Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No.

1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TEKANAN
DARAH PENDERITA HIPERTENSI

Siti Fatonah*, Tori Rihiantoro*, Titi Astuti*


*Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Hipertensi merupakan penyebab berbagai penyakit berat dan komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi
dilakukan secara farmakologis dan non farmakologi sebagai terapi komplementer, diantaranya terapi
bekam. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi. Desain penelitian quasi experimental one group pre-post test pada 30 responden
hipertensi yang memenuhi kriteria. Tehnik sampling Consecitive sampling. Pengumpulan data dilakukan
pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah dibekam satu kali, kemudian dicatat pada lembar
observasi. Waktu penelitian September tahun 2014 di Klinik Pengobatan Geratis Hilal Ahmar Bandar
Lampung. Hasil pengukuran TD.sistole sebelum dilakukan bekam di dapatkan hasil mean 156,57 mmHg,
standar deviasi 15,83 mmHg, sesudah terapi bekam diperoleh mean 149 mmHg, standar deviasi 18,49
mmHg. TD. diastolik sebelum bekam mean 95 mmHg, standar deviasi 7,31 mmHg, sesudah terapi bekam
nilai mean 92,67 mmHg, standar deviasi 9,80 mmHg. Sedangkan mean MAP sebelum terapi bekam
sebesar 115,56 mmHg, standar deviasi 8,90 mmHg, sesudah terapi bekam sebesar 111,44 mmHg, standar
deviasi 11,83 mmHg. Hasil uji statistik, terdapat pengaruh yang bermakna pada tekanan darah sistolik dan
MAP pada pasien hipertensi sebelum dan setelah terapi bekam dengan nilai p=0,000 (sistole) dan p=0,007
(MAP) dimana p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terapi bekam berpengaruh terhadap menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Sedangkan tidak terdapat pengaruh yang bermakna pada tekanan
darah diastolik pada pasien hipertensi sebelum dan setelah terapi bekam dengan nilai p=0,199. Saran
kepada praktisi bekam untuk lebih giat dalam mempromosikan bekam sebagai pengobatan alternatif. Pada
pasien-pasien yang mengalami gangguan perfusi sistemik utamanya pasien yang di rawat di runga ICU,
untuk mengkombinasikan terapi bekam.

Kata Kunci: Bekam, Tekanan Darah, Hipertensi

LATAR BELAKANG hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


hipertensi esensial atau hipertensi Primer
Tekanan darah merupakan tekanan Kira-kira 90-95% kasus dan belum
yang dialami darah pada pembuluh arteri diketahui penyebab nya. Kebanyakan
darah ketika darah di pompa oleh jantung pasien hipertensi memiliki berat badan
ke seluruh anggota tubuh (wikipedia, yang berlebih, dan penelitian menunjukkan
2013). Tekanan darah biasanya bahwa kenaikan berat badan yang berlebih
digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik dan obesitas memberikan resiko 65-70%
terhadap tekanan diastolik, dengan nilai untuk terkena hipertensi primer; hipertensi
dewasa normalnya berkisar dari 100/60 - Sekunder, terdapat sekitar 5 % kasus.
140/90. Rata-rata tekanan darah normal Penyebab spesifik diketahui, seperti
biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001). penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
Hipertensi adalah keadaan menetap hipertensi vaskular renal,
tekanan sistolik melebihi dari 140 mmHg hiperaldosteronisme primer, dan sindrom
atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 cushing, feokromositoma, koarktasio aorta,
mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan hipertensi yang berhubungan dengan
dengan mengukur rata-rata tekanan darah kehamilan, dan lain – lain (Kapita Selekta
pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001). Jilid I, 2000).
Hipertensi merupakan satu-satunya Hipertensi sering disebut sebagai
faktor yang paling penting dalam penyakit silent killer (pembunuh siluman), karena
jantung koroner maupun serebrovaskuler seringkali penderita hipertensi bertahun-
(stroke) dan menjadi penyebab langsung tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan
gagal jantung kongestif (Robbins & atau gejala (Triyanto, 2014). Prevalensi
Cotran, 2006). Berdasarkan penyebabnya hipertensi pada penduduk umur 18 tahun
[56]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

keatas di Indonesia cukup tinggi mencapai tabung, atau bambu) pada titik bekam,
31,7% dengan penduduk yang mengetahui sehingga menimbulkan bendungan lokal di
dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% permukaan kulit. Pada teknik bekam
dan yang minum obat antihipertensi hanya basah, setelah terjadi bendungan lokal,
0,4% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan data prosesnya dilanjutkan dengan penyayatan
di Dinas Kesehatan Provinsi Lampung permukaan kulit memakai pisau bedah atau
2011. bahwa penyakit hipertensi 10 tahun penusukan jarum bekam agar darah kotor
terakhir masuk ke dalam 10 (sepuluh) bisa dikeluarkan (Bekam Herbal Padang
besar penyakit yang diderita masyarakat, dalam
terakhir tahun 2011 mengalami http://rumahbekampadangg.blogspot.com
peningkatan yang sepesifik yaitu 77.521 diakses tanggal 2 mei 2014).
menjadi peringkat ke 4 Dewasa ini pengobatan bekam
Terapi hipertensi dapat semakin di kenal luas oleh masyarakat
dikelompokkan dalam terapi Indonesia. Pada ilmu kedokteran modern,
nonfarmakologi dan farmakologis. Terapi bekam sudah menggunakan alat-alat yang
farmakologis menggunakan obat atau sudah modern seperti cupping set dan hand
senyawa yang dalam kerjanya pump, penggunaan prinsip sterilisasi, dan
mempengaruhi tekanan darah. Pengobatan penegakan diagnosa (Syaikhu dalam
farmakologis yang digunakan untuk Destur, 2011).
mengontrol hipertensi adalah ACE Mekanisme kerja Bekam dalam
inhibitor, Beta-bloker, Calcium Chanel meningkatkan kesehatan, khususnya dalam
Bloker, Direct renin inhibitor, Dieuretik, menurunkan tekanan darah Akibat
Vasodilator (Simadibrata dalam Triyanto, kerusakan Mast Cell ini akan dilepaskan
2014). Terapi nonfarmakologis merupakan beberapa zat seperti Serotoni, Histamin,
terapi tanpa menggunakan agen obat dalam Bradikinin, Slow Reacting Substance
proses terapinya. Salah satu tindakan non (SRS), serta zat-zat lain yang belum
farmakologis dalam menurunkan tekanan diketahui. Zat-zat ini menyebabkan
darah tinggi adalah bekam. terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta
Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah flare reaction pada daerah yang dibekam.
Subhanahu wata’ala berfirman "Dan Kami Dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat
turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi yang jauh dari tempat pembekaman, ini
penawar (obat) dan rahmat bagi orang- menyebabkan terjadi perbaikan
orang yang beriman dan Al Quran itu mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya
tidaklah menambah kepada orang-orang timbul efek relaksasi (Pelemasan) otot–otot
yang zalim selain kerugian (QS. Al-Israa: yang kaku serta akibat vasodilatasi umum
82). Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi akan menurunkan tekanan darah secara
wasallam bersabda, “ Kesembuhan itu stabil. Selain itu Yang terpenting adalah
terdapat pada tiga hal yakni minum madu, dilepaskannya Kortikotropin Releasing
sayatan alat bekam dan kay dengan api. Factor (CRF) serta releasing faktor lainnya
Seungguhnya aku melarang umatku dari oleh adeno hipofise. CRF selanjutnya akan
kay. (Shahih Bukhari, Ath-Thibb,juz I, hal. menyebabkan terbentuknya ACTH,
5680). Di zaman Nabi Muhammad kortikotropin, dan kortikosteroid.
Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat Kortikosteroid ini mempunyai efek
bila mengeluhkan suatu penyakit seperti menyembuhkan peradangan serta
sakit kepala atau sakit pada kaki, maka menstabilkan permeabilitas sel. Sedangkan
Nabi Muhammad memerintahkan untuk golongan histamin yang ditimbulkannya
berbekam (Yasin, 2005). memberi manfaat dalam proses reparasi
Bekam adalah satu teknik (perbaikan) sel dan jaringan yang
pengobatan menggunakan sarana gelas, rusak,serta memacu pembentukan Reticulo
tabung, atau bambu yang prosesnya Endothelial Cell, yang akan meninggikan
diawali dengan melakukan pengekopan daya resistensi (daya tahan) dan imunitas
(membuat tekanan negatif dalam gelas, (kekebalan) tubuh.

[57]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

Penelitian lainnya menunjukkan dibersihkan dengan kasa steril, kemudian


bahwa pembekaman dikulit akan diberikan betadine dan diikuti dengan
menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit pengolesan minyak but-but. Setelah selesai
yang akan dilanjutkan pada cornu posterior pembekaman responden diberikan minum
medulla spinalis melalui syaraf A-delta air putih untuk memulihkan energi setelah
dan C, serta traktus spino thalamicus berbekam,. Selanjutnya dilakukan
kearah thalamus yang akan menghasilkan pengukuran tekanan darah 5 menit setelah
endorphin. Sedangkan sebagian pembekaman berakhir dan mencatat
rangsangan lainnya akan diteruskan hasilnya pada lembar observasi.
melalui serabut aferen simpatik menuju ke
motor neuron dan menimbulkan reflek HASIL
intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi
pembuluh darah kulit, dan peningkatan Tabel 1: Distribusi Karakteristik Reponden
kerja jantung (Umar, 2008). Berdasarkan Usia

METODE Mean Min


Std.Dev. n
Median Max
Desain penelitian ini adalah Pre 49 18
experimental, dengan jumlah responden 11,665 30
52 67
30, dengan kriteria responden sebagai
berikut menderita hipertensi tingkat I dan Berdasarkan tabel 1, rata-rata usia
II, Tidak sedang mengkonsumsi obat responden adalah 49 tahun dengan standar
antihipertensi baik herbal maupun kimia deviasi 11,665 tahun, dengan usia termuda
minimal 12 jam sebelum dan selama reponden 18 tahun dan usia tertua
penelitian, Tidak memiliki gangguan responden 67 tahun.
pembekuan darah, tidak memiliki riwayat
penyakit jantung dan stroke, tidak Tabel 2: Distribusi Karakteristik Reponden
memiliki riwayat penyakit kejang. Tehnik Berdasarkan Jenis Kelamin
sampling pada penelitian ini adalah
Consecitive Sampling, yakni cara Jenis Kelamin f %
pengambilan sampel yang dilakukan Laki-laki 11 36,7
berdasarkan waktu dan kriteria tertentu. Perempuan 19 63,3
Penelitian dilakukan pada bulan Jumlah 30 100
September tahun 2014 di Klinik
Pengobatan Geratis Hilal Ahmar Bandar Berdasarkan tabel 2, jumlah
Lampung. responden dengan jenis kelamin laki-laki
Tehnik Pengumpulan Data Pasien sebanyak 11 orang (36,7%) lebih sedikit
yang terpilih sesuai kriteria dilakukan dibandingkan perempuan sebanyak 19
pembekaman sebanyak 1 kali bekam untuk orang (63,3%).
1 responden selama penelitian. Dengan
langkah sebagai berikut: pengukuran Analisis Univariat
tekanan darah awal 5 menit sebelum
dilakukan pembekaman yang kemudian Tabel 3: Distribusi TD Sebelum dan
dicatat hasilnya pada lembar observasi. Sesudah Terapi Bekam
Kemudian responden dilakukan
pembekaman dititik sunnah yaitu tengkuk Std.
Tekanan Darah Mean Std.Dev
(kahil) dengan lama setiap hisapan selama Error
5 menit, kemudian lakukan penusukan Sistolik
sebanyak sepuluh kali dengan lancing - Sebelum 156,57 15,83 2,89
- Sesudah 149,00 18,45 3,37
steril dan kemudian dilakukan penghisapan Diastolik
selama 5 menit yang kedua kalinya dan - Sebelum 95,00 7,31 1,34
setelah selesai daerah pembekaman - Sesudah 92,67 9,80 1,79

[58]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

MAP sebesar 4,111 mmHg dengan standar


- Sebelum 115,56 8,90 1,63 deviasi 7,715 mmHg dan berdasarkan
- Sesudah 111,44 11,83 2,16
analisis bivariat diperoleh p value sebesar
0,007 yang berarti terdapat perbedaan rata-
Berdasarkan tabel 3, diperoleh data rata tekanan darah arteri (MAP) sebelum
rata-rata tekanan darah sitolik sebelum dan sesudah terapi bekam.
terapi bekam sebesar 156,57 mmHg
dengan standar deviasi 15,83 mmHg, PEMBAHASAN
sedangkan sesudah terapi bekam sebesar
149 mmHg dengan standar deviasi 18,49 Berdasarkan hasil penelitian tersebut
mmHg. Selanjutnya untuk rata-rata maka terapi bekam berpengaruh terhadap
tekanan diastolik sebelum terapi bekam tekanan darah sistole dengan nilai p=0.00
sebesar 95 mmHg dengan standar deviasi dan tekanan rata-rata arteri (MAP) pada
7,31 mmHg, sedangkan sesudah terapi penderita hipertensi dengan nilai p=0,007.
bekam sebesar 92,67 mmHg dengan Sedangkan pada tekanan diastolik sebelum
standar deviasi 9,80 mmHg. Sedangkan dan sesudah bekam tidak ada perbedaan
untuk rata-rata tekanan darah arteri (MAP) antara tekanan darah diastolik pada
sebelum terapi bekam sebesar 115,56 penderita hipertensi, dengan nilai p=0.031.
mmHg dengan standar deviasi 8,90 Beberapa variabel yang
mmHg, sedangkan sesudah terapi bekam mempengaruhi pengaturan/regulasi
sebesar 111,44 mmHg dengan standar kardiovaskuler yaitu curah jantung
deviasi 11,83 mmHg (cardiac output), tahanan peripheral
(peripheral resistance), dan tekanan darah
Analisis Bivariat (blood pressure) adalah m e k a n i s m e
autoregulasi lokal, saraf, dan hormonal
Tabel 4: Distribusi Perbedaan TD Sebelum (Martini, 2001). Banyaknya jalur neuronal
dan Sesudah Terapi Bekam yang saling berinteraksi untuk mengatur
aliran impuls saraf otonom memberi
Tekanan Mean St. Dev CI 95% p value
Darah banyak peluang untuk integrasi berbagai
Sistolik stimulus yang mempengaruhi tekanan
7,66 7,27 5,94-10,38 0,00
pre-post darah. Terdapat beberapa teori yang
Diastolik menjelaskan pengendalian lokal pembuluh
2,33 9,71 -1,29-5,96 0,19
pre-post darah, yaitu terdapat beberapa mediator
MAP
pre-post
4,11 7,71 1,23-6,99 0,00 kimiawi yang dikeluarkan oleh sel-sel
yang dapat berikatan dengan meta-arteriol
Berdasarkan tabel 4, maka diperoleh atau sfingter prakapiler, menyebabkan
hasil rata-rata perubahan tekanan darah menutup atau membuka aliran darah.
sistolik akibat terapi bekam sebesar 7,667 Bahan kimia yang dilepaskan oleh
mmHg dengan standar deviasi 7,279 pembuluh darah atau oleh mediator
mmHg, selanjutnya berdasarkan analisis peradangan atau penyembuhan yang
bivariat diperoleh nilai p value sebesar mempegaruhi aliran darah ke suatu daerah,
0,000 yang berarti terdapat perbedaan rata- seperti: Histamin dikeluarkan di setiap
rata tekanan darah sistolik sebelum dan jaringan tubuh jika jaringan tersebut
sesudah terapi bekam. Selanjutnya untuk mengalami kerusakan atau peradangan dan
tekanan darah diastolik terjadi perubahan berperan pada reaksi alergi. Zat ini
sebesar 2,333 mmHg dengan standar memiliki efek vasodilator kuat terhadap
deviasi 9,714 mmHg dan pada analisis arteriol dan memiliki kemampuan untuk
bivariat diperoleh pvalue sebesar 0,199 meningkatkan permeabilitas kapiler
yang berarti tidak ada perbedaan tekanan dengan hebat sehingga timbul kebocoran
darah diastolik sebelum dan sesudah terapi cairan dan protein plasma ke dalam
bekam. Sedangkan pada rata-rata tekanan jaringan.
darah arteri (MAP) terjadi perubahan

[59]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

Mediator lain adalah Serotonin, dan ototnya akan terjadi kerusakan dari
merupakan neurotransmiter monoamino Mast Cell, yang akibatnya melepaskan
yang disintesiskan pada neuron-neuron beberapa mediator kimia sehingga terjadi
serotonergis dalam sistem saraf pusat dan dilatasi kapiler dan arteriol. Dilatasi kapiler
sel-sel enterokromafin dalam saluran dan arteriol ini menyebabkan terjadinya
pencernaan. Serotonin dikeluarkan oleh perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah
trombosit yang tertarik ke daerah dan timbul efek relaksasi otot-otot yang
inflamasi. Efek serotonin dapat sebagai kaku, serta akibat vasodilatasi umum akan
vasodilator dan vasokontraktor, tergantung menurunkan tekanan darah secara stabil.
dari tempat pelepasan. Fungsi serotonin Yang terpenting adalah dilepaskannya
diantaranya mengatur mood, nafsu makan, Kortikotropin Releasing Factor (CRF)
tidur, dan kontraksi otot. Begitu juga serta releasing faktor lainnya oleh
Bradikinin, merupakan suatu polipeptida adenohipofise. CRF selanjutnya akan
kecil yang berfungsi sebagai vasodilator menyebabkan terbentuknya ACTH,
kuat bagi arteriol dan meningkatkan kortikotropin, dan kortikosteroid.
permeabilitas kapiler. Bradikinin di Kortikosteroid ini mempunyai efek
hasilkan di dalam plasma atau cairan menyembuhkan peradangan serta
interstisial dari penguraian enzimatik suatu menstabilkan permeabilitas sel.
globulin serum sebagai respon terhadap Penelitian lainnya menunjukkan
inflamasi atau cidera jaringan atau bahwa pembekaman dikulit akan
vaskuler. menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit
Dengan berbekem terjadi yang akan dilanjutkan pada cornu posterior
perangsangan pada regulator medulla spinalis melalui syaraf A-delta
kardiovaskuler terutama pada tahanan dan C, serta traktus spino thalamicus
peripheral (peripheral resistance). Melalui kearah thalamus yang akan menghasilkan
efek-efek yang terjadi akibat bekam. endorphin. Sedangkan sebagian
Menurut Sharaf (2012) Efek bekam rangsangan lainnya akan diteruskan
terhadap hipertensi adalah berperan melalui serabut aferen simpatik menuju ke
menenangkan sistem saraf simpatik motor neuron dan menimbulkan reflek
(simpatic nerveous system). Pergolakan intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi
pada sistem saraf simpatik ini pembuluh darah kulit, dan peningkatan
menstimulasi sekresi enzim yang berperan kerja jantung (Umar, 2008).
sebagai sistem angiotensin renin. Setelah Syaikhu (2001), meneliti tentang
sistem ini tenang dan aktivitasnya kandungan darah bekam didapat bahwa
berkurang tekanan darah akan turun; darah bekam mengandung sepersepuluh
Bekam juga mengendalikan kadar hormon kadar sel darah putih (leukosit) yang ada di
aldosteron; Zat nitrat oksida (NO) yang dalam darah biasa, semua sel darah merah
berperan dalam vasodilatasi, melalui zat memiliki bentuk yang aneh, artinya sel-sel
nitrat oksida ini juga berperan tersebut tidak mampu melakukan aktivitas
meningkatkan suplai nitrisi dan darah yang dan menghambat sel-sel lain yang masih
dibutuhkan oleh sel–sel dan lapisan– muda dan aktif. Ini menunjukkan bahwa
lapisan pembuluh darah arteri maupun proses bekam membuang sel-sel darah
vena, sehingga pembuluh darah menjadi merah yang rusak dan darah yang tidak
lebih kuat dan elastis. Serta bekam dibutuhkan lagi, seraya tetap
berperan menstimulasi reseptor–reseptor mempertahankan sel-sel darah putih di
(baroreseptor) sehingga pembuluh darah dalam tubuh. Kapasitas ikatan zat besi
bisa merespon stimulus dan meningkatkan dalam darah bekam tinggi sekali yang
kepekaannya terhadap faktor–faktor menunjukkan bahwa bekam
penyebab hipertensi (Sharaf 2012). mempertahankan zat besi yang ada di
Selain itu, efek pembekaman pada dalam tubuh tidak ikut keluar bersama
satu titik, maka di jaringan kulit (kutis), darah yang dikeluarkan dengan bekam
jaringan bawah kulit (Sub kutis), fascia sebagai awal penggunaan zat besi tersebut

[60]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

dalam pembentukan sel-sel muda yang cenderung meningkat. Berdasarkan data


baru. ( http://terapi-bekam.blogspot.com di usia pasien hipertensi yang menjadi
akses 28 maret 2013). responden lebih banyak dibawah 50 tahun
Adapun adanya kenaikan tekanan yaitu sebanyak 30 orang (67%). Hal ini
darah pada beberapa sampel, peneliti juga berpengaruh terhadap perubahan
berpendapat bahwa telah terjadi penurunan tekanan darah akibat efek terapi. Dimana
serotonin pada otak. Penurunan ini tekanan darah yang cenderung naik masih
mengakibatkan adanya ketidaknyamanan berespon terhadap terapi dibandingkan
perasaan atau stress. Stress pada sampel tekanan darah yang cenderung turun.
terjadi karena sebagian sampel baru Secara fisiologis tekanan diastolik
pertama kali berbekam. Menurut beberapa merupakan tekanan darah yang terjadi
penelitian pada keadaan stres didapatkan pada saat jantung tidak sedang
peningkatan kadar katekolamine, kortisol, berkontraksi (relaksasi)/ istirahat atau pada
vasopresin, endorphin, aldosteron serta saat jantung sedang melakukan pengisian
berkurangnya ekskresi natrium ginjal, sehingga tekanan ini cenderung lebih
dimana hal diatas berkontribusi dalam menetap sehingga diperlukan kekuatan
peningkatan tekanan darah (Martini, 2001). ekstra untuk dapat mempengaruhi tekanan
Banyaknya jalur neuronal yang saling diastolik. Dibandingkan dengan tekanan
berinteraksi untuk mengatur aliran impuls sistolik yang terjadi pada saat jantung
saraf otonom memberi banyak peluang berkontraksi lebih banyak faktor yang
untuk integrasi berbagai stimulus yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan
mempengaruhi tekanan darah, seperti darah dibandingkan pada saat jantung
faktor emosi (takut, marah, cemas), stres berrelaksasi.
fisik (nyeri, kerja fisik, perubahan suhu), Pada hasil penelitian ini juga
kadar O2 dalam darah, dan glukosa, juga menunjukkan perubahan tekanan rata-rata
level tekanan darah yang di kontrol oleh arteri (MAP) sebelum dan sesudah bekam
baroreseptor (Purba, A. Dalam Destur, dengan p=0,007. MAP merupakan tekanan
2011). darah rata-rata arteri yang perhitungannya
Pada tekanan darah diastolik tidak memperhitungkan tekanan darah sistolik
terjadi perubahan yang signifikan sebelum dan diastolik atau tekanan arteri rata –rata
dan sesudah terapi bekam walaupun dari di sepanjang siklus jantung. MAP
hasil penelitian terjadi penurunan sebesar menggambarkan perfusi rata-rata dari
2,333 mmhg. Hal ini menunjukkan bahwa peredaran darah sistemik. Sehingga MAP
tekanan diastolik tidak mudah terpengaruh perlu untuk selalu dimonitor pada kasus-
oleh faktor eksternal dari pada tekanan kasus yang mengalami kecenderungan
sistolik. Namun demikian peneliti melihat gangguan perfusi atau suplay darah.
penurunan yang terjadi menunjukkan Sehingga hasil penelitian ini penting untuk
kecenderungan untuk terjadi perubahan direkomendasikan pada pasien-pasien yang
bila dilakukan terapi bekam pada jumlah mengalami gangguan perfusi sistemik
sampel yang lebih banyak. utamanya pasien yang di rawat di ruang
Dari beberapa hasil penelitian juga ICU.
menunjukkan bahwa tekanan sistolik lebih
penting dalam memprediksi komplikasi KESIMPULAN
kardiovaskuler. oleh karena itu adanya
Penurunan tekanan sistolik akan disertai Terapi bekam terhadap penderita
dengan penurunan resiko penyakit hipertensi dapat menurunkan tekanan
kardiovaskuler. darah sistolik dan rata-rata tekanan darah
Peningkatan tekanan darah diastolik arteri dibuktikan dengan uji statistik yang
cenderung terjadi pada usia dibawah 50 didapatkan perbedaan rata-rata tekanan
tahun sedangkan pada usia dibawah 50 darah sistolik sebelum dan sesudah terapi
tahun mempunyai kecenderungan untuk bekam, dengan nilai p value sebesar 0,000
menurun. Sedangkan pada tekanan sistolik dan terdapat perbedaan rata-rata tekanan

[61]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

darah arteri (MAP) sebelum dan sesudah dijadikan mata kuliah muatan lokal, yang
terapi bekam dengan p value sebesar berhubungan dengan pengobatan
0,007. komplementer. Selanjutnya untuk praktisi
Terapi bekam terhadap penderita bekam diharapkan untuk lebih giat dalam
hipertensi tidak terdapat penurunan mempromosikan bekam sebagai
tekanan darah diastolik dibuktikan dengan pengobatan alternatif karena selain teruji
uji statistik yang didapatkan Tidak ada secara ilmiah, bekam juga lebih ekonomis,
perbedaan tekanan darah diastolik sebelum praktis, dan mudah di pelajari serta tidak
dan sesudah terapi bekam dengan pvalue menimbulkan komplikasi pada organ tubuh
sebesar 0,199. lainnya. Selanjutnya kepada klinik Hilal
Berdasarkan kesimpulan di atas, mak Ahmar, disarankan untuk membuka terapi
disarankan kepada institusi pendidikan bekam sebagai terapi komplementer.
keperawatan diharapkan terapi bekam

DAFTAR PUSTAKA

Bekam Herbal Padang dalam http:/ Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan


/rumahbekampadangg.blogspot.com Keperawatan bagi Penderita
diakses tanggal 2 mei 2014. Hipertensi Secara Terpadu.
Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
(Riskesdas) tahun 2007. Umar, A. Wadda. 2012. Sembuh dengan
Jakarta:Depkes RI. Satu Titik 2: Bekam Untuk 7
Dinkes Provinsi Lampung. Profil Penyakit Kronis. Solo: Thibbia
Kesehatan Provinsi Lampung. Yasin, Syihab Al-Badri. 2005. Bekam:
Lampung:Dinkes. Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis.
Hilal Ahmar. 2014. Profil Kesehatan Hilal Solo: Al-Qowam.
Ahmar Lampung Januari – Februari
2014. Bandar Lampung:Hilal Ahmar
Robbins & Cotran. 2008. Buku saku dasar
patologis penyakit Ed. 7. alih bahasa,
Andry Hartono. Jakarta:EGC.

[62]

Anda mungkin juga menyukai