Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan kata sering disebut dengan istilah diksi. Istilah ini bukan
saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan
fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Dalam kehidupan sehari-hari kita
berjumpa dengan orang-orang yang sulit sekali mengungkapkan
maksudnya dan sangat miskin variasi bahasanya. Tetapi kita juga
berjumpa dengan orang-orang yang sangat boros dan mewah
mengobralkan perbendaharaan katanya, namun tidak ada isi yang tersirat
dibalik kata-kata itu. Tiap anggota masyarakat khususnya para pelajar
harus mengetahui bagaimana pentingnya peranan kata dalam komunikasi
sehari-hari.
Pemilihan kata sangat diperlukan dan diperhatikan sebagai dasar-
dasar dalam penulisan ilmiah. Pilihan kata disini tidak hanya
mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan
apakah kata yang dipilih itu sesuai dengan kaidah makna dan kalimatnya.
Sedangkan Istilah "definisi" berasal dari kata Latin definitio yang berarti
"penentuan arti" atau "pembatasan". Sekarang ini, pengertian
definisi adalah keterangan yang merupakan uraian atau penjelasan tentang
arti suatu kata atau ungkapan yang membatasi makna suatu kata atau
ungkapan tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Diksi ?
2. Bagaimana Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi ?
3. Bagaimana pengertian dari Definisi ?
4. Apa saja jenis dari Definisi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Diksi.
2. Untuk mengetahui Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Definisi.
4. Untuk mengetahui jenis – jenis Definisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Diksi

Dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) diksi diartikan sebagai


pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan
itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan
berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada
dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan
dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang
sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja
menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat
yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema
penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek
agar sesuai.1

2. Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi


Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah
ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua,
masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut.
Ketepatan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui
hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya.2Agar dapat memilih
kata-kata yang tepat, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan berikut
ini.

1
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 7
2
Anton Moeliono, Santun bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 22

3
 Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan
konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam
ejaannya, seperti : bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-
interferensi,
 Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal
yang belum diterima di masyarakat.
 Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau
bersufiks bahasa asing, seperti: Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-
idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain
 Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunakan secara
idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap,
membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan
takut sesuatu.
 Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.
 Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata
yang sudah dikenal.
 Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata. Makna kata itu
banyak yang sama, tetapi penggunaanya tidak sama. Seperti kata
penelitian, penyelidikan. Kata-kata tersebut bersinonim (mempunyai arti
yang sama), tetapi tidak bisa ditempatkan dalam kalimat yang sama.

Contoh :

Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat


karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam studinya, penyelidikan kasus
penggelapan uang negara sudah dimulai, berdasarkan pengamatan saya situasi
belajar di kelas A cukup kondusif, berdasarkan hasil penyidikan polisi,
ditemukan fakta-fakta yang memperkuat dia menjadi tersangka, dari segi
kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan pulang ke
rahmatullah,dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan waktu.
Contoh : Kucing saya mati setelah makan ikan busuk; Ayahnya meninggal

4
tadi malam;. Kita pernah mendengar orang berkata, “Setelah menjadi Islam
dia rajin bersedekah”. Seharusnya, “Setelah masuk Islam dia rajin
bersedekah”. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya harus
menggunakan kata muslim. Contoh, “Setelah menjadi muslim dia rajin
bersedekah”. Islam adalah nama agama yang berarti lembaga, sedangkan
muslim adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi dapat dipasangkan
dengan orangnya dan kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya.3

Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik lewat pilihan


kata maka diksi yang baik harus:

 Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang


diamanatkan,
 Untuk memilih tepat seorang pengarang harus mempunyai kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
 Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya mungkin kalau ia menguasai
sejumlah besar kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat,
serta mampu pula menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu
menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif. Contoh-contoh
pengunaan diksi dalam cerita fiktif misalnya penggunaan metafora,
anafora, litotes, simile, personafikasi dan sebagainya.4

3. Pengertian Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata
atau frase. Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang
menerangkan ‘apa sebenarnya suatu hal itu’ sehingga dapat dengan jelas

3
Ibid, h. 26-27
4
Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2003), h. 15-16

5
dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain. Maka definisi yang baik harus
memenuhi syarat :

 Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi)
pengertian tertentu.
 Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya
barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).
 Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Contoh : ayah = orang tua laki-laki Dalam setiap definisi (Penjelasan yang
menjelaskan sesuatu tersebut ) terbagi menjadi dua, yaitu :

a) Genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah


jenis,
b) Differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
istilah sifat pembeda.
Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis
dan sifat pembeda yang dikandungnya. Dengan menggunakan contoh
diatas, maka dapat kita lihat bahwa Ayah merupakan definiendum
sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita bedakan
menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia.5
4. Jenis Definisi
Macam definisi banyak sekali, disesuaikan dengan berbagai langkah,
lingkupan, sifat, dan tujuannya. Secara garis besar definisi dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Definisi Nominalis.
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata
lain yang lebih umum dimengerti. Jadi sekedar menjelaskan kata
sebagai tanda, bukan menjelaskan hal yang ditandai. Definisi
nominalis terbagi dalam enam macam, yaitu :

5
Tasai Amran, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta : CV Akademika Pressindo, 2010), h. 5

6
 Definisi sinonim, yaitu penjelasan dengan memberikan persamaan kata
atau memberikan penjelasan dengan kata yang lebih dimengerti.
 Definisi simbolis, yaitu penjelasan dengan memberikan persamaan
pernyataan berbentuk simbol-simbol. Definisi simbolis digunakan
dalam bidang matematika termasuk juga logika untuk memberi
penjelasan secara simbolis.
 Definisi etimologis, yaitu penjelasan dengan memberikan asal usulnya
kata.
 Definisi semantis, yaitu penjelasan tanda dengan suatu arti yang telah
dikenal.
 Definisi stipulatif, yaitu penjelasan dengan cara pemberian nama atas
dasar kesepakatan bersama. Definis stipulatif banyak digunakan dalam
lapangan ilmu pengetahuan.
 Definisi denotatif, yaitu penjelasan term dengan cara menunjukkan
atau memberikan contoh suatu benda atau hal yang termasuk dalam
cakupan term. Definisi denotatif terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Definisi ostensif, yakni memberi batasan sesuatu dengan


memberikan contoh.
2. Definisi enumeratif, yakni memberi batasan sesuatu term dengan
memberikan perincian satu demi satu secara lengkap mengenai hal-
hal yang termasuk dalam cakupan term tersebut.6

Dalam membuat definisi nominalis diperlukan tiga persyaratan yang harus


dipenuhi, yaitu :

 Apabila sesuatu kata hanya mempunyai satu sesuatu arti tertentu, hal ini
harus selalu dipegang. Juga kata-kata yag sangat biasa diketahui umum,
hendaknya dipakai juga menurut arti dan pengertiannya yang sangat biasa.

6
Tri Adi, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2007), h. 24

7
 Jangan menggunakan kata untuk mendefinisikan jika tidak tahu artinya
secara tepat dan terumus jelas. Bilamana muncul keragu-raguan mengenai
sesuatu term, harus diberi terlebih dahulu definisinya dengan teliti dan
hati-hati.
 Apabila arti dan pengertian sesuatu term menjadi suatu obyek
pembicaraan, definisi nominalis atau definisi taraf pertamanya harus
sedemikian rupa sehingga dapat secara tetap diakui oleh kedua pihak yang
berdebat.7

b. Definisi Realis.
Definisi realis adalah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu
term. Jadi bukan sekedar menjelaskan term, tetapi menjelaskan isi yang
dikandung oleh term. Definisi realis banyak digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan serta hal-hal yang bersifat teknis. Definisi realis terdiri dari
dua macam, yaitu :
 Definisi Esensial.
Definisi esensial adalah penjelasan dengan cara menguraikan
bagian-bagian yang menyusun sesuatu hal. Bagian-bagian ini antara
satu dengan yang lain dapat dibedakan secara nyata atau hanya beda
dalam akal pikiran. Definisi esensial dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :

1. Definisi analitis, yakni menunjukkan bagian-bagian sesuatu benda


yang mewujudkan esensinya. Definisi ini disebut juga definisi
esensial fisik, karena dengan cara analisis fisik.
2. Definisi konotatif, yakni menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri
dari genus dan diferensia. Definisi ini disebut juga definisi esensial
matafisik, memberikan jawaban yang terdasar dengan menunjukkan
predikabel substansinya. Definisi konotatif sangat ideal, namun
sayangnya tidak semua hal dapat didefinisikan semacam ini. Definisi

7
Ibid, h. 27

8
konotatif dicapai dengan melalui langkah-langkah, yaitu
memperbandingkan hal yang hendal didefinisikan dengan semua hal-
hal lain, menunjukkan jenis atau golongan yang memuat hal tadi, dan
menunjukkan ciri-ciri yang membedakan hal tadi dari semua hal-hal
lain yang termasukgolongan yang sama.

 Definisi Deskriptif.
Definisi deskriptif adalah penjelasan dengan cara menunjukkan
sifat-sifat yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan. Definisi
deskriptif dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Definisi aksidental, yakni penjelasan dengan cara menunjukkan jenis


dari halnya dengan sifat-sifat khusu yang menyertai hal tersebut, atau
dengan kata lain penjelasan yang disusun dari genus dan propium.
2. Definisi kausal, yakni penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana
sesuatu hal terjadi atauterwujud. Hal ini berarti juga memaparkan asal
mula atau perkembangan dari hal-hal yang ditunjuk oleh suatu term.
Definisi ini disebut juga definisi genetik.8

c. Definisi Praktis.
Definisi praktis adalah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari
segi penggunaan dan tujuannya yang sedarhana. Definisi praktis
merupakan gabungan antara definisi nominalis dan definisi realis, namun
tidak dapat dimasukkan dalam salah satu di antara keduanya. Definisi
praktis terdiri dari tiga macam, yaitu :

1. Definisi operasional, yakni penjelasan suatu term dengan cara


menegaskan langkah-langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan
atau dengan metode pengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil

8
Kunjana Rahaedi, Bahasa Indonesia perguruan tinggi. (Jakarta : Erlangga, 2003), h. 31-32

9
yang dapat diamati, yang terdiri dari kualitatif : berdasarkan isi dan
kekuatan dan kuantitatif : berdasarkan banyaknya.
2. Definisi persuasif, yakni penjelasan dengan cara merumuskan suatu
pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain. Definisi persuasif
kelihatannya menjelaskan arti dari sesuatu kata atau istilah, tetapi
sesungguhnya secara tidak langsung menyerankan kepada pihak lain
supaya menyetujui atau menolak sesuatu hal. Dengan demikian, definisi
ini pada hakekatnya merupakan alat untuk mebujuk atau teknik untuk
menganjurkan dilakukannya perbuatan tertentu atau dapat juga untuk
membangkitkan emosi seseorang.
3. Definisi fungsional, yakni penjelasan sesuatu berdasarkan guna atau
tujuan.9

9
Anton Moeliono, Santun bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 34-35

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan uraian yang telah dijelaskan ,dapat diturunkan
kesimpulan tentang pemilihan kata dan definisi. Kata sebagai
satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua
aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna.
Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan panca
indera, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat. Pemilihan
kata dalam kaidah Makna terdiri dari Sinonim, Homofon dan
Homograf, makna Denotatif dan makna Asosiatif. Struktur sebuah
kalimat dapat dijadikan sebuah landasan untuk menciptakan gaya
bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah
kalimat bagaimana tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan
dalam kalimat tersebut.
Definisi adalah suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai
kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan,
atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys, 2010, Diksi dan Gaya Bahasa. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Moeliono, Anton, 1991, Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugono, Dendy, 2003, Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta.

Amran, Tasai, 2010, Cermat Berbahasa Indonesia, CV Akademika Pressindo,

Jakarta.

Adi, Tri, 2007, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Rahaedi, Kunjana, 2003, Bahasa Indonesia perguruan tinggi, Erlangga. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai