(ICRA)
RUMAH SAKIT WILUJENG
KABUPATEN KEDIRI
Disusun Oleh :
Jln Joyoboyo No. 04 Padangan- Kayen Kidul- Kediri Kode Pos 64183
Website: www.rswilujeng.com
Lampiran :
Nomor :
Tanggal :
BAB I Tentang :
PENGERTIAN
1
Infection Control Risk Assessment ( ICRA ) dibagi menjadi 2, yaitu ICRA
untuk kontruksi bangunan dan ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit.
ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit merupakan bagian dari proses
perencanaan PPI, sebagai langkah awal untuk mengembangkan rencana dengan baik.
Perencanaan yang dilakukan secara bersama, merupakan bentuk dasar dari program.
Membantu melakukan fokus surveilance dan kegiatan program lainnya dan
merupakan ketentuan persyaratan yang harus dipenuhi.
Infection Control Assegment melakukan identifikasi risiko untuk infeksi yang
diperoleh dan di transmisikan berdasarkan :
- Lokasi geografi, community dan populasi yang dilayani
- Asuhan, pengobatan dan pelayanan yang disediakan
- Analisis dari kegiatan surveilance dan data infeksi lainnya.
- Identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang significant
ICRA untuk kontruksi pembangunan merupakan proses menetapkan risiko
potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam
fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.
Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yg
mengevaluasi jenis/macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk
klasifikasi penetapan tingkat.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit adalah seluruh
bagian ruang keperawatan di rumah sakit.
Kelompok resikonya yaitu, antibiotic – resistant organisms, kegagalan dari
kegiatan/tindakan pencegahan, kegiatan isolasi, kebijakan dan prosedur, kesiapan,
HAIs, environment, serta kesehatan karyawan.
Risk Assessment didapatkan dengan masukan interdisciplinary :
1. Infection prevention personel (Komite/Panitia/Tim PPIRS, IPCN)
2. Staf medis
3. Perawat
4. Pegawai rumah sakit
5. Prioritas dan dokumen risiko
Sedangkan ruang lingkup ICRA untuk rekontruksi pembangunan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Komite PPI membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan pelatihan
2
2. Bagian teknik memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan
perijinan.
3. Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah)
4. Tim K-3 RS melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan
5. Bagian keamanan è penjagaan keamanan ( Security)
BAB III
TATA LAKSANA
Type Kriteria
A Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
1. Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
2. Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
3. wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding
atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yang
kelihatan
B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan debu
minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
1. Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
2. Akses ke ruang terbuka.
3. Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu
dapat di kontrol
C Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi
atau memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/
3
pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
1. Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup
dinding
2. pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai,
plafon langit-2 dan pekerjaan khusus.
3. Kontruksi dinding baru.
4. Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-
langit
5. Kegiatan kabel utama
6. Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift
kerja tunggal.
D Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
1. Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
2. Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan /
penghapusan sistem perkabelan lengkap.
3. Kontruksi baru
4
Table 3.2 : Tabel Identify the Patient Risk Groups
5
waktu pemotongan rapat.
3. Seal pintu yang tidak 3. Pel basah dan/atau vakum
terpakai dengan lakban. dengan HEPA filter, vakum
4. Blokir dan tutup ventilasi
sebelum meninggalkan area
udara.
kerja.
5. Tempatkan tirai debu di
4. Setelah selesai,
pintu masuk dan keluar area
mengembalikan sistem
kerja.
HVAC di mana pekerjaan
6. Hilangkan atau isolasi
dilakukan
sistem HVAC ("heating,
ventilation, dan air-
conditioning) yang sedang
dilaksanakan.
6
transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi
atau gerobak. Pita penutup jika
tidak tutup yang kuat
Clas Selama Pembangunan Proyek Setelah penyelesaian proyek
s
IV 1. Untuk mencegah 1. Jangan menghilangkan
kontaminasi sistem saluran barier dari area kerja
maka isolasi sistem HVAC di sampai proyek selesai
area, dimana pekerjaan sedang diperiksa oleh
dilakukan Komite/Panitia PPIRS.
2. Lengkapi semua barier
Dibersihkan oleh bagin
penting yaitu sheetrock,
kebersihan RS..
plywood, plastic untuk 2. Hilangkan barier
menutup area dari area yg tdk material dengan hati-2
untuk kerja atau menerapkan untuk meminimalisasi
metode pengendalian kubus penyebaran dari kotoran
(gerobak dng penutup plastik & dan puing-2 yg terkait dng
koneksi disegel ke tempat kontruksi.
3. Wadah untuk limbah
bekerja dng HEPA vakum utk
kontruksi harus ditutup
menyedot debu sebelum
rapat sebelum kontruksi.
keluar) sebelum kontruksi
4. Wadah transportasi atau
dimulai.
gerobak agar ditutup rapat.
3. Menjaga tekanan udara
5. Vakum area kerja dengan
negatif di dalam tempat kerja
vakum HEPA filter.
dengan menggunakan HEPA 6. Area di pel dengan pel
unit yang dilengkapi dengan basah dengan
penyaringan udara. pembersih/desinfektan.
4. Segel lubang, pipa, saluran 7. Setelah selesai
& lubang-2 kecil yg bisa mengembalikan sistem
menyebabkan kebocoran HVAC dimana pekerjaan
5. Membangun
dilakukan
serambi/ruangan dan semua
personil melewati ruangan ini
sehingga dapat disedot debunya
dengan vakum cleaner HEPA
sebelum meninggalkan tempat
kerja atau mereka bisa
7
memakai kain atau baju kertas
yg di lepas setiap kali mereka
meninggalkan tempat kerja
6. Semua personil memasuki
tempat kerja diwajibkan untuk
mengenakan penutup sepatu.
Penutup sepatu harus diganti
setiap kali pekerja keluar dari
area kerja
Table 3.4 : Tabel deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas
6.) Identifikasi masalah yg berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik dalam
hal terjadinya kemungkinan pemadaman.
7.) IdentifIkasi langkah - langkah pencegahan , menggunakan penilaian
sebelumnya, apa jenis bariernya (misalnya bariernya dinding yang tertutup
rapat). Apakah HEPA filter diperlukan.?
(Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di renovasi/kontruksi
seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan dan merupakan area negatif
terhadap daerah sekitarnya.)
8.) Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat
merusak kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon)
9.) Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayanan
pasien.
10.) Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran
udara negatif yang memadai
11.) Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci
tangan.
12.) Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan
tersebut.
13.) Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan
bersih dan kotor
8
14.) Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim
proyek (misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing
(bagaimana dan kapan)
5. Evaluasi Organisasi
1.) Diskripsikan faktor-2
2.) Karateristik yang meningkatkan risiko infeksi
3.) Karateristik yang menurunkan risiko infeksi
4.) Masukan dari rapat, form isian yang sudah dilengkapi
5.) Temuan dari risk asesmen
6.) Faktor-faktor yang termasuk :
a) Geografi dan environmental
b) Karateristik populasi
c) Area endemik infeksi
d) Area lainnya yang terkait infeksi
e) Karateristik asuhan medis
f) Pelayanan yang disediakan
6. Geografi dan populasi risk assessment
9
Faktor Karateristik yang Karateristik yang
Meningkatkan Risiko Meningkatkan Risiko
Geografi & lingkungan
RS
Karateristik populasi
Area lainnya – terkait
risiko
Tabel 3.5 : Tabel Geografi dan populasi risk assessment
10
7. Risk Assessment
Kelompok kerja/Tim mulai bekerja melakukan risk assessmen à
Melakukan evaluasi potensial risiko utk infeksi/kontaminasi/ terpapar di
setiap 3 kategori dari probability, impact dan current systems.
POTENSIAL
POTENSIAL
RISK/ PROBABILITY PROBABILITY SCORE
RISK/PROBLEM
PROBLEM
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
11
• Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tidak
berhubungan dengan penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, misal : cacat,
lumpuh
• Kehilangan fungsi
motorik/sensorik/ psikologis atau
intelektual (ireversibel), tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Katatropik Kematian yang tdk berhubungan dengan
perjalanan penyakit
Tabel 3.8 : Tabel Risk / Impact
Current system
5 = None
4 = Poor
3 = Fair
2 = Good
1 = Solid
12
perawatan
5 = None
4 = Poor
3 = Fair
2 = Good
1 = Solid
13
BAB IV
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Ditetapkan di : Kediri
Pada Tanggal :
14
Direktur Rumah Sakit Wilujeng
Kabupaten Kediri
15