Anda di halaman 1dari 6

Tugas bahasa indonesia

Nama kelompok
1. Aris nurrohman
2. Bayu nurrohman
3. Bagas prayoga
4. Dafit pambudi

SMK NEGRI 1 BINANGUN


1.Definisi para frasa beserta contohnya
Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok kata atau lebih yang
memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah menyesuaikan dengan konteks).
Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih namun tidak dapat membentuk kalimat
sempurna karena tidak memiliki predikat.

Contoh frasa;

 Nasi goreng
 Sedang Tidur
 Sedang makan
 Banting tulang
 Tidur siang
 Dengan tangan kanan

2.Memprafasakan puisi menjadi frasa


MENYESAL
PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG,
HARI MUDAKU SUDAH PERGI,
SEKARANG PETANG DATANG MEMBAYANG,
BATANG USIAKU SUDAH TINGGI.
AKU LALAI DI HARI PAGI,
BETA LENGAH DI MASA MUDA,
KINI HIDUP MERACUN HATI,
MISKIN ILMU, MISKIN HARTA.
AH, APA GUNA KUSESALKAN,
MENYESAL TUA TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA.
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
ATUR BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.

A. Mencari Arti kata yang sulit


Hilang : tidak ada lagi/ lenyap/ tidak kelihatan
Melayang : Pergi jauh terbang/ hilang
Petang : Waktu sudah tengah hari
Membayang : kelihatan seperti bayang-bayang / kelihatan samar-samar
Batang : bangkai/mayat/ ia telah menjadi
Lalai : kurang hati-hati atau tidak mengindahkan
Lengah : Bermalas-malasan
Beta : aku/saya
Meracun hati : penuh derita/ tidak bahagia
Luka sukma : Sakit hati
Atur barisan :Merencanakan segala sesuatu mulai sekarang
3.memprafasakan naskah drama menjadi frasa
Kudri sedang asyik memukul-mukul meja
dengan irama dangdut. Yadi menarinari di depan kelas. Rurin dan Mini
duduk di bangku deretan paling depan. Mereka berdua sedang belajar.
Rurin : (kesal) “Hentikan!”
Kurdi : (belagak bodoh) “Ha...?” (terus memukul-mukul meja guru lagi)
Rurin : (bangkit lalu menarik lengan Yadi seraya membentak) “Keluar kau!”
Yadi : (keluar sebentar dan ketika mendengar Kurdi menabui meja lagi, lalu
masuk ke kelas dan menari-nari lagi) “Enak juga menari-nari begini, ya
Kur!” Kurdi : “Asyi iiiiiik!”
Rurin : (membentak lagi sambil menutup kedua telinganya) “Hei.... berhenti!”
Kurdi : “Aaa ... pa! ” (makin keras menabuh meja). “Ayo kita ganti irama jaipongan.”
Yadi : “Oke, oke !” (mulai menari lagi) Kurdi : “Asy... asy...” Yadi : “Asy i i i i i i i k!”
Mini : (agak terkejut) “Ooo..., rupanya kalian memang sudah bersekongkol, ya?”
Kurdi : “Lho, kok ikut marah?” Mini : “Kalian memang suka mengganggu!” Kurdi :
“Mengganggu?”
Mini : “Jangan tabuh meja itu! Kalau mau menari-nari dan tabuhtabuhan sana di depan toko
atau di pasar!”
Kurdi : “Hei, berlagak jago ya !” (menunjuk keluar). “Kalau mereka boleh ribut, kenapa kami
tidak boleh?”
Mini : “Sudahlah, Rin! Biarkan saja! Nanti kalau sudah bosan akan diam sendiri!”
Rurin : “Berhenti atau tidak?” (mengancam)
Yadi : “Teruskan, Kur! Kita kan sedang istirahat.”
Kurdi : (berhenti menabuh meja, lalu berkacak pinggang menantang Rurin)
“mau apa?”
Rurin : “Jangan pukul begitu”.
Yadi : (memberi semangat) “Ayo, pukul saja, Kur!”
Rurin : “Heh, beraninya sama anak perempuan! Tak tau malu!”
Mini : “Sudahlah, tak usah ribut! Kita ini teman sekelas, bukan?” Yadi : “Bagus Kur! Ayoh
lawan saja”.
Mini : (setelah menatap Yadi, lalu kepada Kurdi) “Mereka bermain di luar
kelas tau”
Kurdi : “Ayo, kita mulai, Yad!” (menabuh meja lagi).
Rurin : (tidak sabar lagi. Bangkit mengambil penggaris, lalu mengancam)
“Kalian mau keluar atau tidak!”
Mini juga bangkit membantu Rurin, Kurdi didorong-
dorong keluar. Sebuah pukulan mengenai punggung Kurdi. Lalu, terjadi perebutan
penggaris. Yadi bersorak sorak sambil bertepuk tangan. Suasana di kelas
makin riuh.
Parafrasanya adalah :
Kurdi sedang asyik menabuh-nabuh meja dengan irama dangdut, sedangkan Yadi sedang
menari-nari di depan kelas. Rurin dan Mini duduk di bangku deretan depan. Mereka berdua
sedang belajar. Rurin dengan kesal berkata, “Hentikan!” Namun dengan berlagak bodoh,
Kurdi berkata, “Ha?” sambil terus memukul mukul meja guru lagi. Rurin kesal dan bangkit
lalu menarik lengan Yadi seraya membentak dan berkata, ”Keluar!”
Kemudian, Yadi keluar sebentar dan ketika mendengar Kurdi menabuhi meja lagi,
sambil berkata kepada Kurdi, “Enak juga menari-nari begini, ya Kur!” Kurdi membalas
dengan berkata, “Asyiiik.” Dengn kesal, Rurin membentak lagi sambil menutup kedua
tangannya sambil berteriak, “Hei... berhenti!” Kurdi membalas dengan berkata “Aa...pa!” dan
menabuh meja makin keras dan kembali menabuh meja lagi sambil mengajak Yadi, “Ayo,
kita ganti irama Jaipongan,” dan terus mengajar Yadi menari, lalu Yadi menjawab, “Oke-
oke!” Sambil mulai menari lagi. Kurdi berkata, “asy.. asy..” Yadi membalas, “Asyiiik!” Mini
datang, agak terkejut dan berkata kepada Kurdi dan Yadi, “Oo.. rupanya kalian sudah
bersekongkol, ya?” Kurdi membalas Mini dengan berkata, “Lho kok ikut marah?” ”Kalian
memang suka mengganggu?” Dengan suara keras, Mini melarang Kurdi, “Jangan tabuh meja
itu!” “Kalau mau menari-nari sana di depan toko atau di pasar!” sambil menunjuk ke luar,
Kurdi berkata, “Hei, berlagak jago ya?” “Kalau mereka boleh ribut, kenapa kami tidak
boleh?” Mini menjawab sambil menghampiri Rurin, “Sudahlah, Ri! Biarkan saja! Kalau
sudah bosen, akan diam sendiri.” Namun, Rurin dengan nada mengancam berkata, “Berhenti
atau tidak?” Yadi malah menyuruh Kurdi untuk terus menabuh meja, dengan berkata,
“Teruskan, Kur! Kitakan sedang istirahat.”
Kurdi akhirnya berhenti menabuh meja sambil berkacak pinggang menantang Rurin dan
berkata, “Mau apa?” Rurin menjawab, “Jangan pukul begitu.” Yadi memberi semangat
kepada Kurdi dengan berkata, “Ayo, pukul saja, Kur!” Rurin menjawab, “Heh! Beraninya
sama anak perempuan! Tak tau malu.” Mini melerai, “Sudahlah tak usah ribut. Kita ini teman
sekelas, bukan?” Yadi menjawab, “Bagus Kur, ayo lawan saja!”. Mini menatap Yadi dan
Kurdi bergantian seraya berkata, “Mereka bermain di luar kelas, tahu!” Kurdi mengajak Yadi
menabuh meja lagi. Rurin tidak sabar lagi melihat kelakuan Kurdi dan Yadi. Ia bangkit
mengambil penggaris, lalu mengancam, “Kalian mau keluar atau tidak?” Mini bangkit
membantu Rurin dengan mendorong-dorong Kurdi keluar, sebuah pukulan mengenai
punggung Kurdi, mereka saling berebutan penggaris. Yadi bersorak-sorak sambil bertepuk
tangan menambah riuh suasana kelas.
Macam-Macam Kelas Kata
Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat. Tanpa kata,
tidak mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda sesuai
dengan kelas kata atau jenis katanya. Berikut adalah macam-macam kelas kata.

1. Kata Benda (Nomina)

Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk suatu benda. Bentuk benda
dapat bersifat abstrak ataupun konkret.

2. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan.

3. Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat adalah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda atau
kata ganti menjadi lebih spesifik. Selain itu, kata sifat mampu menerangkan kuantitas dan
kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti.

4. Kata Ganti (Pronomina)

Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.

5. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat,
dan kata bilangan, bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat.

6. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan adalah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, dan urutan
sesuatu yang dibendakan.

7. Kata Tugas

Kata tugas merupakan kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal.
Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar mengalami perubahan bentuk, seperti kata
dengan, telah, dan, tetapi. Namun, ada sebagian yang dapat mengalami perubahan golongan
kata, tetapi jumlahnya sangat terbatas, seperti kata tidak dan kata sudah. Meskipun demikian,
kedua kata tersebut dapat mengalami perubahan menjadi menidakkan dan menyudahkan.
5.bentuk kata dan beserta contohnya
 Kata Dasar adalah Kata yang belum mempunyai imbuhan. Contohnya, bagi, pilih, benar,
salah, dsb.
 Kata Turunan adalah Kata dasar yang sudah memiliki imbuhan. Contoh, satu => bersatu,
disatukan.
 Kata Majemuk adalah Dua kata yang memiliki arti berbeda, tetapi memiliki makna yang
sama ketika disatukan. Contoh, Sapu-tangan => Sapu tangan, kaca-mata => kacamata.
 Kata Ulang adalah

 Kata Ulang Dasar adalah kata ulang yang menggunakan kata dasar. Contohnya,
Sama-sama, anak-anak, hati-hati, dsb.
 Kata Ulang Imbuhan adalah kata ulang dasar yang sudah menggunakan imbuhan
depan ataupun belakang. Contohnya, bersama-sama, berjalan-jalan, bermacam-
macam, dsb.
 Kata Ulang Seluruh adalah kata ulang berubah bunyi, baik itu perubahan bunyi vokal
maupun bunyi konsonan. Contohnya, bolak-balik, gerak-gerik, kelap-kelip, dsb.

 Kata Denotatif adalah Maknanya bersifat umum dan secara langsung menunjukan makna
yang sebenarnya (lugas).
 Kata Konotatif adalah Bukan makna sebenarnya, menggunakan kiasan. Contohnya,
panjang tangan, bunga desa, dsb.
 Kata Kerja adalah Kata yang menyatukan perbuatan atau tindakan, proses keadaan yang
bukan merupakan sifat.

Anda mungkin juga menyukai