Anda di halaman 1dari 13

Klasifikasi Batuan Beku

BATUAN BEKU

batuan adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh
kumpulan atau kombinasi dari satu macam mineral atau lebih. Batuan yang
terbentuk dari proses pembekuan/pengkristalan magma dalam perjalanannya
menuju permukaan bumi, termasuk hasil aktivitas gunungapi.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan atau
kristalisasi magma. Proses ini merupakan proses perubahan fase dari fase cair
(lelehan, melt) menjadi fase padat, yang akan menghasilkan kristal-kristal mineral
primer atau gelas. Proses pembekuan magma (temperatur dan tekanan) akan
sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan
komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal. Penggolongan batuan
beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetic
buatan, senyawa kimia yang terkandung dan susunan mineraloginya.
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi.
Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan
batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan
sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai
permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan
beku ekstrusif.
Batuan beku dalam Magma yang membeku di bawah permukaan bumi,
pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan
tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh
batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma
dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-
rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang
memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya
adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.
Batholit, Merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi
yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya
magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km
panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian
singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong
batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas
oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang
menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-
fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma
terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.

Gambar Batolit dan Lakolit


Dyke dan stock dyke disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang
diterobosnya. Sedangkan stock seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan
dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km.
Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
Jenjang Volkanik dan sill adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya. Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur
batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
Sedangkan sill adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses
geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya
cekung ke atas. Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh
intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral
pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam
kelompok batuan beku fanerik. Lakolit dan Lopolitb sejenis dengan sill yang
membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya
melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian
bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya
endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan
sedangkan lopolit bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas. Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk
tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi
mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke
dalam kelompok batuan beku fanerik.
Batuan beku Luar magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui
rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan
cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan
bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma
basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi
hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui
lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir
melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas
sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung
apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.
Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal
(pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.
Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok
batuan beku afanitik. Dapat pula disimpulkan sebagai berikut Magma yang
mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung
api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan
ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai
fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat
mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut
plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api
dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran
lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava
terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya
dan tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air
terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan
beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.

Gambar contoh batuan beku


Klasifikasi batuan beku pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara
sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur
batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi
mineral bergantung pada kandungan unsur kimia magma induk dan lingkungan
krsitalisasinya.
Tekstur batuan beku adalah:
· Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)
· Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat
dengan mikroskop. Contoh: Riolit, Adesit, Basalt.
· Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen
mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis. Contoh: Granit,
Diorit, Gabro, Peridotit.
· Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara
butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus.
Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan
butiran halus di sekitar fenokrist disebut massadasar.
Secara ringkas, klasifikasi batuan beku berdasarkan jenis batuan dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Tabel klasifikasi batuan beku

Penggolongan Batuan Beku


Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan
berdasarkan susunan mineraloginya.
Berdasarkan Genetik
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.
Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-
kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
2. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung
api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri
atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar
sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan
Diorit porfir.
3. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses
pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur
batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.

Berdasarkan Senyawa kimia


Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
· Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%.
Contohnya Dunit dan Peridotit.
· Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %.
Contohnya Gabro, Basalt.

· Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya
Granit, Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap
dibanding yang komposisinya asam.

Berdasarkan susunan mineralogi


Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat
mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur
batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan
itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama,
sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi
pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembkuan yang
cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur
batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi
1) Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
2) Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
3) Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
4) Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa keluarga atau kelompok yaitu:
a) keluarga granit –riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya
melebihi plagioklas.
b) keluarga granodiorit –qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas
dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar.
c) keluarga syenit –trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang
plagioklas juga tidak hadir
d) keluarga monzonit –latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir
dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
e) keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar
melebihi plagioklas
f) keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar.
g) keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar,
plagioklas melimpah.
h) keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca),
sedikit Qz dan K-felspar.
i) keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama
felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak
hadir.
j) keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl),
plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.
Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku

1. Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral Penyusunnya, mineral
penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya
sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk
batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah
umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral
felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku
intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa
dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
2. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan
dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang
sering ditemukan adalah:
1) Masif : bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
2) Jointing : bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan
kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
3) Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi
menjadi 3 yaitu:
· Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
· Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
· Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal
4) Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.

3. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral
yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk
butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan
berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur
merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.
Pengamatan tekstur meliputi :
 Tingkat kristalisasi Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi:
 Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk
kristal-kristal.
 Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa
mineral gelas.
 Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
 Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran
kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
 Granularitas Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat
dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
 Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran
kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:
1. Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan
dengan mata telanjang
2. Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan
mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus.
 Ineq uigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini
dapat dibagi lagi menjadi :
1. Faneroporfiritikbila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-
kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang
2. Porfiroafinitik bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang
tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
 Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan
apabila semuanya tersusun atas gelas.
 Bentuk Butir Euhedral adalah bentuk kristal dari butiran mineral
mempunyai bidang kristal yang sempurna.
 Subhedral adalah bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
sebagian bidang kristal yang sempurna.
 Anhedra adalah berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
bidang kristal yang tidak sempurna

4. Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4
yaitu:
 Kelompok Granit –Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama
tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang
terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
 Kelompok Diorit – Andesit Berasal dari magma yang bersifat intermediet,
terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen
dan kuarsa biotit, orthoklas dalam jumlah kecil
 Kelompok Gabro – Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan
terdiri dari mineral-mineral olivine, plaglioklas Ca, piroksen dan
hornblende.
 Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang
mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

5. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :
 Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari keseluruhan
mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa proses
kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan
terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal yang relatif
sempurna.
 Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian mineral
membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini
menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih
memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
 Holohyalin
Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang
keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses
kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak
memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang
sempurna.

6. Sifat Batuan
Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :
 Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam
yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
 Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku
intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak.
 Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
ni contoh pendeskripsian batuan:

· Nama Batuan : Tonalite


· Jenis Batuan : Intermediate
· Warna : Abu - abu, putih, hitam
· Tekstur : Hypidiomorphic Granular
· Struktur : Massive
· Genesa : Intrusive
· Komposisi Mineral : Plagioklas, kuarsa, hornblende, biotite

KESIMPULAN

Jadi proses pembekuan magma (temperatur dan tekanan) sangat berpengaruh


pada tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat
dipengaruhi oleh sifat magma asal.
Lalu pada bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di
sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke,
dan jenjang volkanik.
Adapun Tekstur batuan beku adalah Gelas (Glassy), Afanitik (fine grained
texture), Fanerik (coarse grained texture), Porfiritik,
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan
berdasarkan susunan mineraloginya.
berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3
kelompok yaitu Batuan beku dalam (pluktonik), Batuan beku korok (hypabisal),
Batuan beku luar (efusif).
Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
Batuan beku ultra basa, Batuan beku basa, Batuan beku intermediet, Batuan beku
asam.
Tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat
dibagi menjadi batuan dalam bertekstur, batuan gang bertekstur porfiritik dengan
massa dasar faneritik, batuan gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar
afanitik, dan batuan lelehan bertekstur afanitik.
Adapun Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku antara
lain adalah Warna Batuan, stuktur batuan, pada batuan beku struktur yang sering
ditemukan adalah: Masif, Jointing, Vesikular, Amigdaloidal
Pengamatan tekstur meliputi: Tingkat kristalisasi Tingkat kristalisasi batuan
beku dibagi menjadi: Holokristalin, Hipokristalin, Holohialin. Ukuran
:Granularitas Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi
menjadi beberapa macam yaitu: Equigranulritas Tekstur ini dibagi menjadi 2:
Fenerik Granular, Afinitik. Inequigranular tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi :
Faneroporfiritik, Porfiroafinitik.

Anda mungkin juga menyukai

  • SKEMA EKSPLORASI BAHAN GALIAN
    SKEMA EKSPLORASI BAHAN GALIAN
    Dokumen4 halaman
    SKEMA EKSPLORASI BAHAN GALIAN
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Pengenceran HCl dengan Labu Ukur
    Pengenceran HCl dengan Labu Ukur
    Dokumen4 halaman
    Pengenceran HCl dengan Labu Ukur
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • GEOMORFOLOGI
    GEOMORFOLOGI
    Dokumen34 halaman
    GEOMORFOLOGI
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • KISI2 Uts
    KISI2 Uts
    Dokumen4 halaman
    KISI2 Uts
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Tahun
    Tahun
    Dokumen2 halaman
    Tahun
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Petrografi Laporan Kampret
    Petrografi Laporan Kampret
    Dokumen72 halaman
    Petrografi Laporan Kampret
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Das Jack 234
    Das Jack 234
    Dokumen3 halaman
    Das Jack 234
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Kisi Kisi
    Kisi Kisi
    Dokumen1 halaman
    Kisi Kisi
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Senyawa Asam Yang Terbentuk Di Udara Akan Dikirim Ke Permukaan Bumi Melalui Dua Cara
    Senyawa Asam Yang Terbentuk Di Udara Akan Dikirim Ke Permukaan Bumi Melalui Dua Cara
    Dokumen1 halaman
    Senyawa Asam Yang Terbentuk Di Udara Akan Dikirim Ke Permukaan Bumi Melalui Dua Cara
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Batu Lempung
    Batu Lempung
    Dokumen13 halaman
    Batu Lempung
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Variable Respon
    Variable Respon
    Dokumen2 halaman
    Variable Respon
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Petrografi Laporan Kampret
    Petrografi Laporan Kampret
    Dokumen72 halaman
    Petrografi Laporan Kampret
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • 708 1215 1 SM
    708 1215 1 SM
    Dokumen16 halaman
    708 1215 1 SM
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Cover BB
    Cover BB
    Dokumen1 halaman
    Cover BB
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Gunungapi Hobal
    Gunungapi Hobal
    Dokumen7 halaman
    Gunungapi Hobal
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • DFSFSD
    DFSFSD
    Dokumen2 halaman
    DFSFSD
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Uts 2016
    Uts 2016
    Dokumen3 halaman
    Uts 2016
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Foraminifera Plangtonik
    Foraminifera Plangtonik
    Dokumen6 halaman
    Foraminifera Plangtonik
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Uts Kuarter
    Uts Kuarter
    Dokumen3 halaman
    Uts Kuarter
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Nimsi Metopen
    Nimsi Metopen
    Dokumen23 halaman
    Nimsi Metopen
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen2 halaman
    1
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen1 halaman
    Book 1
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Globigerina Riveroae Bolli & Bermúdez, 1965
    Globigerina Riveroae Bolli & Bermúdez, 1965
    Dokumen1 halaman
    Globigerina Riveroae Bolli & Bermúdez, 1965
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Pisang Coklat NN
    Pisang Coklat NN
    Dokumen10 halaman
    Pisang Coklat NN
    Leonard Chris Ngurahwijana Lateka
    Belum ada peringkat
  • Bowen Reaction Series 1922
    Bowen Reaction Series 1922
    Dokumen22 halaman
    Bowen Reaction Series 1922
    Purwo Ko
    Belum ada peringkat