Ringkasan Cerita:
Ada seekor rusa yang sangat sombong dan selalu meremehkan kemampuan hewan lainnya.
Disuatu pagi, rusa tersebut bertemu dengan seekor kura-kura yang sedang berada di pinggir
danau. Si rusa bertanya kepada si kura-kura karena si kura-kura sedang mondar-mandir di
pinggir danau. Namun setelah mendengar jawaban si kura-kura, si rusa malah memarahi si
kura-kura dan mengancam akan menendangnya. Namun si kura-kura menantangi si rusa.
Karena si kura-kura menantang si rusa akhirnya si rusa menendang si kura-kura. Si kura-kura
memiliki sifat yang cerdik sehingga dia tidak terkena oleh tendangan si rusa. Setelah itu si
rusa semakin kesal kepada si kura-kura karena tidak berhasil ditendangnya. Kemudian si rusa
menginjak tempurung si kura-kura sehingga si kura-kura terbenam di dalam tanah. Selama
seminggu si kura-kura berusaha mengeluarkan tubuhnya hingga akhirnya keluar dari tanah
tersebut. Si kura-kura dendam terhadap si rusa sehingga kura-kura mencari si rusa. Si kura-
kura menggelindingkan badannya dan mengenai hidung si rusa hingga rusa tersebut mati.
Latar
1. Tempat : Di pinggir danau
2. Waktu : Pagi hari
3. Suasana : Tegang (saat si rusa bertengkar dengan si kura-kura kemudian si rusa
menendang kura-kura)
Amanat
“Jangan sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. Kesombongan hanya akan
mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.”
Judul : Si Kelingking, cerita rakyat dari Jambi
Pengarang : Murti Bunanta, Hardiyono
Penerbit : PT. Grasindo
Waktu membaca : Minggu, 30 April 2018 pukul 09.00 WIB s/d 10.00 WIB
Ringkasan Cerita:
Si Kelingking adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di sebuah kampung di daerah
Jambi, Indonesia. Ia dipanggil Kelingking karena ukuran tubuhnya hanya sebesar jari
kelingking. Walaupun demikian, ia mempunyai istri seorang putri raja yang cantik jelita.
Bagaimana si Kelingking dapat mempersunting seorang putri raja?
2. Waktu
Sore hari ( Ketika hari menjelang sore, Nenek gergaji pun datang hendak
memakan manusia. Alangkah marahnya ketika ia melihat kampung itu sangat sepi
)
Malam hari ( Pada malam berikutnya, ia berpura-pura tidur ) dan (Pada suatu
malam, sang istri benar – benar melahirkan seorang bayi laki-laki sebesar
kelingking )
3. Suasana
Mencekam ( Kedatangannya membuat penduduk takut )
Senang dan bahagia ( Betapa bahagianya mereka, karena dapat memperoleh
seorang anak yang telah mereka idam – idamkan )
Amanat
1. Bentuk dan ukuran tubuh seseorang tidak dapat dijadikan pedoman rendah atau
luhurnya kepribadian sesorang.
2. Jangan mudah putus asa.
Judul : Semut Dan Belalang
Pengarang : Hengky Fairuz Bustomy
Penerbit : PT. Elexmedia
Waktu membaca : Minggu, 30 April 2018 pukul 09.00 WIB s/d 10.00 WIB
Ringkasan Cerita:
Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut yang sedang bekerja mencari makanan
di dalam hutan. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja karena musim kemarau akan
segera tiba. Pada saat sedang bekerja, sang raja semut bertemu dengan belalang. ketika itu, si
Belalang sedang asyik bermain musik. Raja semut pun bertanya kepada belalang. “Wahai
belalang, mengapa kamu justru bermain musik? apakah kamu tidak mengetahui bahwa
musim kemarau akan segera tiba?”
“Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya belalang. “Kamu harus mencari makanan
dan minuman, karena bila musim kemarau telah tiba, semua tanaman akan mati, kamu juga
tidak akan bisa mencari air. karena semua air akan mengering, jadi, kamu harus
mempersiapkannya mulai sekarang, agar nanti kamu tidak menyesal.” kata sang raja semut
mengingatkan. “Buat apa aku harus melakukannya, musim kemarau kan masih lama, hanya
saja kau yang terlalu bersemangat semut, sudahlah, percuma saja aku berbicara denganmu” Si
belalang pun akhirnya pergi meninggalkan raja semut.
Waktu pun berlalu, tak terasa musim kemarau telah tiba. si belalang bingung hendak
mencari makanan kemana lagi, karena tidak ada satu pun tanaman yang ia temukan
melainkan semuanya telah mati. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke rumahnya semut,
ketika ia telah sampai di rumahnya semut, ia telah pingsan karena saking lapar dan hausnya.
Untunglah saat itu, ada salah satu semut yang menemukannya dan dibawalah si belalang ke
dalam rumahnya, setelah si belalang sadar, ia dijamu dengan berbagai macam makanan buah-
buahan dan minuman oleh sang raja semut dan seluruh rakyatnya.
Akhirnya, si belalang pun sadar dan berjanji, bahwa mulai saat ini ia akan lebih giat
dalam bekerja dan tak akan bermalas malasan.
Latar
1. Tempat :
Hutan
Rumah semut
2. Waktu :
Pagi hari
3. Awal musim kemarau
Suasana
Sengsara
Amanat
Janganlah menjadi pemalas karena hanya akan membawa kesulitan kepada diri kita
sendiri.
Jangan sia-siakan hidup dengan bermalas-malasan. Karena upah kemalasan adalah
bencana.
Bekerja keras untuk hasil yang memuaskan
Menabunglah dari sekarang untuk bekal masa yang akan datang.
Jika ingin sukses teruslah berusaha dan bekerja keras agar tidak menyesal dikemudian
hari.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
Judul : Hang Tuah
Pengarang : Muhammad Haji Shaleh
Penerbit : Phoenix
Waktu membaca : Minggu, 30 April 2018 pukul 09.00 WIB s/d 10.00 WIB
Ringkasan Cerita:
Tersebutlah suami istri Hang Mahmud dan Hang Merdu Wati. Mereka dikaruniai
seorang anak bernama Hang Tuah, Dalam rangka mencari nafkah dan guru untuk anaknya,
mereka pindah dari daerah sungai Dulung ke negeri Bintan.
Di tempat yang baru itu Hang Tuah bersahabat dengan 4 orang anak yang sebaya
dengannya. Mereka adalah Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu. dan Hang Kesturi. Kelima
anak itu mendapat pendidikan ilmu perang dan ilmu-ilmu lain dari seorang pertapa di suatu
pegunungan. Dan Hang Tuah yang terpandai di antara teman-temannya.
Tokoh dan Watak
1. Hang Tuah : baik, bijak berwibawa
2. Hang Jebat : pembalas dendam
3. Sang Raja : baik, sopan, mudah percaya dan mudah terpengaruhi
4. Tumenggung : licik, jahat
Latar
1. Tempat : sungai, Bintan, Pasar, Istana
2. Suasana : ramai, tegang, sepi, senang
3. Waktu : pagi, malam
Amanat
Sebagai pemimpin kita jangan hanya mendengar keterangan dari satu pihak saja
melainkan dengan pihak yang bersangkutan juga.
Kejujuran dapat menghancurkan hati yang iri dan dengki.