PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan
Maag adalah penyakit yang sering terjadi di
masyarakat, namun begitu penyakit ini sering
diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada
kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa
diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada
lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung
yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan imflamasi atau
peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya merasa
akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar
ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan
berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung.
Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul
(ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari gastritis ?
2. Bagaimana etiologi gastritis ?
3. Bagaimana patofisiologi gastritis
4. Bagaimana cara mengatasi gastritis ?
5. Bagaimana tindakan keperawatan gastritis ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari gastritis
2. Entuk mengetahui eteologi dari gastritis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari gastritis
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan untuk gastritis
1
D. MANFAAT
Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, eteologi
, patofisiologi, dan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada kelien dengan gas tritis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP GASTRITIS
A. Pengertian
Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang
berarti lambung, dan it is berarti peradangan atau
pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang
terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh
kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis.
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai
mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan
pembekakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencenaan. Melepaskan epitel akan
merangsang timbulnya peruses imflamasi pada lambung.
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi
pada mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-
kerusakan erosi. (Brunner dan Sudath, 2000 : 1405).
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar
pada mukosa lambung yang berkembang apabila mekanisme
protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan
iritasi lain (Reeves. Lockhart, 2001).
1. Gastritis akut
3
2. Gastritis Kronis
Terbagi dalam dua tipe :
a) Tipe A
Mampu menghasilkan imun sendiri, Tipe
ini berhubungan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya
penurunan sekresi gastrik ini mempengaruhi
produksi antibodi yang berlanjut pada anemia
pernisiosa.
b) Tipe B
Tipe B tidak lazim, biasanya tipe B ini
di kaitkan dengan infeksi bakteri
Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus
pada dinding lambung yang sering terjadi
dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa
penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual
dan muntah yang penyebabnya sering tidak
diketahui (Long ; C. B, 1995).
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab yang sering di jumpai yang
dapat menimbulkan terjadinya gastritis. Seperti, Makanan
minuman yang dapat mersak mukosa lambung. Diantarnya
yaitu :
1. Banyak mengkumsumsi alcohol, bahan etonol salah satu
bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa. Rusaknya
sawar memudahkan terjadinya iritasi pada lambung.
2. Merokok , asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan
adhesi thrombus yang berkontraksi pada penyempitan
pembuluh darah sehingga suplai darah kelambung
mengalami penurunan.
3. Penggunaan obat-obatan seperti asfirin, aspilets dalam
jumlah besar, dapat memicu kenaikan asam lambung yang
berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung
4
karena terjadinya difusi balek ion hidrogen ke epitel
lambung.
4. Kafein
5. Infeksi bakteri terutama sreptococcus dan
stapylococcus,
6. Bahan kimia dan minuman yanag bersifat korosif seperti
asam pekat dan soda kausatif.
7. Makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, panas,
berle mak juga dapat menyebabkan gastritis.
8. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan
asam lambung,
9. Setres pisikologis akan meningkatkan aktivitas sarap
simpatis yang dapat merangsang peningkatan peroduksi
asam lambung .
C. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
5
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan
yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu
asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta
kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis.
Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak
dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam
lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan
mukosa lambung.
2. Gastritis Kronis
6
lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat
menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam
lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak.
Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri
H. Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir
leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.
Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan
lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga
respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.
Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak
radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi
ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun
nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H.
Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak
sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa
menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari
gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.
7
PATHWAY
8
3. Manifestasi Klinis
1. Nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak
yang bertambah berat dengan makan
2. Pendarahan saluran cerna
3. Mual-mual dan muntah
4. Dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan
hematemesis, melena.
5. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan, mual, dan anoreksia. Mungkin terjadi
muntah dan cegukan.
6. Beberapa pasien menujukkan asimptomatik.
7. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang
mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapai
usus.
8. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari,
meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 2
sampai 3 hari.
9. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah
pada hemoragi.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah
menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet
lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-
obatan. Namun secara sepesifik dapat di lakukan dengan
cara :
1. Mengurangi paparan obat-obat yang bersifat iritan.
2. Mengurangi produksi asam untuk melindungi mukosa
lambung dengan antagonis H2, inhibitor pompa
proton, dan atau sukralfat.
3. Gastritis H. Pylori simtomatik diterapi dengan
terapi tripel selama 2 minggu (misalnya omeprazole,
chlarithromyein, dan amoksilin ; bismuth,
metronidazole, dan ampisilin/tetrasiklin).
9
4. Profilaksis antasid sebaiknya diberikan pada
sebagian besar pasien yang sangat kritis.
5. Pedarahan berat pada kasus gastritis stres dapat
diterapi melalui endoskopi ; pada kasus yang
jarang, pedarahan yang refrakter kemungkinan
memerlukan tindakan gastrektomi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah
terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang
positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi
itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan
lambung karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip
bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam
lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).
CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan
dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H.
Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif
dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan
dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
10
kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas
usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.
Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu
kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20
sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang
kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada
resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering
terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan
akibat menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
jelas ketika di rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan
merupakan tekhnik penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk
dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid
output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat
untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger-
Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin
11
dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam
maksimal (MAO, maximum acid output) setelah
pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti
histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk
mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
II. Konsep Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua /
lebih individu yang dicirikan oleh istilah khusus,
yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki hubungan
darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah
/adopsi dan tinggal dalam satu rumah (Friedman,
1998).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak-anak yang hidup
dalam rumah tangga yang sama
Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu
keluarga yang hanya dengan satu orang yang
mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau
ditinggalkan
12
Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan
istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka
Bujang dewasa yang tinggal sendirian
Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami
sebagai pencari nafkah dan istri tinggal
dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja
Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua
keluarga inti atau lebih atau anggota
keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
keluarga dengan orang tua yg memiliki anak
tanpa menikah
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah
(kumpul kebo)
keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang
berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan yang menikah
keluarga komuni adalah rumah tangga yang
terdiri dari lebih satu pasangan monogamy
dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman
yang sama
2) Menurut Anderson Carter
Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga
yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung
atau anak angkat
Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga
inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah
13
Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti
Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah
tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat yang disebabkan
karena perceraian atau kematian
Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama
Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk
tanpa pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau
konsekuensi dan struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat
beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota
keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap
kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota
keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma
yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
14
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan
fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara
dan merawat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan, papan dn
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan
anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk
meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan
membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga
memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku
anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang
berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan.
15
Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
e. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
Saling memuaskan antar pasangan
Beradaptasi dengan keluarga besar dari
masing-masing pihak
Merencanakan dengan matang jumlah anak
Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
Mempersiapkan biaya persalinan
Mempersiapkan mental calon orang tua
Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi
(ASI ekslusif 6 bln)
Memberikan kasih sayang
Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan
keluarga besar masing-masing pasangan
Pasangan kembali melakukan adaptasi karena
kehadiran anggota keluarga baru termasuk
siklus hubungan sex
16
Mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
Mulai menanamkan keyakinan beragama
Mengenalkan kultur keluarga
Memenuhi kebutuhan bermain anak
Membantu anak dalam sosialisasi dengan
lingkungan sekitar
Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-
alat sekolah maupun biaya sekolah
Membiasakan belajar teratur
Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolahnya
Memberikan pengertian pada anak bahwa
pendidikan sangat penting untuk masa depan
anak
Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas
dengan lingkungan sekitarnya
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
Memberikan kebebasan dalam batasan yang
bertanggung jawab
Mempertahankan komunikasi dua arah
17
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu anak untuk mandiri
Mempertahankan komunikasi
Memperluas hubungan keluarga antara orang tua
dengan menantu
Menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
Menjaga keintiman pasangan
Merencanakan kegiatan yang akan datang
Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
Memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
Saling memberikan perhatian yang menyenangkan
antar pasangan
Memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan
Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
seperti dengan berolahraga, berkebun,
mengasuh cucu
Pada masa tua pasangan saling mengingatkan
akan adanya kehidupan yang kekal setelah
kehidupan ini.
18
III. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah
sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang
merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk megatasinya.
a. Data umum
19
Dikaji tentang maladaptif dari tengah
pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang
terpenuhi.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
20
3) Mobilitas keluarga
d. Struktur keluarga
3) Struktur peran
21
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
2) Fungsi sosialisasi
22
5) Pemeriksaan fisik
g. Harapan keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40)
diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan, uraian
dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan
pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai
dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
a. Nyeri akut/kronis
23
3. Intervensi Keperawatan
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana
tindakan perawat untuk kepentingan klien atau keluarga.
Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan
kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab,
selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standar.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari
perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang
mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain
(Setaiwan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
24
d. Pedokumentasian implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda
tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
tanggung jawab profesi.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses
keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan tahapan yang
menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang
ditetapkan dalam tujuan direncanakan keperawatan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak
tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang ditinjau
kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2017,
asuhan keperawatan keluarga Tn.”H” dengan salah satu
keluarga menderita Gastritis.
1. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.H Pendidikan : tidak sekolah
b. Komposisi Keluarga:
Umur Keterang
Hub. Pekerja Pendidik
No Nama L/P (tahun an
Klg an an
)
Ibu Tinggal
Tidak
1. Ny.M P 45 Istri rumah serumah
sekolah
tangga
26
c. Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Klien
27
hanya pergi ke puskesmas bila sakit yang diderita
kian bertambah parah. Ny.M juga mengatakan
memiliki riwayat penyakit gastritis serta hipotensi
sudah sejak lama.
d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: keluarga Ny. M merupakan
keluarga dengan type keluarga Commuter, dimana
Ny.M saat ini tinggal bersama dengan anaknya.
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut:
Tahap perkembangan keluarga
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapatkan melalui
perkawinan anak-anak:
Ny.M mengatakan anaknya Anak.A belum ada
keinginan untuk menikah.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan: Ny.
M mengatakan tidak ada masalah dalam hubungan
perkawinannya.
3) Membantu orang tua usia lanjut dan sakit –
sakitan dari pihak suami maupun istri: Ny.M
mengatakan orang tuanya sudah lama meninggal.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: sasak
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan: Ny. M
mengatakan tidak ada budaya yang mempengaruhi
tentang kesehatannya
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Ny. M mengatakan tidak ada dalam agamanya yang
mempengaruhi kesehatan dan kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: Tn.H
b) Penghasilan: Ny. M mengatakan penghasilannya
28
suaminya Tn.S selama sebulan ±400.000 rupiah.
c) Harta benda yang dimiliki (perabot,
transportasi, dll): keluarga Ny. M memiliki
sebuah sepeda motor dan satu buah TV dirumahnya.
d) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan, kebutuhan
yang biasa dikeluarkan oleh Ny. M:
Beras 30kg : 300.000
Pulsa listrik : 80.000
Air : 30.000
Sabun : 50.000
Totalnya ±460.000(belum termasuk pengeluaran
keluarga Tn.H)
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. M mengatakan
keluarganya jarang melakukan rekreasi diluar rumah,
keluarga Ny. M sering menonton TV sebagai bentuk
rekreasinya, kadang berkumpul dengan sanak saudara
yang berada di dekat rumah untuk hanya sekedar
mengobrol.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan
dengan anak tertua): saat ini keluarga sedang
berada pada tahap VI, keluarga melepas anak usia
usia dewasa muda (family as Launching center).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
dan kendalanya: tidak ada, Ny. M mengatakan selalu
dapat berkumpul dengan anaknya. Ny. M juga rajin
mengikuti pengajian dan bisa berkumpul dengan warga
yang seusianya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Ny. M
mengatakan bahwa keadaan keluarganya baik.
Sedang Ny. M masih mengeluh nyeri dan terasa
panas pada bagian ulu hati, mual, badan terasa
pegal, kadang mengeluh sakit pada tengkuk yang
29
disertai sakit kepala, Ny.M juga mengatakan
memiliki riwayat penyakit gastritis serta
hipotensi.
b) Riwayat penyakit keturunan: Ny. M mengatakan
tidak mengetahui mengenai riwayat penyakit
orangtuanya.
30
tanda
vital
Keterangan :
1 1
1. Kamar tidur
U 2. Ruang tamu
3. Dapur
2 3 4. Teras
31
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan: Ny. M mengatakan bahwa warga
disekitar tempat tinggalnya pada pagi hari pergi
bekerja dan pulang pada sore hari, warganya
biasanya berkumpul pada saat sore hari.
2) Aturan/kesepakatan: tidak ada aturan khusus yang
berlaku di lingkungan tempat tinggalnya.
3) Budaya: Nyongkolan
c. Mobilitas Geografis Keluarga : Ny. M mengatakan
sejak ia menikah dia tidak pernah berpindah rumah
dari dusun bebae ± sudah 20 tahun lamanya ia dan
suami telah menempati rumahnya yang sekarang.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan
Masyarakat: Ny. M mengatakan ia sering mengikuti
kegiatan pengajian yang diadakan di lingkungannya.
e. System Pendudukung Keluarga: Ny. M mengatakan ia
tidak memiliki kartu JKN.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Ny. M mengatakan
selalu berkomunikasi dengan anaknya ketika sedang
tidak bekerja, biasanya sering berkomunikasi sore
sampai malam hari, keluarga Ny. M berkomunikasi
menggunakan bahasa sasak.
32
d. Nilai dan Norma Keluarga: Ny. M mengatakan tentang
agama kepada anak.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif: Ny. M mengatakan saling menyayangi
antara anaknya, Ny.M juga sering dikunjungi oleh
saudara kandungnya.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Ny. M mengatakan
ia jarang berselisih paham dengan anaknya.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Ny. M
mengatakan bahwa hubungan antar keluarganya
baik.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan: Ny. M mengatakan keputusan akhir
tergantung pada suaminya.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: berkumpul
sambil nonton TV.
e) Partisipasi dalam kegiatan social: Ny. M ikut
berpartisipasi jika ada warga yang meninggal
dunia serta ada gotong royong pembuatan masjid.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang
penyakit/masalah kesehatan keluarganya: Ny. M
mengatakan tidak mengetahui dengan jelas
penyakit yang dideritanya.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan
kesehatan yang tepat: keluarga Ny. M membawa
anggota keluarganya ke pelayanan kesehatan
apabila sakit yang diderita sudah parah dan
tidak sembuh.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit : selama muncul keluhan yang diderita Ny.
M belum memeriksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan.
33
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang sehat: rumah Ny. M memiliki sistem
ventilasi di kamarnya berupa jendela. Ny. M
mengatakan selalu membersihakn rumahnya setiap
hari. Keadaan rumah cukup bersih, pencahayaan
cukup.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan di masyarakat: Ny. M mengatakan
membawa keluarganya ke dokter praktek jika sakit
yang diderita sudah parah dan tidak sembuh
dengan perawatan dan obat yang diberikan.
d. Fungsi reproduksi
Ny. M tidak menggunakan KB karna suami di malaysia.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Ny. M
mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari/sandang pangan diperoleh dari hasil
pekerjaan suaminya dan dari anaknya.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat: Ny. M
mengatakan bahwa tidak ada sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan
6. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek: Ny. M mengatakan stress
jika ulu hatinya nyeri.
b. Stressor jangka panjang: Ny. M mengatakan masih
memikirkan masa depan anaknya kelak.
c. Respon keluarga terhada stressor: jika ada masalah
dalam keluarga selalu di diskusikan dengan anaknya.
d. Strategi koping: Ny. M mengatakan jika ada masalah
yang tidak bisa diselesaikan selalu berdiskusi
dengan suaminya.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
- Stressor jangka pendek: jika anggota keluarganya
sakit parah Ny. M menganjurkan untuk berobat ke
34
puskesmas.
7. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi: Ny.”M” mengatakan selalu berusaha
menyediakan makanan yang bergizi bagi keluarga seperti
sayur dan lauk pauk, dan keluarga Ny ”M” juga
mengatakan gizinya cukup. Terlihat dari tidak terdapat
anggota keluarga yang memiliki penyakit kurang gizi.
8. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya: Ny. M berharap
penyakit yang diderita nya cepat sembuh
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada: keluarga Ny. M
berharap agar petugas kesehatan dapat lebih teliti
lagi dalam mengidentifikasi masalah kesehatan.
9. PEMERIKSAAN FISIK
No Variabel Nama anggota keluarga
Ny. M Tn.S Tn.R
35
5. Tanda-tanda TD: 100/60 TD:110/70 TD:120/80
vital mmHg mmHg mmHg
N : 83x/m N: 80x/m N: 82x/m
RR : 22x/m RR : 20x/m RR: 20x/m
36
- Fraktur - Tidak ada ada ada
- Disloka - Tidak ada - Tidak - Tidak
si ada ada
- Hematom - Tidak - Tidak
a - Cerah ada ada
- Hangat
- Elastis
- Cerah - Cerah
- Hangat - Hangat
b. Integumen - Elastis - Elasti
t s
- Kulit
- Akral
- Turgor
11 Sistem Tidak Tidak Tidak
genetalia terkaji terkaji terkaji
37
4 Memodifikasi Rumah Ny. M memiliki sistem ventilasi
lingkungan di kamarnya. Ny. M mengatakan selalu
membersihakn rumahnya setiap hari.
5 Memanfaatkan Ny. M mengatakan membawa keluarganya
sarana ke praktek dokter jika sakit yang
kesehatan diderita sudah parah dan tidak sembuh
dengan perawatan yang diberikan.
Data obyektif
TD : 100/60mmHg
Ny.M tidak pernah sekolah
Saat di tanya mengenai
maag Ny.M tidak mengerti.
38
2. Data subyektif Ketidakmampuan Resiko
Ny.M kadang mengeluh sakit keluarga kekambuhan
kepala. Merawat
kambuh. sakit
B. RUMUSAN DIAGNOSA
39
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota
keluarganya.
2. Resiko kekambuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga Merawat anggota keluaraga yang sakit.
3. Manajemen pemeliharaan rumah tidak efektif b/d Ketidak
mampuan keluarga memodifikasi lingkungan tempat tinggal
Ny.M
Diagnosa I
40
masalah x 1 = mengetahui tentang
skala : ada ½ penyakitnya tetapi
masalah tetapi tidak perlu perawatan
tidak perlu khusus.
segera ditangan
Total skor 4 1/6
Diagnosa II
41
tidak perlu
segera ditangan
Total skor 3 1/6
Diagnosa III
42
Prioritas masalah
43
C. Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga
No Hari/ Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Dx Tangga Umum Khusus
l
I Jum’at Setelah Keluarga mampu Kognitif Kognitif 1. Lakukan penyuluhan pada
,11/08 dilakukan memahami: Keluarga keluarga tentang pengertian,
44
II Jua’at Setelah Setelah Kognitif Kognitif 1. Jelaskan kepada keluarga
,11/08 dilakukan dilakkan Keluarga diit yang tepat untuk
45
Psikomotor Psikomotor
Kelurga mampu
menyediakan diit
yang tepatuntuk
keluarga dan
cara penanganan
saat terjadi
kekambuhan.
46
D. IMPLEMENTASI
47
III Minggu 1. Melakukan pendidikan kesehatan tentang PHBS serta
13/08/201 tatanan PHBS
2. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya untuk
Jam 10.00- memodifikasi lingkungan untuk menjaga agar anggota
selesai keluarga terhindar dari masalah yang diakibatkan oleh
masalah lingkungan.
3. Mendorong keluarga untuk dapat memodifikasi lingkungan.
E. Evaluasi
48
gastritis aktif dalam diskusi
d. Komplikasi b. Keluarga menunjukkan
gastritis minat terhadap kegiatan
e. Cara atau tindakan yang
Pencegahan dapat dilakukan
gastritis c. Keluarga dapat
memberikan respon
verbal dan nonverbal
yang baik
d. Keluarga kooperatif
selama kegiatan
berlangssung
3. Hasil
a. Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
gastritis
b. Menyebutkan manifestasi
klinis gastritis
c. Menyebutkan komplikasi
gastritis
d. Menjelaskan cara
49
pencegahan gastritis.
2 Resiko kekambuhan Sabtu, 12-09-2017 1. Memberikan 2. Struktur
berhubungan dengan penyuluhan tentang a. Keluarga Ny.M dapat
Ketidakmampuan : bekerjasama dengan
keluarga Merawat Diit yang tepat mahasiswa
anggota keluaraga untuk penderita b. Keluarga khususnya klien
yang sakit. gastritis Ny.M tahu diit yang tepat
penderita 3. Proses
50
ke puskesmas atau rumah
sakit
4. Hasil
a. Keluarga tahu diit yang
tepat untuk penderita
gastritis
b. Keluarga tahucara
penanganan kekambuhan pada
penderita gastritis
c. Keluarga memahami
keuntungan dan kerugian
bila tidak berkunjung ke
puskesmas
51
dalam diskusi:
- Keluarga menunjukkan minat
terhadap kegiatan atau
tindakan yang dapat
dilakukan
- Keluarga dapat memberikan
respon verbal dan
nonverbal yang baik
- Keluarga kooperatif selama
kegiatan berlangssung
3. Hasil
a. Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
PHBS.
b. Keluarga dapat
menyebutkan tatanan PHBS.
c. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
52
DAFTAR PUSTAKA
http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-
gastritis/
53