Food insecurity that happened in the region or in household or individual level means is not
achievement food security conditions in that area. Food insecurity, it means the lack of individual to get
and access their food needs. Food needs doesn’t fullfill are influenced by food availibility, distribution and
access to get food. Bangkalan region become one of the area that include of the food insecurity category in
East Java Province (FIA, 2007). Bangkalan area is 1.261.820 km2 that divided into 18 district and 281
villages. Generally, the conditions of the Bangkalan area soil is dry land.
Mapping of food insecurity aimed to determine the food needs conditions of that area in order to
intervention and treatment that area if include in the food insecurity category. The indicator of this research
are the dimensions of food security, social, health and economic development. This research is one of
determine that need to make mapping and treatment for food insecurity in Blega Area.
88
Pemetaan Daerah Rawan... 88 – 99 (Sucipto)
Merah Kab. Bangkalan” dilakukan selama 4 penyusunan indikator rawan pangan, tahapan
bulan, dimulai pada waktu bulan April sampai penentuan wilayah rawan pangan dan tahapan
bulan Agustus 2010. penyusunan arahan untuk Pengelolaan daerah
Pelaksanaan dilakukan pada wilayah rawan pangan. Secara rinci tahapan analisis
Kecamatan Blega meliputi : dalam studi ini disajikan sebagai berikut:
1. Penyusunan Indikator Rawan Pangan Metode identifikasi wilayah rawan
meliputi dimensi ketersediaan pangan, pangan pada tingkat kecamatan dilakukan
kesehatan dan sosial dan ekonomi. dengan menggunakan berbagai indikator yang
2. Penentuan daerah Rawan Pangan digunakan dalam analisa kerawanan pangan
Penyusunan arahan yang tepat untuk dengan menyesuaikan dengan indikator FIA
Pengelolaan daerah rawan pangan di (food insecurity atlas) yang digunakan dalam
Kec. Tanah Merah Kabupaten analisis kerawanan pangan nasional.
Bangkalan Metode analisis dalam studi ini dilakukan
dengan 3 tahapan, meliputi tahapan
Metode Pelaksanaan penyusunan indikator rawan pangan, tahapan
Metode yang digunakan untuk penentuan wilayah rawan pangan dan tahapan
mendapatkan data dalam kegiatan “Penyusunan penyusunan arahan untuk Pengelolaan daerah
Indikator dan Pemetaan Daerah Rawan Pangan rawan pangan.
Kec. Tanah Merah Kabupaten Bangkalan” ini
adalah sebagai berikut : Hasil Dan Pembahasan
1. Wawancara
merupakan suatu proses untuk mencari data Identifikasi dan Penyusunan Dimensi
secara langsung dengan cara komunikasi Penduduk Rawan Pangan Dalam Bentuk
dengan masyarakat dan pihak terkait. Indikator Rawan Pangan di Kecamatan Tanah
Diharapkan dengan cara ini dapat Merah.
mengumpulkan informasi mengenai sejumlah Penentuan indikator–indikator dalam
indikator kerawanan pangan di wilayah studi. penentuan kawasan rawan pangan diperlukan
2. Metode observasi untuk memilah indikator dalam pemetaan
merupakan pengamatan secara langsung dan penduduk rawan pangan (14 indikator) yang
mengadakan pencatatan secara sistimatis dianggap berpengaruh sangat besar terhadap
terhadap sarana-prasarana wilayah dan kondisi terjadinya kerawanan pangan (memiliki
pertanian di wilayah studi. Dalam metode ini pengaruh yang signifikan). Dalam
akan menghasilkan data primer yang sangat pelaksanaannya tidak semua indikator dapat
diperlukan dalam pengumpulan data dipenuhi oleh suatu wilayah dalam memetakan
kerawanan pangan. penduduk rawan pangan. Pemenuhan semua
3. Studi pustaka indikator tersebut tergantung pada ketersediaan
merupakan pengadaan tinjauan pustaka pada data penunjang. Ketersediaan data penunjang
buku maupun literatur guna memperdalam ini juga sangat dipengaruhi oleh penyusunan
pemahaman teori dalam mendekati data profil wilayah, Susenas, Susesda ataupun
permasalahan tentang penentuan daerah rawan hasil pendataan lainnya.
pangan. Dalam studi pustaka ini akan Berdasarkan perbedaan ketersediaan
mendapatkan penguasaan materi yang lebih kelengkapan data wilayah tersebut, telah
dalam lagi. diidentifikasi dan disusun sejumlah indikator-
indikator yang tepat dalam menentukan
Analisa Data kawasan rawan pangan di Kecamatan Tanah
Metode identifikasi wilayah rawan Merah. Hasil identifikasi indikator penentu
pangan pada tingkat kecamatan dilakukan tersebut sebagai berikut :
dengan menggunakan berbagai indikator yang
digunakan dalam analisa kerawanan pangan Kecamatan Tanah Merah
dengan menyesuaikan dengan indikator FIA Kecamatan Tanah Merah sebagai
(food insecurity atlas) yang digunakan dalam salah satu wilayah kajian juga memiliki
analisis kerawanan pangan nasional. keterbatasan dalam pemenuhan terhadap 14
Metode analisis dalam studi ini indikator yang dianggap berpengaruh sangat
dilakukan dengan 3 tahapan, meliputi tahapan besar terhadap terjadinya kerawanan pangan
89
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
(memiliki pengaruh yang signifikan) meliputi daerah rawan banjir dan penyimpangan curah
dimensi kelompok indikator ketersediaan hujan) tidak dapat dipenuhi.
pangan, akses pangan dan mata pencaharian, Detail pemenuhan dimensi penduduk
serta kesehatan dan gizi. Untuk dimensi rawan pangan dalam bentuk indikator rawan
kelompok indikator kerawanan pangan pangan di Kecamatan Tanah Merah, sebagai
(prosentase daerah berhutan, daerah puso, berikut :
Tabel 1. Pemenuhan Dimensi Penduduk Rawan Pangan Dalam Bentuk Indikator Rawan Pangan Di
Kecamatan Tanah Merah
Dimensi Kelompok
Indikator Pemenuhan
Indikator
1. Konsumsi normatif o Data terpenuhi
perkapita terhadap ratio
A Ketersediaan pangan ketersediaan bersih padi,
jagung, ubikayu dan ubi
jalar.
2. % penduduk yang hidup di o Data terpenuhi
bawah garis kemiskinan
B Akses pangan dan mata 3. % desa yang tidak bisa
pencaharian dilalui roda empat. o Data terpenuhi
4. % desa yang tidak
mempunyai akses listrik.
o Data terpenuhi
5. Angka harapan hidup pada o Data terpenuhi
saat lahir
6. Berat badan balita dibawah o Data tidak terpenuhi
stándar
C Kesehatan dan Gizi 7. % perempuan buta huruf o Data terpenuhi
8. Angka kematian bayi
9. % penduduk tanpa akses ke o Data tidak terpenuhi
air bersih
10. % penduduk yang tinggal > o Data terpenuhi
5 km dari puskesmas
o Data terpenuhi
11. % daerah berhutan o Data tidak terpenuhi
D Kerawanan Pangan 12. % daerah puso o Data tidak terpenuhi
13. Daerah rawan banjir o Data tidak terpenuhi
14. Penyimpangan curah hujan o Data tidak terpenuhi
Hasil pemenuhan data terhadap ditampilkan dalam bentuk peta daerah rawan
sejumlah indikator tersebut, (8 indikator) pangan.
selanjutnya akan digunakan untuk menganalisa
tingkat kerawanan pangan di Kecamatan Tanah Kecamatan Tanah Merah
Merah. Hasil identifikasi pemenuhan
indikator penentuan daerah rawan pangan di
Analisa Wilayah Desa di Kecamatan Tanah Kecamatan Tanah Merah meliputi kategori
Merah Menurut Kategori Rawan Pangan. ketersediaan pangan, akses pangan dan mata
pencaharian, serta kesehatan dan gizi.
Analisa wilayah desa menurut Analisa wilayah desa di Kecamatan
kategori daerah rawan pangan dilakukan Tanah Merah menurut kategori rawan pangan
berdasarkan pemenuhan atas indikator rawan sebagai berikut :
pangan yang telah dihasilkan. Hasil analisa
tiap desa di wilayah kajian selanjutnya
90
Pemetaan Daerah Rawan... 88 – 99 (Sucipto)
91
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
Hasil analisa konsumsi normatif di Akses Pangan dan Mata Pencaharian (Food
Kecamatan Tanah Merah menunjukkan Access)
ketahanan pangan rata –rata tiap desa di Dimensi akses pangan dan mata
Kecamatan Tanah Merah tergolong kategori pencaharian meliputi indikator prosentase
surplus tinggi (0,25). Kondisi ini penduduk yang hidup di bawah garis
menunjukkan di tiap desa pemenuhan kemiskinan (Population Below Poverty Line);
kebutuhan akan serealia telah tercukupi dengan prosentase rumah tangga yang tidak dapat
baik atau supply serealia masih lebih tinggi dari meng-akses listrik (Access to Electricity),
demand serealia. prosentase infrastruktur jalan yang bisa dilalui
oleh kendaraan roda empat (Villages with
connec-tivity);
Hasil lengkap analisa dimensi akses
pangan di Kecamatan Tanah Merah, sebagai
berikut :
92
Pemetaan Daerah Rawan... 88 – 99 (Sucipto)
Hasil analisa terhadap prosentase tergolong kategori agak rawan dan cukup
rumah tangga yang tidak dapat meng-akses rawan (Dlambah Laok, Pangeleyan dan
listrik, menunjukkan secara umum desa-desa di Padurungan). Kondisi ini menyebabkan
Kecamatan Tanah Merah tergolong kategori terbatasnya aktivitas masyarakat desa pada
sangat rawan (67,75). Hanya terdapat 3 desa malam hari di Kecamatan Tanah Merah.
Hasil analisa terhadap prosentase kategori sangat rawan (72,16). Hanya terdapat
penduduk yang hidup di bawah garis satu wilayah desa yang tergolong ketegori
kemiskinan, menunjukkan secara umum desa- rawan, terdapat di desa Dlambah dajah.
desa di Kecamatan Tanah Merah tergolong
Tabel 6. Analisa Desa yang Tidak Dapat Dilalui Roda Empat di Kecamatan Tanah Merah
No Desa % Desa yang Dapat Dilalui Roda 4 Kategori
93
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
94
Pemetaan Daerah Rawan... 88 – 99 (Sucipto)
Angka harapan hidup (AHH) di umur harapan hidup anak usia 1 tahun (Life
Kecamatan Tanah Merah (Kabupaten Expectancy) yang lahir wilayah desa di
Bangkalan) pada umumnya tergolong kategori Kecamatan Tanah Merah, akan berumur
tahan. Nilai AHH sebesar 6,20 memiliki makna sampai umur 62 tahun.
Tabel 8. Analisa Penduduk yang Tinggal > 5 km dari Puskesmas di Kecamatan Tanah Merah
No Desa Jarak ke Puskesmas Kategori
1 Pacentan 6,00 Tahan
2 Baipajung 5,00 Tahan
3 Tanah Merah Laok 2,00 Sangat tahan
4 Kranggan barat 3,00 Sangat tahan
5 Pangeleyan 3,00 Sangat tahan
6 Padurungan 2,50 Sangat tahan
7 Petrah 0,00 Sangat tahan
8 Tanah Merah Daja 0,50 Sangat tahan
9 Dumajah 3,90 Sangat tahan
10 Patemon 4,50 Sangat tahan
11 Tlomar 8,00 Tahan
12 Kendaban 2,50 Sangat tahan
13 Jangkar 3,00 Sangat tahan
14 Pettong 7,50 Tahan
15 Landak 10,00 Cukup tahan
16 Rongdurin 9,00 Tahan
17 Batangan 14,50 Cukup tahan
18 Dlambah laok 9,50 Tahan
19 Dlambah dajah 14,50 Cukup tahan
20 Mrecah 8,00 Tahan
21 Buduran 8,00 Tahan
22 Poter 5,50 Tahan
23 Basanah 7,00 Tahan
95
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
Angka kematian bayi di Kecamatan baik. Untuk indikator prosentase kematian bayi,
Tanah Merah sangat rendah (2 kasus dalam 1 kondisi ini tergolong dalam kategori sangat
tahun). Hal ini menunjukkan pelayanan tahan.
persalinan di Kecamatan Tanah Merah sangat
96
Pemetaan Daerah Rawan... 88 – 99 (Sucipto)
Tabel 11. Wilayah Desa dengan Pemenuhan Indikator Kurang Baik di Kecamatan Tanah Merah
Dimensi Kelompok
Indikator Desa
Indikator
A Ketersediaan pangan 1. Konsumsi normative o Semua desa surplus
2. % penduduk yang hidup di o Semua desa rawan
bawah garis kemiskinan
B Akses pangan dan mata 3. % desa yang tidak bisa
pencaharian dilalui roda empat. o Tidak ada
4. % desa yang tidak
mempunyai akses listrik. o Kecuali Patemon,
Pangeleyan dan Basanah
5. Angka harapan hidup pada o Semua desa baik
saat lahir
6. % penduduk buta huruf o Pacentan, Petong,
Landak, Dlambah lao
C Kesehatan dan Gizi 7. Angka kematian bayi o Semua desa tahan
8. % penduduk yang tinggal > o Semua desatahan
5 km dari puskesmas
97
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188
Tabel 12. Alternatif Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Daerah Rawan Pangan di Kecamatan
Tanah Merah
Indikator Identitas Desa
No Alternatif Rekomendasi
Kerawanan Pangan
1. % penduduk yang o Semua desa rawan o Pemerataan hasil pembangunan
hidup di bawah o Program padat karya (non farm)
garis kemiskinan dengan melibatkan aspirasi
masyarakat luas
o Program pelatihan peningkatan
1 ketrampilan bagi masyarakat
o Bantuan kredit usaha kecil dan
menengah
o peningkatan pelayanan penyuluhan
dan pendampingan ketahanan
2. % desa yang tidak o Semua desa kecuali pangan masyarakat
mempunyai akses Patemon, o Program listrik masuk desa, melalui
listrik. Pangeleyan dan pembebasan bea pemasangan
Basanah
2 3. % penduduk buta o Pacentan, Petong, o Program Kejar Paket A dan B
huruf Landak, Dlambah o Penambahan guru bantu di desa
Laok o Pembangunan infrastruktur
pendidikan
98
Pemetaan Daerah Rawan... 88 – 99 (Sucipto)
99