Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing :
Disusun oleh :
Firda Amelia
14D112208
1
DAFTAR ISI
Indikasi Pulpektomi……………………………………………………………. 4
2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pulpektomi
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar
dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah
mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan
jaringan keras yang luas. Perawatan pulpektomi sama seperti perawatan saluran akar
yang dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu preparasi biomekanis saluran akar
(pembersihan dan pembentukan), sterilisasi dan obturasi saluran akar. Preparasi
biomekanis merupakan langkah untuk membuka jalan masuk ke kamar pulpa yang
menghasilkan penetrasi garis lurus ke orifis saluran akar. Langkah selanjutnya adalah
eksplorasi saluran akar, ekstirpasi jaringan pulpa yang tertinggal dan debridemen
jaringan, langkah ini diikuti dengan instrumentasi, irigasi serta disinfeksi saluran akar
dan diakhiri dengan obturasi. Obturasi merupakan langkah yang bertujuan untuk
menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang sistem saluran akar, dari koronal
sampai ke apeks . Dengan dilakukannya beberapa tahapan perawatan tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan perawatan pulpektomi pada gigi desidui
(1).
Gigi yang akan dirawat pulpektomi biasanya gigi sulung yang pulpanya telah
mengalami inflamasi dan nekrosis. Pada kasus ini, perawatan pulpektomi diharapkan
dapat menghilangkan mikroorganisme dan jaringan pulpa yang terinfeksi serta
menggantikannya dengan bahan buatan untuk mempertahankan gigi agar tetap bisa
berfungsi secara fisiologis. Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan
lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil
perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran
diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik
(1).
3
B. Tujuan Pulpektomi
a. Mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologik
oleh jaringan sekitarnya, ini berarti bahwa gigi tersebut tanpa simptom, dapat
berfungsi dan tidak ada tanda-tanda patologik yang lain.
b. Membersihkan kavitas pulpa yang terinfeksi dan kotoran toksik serta untuk
membentuk saluran akar agar dapat menerima bahan pengisi yang akan
menutup seluruh sistem saluran akar.
c. Mempertahankan gigi sulung sampai waktunya tanggal sehingga gigi tetangga
tidak drifting (2).
4
E. Klasifikasi Pulpektomi (2)
1). Pulpektomi vital :
Defenisi :
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.
Indikasi :
a. Gigi anterior yang mengalami trauma sehingga terjadi kelainan secara patologis
b. Gigi posterior dan anterio yang mengalami inflamasi kronis dengan saluran akar
yang masih baik dan benih gigi pengganti masih jauh.
c. Tidak ada resobsi akar eksterna maupun interna >1/3 apikal
d. Pasien dan orang tua bersedia dilakukan prosedur anastesi saat dilakukan perawatan
2). Pulpektomi devital
Definisi :
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih
dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi :
a. Gigi anterior maupun posterior yang mengalami inflamasi kronis
b. Pasien dan orang tua tidak bersedia dilakukan prosedur anastesi
3). Pulpektomi non vital
Definisi :
Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan diagnosis
gangren pulpa atau nekrose pulpa.
Indikasi :
a. Gigi tidak goyang dan periodontal normal.
b. Gigi anterior maupun posterior yang sudah mengalami nekrosis dan masih bisa
direstorasi
Kontra indikasi
1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
2) Kondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti diabetes,
5
TBC dan lain-lain.
F. Open Acsess
Dilakukan pembuatan akses ke arah ruang pulpa sesuai gambar Outline, dilanjutkan
denngan pencarian orifice. Email ditembus di pusat permukaan palatal (jika gigi
anterior) dan pada bagian oklusal (jika gigi posterior) sesuai bentuk regangan, pada
sudut tegak lurus dengan email. Gunakan bur bulat pada contra angle untuk
menembus email dan dentin sampai ke kamar pulpa. Setelah penembusan ke
email,. Lakukan pembukaan berbentuk corong ke oklusal agar diperoleh bukaan
langsung pada saluran akar. Email dan dentin atap kamar pulpa yang menggantung
diambil, termasuk tanduk pulpa dengan bur bulat (1).
Gambar 1.2 preparasi kamar pulpa untuk pengambilan jaringan karies dan pulpa
yang terinfeksi dengan round bur
6
Selain itu dapat juga dilakukan penghitungan panjang gigi dengan rumus: (2).
PGS= PGF X PAS
PAF
Keterangan:
PGS = panjang gigi sesungguhnya
PGF = panjang gigi pada foto
PAS = panjang alat sesungguhnya
PAF = panjang alat pada foto
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar
gigi. Panjang kerja alat preparasi saluran akar diukur 1mm lebih pendek dari panjang
saluran akar sebenarnya, hal ini untuk menghindari rusaknya penyempitan saluran akar
di apikal (apicalconstriction) atau masuknya alat preparasike jaringan periapikal (2).
I. Irigasi
Irigasi saluran akar dilakukan sebelum, saat dan setelah preparasi saluran akar.
Penyebab utama kegagalan perawatan saluran akar adalah irigasi yang tidak bersih.
Adanya mikroorganisme yang masih tertinggal disaluran akar setelah preparasi
dilakukan menyebabkan terjadinya infeksi ulang pada saluran akar, terutama pada gigi
yang mengalami lesi periapikal. Mikroorganisme yang banyak ditemukan pada saluran
7
akar yaitu bakteri gram (+) anaerob seperti Streptococcus Sp, Lactobacillus,
Staphylococcus, P. Aeruginosa dan Enterococcus Faecais. Bahan irigasi adalah bahan
yang digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan populasi mikroorganisme
pada saluran akar pada saat prosedur preparasi atau pasca preparasi.
8
Fungsi : Sebagai pelarut debridemen, pelumas, antimikroba dan dapat
melarutkan jarigan lunak. Pada saat preparasi NaOCl berfungsi
melarutkan kolagen dan dentin disaluran akar sehingga mudah lepas.
Cara kerja : -Daya kerja antibakterinya didapaatkan dengan cara melepaskan
oksigen bebas yang bergabung dengan sel protoplasma dan
merusak sel bakteri serta menyebabkan krenasi pada dinding sel
bakteri sehingga bakteri mati.
-Pada pH asam dan netral chlorine beraksi sebagai HOCl. HOCl
merupakan antibakteri yang menghancurkan fungsi vital sel
bakteri yang mengakibatkan kematian sel
-Pada pH 9 dan lebih, OCl lebih menonjol. pH dari sodium
hypochlorite yang sering digunakan adalah 12 (basa), dimana
bentukan OCl keluar. Hypochlorite melarutkan jaringan nekrotik
karena sifat alkalinenya yang tinggi (pH 12).
Spektrum : Spektrum luas, dapat bekerja pada bakteri gram (+) maupun bakteri
gram (-)
Konsentrasi : Di kedokteran gigi konsentrasi yang digunakan mencapai 5.25%.
Pada konsentrasi > 5.25% sangat toksik terhadap jaringan vital,
terutama pada daerah periapikal
Ethylene Diamine Tetracaacetic Acid (EDTA)
Fungsi : Bahan ini berungsi sebagai disinfektan, pelumas dan dapat melebarkan
saluran akar. EDTA merupakan bahan terbaik yang dapat melarutkan
smear layer. Adanya semar layer akan mengganggu tahap preparasi
dan obturasi sehingga memungkinkan terjadinya infeksi ulang dan
kegagalan dalam perawatan
Cara Kerja : EDTA memiliki self-limiting action. EDTA membentuk ikatan
yang stabil dengan kalsium dan melarutkan dentin, tetapi ketika
9
ion chelating tereaksi, keseimbangan tercapai yang mana
mencegah peleburan lebih lanjut.
Spektrum : Sempit, lebih spesifik untuk bakteri gram (+)
Konsentrasi :
- EDTA Gel 5%, 10%, 15%, 20% dan 24%
- EDTA Cair 15%-17%.
Chlorexidine
Fungsi : Sebagai antibakteri
Mekanisme kerja :
- Mekanisme antibakteri chlorhexidine berhubungan dengan struktur kation
molekul bisbiguanida
- Molekul kation diserap ke membran sel dalam yang bermuatan negtif dan
menyebabkan kebocoran komponen intraseluler
- merusak membrane sel dan mengendapkan cairan sitoplasma sel bakteri.
Konsentrasi : 0,1%-0,2%.
Spektrum : efetif terhadap bakteri gram positif sepertin enterococcus facialis.
Chlorexidine bukan bahan irigasi utama karena tidak mampu
melarutkan jaringan nekrotik dan tidak efektif terhadap bakteri
gram negative.
Hidrogen Perokside (H2O2)
Fungsi : sebagai antibakteri
Cara Kerja :
- menghidrolisa lippopolisakarida sehingga bakteri mengalami lisis.
- Ikatan kimia tidak stabil dan mudah terdekomposisi oleh panas dan
cahaya. Cepat berpisah menjadi H2O + [O] (air dan oxigen baru).
Dalam dengan katalase enzim jaringan dan peroksidase, [O] yang
dilepaskan memproduksi efek bakterisidal tetapi efek ini bersifat
sementara dan mengurangi keberadaan debris organik
10
- Dapat digunakan sebagai irigasi sendiri atau bersamaan dengan
sodium hypochlorite. Keuntungan penggunaan 3% H2O2 dengan
5,2% NaOCl adalah:
a. Ada reaksi berbusa (effervescent reaction) dari gelembung
hydrogen peroxide yang mendorong debris secara mekanik dari
saluran akar
b. Aksi pelumas dari sodium hypochlorite terhadap debris organik
c. Aksi disinfektan dan bleaching dari kedua cairan tersebut
Spektrum : Sempit, lebih spesifik untuk bakteri gram (-)
Konsentrasi : 3%-5%
Kombinasi Chlorhexidine 0,2% dengan sodium hypochlorite 2% :
1) Chlorhexidine menjadi basis membentuk garam dari asam organik
sementara sodium hypochlorite menjadi agen oksidasi,
mengoksidasi bagian glukonat dari chlorhexidine gluconate dan
membentuk asam glukonik
2) Ada peningkatan kapasistas ionisasi dari chlorhexidin yang
dikarenakan pembentukan Chlorhexidine Cl (kelmpok Cl- melekat
pada bagian guanidine dari chlohexidine)
3) Kombinasi chlorhexidine (pH 6,5) dan sodium hypochlorite (pH 9-
10) bersifat lebih alkalin (pH 10) dan membuatnya lebih efektif
4) Chlorhexidine pada konsentrasi 2% lebih baik, tetapi jika digunakan
secara langsung dengan NaOCl dapat menyebabkan endapan gelap
yang sulit untuk dihilangkan.
Kombinasi EDTA bergantian dengan NaOCl
NaOCl 2,5% dan EDTA 15% diobservasi keefektifan pembuangan smear layer,
debris predentin dan pulpa. Hasilnya menunjukkan bahwa EDTA
mendemineralisasi dan membuang komponen anorganik smear layer yang
diproduksi selama instrumentasi namun meninggalkan komponen organikpada
11
dinding saluran. Sementara itu NaOCl tunggal tidak dapat membuang smear layer
yang tertinggal selama proses instrumentasi walaupun NaOCl menghasilkan
dinding saluran akar yang bersih. Larutan NaOCI bermanfaat melarutkan
komponen organik sedangkan EDTA melarutkan komponen anorganik, penggunaan
kombinasi kedua larutan ini akan lebih efektif dalam membersihkan saluran akar
dibandingkan bila hanya menggunakan NaOCI saja.
J. Tehnik irigasi
Jarum harus dibengkokkan menjadi sudut tumpul untuk mencapai saluran
akar gigi depan atau belakang. Jarum dimasukkan sebagian ke dalam saluran akar 3
mm lebih pendek dari panjang kerja dan harus ada ruang yang cukup antara jarum
dan dinding saluran yang memungkinkan pengaliran kembali larutan dan
menghindari penekanan ke dalam jaringan periapikal. larutan disemprotkan hati-hati
dengan sedikit atau tanpa tekanan serta harus diperhatikan agar saluran selalu
penuh dengan larutan baru. Larutan irigasi yang merembes keluar diabsorpsi dengan
catton roll atau disedot dengan suction.
12
Desinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang
mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai,
pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi dan pembersihan isinya
dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar dilengkapi dengan medikamen intrasaluran.
Syarat desinfeksi saluran akar adalah sebagai berikut : (3).
(1) germisida dan fungisida yang efektif.
(2) tidak mengiritasi jaringan periapikal.
(3) harus tetap stabil dalam larutan.
(4) mempunyai efek antimicrobial yang lama.
(5) tidak menyebabkan discolorisasi struktur gigi.
(6) tidak menginduksi mekanisme respon imun
Sesuai dengan prinsip umum pentalaksanaan saluran akar, dressing desinfektan
sebaiknya diganti setiap minggu dan tidak lebih dari dua minggu karena akan menjadi
cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme.
Obat-obatan Sterilisasi Perawatan Saluran Akar : (3).
1. Eugenol
Fungsi : Eugenol menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan
unuk perawatan pulpektomi
Kelebihan : Dapat mereduksi rasa sakit
Kekurangan : Memiliki sifat antibakteri yang minimum.
Masa aktif : 3 hari
Pemakaian : Sebagai bahan pendamping pada gigi pulpitis irreversible
13
Masa aktif : 1-3 hari
3. Cresatin
Fungsi : Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit.
Kelebihan : mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil daripada ChKM, Sifat
anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali, sehingga sering
dipakai sebagai bahan sterilisasi pasca pulpektomi.
Kekurangan : Efek antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM.
Masa aktif : 7 hari
Spektrum : Pemakaian terutama pada gigi dengan periodontitis apikalis akut dan
lebih efektif terhadap bakteri gram negative
5. CaOH
Fungsi : medikamen saluran akar dan merupakan antibakteri spectrum luas
Kekurangan : kalsium hidroksida tidak seefektif klorofenol berkamfer.
Kelebihan : Dapat melumerkan jaringan pulpa nekrotik dan tidak mengiritasi
periapikal
Masa aktif : 3 minggu
14
Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan
dengan penundaan yang lama karena bahan ini tetap manjur selama
berada di dalam saluran akar.
15
mengiritasi jaringan sehingga menyebabkan inflamasi. Tingkat resorpsi lambat, dan
mengubah jalan erupsi gigi permanen.
Manipulasi kerja Zinc Oxide-Eugenol
Manipulasi ZOE Semen dicampur dengan cara menambahkan sejumlah powder ke
dalam cairan sehingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbanding jumlah powder
dan cairan disesuaikan denga petunjuk pabrik. Pencampuran dilakukan diatas glass lab
dan diaduk menggunakan spatula semen. Menurut Craig (2002) rata-rata waktu yang
diperlukan untuk mencapai setting time adalah 4-10 menit.
Evaluasi kerja Zinc Oxide Eugenol
Tingkat keberhasilan setelah pengisian dengan ZOE menurut beberapa ahli seperti
Barr et al 82,3%, Gould 82,5%, Coll et al 86,1%. Penelitian yang telah dilakukan
dimana ZOE dikombinasi dengan Iodoform memperlihatkan efek antibakterial yang
efektif baik pada bakteri aerob maupun anaerob yang terdapat pada saluran akar gigi
sulung dengan waktu maksimum 10 hari
2. Kalsium Hidroksida
Sejak diperkenalkan di Kedokteran Gigi CaOH oleh Hermann, medikamen ini telah
diidentifikasi mendukung penyembuhan pada berbagai situasi klinis. CaOH telah
digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar tunggal maupun dikombinasi dengan
iodoform yang mana tersedia sebagai Vitapex dan Metapex.
Indikasi kalsium hidroksida
Digunakan sebagai medicament intracanal, sealer endodontik, pulp capping agent
(hard setting calcium hydroxyl), apeksifikasi, perawatan pulpotomi.
Komposisi kalsium hidroksida
Bahan Kalsium Hidroksida yang diteliti dalam penelitian adalah terdiri dari
campuran 25% kalsium hidroksida dan 75% larutan aquous dari asam poliakrilik(cair)
Mekanisme kerja kalsium hidroksida
Mekanisme antimikroba Ca(OH) terjadi dengan pemisahan ion calcium dan
hydroxyl ke dalam reaksi enzimatik pada bakteri dan jaringan, menginhibisi replikasi
16
DNA serta bertindak sebagai barrier dalam mencegah masuknya bakteri dalam system
saluran akar. Ion hydroxyl akan mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri anaerob.
Difusi ion hydroxyl (OH) menyebabkan lingkungan alkaline sehingga tidak kondusif
bagi pertahanan bakteri dalam saluran akar. Ion calcium memberi efek terapeutik yang
dimediasi melalui ion channel.
Keuntungan kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida (Ca(OH)) telah digunakan sejak 1920 Kalsium hidroksida
terbukti sebagai bahan biokompatibel, pH bahan kalsium hidroksida berkisar antara
12,5-12,8. Kalsium hidroksida memiliki kelarutan yang rendah terhadap air, serta tidak
dapat larut dalam alkohol. Karena sifat yang dimilikinya, kalsium hidroksida dinilai
efektif dalam melawan mikroba anaerob yang berada pada pulpa gigi yang nekrosis.
Kandungan alkaline pada CaOH mampu menghalangi proses inflamasi dengan
berperan sebagai buffer lokal dan dengan mengaktivasi alkaline fosfatase yang penting
dalam pembentukan jaringan keras. Keuntungan lain adalah bahan kalsium hidroksida
memiliki keefektifan dalam waktu yang cukup lama jika dibandingkan dengan bahan
medikamen lainnya, dan pada beberapa kasus perawatan saluran akar bahan ini dapat
bertahan selama beberapa bulan dalam saluran akar.
Kekurangan kalsium hidroksida
Menurut Tam et al, (1989) kalsium hidroksida juga memiliki beberapa kelemahan,
di antaranya kekuatan kompresif yang rendah sehingga dapat berpengaruh pada
kestabilan kalsium hidroksida terhadap cairan di dalam saluran akar yang akhirnya
dapat melarutkan bahan medikamen saluran akar. Selain itu, Haapasalo et al dan
Porteiner et al melaporkan bahwa dentin dapat menginaktifkan aktivitas antibakteri
kalsium hidroksida, hal ini berkaitan dengan kemampuan buffer dentin yang
menghambat kerja kalsium hidroksida. Kemampuan buffer dentin menghambat
terjadinya kondisi alkaline yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri, juga
menghambat penetrasi ion hydroxyl ke jaringan pulpa. Begitu juga penelitian Peters et
al, (2002) menunjukkan jumlah saluran akar yang positif mengandung bakteri
17
meningkat setelah perawatan saluran akar dengan kalsium hidroksida. Kalsium
hidroksida menyebabkan resopsi interna sehingga gigi mudah fraktur.
Evaluasi keberhasilan Kalsium Hidroksida
Tingkat keberhasilan CaOH dilaporkan rendah karena tingkat resorpsi internalnya
yang tinggi. Penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan mencapai 60-80%
3. Pasta Iodoform (Kri Paste)
Iodoform adalah senyawa yang secara tradisional telah digunakan sebagai bahan
intervisit atau pengisi saluran akar, terutama pada gigi sulung. Rumus kimia untuk
iodoform (CHI3) menunjukkan bahwa senyawa ini berkaitan dengan kloroform
(CHCl3). Kedua komponen tersebut disensitisasi oleh reaksi yodium dan natrium
hidroksida dengan senyawa organik. Bahan ini digunakan dalam obat-obatan sebagai
bahan pengisi saluran akar untuk reaksi penyembuhan luka pada sekitar awal abad
kedua puluh, tetapi sejak itu telah digantikan oleh bahan antiseptic yang lebih kuat.
Namun demikian, berdasarkan biokompatibilitas bahan ini, resorbabilitas, dan efek
antimikrobanya yang tahan lama, pasta iodoform masih berhasil digunakan untuk
perawatan setelah pulpektomi pada gigi sulung.
Indikasi penggunaan pasta iodoform (kri paste)
Pada kasus- kasus lesi yang refraktori dan lesi periapikal dengan resorpsi yang luas.
Mekanisme kerja pasta iodoform (kri paste)
Senyawa yang mengandung Iodin sangat berguna dalam pengendalian infeksi dalam
kedokteran gigi. Iodin mempunyai reaktivitas yang tinggi denga mengendaokan
protein dan oksidasi enzim penting. Iodin dapat larut dalam cairan kalium iodida,
alkohol, atau membuat ikatan dengan transporter (diketahui sebagai iodofore). Iodofore
adalah senyawa Iodin. Iodofore diklasifikasikan sebagai desinfektan tingkat menengah
(senyawa ini juga diguakan sebagai antiseptik).
Keuntungan pasta iodoform (kri paste)
1. Memiliki kemampuan resorbsi yang baik dan sifat desinfektan.
18
2. KRI paste mudah terserap dari jaringan apikal dalam satu sampai dua minggu,
settingnya tidak ke massa yang keras dan dapat disisipkan dan di buang dengan
mudah.
3. Tidak ada kerusakan pada enamel benih gigi permanen yang terlihat dan
kerusakan morfologi yang lain.
4. Mudah diisi ke dalam kanal pulpa.
5. Kombinasi dengan CaOH menunjukkan sifat bakterisidal yang baik.
Kekurangan dari iodoform paste (kri paste)
Dapat menyebabkan diskolorisasi kuning kecoklatan pada mahkota gigi yang
mengganggu estetis.
Tingkat keberhasilan CaOH dilaporkan rendah karena tingkat resorpsi internalnya
yang tinggi. Penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan CaOH mencapai 60-80%
sedangkan tingkat keberhasilan ZOE menurut beberapa ahli seperti Barr et al adalah
82,3%, Gould 82,5%, Coll et al 86,1% dan tingkat keberhasilan pasta Iodoform 95.6%
selama 24 bulan. Namun studi yang dilakukan akhir ini menyatakan tingkat
keberhasilan yang diperoleh adalah diatas 100% dengan penggunaan Vitapex
(kombinasi calcium hydroxide dan Iodoform paste)
M. Tahapan Pulpektomi
Teknik pulpektomi vital pada gigi molar sulung :
1) Ro-foto.
2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.
3) Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies (Gambar 3-A).
4) Untuk mengangkat sisa –sisa karies dan debris pada ruang pulpa dipakai bur bulat.
Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah terangkat (Gambar 3-B, C).
5) Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi purulent
(Gambar 3-D).
19
6) Jaringan pulpa diangkat dengan file endodonti (Gambar 3-E). Mulai dengan file
ukuran no. 15 dan diakhiri dengan no. 35. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan
hanya untuk mengangkat jeringan pulpa, bukan untuk memperluas saluran akar.
7) Irigasi saluran akar dengan bahan H2O2 3%. Keringkan dengan gulungan kapas
kecil dan paper point. Jangan sekali – kali mengalirkan udara langsung ke saluran
akar (Gambar 3-F).
8) Apabila perdarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran akar diisi
dngan semen zink oksid eugenol. Campur pada pad, angkat dengan amalgam carrier
dan masukkan ke dalam ruang pulpa (Gambar 3-G).
9) Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk memadatkan
semen zink oksid eugenol.
10) Metode alternatif lainnya adalah menggunakan campuran tipis zink oksid eugenol
pada file atau paper point dan menempatkannya pada saluran akar. Bentuklah
campuran tebal zink oksid eugenol seperti cone dan padatkan pada saluran akar
dengan menggunakan gulungan kapas lembab sebagai kondensor.
11) Roentgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan zink oksid
eugenol. Karena kalsifikasi saluran akar, zink oksid eugenol tidak mencapai apeks
gigi, tetapi gigi - geligi ini sering tetap berfungsi sebelum molar permanen pertama
erupsi.
12) Pasien diminta datang lagi dalam satu atau dua minggu untuk mengevaluasi
keberhasilan perawatan. Gigi – geligi yang menunjukkan gejala bebas penyakit
secara klinis dan radiografis dengan eksfolisasi dalam batas – batas waktu normal
dianggap sukses.
20
Teknik pulpektomi devital pada gigi molar sulung :
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Karies diangkat dengan ekskavitas atau bur dengan kecepatan rendah.
3) Letakkan para formaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian ditambalkan
sementara.
Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari) :
1) Tambalan sementara dibuka dilanjutkan dengan instrumen saluran akar
dengan file Hedstrom pemakaian Reamer tidak dianjurkan.
2) Irigasi dengan H2O2 3% keringkan dengan kapas.
3) Beri bahan obat antibakteri formokresol atau CHKM dan ditambal sementara.
Kunjungan ketiga (setelah 2-10 hari) :
1) Buka tambalan sementara jika tidak ada tanda – tanda dapat dilakukan
pengisian saluran akar dengan salah satu bahan sebagai berikut :
21
ZnO dan formokresol eugenol (1:1) atau ZnO formokresol, atau pasta ZnO eugenol.
Teknik pulpektomi non vital pada gigi molar sulung :
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat dengan
file Hedstrom.
3) Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada
pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel.
4) Irigasi saluran akar dengan H2O2 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil.
5) Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi
tambalan sementara.
Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari ) :
1) Buka tambaln sementara.
2) Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol formokresol
(1:1) atau ZnO dan formokresol.
3) Kemudian tambal sementara atau tambal tetap.
Jumlah kunjungan, waktu pelaksanaannya dan sejauh mana instrument dilakukan
ditentukan oleh tanda dan gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran sakar diisi
setelah kering dan semua tanda dan gejala telah hilang.
N. Teknik obturasi
1. Keringkan saluran dengan paper point yang panjangnya dijaga 2 mm dari ujung
akar
2. Persiapkan campuran pasta yang akan diobturasi ke saluran akar
3. Lakukan obturasi saluran akar dengan pasta iodoform untuk mengisi bagian
saluran akar menggunakan paper point, syringe, atau lentulo spiral root canal
4. Plugger saluran akar digunakan untuk mengkondensasi materi pengisian ke dalam
saluran
5. X-Ray digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengisian saluran akar
22
6. Berikutnya, lapisi bagian sisa kamar pulpa dengan GIC dan dilakukan restorasi
lanjutan
7. Restorasi Akhir Pulpektomi
P. Indikasi SSC
1. Gigi molar desidui atau permanen muda yang sudah mengalami karies yang luas.
2. Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai permukaan bukal dan atau
atau lingual
3. Gigi yang sudah mengalami perawatan endodontik misalnya pulpotomy atau
pulpectomy. Karena gigi yang sudah mengalami perawatan endodontik, struktumya
menjadi rapuh, mudah patah sehingga perlu dilindungi.
4. Gigi yang mengalami malformasi, mIsalnya hipoplasia, hipokalsifikasi,
dentinogenesis/ amelogenesis imperfekta.
5. Gigi molar yang fraktur
6. Pasien-pasien yang tidak dapat mengontrol kebersihan mulut, misalnya pasien
disable (handicaped).
7. Sebagai attachment pada perawatan space maintainer atau sebagai retensi alat pada
pararatan dengan alat orthodonsi lepasan.
23
3. Kurangi permukaan proksimal, sehingga tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya.
Gunakan fissure bur kecil,. Dinding paralel atau sedikit konvergen terhadap axis gigi,
dimulai dari oklusal ke arah gingival. Jangan sampai ada ‘ledge” (Gbr2-17B).
4. Kurangi permukaan bukal sampai ± 1 mm subgingival. (Gbr. 2-17C)
5. Tumpulkan sudut-sudut yang tajam (Gbr 2-17D).
6. Ambil jaringan karies dengan round bur kecepatan rendah.
24
6. Pasang, lihal tepi-tepi gingival, bila sudah pas, ambil SSC dan lakukan sementasi.
7. Cek dengan artikulating paper, untuk belihat bila terdapat traumatik oklusi.
8. Bersihkan ekses/kelebihan semen pada margin dengan sonde dan dental floss (Gbr.
2-18D)
25
DAFTAR PUSTAKA
using three root canal filling materials: An in-vivo study. J Indian Soc Pedod
3. Walton dan Torabinejad, 2008, Ed.3, Prinsip dan Praktik Ilmu Edodontia, lilia
26