
interprestasi skor sebesar : 55,83% Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120
(ya)
Jnawaban No. 5 Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40
(tidak tahu)
Jumlah jawaban Y = 3; T = 18 dan TT = 19 Perhitungan : 79/ 120 x 100% = 65,83 %
Jumlah skor untuk jawaban Y : 3 x 3 = 9 Jawaban kuesioner No. 8 dengan jumlah
Jumlah skor untuk jawaban T : 18 x 2 = 36 responden 40, Substansi pedomanPedoman
Jumlah skor untuk jawaban TT: 19 x 1 = 19 No. 011/PW/2004 yang telah dimutakhirkan
Jumlah skor = 64 dengan Pedoman No. 10/BM/2009 tentang
Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120 Pelaksanaan Lingkungan Hidup Bidang jalan,
(ya) mampu menjawab permasalahan yang
Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40 terjadi di lapangan, hal tersebut terbukti dari
(tidak tahu) perhitungan dan kriteria interprestasi skor
Perhitungan : 64/ 120 x 100% = 55,33 % sebesar : 65,83 %.
Jawaban kuesioner No. 5 dengan jumlah
responden 40, telah memahami substansi Jawaban No. 9
Pedoman No. 011/PW/2004 yang telah
dimutakhirkan dengan Pedoman No. Jumlah jawaban Y= 5; T = 16 dan TT = 18
10/BM/2009 tentang Pelaksanaan Lingkungan Jumlah skor untuk jawaban Y : 5 x 3 = 15
Hidup Bidang jalan terutama di kalangan Jumlah skor untuk jawaban T : 16 x 2 = 32
pemerintah (Satker, PPK, PU Bina Marga), Jumlah skor untuk jawaban TT: 18 x 1 = 18
konsultan perencana, dan kontraktor Jumlah skor = 65
menengah, hal tersebut terbukti dari Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120
perhitungan dan kriteria interprestasi skor (ya)
sebesar : 55,33% Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40
(tidak tahu)
Jawaban No. 7 Perhitungan : 65/ 120 x 100% = 54,17 %
Jawaban kuesioner No. 9 dengan jumlah
Jumlah jawaban Y = 1; T = 14 dan TT = 25 responden 40, juga menggunakan peraturan
Jumlah skor untuk jawaban Y : 1 x 3 = 3 yang lainmisalnya buku pegangan
Jumlah skor untuk jawaban T : 14 x 2 = 28 perancangan & perencanaan (arsitek data dll)
Jumlah skor untuk jawaban TT: 25 x 1 = 25 disamping Pedoman No. 011/PW/2004 yang
Jumlah skor = 56 telah dimutakhirkan dengan Pedoman No.
Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan Lingkungan
(ya) Hidup Bidang jalan, hal tersebut terbukti dari
Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40 perhitungan dan kriteria interprestasi skor
(tidak tahu) sebesar : 54,17 %.
Perhitungan : 56/ 120 x 100% = 46,67 %
Jawaban kuesioner No. 7 dengan jumlah Jawaban No. 10
responden 40, kurang mempelajaribeberapa

ISSN 7
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

Jumlah jawaban Y = 8; T = 8 dan TT = 24 a. NSPM yang terkait dengan pengelolaan


Jumlah skor untuk jawaban Y : 8 x 3 = 24 lingkungan Bidang Bina Marga telah
Jumlah skor untuk jawaban T : 8 x 2 = 16 dikenal pada masyarakat pengguna
Jumlah skor untuk jawaban TT: 24 x 1 = 24 terutama dikalangan pemerintah,
Jumlah skor = 64 konsultan perencana dan kontraktor
Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120 menengah (56,67% responden);
(ya) b. Sedang Pedoman No. 011/PW/2004 yang
Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40 telah dimutakhirkan dengan Pedoman No.
(tidak tahu) 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan
Perhitungan : 64/ 120 x 100% = 53,33 % Lingkungan Hidup Bidang jalan telah
Jawaban kuesioner No. 10 dengan jumlah dikenal oleh responden sebanyak 60,83%
responden 40, Pedoman No. 011/PW/2004 meskipun sosialisasinya kurang terutama
yang telah dimutakhirkan dengan Pedoman pada kontraktor dengan skala kecil;
No. 10/BM/2009 tentang Pelaksanaan c. 55,83% responden mengatakan bahwa
Lingkungan Hidup Bidang jalan perlu direvisi NSPM Lingkungan tersebut digunakan
apabila ada beberapa pihak yang mengusulkan, sebagai acuan dalam perencanaan dan
hal tersebut terbukti dari perhitungan dan pelaksanaan pekerjaan jalan;
kriteria interprestasi skor sebesar : 53,33 %. d. Sebanyak 55,33% responden mengatakan
telah memahami mengenai substansi
Jawaban No. 11 NSPM Lingkungan bidang jalan;
e. Sebanyak 46,67% responden menyatakan
Jumlah jawaban Y = 21; T = 4 dan TT = 14 kurang mempelajari beberapa pasal yang
Jumlah skor untuk jawaban Y : 21 x 3 = 63 kurang jelas atau rancu pada NSPM
Jumlah skor untuk jawaban T : 4 x 2 = 8 Lingkungan bidang jalan tersebut;
Jumlah skor untuk jawaban TT: 14 x 1 = 14 f. Secara substansi, sebanyak 65,83%
Jumlah skor = 85 responden mengatakan bahwa NSPM
Jumlah skor tertinggi (ideal) : 3 x 40 = 120 Lingkungan bidang jalan mampu
(ya) menjawab permasalahan lingkungan yang
Jumlah skor terendah : 1 x 40 = 40 terjadi dilapangan , meskupun belem
(tidak tahu) secara keseluruhan;
Perhitungan : 85/ 120 x 100% = 70,83 % g. Sebanyak 54,17% responden
Jawaban kuesioner No. 11 dengan jumlah menggunakan juga standar atau pedoman
responden 40, responden menjawab bahwa lain, selain NSPM Lingkungan bidang
Pedoman No. 011/PW/2004 yang telah jalan tersebut;
dimutakhirkan dengan Pedoman No. h. 53,33% responden mengatakan NSPM
10/BM/2009 tentang Pelaksanaan Lingkungan Lingkungan Bidang Jalan tersebut perlu
Hidup Bidang jalan perlu sekali disusun diusulkan untuk direvisi atau dilakukan
suatu petunjuk pedoman teknis untuk perbaikan;
membantu memberikan penjelasan terhadap i. 70,83% responden menyatakan perlu
substansi dari NSPM tersebut, hal tersebut sekali, disusun dan dibuatkan pedoman
terbukti dari perhitungan dan kriteria teknis untuk membantu memberikan
interprestasi skor sebesar : 70,83% penjelasan terhadap substansi dari NSPM
Lingkungan bidang jalan tersebut yang
Pembahasan
belum jelas.
KESIMPULAN
Hasil Survai dan hasil analisis dalam
penerapan NSPM bidang lingkungan pada
Dari hasil hasil bahasan tersebut maka
pelaksanaan proyek Konstruksi Skala
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Menengah Dan Kecil, yang terkait pada
masalah NSPM Lingkungan bidang jalan
a. Hasil dari penelitian tersebut
terhadap pelaksanaan proyek-proyek jalan di
menunjukkan bahwa NSPM Lingkungan
Bina Marga, maka diperoleh informasi sebagai
bidang jalan (Pedoman No. 011/PW/2004
berikut :
yang telah dimutakhirkan dengan
Pedoman No. 10/BM/2009 tentang
Pelaksanaan Lingkungan Hidup Bidang

ISSN 8
Penerapan Norma ........ Kecil dan Menengah Prijambodo

jalan ) baru sebagian pengguna Dirjen Bina Marga, Dep. PU, 2009, Pedoman
mengenal, terutama bagi kontraktor skala Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
kecil dan menengah, maka diperlukan Hidup Bidang Jalan No.
sosialisasi sampai dipahami dan di 010/BM/2009, Jakarta
implementasikan secara baik dan Dirjen Bina Marga, Dep. PU, 2009, Pedoman
berkesinambungan, oleh para pemangku Pemantauan Pengelolaan Lingkungan
kepentingan. Hidup Bidang Jalan No.
b. Secara substansi responden mengatakan 011/BM/2009, Jakarta
bahwa NSPM Lingkungan mampu Effendi, AH dan Suprapto, 2007, Penerapan
menjawab permasalahan lingkungan yang NSPM Bidang Keselamatan
terjadi dilapangan, serta pedoman tersebut Terhadap Bahaya Kebakaran Dalam
digunakan sebagai acuan dalam Pembangunan Infrastruktur
perencanaan danpelaksanaan. Itu artinya Perumahan Permukiman, Jurnal
bahwa para pelaksana proyek konstruksi Standarisasi Vol 9 No. 2 tahun 2007 :
terutama pada proyek-proyek jalan mulai 56 – 63. Puslitbang BSN. Jakarta
menerapkan aktifitas industri konstruksi Ervianto, Wulfram Idkk,
yaitu menyediakan infrastruktur secara 2011,Pengembangan Model Assessment
berkelanjutan. Green Construction Pada Proses
c. Meskipun sebagian responden Konstruksi Untuk Proyek Konstruksi
mengatakan NSPM Lingkungan Bidang di Indonesia. ITB. Bandung.
Jalan tersebut perlu diusulkan untuk Kementerian PU, 2011, Penyelenggaraan
direvisi, tetapi perlu diteliti lebih jauh Infrastruktur Berkelanjutan, Inovasi
substansi apa saja yang perlu direvisi, Investasi dan Dukungan Sektor
siapa tahu ada pedoman lain untuk Konstruksi Indonesia, Jakarta
melengkapi NSPM Lingkungan tersebut, Salim, E, 1995, Lingkungan Hidup dan
karena sebagaian lain responden pun Pembangunan, PT. Mutiara Sumber
menggunakan standar dan pedoman lain, Widya, Jakarta.
d. Perlu dibuatkan pedoman teknis yang Sangaji EM., dan Sopiah, 2010, Metodologi
lebih operasional agar NSPM tersebut Penelitian, Pendekatan Praktis dalam
lebih operasional dan menjadi acuan para Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta
pemangku kepentingan. Suratmo, F, G, 2009, Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan, Yogyakarta
Suraji, A. (editor), 2007,Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA Indonesia 2030 :
Dirjen Bina Marga, Dep. PU, 2009, Pedoman UntukKenyamananLingkunganTerba
Umum Pengelolaan Lingkungan ngunDenganMenciptakanNilaiTamba
Hidup Bidang Jalan No. 08/BM/2009., hSecaraBerkelanjutan,
Jakarta. BerdasarkanProfesionalisme,
SinergidanDayaSaing, LPJKN, Jakarta

ISSN 9

Anda mungkin juga menyukai