Anda di halaman 1dari 5

1 Jurnal Pendidikan Biologi Hal (1-5) April 2018

ANALISIS VEGETASI TANAMAN MANGROVE DI DESA AMOLENGU


KEC.KOLONO TIMUR KABUPATEN KONAWE SELATAN
Zulkifli1, Nur Qamar Rahmah1, Dian sapitri1,Mulqiah umar1,Hulis nawati1, Lini
endriwin, Adi cahyadi1, Arni1,Sri Andriani1, Muhiudin
1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO,
Email: Zulkifliiswan@gmail.com

Praktikum ini bertujuan untuk melihat respon zooplankton terhadap lingkungan berdasarkan periode waktu.
ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanakan di Pantai Nambo, Kel. Nambo Kec. Nambo Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Selanjutnya
identifikasi jenis-jenis zooplankton dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Unit Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Univeristas Halu Oleo, pada 14 sampai 15 April 2018. Variabel praktikum terdiri atas variabel bebas
jarak laut dari pinggir pantai, tengah dan laut dalam pantai, Variabel terikat yaitu jenis-jenis zooplankton yang
teridentifikasi pada laut Pantai Nambo, Kendari. Metode purposive sampling yaitu, penentuan titik sampling di
tentukan berdasarkan kondisi wilayah yang dianggap dapat mewakili keseluruhan sampel. Penentuan titik sampling
sebanyak 3 titik yaitu pada laut pantai bagian pinggir, tengah dan laut dalam pantai. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui Respon Zooplankton Terhadap Lingkungan Berdasarkan
Periode Waktu
Kata Kunci: Respon Zooplankton, Faktor Fisika (Suhu, Salinitas dan Kecerahan),Periode Waktu

dapat digunakan sebagai salah satu indikator biologis


kualitas perairan ( Putra,2012 )
PENDAHULUAN Perubahan kondisi fisik dan kimia akan
Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang mempengaruhi ekosistem perairan dan organisme yang
di dalamnya terdapat interaksi antara faktor biotik dan tinggal didalamnya, khususnya keberadaan plankton.
abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan Plankton adalah organisme terapung atau melayang
saling mempengaruhi. Lingkungan menyediakan layang didalam suatu perairan yang gerakannya relatif
tempat hidup bagi organisme-organisme yang pasif ( Suin, 2002: 118). Plankton adalah organism
menempatinya, sebaliknya makhluk hidup dapat akuatik yang memegang peranan penting dalam
mengembalikan energi yang dimanfaatkannya ke mempengaruhi produktivitas primer dalam perairan.
dalam lingkungan. Suatu daur energi memberikan Keberadaaan plankton dapat dijadikan sebagai
contoh nyata akan keberadaan interaksi tersebut bioindikator kondisi perairan karena plankton memiliki
( Usman, 2013 ) batasan toleransi terhadap zat tertentu ( Faza, 2012).
Kawasan pesisir merupakan daerah Plankton merupakan organisme yang peka terhadap
pencampuran antara rezim darat dan laut, serta perubahan lingkungan sehingga jumlah spesies
membentuk suatu keseimbangan yang dinamis dari plankton tertentu dapat digunakan sebagai indikator
masing masing komponen. Interkasi antara hutan pencemaran suatu perairan
mangrove, padang lamun, dan terumbu karang dengan Kenaikan suhu air sangat mempengaruhi
lingkungannya diperairan pesisir mampu menciptakan berbagai sifat fisik dan kimiawi yang berhubungan
kondisi lingkungan yang sangat cocok bagi dengan kualitas air serta biota akuatik. Salah satunya
berlangsungnya proses biologi dari berbagai macam pada biota yang tidak dapat menghindar seperti
jenis organisme akuatik. Kawasan pesisir yang plankton.Plankton sebagai organisme yang tidak dapat
memiliki ketiga ekosistem tersebut biasanya memiliki melawan pergerakan massa air, yang meliputi
produktivitas yang sangat tinggi. Disamping itu, secara fitoplankton (plankton nabati), zooplankton (plankton
ekologis ketiga eksistem tersebut mampu berperan hewani) dan bakterioplankton (bakteri). Fitoplankton
sebagai penyeimbang stabilitas kawasan pesisir, baik berperansebagai produsen primer yaitu organisme yang
akibat pengaruh darat maupun di laut ( Thoha, 2007 ) dapat mengubah senyawa anorganik menjadisenyawa
Pada umumnya faktor pemanfaatan suatu organik dengan bantuan sinar matahari melalui proses
perairan ditentukan oleh tingkat kesuburan perairan fotosintesis. Fitoplankton merupakan organisme
yang dapat diukur dengan kelimpahan produsen primer autotrof utama dalam kehidupan di laut. Melalui proses
yang terdapat diperairan tersebut. Keberadaan produsen fotosintesis yang dilakukannya, fitoplankton mampu
primer di dalam ekosistem perairan dapat menunjang menjadi sumber energi bagiseluruh biota laut melalui
kelangsungan hidup organisme lainnya. Salah satu mekanisme rantai makanan. Walaupun memilikiukuran
organisme yang dapat dijadikan parameter biologis yang kecil namun memiliki jumlah yang banyak
perairan adalah plankton, karena dengan menegetahui sehingga mampu menjadi pondasi dalam piramida
struktur komunitas plankton yang meliputi komposisi, makanan di laut ( Sunarto, 2008 )
kelimpahan, dan keanekaragaman serta spesies defisit

1
2 Jurnal Pendidikan Biologi Hal (1-5) April 2018

Zooplankton merupakan anggota plankton Cara pengukuran diameter adalah melingkarkan pita
yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan meteran kain ke tegakan setinggi dada diameter at
terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang
breast height (dbh) untuk kategori tiang dan pohon.,
mewakili hampir seluruh filum hewan. Zooplankton
merupakan komponen penting dalam ekosistem sedangkan untuk pengukuran tinggi dengan
perairan ( Faturohman,2016 ) menggunakan meteran rol dan menghitung jumlah
Zooplankton mempunyai peranan yang sangat tegakan serta jenisnya sesuai petak ukur. Jenis
penting didalam suatu perairan , selain sebagai dasar
tumbuhan yang belum diidentifikasi di lapangan,
dari rantai rantai produsen ( Primary producen ) juga
merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan diambil spesimennya, difoto, kemudian diidentifikasi
suatu perairan. Terdapat hubungan positif antara dengan menggunakan buku identifikasi.
kelimpahan zooplankton disuatu perairan tinggi maka
perairan tersebut cenderung memilki produktivitas
Analisis Data
yang tinggi, begitu pula sebaliknya ( Yuliana,2012)
Berdasarkan uraian tersebut timbul suatu Data yang diperoleh dianalisis secara sistematis yaitu
gagasan untuk mengetahui “respon zooplankton dengan menghitung:
terhadap lingkungan berdasarkan peroide waktu” a. Kerapatan (K)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
METODE PRAKTIKUM 𝐾=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

Metode yang digunakan di lapangan adalah


b. Kerapatan Relatif (KR)
metode purposive sampling yaitu teknik yang
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
digunakan apabila sampel yang akan diambil memiliki 𝐾𝑅 = 𝑋 100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
pertimbangan tertentu. Data primer, adalah data yang
diperoleh dengan mencatat langsung dari hasil metode
pengambilan contoh, observasi dan wawancara
c. Frekuensi (F)
langsung. ∑ 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
Teknik pengukuran dan pengamatan vegetasi 𝐹=
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑜𝑡
mangrove yaitu dengan menggunakan metode d. Frekuensi Relatif (FR)
transek/jalur garis berpetak ganda dengan petak ukur 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
berukuran 20x20 m2untuk pohon yang terletak di 𝐹𝑅 = 𝑋 100 %
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
dalam petak ukur. Pada petak ukur dengan ukuran e. Dominansi (D)
20x20 m2 tersebut, dibuat petak yang lebih kecil 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑠𝑎𝑙 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑙𝑏𝑎)
𝐷=
dengan ukuran 10x10 m2 untuk tingkat tiang. 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
Sedangkan pada petak ukuran 5x5 m2 untuk tingkat f. Dominansi Relatif (DR)
pancang dan pada petak ukuran 1x1 m2 untuk tanaman 𝐷𝑅
bawah, seperti pada gambar di bawah ini: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
= 𝑋 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
20 x 20 m g. Indeks Nilai Penting ( INP)
𝐼𝑁𝑃 = 𝐾𝑅 + 𝐹𝑅 + 𝐷𝑅

100 m

Pada setiap petak tersebut, mengidentifikasi


jenis semua tegakan, mengukur diameter, tinggi, LBDS
dan menghitung jumlah masing-masing jenis tegakan.

2
3 Jurnal Pendidikan Biologi Hal (1-5) April 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
Hasill pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Jenis Spesies K(Ind/Ha) KR (%) F (%) FR(%) D (m2/Ha) DR (%) INP


Ceriops tagal 6260 40.41 60 27.27 0.28 0.26 68

Rhizopora apiculata 400 2.58 20 9.09 0.36 0.34 12

Bruguiera 6815 43.10 80 36.36 101.2 96.13 176


gymnorrhiza
2015 13.00 60 27.27 3.35 3.18 44
Sonerata ovate

Total
15490 100 220 100 105.27 100 300

Tabel. 1.

berdasarkan pengamatan pada tabel di atas, spesies yang lebih dominan dalam tabel kerapatan abedi adalah
Bruguieragymya

B. Pembahasan Leptocylindrus minimus. Pada titik pertama


Zooplankton merupakan organisme (pinggir) spesies yang mendominasi adalah Bivalve
perairan yang memainkan peran yang sangat larva. Faktor yang menyebabkan spesies ini
penting dalam rantai makanan. Walaupun daya mendominasi adalah intensitas cahaya yang tidak
geraknya terbatas dan distribusinya ditentukan terlalu tinggi atau tidak melewati 200 lux halini
oleh keberadaan makanannya, zooplankton dikarenakan cahaya pada pagi hari masi dapat
berperan pada tingkat energi yang keduanya ditolerir oleh spesies ini. Hal ini sesuai dengan
menghubungkan produsen utama (fitoplankton) penelitian Winanto (2009 :143 ) yang menyatakan
dengan konsumen dalam tingkat makanan yang bahwa larva bivalvia menyukai intensitas cahaya
lebih tinggi. Peranan zooplankton sebagai yang rendah atau dibawah 200 lux larva ini akan
konsumen pertama sangat berpengaruh dalam rantai senang berkumpul jika ada intensitas cahaya
makanan suatu ekosistem perairan (Kusmaeri, tersebut yakni tidak melewati 200 lux halin. Pada
2015: 9). titik kedua yaitu pada laut dangkal spesies yang
Berdasarkan pengamatan pagi hari dengan lebih mendominasi adalah Rhizosolenia junction.
kedalaman yang berbeda-beda diperoleh sepuluh Faktor yang menyebabkan spesies ini mendominasi
jenis spesies zooplankton yang terdiri dari adalah tingginya kecerahan cahaya matahari yang
Rhizoselenia sp. Bivalve larva, Leptocylindrus masih mampu menembus laut dangkal. Hal ini
minimus, Trichome, Ceratiumfusus, Cylindrotheca sesuai dengan penelitian Indraswari (2015: 29)
closterium, Dictyoca sp. Leptocylindrus danicus, yang menyatakan bahwa tingkat distribusi
Rhizosolenia end, Rhizosolenia junction, kelimpahan spesies Rhizosolenia junction sangat

3
4 Jurnal Pendidikan Biologi Hal (1-5) April 2018

dipengaruhi oleh tingginya kecerahan air laut. Pada dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan dan
titik ketiga laut dalam hanya ditemukan satu spesies suhu lingkungan yang terdapat pada daerah laut
yang mendominasi yaitu Leptocylindrus minimus dangkal. Menurut Islami (2013:4-5) Setiap spesies
hal ini disebabkan karena rendahnya intensitas bivalvia mempunyai toleransi yang berbeda-beda
cahaya. Menurut Rashidy (2013: 14) Rendahnya terhadap suhu. Suhu optimum bagi bivalvia
intensitas cahaya dapat merupakan salah satu berkisar antara 25 - 28°C. Pada bivalvia, suhu dan
penyebab tingginya jumlah kelimpahan konsentrasi partikel. Pada bagian dalam laut
zooplankton pada daerah tersebut, karena untuk terdapat lima spesies yaitu Bivalve larva,
melakukan sintesa klorofil yang efektif umumnya Rhizosolenia sp, Pollen, Dytilum brightwelli dan
diperlukan intensitas cahaya yang relatif rendah. Guinardia flaccida. Dimana spesies yang
Cahaya yang intensitasnya terlalu kuat akan mendominasi yaitu Pollen. Menurut Rashidy
merusak klorofil dalam reaksi yang disebut photo (2013:14) rendahnya intensitas cahaya dapat
oxidation. merupakan salah satu tinggihnya jumlah
Berdasarkan hasil pengamatan pada siang kelimpahan pitoplankton pada kedalaman tersebut,
hari dengan titik kedalaman yang berbeda-beda Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
diperoleh berbagai macam jenis spesies. Pada titik pada malam hari ditemukan empat jenis spesies
kedalaman laut litoral (pinggir) diperoleh jenis zooplankton yang terdiri dari Leptocylindrus
spesies Leptocylindrus minimus, Pollen, minimus, Ceratium fusus, Rhizosolenia junction,
Rhizosolenia junction, dan Bivalve larva dengan Rhizosolenia sp. dengan titik kedalaman yang
jenis spesies yang mendominasi yaitu Rhizosolenia berbeda-beda, yaitu laut bagian pinggir, dangkal,
junction hal demikian dapat terjadi karena dan dalam. Pada bagian pinggir laut hanya terdapat
kecerahan yang cukup tinggi, menurut Hutabarat satu spesies yaitu Leptocylindrus minimus. Faktor
dkk (2013: 81) Jenis Rhizosolenia junction ini penyebab dominansi spesies ini dipengaruhi oleh
mampu tumbuh dengan cepat meskipun pada suhu dan kecerahan. Hal ini sesuai dengan
kondisi nutrien dan cahaya yang tinggi. Pada titik penelitian Indraswari (2015: 28) menyatakan bahwa
kedalaman laut dangkal hanya diperoleh jenis Dominansi pada spesies ini dipengaruhi oleh suhu
spesies Leptocylindrus minimus, menurut serta kecerahan perairan tersebut sehingga
Widianingsih (2007: 10) Suatu kelimpahan memungkinkan spesies tersebut untuk berkembang
fitoplankton di estuarine dan perairan pantai dapat dipinggiran perairan spesies ini juga adalah diatom
berubah dengan cepat seiring adanya perubahan pembentuk rantai yang ditemukan dimuara dan
nutrient dan cahaya yang merupakan factor limitasi perairan pesisisir. Pada titik kedua yaitu laut
serta adanya perubahan perbedaan lingkungan fisik dangkal terdapat 2 jenis spesies yaitu Rhizosolenia
( mixing sanility), dengan demikian kesemua factor junction dan Ceratium fusus. Spesies yang
di atas akan mempengaruhi perubahan komposisi mendominasi pada perairan bagian dangkal ini
suatu spesies. Pada titik kedalaman laut dalam adalah Ceratium fusus. Hal ini disebabkan oleh
diperoleh jenis empat jenis spesies dengan pola adanya ketersediaan nutrisi, cahaya matahari, dan
sebaran yang sama yang terdiri dari Rhizosolenia faktor lingkungan lainnya pada perairan tersebut.
junction, Trichome, Leptocylindrus minimus, dan Menurut Tungka, (2016:44) Ceratium fusus
Rhizosolenia end. Menurut Fitriya (2013: 220) merupakan genera zooplankton tertinggi kedua
Kesamaan pola sebaran plankton ditentukan oleh yang didapatkan dengan kisaran 361-2441 ind/I,
beberapa faktor yaitu massa air permukaan, dan titik ketiga yaitu bagian laut dalam spesies yang
sirkulasi mendominasi adalah Rhizosolenia sp. Hal ini
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dikarenakan rendahnya intensitas cahaya yang
pada sore hari diperoleh berbagai macam jenis terdapat pada laut dalam. MenurutRashidy
spesies pitoplankton dengan titik kedalaman yang (2013:14) rendahnya intensitas cahaya dapat
berbeda-beda, yaitu pada laut bagian pingir, merupakan salah satu tinggi nya jumlah kelimpahan
dangkal dan dalam. Pada bagian pinggir laut zooplankton pada kedalaman tersebut.
terdapat tiga spesies yaitu Guinardiaflaccida,
Rhizosolenia junction, dan Rhizosolenis sp. Dimana KESIMPULAN
spesies yang mendominasi yaitu Rhizosolenis sp.
Kesimpulan yang dapat diambil dari
Menurut Rashidy (2013: 14) hal ini di sebebkan
praktikum ini adalah sebagai berikut :
oleh rendahnya intensitas cahaya dapat merupakan
1. Beberapa plankton dapat merespon suhu
salah satu penyebab tingginya jumlah kelimpahan
lingkungan di perairan dengan masa
zooplankton pada stasiun tersebut, karena untuk
periode satu hari
melakukan fotosintesa klorofil yang efektif
2. Terdapat beberapa spesies yang mampu
umumnya diperlukan intensitas cahaya yang relatif
hidup di intensitas cahaya rendah dan
rendah. Pada bagian laut dangkal terdapat tiga jenis
adapula yang tidak mampu bertahan di
spesies yaitu Bivalve larva, Odontella sp dan
intensitas cahaya yang tinggi.
Sceletonema costatum. Dimana spesies yang
3. Spesies yang mendominasi di daerah
mendominasi yaitu Bivalve larva. Hal ini
tertentu artinya mereka tahan terhadap

4
5 Jurnal Pendidikan Biologi Hal (1-5) April 2018

faktor lingkungan di daerah tertentu Yuliana, Enan M. Adiwilaga Enang Harris, dan Niken
dalam periode satu hari T.M.Pratiwi.Hubungan Antara Kelimpahan
Fitoplankton dengan parameter fisik kimiawi
perairan di teluk jakarta.Jurnal Akuatika.Vol 3
DAFTAR PUSTAKA No.2 ISSN :0853-25-23

Faturrohman,I.Sunarti Isni Nurruhwati.2016.Korelasi


Kelimpahan Plankton Dengan Suhu Perairan
Laut Disekitar PLTU cirebon.Jurnal Perikanan
dan kelautan Vol.7 No.1.

Fitriya, Nurul dan Muhammad Lukman. 2013.


Komunitas Zooplankton di Perairan Lamalera
dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. (5)
1: 219-227.
Hutabarat, Sahala., Prijadi Soedarsono dan Ina
Cahyaningtyas. 2013. Studi Analisa Plankton
untuk Menentukan Tingkat Pencemaran di
Muara Sungai Babon Semarang. Journal Of
Management Of Aquatic Resources. Vol 2 (3):
74-84.
Islamih M. 2013. Pengaruh Suhu dan Salinitas
Terhadap Bivalvia. Oseana. Volume xxx (2): 1-
10. ISSN: 0216-1877.
Kusmaeri, L., Rosanti, D. 2015. Struktur Komunitas
Zooplankton Di Danau Opi Jakabaring
Palembang. Jurnal Struktur Komunitas. Vol. 12
(1): 8-20.
Putra, W.A Zahidah. Walim Lili.2012. Struktur
Komunitas Plankton Di Sungai Citarum Hulu
Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan
Kelautan.Vol.3No.4.ISSN : 2088-3137
Rashidy, E. A., Litaay, M., Salam, M. A., Umar, M. R.
2013. Komposisi Dan Kelimpahan
Fitoplankton Di Perairan Pantai Kelurahan
Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene,
Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Alam dan Lingkungan. Vol.
4(7): 12-16.
Thoha, H. 2007. Kelimpahan plankton di ekosistem
perairan, Teluk gilimanuk,Taman Nasional,
Bali Barat. Jurnal Makara Sains. Vol.11.no1
Tungka, W. A. Haeruddin., dan Churunain. 2016.
Konsentrasi Nitrat Dan Orto Fosfat Dimuara
Sungai Banjar Kanal Barat Dan Kaitannya
Dengan Kelimpahan Fitoplankton Harmful
Alga Blooms (HABs). Journal of fisheries
science and technology (LJFST). Vol. 12
(1):40-46. ISSN: 1858-4748.
Usman, S,M. Jany D. Kusen, Joice
R,T,S,L.Rimper.2013. Struktur komunitas
Plankton Di Perairan Pulau Bangka Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Peisisr dan Laut
Tropis. Vol.2No.1
Widianingsih., Retno Hartati., Asikin Djamali dan
Sugestiningsih. 2007. Kelimpahan dan Sebaran
Horizontal Fitoplankton di Perairan Pantai
Timur Pulau Belitung. Ilmu Kelautan. Vol 12
(1): 6-11. ISSN 0853 – 7291.

Anda mungkin juga menyukai