Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

Evaluasi formal telah memegang peranan penting dalam pendidikan (Worten, Blaine R, dan
James R, Sanders, 1987) antar lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
 Membuat kebijaksanaan dan keputusan
 Menilai hasil yang dicapai para pelajar
 Menilai kurikulum
 Memberi kepercayaan kepada sekolah
 Memonitor dana yang telah diberikan
 Memperbaiki materi dan program pendidikan.
Menurut Ralph Tyler, evaluasi yaitu proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan
pendidikan dapat dicapai (Tyler, 1950, hlm. 69). Fungsi evaluasi yaitu untuk pengembangan,
implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi,
motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat. Usaha evaluasi
ditujukan untuk memperluaskan atau memperbanyak variabel evaluasi dalam bermacam-
macam model evaluasi menurut (Stake, 1967; Stufflebeam, 1959, 1974; Alkin 1969; Provus,
1971). Model CIPP dari Stufflebeam mengemukakan evaluasi yang berfokus pada empat aspek
yaitu, konteks, input, proses implementasi dan produk.

BAB 2 BEBERAPA MODEL, PENDEKATAN, DAN KONSEP-KONSEP EVALUASI


Model evaluasi ialah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar
evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatan atau tahap pembuatannya.
Beberapa model yang populer dan banyak dipakai sebagai startegi atau pedoman kerja
pelaksanaan evaluasi program yaitu model evaluasi CIPP, model evaluasi UCLA, model
brinkerhoff, model stake atau model cointenance. Model-model ini dianggap stanard atau dapat
dikatakan merek stanadr dari pembuatannya. Ada beberapa konsep tentang evaluasi dan
bagaimana melakukannya dan disebut sebagai pendekatan evaluasi pendekatan ini memberikan
petunjuk bagimana memperoleh informasi yang berguna dalam beberapa kondisi, berikut
pendekatan evaluasi yaitu, pendekatan experimental, pendekatan yang berorientasi pada tujuan
(Goal Oriented Approach), pendekatan yang berfokus kepada keputusan (The Decision
Focused Approach), pendekatan yang berorientasi kepada pemakai (The User Oriented
Approach), pendekatan yang responsif (The Responsive Approach).
BAB 3 MEMFOKUSKAN EVALUASI
Evaluator dan sponsor bekerja sama dalam membuat kerangka kerja evaluasi. Pengembangan
kerangka ini disebut pemfokusan evaluasi kata fokus dipakai untuk menerangkan proses,
karena mempertajam atau memperjelas citta dan memperjelas situasi. Pemfokusan evaluasi
merupakan tugas yang agak rumit, karena melibatkan negosiasi orang-orang yang tidak selalu
mempunyai pengetahuan dan sikap yang sama tentang apa yang mereka diskusiakn dan yang
tidak menempatkan nilai-nilai pada wadah dan hasil yang sama. Ada tiga elemen dalam proses
pemfokusan (Stecher Brian M & W. Alan Davis), yaitu mempertemukan pengetahuan dan
harapan, mengumpulkan informasi, dan merumuskan rencana evaluasi. Pada dasarnya suatu
desain evaluasi ialah bagaimana mengumpulkan informasi yang komparatif sehingga hasil
program yang dievaluasi dapat dipakai untuk menilai manfaat dan besarnya program yang akan
diperlukan atau tidak. Memilih desain tidak sulit untuk mengimplementasikannya dengan
akurat, tepat, benar dan yang dapat berjalan dengan lancar, masalah-masalah potensial waktu
mengimplementasikan desain anatara lain yaitu, (a) masalah perbedaan waktu yang digunakan,
(b) masalah attrition, (c) masalah confound dan (d) masalah kontaminasi.

BAB 4 MELAKUKAN EVALUASI


Ada sejumlah pertimbangan yang perlu diingat ketikan memilih informasi, umunya
pertimbangan keuangan (cost effectiveness), memaksa evaluator harus memakai teknik
akurasi.informasi tersebut paling tidak harus memenuhi pertanyaan tentang evaluasi dan harus
menjawab kriteria-kriteria sebagai berikut, terpercaya, praktis, prioritas dan akurasi. Bila
mengevaluasi sesuatu atau orang dengan sampel, beararti tidak mengumpulkan informasi atas
seluruh aspek orang atau sesuatu tersebut, dengan melakukan sampling dapat dibuat
generalisasi dari sampel untuk seluruhg populasi yang lebih luas. Ada dua metode sampling
yaitu, random (acak) dan purposive (disebut objektif dan subjektif). Banyak macam instrumen
anatara lain wawancara, kuesioner, tes, ceklis, observasi. Instrumen harus dipilih dan didesain
dengan hati-hati, instrumen yang biasa dipakai dalam prosedur pengumpulan informasi, yaitu
survey, interview, observations, tests, inventories.

BAB 5 MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASI INFORMASI


Analisis ialah proses untuk mengetahui informasi yang telah dikumpulkan. Tujuan analisis
ialah membuat singkatan dari data dan menyimpulkan pesan-pesan yang ada didalamnya
sebagai informasi yang dapat dipakai sebagai dasar yang tentatif untuk keputusan. Metode
untuk menganalisis data dan menginterpretasi harus ditentukan pada saat membuat keputusan
tentang bagaimana informasi akan dikumpulkan dan pertanyaan-pertanyaan apa yang akan
dijawab oleh evaluasi. Semua kegiatan evaluasi ini bekerja sama. Tak ada satu aspek pun yang
dilakukan tanpa menimbang yang lain, semua bagian berhubungan dengan seluruh tujuan
evaluasi. Masalah-masalah yang dihadapi dalam menilai data menurut (Brinkerhoff, 1983)
yaitu jawaban yang tidak lengkap atau gangguan dalam proses pengumpulan, salah koding atau
koding yang tidak konsisten, responden bukan sampel yang representatif bagi populasi.

BAB 6 MELAPORKAN HASIL EVALUASI


Tujuan laporan evaluasi berhubungan langsung dengan tujuan pemakaiannya. Pada evaluasi
formatif tujuan utamanya yaitu untuk memperbaiki dan mengembangkan program, dan
laporannya harus diserahkan secepatnya kepada orang program, diinformasikan pula tentang
bagaimana program berfungsi dan perubahan-perubahan apa yang harus dilakukan untuk tujuan
tersebut. karena laporan evaluasi berhubungan dengan tujuan evaluasi, jelas laporan evaluasi
dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Telah disebutkan bahwa laporan evaluasi
dapat juga digunakan untuk keperluan polotik atau hubungan masyarakat.

BAB 7 EVALUASI META


Evaluasi meta dapat dilakukan bersama kegiatan evaluasi yang biasa atau rutin untuk perbaikan
sehingga evaluasi akan bertambah baik. Dapat dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau
sesudah evaluasi selesai, dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan. Evaluasi meta
dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa evaluasi merupakan pelajaran pengalaman bagi
mereka yang terlibat, sehingga evaluasi dapat dikembangkan selagi dalam proses, dan evaluasi
berikutnya dapat lebih berhasil. Ada beberapa kriteria dan standar yang telah ada standard for
evaluation of educational programs, and materials yang dibuat oleh the joint commette on
standard for educational evaluation.

BAB 8 INSTRUMEN EVALUASI


Langakah-langkah menyiapkan instrumen evaluasi yaitu, tentukan unit materi yang akan
dievaluasi atau dites, rumuskan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus,
siapkan kisi-kisi, dan buatlah butir-butir tes yang relevan dengan tujuan pembelajaran khusus.
Teknik observasi terutama berguna untuk mengevaluasi performance skills dan aspek-aspek
personal social development. Sebagai tambahan, hasil observasi merupakan perlengkapan paper
and pencil testing dengan melihat bagaimana pelajar berprilaku dalam situasi yang alami.
BAB 9 INSTRUMEN EVALUASI TES ESSAY OBJEKTIF DAN LISAN
Tes essay yaitu tes yang jawabannya berupa uraian kalimat yang relatif panjang atau berupa
karangan. Kelebihan tes essay merupakan untuk mengukur atau menilai kemampuan menulis
dan kreativitas dalam menuangkan pendapat dalam bentuk tulisan, sedangkan keterbatasan tes
essay hanya dapat memberikan sampel yang terbatas. Tes lisan sering digunakan oleh guru
kelas untuk mengevaluasi siswanya. Tes oral atau tes lisan ini mempunyai keterbatasan dan
kelebihan sebagai berikut; konten terbatas dan tingkat reliabilitas rendah. Tes lisan memiliki
kelebihan diantaranya memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menentukan
sampai seberapa baik seorang guru atau siswa dapat mengatur dan menyimpulkan dan
mengekspresikan dirinya. Instrumen evaluasi ini terdiri dari observasi, tes essay, tes objektif,
tes lisan

Anda mungkin juga menyukai