Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BELA NEGARA

MAKALAH PPKN

BELA NEGARA SERTA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

DISUSUN OLEH :

Della Mahdalia ( 201332026 )

Desiana Dwi Saputri ( 201332065 )

Diajeng Sulistyawati B.W ( 201332031 )

Raden Dira Anisah Brata ( 201332025 )

Rizki Fauzia Devi ( 201332036 )

Susi Maryati ( 201332015 )

Jurusan ilmu gizi

Universitas Esa Unggul


Jakarta

2013

ABSTRAK

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Memperkuat Pertahanan Bela
Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Pendidikan kesadaran bela negara sangat penting untuk
mempertahankan negara dari ancaman militer maupun non militer. Hak dan Kewajiban Bela
NegaraUpaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa and bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945 (Basrei, 1992:
14). Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban membela Negara diperlukan pengetahuan
tentang bela negara dalam arti luas. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya menyangkut
menghadapi bencana perang tetapi juga bencana lain. Untuk itu setiap warganegara harus disiapkan
dengan baik dan sekaligus perlunya penjelasan secara meluas tentang hak dan kewajiban dalam
upaya bela negara dan upaya perthanan keamanan (pasal 27 dan pasal 30 ayat (1))

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul, “ Bela Negara serta Hak dan
kewajiban Warga Negara”.

Makalah ini disampaikan untuk memenuhi kelengkapan syarat penilaian mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Tak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
menambah lebih banyak wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini . Kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Agustus 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Abstrak .................................................................................................................... 2

Kata pengantar ........................................................................................................ 3

Daftar isi .............................................................................................................. 4

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

Bab II. Pembahasan

2.1 Pengertian Bela Negara .............................................................................. 7

2.2 Peran Pendidikan Bela Negara ................................................................... 8

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara ................................................................. 15

2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945 ................................... 16

2.4.1 Hak Warga Negara Indonesia ................................................................. 16

2.4.2 Kewajiban Warga Negara Indonesia ....................................................... 17

2.5 Asas- asas Kewarganegaraan .......................................................................... 20

2.6 Hak dan kewajiban Bela negara......................................................................... 21

Bab III. Kesimpulan ...................................................................................... 22


Daftar Pustaka ................................................................................................. 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia yang merupakan suatu Negara yang demokratis tentunya mempunyai elemen, seperti
masyarakat. Masyarakat disini sangat berperan dalam pembangunan suatu Negara. Negara
mempunyai hak dan kewajiban bagi warga negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga
mempunyai hak dan kewajiban terhadap Negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut
yang seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing elemen tersebut.

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-
hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur dari Negara yang
berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal
di suatu Negara tersebut merupakan penduduk dari Negara yang bersangkutan. Suatu Negara pasti
mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan.
Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang bisa dianggap sebagai warga Negara. Di
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian Bela Negara ?

2. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara ?

3. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara ?

4. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945?

5. Apakah asas- asas Kewarganegaraan ?

6. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?


1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang penulis teliti adalah :

1. Menjelaskan pengertian Bela Negara

2. Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara

3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.Secara fisik, hal ini dapat diartikan
sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam
keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk
serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.Landasan
konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau
perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari
rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel,Iran) dan Singapura
memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk
alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan
relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang

Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undangKesadaran Bela Negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama
menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan negara.
· Unsur Dasar Bela Negara:

1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologiI negara

4. Rela berkorban untuk bangsa & negara

5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara

· Contoh-Contoh Bela Negara :

1. Melestarikan budaya

2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar

3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

4. Dll.

2.2 Peran Pendidikan Bela Negara

PERAN PENDIDIKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM PERTAHANAN NEGARA

1. Ancaman Militer

Pertahanan negara dibangun untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta
keselamatan segenap bangsa dari segala bentukan caman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara, baik ancaman militer maupun non-militer. Yang dimaksud dengan ancamanmiliter
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisir yang dinilai mempunyai
kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenapbangsa. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor: 23 Prp Tahun 1959 tentang keadaan
Bahaya yang berbunyi :

“Presiden/Panglima Tinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagaian dari wilayah
NegaraRepublik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat sipil atau
keadaan darurat militer atau perang”.

Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase,
spionase, aksi teror bersenjata,ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal.

Rincian ancaman militer dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 pada penjelasan Pasal7 ayat 2
adalah sebagai berikut :
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lainterhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara, antara lain :

1) Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lainterhadap wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2) Bombandemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan bersenjata
negara lain terhadap wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia.

3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NegaraKesatuan Republik Indonesia
oleh angkatan bersenjata negara lain.

4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsursatuan darat atau satuan laut
atau satuan udara Tentara NasionalIndonesia.

5) Unsur kekuataan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayahnegara Kesartuan Republik
Indonesia berdasarkan perjanjian yangtindakan atau keberadaannya bertentangan dengan
ketentuandalam perjanjian

6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayah olehnegara lain sebagai daerah
persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negaralain untuk melakukan tindakan
kekerasan di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia atau melakuan tindakan- tindakan seperti
tersebut diatas.

b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang menggunakan kapal maupun
pesawat non komersial.

c. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencapai dan mendapatkan rahasia militer.

d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital Nasional yang membahayakan
keselamatan bangsa.

e. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerja
sama dengan terorisme dalam negara atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi hingga
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa.

f. Pemberontakan bersenjata

g. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lain. Bagi bangsa Indonesia, spektrum ancaman pertahanan negara yang
terbesar, walaupun kecil kemungkinannya adalah agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata
yang dilakukan oleh suatu negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), dan keselamatan segenap bangsa.

2. Strategi Pertahanan Militer


Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan sumber, serta bentuk
dan besarnya ancaman aktual yang mengancam Indonesia. Sebagaimana diatur dalam pasal 7
Undang–Undangnomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa sistem pertahanan negara
dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai Komponen Utama, di dukung oleh
Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Tugas utama TNI adalah menghadapi ancaman
militer, yangberbentuk agresi militer yang dilakukan suatu negara dengan tujuan menduduki
sebagian atau seluruh wilayah NKRI. Meskipun TNI merupakan Komponen Utama pertahan negara,
namum dalam menghadapi ancaman militer, khususnya agresi militer suatu negara, lapis diplomasi
sebagai pertahanan non militer tetap menjadi pilihan sebagai lapis pertama untuk mencegah perang
atau mengurangi dampak perang.Ancaman militer yang bentuknya bukan agresi militer dihadapi
dalam kerangka menegakkan kedaulatan negara, keutuhan, dan keselamatanbangsa Indonesia.
Bentuk ancaman militer yang dimaksud, antara lain,adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh
negara lain, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, sabotase, spionase, aksi teroryang
dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama dengan terorisdalam negeri atau oleh teroris
dalam negeri, ancaman keamana di laut atauudara yurisdiksi nasional, dan konflik komunal.Strategi
pertahan menghadapi ancaman militer yang berbentukbukan agresi dihadapi dengan kekuatan TNI
sebagai lapis pertahanan militer, baik secara matra atau secara gabungan salam susunan Tri-Matra
Terpadu. Besarnya kekuatan yang dikerahkan disesuaikan dengan bentuk , derajat,dan besaran
ancaman yang dihadapi.

3.Pertahanan Non Militer

1. Ancaman Non militer

Ancaman non-militer pada hakikatnya adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor non-militer
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Jenis ancaman non militer dibagi menjadi dua.
Pertamaadalah ancaman yang berkaitan langsung dengan pertahanan negara, misalnya kesengajaan
penyebaran penyakit sebagai bagian dari perang biologi. Keduaadalam ancaman non militer yang
tidak berkaitan langsung dengan pertahanan negara, misalnya penyebaran penyakit secara alamiah,
baik epidemik maupun pendemik.Sifat ancaman non-militer harus dihadapi pulan dengan
pendekatan non-militer, sebagaimana diatur dalam pasal 7 Undang -Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-
militer menempatkan lembaga pemerintahan di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur-unsur lain dari
kekuatan bangsa, sedangkan TNI sebagai pendukung.

2. Dominasi Ancaman Non militer di Era Globalisasi dan Strategi menghadapi


Memasuki era globalisai yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, komunikasi, dan informasi sebagaimana kita rasakan bersama saat ini, setidaknya telah
mempengaruhi pola dan bentuk ancaman terhadap kedaulatan suatunegara. Ancaman yang semula
bersifat fisik ( konvensional ), yang biasanya juga dihadapi dengan kekuatan fisik (hard power ), kini,
telah berkembang menjadi multi dimensional ( fisik dan non fisik ) dengan dominasi ancaman yang
bersifat non fisik, serta berasal dari luar dan dari dalam negeri. Jenis ancaman ini merupakan bentuk
peperangan baru yang memanfaatkan perkembangan pesat teknologi informasi, termasuk
perkembangan di bidang new composite material seperti kimia danbiologi. Bentuk perang di era
globalisasi ini antara lain seperti perang informasi, perang ekonomi, perang budaya, politik bahkan
perangperadaban. Di sinilah peranansoft power (kekuatan nonmiliter) menjadi sangat penting dan
mengemuka dalam menghadapi ancaman perang diabad modern ini. Namun demikian, di sisi lain,
globalisasi juga memberikan dampak positif, antara lain ditandai dengan semakin eratnya hubungan
antara bangsa di dunia, yang menciptakan suatukesaling tergantungan antara negara-negara di
seantero dunia. Implementasi pendekatannya komprehensif dan integratif, karena pertahanan
negara tidak cukup di dekati dari aspek militer semata, akan tetapi memerlukan pendekatan yang
terpadu secara non militer dengan pendekatan secara militer, sebagai satu kesatuan pertahanan
dengan senantiasa menyadarkan pada kesadaran bela negara setiap warga negara. Hal ini juga telah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun2002 tentang pertahanan Negara pasal 7, bahwa
sistem pertahanan negara adalah bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah
dan sumber daya nasional lainnya, dan dilaksanakan secara menyeluruh, total dan terpadu. Sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan lembaga pemerintah
diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan dukungan oleh unsur- unsur lain dari kekuatan bangsa, termasuk mahasiswa, para
intelektual Indonesia yang merupakan bagian dari civil society.

3. Pertahanan Non-militer dan Pembinaannya

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Pasal 7 bahwa, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-militer menempatkan
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Subtansi
pasal tersebut merefleksikan bahwa pertahanan negara merupakan fungsi pemerintahan negara
yang cakupannya tidak hanya terbatas pada pertahanan militer, tetapi juga termasuk ke dalam
fungsi lembaga pemerintahan di luar bidang pertahanan.

Ancaman non-militer ditangani dengan pendekatan non militer, sedangkan fungsi pertahanan militer
dapat digunakan dalam kondisi tertentu sebagai unsur bantuan. Di sinilah esensi dari Sistem
Pertahanan Semesta yang diwujudkan dengan keterlibatan lembaga pemerintahan diluar bidang
pertahanan untuk memerankan fungsi pertahanan sipildalam penanganan ancaman non-militer.
Unsur –unsur pertahanan non-militer berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab setiap
instansi pemerintahan di luar Kementrian pertahanan. Oleh karena itu, pembangunan
posturpertahanan non-militer menjadi tanggung jawab seluruh Kementrianatau Lembaga
Pemerintah Non Kementrian (LPND), yangpelaksanaannya dikoordinasikan oleh Mentri Pertahanan.
2. Pembinaan Kekuatan Pertahanan Non militer

Pertahanan negara non-militer harus dapat didudukkan dalam konteks sebagai bentuk
diplomasi, pelayanan publik, meningkatkan daya saing dalam ekonomi, memperkuat ikatan sosial
budaya, menjaga ketersedian pasokan energi dan jaminan beroprasinya sistem distribusinya secara
baik, pelabuhan yang aman, bandara yang aman danefisien, pelayanan kesehatan yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat, serta jaminan keamanan sosial. Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun
2002 pasal 1 titik 2, yang berbunyi: “Sistem pertahanan negara bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainya yangdisiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan total,terpadu, terarah dan berlanjut, untuk menegakkan kedaulat
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dari segala ancaman”.

Kesemestaan yang merupakan sifat sitem pertahanan negara (total defence) dalam konteks
pertahanan negara mempunyai dua fungsi, yaitu dalam bentuk Pertahanan militer (military defence
)dan Pertahanan non militer (non military defence). Fungi pertahanan militer yang dilaksanakan oleh
TNI meliputi fungi operasi militer perang dan operasi militer selain perang/other than war (OTW)
untuk pertahahan non-militer dibentuk komponen cadangan dan komponen pendukung guna
memperkuat komponen utama, sedangkan pertahanan sipil (civil defence) untuk menghadapi
ancaman non-milite.

v Komponen pertahanan yang akan dibangun mencakup:

1) Komponen Utama, dengan membentuk Prajurit TNI baik wajib maupun sukarela;

2) Komponen Cadangan, dengan membekali warga negara dengan latihan dasar kemiliteran;
Komponen Cadangan tidak hanya terdiri atas warga negara, tetapi juga juga berupa : sumber daya
alam,buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui
mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat.

v komponen utama berupa:

1. Komponen Pendukung serta pengabdian warga negara sesuai dengan profesinya. Seluruh
deskripsi pertahanan negara terangkum dalam SistemPertahanan Negara bersifat Semesta
(Sishanta). Secara konstitusional dalampasal 27 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945, dinyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Mengacu pada lingkup Bab X tentang “Warga Negara Dan Penduduk”,
yang menaungi pasal tersebut, maka semestinya bela negara dipahami sebagai militerisme akan
tetapi sebagai upaya menjaga eksistensi negara.

3. Peranan Pendidikan Kesadaran Bela Negara dalam Pertahanan Negara


Sesuai dengan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun2002 penyelenggaraan pertahanan
Negara, dapat dilakukan melalui pendidikan Kewarganegaraan; pelatihan dasar militer secara
wajib;pengabdian sebagi prajurit Tentara Nasional Indonesia secara cukarela atausecara wajib;
kewajiban manjadi Komponen cadangan; kewajiban menjadikomponen pendukung; dan pengabdian
sesuai dengan profesi.Pendidikan kesadaran bela negara merupakan pendidikan dasar belanegara.
Pendidikan dasar pada suatu negara lazimnya disebut Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan
Kesadaran Bela Negara yang merupakanpendidikan dasar bela negara, dan merupakan bagian dari
kompnen sistempertahanan negara sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman militermaupun
nonmiliter.

6. Nilai- Nilai yang harus dibangun adalah Nilai-nilai kedaulatan, nilai kewilayahan, dan nilai
keselamatan.

a. Nilai Kedaulatan adalah nilai berkehendak secara merdeka tanpa tekanan dari siapa dan pihak
manapun. Dalam negara kemokrasi, kedaulatan berada ditangan rakyat. Intinya dalam negara
demokrasi, penyelenggara negara menjalankan kekuasaannya setelah mendapat persetujuan rakyat.
Nilai kedaulatan rakyat dapat dijabarkankedalam subnilai antara lain : 1) nilai Pancasila; 2) nilai
demokrasi; 3) nilai hak asasi manusia; 4) nilai kesejahteraan; 5) nilai kepemimpinan.

b. Nilai Kewilayahan adalah ukuran batas ruang lingkup hidup negara berkedaulatan, batas mana
negara berdinamika dengan warganya secara timbal balik dalam norma hukum yang disepakati.
Menjaga keutuhan wilayah merupakan hal yang mutlak, karena dalam wilayah itulah kehidupan
rakyat atau warga negara berlangsung dan tanpa wilayah, eksistensi bangsa tidak akan pernah
terwujud.

c. Nilai Keselamatan Bangsa adalah nilai keberlangsungan hidup bangsa di tengah persaingan
antara bangsa memperebutkan sumber dayayang terbatas mengembangkan selisih keunggulan.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 jelaslahbahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa olehnya. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak,
tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya
memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya
seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada
akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak
dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.

Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah
pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan
aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan
masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan
bagaimana mendapatkan materi dari pada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat
yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi
harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak
lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam
UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya,
syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita.
Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan
menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil
yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

2.4.1 Hak Warga Negara Indonesia :

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal
28B ayat 1).

- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”

- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

- hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun. (pasal 28I ayat 1).

2.4.2 Kewajiban Warga Negara

Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan melaksanakannya.Kita sebagai
masyarakat yang tinggal disuatu negara mempunyai kewajiban sebagai warga negara.

Berikut ini adalah kewajiban warga negara Indonesia:

- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : “segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahandan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.

- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan :
“setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara”.

- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap orang
wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.

- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”

- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu:

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat
(2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.
Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

Hak dan Kewajiban warga Negara asing di Indonesia

Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima hak dan kewajiban selama
berada di Indonesia:

Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan.

Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.

Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.

Tidak mempunyai jak dan kewajiban untuk bela negara.

Kewajiban Utama warga Negara

a. Membela Negara :

- Sebagai rasa cinta tanah air

- Menjaga citra/nama baik Negara

- Menjaga keutuhan NKRI

b. Menghormati Negara meliputi :

1. Hormat kepada Bendera Negara sebagai lambing tertinggi Negara.

2. Hormat kepada Kepala Negara sebagai Presiden dan Pejabat Tertinggi

Negara.

3. Hornat kepada Lagu Kebangsaan Negara sebagai lagu kebanggaan bangsa dan negara.

4. Hormat kepada pejabat negara, terhadap Kepala Desa sampai dengan Presiden.

c. Mentaati Hukum, perundang-undangan dan segala peraturan yang berlaku (membayar pajak,
mentaati peraturan lalu lintas, dan lain sebagainya.

Warga Negara Mempunyai hak-hak yang patut diberikan dan dilindungi oleh Negara, antara lain:

Berdasarkan UUD 1945 :

- Pasal 27 (2) : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

- Pasal 29 (2) : setiap Warga negara memiliki kemerdekaan untuk memeluk agamanya.

- Pasal 31 (1) :setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.


2.5 Asas-asas kewarganegaraan

a. Asas Ius Soli : artinya kewarganegaraan sesorang ditentukan oleh Negara tempat kelahirannya

b. Asas Ius Sanguinis: artinya kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh kewarganegaraan


orang tuanya.

c. Bipatride : artinya seseorang memiliki dua kewarganegaraan.

Contoh :

Ahmad dan Bety : (suami isteri) adalah Warga Negara Indonesia yang menganut asas Ius Sanguinis
artinya kewarganegaraan berdasarkan WN orangtuanya.

Ahmad dan Bety : sedang berada di Negara Chili yang menganut asas Ius Soli artinya
kewarganegaraan berdasarkan Negara tempat lahirnya.

Bety isterinya melahirkan Hadi di Negara Chili :

Kewaganegaraan Hadi : Menurut Negara Indonesia adalah Indonesia. Menurut Negara Chili adalah
Chili.

Jadi Hadi memiliki 2 (dua) kewarganegaraan.

d. Apartride : artinya seseorang tidak memiliki kewarganegaraan.

Contoh :

Dodi danErna : (suami isteri) adalah warga Negara Cina yang menganut asas Ius Soli

Dodi dan Erna : berada di Negara Singapura yang menganut asas Ius Sanguinis. Erna isterinya
melahirkan Yani di Negara singapura : Menurut Negara Cina adalah Singapura. Menurut Negara
Singapura adalah Cina.

Kewarganegaraan yani ditolak oleh Negara Cina dan Singapura, sehingga Yani
Tidak memiliki kewarganegaraan.

Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945 dikaitkan langsung dengan kewajban karena
memang mepunyai keterkaitan.Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan dalam
satu pasal seperti pasal 27 ayat (1) “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”.Dalam kaitan ini dapat diketengahkan masalah hak-hak warga negara misalnya masalah
pendidikan, kesejahteraan sosial dan pertahanan.Sebelum amandemen tidak ada Hak Asasi Manusia
dalam UUD 1945. Hal ini disebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham negara
integralistik yang dianut UUD 1945. Paham negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam
Muller dan Hegel bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, namun untuk menajamin
masyarakat secara persatuan (Kaelan, H., NS. 2002: 39). Menurut Dr. A. S. S. Tambunan,SHkini kita
menganut paham individualisme dan liberalism seperti waktu UUDS 1950, terbukti dengan rumusan
pasal-pasal dalam Bab XA (Hak Asasi Manusia) beserta pasal-pasalnya itu bertentangan Pembukaan
UUD NKRI 1945.

2.6 Hak dan kewajiban Bela Negara

Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa and
bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945 (Basrei, 1992: 14). Untuk dapat
melaksanakan hak dan kewajiban membela Negara diperlukan pengetahuan tentang bela negara
dalam arti luas. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya menyangkut menghadapi bencana perang
tetapi juga bencana lain. Untuk itu setiap warganegara harus disiapkan dengan baik dan sekaligus
perlunya penjelasan secara meluas tentang hak dan kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya
pertahanan keamanan (pasal 27 dan pasal 30 ayat (1))

BAB III

KESIMPULAN

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara militer maupun non militer.
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang seutuhnya Peran bela Negara sangat penting
untuk mempertahankan suatu negara dari ancaman militer maupun non militer.

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak
warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu
terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada
kewajiban. Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945 dikaitkan langsung dengan kewajban
karena memang mepunyai keterkaitan.Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan
dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara

http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.

http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-Negara

Anda mungkin juga menyukai