Anda di halaman 1dari 20

DATA PENELITIAN PANGAN

Oleh:
Zulhan Widya Baskara

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


Mataram, September 2014
Statistika dan Statistik

STATISTIK, maknanya sering dikaitkan dengan angka atau gugus angka yang
menggambarkan tentang sesuatu
contoh:
* statistik pangan olahan kedelai di NTB
* statistik home industry dodol di NTB
* statistik pengusaha dendeng di Lobar, dsb

STATISTIKA, merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji:


a. Cara/metode pengumpulan data
b. Cara-cara penyajian data
c. Metode pengolahan/analisis data, dan
d. Cara-cara inferensi (penarikan kesimpulan) dan interpretasi hasil olah data.
Elemen Statistik:
1. Populasi
keseluruhan obyek (pengamatan) secara lengkap dan jelas definisinya,
yang menjadi kajian (ingin dipelajari) sifat-sifat (karakteristiknya).
2. Sampel
Sekumpulan data yang diambil / diseleksi dari suatu populasi. (sampel
adalah bagian dari populasi).

Pengumpulan data untuk seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah sensus


tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika
seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil
dari populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi.
Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasi seluruh
populasi.
Data menurut sumbernya dibedakan menjadi
1. Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya dan
dikumpulkan oleh peneliti sendiri.
Metode yang dapat dipakai untuk mendapatkan data primer bisa dilakukan
dengan cara observasi, wawancara (interview) atau daftar pertanyaan
(quisioner).
2. Data Sekunder, yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya
tetapi dikumpulkan oleh pihak lain, misalnya laporan-laporan yang
dipublikasikan, laporan dari suatu lembaga, naskah publikasi, dan lain-lain.
JENIS DATA PANGAN

RESPONS
Data yang disajikan
bukan dalam bentuk
angka, tetapi dalam Data yang disajikan
bentuk kata, kalimat dalam bentuk angka
atau gambar DATA

KUALITATIF KUANTITATIF

1. NOMINAL 2. ORDINAL DISKRIT KONTINU

3. INTERVAL
4. RASIO
Yaitu suatu skala yang berfungsi
untuk mengelompokan data, tetapi
NOMINAL tidak memiliki arti.

Contoh: hasil olahan kedelai, diklasifikasi sebagai:


Tempe, diberi tanda 1,
Tahu, diberi tanda 2,
Susu kedelai, diberi angka 3
Oncom, diberi angka 4

Ciri Data Nominal:


•Data nominal hanya bersifat mengelompokkan saja, dan setiap kelompok data
mempunyai harkat yang sederajat (tidak ada urutan atau jarak)
•Tidak bisa dilakukan operasi matematika (X, +, - atau : ).
Skala data yang berfungsi
ORDINAL mengelompokkan data dan memiliki
Tingkatan (mengurutkan)

Contoh: Kepuasan pelanggan, diklasifikasikan sebagai:


• Sangat puas, diberi tanda 1,
• Cukup puas, diberi tanda 2,
• Tidak puas diberi tanda 3,

Ciri Data Ordinal:


•posisi data tidak setara.
•Tidak bisa dilakukan operasi matematika.
Bagaimana pendapat anda mengenai kualitas sirup merk‘ABC’:
A. Tidak enak
B. Kurang enak
C. Cukup enak
D. Enak
E. Sangat enak

Skala yang dimaksudkan pada contoh kuesioner diatas adalah penilaian


terhadap suatu objek (olahan sirup merk ‘ABC’) yang secara harfiah
mengandung makna mengurut.
INTERVAL/ data yang diperoleh dengan cara
SELANG pengukuran, dimana jarak antar dua
titik pada skala adalah sama

Contoh:
Temperatur untuk air membeku dan mendidih:
Celcius pada 0° C sampai 100° C. Skala ini jelas jaraknya, bahwa 100-
0=100
Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F. Skala ini jelas jaraknya, 212-
32=180
Ciri Data Interval:
Tidak ada kategorisasi atau pemberian kode seperti terjadi pada data
nominal dan ordinal.
Bisa dilakukan operasi matematika. (panas 40 derajad adalah dua kali
panas dibanding 20 derajad)
Individual Likert-item
dimana jarak dua titik pada skala
RASIO/NISBAH sudah diketahui, dan mempunyai
titik nol yang absolut

Contoh:
menggunakan alat ukur obyektif, seperti : berat pangan, volume, panjang,
absorbence, sifat-sifat kimiawi pangan (air, abu, protein, lemak, gula
reduksi, dsb)

Ciri Data Rasio:


•Tak ada kategorisasi atau pemberian kode.
•Bisa dilakukan operasi matematika.
Skala pengukuran lain yang sering digunakan pada penelitian
pangan:

5. Skala hedonik (hedonic scale)


6. Skala penilaian intensitas (intensity rating scale)
7. Skala likert (likert scale)
5. Skala Hedonik (hedonic scale)
 Skala hedonik merupakan salah satu skala yang paling populer
digunakan pada pengukuran sifat organoleptik pangan (khususnya
evaluasi preferensi produk pangan).
 Skala hedonik bersifat bipolar (dua ujung skala) pada garis linier, yang
masing-masing mendefinisikan pernyataan psikologis “suka” (like) dan
“tidak suka” (dislike).
6. Skala penilaian intensitas (intensity rating scale)
 Skala penilaian intensitas termasuk skala unipolar yang mendefinisikan
“tidak” (none) sampai “sangat lemah” (veryweak) atau “sangat
besar/kuat/ekstrim” (very large/strong/extreme).
 Seperti halnya skala hedonik (standar) maka skala penilaian intensitas
ini juga tergolong skala selang (interval)
Angka 7 bukan merupakan batas penilaian, semakin banyak kategori yang
dapat terdefinisikan semakin baik, sehingga batas numerik diberikan sampai
kita tidak dapat membuat definisi lagi.

Ex: rasa pedas pada suatu makanan


7. Skala Likert (Likert Scale) :
Skala Likert terdiri atas dua jenis pengukuran, yakni:
a. Individual Likert-item, jika digunakan untuk menskala satu item atau
satu pertanyaan angket respons. Skala Likert tipe ini termasuk skala
ordinal.
b. Likert scale, jika digunakan untuk mengukur respons yang terdiri atas
lebih dari satu item (pertanyaan). Skala Likert tipe ini merupakan
summated rating scale (nilai individual Likert-item dijumlahkan).
MODEL DISTRIBUSI DATA

Anda mungkin juga menyukai