DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan makalah bertema “Fekunditas dengan Kualitas Induk”
yang merupakan salah satu tugas pertama penulis pada mata kuliah Nutrisi Induk
dan Larva.
Makalah ini menjelaskan pengetahuan mengenai “Fekunditas dengan
Kualitas Induk” yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pembanding
bagi penulis selanjutnya dengan makalah yang relevan dan Sebagai latihan bagi
penulis dalam menyusun makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentu masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, penulis menerima dengan senang hati semua saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini yaitu :
1. Hubungan antara tubuh ikan dan jumlah telur yang dihasilkan
2. Hubungan antara fekunditas dengan kualitas induk
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan hubungan antara tubuh ikan dan
jumlah telur yang dihasilkan
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan hubungan antara fekunditas
dengan kualitas induk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan
tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk
memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh
individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk
memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan
(Saanin, 1986).
Banyaknya telur yang belum dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah
atau biasa disebut dengan fekunditas memiliki nilai yang bervariasi sesuai dengan
spesies. Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang
tingkatkelangsungan hidupnya di alam sampai menetas dan ukuran dewasa
sangatditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat
diketahuidengan tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar. Telur yang dihasilkan
memilikiukuran yang bervariasi. Ukuran telur dapat dilihat dengan menghitung
diameter telur. Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari
suatu telur dengan mikrometer yang berskala yang sudah ditera. Pengamatan
fekunditas dandiameter telur dilakukan pada ikan dengan TKG III dan IV (Arief,
2009).
Di alam, pemijahan (spawing) dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
(eksternal) misalnya: hujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, cahaya,
suhu, kimia, fisika air, waktu (malam hari) dan lain – lain. Kondisi lingkungan ini
akan mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon – hormon yang
mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan. Faktor – faktor tersebut
berpengaruh terhadap jumlah telur yang akan dihasilkan (Djuanda, 1981).
Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk
mengukur potensi produksi pada ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu
jumlah telur dalam ovari ikan betina. Peningkatan fekunditas berhubungan dengan
peningkatan berat tubuh dan berat gonad. Fekunditas berbeda-beda tiap spesies dan
kondisi lingkungan berbeda. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada
umumnya memijah di daerah permukaan perairan sedangkan spesies yang
mempunyai fekunditas kecil melindungi telurnya pada tanaman atau substrat
lainnya. Besarnya fekunditas spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk (parental core), kondisi
lingkungan, kepadatan populasi, ketersediaan makanan, ukuran panjang dan bobot
ikan, ukuran diameter telur, dan faktor lingkungan (Syamsudin, 1980).
Nilai-nilai fekunditas ini sangat berguna untuk pendugaan biomassa
pemijahan apabila diketahui pula jumlah pemijahan per tahun, seks rasio dan
lamanya stadia telur (egg stage duration (Sumadhiharga, 1983).
Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih
mendekati kondisi ikan itu daripada panjang. Namun dalam hubungan fekunditas
dengan berat terdapat beberapa kesukaran, berat akan cepat berubah pada waktu
musim pemijahan. Menggunakan fekunditas relatifpun mengalami kesukaran yaitu
tidak dapat dipakai jika membandingkan satu populasi dengan lainnya atau keadaan
dari satu tahun ke tahun lainnya(Aidy, 2003).
Penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang
matang gonadpada TKG III dan IV. Fekunditas diasumsikan sebagai jumlah telur
yang terdapat dalam ovari pada ikan yang telah mencapai TKG III dan IV.
Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode sub-contoh bobot gonad
atau disebut metode gravimetrik. Cara mendapatkan telur yaitu mengambiltelur
ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan dan
ditimbang. Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk ditimbang dengan
menggunakan timbangan elektrik, selanjutnya butiran telur dihitung. Gonad
tersebut diawetkan dengan larutan Gilson untuk melarutkan dinding gonad
sehingga butiran telur terlepas. Larutan Gilson dapat melarutkan jaringan-jaringan
pembungkus telur sehingga memudahkan dalam perhitungan butir-butir telur
(fekunditas) (Unus, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
Aidy, Yusuf. 2003. Analisis Sebaran Ikan Demersal Yang Tertangkap Dengan
Jaring Cantrang Di Perairan Kabupaten Demak. Masters Thesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Bagenal, T.B. and E. Braum. 1978. Eggs and Early Life History, dalam W.E. Ricker
ed.Methods for Assessment of Fish Production in Fresh Water. Blackwell
Scientific Publication.
Harianti. 2013. Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Gabus (Chann Striata Bloch,
1793) di Danau Tempe, Kabupaten Wajo. Jurnal Sainstek Perikanan. 8 (2).
Mulyana, Sri. 2007. Prediksi Produksi Benih Ikan Dengan Logika Fuzzy.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Okfan, A., M. R. Muskananfola., Djuwito. 2015. Studi Ekologi dan Aspek Biologi
Ikan Belanak (Mugil Sp.) di Perairan Muara Sungai Banger, Kota
Pekalongan. Jurnal Perikanan. 4 (3).
Unus, Fahrinydan Sharifuddin Bin Andy Omar. 2010. Analisis Fekunditas dan
Diameter Telur Ikan Malalugis Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833)
Di Perairan Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 20 (1) April 2010: 37–
43.
Wahyuningsih, H. dan T, A. Barus. 2006. Ikhtiologi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Zahid A. dan C.P.H. Simanjuntak. 2009. Biologi Reproduksi dan Faktor Kondisi
Ikan Ilat-Ilat, Cynoglossus Bilineatus (Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae)
Di Perairan Pantai Mayangan Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol
9(1):85-95.