Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik 3 (2) (2015): 197-200

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Solusi Pencegahan Permasalahan Moralitas dalam


Masyarakat

James *

Fakultas Hukum, Universitas Medan Area, Indonesia

Abstrak
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi krisis multidimensi dalam perekonomian, politik, keamanan, budaya,
agama, ruang hidup, dan bidang lainnya. Para ahli mengatakan bahwa semua krisis mereka yang kita hadapi di
Indonesia berakar dari moralitas bangsa dan krisis etika. Akhirnya, masalah moralitas tidak hanya mendengar
dan berteori, tetapi lebih dari itu, masalah moralitas adalah masalah yang perlu dipikirkan bersama-sama dan
bagaimana menyelesaikannya. Karena berbagai suku, agama, dan wilayah di Indonesia, dibutuhkan beberapa
berbagai cara untuk memecahkan moralitas masalah menangani setiap komunitas. penulis mencoba untuk
melihat bagaimana untuk memecahkan masalah moralitas umum, dan mudah-mudahan bisa menjadi orientasi
berguna untuk kita semua.

Kata Kunci: Moralitas, Agama

Abstract
Nowadays, Indonesia is facing the multidimensional crisis in economy, politic, security, culture, religion, living
space, and the other field. The experts say that all of those crisis that we face in Indonesia is rooted from nation
morality and ethic crisis. Eventually, the morality problems are not only heard and theorized, but more than
that, the morality problems are the problems that need to be thought together and how to solve them. Since the
variety of tribes, religion, and territory in Indonesia, it needs some variety of ways to solve the morality problems
deal with each community. The writer tries to see how to solve the general morality problems, and hopefully can
be a useful orientation to all of us.

Keywords: Morality, Religion

How to Cite: James. (2013). Solusi Pencegahan Permasalahan Moralitas dalam Masyarakat, Jurnal
Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 3 (2): 197-200.

*Corresponding author: p-ISSN: 2549 1660


E-mail: jameshukumuma@gmail.com

197
James, Solusi Pencegahan Permasalahan Moralitas dalam Masyarakat

PENDAHULUAN Pola hidup (Life Style), Ada berbagai


Budaya global yang dibangun pola hidup yang merusak moral manusia,
dengan kemajuan dibidang ilmu beberapa diantaranya yang sangat relevan
pengetahuan, teknologi khususnya media dan actual dalam kehidupan masyarakat
informasi telah membawa berbagai kita adalah: Free sex (seks bebas). Pola
perubahan, terutama perubahan tata nilai hidup seperti ini melanda banyak manusia
dalam kehidupan manusia. Perubahan tata di dunia ini. Mereka berpendirian bahwa
nilai ini beraspek ganda, pada satu sisi manusia tidak perlu diikat oleh suatu
membawa kemajuan yang konstruktif peraturan apapun untuk menikmati
tetapi pada sisi lain membawa ragam- tuntutan seksualitas mereka. Mereka tidak
ragam kerusakan atau destruktif terhadap perlu menikah secara resmi dengan
moralitas manusia. upacara-upacara keagamaan serta ikatan-
Sebelum kita melihat bagaimana ikatan hukum yang sah seperti peraturan
penanganan masalah moralitas yang pencatatan nikah. Pokoknya, dalam
terjadi pada masyarakat, penulis mencoba menyalurkan tuntutan biologis
melihat terlebih dahulu berbagai seksualitasnya mereka harus free (bebas).
permasalahan moralitas sosial yang Model kehidupan seperti ini adalah sejenis
relevan dengan masyarakat kita di perkawinan yang sama sekali illegal, baik
Indonesia ini. Karena kita akan dapat secara hukum terlebih-lebih agama
melakukan penanganan yang baik apabila manapun. Perkawinan ini terjadi secara
kita mengetahui permasalahannya. sembunyi-sembunyi dan hanya
memperhatikan pemuasan dorongan
seksual semata-mata, ada beberapa faktor
PEMBAHASAN
yang mendorong orang melakukan hal ini
Penulis menguraikan berbagai isu
antara lain: untung menghindari tanggung
moralitas yang terjadi dalam kehidupan
jawab, untuk memenuhi dorongan hawa
masyarakat tentu tidak mungkin
nafsu karena ketidak harmonisan
memberikan uraian lengkap terhadap
kehidupan keluarga dan banyak hal
masing-masing isu.
lainnya.
Penyalahgunaan narkoba dan obat-
Pornografi, Istilah pornografi terdiri
obatan terlarang. Narkoba kini menjadi
dari dua kata, yakni “porno” dan “grafis”.
penyakit masyarakat jaman modern itu
Kata porno atau poerneias pada hakekat
sebab maka narkoba menjadi salah satu
nya berarti: bau, busuk tidak sedap
permasalahan moralitas dalam
dipandang, dilihat atau didengar, kata
masyarakat. Sasaran dan yang menjadi
grafis berarti bentuk, gambar-gambar,
korban narkoba pada umumnya adalah
film-film, bentuk-bentuk tayangan, yang
anak-anak, siswa sekolah, remaja pemuda
bau busuk tidak sedap dipandang atau
dan mahasiswa. Melihat fakta-fakta itu
dilihat oleh mata.
kalangan pendidik melihat adanya
Definisi ini berbeda dengan
konfigurasi besar-besaran akan diraup
kenyataan yang sebenarnya, kenyataan
untung materi yang besar pula. Kedua,
yang sebenarnya justru, gambar-gambar,
untuk membunuh, melumpuhkan dan
bentuk-bentuk, tulisan-tulisan porno itu
merusak generasi bangsa ini. Akibatnya
yang selalu disukai, diingini diminati oleh
agar generasi kedepan menjadi generasi
kalangan-kalangan tertentu. Jadi mengapa
bodoh dan lumpuh, baik akal dan rohani
disebut bau busuk atau tidak sedap
serta rusak mental spiritual, generasi
dipandang mata dari mereka
bangsa ini menjadi kurang (the lost
kehidupannya bermolitas tinggi, beriman
generation). Jika ini terjadi, bangsa ini
dan hidup dalam beribadah yang baik
akan kehilangan bakal-bakal pemimpin,
dengan tuhan.
SDM yang handal dan energik, pintar,
mampu dan potensial.
198
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 3 (2) (2015): 197-200

Bagi orang beriman gambar- gambar membetengi kita dari perbuatan-


tulisan-tulisan atau tayangan-tayangan perbuatan yang melanggar moral. Oleh
yang berbau porno itu adalah sangat karena itu dalam peran aktif dari para
menjijikan dalam baunya busuk dapat pemuka agama sangatlah dibutuhkan, agar
merusak iman, melihat dan menonton umat beragama semakin memahami nilai
film-film porno gambar dan tayangan yang moralitas dan kiranya ajaran agama
berbau porno akan membangkitkan hawa tersebut dapat membetengi masyarakat
nafsu kedagingan serta mengumbar- dari perbuatan yang amoral.
ngumbar semangat kegairahan seksual dan Faktor keluarga, Memelihara
sulit untuk mengekangnya. keharmonisan keluarga dan ketentraman
Konsumerisme dan materialism, rumah tangga sangat menentukan bagi
Orang yang berpola hidup konsumerisme pencegahan dan keterlibatan anggota
tidak dapat dibedakan dengan orang yang keluarga masuk kedalam permasalahan
berpola hidup meterialisme. Kedua pola moralitas yand ada. Seperti yang kita
hidup ini berjalan bersama-sama pahami bahwa keluarga adalah sebagai
walaupun ada perbedaan satu dengan yang dasar pendidikan, artinya biasanya
lain. Persamaan yang dapat kita lihat anggota keluarga selalu membawa
adalah bahwa bagi mereka segala sesuatu kebiasaannya dirumah kedalam
diukur dengan materi, uang atau harta. masyarakat.
Orang yang berprinsip seperti ini Segala kenakalan anak, remaja,
mementingkan kesenangan duniawi dan pemuda bahkan orang pun biasanya
lupa akan hal-hal yang bersifat rohani atau dimulai dari keadaan keluarga yang tidak
spiritual, orang yang seperti ini tidak rukun, kacau, porak-poranda, dan penuh
terlalu memusingkan apakah uang mereka dengan nuansa perselisihan. Jadi dapatlah
miliki diperoleh dengan cara halal atau kita katakan bahwa faktor yang sangat
tidak. penting untuk diperhatikan, untuk
KKN adalah singkatan dari Kolusi, penanganan dan pencegahan masalah
Korupsi dan Nepotisme. Ketika hal ini moralitas dalam masyarakat.
merupakan penyakit sosial yang melanda Faktor lingkungan dan pergaulan
masyarakat dunia. Terutama dinegara- adalah salah satu faktor yang sering
negara yang baru berkembang seperti menyebabkan orang jatuh kedalam
Indonesia. Penyakit ini merupakan permasalahan moralitas, seperti ungkapan
masalah serius dan sulit diberantas sebab “pergaulan yang buruk merusak kebiasaan
memiliki jaringan-jaringan yang berlapis- baik” artinya dimana pun kita berada dan
lapis. dengan siapa kita bergaul, ini akan
Kita sudah melihat berbagai contoh berdampak pada cara hidup kita. Oleh
permasalahan moralitas yang terjadi dalam karena itu kita harus jeli terhadap situasi
masyarakat. Disini penulis mencoba lingkungan kita dan juga harus
memberi beberapa cara dalam memperhatikan kepada siapa kita bergaul.
penanganan permasalahan moralitas yang Karena apabila kita tidak dapat berhati-
ada dalam masyarakat, dalam hal ini hati, lingkungan dan pergaulan kita dapat
beberapa faktor yang perlu kita membawa kita masuk kedalam
perhatikan, yaitu: permasalahan moralitas tersebut.
Faktor spiritual, Seperti kita ketahui Faktor Pendidikan, secara umum
bahwa dalam agama-agama, terdapat nilai- semakin tinggi pendidikan seseorang,
nilai yang mengatur kehidupan moralitas, maka semakin luas pengetahuan dan
oleh karena itu pendidikan agama pengalamannya. Dan biasanya tingkat
terhadap masyarakat sangatlah perlu, pendidikan yang dijalani seseorang akan
agama apapun yang ia anut. Dapat juga mempengaruhi cara hidupnya dan
dikatakan bahwa ajaran agama adalah cara berpikirnya. Dengan demikian,
benteng utama bagi kita untuk seseorang itu akan semakin memahami

199
James, Solusi Pencegahan Permasalahan Moralitas dalam Masyarakat

mana yang baik untuk dilakukan dan DAFTAR PUSTAKA


mana yang tidak baik untuk dilakukan. Pasaribu, R H, S.Th. 1998. Theologia
Maka akan semakin sulit pula ia terbawa Pembangunan Dalam Konteks
kepada permasalahan moralitas yang tidak Perkembangan Indonesia Masa Kini,
baik. Penerbit Pieter
Poerwadarminta, W.J.S. 1986. Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Penerbit Balai
SIMPULAN Pustaka, Jakarta
Masalah moralitas merupakan Sitanggang, B.A. 1974.Masalah Narkoba, tahun
masalah yang tak henti-hentinya menjadi 1974
persoalan kita. Karena mau tidak mau kita Abineno, J.L. Ch. 2003. Manusia dan
sebagai manusia yang berada di Sesamanya, Jakarta
lingkungan sosial budaya yang beragam. Verkuyl, J.1985. Etika Kristen, Bagian Umum.
Jakarta
Karena itu mari kita saling menjaga diri
Tim Dosen Unimed. 2007. PAK Untuk
dan keluarga masing-masing agar tidak Perguruan Tinggi. Medan
masuk ke dalam permasalahan moralitas Silitonga, SAM. 2000. Nilai-nilai Kependidikan
tersebut. Kalau kita tidak dapat mencegah dari Yesus. Medan
orang lain, minimal kita dapat mencegah
diri sendiri dan keluarga dari kerusakan
moral.

200

Anda mungkin juga menyukai