Anda di halaman 1dari 11

Nama : Aldi Rianto

NIM : 2119160008
Kelas : 2 B
Tugas Individu, mata kuliah Strategi Belajar Mengajar “Rangkuman Taksonomi
Bloom hasil belajar, Ciri Kata Operasional, Rumusan tujuan-tujuan
Pembelajaran”

Dosen Pengampu : Bpk. Yoyon Sutresna, Drs., M. Kes.


Asisten Dosen : Dini Andriyanti, S.Pd., M.Pd.

 Rangkuman Taksonomi Bloom Hasil Belajar

Taksonomi Bloom sebagai wahana untuk memahami cara berpikir peserta


didik telah dikenal dan digunakan sejak tahun 1950-an sampai sekarang.
Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan
dan saling melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

Ella (2004) menjelaskan bahwa Bloom menggolongkan enam tingkatan


pada ranah kognitif dari pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-
fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih
kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang paling tinggi. Keenam tingkatan
tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1) Pengetahuan, didefenisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah


dipelajari sebelumnya.

2) Pemahaman, didefenisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi


bahan.

3) Penerapan, didefenisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi


yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata atau baru.
4) Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam bagian-
bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah
dimengerti.

5) Sintesis, merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian


menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh.

Pada tahun 1990-an, Krathwohl & Anderson dalam (Ella,2004) yang


merupakan murid dari Benyamin Bloom memimpin suatu kelompok kerja untuk
memperbaiki taksonomi Bloom. Hasil dari pekerjaan tim yang dipimpin oleh
Anderson ini adalah perubahan signifikan pada perbaikan struktur ranah kognitif
yang dapat dilihat pada Tabel.

Tabel : Perbaikan Taksonomi Bloom oleh Anderson


No. Taksonomi Bloom Taksonomi Perbaikan Anderson
1. Pengetahuan Mengingat
2. Pemahaman Memahami
3. Penerapan Menerapkan
4. Analisis Menganalisis
5. Sintesis Mengevaluasi
6. Evaluasi Menciptakan

Perbaikan penting yang dikemukakan Anderson adalah perubahan dari


kata benda menjadi kata kerja. Perubahan ini disebabkan karena taksonomi perlu
mencerminkan berbagai bentuk atau cara berpikir dalam suatu proses yang aktif.
Dengan demikian penggunaan kata kerja lebih sesuai daripada akta benda
Pemahaman diperbaiki menjadi memahami, kemudian sintesis diubah menjadi
menciptakan yang menunjukkan proses berpikir pada masing-masing kategori.
Akibatnya urutan dari taksonomi juga berubah, seperti tampak pada Tabel 2.
menilai ditempatkan setelah menganalisis kemudian ditempatkan menciptakan
sebagai pengganti sintesis.
Hal ini dilakukan untuk menempatkan hirarki dari proses berpikir yang
paling mudah ke proses penciptaan yang lebih rumit dan sulit. Pendapat ini
sangat masuk akal, karena seseorang akan sulit untuk menciptakan sesuatu
sebelum mampu menilai sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran
kritis.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas
yang dimiliki seseorang yang dapat dilihat dari perilakunya. Hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum faktor tersebut digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa.
2. Kata Kerja Operasional (Observable) Hasil Belajar
A. Ranah Kognitif
B. Ranah Afektif
C. Ranah Psikomotorik
3. Rumusan Tujuan-Tujuan Pembelajaran

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan
perubahan tersebut bagi kehidupan
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur
ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1.1.1 Siswa dapat mengagumi adanya tumbuhan, ciri-ciri morfologis,
metagenesis dan peranannya dalam keberlangsungan hidup di bumi
sebagai kompleksitas ciptaan Tuhan menurut ajaran agama yang
dianutnya.
2.1.1 Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu, tanggung jawab, saling
menghargai dalam kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu
maupun kelompok.
3.10.1 Siswa dapat menjelaskan Pengertian Kerusakan Lingkungan.
4.10.1 Menyajikan data tentang Pengertian Kerusakan Lingkungan dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1.1.1 Melalui pembelajaran tentang keanekaragaman hayati siswa dapat
mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan rasa syukur.
2.1.1.1 Melalui diskusi siswa dapat menunjukkan perilaku rasa ingin tahu,
teliti, menghargai orang lain, bekerjasama dalam konsep tumbuhan,
ciri-ciri morfologis, metagenesis dan peranannya dalam
keberlangsungan hidup di bumi dengan benar.
3.10.1.1 Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan Pengertian Kerusakan
Lingkungan dengan benar.
4.2.1.1.Melalui studi literatur siswa dapat menyajikan hasil analisis data
tentang Pengertian Kerusakan Lingkungan dalam keberlangsungan
hidup di bumi
E. MATERI PEMBELAJARAN
a. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan adalah perubahan langsung dan/atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup
yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
b. Faktor Penyebab Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan dapat mengarah kepada perbaikan lingkungan
atau kerusakan lingkungan. Perbaikan lingkungan mengarah pada
keseimbangan lingkungan. Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu faktor alam dan faktor manusia
1. Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia
Contohnya adalah penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan
penerapan intensifikasi pertanian.
2. Perubahan lingkungan karena faktor alam
Perubahan lingkunga secara alami disebabkan oleh bencana alam.
Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau
menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut.
Selain itu terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarny
nejadi rusak.
c. Dampak Perubahan lingkungan bagi kehidupan
Berbagai dampak perubahan lingkungan ada yang dapat diatasi, namun
ada pula yang sulit diatasi. Kerusakan akibat aktivitas manusia dapat
diatasi dengan mencegahnya, sedangkan yang terjadi karena faktor alam
lebih sulit dihindari. Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak
melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan
hidup. Yaitu peristiwa alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan
hidup antara lain; letusan gunung berapi, gempa bumi, dan angin
topan,banjir, dan lain sebagainya.

Sumber:
Handout Belajar dan Pembelajaran Biologi

Anda mungkin juga menyukai