Anda di halaman 1dari 11

Jenis-jenis Kamera

3.2 Menganalisis jenis-jenis Kamera Terkadang kita dibuat pusing oleh banyaknya model
kamera. Mungkin kita hanya membedakannya lewat fasilitas yang dimiliki, seperti berapa pixel
yang dihasilkan dan fitur - fitur lain yang menunjang kualitas gambar. Namun sebenarnya
kamera dapat dibedakan dari beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah proses
perekaman cahaya masuk. Berikut ulasan beberapa jenis kamera yang bisa dijadikan referensi.
Berbagai Jenis Kamera

1. KAMERA LUBANG JARUM (PINHOLE CAMERA)

Terpikir untuk mengubah bungkus rokok menjadi sebuah kamera? Mungkin terdengar gila, tetapi
ini serius. Kamera model lubang jarum merupakan kamera handmade yang bisa dibuat dari
bahan apapun, mulai dari kaleng hingga bungkus rokok.

Kamera ini mengadopsi sistem yang dibuat oleh view finder kamera, yaitu memasukkan cahaya
secara langsung dari lensa ke film. Namun, ia tidak memiliki view finder dan shutter speed. Jadi,
fotografer harus mengandalkan feelingnya untuk merekam gambar.

Pinhole Camera merupakan sebuah alat memotret yang mengedepankan artistik dan efek-efek
seperti vignette dan fish eye. Kamera jenis ini jelas diperuntukkan untuk memotret objek yang
tidak bergerak. Pinhole akan sulit untuk menangkap objek-objek yang bergerak (bahkan hampir
tidak mungkin). Kamera lubang jarum biasanya dibuat dari barang-barang bekas.

Umumnya adalah kaleng bekas. Kelebihan dari kamera ini adalah bentuknya yang bisa
disesuaikan dengan keinginan kita dan mudah dibawa ke manapun. Selain itu karena bentuknya
yang tidak seperti kamera pada umumnya, pinhole akan mempermudah fotografer untuk
merekam objek di berbagai kondisi.

Namun, pinhole tidak akan memberikan hasil yang tegas karena kita tidak bisa menghitung
berapa pasnya cahaya yang masuk. Dalam memotret menggunakan pinhole, feeling yang
bermain. Selain itu, pinhole sulit digunakan untuk merekam objek yang bergerak dan foto di
malam hari.

Proses pembuatannya menggunakan piloks dan selotip hitam. Seluruh bagian dalam kaleng dicat
warna hitam doff. Lalu pastikan agar tidak ada cahaya yang bisa masuk. Setelah itu, tentukan
titik yang akan digunakan sebagai lensa. Beri ia selotip hitam yang telah dialasi kertas, lalu
buatlah lubang.

Untuk proses pemotretannya, kamera ini menggunakan proses buka tutup lubang tersebut.
Sebelumnya, masukkan kertas film di kamar gelap agar tidak ada cahaya yang masuk. Pastikan
kertas yang menimbulkan gambar bisa terkena oleh cahaya. Ketika anda akan memotret, buka
selotip yang menutupi bagian kaleng yang berlubang. Cahaya yang masuk akan otomatis
merekam gambar ke dalam kertas film.

2. KAMERA TLR (TWINS LENS REFLEX CAMERA)


Kamera ini merupakan kamera yang mempunyai prinsip paralax. Dalam kamera yang
mempunyai sistem ini, gambar yang dilihat oleh mata di view finder akan berbeda dengan yang
aslinya. Gambar akan terlihat secara terbalik. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya cahaya yang
dipantulkan oleh cermin pada kamera TLR.

Kamera TLR memiliki view finder dan lensa yang terpisah. Letak lensa biasanya ada di bawah
view finder. Kedua bagian tersebut memiliki cermin yang memantulkan objek untuk dilihat
dalam view finder. Oleh karena itu kamera ini disebut dengan jenis Twins Lens Reflex.

Cermin yang dimiliki oleh kamera TLR sifatnya permanen. Kedua cermin ini juga saling
berhubungan satu sama lain. Ini membuat fotografer harus lebih berhati-hati jika mengambil
gambar. Apabila satu cermin tidak fokus, maka yang lainnya pun tidak akan fokus.

Kamera ini jarang digunakan oleh para fotografer. Selain ukurannya dan penggunaannya tidak
praktis, kamera ini pun memiliki kekurangan lain, yaitu umumnya lensa tidak dapat dilepaskan
atau ditukar.

Selain itu, objek yang menjadi terbalik dalam view finder juga kurang menguntungkan bagi
fotografer. Secara psikologis, hal itu akan membuat fotografer bingung dan merasa aneh.
Apalagi, untuk memotret gambar yang mempunyai gerak cepat, kamera ini sangat tidak praktis.
Namun, kamera TLR memiliki hasil gambar yang baik. Selain itu, view finder yang berada di
atas kamera menguntungkan fotografer dalam memilih angle. Fotografer tidak harus memutar-
mutar tubuhnya untuk mendapatkan hal yang menarik. Apalagi, untuk foto low angle, kamera ini
akan mempermudahnya.

3. KAMERA SLR (SINGLE LENS REFLEX CAMERA)


Kamera SLR (Single Lens Reflex Camera) Ini adalah kamera yang paling sering digunakan oleh
para fotografer. Selain praktis, kamera SLR juga mempunyai teknologi yang memanjakan para
fotografer untuk mendapatkan gambar yang diinginkan.

Kamera SLR ini memiliki cermin datar yang membentuk sudut 45 derajat tepat dibelakang lensa.
Hal ini membuat apa yang dilihat oleh fotografer dalam view finder akan sama dengan yang
ditangkap oleh foto.

Cermin yang ada pada kamera SLR membelokkan cahaya ke mata fotografer sehingga fotografer
mendapat bayangan yang persis dengan apa yang dia lihat di view finder. Selain itu lensa kamera
SLR dapat diganti sesuai kehendak.

Selain itu juga, desain yang dibuat pun tidak terlalu kaku. SLR bisa membuat fotografer nyaman
memegangnya di dalam kondisi apapun. Untuk aksesoris dan suku cadangnya pun sangat mudah
didapatkan karena SLR adalah kamera yang menjadi patokan bagi pasaran kamera dunia saat ini.

Kamera SLR akan dengan mudah kita jumpai di toko-toko kamera. SLR memang yang paling
laku di pasaran mulai dari kemunculannya sebagai kamera manual hingga menjelma menjadi
kamera digital.

SLR digital mempunyai sistem yang hampir sama dengan SLR film atau manual. Namun, cahaya
dipantulkan ke media yang lain. Jika pada SLR manual cahaya dipantulkan pada film, pada
digital SLR cahaya dipantulkan pada media lain lalu direkam ke dalam memory card.

Kamera ini sangat mudah digunakan, fotografer tidak perlu memikirkan hal-hal non teknis,
seperti cuaca, kecepatan objek dan sebagainya. Namun, kamera ini memaksa fotografer untuk
menggerakkan tubuhnya lebih luwes daripada jika memakai kamera TRL karena posisi view
finder yang berada di belakang kamera. Selain itu ukurannya yang cukup besar membuat kamera
SLR tidak praktis untuk dibawa. Diperlukan sebuah tas khusus ketika kamera ini ingin dibawa
bepergian.

4. KAMERA VIEW FINDER


Kamera View Finder Kamera ini mengalami masa kejayaannya pada dekade 80-an. Pada saat itu,
SLR hanya digunakan oleh golongan tertentu. Pada zaman dahulu, kamera ini disebut kamera
saku. Saat ini berubah panggilan menjadi toys kamera.

Ciri - ciri yang paling utama adalah bentuknya yang mungil. Ia bisa dimasukkan ke dalam saku
celana. Selain itu, lensanya dipaten sehingga tidak bisa ditukar-tukar dengan lensa yang lain.
Bahan kamera ini sangat bervariasi, mulai dari besi, alumunium hingga plastik.

Kamera ini mempunyai sistem fokus yang sangat baik. Apalagi, ditempat yang gelap. Selain itu
ukurannya yang mungil membuat kamera ini praktis dibawa kemana-mana.

Sayangnya, ruang ketajaman yang dipakai kamera ini sangat datar, tidak bisa digunakan untuk
bereksplorasi dalam depth of field. Biasanya, bukaan diafragmanya dipaten di 5,6. Selain itu,
jendela bidik yang sangat kecil bakal menyulitkan fotografer untuk melihat objek.

Saat ini, kamera saku yang memakai film sangat sulit untuk didapatkan. Bahkan, sudah menjadi
barang langka yang banyak dicari para fotografer untuk koleksi.

5. KAMERA LOMO
Kamera Lomo Sulit rasanya untuk tidak mencantumkan kamera ini dalam anatomi fotografi
modern. Suka atau tidak, ia adalah salah satu kamera yang berdampak pada perkembangan kultur
kreatif fotografi modern.

Secara garis besar, lomo identik dengan kamera lubang jarum, baik dari sistem perekaman
cahayanya dan bentuknya yang tidak lebih besar dari kamera SLR. Lomo adalah anak dari
kamera lubang jarum, tetapi dengan kemasan yang lebih eksentrik. Namun, ada beberapa hal
yang menarik dari kamera ini. Salah satunya adalah lomo tidak mempunyai aturan dalam
merekam sebuah objek. Just shoot don't think.

Kamera lomo lahir di Rusia pada dekade 80-an. Tepatnya di kota Petersburg. Lomo adalah nama
merk yang disadur dari perusahaan pembuatnya LOMO PLC. Awalnya, kamera ini banyak
digunakan oleh intelejen Rusia untuk melakukan tugas.

Seiring perkembangannya, kamera lomo menjadi alat bagi anak muda untuk mengekspresikan
kebutuhan akan seni. Padahal, lomo sempat tenggelam hampir selama 10 tahun. Pada awal 90-
an, barulah kamera ini "dihidupkan" kembali oleh beberapa anak muda dari Austria. Sejak saat
itu, Lomo mengalami kebangkitan yang kedua. Namun, dengan ruang lingkup yang lebih luas.
Di Indonesia perkembangan kamera ini dan komunitasnya memang masih baru. Namun, tanpa
disadari perkembangannya bergerilya dengan cepat seperti ekspansi komunitas pengguna kamera
SLR. Lomo sudah menjadi bagian dari dunia fotografi di Indonesia. Kamera ini berkembang
pesat karena ia mencerminkan gaya hidup anak muda yang berwarna, penuh pemberontakan dan
kreatif.

Jenis kamera ini juga tidak hanya satu. Ada beberapa kamera lain yang bisa anda gunakan,
seperti Holga Kit, Colorsplash Camera, Horizon 202, Pop 9, Action Sampler, Cybersampler,
Super Sampler, 3D Camera Set, Smena 8 dan Seagull TLR.

Jika berminat untuk mencoba kamera ini, anda bisa mendapatkannya di Pasar Loak. Agak sulit
memang karena kamera ini sudah sangat jarang. Atau, jika pasar loak tidak menyediakannya,
anda bisa mencarinya di forum-forum. Sayang, harga kamera ini agak mahal. Namun, bagi anda
yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda, menjadi lomografer patut untuk dicoba.

6. KAMERA UNDERWATER

Kamera Under Water Dari namanya saja pasti sudah tau fungsi kamera ini untuk apa. Fungsi
utamanya jelas untuk mengambil gambar di dalam air yang pasti tidak dapat dilakukan oleh
kamera-kamera lainnya kecuali menggunakan kantong plastik agar air tidak masuk ke dalam
kamera.

Kamera underwater adalah kamera yang memiliki daya tahan di dalam air dan mampu bekerja
dengan baik meskipun pengambilan gambar dilakukan untuk menjelajah dunia bawah laut.
Sensasi yang berbeda akan anda rasakan saat berpetualang di bawah air dengan menggunakan
kamera under water. Anda dapat menangkap objek-objek yang unik dan menarik yang ada di
bawah laut dan ini merupakan salah satu kegemaran pencinta fotografi.
Ini adalah saatnya untuk meninggalkan kamera SLR terbaik yang dimiliki dan menggantikannya
dengan underwater saat menjelajah di dunia bawah. Ada beberapa pilihan kamera digital anti air
yang akan menemani anda saat berpetualang di bawah laut.

Meskipun kualitasnya tidak sebaik kamera SLR, namun itu sudah cukup untuk mengabadikan
momen indah saat berada di bawah laut. Harga kamera ini juga cukup bervariasi ada yang
kisaran di bawah Rp. 100.000,- s/d Rp. 5.000.000,- tergantung dari bagus atau tidaknya kualitas
kamera.

7. KAMERA POLAROID

Kamera Polaroid Kamera polaroid atau biasa disebut dengan kamera langsung jadi adalah model
kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan.
Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film polaroid. Film polaroid
yang dapat menghasilkan gambar berwarna dinamakan film polacolor. Menurut sejarahnya,
kamera polaroid atau kamera gambar seketika jadi ini dirancang untuk pertama kalinya oleh
Edwin Land, dari perusahaan Polaroid dan dipasarkan sejak tahun 1947. Nama Polaroid itu
sebetulnya adalah merek dagang, seperti orang menyebut semua pasta gigi dengan nama Odol,
atau orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda.

Polaroid film adalah film yang ditemukan oleh Edwin Land. Menghasilkan foto dalam waktu
singkat (dalam beberapa menit saja), tetapi tidak mempunyai negatif. Jepretan pertama dengan
menggunakan kamera polaroid dilakukan oleh Dr Edwind Land pada tahun 1944, sedangkan
jepretan pertama di muka bumi ini (dengan kamera yang ada pada saat itu) dilakukan oleh
Niceephore Niepce yang memotret gudang di halaman belakang rumahnya di Prancis pada tahun
1826.
Dan saat ini ada kamera polaroid digital. Kamera ini merupakan generasi teranyar dari jenis
kamera polaroid. Dilihat dari bentuknya memang sangat mirip dengan kamera digital lainnya,
yaitu lengkap dengan layar LCD. Tapi, kamera ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh
kamera lain, yaitu meskipun sudah digital tapi tetap tidak meninggalkan ciri khasnya adalah
mampu mencetak foto hanya dalam hitungan menit.

Camera polaroid digital ini diproduksi oleh empunya, yaitu perusahaan polaroid. Fitur standard
yang dimiliki oleh kamera digital ini adalah memiliki resolusi 5MP dengan LCD sebesar 3 inch,
4x digital zoom, red eye removal dan dilengkapi juga dengan flash, dilengkapi juga dengan fitur
timer dan terdapat slot memori bahkan juga USB. Sedangkan kelebihan lain yang dimiliki oleh
kamera ini adalah anda dapat melakukan crop dan resize pada file foto anda langsung pada
kamera sebelum dicetak. Dan kamera ini mampu mencetak hingga 20 foto dengan syarat battery
kamera polaroid dalam keadaan penuh.

8. KAMERA PROSUMER

Kamera Prosumer Kamera jenis ini didesain untuk mereka yang antusias terhadap fotografi,
namun belum memiliki dana yang cukup untuk membeli sistem kamera professional sekelas
DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kamera ini mirip dengan jenis pocket, namun memiliki
fungsi kamera yang setara dengan kamera DSLR. Yang membedakannya dengan kamera DSLR
adalah lensanya yang tidak interchangable (diganti).

Kelebihan kamera ini jelas yaitu dapat memberikan fasilitas kamera digital SLR pada sebuah
harga yang relatif lebih murah. Dengan memahami keterbatasan kamera, tentunya anda dapat
membuat foto-foto yang dahsyat dengan kamera jenis ini. Kami sangat menyarankan anda untuk
memilih tipe ini sebagai investasi awal hoby fotografi. Umumnya hanya dengan mengeluarkan
dana sebesar 2-5 juta rupiah, anda sudah bisa memiliki kamera jenis ini. Perhatikan bahwa anda
harus jeli dalam memilih spesifikasi lensa kamera jenis prosumer. Jika anda menyukai fotografi
Macro, pilihlah kamera dengan lensa yang memiliki focal length 35mm (equivalent 35mm), jika
anda menyukai wide angle photography, piliihlah kamera yang memiliki focal length setara
28mm pada kamera 35mm.

Istilah "prosumer" merupakan gabungan PROfesional dan conSUMER. Bila sebuah camera
disebut sebagai model prosumer biasanya ditandai kemampuan point and shoot tapi memiliki
fitur lebih canggih dibanding pocket camera antara lain seperti dimilikinya kemampuan
pemakaian secara manual untuk pengaturan exposure, ISO, tersedianya format RAW image
capture. Prosumer camera ditargetkan untuk konsumen yang antusias pada fotografi.Beberapa
contoh prosumer camera adalah Canon PowerShot S90, PowerShot G11, Panasonic Lumix
DMC-LX3 dan Nikon Coolpix 8700.

9. KAMERA SAKU DIGITAL (POCKET CAMERA DIGITAL)

Kamera Digital Kamera saku digital (bahasa Inggris: digital pocket camera) adalah kamera
otomatis yang menggunakan format pengambilan gambar dan penyimpanan digital dengan
ukuran kecil dan ringan sehingga mudah dibawa-bawa.

Kamera saku digital pada umumnya memiliki karakter yang sama seperti kamera saku manual
(yang menggunakan media film). Sebagai kamera saku, kamera ini telah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas seperti kemampuan untuk menangani pencahayaan yang lemah dan fokus atas
(Close up).
Dan kekurangan kamu saku ini adalah Lamanya waktu tunda (delay) untuk merekam suatu
gambar,Keterbatasan penggunaan untuk mengelola obyek secara profesional dan perlakuan
artistik tertentu,Fungsi yang terlalu sederhana dan monoton, walaupun untuk jenis kamera saku
kompak terbaru juga sudah memiliki fasilitas dan fungsi yang hampir sama dengan jenis kamera
SLR digital.

Sumber : http://yuliatmoko.blogspot.co.id/2015/11/menganalisis-jenis-jenis-fotografi.html

Anda mungkin juga menyukai