Anda di halaman 1dari 2

Konvergensi IFRS terhadap persediaan

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,misalnya,
barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaantanah dan properti
lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barangjadi yang telah diproduksi, atau
barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksiperusahaan, dan termasuk bahan serta
perlengkapan yang akan digunakan dalamproses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan
meliputi biaya jasa sepertidiuraikan dalam paragraf 16, di mana pendapatan yang bersangkutan
belum diakuiperusahaan. (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23
tentangPendapatan). Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana
yanglebih rendah (the lower of cost and net realizable value).

Konvergensi IFRS asset tetap

PSAK 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap telah dinyatakan berlaku efektif pada 1
Januari 2009 menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain
serta PSAK No. 17 (1994) tentang Akuntansi Penyusutan. Terdapat beberapa perbedaan antara
PSAK 16 (Revisi 2007) dengan PSAK 16 (2004). Pada umumnya nilai perolehan suatu aset tetap
sama dengan jumlah biaya (bisa berupa kas maupun non-kas) untuk memperoleh aset tersebut,
selain hal tersebut, aset tetap dapat diperoleh dari pertukaran aset non-moneter. Prinsip utama
pada pengukuran aset tetap yang diperoleh dari pertukaran aset tetap ini adalah dengan
menggunakan nilai wajarnya, dalam hal nilai wajar aset tetap yang dipertukarkan tidak diketahui,
nilai buku dari aset tersebut dapat digunakan.

Pengertian Konvergensi IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International


Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC),dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan
lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi,
dapat dipahami dan dapat diperbandingkan. Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh
pada 2012 nanti. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan
PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan
gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan –
tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual
strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara
berkembang seperti Indonesia.

DAMPAK PENERAPAN IFRS DI INDONESIA

Dari sector ekonomi. Dengan adanya standar pelaporan keuangan baru yang mengacu pada
IFRS maka akan mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan. Informasi yang disampaikan
kepada stakeholder’s juga akan lebih handal. Informasi ini akan tercermin dalam harga saham
suatu perusahaan. Apabila indeks saham di suatu negara cukup stabil maka hal tersebut
merupakan ssalah satu indikator bahwa perekonomian di negara tersbut cukup baik. Tentunya
dengan adanya kualitas informasi akuntansi yang jauh lebih baik juga akan mendorong investor
untuk mau berinvestasi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai