Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan
Maag adalah penyakit yang sering terjadi di
masyarakat, namun begitu penyakit ini sering
diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada
kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa
diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada
lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung
yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan imflamasi atau
peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya merasa
akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar
ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan
berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung.
Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul
(ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari gastritis ?
2. Bagaimana etiologi gastritis ?
3. Bagaimana patofisiologi gastritis
4. Bagaimana cara mengatasi gastritis ?
5. Bagaimana tindakan keperawatan gastritis ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari gastritis
2. Entuk mengetahui eteologi dari gastritis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari gastritis
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan untuk gastritis

1
D. MANFAAT
Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, eteologi
, patofisiologi, dan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada kelien dengan gas tritis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. KONSEP GASTRITIS
A. Pengertian
Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang
berarti lambung, dan it is berarti peradangan atau
pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang
terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh
kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis.
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai
mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan
pembekakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencenaan. Melepaskan epitel akan
merangsang timbulnya peruses imflamasi pada lambung.
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi
pada mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-
kerusakan erosi. (Brunner dan Sudath, 2000 : 1405).
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar
pada mukosa lambung yang berkembang apabila mekanisme
protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan
iritasi lain (Reeves. Lockhart, 2001).

Gastritis dapat dibagi menjadi dua antara lain


menurut Reeves. Lockhart, 2001:

1. Gastritis akut

Proses peradangan lambung jangka pendek yang


terkait dengan konsumsi agar kimia atau makanan yang
mengganggu dan merusak mukosa gastrik.

3
2. Gastritis Kronis
Terbagi dalam dua tipe :
a) Tipe A
Mampu menghasilkan imun sendiri, Tipe
ini berhubungan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya
penurunan sekresi gastrik ini mempengaruhi
produksi antibodi yang berlanjut pada anemia
pernisiosa.
b) Tipe B
Tipe B tidak lazim, biasanya tipe B ini
di kaitkan dengan infeksi bakteri
Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus
pada dinding lambung yang sering terjadi
dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa
penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual
dan muntah yang penyebabnya sering tidak
diketahui (Long ; C. B, 1995).
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab yang sering di jumpai yang
dapat menimbulkan terjadinya gastritis. Seperti, Makanan
minuman yang dapat mersak mukosa lambung. Diantarnya
yaitu :
1. Banyak mengkumsumsi alcohol, bahan etonol salah satu
bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa. Rusaknya
sawar memudahkan terjadinya iritasi pada lambung.
2. Merokok , asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan
adhesi thrombus yang berkontraksi pada penyempitan
pembuluh darah sehingga suplai darah kelambung
mengalami penurunan.
3. Penggunaan obat-obatan seperti asfirin, aspilets dalam
jumlah besar, dapat memicu kenaikan asam lambung yang
berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung

4
karena terjadinya difusi balek ion hidrogen ke epitel
lambung.
4. Kafein
5. Infeksi bakteri terutama sreptococcus dan
stapylococcus,
6. Bahan kimia dan minuman yanag bersifat korosif seperti
asam pekat dan soda kausatif.
7. Makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, panas,
berle mak juga dapat menyebabkan gastritis.
8. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan
asam lambung,
9. Setres pisikologis akan meningkatkan aktivitas sarap
simpatis yang dapat merangsang peningkatan peroduksi
asam lambung .

C. Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-


Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga
dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen
dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat
tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya
dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic
ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi
bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan
faktor defensif terganggu.

5
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan
yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu
asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta
kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis.
Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak
dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam
lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan
mukosa lambung.

Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang


lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok,
sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung.
Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan
permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+
ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam
berlebih menyebabkan edema lalu rusak.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A


atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis
autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal,
yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.

Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H.


pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory,
faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus
kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak
tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan
dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan
bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan

6
lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat
menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam
lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak.
Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri
H. Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir
leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.
Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan
lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga
respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.
Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak
radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi
ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun
nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H.
Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak
sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa
menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari
gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

7
PATHWAY

8
3. Manifestasi Klinis
1. Nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak
yang bertambah berat dengan makan
2. Pendarahan saluran cerna
3. Mual-mual dan muntah
4. Dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan
hematemesis, melena.
5. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan, mual, dan anoreksia. Mungkin terjadi
muntah dan cegukan.
6. Beberapa pasien menujukkan asimptomatik.
7. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang
mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapai
usus.
8. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari,
meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 2
sampai 3 hari.
9. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah
pada hemoragi.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah
menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet
lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-
obatan. Namun secara sepesifik dapat di lakukan dengan
cara :
1. Mengurangi paparan obat-obat yang bersifat iritan.
2. Mengurangi produksi asam untuk melindungi mukosa
lambung dengan antagonis H2, inhibitor pompa
proton, dan atau sukralfat.
3. Gastritis H. Pylori simtomatik diterapi dengan
terapi tripel selama 2 minggu (misalnya omeprazole,
chlarithromyein, dan amoksilin ; bismuth,
metronidazole, dan ampisilin/tetrasiklin).

9
4. Profilaksis antasid sebaiknya diberikan pada
sebagian besar pasien yang sangat kritis.
5. Pedarahan berat pada kasus gastritis stres dapat
diterapi melalui endoskopi ; pada kasus yang
jarang, pedarahan yang refrakter kemungkinan
memerlukan tindakan gastrektomi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah
terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang
positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi
itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan
lambung karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip
bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam
lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).
CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan
dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H.
Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif
dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan
dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang

10
kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.
Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20
sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang
kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada
resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering
terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan
akibat menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
jelas ketika di rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan
merupakan tekhnik penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid
output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat
untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger-
Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin

11
dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam
maksimal (MAO, maximum acid output) setelah
pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti
histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk
mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
II. Konsep Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua /
lebih individu yang dicirikan oleh istilah khusus,
yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki hubungan
darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah
/adopsi dan tinggal dalam satu rumah (Friedman,
1998).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak-anak yang hidup
dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu
keluarga yang hanya dengan satu orang yang
mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau
ditinggalkan

12
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan
istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami
sebagai pencari nafkah dan istri tinggal
dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua
keluarga inti atau lebih atau anggota
keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak
tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah
(kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang
berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang
terdiri dari lebih satu pasangan monogamy
dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman
yang sama
2) Menurut Anderson Carter
 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga
yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung
atau anak angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga
inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah

13
 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah
tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat yang disebabkan
karena perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk
tanpa pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau
konsekuensi dan struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat
beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota
keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap
kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota
keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma
yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga

14
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan
fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara
dan merawat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan, papan dn
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan
anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk
meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan
membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga
memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku
anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang
berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan.

15
Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
e. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari
masing-masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi
(ASI ekslusif 6 bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan
keluarga besar masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena
kehadiran anggota keluarga baru termasuk
siklus hubungan sex

16
 Mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan
lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-
alat sekolah maupun biaya sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa
pendidikan sangat penting untuk masa depan
anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas
dengan lingkungan sekitarnya
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang
bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah

17
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua
dengan menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan
antar pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
seperti dengan berolahraga, berkebun,
mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan
akan adanya kehidupan yang kekal setelah
kehidupan ini.

18
III. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah
sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang
merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk megatasinya.

Norma yang digunakan untuk menentukan status


kesehatan keluarga adalah, seperti yang dijelaskan
oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format
pengkajian keluarga:

a. Data umum

Data umum, yaitu meliputi nama keluarga,


alamat dan telepon, komposisi kleuarga (dilengkapi
dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku
(dikaji data yang berhubungan dengan suku
kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan suku
seseorang atau keluarga), agama (dikaji tentang
agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga
(dikaji data tentang kebiasaan dan pendapatan
keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data
tentang besarnya penghasilan atau pendapatan
keluarga).

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan saat ini

Dikaji tentang tahap perkembangan


tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum


terpenuhi saat ini.

19
Dikaji tentang maladaptif dari tengah
pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang
terpenuhi.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga


inti, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap upaya dan
pengalaman keluarga terhadap pelayanan
kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
kesehatan, meliputi keluhan, berapa lama sudah
terjadi, apa upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi dan bagaimana hasilnya.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan diatas


orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya
generasi tersebut tentang upaya peanggulangan
penyakit, upaya kesehatan yang di pertahankan
sampai saati ini.

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah


kamar, ventilasi, sumber air, jumlah keliarga,
saluran pembuangan limbah, jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kandang ternak.

2) Karakteristik tentang komunikasi

Meliputi tentang jenis pekerjaan yang


dominan dari tetangga diawali yang terdekat
dengan kleuarga.

20
3) Mobilitas keluarga

Bagaimana perpindahan tempat tinggal


yang terjadi dalam keluarga.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan


masyarakat meliputi data keefketifan dalam
berinteraksi dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Meliputi tentang sumbe pendukung eperti


orang tua, mertua, saudara, teman dan lain-
lain.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam


keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga

Meliputi data tentang kemampuan komunikasi


keluarga.

3) Struktur peran

Meliputi data tentang peran anggota keluarga


misalnya, ayah berperan sebagai kepala
keluarga.

4) Nilai dan norma kebudayaan

Meliputi data tentang nilai dan aturan yang


ada dalam keluarga.

21
e. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Meliputi sikap dan perhatian masing-masing


keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.

2) Fungsi sosialisasi

Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-


anak untuk bersosialisasi dengan orang lain.

3) Fungsi peran kesehatan

Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai


masalah kesehatan dan mengambil keputusan
terhadap masalah kesehatan atau manfaat
fasilitas pelayanan kesehatan.

f. Stresor dan koping keluarga

1) Stresor jangka panjang dan pendek

Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit


yang terjadi pada keluarga.

2) Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah

3) Strategi koping yang digunakan

Meliputi mekanisme pertanahan diri yang


digunakan oleh keluarga jika mendapatkan
masalah/stressor.

4) Strategi adaptasi dsifungsional

Meliputi data tentang mekanisme pertahanan


diri (koping) keluarga yang maladaptif.

22
5) Pemeriksaan fisik

Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua


anggota keluarga baik sehat maupun yang sakit.

g. Harapan keluarga

Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga


dengan bantuan yang diberikan oleh perawat
keluarga.

h. Tabel skoring, menurt Effendy (1998, hal 53)

Skala Prioritas Masalah Keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40)
diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan, uraian
dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan
pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai
dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.

Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka


diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin terjadi pada
keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi
NANDA dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nyeri akut/kronis

b. Kerusakan mobilitas fisik

c. Gangguan citra tubuh

d. Gangguan pemenuhan nutrisi

e. Kurang perawatan diri

f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit.

23
3. Intervensi Keperawatan
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana
tindakan perawat untuk kepentingan klien atau keluarga.
Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan
kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab,
selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standar.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan


:

a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan


mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi
klien.

b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat


ukur dan diobservasi dengan pancaindra perawat yang
objektif.

c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan


dana yang dimiliki ketergantungan dapat
diminimalisasi.

4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari
perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang
mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain
(Setaiwan dan Dermawan, 2008, hal 47) :

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang


dibuat.

b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan


prioritas masalah.

c. Kekuatan-kekuatan kleuarga berupa finansial,


motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya
jangan diabaikan.

24
d. Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda
tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
tanggung jawab profesi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses
keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan tahapan yang
menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang
ditetapkan dalam tujuan direncanakan keperawatan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak
tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang ditinjau
kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :

a. Tujuan tidak realistis.

b. Tindakan keperawatan tidak tepat

c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.

25
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S DENGAN SALAH SATU ANGGOTA


KELUARGA MENDERITA GASTRITIS DI DESA DASAN BARU
DUSUN BEBAE LUAR KEC.KEDIRI LOMBOK BARAT

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2017,
asuhan keperawatan keluarga Tn.”H” dengan salah satu
keluarga menderita Gastritis.
1. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.H Pendidikan : tidak sekolah

Umur : 51 tahun Pekerjaan : TKI

Agama : Islam Alamat : Dusun bebae luar

Suku : Sasak Nomor Telpon : -

b. Komposisi Keluarga:
Umur Keterang
Hub. Pekerja Pendidik
No Nama L/P (tahun an
Klg an an
)
Ibu Tinggal
Tidak
1. Ny.M P 45 Istri rumah serumah
sekolah
tangga

Tidaka Belum Tinggal


2. Anak.A L 2,5 Anak
ada sekolah serumah

Tidak Belum Tinggal


3 Anak.A L 2,5 Anak
ada sekolah serumah

26
c. Genogram:

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : tinggal serumah

: Klien

Keluarga Ny.M tinggal bertiga dengan anaknya,


yang sudah berumur 2,5. saat ini Ny. M sendiri
mengalami nyeri pada bagian ulu hati, mual, serta
badan terasa pegal. Ny.M mengatakan hanya makan
sebanyak 2x sehari dan mencoba menghilangkan rasa
nyeri yang diderita dengan meminum obat herbal yang
dibeli di toko obat. Ny.M kadang mengeluh sakit
pada tengkuk yang disertai sakit kepala, Ny. M
mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit ia

27
hanya pergi ke puskesmas bila sakit yang diderita
kian bertambah parah. Ny.M juga mengatakan
memiliki riwayat penyakit gastritis serta hipotensi
sudah sejak lama.
d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: keluarga Ny. M merupakan
keluarga dengan type keluarga Commuter, dimana
Ny.M saat ini tinggal bersama dengan anaknya.
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut:
Tahap perkembangan keluarga
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak:
Ny.M mengatakan anaknya Anak.A belum ada
keinginan untuk menikah.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan: Ny.
M mengatakan tidak ada masalah dalam hubungan
perkawinannya.
3) Membantu orang tua usia lanjut dan sakit –
sakitan dari pihak suami maupun istri: Ny.M
mengatakan orang tuanya sudah lama meninggal.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: sasak
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan: Ny. M
mengatakan tidak ada budaya yang mempengaruhi
tentang kesehatannya
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Ny. M mengatakan tidak ada dalam agamanya yang
mempengaruhi kesehatan dan kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: Tn.H
b) Penghasilan: Ny. M mengatakan penghasilannya

28
suaminya Tn.S selama sebulan ±400.000 rupiah.
c) Harta benda yang dimiliki (perabot,
transportasi, dll): keluarga Ny. M memiliki
sebuah sepeda motor dan satu buah TV dirumahnya.
d) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan, kebutuhan
yang biasa dikeluarkan oleh Ny. M:
Beras 30kg : 300.000
Pulsa listrik : 80.000
Air : 30.000
Sabun : 50.000
Totalnya ±460.000(belum termasuk pengeluaran
keluarga Tn.H)
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. M mengatakan
keluarganya jarang melakukan rekreasi diluar rumah,
keluarga Ny. M sering menonton TV sebagai bentuk
rekreasinya, kadang berkumpul dengan sanak saudara
yang berada di dekat rumah untuk hanya sekedar
mengobrol.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan
dengan anak tertua): saat ini keluarga sedang
berada pada tahap VI, keluarga melepas anak usia
usia dewasa muda (family as Launching center).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
dan kendalanya: tidak ada, Ny. M mengatakan selalu
dapat berkumpul dengan anaknya. Ny. M juga rajin
mengikuti pengajian dan bisa berkumpul dengan warga
yang seusianya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Ny. M
mengatakan bahwa keadaan keluarganya baik.
Sedang Ny. M masih mengeluh nyeri dan terasa
panas pada bagian ulu hati, mual, badan terasa
pegal, kadang mengeluh sakit pada tengkuk yang

29
disertai sakit kepala, Ny.M juga mengatakan
memiliki riwayat penyakit gastritis serta
hipotensi.
b) Riwayat penyakit keturunan: Ny. M mengatakan
tidak mengetahui mengenai riwayat penyakit
orangtuanya.

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga


Imunisas
Tindakan
i
Umur Keadaan Yang
(BCG/Pol Masalah
No Nama (Tahun BB Kesehata telah
io/ kesehatan
) n dilakuka
DPT/HB/
n
Campak
1. Ny. M ±45 57 Sakit Tidak Sakit Pengkaji
kg terkaji pada an
tengkuk tanda-
disertai tanda
pusing, vital
nyeri
pada ulu
hati,mual
, badan
terasa
pegal.

2. Anak.A 2,5 10 Sehat Lengkap Tidak ada Pengkaji


Kg an
tanda-
tanda
vital

3. Anak.A 2,5 10 Sehat Lengkap Tidak ada Pengkaji


Kg an
tanda-

30
tanda
vital

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Ny. M mengatakan jika keluarganya sakit maka di
bawa ke puskesmas.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Ny. M
mengatakan bahwa sebelumnya ia pernah menderita
penyakit gastritis serta hipotensi (Ny. M).
3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1)Luas rumah: 7x8 meter
2)Type rumah: permanen
3)Kepemilikan: milik sendiri
4)Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2 kamar tidur, 1
ruang TV
5) Ventilasi/jendela: 4 buah jendela
6) Pemanfaatan ruangan: semua ruangan dimanfaatkan.
7) Septic tank: ada.
8) Sumber air minum: air galon/air gunung.
9) Kamar mandi/WC: kepemilikan sendiri.
10) Sampah: dibuang di tempat pembuangan sampah umum.
11) Kebersihan lingkungan: cukup bersih
12) Denah rumah

Keterangan :
1 1
1. Kamar tidur
U 2. Ruang tamu
3. Dapur
2 3 4. Teras

31
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan: Ny. M mengatakan bahwa warga
disekitar tempat tinggalnya pada pagi hari pergi
bekerja dan pulang pada sore hari, warganya
biasanya berkumpul pada saat sore hari.
2) Aturan/kesepakatan: tidak ada aturan khusus yang
berlaku di lingkungan tempat tinggalnya.
3) Budaya: Nyongkolan
c. Mobilitas Geografis Keluarga : Ny. M mengatakan
sejak ia menikah dia tidak pernah berpindah rumah
dari dusun bebae ± sudah 20 tahun lamanya ia dan
suami telah menempati rumahnya yang sekarang.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan
Masyarakat: Ny. M mengatakan ia sering mengikuti
kegiatan pengajian yang diadakan di lingkungannya.
e. System Pendudukung Keluarga: Ny. M mengatakan ia
tidak memiliki kartu JKN.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Ny. M mengatakan
selalu berkomunikasi dengan anaknya ketika sedang
tidak bekerja, biasanya sering berkomunikasi sore
sampai malam hari, keluarga Ny. M berkomunikasi
menggunakan bahasa sasak.

b. Struktur Kekuatan Keluarga: Ny. M mengatakan bila


mengambil keputusan ia selalu berdiskusi dengan anak
suaminya.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota
keluarga) Tn.H sebagai kepala keluarga bekerja
sebagai TKI sedangkan Ny.M sendiri sebagai Ibu Rumah
tangga.

32
d. Nilai dan Norma Keluarga: Ny. M mengatakan tentang
agama kepada anak.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif: Ny. M mengatakan saling menyayangi
antara anaknya, Ny.M juga sering dikunjungi oleh
saudara kandungnya.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Ny. M mengatakan
ia jarang berselisih paham dengan anaknya.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Ny. M
mengatakan bahwa hubungan antar keluarganya
baik.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan: Ny. M mengatakan keputusan akhir
tergantung pada suaminya.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: berkumpul
sambil nonton TV.
e) Partisipasi dalam kegiatan social: Ny. M ikut
berpartisipasi jika ada warga yang meninggal
dunia serta ada gotong royong pembuatan masjid.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang
penyakit/masalah kesehatan keluarganya: Ny. M
mengatakan tidak mengetahui dengan jelas
penyakit yang dideritanya.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan
kesehatan yang tepat: keluarga Ny. M membawa
anggota keluarganya ke pelayanan kesehatan
apabila sakit yang diderita sudah parah dan
tidak sembuh.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit : selama muncul keluhan yang diderita Ny.
M belum memeriksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan.

33
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang sehat: rumah Ny. M memiliki sistem
ventilasi di kamarnya berupa jendela. Ny. M
mengatakan selalu membersihakn rumahnya setiap
hari. Keadaan rumah cukup bersih, pencahayaan
cukup.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan di masyarakat: Ny. M mengatakan
membawa keluarganya ke dokter praktek jika sakit
yang diderita sudah parah dan tidak sembuh
dengan perawatan dan obat yang diberikan.
d. Fungsi reproduksi
Ny. M tidak menggunakan KB karna suami di malaysia.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Ny. M
mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari/sandang pangan diperoleh dari hasil
pekerjaan suaminya dan dari anaknya.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat: Ny. M
mengatakan bahwa tidak ada sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan
6. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek: Ny. M mengatakan stress
jika ulu hatinya nyeri.
b. Stressor jangka panjang: Ny. M mengatakan masih
memikirkan masa depan anaknya kelak.
c. Respon keluarga terhada stressor: jika ada masalah
dalam keluarga selalu di diskusikan dengan anaknya.
d. Strategi koping: Ny. M mengatakan jika ada masalah
yang tidak bisa diselesaikan selalu berdiskusi
dengan suaminya.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
- Stressor jangka pendek: jika anggota keluarganya
sakit parah Ny. M menganjurkan untuk berobat ke

34
puskesmas.
7. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi: Ny.”M” mengatakan selalu berusaha
menyediakan makanan yang bergizi bagi keluarga seperti
sayur dan lauk pauk, dan keluarga Ny ”M” juga
mengatakan gizinya cukup. Terlihat dari tidak terdapat
anggota keluarga yang memiliki penyakit kurang gizi.
8. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya: Ny. M berharap
penyakit yang diderita nya cepat sembuh
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada: keluarga Ny. M
berharap agar petugas kesehatan dapat lebih teliti
lagi dalam mengidentifikasi masalah kesehatan.
9. PEMERIKSAAN FISIK
No Variabel Nama anggota keluarga
Ny. M Tn.S Tn.R

1. Riwayat Nyeri serta Tidak ada Tidak ada


penyakit terasa panas
saat ini di ulu hati,
mual, serta
badan terasa
pegal.
2. Keluhan yang Nyeri ulu Tidak ada Tidak ada
dirasakan hati, mual keluhan keluhan
terasa panas
pada ulu
hati.
3. Tanda & Klien Tidak ada Tidak ada
gejala mengeluh tanda dan tanda dan
mual. gejala gejala

4. Riwayat Gastritis Tidak ada Tidak ada


penyakit dan
sebelumnya hipotensi.

35
5. Tanda-tanda TD: 100/60 TD:110/70 TD:120/80
vital mmHg mmHg mmHg
N : 83x/m N: 80x/m N: 82x/m
RR : 22x/m RR : 20x/m RR: 20x/m

6. Sistem N : 83x/m N: 80x/m N: 82x/m


cardiovaskul
er
- Nadi

7. Sistem Bentuk dada Bentuk Bentuk


respirasi simetris dada dada
simetris simetris

8. Sistem GI. Nyeri ulu Tidak ada Tidak ada


Trac hati, serta keluhan keluhan
abdomen yang yang
nyeri pada dirasakan. dirasakan
saat Bentuk . Bentuk
ditekan. abdomen abdomen
simetris, simetris,
tidak ada tidak ada
nyeri nyeri
tekan. tekan.
9. Sistem CM CM CM
persyarafan GCS : 4:5:6 GCS : GCS :
4:5:6 4:5:6
10 Sistem
muskuloskele
tal
a. Otot dan
tulang - Baik - Baik - Baik
- ROM - Tidak ada - Tidak - Tidak

36
- Fraktur - Tidak ada ada ada
- Disloka - Tidak ada - Tidak - Tidak
si ada ada
- Hematom - Tidak - Tidak
a - Cerah ada ada
- Hangat
- Elastis
- Cerah - Cerah
- Hangat - Hangat
b. Integumen - Elastis - Elasti
t s
- Kulit
- Akral
- Turgor
11 Sistem Tidak Tidak Tidak
genetalia terkaji terkaji terkaji

10. Pengkajian Data fokus


No Kriteria Pengkajian
1 Mengenal Ny.M mengatakan tidak mengtahui
masalah tentang penyakitnya, ia hanya tahu
kesehatan bila ia nyeri perut ia maag. Untuk
pengobatan maag ia hanya mengikuti
saran dari seorang kerabat.
2 Mengambil Keluarga Ny. M membawa anggota
keputusan keluarganya ke pelayanan kesehatan
apabila sakit yang diderita sudah
parah dan tidak sembuh.
3 Merawat Ny. M belum bisa cara penyajian yang
anggota tepat untuk penyakit yang dideritanya
keluaraga dan tidak tahu carapenanganan saat
yang sakit terjadi kekambuhan.

37
4 Memodifikasi Rumah Ny. M memiliki sistem ventilasi
lingkungan di kamarnya. Ny. M mengatakan selalu
membersihakn rumahnya setiap hari.
5 Memanfaatkan Ny. M mengatakan membawa keluarganya
sarana ke praktek dokter jika sakit yang
kesehatan diderita sudah parah dan tidak sembuh
dengan perawatan yang diberikan.

11. Analisa data

No Data Penyebab Masalah


1. Data subyektif Ketidakmampuan Kurang
 Ny.M mengatakan tidak keluarga pengetahuan
mengetahui apa itu maag mengenal keluarga
dan penyebabnya. masalah tentang

 Ny.M mengatakan hanya anggota gastritis

makan 2x sehari. keluarga

 Ny.M mengatakan memiliki


riwayat gastritis.
 Ny.M mengatakan sering
mual dan nyeri ulu hati.
 Ny.M mengatakan jika ia
mengalami nyeri ulu hati
ia hanya mengkonsumsi obat
yang di beli diwarung.

Data obyektif
 TD : 100/60mmHg
 Ny.M tidak pernah sekolah
 Saat di tanya mengenai
maag Ny.M tidak mengerti.

38
2. Data subyektif Ketidakmampuan Resiko
 Ny.M kadang mengeluh sakit keluarga kekambuhan
kepala. Merawat

 Ny.M mengatakan bahwa anggota

nyeri ulu hatinya sering keluaraga yang

kambuh. sakit

 Ny.M mengatakan hanya ke


dokter bila sakit yang
diderita kian parah.
 Ny.M tidak memiliki JKN
Data obyektif
 TD: 100/60 mmHg
 Pengeluaran Ny.M lebih
besar dari pada pendapatan
3. Data subyektif: Ketidak Manajemen
 Keluarga mengatakan hanya mampuan pemeliharaan
memiliki 2 jendela keluarga rumah tidak

 Keluarga mengatakan memodifikasi efektif

jendela jarang dibuka lingkungan


tempat tinggal
 Keluarga mengatakan
Ny.M
pencahayaan cukup
 Keluarga mengatakan sering
membuang limbah rumah
tangga di depan rumah
seperti air bekas cucian.
Data obyektif
 Ventilasi/pencerahan
kurang
 Tempat pembuangan sampah
sementara <5m serta dalam
keadaan terbuka

B. RUMUSAN DIAGNOSA

39
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota
keluarganya.
2. Resiko kekambuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga Merawat anggota keluaraga yang sakit.
3. Manajemen pemeliharaan rumah tidak efektif b/d Ketidak
mampuan keluarga memodifikasi lingkungan tempat tinggal
Ny.M

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa I

Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota
keluarganya.

No. Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah Jika penyakit gastritis
Skala : Ancaman (2/3) tidak ditangani dengan
kesehatan x 1 = baik maka akan
2/3 menimbulkan komplikasi
yang berbahaya
2. Kemungkinan Kemungkinan keluarga
masalah dapat (2/2) dapat menangani masalah
diubah x 2 = kesehatan karena
Skala : mudah 2 motivasi untuk sembuh
yang tinggi.
3. Potensial masalah Apabila Ny.”M” tahu
untuk dicegah (3/3) cara merawat dirinya
Skala : Tinggi x 1 = secara mandiri, maka
1 Ny.”M” dapat merawat
dan menjaga kondisinya.
4. Menonjolnya (1/2) Ny.”M” mengatakan

40
masalah x 1 = mengetahui tentang
skala : ada ½ penyakitnya tetapi
masalah tetapi tidak perlu perawatan
tidak perlu khusus.
segera ditangan
Total skor 4 1/6

Diagnosa II

Resiko kekambuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


Merawat anggota keluaraga yang sakit.

No. Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah Jika penyakit gastritis
Skala : Ancaman (2/3) tidak ditangani dengan
kesehatan x 1 = baik maka akan
2/3 menimbulkan komplikasi
yang berbahaya
2. Kemungkinan Komlplikasi hanya bisa
masalah dapat (1/2) ditangani apabila ada
diubah x 2 = kesadaran dari
Skala : hanya 1 keluarga.
sebagian
3. Potensial Apabila Ny.”M” mau
masalah untuk melakukan kontrol
(3/3)
dicegah teratur terhadap
x 1 =
Skala : Tinggi penyakitnya. Maka
1
masalah komplikasi
dapat dicegah.
4. Menonjolnya Ny.”M” mengatakan
(1/2)
masalah kwatir jika tekanan
x 1 =
skala : ada darahnya naik.
½
masalah tetapi

41
tidak perlu
segera ditangan
Total skor 3 1/6

Diagnosa III

Manajemen pemeliharaan rumah tidak efektif b/d Ketidak


mampuan keluarga memodifikasi lingkungan tempat tinggal Ny.M

No. Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah Jika ventilasi tidak
(2/3)
Skala : Ancaman dimanfaatkan maka akan
x 1 =
kesehatan dapat menyebabkan
2/3
masalah kesehatan
2. Kemungkinan Kemungkinan keluarga
(2/2)
masalah dapat dapat memodifikasi
x 2 =
diubah ligkungan sangat mudah.
2
Skala : mudah
3. Potensial masalah Apabila Tn.”S” tahu
untuk dicegah cara memodifikasi
Skala : Tinggi (3/3) lingkungan maka akan
x 1 = dapat membantu untuk
1 dapat memelihara
kesehatan keluarga
Tn.”S”.
4. Menonjolnya Keluarga mengatakan
masalah tidak merasakan adanya
(0/2)
skala : tidak masalah yang
x 1 =
dirasakan diakibatkan karena
0
membuang air limbah di
sekitar rumah.
Total skor 3 2/3

42
Prioritas masalah

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota
keluarganya.
2. Manajemen pemeliharaan rumah tidak efektif b/d Ketidak
mampuan keluarga memodifikasi lingkungan tempat tinggal
Ny.M
3. Resiko kekambuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga Merawat anggota keluaraga yang sakit.

43
C. Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga
No Hari/ Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Dx Tangga Umum Khusus
l
I Jum’at Setelah Keluarga mampu Kognitif Kognitif 1. Lakukan penyuluhan pada
,11/08 dilakukan memahami:  Keluarga keluarga tentang pengertian,

/2017 tindakan manifestasi klinis,


 Pengertian mengetahui
komplikasi, penyebab serta
keperawatan gastritis tentang
cara mencegah terjadinya
selama 1 x  Penyebab pengertian,
gastritis
pertemuan, gastritis penyebab,
2. Motivasi keluarga untuk
keluarga manifestasi
 Manifestasi menyebutkan kembali
mampu klinis,komplika
klinis pengertian, manifestasi
mengenal si, serta cara
gastritis klinis, komplikasi,
masalah mencegah
 Komplikasi penyebab serta cara
kesehatannya terjadinya
gastritis mencegah terjadinya
. gastritis.
 Cara gastritis
pencegahan 3. Ajarkan cara pengobatan
gastritis alternatif penyakit
gastritis.

44
II Jua’at Setelah Setelah Kognitif Kognitif 1. Jelaskan kepada keluarga
,11/08 dilakukan dilakkan  Keluarga diit yang tepat untuk

/2017 tindakan tindakan mengetahi penderita gastritis dan cara


keperawatan keperawatan 1 x tentang diit penanganan saat terjadi
selama 1 x pertemuan, yang tepat untuk kekambuhan.
pertemuan, diharapkan keluarga yang 2. Jelaskan kepada keluarga
keluarga keluarga mampu sakit dan cara pentingnya mengidentifikasi
mampu mengetahi: penanganan saat tentang puskesmas serta
memanfaatkan  Pengertian terjadi manfaat dan keutungan
fasilitas puskesmas kekambuhan. kerugian apabila tidak ke
kesehatan  Manfaat puskesmas.
puskesmas Afektif Afektif 3. Dorong serta Motivasi
 Keuntungan  Keluarga mau keluarga untuk mau
dan kerugian mengidentifikasi berkunjung ke puskesmas.
apabila tidak tentang
ke puskesmas puskesmas serta
keuntungan dan
kerugian apabila
tidak ke
puskesmas.

45
Psikomotor Psikomotor
 Kelurga mampu
menyediakan diit
yang tepatuntuk
keluarga dan
cara penanganan
saat terjadi
kekambuhan.

III. jumat, Setelah Setelah Kognitif Kognitif 1. Lakukan pendidikan


11/08/ dilakukan dilakkan  Keluarga kesehatan tentang PHBS

2017 tindakan tindakan mengetahi serta tatanan PHBS


keperawatan keperawatan 1 x Afektif tentang PHBS 2. Jelaskan kepada keluarga
selama 1 x pertemuan, serta tatanan pentingnya untuk
pertemuan, diharapkan PHBS. memodifikasi lingkungan
keluarga keluarga mampu untuk menjaga agar anggota
mampu mengetahui: Afektif keluarga terhindar dari
memodifikasi  Tentang PHBS masalah yang diakibatkan
 Keluarga mau
lingkungan.  Tatanan PHBS oleh masalah lingkungan.
mengidentifikasi
3. Dorong keluarga untuk dapat
tentang PHBS.
memodifikasi lingkungan.

46
D. IMPLEMENTASI

No. Hari/tgl/ Tindakan Keperawatan Paraf


Dx Jam
I Jumat 1. Melakukan penyuluhan pada keluarga tentang pengertian,
11/08/2017 manifestasi klinis, komplikasi, penyebab serta cara
mencegah terjadinya gastritis.
Jam 10.00- 2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian,
selesai manifestasi klinis, komplikasi, penyebab serta cara
mencegah terjadinya gastritis.
3. Mengajarkan cara pengobatan alternatif penyakit gastritis.

II Sabtu 1. Jelaskan kepada keluarga cara menyediakan diit yang tepat


12/08/2017 untuk penderita gastritis dan cara penanganan saat
twerjadi kekambuhan.
Jam 10.00- 2. Jelaskan kepada keluarga pentingnya mengidentifikasi
selesai tentang puskesmas serta manfaat dan keutungan kerugian
apabila tidak ke puskesmas.
3. Dorong serta Motivasi keluarga untuk mau berkunjung ke
puskesmas.

47
III Minggu 1. Melakukan pendidikan kesehatan tentang PHBS serta
13/08/201 tatanan PHBS
2. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya untuk
Jam 10.00- memodifikasi lingkungan untuk menjaga agar anggota
selesai keluarga terhindar dari masalah yang diakibatkan oleh
masalah lingkungan.
3. Mendorong keluarga untuk dapat memodifikasi lingkungan.

E. Evaluasi

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi


Dx keperawatan
1 Kurang pengetahuan Jumat, 11 – 08 – Memberikan 1. Struktur
berhubungan dengan 2017 penyuluhan tentang a. Keluarga Ny.M dapat
ketidakmampuan : bekerjasama dengan
keluarga dalam
a. Pengertian mahasiswa
mengenal masalah
gastritis b. Keluarga khususnya
kesehatan anggota
b. Etiologi klien Ny.M mengerti
keluarganya.
gastritis maksud dan kunjungan
c. Manifestasi 2. Proses
klinis a. Kelurga dapat terlibat

48
gastritis aktif dalam diskusi
d. Komplikasi b. Keluarga menunjukkan
gastritis minat terhadap kegiatan
e. Cara atau tindakan yang
Pencegahan dapat dilakukan
gastritis c. Keluarga dapat
memberikan respon
verbal dan nonverbal
yang baik
d. Keluarga kooperatif
selama kegiatan
berlangssung
3. Hasil
a. Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
gastritis
b. Menyebutkan manifestasi
klinis gastritis
c. Menyebutkan komplikasi
gastritis
d. Menjelaskan cara

49
pencegahan gastritis.
2 Resiko kekambuhan Sabtu, 12-09-2017 1. Memberikan 2. Struktur
berhubungan dengan penyuluhan tentang a. Keluarga Ny.M dapat
Ketidakmampuan : bekerjasama dengan
keluarga Merawat  Diit yang tepat mahasiswa
anggota keluaraga untuk penderita b. Keluarga khususnya klien
yang sakit. gastritis Ny.M tahu diit yang tepat

 Cara penanganan dan cara penanganan saat

saat terjadi terjadi kekambuhan pada

kekambuhan pada penderita gastritis.

penderita 3. Proses

gastritis a. Kelurga dapat terlibat


aktif dalam diskusi
 Manfaat puskesmas
b. Keluarga menunjukkan minat
 Keuntungan dan
terhadap kegiatan atau
kerugian apabila
tindakan yang dapat
tidak berkunjung
dilakukan
ke puskesmas
c. Keluarga dapat memberikan
2. Mendorong dan
respon verbal dan nonverbal
memotivasi keluarga
yang baik
untuk mau mengunjungi
d. Keluarga kooperatif selama
puskesmas
kegiatan berlangssung
e. Keluarga bersedia kontrol

50
ke puskesmas atau rumah
sakit
4. Hasil
a. Keluarga tahu diit yang
tepat untuk penderita
gastritis
b. Keluarga tahucara
penanganan kekambuhan pada
penderita gastritis
c. Keluarga memahami
keuntungan dan kerugian
bila tidak berkunjung ke
puskesmas

3. Manajemen Minggu , 13 – 08 Memberikan 1. Struktur


pemeliharaan rumah – 2017 penyuluhan tentang: a. Keluarga Ny.M dapat
tidak efektif b/d bekerjasama dengan
 Tentang PHBS
Ketidak mampuan mahasiswa
 Tatanan PHBS
keluarga
b. Keluarga khususnya klien Ny.M
memodifikasi
mengerti maksud dan kunjungan
lingkungan tempat
2. Proses
tinggal Ny.M
a. Keluarga dapat terlibat aktif

51
dalam diskusi:
- Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau
tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga dapat memberikan
respon verbal dan
nonverbal yang baik
- Keluarga kooperatif selama
kegiatan berlangssung
3. Hasil
a. Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
PHBS.
b. Keluarga dapat
menyebutkan tatanan PHBS.
c. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan

52
DAFTAR PUSTAKA

Sukarmin. 2012.Keperawatan Pada System Pencernaan.pustaka


pelajar. Yogyakarta .

http//. Patofisiologi gastritis.

http//.penyakit gangguan pada lambung (gastritis).

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan


Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-
gastritis/

53

Anda mungkin juga menyukai