Anda di halaman 1dari 99

Vox Hoax Vox Dei

by Supriansyah MNSupriansyah MN
Minggu, 22 Januari 2017
374
Di Kota Mainz yang indah itu, di tahun Andrew Marvell, seorang penyair asal
1440 M, seorang lelaki berbadan tegap Inggris pernah mengeluh, “Wahai
mencoba sebuah penemuan yang nantinya percetakan! Bagaimanapun engkau telah
akan mengubah dunia. Lelaki itu bernama mengganggu ketenangan hidup manusia!”
Johannes Gutenberg. Dialah yang mencoba Dari percetakan buku dan Alkitab
memadukan beberapa tekonologi kemudian berpindah ke sebuah teknologi
sebelumnya dari Asia Timur, seperti kertas bernama internet, ada sebuah kesamaan
dan pencetakan dari blok kayu ciptaan Bin dampak yang berlaku pada manusia, yaitu
Shen. Dari sebuah penemuan inilah buku dan dipermudahnya distribusi informasi dari satu
jurnal-jurnal ilmiah dicetak. Sebagaimana ke orang lain. Bahkan ada yang menyebut
sejarah mencatat, pada tahun 1424 M, bahwa masa sekarang adalah masa banjir
perpustakaan Cambridge yang masyhur itu informasi. Terjadilah ledakan informasi
hanya memiliki 122 buku. kedua, yang mana ini lebih massif dan cepat,
Pada tahun 1452 M, Gutenberg memulai berita di satu daerah bisa diketahui dengan
proyek pencetakan Alkitab dengan sangat cepat hanya dalam hitungan detik.
meminjam uang dari Johann Georg Faust. Di Kantor-kantor berita yang terkesan
tengah proyek yang sedang berjalan, lambat merespons keadaan ini terancam
Gutenberg dikeluarkan dari proyek tersebut gulung tikar, kebangkrutan pembaca
dengan tuduhan penyalahgunaan mesin menghantui dan mengintai mereka. Oleh
cetak itu untuk mencetak yang lain. Namun karena itu, banyak kantor-kantor berita
Alkitab yang dicetak Gutenberg tersebut sekarang sudah melengkapi kantor mereka
adalah buku bercetak tertua di dunia Barat. dengan berita online. Orang-orang
Sejak itulah ledakan informasi pertama mengakses informasi sekarang mudah, cepat,
terjadi, di mana efek domino dari penemuan dan bisa di mana saja.
Gutenberg ini sangatlah massif, buku-buku 564 tahun kemudian, tepatnya 24
menjadi sangat mudah dicetak dan tulisan- Februari 2004, seorang mahasiswa dari
tulisan yang sangat langka sekarang bisa Harvard University bernama Mark
dimiliki oleh siapa saja. Penemuan ini Zuckenberg mendaftarkan sebuah situs
didesak oleh mulai meningkatnya orang- pertemanan yang pada awalnya bernama
orang “melek huruf” dari kalangan kelas thefacebook.com. Namun setelah
menengah dan para mahasiswa di Eropa, perkembangan yang luar biasa jadilah
sehingga penemuan ini sangat diperlukan facebook.com situs ketiga yang paling
oleh masyarakat masa itu. banyak diklik setelah Google dan Amazon.
Orang-orang yang memiliki akses Sejak itulah mulai dikenal dengan sosial
terhadap pengetahuan pun semakin banyak, media. Sebenarnya Facebook pada awalnya
dan tidak hanya dikuasai oleh orang-orang hanyalah sebuah situs pertemanan yang
tertentu saja, sehingga “kebisingan” diharapkan bisa mengkoneksikan
informasi pun tak terhindarkan. Bahkan ada pertemanan yang terpisah ruang dan waktu.
dua pernyataan yang cukup keras di masa itu Terhubung dan Berbagi
sebagai respons dari adanya banjir informasi. Sejak dibidani oleh Zuckenberg di tahun
“Demikian banyak buku yang tergelar 2004, ada banyak sosial media yang
sehingga kita tidak punya waktu membaca, bermunculan dan bersaing dengan Facebook.
bahkan judulnya sekalipun!” keluh seorang Mereka saling beradu inovasi untuk merebut
penulis anonim asal Italia. ceruk pengguna internet aktif di dunia yang
1
sudah mencapai 3 miliar lebih dan lebih dari pembentukan opini publik dibanding fakta-
separuhnya juga pengguna sosial media. fakta yang obyektif. Istilah post-truth mulai
Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, digunakan oleh seorang penulis asal Serbia
Line, dan lain sebagainya mewarnai bernama Steve Tesich yang menggambarkan
kehidupan manusia. situasi skandal Irak Contra dan Perang Teluk.
Jika kita melihat tampilan situs Facebook Untuk lebih mudahnya, post truth
di layar komputer, kita bisa melihat ada dua menggambarkan bagaimana fakta tidak lagi
kata yang menjadi inti dari Facebook ini: dominan dalam mempengaruhi orang.
terhubung dan berbagi. Terhubung berarti Istilah inilah yang dipilih Oxford
setiap kita bisa terhubung dengan semua Dictionaries sebagai “Word of the Year”.
orang yang kita kehendaki, bukan hanya Mereka menobatkan kata ini setelah melihat
terhubung tapi juga berbagi. Kita bisa berbagi dua kejadian yang menarik di dunia saat ini.
apa saja, dari foto, tulisan, berita, dan lain Pertama, keluarnya Inggris dari persekutuan
sebagainya. ekonomi Uni Eropa. Kedua, terpilihnya
Dari dua kata tersebut, manusia di dunia Donald Trump sebagai presiden ke-45 negara
sekarang merasa hidup dalam dua dunia adidaya Amerika Serikat.
yang berbeda sekaligus, yaitu dunia nyata Mereka menyimpulkan bahwa fakta-
dan dunia maya. Dalam dunia nyata kita fakta terjadi di lapangan tak banyak lagi
masih dipisahkan jarak dan ruang. Berbeda mempengaruhi masyarakat. Misalnya, dalam
dengan dunia maya, dalam dunia ini semua kasus Pemilu Amerika Serikat, banyak
manusia merasa terhubung dan bisa berbagi masyarakat merasa berbagai kebohongan dan
apa pun. Tak salah Amar Yasraf Piliang sikap rasis Donald Trump tidak lagi
mengatakan bahwa dunia sekarang ini dianggap sebagai persoalan. Mereka tetap
bagaikan dunia yang dilipat. menilai Trump adalah kandidat presiden
Setelah masa media sosial semakin terbaik. Trump bisa melenggang ke Gedung
menguasai kehidupan ini, tak ada yang bisa Putih karena mampu mengeksploitasi rasa
terhindar dari dunia ini. Orang-orang seakan- takut penduduk Amerika Serikat, bahkan
akan terikat dengan dunia ini, dengan segala dengan menggunakan sejumlah kebohongan.
kemudahannya. Berbagi informasi adalah Inilah yang juga terjadi di Indonesia
salah satunya, orang bisa berbagi informasi ketika banyak berita bohong yang digunakan
apa saja melalui media sosial. Bahkan untuk menjatuhkan lawan politik, lawan
informasi yang beredar pun bisa dikatakan ideologi bahkan lawan dalam berebut
meluber dan sangat berlimpah. kekasih. Kebanyakan kita tak sadar karena
Hoax atau kabar bohong sedang terlalu banyak mengkonsumsi berita atau
merajalela di media sosial. Kalau dulu informasi yang tak layak atau bahkan berita
penyebaran berita bohong haruslah bohong dan ujaran kebencian. Sebuah berita
dirancang sedemikian rupa dan disokong dibuat dan dirancang untuk meninggikan
unsur-unsur yang kuat, sekarang penyebaran seseorang atau menjatuhkan seseorang.
berita bohong tak serumit dulu; yang penting Tidak terlalu penting itu benar atau tidak,
bisa dibagikan ke mana-mana dan inilah tapi bisa memenuhi atau memuaskan hasrat
fungsi sosial media saat ini. Sosial media saat orang-orang yang menjadi target sebaran
ini penuh dengan berita-berita yang tak jelas mereka.
asalnya dan sulit dilacak kebenarannya Masyarakat kita sudah seharusnya mulai
Terjebak di Era Post-Truth menggalakkan tabayyun atau melakukan cek
Menurut Oxford Dictionaries, “post- ricek dalam sebuah berita. Jangan sampai
truth” diartikan sebagai istilah yang berita itu diiyakan dan dibagi di media sosial
berhubungan dengan atau mewakili situasi- hanya karena sesuai dengan keinginan kita
situasi di mana keyakinan dan perasaan atau tidak. Suatu berita itu dikategorikan
pribadi lebih berpengaruh dalam benar ataupun tidak bukan karena berita itu

2
sesuai dengan keinginan kita, tapi karena tanda dari tuhan yang tidak mungkin kita
memang sesuai dengan fakta dan sudah dustakan. Ya, sesuai dengan judul tulisan ini,
melalui cek dan ricek kebenaran fakta sekarang kita sudah menganggap Vox Hoax
tersebut. Vox Dei (Suara Hoax Suara Tuhan)
Hoax atau berita bohong pun seharusnya
kita hindari, bukan diamini bagaikan itu

3
Hikayat Jonru: Dari Cerpenis hingga Peternak
Kebencian
Wahyudi AkmaliahWahyudi Akmaliah
Sabtu, 7 Oktober 2017
geotimes.co.id
Jonru adalah penulis produktif. Ini fakta PT Cyberindo Aditama (CBN), Jakarta.
yang tidak bisa disangkal. Dari tahun 2005- Kedua perusahaan itu berada di Jakarta dan
2014, sebagaimana direkam oleh bergerak di bidang jasa infrastruktur
Merdeka,com, ia telah menulis 9 buku, baik teknologi, komunikasi, dan internet.
berbentuk antologi penulisan bersama Meskipun pekerja kantoran, ia terus
ataupun sendiri. Misalnya, Novel Cinta Tak menghidupkan kemampuan imajinatifnya
Terlerai (DAR! Mizan, 2005), Cowok di sebagai seorang cerpenis. Ia kemudian
Seberang Jendela (Lingkar Pena Publishing bergabung dengan Forum Lingkar Pena
House, 2005), Menerbitkan Buku Itu (FLP) pada tahun 2004, hingga menjabat
Gampang! (Tiga Serangkai, 2008), Cara sebagai anggota Divisi Humas di FLP Pusat
Dahsyat Menjadi Penulis Hebat (Dapur sampai Agustus 2009.
Buku, 2013), Sekuler Loe Gue End (Dapur Sebagaimana dicatat oleh Najib Kailani
Buku, 2013), Sembuh dan Sukses dengan (2012), FLP sendiri merupakan wadah
Terapi Menulis (Dapur Buku, 2013), penulis-penulis muda yang memiliki afiliasi
Pancasila, Apa Kabar? (Dapur Buku, 2013), dengan gerakan Tarbiyah, yaitu KAMMI dan
Novel Cinta Tak Sempurna (Dapur Buku, kemudian bertamorposis menjadi Partai
2014). Politik dengan nama Partai Keadilan
Sebenarnya, bakat menulisnya ini sudah Sejahtera, di mana mereka menjadikan dunia
muncul sejak ia kuliah S1. Ini terlihat dengan menulis, khususnya fiksi, sebagai jalan dan
terbitnya karya puisinya berbahasa Inggris media jihad untuk menyebarkan syiar Islam
pada tahun 1993 yang dimuat di majalah dan kesalehan publik Islam.
Hello (Semarang). Kemampuan menulisnya Pada 10 Maret 2007, ia mengundurkan
ini yang terus ia asah saat kuliah Fakultas diri dari pekerjaan tersebut dan mencoba
Ekonomi, Jurusan Akutansi (S1), dengan penuh waktu berwirausaha sambil
mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik kampus meneruskan kemampuan menulisnya
di majalah mahasiswa, Edents, dan koran menjadi blogger. Dalam bidang usaha, ia
kampus, Manunggal, di Universitas pernah mencoba pelbagai macam usaha, dari
Diponegoro. Di dua majalah tersebut, ia jualan bisnis hingga MLM (Multi Level
didapuk menjadi redaktur pelaksana. Marketing). Namun, setelah 8 bulan
Produktivitas menulisnya inilah yang berwirahusaha, ia sempat kembali sebagai
memungkinkan dirinya pada tahun 1995 pekerja kantoran, selama kurang lebih dua
diangkat menjadi koresponden majalah Anita bulan (7 November-7 Januari 2008) sebagai
Cemerlang wilayah Semarang dan sekitarnya web administrator dan content manager di
(Profil dan Biografi Jonru, 8 Agustus 2014, Mizan.com. Hal ini diungkapkan sendiri
facebook.com). dalam situs pribadinya di jonru.com.
Berbakat dengan dunia menulis Sementara itu, Mizan sendiri merupakan
membuatnya tidak akan lepas dari dunia penerbitan Islam dengan buku-buku yang
tersebut. Hal ini terlihat, selepas lulus, mencerahkan. Namun, penerbit ini seringkali
tepatnya sejak tahun 2000, ia menjadi konten dituduh oleh banyak orang, termasuk Jonru,
editor di PT UniNET Media Sakti, selama setelah ia tidak kerja di sana, sebagai Syiah.
satu tahun. Setahun kemudian, sejak April Karena Syiah, maka dianggap telah keluar
2001 sampai 2007 ia menjadi konten editor di dari Islam. Ini tercermin dari status
4
facebooknya pada 10 April 2015 dengan judul dengan politik elektoral, baik pada level
Tentang Mizan dan Syiah. lokal, nasional, ataupun internasional.
Dalam status facebook tersebut, ia Sebagai pengelola konten situs, blogger,
menuduh Mizan sebagai Syiah. Meskipun dan seorang penulis, Jonru mengerti
penerbit tersebut dianggap Syiah, Jonru kemampuan media sosial semacam ini. Sejak
meminta agar orang tidak menuduhkan apa pemilihan presiden pada tahun 2014, dalam
yang diproduksi oleh Mizan selalu terkait memenangkan kandidat Prabowo-Hatta, ia
dengan Syiah. Di sini, jika orang tidak jeli menggunakan kemampuan tersebut. Harus
melihat, ia sebenarnya sedang bernegosiasi diakui, sebagai mantan pengurus Forum
antara dirinya sebagai orang yang pernah Lingkar Pena Pusat, yang memiliki irisan
bekerja di Mizan, meski hanya beberapa kuat dengan PKS, memilih Prabowo-Hatta
bulan, tetapi tidak boleh juga melawan arus yang juga didukung oleh Partai tersebut juga
para followers-nya di tengah isu stigma Syiah merupakan alasan kuat Jonru untuk
yang menguat sebagai bukan Islam. mendukung dan menghancurkan lawan
Tiga kemampuan (keahlian menulis, politiknya di dunia media sosial.
pengalaman bekerja di jasa internet, dan Memang, usahanya memenangkan
pengelola website) ini membuatnya Prabowo gagal. Namun, alih-alih itu
dinobatkan sebagai pemenang utama dengan membuatnya berhenti menuliskan status
mendapatkan anugerah Super Blog melalui facebook, sejak Jokowi menjadi presiden, ia
blognya, jonru.net (kini bernama jonru.com), menjadi musuh pertama dan utama yang
dari tiga kandidat lainnya dalam lomba terus-menerus melakukan serangan brutal
“Internet Sehat Blog Award 2009”. kepada Jokowi, orang-orang terdekatnya,
Penyelenggaran ini digelar oleh ICT Watch, dan sejumlah kebijakan yang dibuatnya.
organisasi nirlaba berfokus pada isu Serangan brutal dengan status facebook
komunikasi dan teknologi di Indonesia. dan berita fitnah yang sering dibagi ini
Dengan mendapatkan telepon pintar menemukan momentum dan kapitalnya. Ini
BlackBerry Gemini, Jonru dianggap karena, dengan hanya ada dua pilihan
pemenang oleh Dewan Juri ini karena kandidat presiden dan kemenangan tipis,
tulisan-tulisan dalam blognya tersebut membuat masyarakat terbelah dua, Pro-
menyebarkan semangat positif pengunaan Jokowi atau Anti-Jokowi. Di sini, ia
internet (Tirto.id, 2 Oktober 2017). Tiga memelihara kekalahan kubu pendukung
kemampuan itu yang membuatnya Prabowo dengan selalu menghangatkan
kemudian berhasil jualan di sejumlah permusuhan dan kebencian.
lembaga, baik pemerintah maupun swasta Postingan kebencian yang terus-menerus
dengan menjadi pembicara dan fasilitator, dan interaksi komunikasi yang dibangun
baik itu mengenai dunia kepenulisan kepada pendukung Prabowo di media sosial
maupun pembuatan dan pengelolaan situs ini menempatkan dirinya, dalam istilah
(website). Theresa M. Senft (2008), mikro-selebriti.
Kehadiran media sosial dan Selain mendapatkan tanda centang biru
perkembangan feature-nya memungkinkan sebagai tanda terverifikasi, hal ini tercermin
orang bisa berinteraksi secara langsung, dari followers-nya yang berjumlah 1,497,468.
cepat, dan efektif. Namun, demokratisasi (bersambung)
pengguna telepon genggam dengan adanya Sebagai anti-Jokowi, Jonru tidak mudah
telepon pintar yang datang dari negeri Asia lagi untuk menjadi fasilitator yang mengisi
Timur, seperti Hongkong, Taiwan, dan pelatihan kepenulisan. Ini karena agitasi
Republik Rakyat China, serta kehadiran politik kebencian yang ia pilih
media sosial, jika disalahgunakan bisa menggiringnya melakukan segmentasi pasar
berbahaya. Terlebih lagi, apabila ini beririsan dengan sendirinya. Akibatnya, pelatihan

5
kepenulisan yang ia buat tidak banyak orang Melalui Sedekah Sahabat inilah Jonru,
yang mau mengikuti. melalui fan page-nya, menggalang dana
Sebagaimana diungkapkan sendiri dalam untuk membantu pembangunan masjid,
fan page-nya pada 25 Agustus 2017, di mana musalla, ataupun mereka yang sedang
target peserta 190 orang, yang daftar hanya mengalami kesulitan. Meskipun mengajak
55 orang. Karena itu, dalam setiap kebaikan melalui Sedekah Sahabat, untuk
postingannya, ia pun sering melakukan mempertahankan dan menambahkan
promosi produk-produk orang lain. Di sini, followers-nya, ia melakukan tindakan
insting bisnis sebagai orang yang pernah kontraproduktif; terus menulis dan membagi
bekerja di jasa layanan internet muncul. berita-berita bohong yang menjurus fitnah.
Kehadiran situs KitaBisa.com menjadi Sedekah Sahabat pun sejak tahun 1 April
mediium utama bagaimana ia bernegosiasi 2017 berganti nama menjadi Akrom
untuk membangun kerjasama dalam bentuk Foundation.
promosi dengan lembaga-lembaga filantropi Tidak seperti sebelumnya, menggalang
Islam. dana online lewat KitaBisa.com, atas nama
Dengan judul “Di KitaBisa.com, Media Jonru Center, Jonru ini kemudian
Melakukan Penggalangan Dana Jadi Sangat bekerjasama dengan perusahaan Malaysia
Mudah”, pada 15 Desember 2015, dengan melalui situs MauBantu.com.
sangat runtut dan detail, Jonru menuliskan Sebagaimana dijelaskan dalam postingan
bagaimana cara melakukan penggalangan Fan Page Mau Bantu di facebook, pada 12
dana agar banyak orang berminat melalui April 2017, “Website MauBantu.com
media sosial melalui KitaBisa,com. Selain dibangun dan dikelola atas kerjasama Jonru
mengajarkan tips dan trik, dalam artikel itu, Media Center dengan sebuah perusahaan
melalui Jonru Media Center, ia menawarkan Malaysia. Penandatanganan MoU dilakukan
kerjasama promosi, pemuatan info proyek di Kuala Lumpur pada 8 Maret 2017 lalu,
dari penggalangan dana tersebut. Upaya bersamaan dengan peresmian sejumlah
penggalangan dana semacam ini ternyata proyek bisnis lainnya. Kami merasa sangat
berhasil. bersyukur, sebab seremonial kerjasama
Sebagaimana disebutkan sendiri olehnya MauBantu tersebut disaksikan oleh Menteri
dalam tulisan tersebut, “Saya pernah Perdagangan Antarbangsa dan Industri
memposting info penggalangan dana untuk Malaysia, YB Datuk Haji Ahmad bin Haji
Pesantren Quran Indonesia. Dalam satu kali Maslan. Semoga ini menjadi langkah awal
posting, terkumpul dana lebih dari Rp 60 bagi kesuksesan MauBantu.com dalam
juta. Dan baru-baru ini saya membantu memberikan layanan terbaik bagi
sebuah pesantren di Garut yang nyaris masyarakat. Aamiin.”
terisolir karena jalan raya sebagai akses ke Meski perlu melakukan riset lebih
gedung mereka hendak dijual oleh si pemilik mendalam terkait pembagian hasil terkait
lahan. Alhamdulillah, terkumpul dana lebih dengan pola filantropi semacam ini, kita bisa
dari Rp 200 juta dalam sebulan.” membayangkan keuntungan yang
Tentu saja, dalam proses promosi ini, didapatkan melalui pola penggalangan
meskipun atas nama untuk membantu online ini di tengah sensitivitas masyarakat
masyarakat yang kesulitan dan atas nama Muslim Indonesia yang selalu ingin
umat, ada keuntungan ekonomi yang membantu sesama saudaranya yang Muslim.
didapatkan. Karena banyaknya permintaan Bagi saya, dua kontrakdiksi yang
dan adanya keuntungan ekonomi dengan dilakukan Jonru ini tak bisa bertahan lama.
cara filantropi semacam ini, ia kemudian Ini karena ia menggerakkan dua arus besar
membuat sendiri proyek penggalangan dana yang saling berseberangan; menggunakan
melalui organisasi Sedekah Sahabat. narasi kebencian untuk mempertahankan
followers dan sekaligus menambah dengan

6
mengeluarkan informasi dan berita hoaks. Di Penahanannya ini juga berimplikasi
sisi lain, ia melakukan penggalangan dana kepada dikuncinya password Fan Page
secara online agar masyarakat mau @Jonru, yang membuat dirinya tidak lagi bisa
membantu sesama Muslim yang kesulitan mengakses. Namun, karena itu ladang
dengan maksud niat baik. Meskipun sekali ekonomi, ia kemudian membuat fan page
lagi, di balik penggalan dana tersebut, ada baru dengan nama @ayomenjonru. Melalui
motif ekonomi dan keuntungan yang ia para pendukungnya, atas nama sentimen
dapatkan sebagai pihak yang mengelola dan membela Islam, mereka melakukan
mengurus dana “umat” tersebut. kampanye besar-besaran agar melakukan like
Dalam konteks ini, ulama masih terjadi fan page yang baru tersebut. Namun, daya
perdebatan dalam menafsirkannya: seorang magnetnya tidaklah sebesar seperti fan page
pengelola dana zakat, sedekah, dan infak sebelumnya.
diperbolehkan untuk mengambil dana Kampanye tersebut hanya bisa
tersebut dengan kisaran tidak boleh lebih menghasilkan 14,934 followers. Untuk
sekitar 10 % dari total dana yang meningkatkan followers secara signifikan,
dikumpulkan, di tengah suhu politik Jonru harus melakukan agitasi kebencian
nasional yang begitu tinggi, postingan- yang lebih dasyat lagi dengan menunggangi
postingan Jonru tersebut kerapkali situasi politik yang sedang memanas.
meresahkan sebagian masyarakat di tengah Meskipun ia di penjara dan memilik tim
minimnya kemampuan literasi membaca dan untuk menjalankan fan page barunya sebagai
membedakan mana hoaks dan bukan. operator, itu tidak mudah bisa dilakukan.
Tidak mudah menjerat Jonru atas ujaran Ya, mengelola fan page seperti
kebencian yang dilakukan. Karena, dalam sebelumnya membutuhkan kemampuan dan
setiap postingannya, dengan kemampuan kecerdikan menulis. Itu hanya dimiliki oleh
menulisnya, dia kerap bisa dengan cerdik sosok Jonru sebagai mikro-selebriti yang bisa
memainkan postingan yang disebarkan, di berselancar mencari lumbung ekonomi
mana seolah-olah ia hanya mendapatkan dengan berternak kebencian dan memainkan
informasi dari situs lain, bukan orang yang sentimen Islam melalui tindakan filantropi
menciptakan berita. Namun, momentum itu dan penggalangan dana online.
justru didapatkan oleh mereka yang geram Pertanyaannya, apakah hikayat Jonru
atas setiap postingannya yang meresahkan. yang melakukan metamorfosis dari cerpenis,
Ini terlihat dalam acara Indonesia Lawyer pengelola konten situs, blogger, peternak
Club pada 29 Agustus 2017 dengan tema kebencian, dan aktivis filantropi akan
“Halal Haram Sarancen”. Sebagai seorang berhenti di sini? Saya tidak bisa
politisi Nasional Demokrat, Akbar Faisal menjawabnya. Proses putusan peradilan dan
dengan cerdik mempertanyakan postingan hukuman durasi penjara akan menentukan
Jonru terkait penghinaan terhadap presiden, kisah dirinya selanjutnya.
dengan menganggap bahwa orangtua Jokowi Jika hanya dihukum setahun, ia bisa
tidak jelas. Di sini Akbar Faisal kemudian memungkinkan untuk berselancar. Karena
meminta pihak kepolisian, yang kebetulan masih ada waktu untuk memperbanyak
juga hadir dalam acara tersebut, untuk followers dengan beternak kebencian hingga
menangkap Jonru karena menghina Presiden sampai tahun 2019.
Indonesia. Jika lebih dari dua tahun, ia akan menjadi
Beberapa hari kemudian, Jonru narasi sejarah sebagai orang satu-satunya
dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian dan yang diingat di media sosial atas ujaran
pada 30 September 2017 ia ditahan atas kebenciannya yang meresahkan. Dari
tuduhan “menebar ujaran kebencian”, karena kemampuannya, harus diakui, ia adalah
melanggar Undang-Undang Informasi dan petarung sejati di bidang wirausaha
Transaksi Elektronik. (entrepreneurship); pintar membaca peluang

7
di tengah pertumbuhan media sosial saat dianggap berbeda dan menggunakan
usianya yang tidak muda, walau dengan cara sentimen keislaman untuk menarik emosi
memupuk permusuhan kepada mereka yang dan kemarahan orang.

8
Guntur Romli, Jonru, dan Nasib Penulis Buku
by Atih Ardiansyah
geotimes.co.id
Minggu, 17 September 2017
Bila saya ditanya mengapa saya masuk sebagai anggota DPR RI nanti. Jika pada level
politik? Saya ingin mengembalikan politik kultural Guntur Romli begitu liat melawan
pada khittahnya, pada dasar dan habitatnya, kelompok-kelompok intoleran, akan seperti
yakni “memperjuangkan kepentingan orang apakah perlawanannya setelah menjadi
banyak”. Demikian rilis yang ditulis Guntur pembuat kebijakan?
Romli di qureta. Menurut saya, apa yang Saya percaya bahwa di dalam kepala
disampaikan Guntur Romli tidak terlalu Guntur Romli, sudah banyak ide yang bakal
istimewa. Maksud saya, sudah banyak dia tuangkan ke dalam bentuk kebijakan,
politisi yang menyampaikan hal serupa kala andai terpilih nanti. Tetapi melalui artikel ini,
memutuskan nyemplung ke dunia politik. saya ingin urun angan. Saya ingin
Terlalu formalistis. menyumbang ide, atau anggaplah ini bentuk
Untungnya, Guntur Romli tidak aspirasi dari saya.
kehilangan warnanya. Masih pada rilis yang Di layar kaca maupun di media-media
sama, dia menyatakan bahwa masuknya dia online, tak terkecuali di media sosial, Guntur
ke dunia politik karena didorong oleh spirit Romli kerap baku-ujar dengan pegiat
perjuangannya: melawan intoleransi. Bagi medsos, Jonru. Berdasarkan informasi yang
suami Nong Darol Mahmada ini, jejak digital-nya bisa dengan mudah kita
sebagaimana pernyataannya lewat rilis yang temukan, Jonru (awalnya) adalah penulis
sama, segala persoalan yang terkait dengan buku sekaligus pelatih kepenulisan. Saya
kebencian, kekerasan, permusuhan, justru tidak cukup mengerti, sejak Pilpres
terorisme, radikalisme, diskriminasi, 2014 kemudian berlanjut pada Pilkada 2017,
ekstrimisme, separatisme, hingga peperangan kok Jonru malah beralih menjadi peternak
berakar pada intoleransi. Sebabnya adalah ujaran-ujaran bernada provokasi yang
tidak mau toleran dan tidak mau menerima bernuansa SARA?
perbedaan. Intoleransi yang dibiarkan akan Justru di sinilah titik krusialnya. Kerja-
melahirkan kebencian, kemudian kerja Guntur Romli, andai dia terpilih sebagai
permusuhan, yang rentan mematik anggota legislatif nanti, yang paling utama
kekerasan hingga peperangan. dan memiliki keterkaitan dengan
Dalam penilaian saya, Guntur Romli perlawanannya pada perilaku intoleransi
adalah orang yang teguh. Dia sangat concern adalah dengan memerhatikan nasib penulis.
dan tahu betul dengan apa yang Karena penulis yang tidak teperhatikan
diperjuangkannya. Dia bahkan berani kesejahteraannya (termasuk pajak yang
mengambil risiko ketika berhadap-hadapan terlalu besar) bisa mengambil keputusan
dengan kelompok-kelompok garis keras: yang di luar dugaan. Syukur kalau penulis
disalahpahami dan dilabeli itu dan ini. Saya responsnya seperti teman-teman saya yang
rasa, bukti-bukti itu sudah cukup, sehingga easy going meski buku tak laku dan royalti
pernyataan Guntur Romli yang menyatakan hanya cukup buat beli pulsa, ditambah pajak
bahwa selama ini dia telah melakukan kerja- gede pula, hehehehe. Bagaimana kalau
kerja politik di jalur kultural, hanya menjadi penulis memutuskan tidak akan menerbitkan
tambahan saja. buku lagi seperti Tere Liye. Atau yang
Saat Guntur Romli mengatakan bahwa mengerikan adalah penulis yang memilih
masuk ke partai politik adalah penyempurna menjadi penebar hoax, fitnah, dan provokasi
kerja-kerja politik sebelumnya, maka menarik seperti Jonru, lantaran bukunya tak laku,
ditunggu kiprahnya andai dia terpilih
9
kurang terkenal, royalti kecil, harus bayar tradisi ulama klasik, tradisi pesantren. Dalam
pajak tinggi juga. keyakinan saya, Guntur Romli sudah
Saya ingin berandai-andai: andai Jonru memahami bahwa memperjuangkan nasib
menjadi penulis yang mapan, buku-bukunya penulis sama dengan memelihara peradaban.
digemari banyak orang, royaltinya besar, Bayangkan andai negara menjamin
bayarannya besar saat diundang ke acara- kesejahteraan penulis, tentu akan semakin
acara, mungkin dia tidak akan menjadi banyak rakyat yang bercita-cita sebagai
seperti saat ini. Andai buku-buku Jonru best penulis, daripada menjadi PNS. Semakin
seller, mungkin namanya tidak akan masuk banyak penulis, semakin besar sumber
kamus bahasa slang yang identik dengan pendapatan dari pajak (asal jangan gede-
tukang fitnah dan sejenisnya. Andai pun gede, hehehee). Semakin banyak PNS,
buku-buku Jonru tidak laku tetapi semakin besar beban negara! Semakin
pemerintah memerhatikan nasibnya dengan banyak penulis, semakin banyak pembaca,
memberikan subsidi misalnya, mungkin dia semakin literat masyarakat kita.
masih menulis buku saat ini. Dan siapa tahu, Menurut saya, mensejahterakan penulis
ada satu atau dua bukunya yang laku besar. agar tidak terjebak godaan menjadi penebar
Sebagai santri yang memiliki kafaah hoax, fitnah dan adu domba, merupakan cara
Islam yang baik, saya meyakini meskipun melawan intoleran dengan cara yang sangat
bagi Guntur Romli menulis bukanlah sarana toleran. Selamat berjuang, Bro Guntur Romli!
mencari nafkah, dia akan memperjuangkan
nasib penulis. Karena menulis sendiri adalah

10
Krisis Kebenaran dalam Kabut Hoax
Kezia Maharani Sutikno | Universitas Multimedia Nusantara
by GEOTIMES IndonesiaGEOTIMES Indonesia
Jumat, 6 Oktober 2017
5.1k
Sejumlah petugas kepolisian menjaga Menurut penelitian yang dilakukan
sekelompok massa yang mengepung dan Standford University pada 2016, setidaknya
melakukan orasi di depan kantor Lembaga ada dua hal yang mendukung penyebaran
Bantuan Hukum Jakarta, Minggu (17/9) hoax; banjir arus informasi yang melimpah
malam. [ ANTARA FOTO/Muhammad serta kemampuan berpikir kritis
Adimaja ] masyarakatnya yang rendah. Selain itu,
Beberapa hari yang lalu sempat ramai di aktifnya penggunaan media sosial oleh
masyarakat, khususnya di pemberitaan masyarakat khususnya Indonesia menjadi
media, mengenai kerusuhan dan salah satu faktor pendukung maraknya
pengepungan Yayasan Lembaga Bantuan peredaran berita palsu dan hoax.
Hukum Indonesia (YLBHI) yang dilakukan Berdasarkan survey daring yang
oleh ratusan orang dari berbagai organisasi dilakukan Masyarakat Telematika Indonesia
massa. Diberitakan bahwa kerusuhan ini (Mastel) pada Februari 2017 lalu, media sosial
dipicu kemarahan massa demonstrasi yang bahkan menjadi sumber utama peredaran
menerima informasi bahwa kegiatan yang hoax. Survey yang melibatkan 1.116
dilakukan di YLBHI adalah sebuah ‘seminar responden ini menunjukkan 92,40 persen
kebangkitan PKI dan Komunisme’. Sebagai berita hoax banyak ditemukan di media
tindak lanjut dari pemberitaan, media-media sosial. Selain itu, survey internet Asosiasi
nasional kemudian merilis artikel yang Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
menyatakan bahwa informasi yang diterima menunjukkan media sosial adalah jenis
oleh anggota organisasi-organisasi ini adalah konten tertinggi yang diakses pengguna
hoax. internet di Indonesia dari angka lebih dari 50
Tertulis dalam beberapa artikel lain juga, persen penduduk pengguna internet.
aksi yang dilakukan di YLBHI sejatinya Bayangkan besarnya potensi terpaan hoax
adalah sebuah diskusi dengan isu ‘darurat pada masyarakat Indonesia.
demokrasi’ dan pagelaran seni yang Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya
mencakup pentas musik, pembacaan puisi, adalah kemampuan berpikir kritis dan
dan stand-up comedy. Massa yang terlanjur literasi masyarakat Indonesia yang lemah.
geram karena pesan hoax ini malah Penelitian Central Connecticut State
melempari YLBHI dengan batu, berteriak- University pada 2015 menunjukkan
teriak, dan menerobos keamanan polisi. Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61
Kira-kira 100 orang yang terkepung di negara dalam hal tingkat literasi masyarakat
dalam YLBHI tentunya merasa takut dan dunia. Disandingkan dengan jumlah
terancam pada saat kejadian, tidak menutup pengguna internet yang besar, berada di
kemungkinan trauma yang ditimbulkan. Hal peringkat ini bisa dikatakan memprihatinkan
ini menjadi bukti betapa mudahnya hoax sekaligus berbahaya bagi masyarakat
yang disebarkan pihak-pihak tidak Indonesia.
bertanggung jawab memicu teror dan konflik Jadi, apakah kehadiran berita bohong
yang besar. Tanpa adanya tindak lanjut, hoax dan hoax benar-benar menimbulkan
akan terus menjadi teror bagi masyarakat jika masalah? Meski masyarakat tidak serta-merta
tidak segera diluruskan kebenarannya, terdampak, paling tidak akan timbul
apalagi jika isunya menyangkut hal-hal yang ketakutan ketika seseorang membagikan
urgen dan sensitif. informasi yang simpang-siur soal teror bom,
11
apalagi yang disertai foto-foto korbannya; informasi dengan sulitnya memisahkan yang
akan timbul keresahan akibat informasi soal benar dan yang salah, tergantung dengan
gangster dengan penyebutan berbagai kondisi dan hubungan emosional mereka
wilayah dan kesaksian-kesaksian korban dengan orang-orang tertentu.
yang belum tentu benar sepenuhnya, juga Dikaitkan dengan isu pengepungan
teror-teror kejahatan di wilayah-wilayah YLBHI sebelumnya, kebudayaan era post-
tertentu yang berpotensi menimbulkan truth ini tercermin dari ‘kekompakan’ para
kecemasan. Sesungguhnya, teror hoax anggota organisasi massa yang secara
bahkan bisa jadi lebih mengintimidasi berbondong-bondong terpengaruh hoax dan
daripada teror bom. langsung ‘menyerang’ YLBHI.
Problematika menyangkut hoax ini pada Cermin Diri Demi Indonesia Terliterasi
dasarnya bersifat paradoks. Elemen-elemen Menyimpulkan penjabaran di atas,
yang ditambah dan dikurangi dalam pelanggaran kebenaran dan kejujuran dalam
komunikasi dan pemberitaan ini menjadi hubungannya dengan penyebaran informasi
sebuah masalah yang hanya bisa diselesaikan akan berpotensi menyuburkan penyebaran
dengan komunikasi itu sendiri. berita palsu dan hoax. Prinsip-prinsip, etika,
Kebudayaan dalam Era Post-truth serta hukum dilanggar oleh para produsen
Post-truth adalah sebuah kata untuk berita palsu untuk kepentingan pribadi atau
menggambarkan keadaan di mana daya tarik golongan-golongan tertentu. Informasi palsu
emosional lebih berpengaruh dalam dan hoax yang banyak kali bermuatan negatif
membentuk opini publik dibandingkan ini juga sekaligus menimbulkan teror dan
dengan fakta yang objektif. Sederhananya, ketakutan di tengah-tengah masyarakat.
orang akan mendahulukan perasaan dan Gersangnya sumber informasi yang bisa
emosi dibandingkan fakta objektif yang dipercaya menimbulkan krisis di tengah-
mungkin bertentangan dengan emosi tengah kabut hoax yang kian pekat.
mereka. Bahu-membahu mengedukasi sesama
Dalam kaitannya dengan berita bohong untuk menjadi lebih terliterasi tidak sulit.
dan hoax, keadaan ini menjadi salah satu Dimulai dari diri sendiri, perlu kesadaran
faktor pelemahan disiplin verifikasi dalam untuk tidak mudah membagikan informasi
jurnalisme, yang kemudian mendorong yang tidak jelas sumbernya, atau bahkan
entengnya jempol seseorang untuk menekan berpotensi menimbulkan ketakutan. Ada
tombol share. Tidak bisa disalahkan baiknya untuk mengabaikan informasi dan
memang, khususnya untuk kasus berita dari media abal-abal, terutama media
kriminalisme dan terorisme. Penerima berita sosial, dan membaca berita dari media arus
pasti akan segera meneruskan pesan ini ke utama yang sudah terverifikasi. Waspadai
orang lainnya entah teman, kerabat, atau situs dengan ekstensi blogspot atau
keluarganya agar tetap waspada dan tidak wordpress pada domainnya dan terus
terkena dampaknya. Ini jadi berbahaya bersikap skeptis dalam penerimaan
karena kemudian masyarakat tidak lagi informasi.
mengecek kebenaran informasi karena Pemerintah dan organisasi masyarakat
terpengaruh emosi dan ketakutan. sudah menunjukkan gerakan-gerakan baik
Lebih jauh lagi, budaya dalam era post- seperti Turn Back Hoax, deklarasi
truth ini akan menempatkan masyarakat pembentukan Asosiasi Media Siber Indonesia
dalam kubu-kubu tertentu, terfragmentasi (AMSI), deklarasi Masyarakat Anti Hoax, dan
dalam emosi dan ego, menjadikan semakin kampanye-kampanye lainnya. Upaya ini
tipisnya batas antara berita yang asli dan perlu terus disokong oleh seluruh lapisan
yang palsu. Masyarakat yang tingkat masyarakat untuk membentuk Indonesia
literasinya rendah akan jadi lebih mudah terliterasi yang bebas dari kebohongan.
terombang-ambing oleh kesimpangsiuran Sosialisasikan dan terus sebarkan kebenaran.

12
Jadikan komunikasi sebuah jalan keluar dari **Artikel ini merupakan tulisan yang
keruhnya keadaan akibat permasalahan yang terpilih dari lomba menulis opini yang
disebabkan komunikasi itu sendiri. diadakan oleh COMNIPHORE – Universitas
Kezia Maharani Sutikno | Universitas Multimedia Nusantara.
Multimedia Nusantara

13
Meretas Post-Truth
Aloysius Brama | Universitas Atma Jaya Yogyakarta
by GEOTIMES IndonesiaGEOTIMES Indonesia
Jumat, 6 Oktober 2017
11.5k
Selamat datang di era masyarakat digital! mengingat bahwa iklim demokrasi di
Era ketika internet dengan segala fiturnya Indonesia yang saat ini berjalan belum pulih
menunjang hampir segala lini kehidupan dari bayang-bayang rezim Orde Baru. Selama
yang kita jalani. Seseorang dapat mengetahui kurang lebih 32 tahun pemerintahan
jalanan mana yang macet dan tidak untuk Soeharto segala mekanisme diterapkan
sampai ke suatu tempat dengan mengakses pemerintah untuk menggembosi fungsi sosial
internet. Mahasiswa berselancar di atas media massa. Proses dialektika antara
gelombang informasi yang berdebur dari pemerintah dan masyarakat, sesuatu yang
situs mesin pencari untuk menyelesaikan menjadi spirit dari demokrasi itu sendiri dan
tugas akademiknya. Kita dan orang lain di seharusnya dapat dijembatani media massa,
seberang sana, saling terkoneksi sebagai justru macet. Kondisi kebebasan berpendapat
sebuah jaringan yang dihubungkan oleh laju di kalangan masyarakat juga
perkembangan teknologi dan informasi. Data mengkhawatirkan. Hal ini seratus delapan
terakhir yang dihimpun pada tahun 2016 puluh derajat berbeda dengan kondisi saat
oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan ini. Terjadi desentralisasi informasi dimana
Internet Indonesia (APJII) seperti dilansir siapa saja sekarang dapat menjadi sumber
laman Kompas.com, sebanyak 132,7 juta dari informasi itu sendiri. Aktivitas
masyarakat Indonesia telah terhubung jurnalisme warga (citizen journalism) mulai
jaringan internet. Jumlah tersebut merupakan banyak bermunculan dan dilakukan oleh
50% dari total masyarakat Indonesia yang warga. Tapi benarkah pemanfaatan media
berjumlah 256,2 juta orang. digital merupakan satu-satunya cara agar
Media digital pada satu sisi menjadi kualitas demokrasi yang lebh baik dapat
medium yang terbuka. Ada batas-batas terwujud?
media konvensional yang dapat dilalui oleh isi Gelap itu Bernama Post-Truth
media digital. Ruang dan waktu dalam Kita perlu berefleksi. Keterbukaan dan
media konvensional menjadi sesuatu yang keleluasaan yang dipancang tinggi-tinggi itu
dinihilkan. Interaktivitas antara penyedia nyatanya menyimpan sisi gelap. Ironisnya,
konten maupun antar pengakses konten hari ini kita sedang berduyun-duyun
menjadi sesuatu yang baru; sesuatu yang memasuki sisi gelap itu. Ada situasi pelik
tidak mungkin terwujud dengan kakunya yang merupakan ekses dari keluwesan media
media konvensional. Lantas dikotomi antara digital dan disebut sebagai fenomena post-
produsen dan konsumen konten menjadi truth. Nezar Patria, editor-in-chief harian
kabur. Keleluasaan dari internet memang Jakarta Post sekaligus salah satu anggota
lantas dapat dimanfaatkan utamanya untuk Dewan Pers menyatakan bahwa post-truth
menyokong partisipasi dan aspirasi adalah kondisi yang terjadi ketika informasi
masyarakat. Bahkan suara yang bergaung di bohong atau palsu (hoax) dipakai untuk
jagat maya bukan tidak mungkin menyalakan bara emosi dan sentimen publik.
memengaruhi apa yang terjadi di dunia Memanfaatkan sirkulasi media digital yang
nyata. begitu kencang dan luas, informasi palsu
Dalam konteks kehidupan bernegara menunggangi sekaligus mengelaborasi suatu
yang dilakoni bangsa Indonesia, era media peristiwa yang terjadi sehingga kesan
digital yang sebegitu melesatnya dianggap “nyata” dari informasi tersebut begitu kuat.
menjadi momentum baik. Kita perlu
14
Alih-alih nyata, justru kondisi yang Meraba Titik Cerah
sebenarnya terjadi ialah apa yang disebut Lantas bagaimana kita menghadapi
disinformasi dan distorsi dari realita. kondisi ketika informasi dimanfaatkan,
Informasi palsu diterima serta dipercaya dipelintir sedemikian rupa dan menderu
begitu saja oleh publik tanpa melalui proses sebegitu derasnya? Secara normatif, orang
pemilahanan, verifikasi dan evaluasi. Hal akan dengan mudahnya menganjurkan
tersebut menjadi wajar ketika informasi- bahwa verifikasi ulang sebuah informasi
informasi bohong itu menggamit isu-isu yang menjadi cara yang bisa dilakukan untuk
sensitif seperti agama atau hantu sejarah menanggulangi kabar bohong. Namun kita
bernama komunisme. perlu melihat lebih luas bahwa kerap kali kita
Tanpa disadari kita sudah terlampau mengalami disorientasi dalam menerima
jauh memasuki sisi gelap itu. Kita dibuat sebuah informasi. Tanpa sadar kita sebegitu
terhenyak dengan peristiwa beberapa waktu mudahnya melahap informasi yang sejatinya
lalu dimana Kepolisian Republik Indonesia tidak kita butuhkan. Tentu ini merupakan
berhasil mengungkap sindikat pembuat ekses ketika banyak media massa, tak
berita palsu dan ujaran kebencian bernama terkecuali media daring, terkena wabah
Saracen. Sindikat ini memanfaatkan kondisi mimetisme. Haryatmoko dalam bukunya
post-truth dan keleluasaan media digital Etika Komunikasi, memaparkan bahwa
untuk mengeruk laba dari bisnis haram mimetisme ialah kondisi ketika media
tersebut. Sindikat ini membuka jasa terjangkit gairah yang tiba-tiba
pembuatan berita palsu dan ujaran kebencian mendorongnya untuk membahas sebuah
bagi pihak-pihak yang mempunyai topik sebelum media lain membahasnya.
kepentingan menggiring opini publik. Kabar Kecenderungan yang terjadi ialah media
terakhir yang dilansir oleh Tribunnews.com, massa lantas mengabaikan nilai-nilai serta
polisi menyebutkan bahwa ada keterlibatan signifikansi dari informasi itu sendiri. Wabah
tokoh-tokoh partai politik yang ini menjangkiti media ketika persaingan
menggunakan jasa sindikat tersebut. antar media massa tak terhindarkan lagi.
Efek dari post-truth ini sendiri pun sudah Menurut penulis, selain meningkatkan
sangat beragam. Contoh teranyar bagaimana kemampuan literasi media, ada beberapa
peliknya situasi bernama post-truth ini juga solusi yang lupa untuk dibicarakan. Perlu
terjadi beberapa waktu lalu ketika kantor ada pertimbangan tentang bagaimana kita
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dapat mengonsumsi informasi yang memang
Indonesia (YLBHI) Jakarta dikepung oleh sesuai dengan kebutuhan kita.. Pertama
massa karena dianggap menjadi tempat eksistensi serta peran media komunitas perlu
kumpul-kumpul Partai Komunis Indonesia diperkuat kembali. Sebagaimana terminologi
(PKI), partai politik yang sudah mati puluhan media komunitas itu sendiri yang memang
tahun lalu. Laman Tirto.id melansir, hanya melayani kebutuhan suatu komunitas
penyerbuan dan pengepungan acara tersebut dalam arti kesamaan wilayah atau kesamaan
tak lepas dari kabar yang beredar melalui kepentingan dan ketertarikan suatu
sosial media dan aplikasi chatting di kelompok masyarakat saja. Kesadaran bahwa
kalangan masyarakat bahwa gedung YLBHI kita dapat merebut sirkulasi informasi dan
menjadi tempat menyanyikan lagu “Genjer- komunikasi yang bergulir agar sesuai dengan
genjer” pada acara seni “Asik Asik Aksi”. apa yang kita butuhkan perlu digalakkan dan
Eksesnya para pengunjung acara malam itu dikuatkan.
terkepung selama lima jam hingga Minggu Negara tidak boleh alpha dalam
bersalin Senin. Meskipun para hadirin bisa mengakomodir sektor media komunitas.
keluar dari gedung tersebut, namun Ketimbang pemerintah kelimpungan
pengepungan dan penyerbuan tersebut menanggulangi ekses media digital dengan
memakan beberapa korban luka-luka. segala peraturan dan perangkat yang justru

15
memberangus semangat demokrasi, media atau jurnalisme patungan di Amerika
pemerintah juga perlu untuk kembali Serikat menganggap para donatur dana
menengok dan menguatkan kembali sektor sebagai publik yang harus dilayani.
media komunitas sebagai salah satu solusi Sedangkan motivasi para pendonor adalah
kongkret. Hal ini mengingat sejarah proyek media dan aktivitas jurnalisme yang
kehadiran media komunitas itu sendiri yang dibiyai oleh patungan adalah sebuah usaha
diharapkan menjadi “penyeimbang”. untuk kepentingan bersama dan perubahan
Solusi lain yang dapat dimunculkan sosial.
adalah perlu adanya eksperimen terhadap Kedua solusi tersebut perlu ditimbang
apa yang disebut sebagai jurnalisme dan kembali untuk diimplementasikan.
media patungan. Model ini telah berkembang Mengingat derasnya arus informasi yang
di Eropa dan Amerika Serikat. Tentu hal disediakan oleh media daring perlu
tersebut merupakan dimensi baru dalam diimbangi dengan sesuatu yang lebih segar
ranah media massa. Mengandalkan dana dari serta jernih. Sudah saatnya kita merebut
publik, model jurnalistik dan pengelolaan kembali kanal-kanal informasi dan
media ini setidaknya membawa harapan komunikasi yang relevan serta sesuai dengan
baru mengenai bagaimana seharusnya media kebutuhan kita. Agar kita tidak terjebak
menjadi ruang publik yang dapat dalam jebakan kepentingan pihak-pihak
memperkuat partisipasi publik dalam tertentu yang diam-diam menggerakkan kita
percaturan informasi. Pembiayaan yang sesuai dengan keinginan mereka, melalui
melibatkan banyak orang tersebut tentu informasi yang kita konsumsi sehari-hari.
membutuhkan tanggung jawab yang besar.
Sebagai konsekuensi, konten yang Aloysius Brama | Universitas Atma Jaya
disodorkan tentu harus memprioritaskan Yogyakarta
kepentingan publik. **Artikel ini merupakan tulisan yang
Penelitian yang dilakukan oleh Tanja terpilih dari lomba menulis opini yang
Aitamurto dalam tulisannya yang berjudul diadakan oleh COMNIPHORE – Universitas
The Impact of Crowdfunding on Journalism, Multimedia Nusantara.
menunjukkan bahwa para jurnalis penggarap

16
Kabar Dusta dan Puisi Mantan Presiden
by Damhuri MuhammadDamhuri Muhammad
Rabu, 25 Januari 2017
85
linimasa akun media sosialnya pada 19
Pandainya kau berdusta Januari 2017 lalu. Supaya terang pula terbaca,
dan bergaya saya kutip kalimatnya sebagai berikut; Ya
dalam kata-kata Allah, Tuhan YME, Negara kok jadi begini.
yang tak pernah ada Juru fitnah & penyebar ‘hoax’ berkuasa &
Teganya kau bersandiwara merajarela. Kapan rakyat & yang lemah
bertopeng sepuluh warna dan mendongeng seribu menang? Tak pelak lagi, pernyataan ringkas
cerita itu telah di-retweet oleh tak kurang dari
bualan sempurna 15.000 pengikut, dan telah menyulut banyak
Kenapa kau berbohong? perbincangan sejumlah kalangan
Itulah dirimu yang kosong menanggapinya secara proporsional dengan
terjatuh di kegelapan lorong. menempatkannya sebagai sikap yang wajar
(SBY, Cikeas, 4/2/2004) dari seorang negarawan yang pernah
Demikian bunyi puisi berjudul “Dusta”, memimpin Republik ini. Tapi tak terhitung
sebagaimana tertera dalam buku antologi pula banyaknya netizen yang merespons
puisi Membasuh Hati di Taman Kehidupan cuitan keprihatinan itu dengan tudingan sinis
(2014) karya Susilo Bambang Yudhoyono dan pejoratif, dipandang sebagai keluhan
(SBY). Buku itu diterbitkan di penghujung yang berlebihan, lalu menjadi dalil untuk
masa baktinya sebagai presiden, diluncurkan merendahkan tokoh penting, sekaliber
di Istana Cipanas, 8 Agustus 2014 lalu, dan mantan presiden.
dihadiri oleh sejumlah penyair terkemuka. Inilah celakanya ruang tak berbatas
Penyair Taufik Ismail tampil dengan mata bernama media sosial. Sebelum internet
berkaca-kaca saat membacakan puisi karya merajalela sebagaimana kini, ekspresi
presiden RI ke-6 itu. Catatan kaki puisi ketidakpuasan, kekecewaan, atau mungkin
“Dusta” berbunyi; ditulis SBY di Cikeas, 4 kalimat cercaan terhadap penguasa, hanyalah
Februari 2004. bagian kecil dari topik obrolan di warung-
Hanya SBY dan Tuhan yang tahu siapa warung kopi, dengan eskalasi yang tidak
sesungguhnya yang “pandai berdusta” itu. terlalu mencemaskan. Tapi di era Twitter dan
Tapi, karena puisi itu ditulis sebelum ia Faacebook ini manakala puluhan juta orang
terpilih sebagai presiden pada periode saling terhubung, dan saban hari mereka
pertama (Oktober 2004), boleh jadi subyek begitu leluasa berkeluh-kesah, maka semua
yang “tega bersandiwara” itu adalah lawan- batas telah diterabas. Bukan saja sekat ruang
lawan politik, sekadar memotret lelaku dan waktu, tetapi juga kesenjangan
hipokrit seorang politisi, atau semacam cakrawala pikir yang sesungguhnya
otokritik untuk dirinya sendiri. sedemikian dalam.
Betapapun individu yang “bertopeng Akibatnya, cara pandang seorang cerdik-
sepuluh warna” itu sukar dilacak, tapi cendekia terhadap sebuah persoalan,
nuansa politis yang kental, hipokrasi yang katakanlah selevel guru besar dengan
tak malu-malu, dan aroma politik pencitraan, cakrawala pikir kelas berat, dapat disangkal
tak bisa dilepaskan dari latar belakang secara serampangan, atau bahkan menjadi
penciptaan puisi itu. bahan olok-olok seorang pedagang asongan
Keprihatinan mendalam yang terang di Pasar Ciledug, kemudian ditertawakan
terbaca pada bait-bait puisi itu hampir selama berhari-hari oleh jutaan orang di
senada dengan cuitan mantan presiden itu di dunia maya.
17
Demikian pula dengan pendapat pribadi Di dunia maya, terminologi peluru, obral
seorang mantan presiden, akan timbul- janji, dan fitnah itu tidak lain adalah kabar
tenggelam dan jatuh-bangun, dalam dusta yang telah membuat ia prihatin, dan
kerumunan jutaan followers, mulai dari mungkin sedikit “mengeluh” itu.
kalangan terpelajar, hingga tukang beruk di Bagi saya, hoax hanyalah versi
pedalaman Sumatra, yang baru sepekan kontemporer dari apa yang dulu disebut
terakhir lancar menggunakan perkakas fitnah. Di masa silam, mediumnya hanya
telepon pintar. majelis pergunjingan antartetangga atau
Cakrawala pikir yang berbeda tapi dunia forum-forum debat kusir di kedai-kedai kopi,
maya memperlakukannya sama dan setara eskalasinya tidak terlalu membahayakan.
adalah pangkal soal dari menjalarnya virus Sementara dalam arus deras informasi di era
bernama hoax alias kabar bohong, yang media sosial, hoax berkembang biak dan
makin hari makin tak terbendung itu. beranak-pinak dalam waktu sepersekian
Orang-orang terpelajar yang jumlahnya detik.
tak seberapa, belum sempat mengunyah— Namun, sepanjang kabar bohong masih
apalagi mencerna sebuah informasi yang berada di level kekacauan informasi, dan
muncul—sementara kerumunan orang bola liar tersebut tidak melompati pagar
banyak telah bulat-bulat menelannya, lalu ruang digital, hoax tidaklah akan
menyebarluaskannya ke mana-mana, hingga mencemaskan. Persoalannya kemudian
membaca kabar dusta di dunia maya telah adalah, hoax mengalami apa yang disebut
menjadi kebiasaan—sebagaimana kebiasaan sebagai bias evaluasi (evaluation bias),
berkumur-kumur selepas bangun pagi. Sejak setelah direspons oleh tokoh-tokoh panutan
pagi hingga pagi kembali dapat diakses dengan jutaan pengikut di belakangnya
hanya dengan menggerakkan tombol-tombol lantaran media memang memilih mereka
virtual di tangan masing-masing. sebagai narasumber, atau tokoh itu sendiri
Gesekan, bentrokan, hingga macam- yang berinisiatif menulis pernyataan di
macam potensi kegentingan terus dinding akun pribadinya.
bermunculan, dan semuanya diklaim Tokoh-tokoh panutan yang dimaksud
bermula dari ketersiaran berita-berita tentu bukan saja mantan presiden, tetapi juga
bohong. segelintir tokoh lain yang belakangan aktif
Alih-alih mencari kejernihan dalam berbincang dan berwacana di media sosial.
kekacauan informasi akibat menjalarnya Tafsir yang spontan, opini yang terburu-buru
virus kabar dusta, kontestasi politik— terhadap sebuah materi hoax, kerap
terutama di musim pilkada—justru berakibat pada tersulutnya emosi banyak
mengambil faedah dari situasi keruh yang orang.
tiada terkira itu. Atas nama demokrasi dan Media daring, media sosial, dan bahkan
kebebasan berekspresi, masing-masing pihak hoax itu sendiri, tak bisa dikambing-
yang sedang bertarung di gelanggang hitamkan begitu saja, apalagi kemudian
pilkada mendulang suara dalam lalu-lalang dikekang dengan sensor dan pemblokiran.
kabar bohong. Kenapa bukan eskalatornya yang menjadi
Saatnya hampir tiba/
 Pilkada di sebuah perhatian, agar tak sembarang berpendapat
kota/Yang Baru menantang Yang tentang sebuah materi hoax?
Lama/Entah siapa yang bakal Hoax tak perlu dibendung dan memang
berkuasa/Yang Baru harus punya mustahil dibendung. Membatasi kebebasan
peluru/Obral janji pun tak harus berekspresi di era digital sama dengan
ragu/Fitnah dan fakta bisa jadi satu. berjalan mundur ke zaman batu. Tapi,
Demikian SBY menggambarkan suasana evaluasi yang bias dari segelintir public
pertarungan politik dalam puisi bertajuk figure, maklumat, dan imbauan dari tokoh-
“Pilkada” (2010). tokoh terkemuka selepas merespons sebuah

18
materi hoax mungkin masih dapat ditahan menyampaikan sebuah pesan singkat; saya
atau setidaknya ditunda sebelum lebih suka menunggu buku puisi Bapak
kebenarannya benar-benar tersingkap. selanjutnya, ketimbang membaca cuitan
Maka, dengan tidak mengurangi rasa singkat Bapak di dunia maya…
hormat kepada Presiden RI ke-6 itu, perihal
kabar dusta ini, perkenankanlah saya

19
Hoax, Makanan Kapitalisme Digital
by Geger RiyantoGeger Riyanto
Sabtu, 14 Januari 2017
165
Bila Anda ingin memerdekakan sebuah Paus Fransiskus tempo hari bahkan
masyarakat,” ujar Wael Ghonim, “yang Anda angkat bicara dan mengutuk berita palsu.
butuhkan adalah internet.” Sewaktu Ghonim Secara spesifik, Paus tak mengomentari
mencetuskan kata-kata ini pada tahun 2011, Facebook ataupun media sosial. Namun,
optimismenya memang beralasan. Mesir komentarnya tak bisa dilepaskan dari
berada di ambang revolusi yang akan kepelikan yang menyeruak akibat
menggulingkan pemerintahan otoriter keberadaan media baru ini.
Mubarak. Berkat keberadaan media sosial, Menciptakan Gelembung-gelembung
rakyat dapat menjumpai kelaliman Hari-hari ini, pembicaraan perihal hoax
pemerintahnya dan bergerak bersama tengah luar biasa menghangat. Dalam
menuntut perubahan. kolomnya yang provokatif namun—seperti
Namun, tak butuh waktu lama sampai biasa—menarik, Rocky Gerung berargumen
dengan Ghonim memupuskan harapannya. kita tak sepatutnya reaktif membaca hoax
Ghonim, yang peranannya sendiri dalam melainkan menerokanya dari tatanan yang
memobilisasi rakyat melalui jejaring lebih luas. Rocky pribadi tak menyukai hoax.
Facebook dianggap vital, terkoyak Tetapi, ketika media arus utama
menyaksikan bagaimana media sosial menggenggam monopoli atas kebenaran,
memecah belah kekuatan rakyat yang berita palsu menjadi penting untuk menjaga
seharusnya mengawal demokratisasi denyut demokrasi yang esensinya adalah
negaranya. perimbangan kekuasaan serta kritisisme
Ujaran kebencian, provokasi mengadu terhadap penguasa.
domba, berita palsu menguasai ruang-ruang Saya terpikat dengan ajakan Rocky untuk
media sosial dan memecah belah kekuatan menyigi hoax dari konteks yang lebih luas.
rakyat—membunuh harapan demokratisasi Namun, berbeda dengan Rocky maupun
yang sebelumnya sudah rapuh karena penanggapnya, Ignatius Haryanto, saya lebih
perbedaan tajam di masyarakat. tertarik untuk mengajak kita meneroka
Beberapa tahun setelahnya, kekecewaan keterpautannya dengan perkembangan
serupa mendera masyarakat Amerika Serikat. termutakhir kapitalisme digital. Berita palsu
Banyak orang tersentak dengan kemenangan maupun ujaran kebencian di berbagai
sosok Trump yang, bagi mereka, sama sekali belahan, pasalnya, tak akan merebak segegar
tak pantas menyandang jabatan presiden. saat ini apabila media-media sosial tak
Facebook, menurut sebagian orang, tak bisa pernah menemukan algoritma yang
menampik tanggung jawab. memungkinkannya menangguk keuntungan
Dari data yang diperoleh perusahaan luar biasa melalui platformnya.
pemantau jejaring sosial, Buzzsumo, klaim ini Ambil saja Facebook yang sudah kita
berdasar. Dari 16 juta respons yang diperoleh singgung beberapa kali. Sedari awal,
dua puluh berita teratas perihal pemilu di Facebook didesain sebagai sebuah ekologi
Facebook, 8,7 juta respons tertuju kepada digital yang tak hanya menghubungkan
berita palsu seperti “Paus Francis orang-orang melainkan juga memikat mereka
mendukung Trump” atau untuk tenggelam di dalamnya. Mereka
“Hillary terungkap Wikileaks menjual mencetak keuntungan dari waktu dan
senjata ke ISIS.” Sebagian besar berita perhatian yang dihabiskan para
tersebut melejitkan citra Trump dan penggunanya di jejaringnya—menjualnya
mencederai citra Hillary. sebagai peluang beriklan strategis bagi
20
perusahaan-perusahaan yang sadar televisi serta memperoleh interaksi yang otentik dan
dan media cetak tak mempunyai daya bermakna.
jangkau yang sama lagi dengan di masa Akan tetapi, siapa yang bisa
silam. mengantisipasi kalau ternyata algoritma
Karenanya, apa yang tak pernah henti untuk tujuan yang demikian melecut pula
dikembangkan oleh Facebook dalam usaha konten-konten yang mengobarkan
menegakkan dominasinya atas platform permusuhan kepada yang lain? Bahwa yang
media sosial lain adalah algoritma yang lantas terjadi bukan hanya Anda terjalin
efektif membaca sekaligus menyajikan setiap saat dengan kawan-kawan, namun
dinamika dan drama jejaring sosial yang juga digerayangi paranoia tak beralasan dari
mengikat penggunanya. muatan yang menggentayangi jejaring Anda?
Facebook menyusun satu rumus untuk Menangguk Keuntungan
mengalkulasi acungan jempol, jejaring Pengaruh algoritma ini tak berhenti pada
pertemanan, waktu membaca pos serta mengubah cara banyak orang memperoleh
kesemua jejak perilaku digital pengguna informasi. Ia pun, dengan sendirinya,
yang dapat menerka selera dan preferensi mengubah secara dramatis cara orang-orang
masing-masing pengguna. Lantas, Facebook memproduksi dan mereproduksi informasi.
akan memilihkan unggahan status, foto, Bila satu pihak menginginkan konten yang
berita dari jaringan sang pengguna yang disusunnya tersebar dan memperoleh entah
dianggapnya akan memikat pengguna keuntungan sosial, politik, maupun finansial
bersangkutan. darinya, mereka harus mengikuti logika yang
Facebook tak mengembangkan algoritma dirampungkan oleh media sosial dalam
ini dalam waktu instan. Namun, hasilnya penyajiannya.
adalah Facebook yang kita jumpai hari ini— Akibatnya, bukan hal yang
media sosial terbesar yang jumlah pengguna mengherankan bila hari-hari ini situs-situs
aktifnya tak mungkin lagi terkejar lagi oleh berita kredibel sekalipun mengerdilkan
media sosial lainnya. dirinya menjadi penjaja judul-judul
Apa yang acap Anda lihat pertama ketika bombastis sentimental. Situs berita remang-
membuka laman utamanya? Muatan-muatan remang, dapat ditebak, semakin leluasa
menggugah emosi, sentimental dan, yang dalam menebar kabar-kabar liar yang tak
terpenting, memaksa Anda untuk terus dapat dipertanggungjawabkan dan menyulut
memancangkan perhatian ke lamannya. emosi. Muatan-muatan yang demikianlah toh
Banyak dari antaranya yang, tak bisa kita yang, harus diakui, mendapatkan panggung
tampik, merupakan berita membahagiakan utama dalam jejaring sosial digital kita.
seperti kabar kelahiran anak seorang teman Sebuah artikel BuzzFeed mengungkap
dekat. Namun yang tak kalah banyaknya ada sekelompok anak muda di Makedonia
adalah informasi-informasi yang yang pencahariannya menyusun dan
menorehkan kebencian, kemarahan, menyebarkan berita-berita palsu seputar
ketakutan, kecemasan. pemilu AS dan terutama yang mengangkat
Facebook sendiri, tentu, tak pernah Trump. Mengapa mereka melakukannya?
menggambarkan algoritma yang Jawabannya sederhana, uang. Uang yang
dikembangkannya bertujuan memprovokasi akan mereka peroleh ketika para pengguna
atau memanipulasi emosi para penggunanya. media sosial yang terbujuk mengunjungi
Di laman beritanya, Facebook situsnya. Namun, pertanyaan pentingnya,
menyampaikan bahwa pihaknya ingin mengapa mereka bisa melakukannya? Tak
merancang sebuah platform di mana para lain, karena media sosial menyediakan
penggunanya tak akan melewatkan kabar- medium ampuh penyebarannya.
kabar penting dari jaringan perkawanannya Menariknya, anak-anak muda ini
mengaku sempat berusaha menayangkan

21
pula berita-berita perihal senator Bernie Apa yang kita saksikan ini seakan
Sanders. Namun, tak ada yang bergaung menjadi paradoks telanjang era teknologi
lebih kuat di Facebook dibanding berita informasi. Semakin canggih perkakas yang
tentang Trump. Dan Trump, kita tahu, sejak memudahkan kita berhubungan dengan
pertama, dibesarkan sekaligus membesarkan insan lain, semakin sempit dan picik
figurnya sendiri dengan kampanye- cakrawala pandang kita.
kampanye kebencian. Bukankah hal ini juga Kita menjadi sandera sentimen kita
menggambarkan bagaimana kini muatan sendiri yang dipetakan, dipancing,
kebencian menyalip muatan-muatan lainnya dimanipulasi sehingga sebagian pihak lain
dalam menggenggam kehidupan digital kita? menangguk mujur. Kita menjadi sandera
Yakni, lantaran ia lebih mudah menjangkiti sesosok makhluk dalam gelap yang beberapa
khalayak dan memungkinkan pihak-pihak tahun silam bahkan belum lahir—kapitalisme
mengambil keuntungan darinya? digital.

22
Resep Beragama Di Era Hoax
by Wahyudi AkmaliahWahyudi Akmaliah
Jumat, 7 Juli 2017
125
Modernitas dan Teknologi yang lain. Kesalehan beragama di ruang
Teknologi, sebagai dampak bawaan dari publik, secara kontradiktif justru
modernitas, bak sebuah pisau yang memiliki menguatkan radikalisme dan praktik takfiri.
dua sisi bertolak belakang. Satu sisi bisa Islam sebagai agama kelembutan dan penuh
sebagai alat yang sangat bermanfaat dan di kasih sayang, namun yang dominan wajah
sisi yang lain, hal itu bisa menjadi alat brutalitas agama di tengah praktik persekusi.
destruktif mencelakakan orang. Dalam Layaknya mendiagnosa penyakit, persoalan-
konteks ini, kehadiran media baru dengan persoalan ini satu persatu dibahas dalam
adanya media sosial memunculkan dua hal buku ini dengan detail dan berimbang.
tersebut. Kehadiran media sosial, jika Tiga Persoalan
digunakan dengan baik, membuka pasar Secara garis besar, Haidar membagi tiga
seluas-luasnya sehingga memungkinkan persoalan utama yang selama ini kita hadapi,
melakukan akumulasi kapital menjadi baik sebagai warga negara maupun
berlipat dari sebelumnya. Selain lebih efektif, masyarakat Muslim Indonesia. Pertama,
media sosial menghubungkan pelbagai dalam level internasional, alih-alih
orang, dari berbeda latarbelakang, mengalami stabilitas keamanan, baik sosial,
komunitas, dan institusi untuk berinteraksi ekonomi, politik, ataupun spiritual, dengan
dan bertransaksi. Apa yang disebut dengan prosedur aturan dan kesepakatan yang
pasar sebagai tempat fisik di mana orang dibuat sebagai aturan main, dunia yang kita
bertemu telah mengubah menjadi ruang hadapi saat ini sedang mengalami fase
maya yang menembus batas-batas geografis. peluruhan. Hukum internasional yang
Karena itu, seburuk apapun ekonomi selama ini dijadikan pegangan dalam
ataupun aktivisme yang ditawarkan, baik membangun hubungan bilateral antara satu
serius ataupun berbentuk hiburan, selalu negara dengan negara yang lainnya tidak lagi
menemukan konsumen dan pembacanya. menjadi pegangan yang disepakati.
Sebaliknya, media sosial bisa menjadi alat Solidaritas sosial kemanusiaan yang menjadi
destruktif untuk memecah solidaritas agenda penting membangun peradaban
kemanusiaan, menebar kebencian, dalam sebuah negara dan bangsa
menguatkan radikalisme, dan meneguhkan memunculkan perpecahan, baik atas nama
konservatisme beragama di tengah algoritma suku, agama, dan ideologi. Kepentingan
internet yang cenderung membelah opini sumber-sumber ekonomi menjadi panglima
yang disukai oleh penggunanya. setiap kekuasaan untuk merebutnya. Di sini,
Di tengah situasi semacam itu, kehadiran perang, baik skala besar dan kecil kemudian
buku Islam Tuhan Islam Manusia: Agama menjadi jalan yang ditempuh. Optimisme
dan Spiritualitas di Zaman Kacau karya menjadi surut. Akibatnya, publik
Haidar Bagir, menjadi “resep” yang bisa internasional memunculkan wajah suram
dijadikan petunjuk bagaimana cara kita mengenai masa depan dunia.
beragama di era kekacauan. Resep ini Kedua, menguatnya radikalisme dan
merupakan ekstraksi pertanyaan-pertanyaan takfirisme. Kondisi dunia internasional
yang selama ini diajukan dalam kepala kita, tersebut kemudian berimbas dan merembes
tapi belum menemukan peta jawaban, mulai dalam praktik keagamaan di Indonesia. Hal
dari krisis global yang ditandai dengan ini bisa dilihat dengan menguatnya
kembalinya orang kepada spiritual, di satu radikalisme dan praktik takfirisme. Memang,
sisi, dan memunculkan konservatisme di sisi radikalisme memiliki akar yang panjang, baik
23
secara histogiorafis maupun ideologis di mengakibatkan dan memunculkan generasi
Indonesia. Bagi Haidar, radikalisme bukan yang instan; apapun serba mudah dicari tapi
hanya dua persoalan tersebut. Radikalisme kehilangan tingkat refleksi dan kedalaman
beririsan erat antara frustasi karena faktor- atas informasi yang diserap di tengah
faktor sosial ekonomi dan tingkat derasnya informasi yang didapatkan. Situasi
keterasingan seseorang dalam memandang ini yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum
persoalan hidup serta persaingan keagamaan tertentu dengan menyebarkan informasi-
dan politik dalam level lokal, nasional, dan informasi bohong (Hoax) di media sosial.
global. Di tengah situasi tersebut, Artikulasi Hoax menjadi massif ketika ada
pragmatisme dalam beragama menjadi momentum-momentum politik, seperti
pilihan dan pegangan. Kondisi tersebut Pilpres dan Pilkada. Akibatnya, kondisi tuna
menjadi target utama sekelompok pemuka kepercayaan ini membelah masyarakat
agama yang menawarkan doktrin-doktrin kepada ikatan kelompok yang disukainya
teks agama yang literal. Sementara itu, upaya saja. Melalui wajah ruang online ini, kita
untuk memperkuat tingkat keyakinan dalam membangun interaksi di masyarakat secara
beragama ini diteguhkan dengan praktik riil dengan penuh kecurigaan dan
takfirisme, mengkafirkan kelompok yang lain kekhawatiran kepada orang lain hanya
sambil meneguhkan keyakinannya yang karena berbeda pandangan, etnik, dan
paling benar. Upaya mengkafirkan ini tidak agama.
hanya kepada kelompok yang secara agama Resep Beragama
berbeda, melainkan juga kelompok Islam itu Untuk mengatasi tiga hal tersebut,
sendiri, seperti Syiah dan Ahmadiyah. Dalam Haidar menawarkan semacam formula yang
menjelaskan takfirisme ini, Haidar, dengan menjadi resep. Untuk konteks Internasional
sistematis, menjelaskannya dalam aspek dan Indonesia, revitalisasi kesadaran kolektif
sejarah, ideologi, hingga konteks muktahir di bangsa dengan “meletakkan budaya sebagai
tengah memanasnya geopolitik di negara- tempat persemaian seluruh aspek kehidupan,
negara teluk. baik politik, ekonomi, sosial, maupun
Ketiga, Teknologi Informasi (TI). TI agama”. Dalam budaya ini terdapat “suatu
memberikan perubahan signifikan dalam falsafah hidup berbangsa dan bernegara,
masyarakat. Selain meningkatkan yang memuat nilai-nilai filosofis, ideologis,
kemampuan berkomunikasi, TI menjadi sekaligus praktis”. Pancasila menjadi jalan
medium yang efektif dan memudahkan utama untuk membentuk dan merevitalisasi
dalam melancarkan arus komunikasi di mana kebudayaan Indonesia tersebut yang sempat
pun kita berada, tanpa sekat geografis yang ditafsirkan secara sepihak saat rezim Orde
selama ini dianggap sebagai penghalang laju Baru berkuasa. Nilai-nilai Pancasila ini yang
gerak. Harus diakui, bagi Haidar, TI mesti dipraktikkan dan menjadi nilai dasar
“membuka Kotak Pandora yang dalam interaksi dan pergaulan sesama anak
memungkinkan orang memalsukan pesan” bangsa, bukan menjadi sekedar slogan
dengan memanfaatkan TI tersebut. Dengan kosong. Sementara itu, dalam konteks
merujuk McLuhan, ia berpendapat bahwa beragama, ia menawarkan gagasan wajah
media bukan hanya berfungsi sebagai kemanusiaan Islam. Maksudnya, wajah Islam
penyebaran informasi, melainkan sebagai itu bukan untuk Tuhan, melainkan untuk
pesan itu sendiri. Melalui TI, informasi bisa manusia. Meskipun manusia tidak pernah
dikemas dengan cara yang memikat sehingga luput dari kesalahan, dengan kemampuan
orang tertarik dan terhanyut di dalamnya. penalaran dan proses ikhtiar yang dimiliki,
Kemudahan mencari informasi dengan Islam itu agama yang sepenuhnya untuk
berselancar di dunia maya inilah yang manusia. Puncaknya, manusia sebagai orang
memungkinkan orang bisa tersesat dan beragama adalah untuk kebaikan dan
mengalami disorientasi. Kondisi ini kebahagiaan. Di sini, tindakan intoleransi

24
memunculkan benih-benih kebencian tidak keagamaan Islam di Indonesia dijadikan
sesuai dengan Islam. arena takfiri bagi mereka yang berpaham
Dalam menawarkan resep wajah Islam literal.
wajah Manusia ini, Haidar mengemukakan Dengan wawasan filsafat yang luas,
terma-terma kunci dalam Islam yang bisa dipandu dengan kedalaman diskursif Islam
didiskusikan dan kemudian menjadi solusi dan kemampuan membaca persoalan yang
dalam bab III sampai V dalam buku ini; dihadapi oleh masyarakat dan umat Islam di
mulai dari gagasannya untuk mengajak Indonesia, buku ini penting untuk dibaca,
kembali melihat penafsiran teks-teks Islam bukan hanya masyarakat Muslim melainkan
yang lebih terbuka, menanamkan nilai-nilai semua kalangan dari pelbagai latarbelakang.
kemoderatan Islam, menguatkan kembali Selain membuka wawasan berpikir, menguak
dialog antar agama sebagai bagian dari akar persoalan yang terjadi, menunjukkan
kekayaan peradaban, mempertautkan Islam nilai khazanah kekayaan dan kearifan Islam,
dan Budaya Lokal. Selain itu, Ia mengajak buku ini menjadi resep beragama di era
untuk mendiskusikan kembali isu-isu yang paska kebenaran (post-truth) semacam ini, di
selama ini hangat di masyarakat. Misalnya, mana media sosial adalah wajah yang
mendefinisikan kembali apa yang dimaksud membentuk ruang publik dan praktik
dengan kafir di dalam Islam dan keberislaman dan keindonesiaan kita akhir-
mendialogkan Sunni-Syiah yang akhir-akhir akhir ini. Dengan bahasa yang mengalir dan
ini menjadi wacana kebencian sekelompok pembahasan yang proporsional dan padat,
ormas. Dalam bagian ini, ia menjelaskan buku ini menjadi bacaan ringan yang bisa
pentingnya peranan akal di dalam Islam memandu kita untuk berhati-hati dalam
yang selalu disebutkan dalam Alquran dan menyikapi isu-isu di dalam Islam, yang
Hadis Nabi sebagai fondasi kita dalam seringkali dijadikan agenda politik bagi
beragama. Tidak kalah menarik, ia mereka yang memiliki kepentingan tertentu.
mengajukan Islam sebagai agama kasih Makalah ini dipresentasikan dalam acara
sayang dan cinta dengan mengajukan jalan Tadarus Buku: Islam Tuhan Islam Manusia,
sufi sebagai tawaran. Asketisme sufi dan diadakan oleh Penerbit Mizan bekerjasama
semangat yang tumbuh di dalamnya ini yang dengan Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
semakin terpinggirkan dalam wacana Kebudayaan LIPI, Jumat 9 Juni 2017 di
maupun praktik beragama di Indonesia Auditorium Widya Graha Lantai 2 Gedung
akhir-akhir ini. Bahkan, lebih ironis, praktik- LIPI, Jalan Gatot Subroto No.10 Jakarta
praktik sufi melalui tasawuf semacam ini Selatan. Sumber Kolom LIPI.
dengan kemunculan pelbagai organisasi

25
Hoax Tak Perlu Dilawan?
by Abd. Rohim GhazaliAbd. Rohim Ghazali
Selasa, 17 Januari 2017
64
Hoax adalah berita bohong atau para ulama yang menyandang gelar pewaris
informasi palsu. Pada sisi yang paling buruk, para Nabi.
hoax bisa disamakan dengan fitnah, yakni Haruskah hoax dilawan sebagaimana
pada saat berisi kabar bohong tentang diri diserukan banyak kalangan? Menurut saya
seseorang. Hoax dihembuskan bisa untuk tidak perlu, karena hoax sejatinya bukan
kepentingan politik (mendiskreditkan lawan. Hoax adalah bagian dari diri kita,
lawan), bisa juga sekadar untuk bahan bahkan bagian yang tak terpisahkan dari diri
candaan atau hiburan. kita. Bagaimana mungkin kita melawan diri
Banyak pihak, dari para pejabat tinggi kita sendiri.
hingga warga negara biasa, mengeluh karena Inheren dalam diri manusia dua watak,
hoax kini berseliweran mewarnai seluruh baik dan buruk. Al-Qur’an menyebutnya
kehidupan kita, mengotori ruang nyata dan taqwa dan fujur. Watak baik yang
maya. Tak hanya di arena politik yang penuh membimbing manusia pada hal-hal yang
intrik, atau di panggung hiburan yang positif, antara lain percaya pada kebenaran.
gemerlap, hoax bahkan menyelinap di ruang Sebaliknya watak buruk mengarahkan
kerja, di rumah, di tas, dan di saku baju atau manusia pada hal-hal yang negatif, antara
celana kita. lain menolak kebenaran. Menolak kebenaran
Ada yang bilang, hoax merajalela karena dalam bahasa agama disebut menolak
perkembangan teknologi daring dan telepon (berita) kebenaran yang dibawa para Nabi.
pintar. Bisa jadi. Tapi coba teliti kembali, Menolak kebenaran sama artinya dengan
betulkah hoax tidak berkembang saat internet percaya pada kebohongan (hoax) yang
belum ada? Tidak. Hoax sudah berkembang dibawa musuh-musuh Nabi.
jauh sebelum teknologi internet ditemukan. Dengan demikian, seruan melawan hoax
Bahkan sejak zaman Nabi, hoax sudah sama dengan seruan melawan nafsu. Itulah
berkembang dan banyak memakan korban. seruan paling absurd di alam raya. Nafsu
Aisyah binti Abu Bakar yang nota bene istri adalah entitas yang nyaris tak terhingga,
Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tidak ada wujudnya, hanya gejolaknya yang
dari korban hoax pada masanya. bisa dirasakan, ia datang kapan saja tanpa
Yang benar, di masa lalu, hoax beredar memberi aba-aba, dan bisa pergi seenaknya
dari mulut ke mulut, dari telinga ke telinga, tanpa permisi. Nafsu bisa datang karena
dan menjadi pasar gelap informasi dalam adanya rangsangan, bisa juga datang begitu
berinteraksi antar sesama manusia. Di era saja tanpa sebab. Nafsu tidak perlu dilawan,
teknologi daring dan telepon pintar saat ini, tapi diperlakukan (disalurkan) dengan baik,
hoax bisa diidentifikasi dan dibaca dengan atau dikendalikan jika dirasa tidak
jelas dalam baris-baris kata di linimasa, atau menguntungkan.
dalam gambar-gambar dengan tulisan jenaka Selain itu, hoax tak perlu dilawan karena
(meme). mewujud seperti udara yang mungkin bisa
Hoax berembus bukan hanya dari saja diusir atau disaring, tapi tidak bisa
penguasa atau lawan-lawan politiknya, ia dihilangkan keberadaannya kecuali kita
bisa berasal dari mana saja. Yang pasti, hoax sendiri yang berada di ruang hampa udara.
selalu dihembuskan karena ada kepentingan Situs-situs atau akun-akun bermuatan hoax
di dalamnya. Dan perlu dicatat, kepentingan bisa saja diblokir tapi tetap tidak bisa
yang dimaksud bukan hanya milik para menghilangkan hoaxnya.
politisi, tapi bisa milik siapa pun, termasuk
26
Seperti kata pepatah, mati satu tumbuh hoax justru dianggap kebenaran (bahkan
seribu, satu situs/akun hoax diblokir akan kebenaran pun diputarbalikkan).
tumbuh lagi ratusan atau bahkan ribuan Karena bagi orang-orang seperti ini, hoax
yang lain. Jadi, untuk apa melakukan atau bukan tidaklah penting. Bagaimana
tindakan yang sia-sia. hasrat kebenciannya bisa disalurkan, itulah
Yang diperlukan untuk hoax adalah yang terpenting, dengan cara membuat atau
pengendalian dan penyaluran. Bagaimana menyebarluaskan berita apa pun yang isinya
cara mengendalikannya, seperti mendiskreditkan lawan. Orang-orang seperti
mengendalikan nafsu, yakni dengan inilah yang harus berpuasa.
berpuasa. Berpuasa membuat dan atau Cara yang lain adalah dengan
menyebarkan berita bohong. Jika semua: para menyalurkannya. Mungkin kedengarannya
politikus, wartawan, ustaz, netizen, atau tidak lazim karena menyalurkan hoax sama
siapa pun berpuasa membuat dan artinya dengan mengakui adanya manfaat
menyebarkan hoax, dengan sendirinya ia (yang positif) dari hoax. Tapi, bukankah
akan hilang. Tapi itu tidak mungkin. Yang memang ada “kebohongan yang
paling mungkin adalah dengan memulainya bermanfaat”.
dari diri kita sendiri. Minimal kita sendiri Hoax bisa dimanfaatkan biasanya oleh
tidak membuat dan atau menyebarkan hoax! “orang-orang tertentu” dan untuk
Bagi yang punya nalar sehat dan kaya “kepentingan-kepentingan tertentu” seperti
rasa bahasa, sehalus dan serapi apa pun hoax muslihat bagi tentara di medan perang,
ditampilkan, pasti bisa diidentifikasi dan cerita-cerita fiksi bagi para pengarang, atau
dirasakan. Sebaliknya, bagi para politisi bisikan mesra di telinga para pecundang:
ambisius, atau bagi yang hatinya diliputi engkaulah yang paling perkasa!
kebencian, nalarnya dipenuhi kecurigaan,

27
Birahi Komunikasi dalam Remang Teknologi
by Rahmat FauziRahmat Fauzi
Selasa, 17 Januari 2017
Menekankan hoax sebagai satu-satunya tidak selalu merupakan malaikat, melainkan
tantangan budaya komunikasi tidak terselip di dalamnya wajah setan; buah pahit
seluruhnya dapat dibenarkan. Jika berani yang harus ditelan bersama.
melihat lebih luas, dewasa ini sistem Dalam keluwesan yang ditawarkan
komunikasi yang diam-diam diamini dunia sebagai dampak dari kecanggihan
masyarakat memiliki kecacatan. Persoalan teknologi media, masyarakat tidak saja
kredibilitas informasi hanyalah satu dari dilanda tsunami informasi melainkan juga
banyak pekerjaan rumah yang disebabkan dibanjiri medium komunikasi. Silih berganti
olehnya. beragam medium datang, berlalu, berganti,
Semangat model komunikasi dewasa ini dan diperbaharui. E-mail, Blog, Web, Skype,
diusung dengan mengikuti logika kecepatan. Youtube, Twitter, Facebook, Line, Instagram,
Dalam arus deras laju komunikasi, orang Whatsapp, Bbm, dan masih banyak lagi yang
digiring pada tindakan komunikasi yang lainnya.
kering makna. Bukan lagi makna atau isi Kecepatan pertumbuhan dan
yang menjadi pusat perhatian, melainkan perkembangan teknologi komunikasi secara
tindakan komunikasi itu sendiri. Kenyataan tidak langsung membuat orang gagap
ini selanjutnya membuka keran bagi meraba dalam remang-remang perubahan.
permainan bebas tanda hingga berujung Mekanisme yang melekat pada masing-
pada hancurnya berbagai batas–moral, etika, masing media menuntut orang hanyut dalam
dan sebagainya. denyut alirannya. Keunikan fitur-fitur dan
Di sisi lain, kecanggihan teknologi media segala kebaruan yang tersaji menjerat para
ikut membuka jalan bagi penyimpangan pengguna hingga tenggelam habis di
tujuan dan nilai guna komunikasi. Kerumitan dalamnya.
operasional dengan bermacam fitur yang Maka yang terjadi justru sebaliknya,
ditawarkan membuat penggunanya menjadi teknologi komunikasilah yang berbicara
gagap. Karena kecanggihannya juga banyak kepada para penggunanya. Mereka seakan
pihak dengan kepentingan tertentu, dapat didikte. Dewasa ini, medium is the message.
membuat model-model pencitraan tanpa Relasi antara manusia dan alatnya dapat
merujuk pada referensi faktualnya. digambarkan sebagai men have become the
Di sini, kita melihat bagaimana fungsi tools of their tools (H. D. Thoreau).
komunikasi sebagai penyampai pesan Kecanggihan teknologi komunikasi sudah
bermakna telah mengalami pergeseran besar. begitu jauh mencerabut aspek kesadaran
Pada banyak sisi, teknologi media ikut manusia.
membuka jalan dalam proses peralihannya. Selain itu, informasi dalam kecanggihan
Peralihan wacana komunikasi, pada batas teknologi media justru rentan dimanipulasi.
tertentu, telah merobohkan bangunan- Berbagai permodelan dan pencitraan, saat ini
bangunan makna, nilai-guna, dan aspek dengan sangat mudah dibuatkan di dalam
tujuan komunikasi. ponsel, studio, komputer, dengan beragam
Menyatu dan Membelah Realitas aplikasi dan software pendukungnya.
Perkembangan teknologi, khususnya Teknologi juga mampu membuat frame
teknologi media, merupakan suatu waktu dan tempat palsu.
keniscayaan sejarah. Manusia yang hidup Dalam arus kecanggihan ini, kesempatan
dalam ritme kecepatan tinggi seperti saat ini untuk membentuk realitas buatan tanpa
sangat bergantung padanya. Namun, referensi faktual semakin terbuka lebar.
kecepatan pertumbuhan teknologi media Tenaga kerja asal Tiongkok, nilai tukar,
28
ledakan bom, pembunuhan, kebakaran data- Ruang wacana porak poranda oleh tsunami
data statistik, aksi makar, dan penistaan informasi, data, eksposisi. Ya, tsunami
adalah beberapa contoh yang dapat komunikasi.
dibuatkan simulasinya lewat kecanggihan Terjadinya penumpukan-penumpukan
teknologi. informasi, berita, data, dan tontonan sebagai
Guyonan Sumanto al-Qurtubi di akun dampak dari aktivitas komunikasi
Facebook-nya cukup tepat menggambarkan masyarakat yang terlalu berlebihan telah
hal ini. Ia menyebutkan, “Pak Jokowi menimbulkan sebuah kegalauan komunikasi.
memang yahud. Tapi tolong status ini jangan Membludaknya informasi yang ditampilkan
dikasih tahu Buni Yani. Takutnya diedit jadi membuat pesan di dalamnya tidak dapat lagi
Pak Jokowi memang Yahudi“. dicerna dengan baik.
Pada banyak kasus, realitas buatan ini Banyaknya berita yang dimunculkan
telah dianggap sebagai sebuah kebenaran. Ia dalam waktu singkat membuat orang
diberitakan, didiskusikan, dibagikan baik di kesulitan memetik maknanya, apalagi
media daring maupun cetak, bahkan sampai mengambil pelajaran untuk hidup yang lebih
ke televisi. Informasi tertentu telah membuat baik. Keadaan menjadi semakin buruk, ketika
emosi sebagian masyarakat “terbakar” dan budaya komunikasi yang terbentuk
menghebohkan rakyat seantero nusantara. kemudian adalah komunikasi tidak bermutu.
Bukan hanya merekayasa realitas, Komunikasi yang dirayakan masyarakat kini
kecanggihan teknologi juga mampu bersifat sepele, enteng, rendahan, ringan, dan
menyembunyikan dan/atau membelokkan nirfaedah.
kebenaran. Bentuk-bentuk seperti ini sering kita
Mabuk dalam Komunikasi dapati di media televisi, media online
Indonesia tengah memasuki era maupun cetak. Infotainment yang
komunikasi baru. Era di mana teknologi menayangkan koleksi barang mewah artis
informasi memiliki kekuatan otonom dan Roro atau warna kuku Syahrini, talk-show
membingkai wajah kebudayaan abal-abal dengan sejumlah guyonan yang
kontemporer. Model komunikasi yang tidak berguna, sinetron tujuh harimau atau
dibangun dewasa ini mengikuti logika serigala ganteng, dan seterunya.
kecepatan. Peralihan ini juga ditandai dengan Semangat model komunikasi dewasa ini
mengarahnya wacana komunikasi pada apa juga ditandai dengan robohnya berbagai
yang disebut Baudrillard sebagai “ekstasi fondasi kebudayaan hingga berakhir pada
komunikasi”. permainan bebas tanda. Dalam wacana
Dengan mengikuti arus deras laju komunikasi yang tengah berkembang, aspek
komunikasi dan informasi, setiap detik sopan santun, akhlak, etika dan moral
informasi akan diperbaharui. Silih berganti semakin sulit ditemukan. Layak dan tidak
informasi ditampilkan untuk dipertontonkan, layak, benar dan salah, bermoral dan amoral
dituliskan untuk dibagikan, diproduksi menjadi blur.
untuk dirujuk sebagai landasan data. Memojokkan pemerintah, mencaci
Informasi mengalir tanpa henti mengikuti ulama, provokasi, konten pornografi, asusila,
ritme yang semakin cepat. Pepatah diam itu pembunuhan, adalah beberapa contoh
emas sudah lama ditinggalkan. diantaranya. Kemudian, tidak ada lagi ruang
Keadaan ini sekaligus menggambarkan privat. Apa yang dahulu merupakan rahasia
kecenderungan pola komunikasi masyarakat yang hanya dibicarakan oleh orang dan di
kini yang dengan ringannya mengekspos tempat tertentu, saat ini dikupas setajam silet
segala sesuatu. Semua hal tanpa terkecuali lalu dipertontonkan secara luas. Semuanya
ingin dibicarakan–dijadikan informasi seperti menjadi vulgar. Komunikasi mengarah
persoalan politik, ekonomi, budaya, agama, kepada bentuknya yang menyedihkan.
seks, anak-anak, kekerasan, dan seterusnya.

29
Jika Descartes dahulu menyebutkan I menjadi menarik untuk dibicarakan, semua
think therefore I am, maka pada jaman ini tanda yang mati menjadi hidup.
orang cenderung menyatakan I believe Usaha memberantas hoax sembari
therefore I am. Dalam konteks komunikasi, membiarkan birahi liar komunikasi terus
konsep ini menjadi I expose therefore I am. menggeliat dalam keremangan teknologi
Semua orang ingin berkicau, semua hal merupakan usaha yang minim manfaat–jika
tidak sia-sia.

30
Beriman kepada Internet di Era Pasca-
Kebenaran
by Syahirul AlimSyahirul Alim
Senin, 17 Juli 2017
80
Ada banyak pergeseran dalam cara “mengimani” tanpa perlu susah-payah
menerima suatu kebenaran masyarakat memverifikasi kebenarannya.
Indonesia belakangan ini. Yakni ketika Beriman kepada internet tampaknya
keyakinan atau keimanan mereka kepada semakin menguat belakangan ini, bahkan
internet bisa menjadi suatu hal yang paling menjadi tolok ukur keabsahan iman
diyakini kebenarannya, tanpa harus seseorang. Bagaimana tidak, seseorang bisa
mempertanyakan lebih jauh soal dari siapa saja dituduh “kafir” atau “toghut” karena
kebenaran itu diperoleh. tidak “mengimani” informasi yang
Menelisik terminologi keimanan secara disampaikan dari media internet.
agama yang berkonotasi pada sebuah John Diamond (1995) pernah menulis,
“keyakinan hati”, tentu akan selalu “Masalah dengan internet adalah segalanya
membenarkan fenomena apa pun di luar benar” patut kita renungkan sebagai sebuah
dirinya sesuai dengan keyakinan yang kenyataan pada realitas sosial masyarakat
dimiliki. kita belakangan ini. Beragam peristiwa yang
Jika dalam ajaran Islam, keimanan terjadi di sekitar kita, pada kenyataannya
kepada adanya Tuhan, kitab-kitab-Nya, para akan terus dihubungkan dengan serentetan
utusan-Nya, Malaikat-Nya dan kenyataan peristiwa lainnya, walau kadang telah keluar
datangnya hari kiamat, justru realitas hari ini jauh dari konteks yang sesungguhnya. Kita
bertambah, yaitu beriman kepada internet. tentu masih bisa merasakan, bagaimana
Celakanya, internet menjadi semacam sebuah peristiwa hukum atau politik di
“kepercayaan personal” yang dapat negeri ini kemudian dihubung-hubungkan
mempengaruhi emosi seseorang melampaui dengan persoalan agama.
nilai-nilai kebenaran yang semestinya Tentu kita belum lupa bagaimana
diperoleh secara obyektif. persoalan terorisme yang muncul
Keimanan memang selalu bertaut dengan belakangan, baik itu bom bunuh diri atau
kepercayaan dan emosi yang sedikit sekali atau perlakuan teror kepada orang lain,
melakukan verifikasi atas sebuah kebenaran dianggap sebagai sebuah rekayasa untuk
obyektif. Tanpa disadari, ketergantungan menyudutkan umat beragama tertentu.
nasib kita ini bisa sangat mudah Informasi yang mudah diakses dari media
dipercayakan kepada sopir, pembantu, internet kadang sangat keterlaluan, misalnya
restoran, bank, atau bahkan yang marak menganggap potongan tubuh pelaku bom
belakangan adalah internet. bunuh diri adalah patung lilin yang sengaja
Kita seringkali tak perlu dibuat sekadar mengalihkan isu lain yang
mempertanyakan siapa supir bis yang sedang ramai di sekitar kita.
membawa kita melakukan perjalanan, atau Menguatnya “keimanan” kepada
soal bagaimana pembantu di rumah kita internet, bahkan pernah saya rasakan ketika
melakukan pekerjaannya, atau kita tak perlu berdiskusi dengan seseorang yang dengan
lagi mempertanyakan mengenai uang kita mudah mengatakan, “silakan anda browsing,
yang disimpan di bank. Termasuk keyakinan semua informasi itu sudah dibenarkan oleh
kita atas informasi yang diperoleh dari internet”.
internet, kita tampak dengan mudah Aparat berwenang dalam banyak hal
memang harus dapat menyodorkan narasi
31
tandingan secara lebih obyektif, walau dan kita “dipaksa” mempercayai bahwa
kadang karena keyakinan dan emosi Pancasila adalah produk orang-orang kafir.
seseorang, sisi obyektivitas malah luput dari Bukankah Pancasila adalah persemaian
jangkauan upaya pencarian kebenaran. ide-ide politik-kebangsaan yang digali dari
Fenomena menguatnya keyakinan dan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia?
emosi yang menggeser ruang obyektivitas Munculnya isu-isu NKRI, Pancasila,
atas kebenaran informasi dapat dibaca kebhinnekaan, justru belakangan kita
melalui kacamata post-truth atau pasca- rasakan, di saat banyak masyarakat kita
kebenaran yang saat ini benar-benar mulai beriman kepada internet dan menjadi
mewujud dalam masyarakat di sekeliling sebuah fakta pasca-kebenaran dalam realias
kita. Post-truth menggambarkan era kita saat sosial-politik kita.
ini, saat “situasi fakta obyektif lebih sedikit Tanpa sadar kita sudah mengimani
pengaruhnya dibanding hal-hal yang internet jauh lebih dahsyat daripada
mempengaruhi emosi dan kepercayaan mengimani hal yang telah diwariskan oleh
personal dalam pembentukan opini publik” agama kita sendiri. Sebagai seorang Muslim,
(Kamus Oxford). saya sempat dituduh sebagai orang yang tak
Masih ingat tentunya dalam benak kita peduli terhadap agama saya sendiri yang
bagaimana seseorang bisa menjadi sangat menurut mereka umat Muslim saat ini telah
radikal hanya karena gara-gara sebuah difitnah oleh banyak pihak yang dapat
konten di internet. Mulyadi, pelaku dibuktikan dari informasi yang tersebar di
penusukan aparat kepolisian di Masjid media internet atau media sosial.
Falatehan, Jakarta, adalah contoh konkret Hampir seluruh informasi yang
dari “keimanan” yang begitu dalam kepada disodorkan adalah dari internet yang
internet. Hasil penyelidikan pihak kepolisian mungkin tak pernah diverifikasi sebelumnya
atas Mulyadi yang tewas ditembus timah kepada pihak lain agar diperoleh sebuah
panas aparat menyebutkan bahwa Mulyadi fakta kebenaran yang lebih obyektif. Jika
sebelum “nekat” menjalankan aksinya di dalam ajaran Islam rukun iman disebut
masjid terpengaruh konten radikal yang hanya ada enam, maka di era saat ini
selama ini dia baca. jumlahnya bertambah menjadi tujuh, yakni
Saya kira, mungkin masih banyak “beriman kepada internet” yang diyakini
Mulyadi lainnya yang dengan mudahnya sebagai sebuah kebenaran kebenaran agama.
beriman kepada internet tanpa perenungan Dalam ajaran Islam, terminologi iman
mendalam dan menggali fakta-fakta lainnya secara klasik dapat didefinisikan sebagai
yang dapat mendorong seseorang lebih “tashdiqu bi al-qobi wa a’maalu bi al-arkaan”
obyektif dalam mencapai kebenaran. Emosi (membenarkan dalam hati dan
dan kepercayaan personal dalam mengimplementasikannya dengan
mempengaruhi opini publik tampak perbuatan). Karenanya model keimanan
mengkristal dan menjauhi ruang-ruang kepada internet di era pasca-kebenaran akan
kebenaran secara obyektif, bahkan tampak sebagai bentuk rukum iman yang
“kebenaran” dari pihak lain yang ketujuh yang diyakini kebenarannya dan
menawarkan narasi tandingan tak akan sekaligus diimplementasikan dalam
pernah dipercaya. kehidupannya sehari-hari.
Kita tentu sadar, bagaimana isu PKI yang Fenomena ini semakin mengental di
begitu mudah kita “imani” sehingga kita tengah masyarakat Muslim Indonesia.
sangat mudah menuduh pihak lain sebagai Maka,wajar jika kemudian mucul tuduhan-
bagian dari antek-antek komunis Itu. Islam, tuduhan yang menyakitkan yang harus
Pancasila yang merupakan hasil pergulatan diterima kalangan Muslim lainnya—karena
ide kompromistik para faunding fathers lalu tidak beriman kepada internet—sebagai
dengan mudah kita yakini sebagai “thogut” pihak yang “kafir” atau bahkan “thogut”.

32
Parahnya lagi, tuduhan-tuduhan pun sudah sebagai alternatif kebenaran, bukan tolok
menyasar para ulama yang memiliki otorisasi ukur kebenaran itu sendiri. Iman
dalam bidang keislaman, hanya gara-gara membutuhkan obyektivitas melalui prinsip
opini publik yang dibentuk oleh kebenaran tabayyun, sebagaimana yang diajarkan oleh
internet yang diimani. nabi kita, Ibrahim AS.
Kita nampaknya perlu mereformasi iman
kita, agar internet hanya dimanfaatkan

33
Kita dan Darurat Muamalah Medsosiah
by Syahirul AlimSyahirul Alim
Kamis, 14 September 2017
235
“Di Indonesia, media sosial masih penyelesaiannya. Terlepas dari konstruksi
digunakan untuk menyebarkan kebencian, framing media terhadap isu-isu tertentu, tata
berita bohong, dan fitnah”, kata Presiden kelola penggunaan medsos dalam kondisi
Joko Widodo dalam beberapa kali kunjungan darurat penyelesaiannya. Sebab, jika kita
ke luar negeri ketika ditanya soal lamban, jelas itu akan menambah rusak
penggunaan media sosial. Ini menunjukkan, tatanan sosial kita.
betapa penting kita harus menata soal ?Maka, darurat soal muamalah
penggunaan medsos dengan baik, karena “medsosiah” mendesak dilaksanakan. Ini
sejauh ini keberadaannya masih belum tidak saja menjadi tanggung jawab negara,
menunjukkan sisi positifnya dan lebih tapi juga tanggung jawab seluruh elemen
banyak dimanfaatkan sebagai unggahan masyarakat, termasuk para tokoh agama
beragam konten negatif: penyebar berita untuk memberikan pemahaman yang baik
bohong, pengujar ujaran kebencian, dan dalam praktik muamalah ini.
pengumbar fitnah. Istilah “darurat” jika merujuk kepada
Kondisi ini memang sudah sepatutnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjadi warning bagi Indonesia, agar berarti, “keadaan sukar (sulit) yang tidak
muamalah “medsosiah” atau tata cara tersangka-sangka (dalam bahaya, kelaparan,
penggunaan medsos diatur, tidak saja dan sebagainya) yang memerlukan
melalui format hukum positif, tetapi juga penanggulangan segera”. Kata “darurat”
bagaimana aturan-aturan agama kemudian jelas terkait dengan kata “adl-dlurru” yang
menilainya. berasal dari bahasa Arab yang memiliki
Kenapa kondisi darurat? Hal ini bisa konotasi yang sama, yaitu “kerugian” atau
dilihat dari berbagai peristiwa “keadaan bahaya”.
pengungkapan kasus-kasus pemanfaatan Kondisi darurat jelas memerlukan
medsos yang cenderung merusak, penanggulangan segera. Jika tidak, ia pasti
menciptakan framing peristiwa yang akan menimbulkan bahaya atau bencana
mendiskreditkan pihak lain bahkan sengaja lebih besar, bahkan bisa terjadi kematian,
mengadu domba antarkelompok dalam fisik atau non-fisik. Melihat jumlah kasus
masyarakat. Tidak saja pengungkapan terkait kejahatan medsos yang sedemikian
kelompok Saracen dan berbagai afiliasinya marak, bahkan mengalahkan kasus-kasus
yang terbukti menyebarkan konten negatif kejahatan lainnya, jelas ia mengindikasikan
melalui medsos, tapi juga berbagai kejahatan adanya darurat penyelesaiannya.
lain, seperti penipuan, pornografi, dan Perihal medsos jelas darurat dan perlu
prostitusi yang kerapkali memanfaatkan ditanggulangi cepat agar tidak terjadi
medsos sebagai wahana transaksinya. bencana yang lebih besar, memorak-
Kepolisian merilis bahwa dari 1.627 kasus porandakan kerukunan, toleransi dan sistem
pada 2016, terdapat 1.207 kasus yang berkait sosial yang telah terbangun secara baik. Kita
dengan kejahatan saiber dan 1.000 kasus di tak bisa begitu saja menutup mata, efek
antaranya terkait dengan ujaran kebencian medsos sedemikian berpengaruh terhadap
dan provokasi lewat medsos. Kejahatan kondisi kebangsaan dan kenegaraan, tidak
dalam beragam bentuk di medsos selalu saja saja dirasakan langsung di dunia maya, tetapi
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sudah merambah hubungan kemanusiaan
sehingga butuh penangan serius dalam (hablum min an-naas) di dunia nyata.
34
Ujaran kebencian (hate speech) atau Muamalah medsosiah memiliki arti
penyebaran berita palsu (hoaks) seakan penting ihwal bagaimana kita, sebagai
menjadi hal wajar di dunia maya, padahal ia pengguna medsos, mengetahui secara jelas
jelas menggerogoti fondasi bangunan demarkasi perjuangan keagamaan dan
kebangsaan. Kasus “Saracen”, misalnya, hubungan-hubungan sosial. Muamalah jelas
menjadi bukti nyata tumbuh suburnya terkait dengan hubungan secara sosial yang
kelompok-kelompok sosial pemicu dan dijalankan secara baik berdasarkan pada
penghasut kebencian yang memutarbalikkan keyakinan-keyakinan agama, sehingga
fakta atau memfitnah dan jelas berdampak agama bisa menjadi pengaruh yang positif
pada keutuhan tatanan sosial. dan bijak dalam pengelolaan hubungan
Darurat medsos telah menjadi perhatian kemasyarakatan.
utama Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk “Perang medsos” kadang membawa-
membuat fatwa haram atas “muamalah bawa implikasi keagamaan yang justru
medsosiah” yang justru memperlihatkan disalahgunakan untuk membuka aib atau
perilaku membahayakan, mengumbar ghibah keburukan, menyerang, atau memfitnah
(membicarakan aib atau keburukan orang pihak lain dengan mengedepankan alasan-
lain), fitnah, namimah (adu domba), alasan keagamaan. Dalam hal ini saya
perisakan (bullying), dan penyebaran mendukung peluncuran fatwa MUI Nomor
permusuhan telah menjadi semacam industri 24 tahun 2017 tentang pedoman beraktivitas
konten negatif di ranah medsos. di medsos yang sedang digodok di
Tidak hanya itu, perhatian MUI juga Kementerian Komunikasi dan Informasi.
tertuju pada konten negatif lain yang Maka, dengan alasan apa pun,
merusak, seperti kemaksiatan dan pornografi membangun konten negatif yang merugikan
yang kian hari kian marak diakses pihak lain, terlebih sengaja dicitrakan buruk,
masyarakat. Posisi fatwa keagamaan MUI ini jelas dilarang oleh ajaran agama mana pun
menjadi sangat penting. Selain sebagai beban bahkan secara tidak langsung telah
moral yang harus dipikul bersama para membodohi masyarakat. Semua agama
tokoh agama, fatwa ini merupakan tanggung mengajarkan kebaikan, baik dalam hubungan
jawab atas penegasan sikap keagamaan yang antarindividu dan sosial, terlebih dalam
meng-counter kegiatan para penyebar konten berhubungan dengan Tuhan.
negatif yang justru terkadang meyakini
bahwa apa yang dilakukannya sebagai
bagian dari perjuangan agama.

35
Saracen yang Sinting dan Mengerikan
Al-Qur’an Menyebut Mereka “Pemakan Bangkai”
by Syahirul AlimSyahirul Alim
Selasa, 29 Agustus 2017
2.1k
“Individu saja sangat merusak kalau risiko dan implikasi hukum, jelas mereka
informasinya itu tidak benar, bohong apalagi mengidap penyakit. Mereka sehat secara
fitnah. Apalagi yang terorganisasi ini fisik, tetapi sesungguhnya mengidap
mengerikan sekali. Kalau dibiarkan penyakit batin berupa kedengkian,
mengerikan… Harus diusut tuntas,” kata kebencian, dan menginginkan pihak lain
Presiden Joko Widodo tentang aksi Saracen hancur dengan cara yang mereka lakukan.
di silang Monas, Jakarta, Minggu Terlepas dari motivasi ekonomi yang
(27/8/2017). menjadi latar belakang atau kelompok mana
Terungkapnya aktor penyebar berita pun dalam menebar kebencian ini di dunia
hoax dan kebencian yang disebut aparat maya, yang pasti hobi yang mereka tekuni
kepolisian dengan istilah “Saracen” adalah dengan mengungkit aib orang lain–terlebih
gambaran orang-orang yang sehat tetapi saudaranya sendiri–jelas adalah hal yang
tidak walafiat. Sejauh ini, menjadi kebiasaan terlarang dalam agama.
umum, ketika kita ditanya soal kabar lalu Secara tegas al-Qur’an malah
dijawab “sehat”, namun itu hanyalah memberikan gelar kepada para penebar
gambaran sebatas kesehatan dalam arti fisik, kebencian dan berita bohong ini (ghibbah)
karena secara mental-spiritual belum tentu, dengan sebutan “pemakan bangkai” yang
apakah kita sakit atau mengalami gangguan. tentu saja lebih parah dari seorang kanibal
Sehat walafiat berarti kondisi seseorang sekalipun. “Dan janganlah kalian saling
dalam keadaan sehat yang sempurna, lahir, menggunjing. Adakah seorang di antara
batin, akal, tidak dalam kondisi keburukan kamu yang suka memakan daging
dan kesintingan atau merasa pihak lain justru saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
dianggap buruk. Sehat walafiat tentu saja kamu merasa jijik kepadanya. Dan
kondisi sehat lahir dan batin serta seluruh bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
aspek yang menyangkut kehidupan dirinya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
dalam keadaan sehat dan tentu bahagia Penyayang” (QS. al-Hujurat: 12).
dalam segala aspek. Mereka adalah “para pemakan bangkai”
Dalam realitas kehidupan manusia, tentu sebagaimana dilukiskan al-Qur’an dan
saja banyak pribadi yang sehat secara fisik, mereka dalam keadaan tak merasa jijik
yang ditunjukkan oleh kondisi dirinya secara sedikit pun akibat perbuatan yang
kasat mata bugar, namun seringkali memiliki dilakukannya. Jika memang benar perbuatan
cara pandang buruk terhadap pihak lain, lalu mereka itu, bukankah mereka sedang sakit?
dengan bangganya mempublikasikan Orang yang suka menebar kebencian dan
keburukannya kepada khalayak ramai. fitnah kepada orang lain jelas tidak dalam
Kelompok yang disebut Saracen ini tentu keadaan sehat, tetapi didera sakit yang sulit
selalu mengumbar keburukan atau kesalahan dideteksi apa penyakitnya, sebab penyakit ini
orang lain dengan cara melebih-lebihkannya jelas terkait dengan kondisi psikis, bukan
sehingga keburukan dan kekurangan pihak penyakit dalam artian fisik.
lain jelas semakin berkesan kuat. Parahnya lagi, ketika mereka tak pernah
Di saat bangga dengan cara yang mereka mau memahami dan mendengarkan, al-
lakukan, padahal mereka sadar bahwa itu Qur’an memberikan gelar bak hewan ternak
merupakan perbuatan salah, mengandung bahkan lebih sesat dari hewan. Memahami
36
banyak hal dan mau mendengarkan dari menyebabkan situasi dan kondisi sosial
banyak pihak akan membentuk pola pikir bertambah buruk. Hal ini dilakukan oleh
dan kondisi hati lebih sehat, lain halnya mereka yang jelas-jelas mengaku sehat secara
dengan pribadi yang tau mau mengerti dan fisik, tetapi sesungguhnya jauh dari
mendengarkan pihak lain. kesempurnaan kesehatannya (wal’afiat).
Yang justru mengherankan adalah ada Bersenang-senang dalam penderitaan
pernyataan dari beberapa kalangan yang orang lain, jelas tidak dilakukan oleh
menyebut kelompok pembenci dan penyebar seseorang yang sehat walafiat. Sama halnya
fitnah ini sebagai “mujahid sosmed”, dan ketika kita menyaksikan kemewahan
bahkan tak sungkan-sungkan mereka dibela sepasang suami-istri pemilik First Travel
sebagai kelompok kritis yang menyebarkan yang gemar mendulang kenikmatan di saat
keseimbangan informasi. Bagi saya, ini jelas para pengguna jasanya justru terbengkalai
kesesatan logika dan justru ikut larut menjadi dan menanggung kerugian tidak hanya
pribadi-pribadi yang sehat tetapi tidak materil tetapi juga identitas sosial dirinya
walafiat. yang dipermalukan di depan publik.
Bagaimana tidak, jika penyebar aib orang Lalu, yakin jika bos pemilik jasa umrah
lain, apalagi dengan melebih-lebihkan berita itu sehat? Saya kira tidak, karena sehat tidak
atau informasi untuk memperkuat seakan- dapat diukur secara fisik, sehat harus
akan apa yang diberitakan benar, lalu masih sempurna sehingga menunjukkan bahwa
dianggap sehat? Jangankan menebarkan mereka benar-benar dalam keadaan sehat
informasi yang mengundang kebencian atau walafiat.
fitnah, mengekspose sesuatu yang baik tetapi Dengan demikian, kita tentu dapat
agar mendapat pujian saja jelas dilarang oleh mengukur sendiri, apakah memang sudah
ajaran agama, karena itu namanya “sum’ah”. berada dalam kondisi sehat saja atau benar-
Karena itu, sungguh menarik ketika benar sehat walafiat. Jangan terpesona atau
dalam beberapa kali doanya, Rasulullah terpedaya oleh kondisi fisik yang dirasakan
selalu menambahkan kalimat “wal’afiah” di sehat, karena belum tentu mentalitas yang
sela-sela kalimat “sihah” yang senantiasa menopang seluruh tubuh kita yang sehat,
dihubungkan dengan kebaikan kehidupan juga dalam keadaan sama. Jika kita masih
dunia dan akhirat. Berharap atau merasa merasakan dendam, benci, ingin melihat
sehat jasmani saja tentu tidak cukup, karena pihak lain hancur, apalagi terus menebar
kesehatan sempurna hanya ada dalam kebencian, keburukan dan fitnah berarti ada
kondisi sehat walafiat. yang sakit dalam diri kita, walaupun
Maka, setiap pribadi yang merasa sehat sejatinya fisik yang kita rasakan sehat.
walafiat jelas terhindar dari bencana yang Persoalan sehat walafiat tentu tidak
bersifat fisik, seperti penyakit yang kasat sebatas ungkapan yang meluncur dari bibir,
mata, termasuk dalam hal ini, bencana non- tanpa didasari kebenaran hati nurani.
fisik, seperti kedengkian, fitnah, prasangka Jawaban kita kepada pihak lain yang
buruk dan apa pun yang mendorong dinyatakan dengan ungkapan “sehat
perbuatan jahat yang bersumber dari dalam walafiat” berarti sempurna sehatnya, baik
diri kita sendiri. jasmani dan juga ruhani.
Belakangan memang banyak di antara
sekian orang terjangkiti penyakit yang justru

37
Ideologi Fulus di Balik SARA Center
by Maman SuratmanMaman Suratman
Minggu, 27 Agustus 2017
785
Sebuah kabar bahagia—tentu sekaligus tertarik dan ikut berpandangan negatif
menyedihkan—datang dari terbongkarnya kepada kelompok yang jadi objek
salah satu industri penebar benci bernuansa serangannya.
SARA. Ketika kita sudah lama haus akan Baca Juga : Isu Poligini di Kongres
kedamaian, terbongkarnya industri brutal itu Ulama Perempuan Indonesia
setidaknya membuat hasrat kita bisa agak Beruntung kiranya Polri bisa bekerja
terpuaskan. dengan sangat baik. Dari hasil
Rabu (23/8), Direktorat Tindak Pidana Siber pembongkaran sindikat Saracen, tiga orang
Bareskrim Polri berhasil membongkar yang punya posisi strategis di dalamnya
sindikat berlabel Saracen alias SARA ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah
Center—pusatnya penggorengan isu-isu Jasriadi (ketua sindikat), Muhammad Faizal
suku, agama, ras, dan antargolongan dengan Tonong (ketua bidang media informasi), dan
ramuan bumbu yang cukup mengenaskan. Sri Rahayu (koordinator wilayah untuk
Bermodus sebagai penyedia jasa, Saracen Cianjur, Jawa Barat).
jadi pusat jual-beli pesan-pesan provokatif. Ia Tim siber Polri juga berhasil menelusuri
jadi produsen konten-konten penipu (hoax), sejumlah media-media yang Saracen
ujaran kebenciaan (hate speech), hingga gunakan sebagai kaki-tangannya. Ada
fitnah dengan harga yang cukup fantastis, Saracen News, Saracen Cyber Team, dan
mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah Saracennewscom, yang kesemuanya
per pesanan. merupakan grup Facebook Saracen. Tak
Guna melancarkan aksinya, Saracen menutup kemungkinan, masih ada grup-
tempatkan banyak anggotanya, disebar ke grup lainnya yang belum terdeteksi.
berbagai penjuru negeri. Ribuan akun media Jelas ini kabar bahagia. Sebab, setidaknya
sosial sengaja mereka ternak sebagai medium kepolisian terbilang berhasil meminimalisasi
utamanya. Perkiraan Polri, ada sekitar 800 tindak pidana yang memang selama ini
ribu lebih akun ternak milik Saracen. banyak meruyakkan keutuhan berbangsa.
Ya, di samping ada akun yang fokus Karenanya, untuk kerja-kerja kepolisian kita
memojokkan Islam, juga ada akun yang sejauh ini mesti dan patutlah kita beri
hanya berkutat pada pendiskreditan umat- apresiasi.
umat beragama lain, utamanya terhadap Hanya saja, kabar menyedihkannya tetap
Yahudi dan Nasrani, juga terhadap ada. Bahwa terbongkarnya Saracen,
kelompok-kelompok yang memang jadi bukankah ini jadi bukti bahwa aspek
pusat kebencian sang pemesan. Sebagian moralitas bangsa kita ternyata nyaris masih
lainnya lagi, khusus untuk menyerang dan sangat rapuh?
memfitnah jajaran pemerintah. Kerja-kerja Lihat saja bagaimana kelakuan Saracen.
buzzer begitu. Bermodal akun ternak sampai 800.000-an,
Untuk metode perekrutan anggotanya grup ini jual jasa yang tak semestinya. Dalam
sendiri, unggahan-unggahan provokatif di bekerja, kebencian diproduksi secara rapi dan
linimasa sengaja disebar. Ini jadi senjata masif, dijadikan komoditas paling
ampuh, disesuaikan pada trend di media marketable. Terserah mau diarahkan ke
sosial. Baik itu berupa kata-kata, narasi mana, semua tergantung kepada sang
bergambar atau meme, semua tak terkecuali pemesan konten.
mereka produksi. Intinya, hanya untuk Jadi teringat salah satu lirik lagu dari
menggiring opini agar, misalnya, masyarakat Abiem Ngesti: uang slalu jadi rebutan… uang
38
slalu jadi pikiran.. tapi jangan karena uang… bernuansa SARA ini disokong penuh oleh
menghalalkan segala cara.. (Abiem Ngesti, orang-orang berduit. Tentu saja, yang masuk
“Ini Jaman Uang”). Seperti motif Saracen, di antaranya adalah para pengusaha dan
bukan? Segala tindak-lakunya karena uang. politisi. Sebagaimana terjadi di negara-negara
Demi uang, konflik dihadirkan. Demi uang, maju seperti Amerika Serikat, industri
masyarakat dibiarkan bergejolak, dibiarkan semacam ini memang begitu: tebar benci
berkelahi, sebab hanya karena itulah uang berbalut fitnah demi kekuasaan.
bisa ia timbun. Maka, saya sepakat ketika Saracen orang
Berbahayanya lagi, Saracen termasuk kelompokkan sebagai sindikat pengkhianat
kelompok nir-ideologi, bebas nilai. Siapa pun bangsa. Bukankah hanya para pengkhinat
yang punya fulus (uang), tak peduli dari saja yang tega dan rela mengobarkan konflik
aliran dan isu apa yang dipesan, mereka demi kepentingan pribadi dan golongannya?
senantiasa akan dilayani. Siapa kasih apa, Bukankah hanya para pengkhinat bangsa saja
dapat apa, yang penting menghasilkan uang. yang menghendaki negeri ini hancur
Ah, semua karena uang. Uang jadi ideologi. berkeping?
Inilah yang sangat berbahaya. Terlepas dari itu, tetap saja ada hikmah
Ngomong-ngomong soal Saracen, dari di baliknya yang bisa kita petik, terutama
penamaannya sebenarnya sudah bisa kita bagi masyarakat yang gampang marah
tebak dari dan mau ke mana sindikat ini akan tersulut emosi. Bahwa eksistensi Saracen
tampil. Meski ada yang memaknainya tidak lepas dari mudahnya masyarakat
sebagai “pencuri”, “perampok”, atau termakan isu, gampangnya masyarakat
“perampas”, tapi yang jelas, istilah Saracen terbodohi, hingga beralih mendukung
sendiri merujuk pada laskar Islam di Perang kelompok ini tanpa sadar—meski sebenarnya
Salib. juga kebanyakan ada yang sadar.
Pun nama Saracen bisa kita telusuri Untuk itu, pengentasannya pun tidak
dalam sejarah penumpasan Partai Komunis lantas selesai hanya pada penangkapan
Indonesia (PKI) beserta anggota dan orang-orangnya saja. Pun tak bisa selesai
simpatisannya. Nama itu dipakai oleh hanya dengan membuat regulasi seperti
Angkatan Darat untuk panser penyerangnya mendenda platform media sosial yang
di masa-masa awal Orde Baru. Di Amerika, menyebarkan ujaran kebencian saja. Mesti
Inggris, Saracen juga dikenal beridentik ada gerakan penyadaran langsung ke
demikian. masyarakat.
Hal ini semakin menguatkan ketika Tak bisa kita berpangku tangan hanya
Saracen hanya menyasar orang-orang yang menunggu hasil dan kepastian dari pihak
selama ini diasosiasikan bertentangan kepolisian. Harus ada gerakan bersama
dengan Islam. Hanya menyerang mereka untuk menyelesaikan hal-hal mendesak
yang dinilai sebagai antek-antek komunis, semacam ini. Paling tidak, itu bisa kita
Cina, kafir; mulai dari Jokowi, Ahok, TNI, upayakan melalui narasi tandingan di media
Polri, bahkan juga menyasar pilar-pilar sosial. Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan
kebangsaan: Pancasila dan NKRI. Tak salah sekarang, kapan lagi? Eh, itu kata Prabowo
ketika Saracen dituding sebagai bagian dari ya. Maaf, hanya mencuplik.
ormas radikal Islam seperti HTI dan FPI.
Yang lebih mengejutkan lagi bahwa
beroperasinya sindikat penebar benci

39
Surat Edaran Kapolri: Antara Ujaran Kebencian
dan Kritik
by Arman DhaniArman Dhani
Rabu, 4 November 2015
54
Belakangan kita dihadapkan pada pilihan,
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti apakah kebebasan berpendapat memiliki
memberikan keterangan kepada media batasan?
terkait kasus pembakaran gereja Aceh Singkil Di Indonesia, tema hate speech atau
di Rumah Dinas Kapolri, Jakarta, Selasa ujaran kebencian menjdi perbincangan
(13/10). Kapolri mengatakan pihaknya akan menarik. Kepolisian Republik Indonesia
mengusut tuntas kejadian tersebut serta mengeluarkan surat edaran terkait ujaran
mengimbau masyarakat agar tetap tenang kebencian. Hal ini seperti lampu kuning bagi
dan tidak terprovokasi. ANTARA masyarakat, terutama mereka yang
FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama/15 menggunakan internet untuk lebih berhati-
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti hati dalam berpendapat di ruang publik,
memberikan keterangan kepada media khususnya di jejaring media sosial.
terkait kasus pembakaran gereja Aceh Singkil Dalam Surat Edaran Nomor
di Rumah Dinas Kapolri, Jakarta, Selasa SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran
(13/10). Kapolri pada 8 Oktober lalu Kebencian (hate speech) yang ditandatangani
mengeluarkan surat edaran mencegah Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti pada 8
meluasnya ujaran kebencian. ANTARA Oktober 2015 itu, jejaring media sosial
FOTO/Akbar Nugroho Gumay. menjadi salah satu sarana yang dipantau
Bertahun lalu, setelah Satanic Verses terkait penyebaran ujaran kebencian ini. Tapi
diluncurkan, Salman Rusdhie mendapatkan apakah sebenarnya ujaran kebencian itu?
fatwa mati. Penulis keturunan India itu Dan bagaimana kita mengidentifikasinya?
dipaksa bersembunyi karena karyanya Baca Juga : Waduk Jatigede Berpotensi
dianggap menghina ajaran umat Islam. Hari Hancurkan Keragaman Hayati
ini Rusdhie masih hidup dan ia masih Damar Juniarto, pegiat Southeast Asia
konsisten dengan ide-ide kebebasan Freedom of Expression Network (Safenet),
berpendapat. Ketika Salman Rusdhie menyebut bahwa ujaran kebencian
dianggap melakukan penistaan agama, merupakan ancaman untuk kebebasan
Ayatullah Khomeini lantas mengeluarkan berekspresi. Ia menyaru dalam bentuk kritik,
fatwa mati untuknya. Rusdhie dianggap namun pada dasarnya hendak menjatuhkan
sosok yang merepresentasikan kebebasan dan menyebarkan ancaman.
berekspresi. Tapi benarkah demikian? Menurut Damar, tingkatan ujaran
Rusdhie juga salah satu sosok yang kebencian bisa mulai dari pelecehan terhadap
membela keberadaan Charlie Hebdo, majalah identitas rasial, menghasut untuk melakukan
satir yang terang-terangan menghina banyak tindakan kriminal, sampai mengajak orang
agama dan keyakinan. Rusdhie sebenarnya untuk menyakiti /membunuh orang lain.
tengah menikmati iklim kebebasan Pada tataran yang paling ringan, ujaran
berpendapat seraya melakukan serangan kebencian bisa merupakan perkataan, seruan
kebencian kepada Islam. Ia, bagi saya, seperti yang didasari oleh rasa tidak suka dengan
benalu, menyamarkan kritik dengan tendensi merendahkan dan ajakan untuk
kebencian dan menikmati kebebasan melakukan tindakan kekerasan.
berpendapat sebagai kebebasan memaki.
40
Beberapa bulan terakhir banyak sekali ras, etnis, dan golongan adalah bentuk ujaran
postingan di media sosial yang menunjukan kebencian.
gejala ini. Beberapa netizen mengekspresikan Selain yang disebutkan tadi, kebencian
kebenciannya dengan ujaran melakukan dan tendensi merendahkan berdasarkan
kekerasan karena sentimen ras. Kekerasan itu warna kulit, gender, kaum difabel, hingga
diutarakan dalam bentuk memperkosa dan orientasi seksual juga menjadi perhatian
menyembelih orang yang ia benci karena dalam surat edaran yang berkaitan dengan
rasnya. Fenomena ini, menurut Damar, ujaran kebencian ini. Langkah pemerintah
bukanlah bentuk kebebasan berekspresi bisa jadi tepat untuk menangani persoalan
melainkan upaya melegitimasi tindakan ujaran kebencian ini yang makin hari makin
kekerasan melalui ujaran kebencian. meresahkan. Namun pemerintah juga perlu
Dalam beberapa hal, ujaran kebencian berhati-hati agar tidak membungkam
berusaha dibenarkan dengan banyak hal. kebebasan berpendapat warganya.
Misalnya kondisi politik yang tidak menentu, Pers dalam hal ini juga rentan menjadi
alasan ekonomi yang timpang atau tingkat kelompok yang akan terbungkam jika
pendidikan yang rendah. Beberapa ujaran pemahaman tentang ujaran kebencian
kebencian kerap dilakukan oleh orang yang dimaknai secara gegabah. Namun Surat
berpendidikan. Bukan tidak mungkin Edaran Kapolri ini juga bisa menjadi sangat
seorang profesor merendahkan seseorang efektif untuk mencegah atau setidaknya
berdasarkan identitas rasnya, lantas menghentikan sepak terjang media abal-abal
menyerukan ajakan untuk melakukan makar yang kerap menyerukan kebencian. Bukan
kepada pemerintah yang sah. rahasia lagi beberapa media yang berlabel
Untuk itu, penting adanya edukasi agama kerap melakukan seruan kebencian
tentang literasi media digital. Lawrence dan konstruksi negatif terhadap kelompok-
Lessig dalam Budaya Bebas: Bagaimana kelompok minoritas di Indonesia.
Media Besar Memakai Teknologi dan Hukum Media ini kerap menggunakan isu agama
untuk Membatasi Budaya dan Mengontrol untuk menyebarkan kebencian dan berita
Kreativitas menyebut literasi media sebagai yang tidak benar. Beberapa media tadi kerap
kemampuan untuk memahami, menganalisis, menyebarkan berita tanpa verifikasi atau
dan mendekonstruksi pencitraan media. berdasarkan sumber yang tidak kredibel.
Dengan kemampuan ini masyarakat sebagai Penyebaran media semacam ini seperti
konsumen media (termasuk anak-anak) bensin dan api. Beberapa pembaca menerima
menjadi sadar (melek) tentang cara media kebenaran berita-berita kebencian sebagai
dikonstruksi (dibuat) dan diakses. sesuatu yang terberi. Padahal, dalams suatu
Baca Juga : Mengapa Kelas Menengah berita, kerja-kerja verifikasi independen
Membenci Buruh? merupakan hal mutlak untuk menjamin
Literasi media digital juga perlu bahwa informasi yang disajikan media
diperkenalkan kepada generasi muda agar bersifat kredibel. Dan verifikasi itu hanya
dapat memahami aturan-aturan yang bisa dilakukan oleh orang yang terlatih dan
semestinya dilakukan ketika menggunakan paham etika jurnalisme, yaitu wartawan
jejaring media sosial dalam menyampaikan profesional.
pendapat atau ketidaksukaan pada suatu hal. Baca Juga : Polri Diminta Menarik Surat
Publik juga perlu diedukasi untuk dapat Edaran Ujaran Kebencian
membedakan antara kritik dan ujaran Beberapa orang di media sosial
kebencian. Mempertanyakan kinerja berpendapat, dengan adanya surat edaran ini
pemerintah terhadap suatu masalah akan ada pembatasan ruang berekspresi. --
bukanlah ujaran kebencian. Tapi menyerukan Frank La Rue dari Special Rapporteur on the
untuk menyakiti dan membunuh pejabat promotion and protection of the right to
pemerintah karena sentimen suku, agama, freedom of opinion and expression,

41
menyebutkan bahwa hukum semestinya kebijakan kebebasan berpendapat dan dapat
melawan seruan kebencian dengan sangat membedakan mana yang kritik dan mana
hati-hati. Menurut La Rue, hukum memang yang ancaman.
diperlukan dalam memerangi seruan
kebencian, namun juga harus memahami

42
Polri Diminta Menarik Surat Edaran Ujaran
Kebencian
y Tito DirhantoroTito Dirhantoro
Selasa, 10 November 2015
21
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Menurut dia, poin-poin tersebut
Anton Charliyan memberi keterangan pers merupakan aturan yang sangat multitafsir.
terkait kasus- kasus penindakan kejahatan di Terlebih tidak ada penjelasan dan kriteria
Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/11). Dalam yang lebih rinci. Ujaran kebencian seperti apa
keterangan persnya Kadiv Humas yang berhak ditangani pihak kepolisian.
menjelaskan mengenai Surat edaran Kapolri Karena tidak ada aturan yang jelas ini, pihak
tentang pemidanaan terhadap pelaku kepolisian bisa berlaku sewenang-wenang
penyebar kebencian di dunia maya, teror anti kepada masyarakat dengan berlandaskan
penambangan Tosan di Pasuruan, pada surat edaran tersebut.
perkembangan ancaman bom, dan isu lainya. Sementara itu, Miko Susanto Ginting,
ANTARA FOTO/Reno Esnir/pd/15. peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (PSHK), mengatakan surat edaran yang
Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan dikeluarkan Polri bukan suatu peraturan
memberi keterangan pers terkait kasus-kasus perundang-undangan. Karenanya, perlu
penindakan kejahatan di Mabes Polri, didefinisikan terlebih dahulu makna dan
Jakarta, Senin (2/11). ANTARA FOTO/Reno konteks dari ujaran kebencian tersebut.
Esnir/pd/15. Menurut Miko, konteks ujaran kebencian
Intitusi Polri diminta menarik surat merupakan hal yang dilakukan dengan
edaran mengenai ujaran kebencian atau hate berbasis pada kelompok, bukan pribadi
speech. Pasalnya, surat edaran tersebut perorangan. Artinya, orang yang melakukan
dinilai sarat kontroversi. Sebab, ada beberapa ujaran kebencian ini mewakili kelompok
aturan yang dinilai sangat multitafsir yang tertentu. Biasanya kelompok mayoritas. Hal
bisa disalahgunakan oleh aparat kepolisian ini sangat berbeda dengan penghinaan
dalam menindaklanjuti penanganan ujaran pribadi.
kebencian. “Karenanya, surat edaran Polri ini ada
Anggota Lembaga Bantuan Hukum Pers, kerancuan makna ihwal ujaran kebencian
Asep Komarudin, mengatakan dia sangat yang sesungguhnya. Akibatnya, pada
mengapresiasi langkah pihak kepolisian yang implementasinya nanti juga sangat
mengatur tentang ujaran kebencian yang dikhawatirkan menjadi bias,” kata Miko.
masih kerap terjadi di masyarakat. Hal Selain itu, dia mempertanyakan upaya
tersebut memang perlu diatur, terlebih Polri yang memasukkan salah satu poin
masyarakat Indonesia begitu majemuk baik dalam surat edaran tersebut, yaitu perbuatan
suku, ras, maupun agama. tidak menyenangkan. Poin tersebut secara
“Namun demikian, penanganan hate hukum tidak sah dimasukkan dalam aturan
speech perlu ada aturan dan mekanisme tersebut, apalagi diimplementasikan di
yang jelas. Beberapa aturan yang tercantum lapangan dalam menangani ujaran
dalam surat edaran tersebut sangat rawan kebencian.
disalahgunakan, seperti masuknya poin
penghinaan, pencemaran nama baik, berita “Sebab, secara hukum aturan mengenai
bohong, dan perbuatan tidak perbuatan tidak menyenangkan sudah
menyenangkan,” kata Asep ketika ditemui di dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi,”
Jakarta, Selasa (10/11). katanya. “Lantas mengapa Polri justru
43
kembali menggunakan aturan tersebut dalam maya yang dikhawatirkan bisa memicu
surat edarannya itu.” keresahan dan konflik di masyarakat.
Seperti diketahui, Polri telah FacebookTwitterGoogle+PrintEmailWhat
mengeluarkan Surat Edaran Kapolri No. sApp
SE/6/X2015 tentang Penanganan Ujaran
Kebencian sejak 8 Oktober 2015. Hal itu
dilakukan salah satunya untuk menyikapi
semakin maraknya ujaran kebencian di dunia

44
Ujaran Kebencian dalam Pusaran Ruang
Publik
by Tuti BudirahayuTuti Budirahayu
Jumat, 13 November 2015
46

Direktur LBH Pers Asep Komaruddin Semua tindakan di atas memiliki tujuan
(kanan), Kepala Divisi Advokasi Hak Sipil atau bisa berdampak pada tindak
dan Politik Kontras Putri Kanesia (kiri), dan diskriminasi, kekerasan, penghilangan
Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan nyawa, dan atau konflik sosial. Aspeknya
Indonesia (PSHK) Miko Susanto Ginting meliputi suku, agama, aliran keagamaan,
(tengah) memegang sejumlah tulisan yang keyakinan dan kepercayaan, ras,
mengritisi Surat Edaran (SE) Kapolri Nomor antargolongan, warna kulit, etnis, gender,
SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran� kaum difabel, dan orientasi seksual. Ujaran
Kebencian atau hate speech di kantor kebencian dapat melalui media kegiatan
Kontras, Jakarta, Selasa (10/11). Surat edaran kampanye, spanduk atau banner, jejaring
tersebut dinilai dapat berpotensi dapat media sosial, penyampaian pendapat di
mengkriminalisasi seseorang serta muka umum atau demonstrasi, ceramah
membungkam kebebasan berpendapat dan keagamaan, media massa cetak maupun
berekspresi. ANTARA FOTO/Rosa elektronik, dan pamflet.
Panggabean Hate speech dalam konteks sosiologis
Direktur LBH Pers Asep Komaruddin masyarakat Indonesia bisa jadi merupakan
(kanan), Kepala Divisi Advokasi Hak Sipil hal yang biasa. Sama halnya ketika orang
dan Politik Kontras Putri Kanesia (kiri), dan melakukan ‘rumpian’, ‘rerasan’, ‘gosip’, atau
Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan bentuk-bentuk obrolan masyarakat di
Indonesia (PSHK) Miko Susanto Ginting komunitas warung kopi, ‘cangkrukan’ atau
(tengah) memegang sejumlah tulisan yang di sudut-sudut jalan. Fungsinya sebagai alat
mengkritisi Surat Edaran Kapolri tentang atau cara untuk mengontrol tindakan
Penanganan Ujaran Kebencian di kantor anggota masyarakat yang dianggap keluar
Kontras, Jakarta, Selasa (10/11). ANTARA dari batas norma. Rumpian, rerasan atau
FOTO/Rosa Panggabean gosip itu menjadi kontrol sosial yang efektif
Berhati-hatilah berbicara, menulis atau bila dilakukan pada komunitas komunal
berkomentar tentang suatu hal di ruang dengan tipe masyarakat bersolidaritas
publik, jika tidak ingin terjerat oleh aturan mekanis, di mana hubungan-hubungan sosial
tentang ujaran kebencian (hate speech). Ini di antara anggotanya begitu intim atau dekat.
berlaku sejak 8 Oktober 2015 ketika Kepala Berbeda halnya jika kebiasaan menggosip
Polisi RI Jenderal Badrodin Haiti itu dibawa pada kehidupan masyarakat
mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. dengan bentuk relasi sosial yang lebih
SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran kompleks. Masyarakat modern yang
Kebencian. terfragmentasi ke dalam berbagai golongan,
Menurut surat edaran tesebut, ujaran ras, etnis, agama atau kelompok-kelompok
kebencian adalah tindak pidana yang sosial lainnya cenderung akan bereaksi
berbentuk penghinaan, pencemaran nama dengan obrolan-obrolan yang tidak
baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan di ruang publik.
menyenangkan, memprovokasi, menghasut, Rumpian atau rerasan yang memiliki
dan penyebaran berita bohong. fungsi kontrol sosial cukup efektif bagi
45
masyarakat komunal berbalik menjadi publik itu mampu menegakkan etika
senjata tajam yang bisa menimbulkan kehidupan berdemokrasi. Seperti sikap dan
perpecahan atau konflik sosial tindakan bertoleransi, saling menghargai dan
berkepanjangan pada masyarakat modern menghormati hak masing-masing individu,
bila tujuan melakukan kontrol sosial itu mengedepankan kepentingan bersama
dilakukan dengan cara yang tidak beretika. daripada kepentingan pribadi, tidak
Bertemunya berbagai individu atau menonjolkan keunggulan diri sendiri, tidak
kelompok-kelompok masyarakat di ruang- bersikap arogan dengan memandang rendah
ruang publik, seperti di warung kopi, mal, orang lain, berkata, bertindak dan
kafe atau berbagai tempat nongkrong anak- berperilaku sopan.
anak muda, bahkan di dunia maya dengan Bila etika dan kedewasaan berdemokrasi
kehadiran berbagai media sosial yang sangat pada masyarakat Indonesia sudah terbentuk
massif, menjadi penanda penting bagi dengan baik, maka ruang publik dapat
kehidupan masyarakat modern. Filsuf dijalankan fungsinya sebagai sarana untuk
Jerman Jurgen Habermas menunjukkan menyatakan opini, pendapat, kepentingan,
bahwa ruang publik pada masyarakat kegelisahan-kegelisahan politis warga,
modern memiliki peran yang cukup berarti argumen, dan bahkan kontrol sosial kepada
dalam proses berdemokrasi. penyelenggaran negara. Dengan begitu,
Ruang publik merupakan wahana ruang publik harus bersifat bebas, terbuka,
beradunya berbagai wacana dan opini-opini transparan, mudah diakses oleh semua
masyarakat. Melalui ruang publik inilah orang, dan tidak ada intervensi dari
warga masyarakat diuji kematangan dan pemerintah.
kedewasaannya dalam berdemokrasi. Bila Jika demikian, aturan tentang ujaran
ruang publik digunakan sebagai tempat kebencian atau bahkan hukuman pidana
untuk memojokkan kelompok-kelompok kepada orang-orang yang dianggap
tertentu demi kepentingan diri atau menyebarkan ujaran kebencian tidak lagi
kelompoknya, maka sudah pasti reaksi keras diperlukan.
akan bermunculan dari masyarakat.
Ruang publik akan menjadi efektif dan
berdaya kuat mendorong tumbuhnya nilai-
nilai demokrasi ketika pengguna ruang

46
Surat Edaran Kapolri Berpotensi Cederai
Kebebasan Berpendapat
by Tito DirhantoroTito Dirhantoro
Selasa, 10 November 2015
28
disalahgunakan,” kata Putri di Jakarta, Selasa
Seorang pria memegang alat pengeras (10/11).
suara di depan tulisan yang mengkritisi Surat Menurut dia, adanya surat edaran ujaran
Edaran (SE) Kapolri Nomor SE/6/X/2015 kebencian dari pihak kepolisian sangat
tentang Penanganan Ujaran� Kebencian mengkhawatirkan bagi publik. Alih-alih
atau hate speech di kantor Kontras, Jakarta, melindungi masyarakat yang menjadi korban
Selasa (10/11). Surat edaran tersebut dinilai ujaran kebencian, melalui surat edaran ini
dapat berpotensi dapat mengkriminalisasi kebebesan berpendapat masyarakat, baik di
seseorang serta membungkam kebebasan dunia maya dan dunia nyata, menjadi
berpendapat dan berekspresi. ANTARA terancam.
FOTO/Rosa Panggabean/nz/15. “Saat ini sebanyak 180 ribu akun tengah
Seorang pria memegang alat pengeras dipantau pihak kepolisian. Artinya, Surat
suara di depan tulisan yang mengkritisi Surat Edaran Kapolri ini telah melenceng dari
Edaran Kapolri Nomor SE/6/X/2015 tentang tujuan awal untuk menangani perbuatan
Penanganan Ujaran� Kebencian di kantor ujaran kebencian,” tuturnya.
Kontras, Jakarta, Selasa (10/11). ANTARA Padahal, kata Putri, adanya surat edaran
FOTO/Rosa Panggabean/nz/15. ini seharusnya negara hadir melindungi
Surat Edaran Kapolri tentang kelompok minoritas yang kerap tertindas dan
Penanganan Ujaran Kebencian atau Hate menjadi korban ujaran kebencian dari
Speech dinilai berpotensi mencederai kelompok mayoritas. Bukan justru
kebebasan berpendapat masyarakat. membungkam kemudian menghukum
Pasalnya, konsep yang ditawarkan pihak pribadi perorangan yang menyatakan
kepolisian melalui surat edaran tersebut pendapatnya lewat jejaring media sosial.
tidak sesuai dengan konsep penanganan Tak hanya itu, dia juga mengkhawatirkan
ujaran kebencian berdasarkan kajian hak poin kerja sama pihak kepolisian dengan
asasi manusia. tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
Kepala Divisi Pembela Hak Sipil Politik pemuda, dan akademisi dalam menangani
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban perbuatan ujaran kebencian. Kerja sama
Tindak Kekerasan (KontraS), Putri Kanesia, tersebut bila tidak ada aturan dan penjelasan
mengatakan selama ini berbagai perbuatan lebih rinci, bukan tidak mungkin justru dapat
ujaran kebencian terjadi hampir tanpa ada mengakibatkan suatu kelompok tertentu
upaya penanggulangan dari negara. Adanya melakukan tindakan kekerasan sewenang-
surat edaran ini merupakan langkah maju wenang kepada pelaku ujaran kebencian
yang diambil pihak kepolisian sebagai dengan berlandaskan surat edaran tersebut.
pedoman bagi penegak hukum untuk Karena itu, dia menegaskan, perlu
menangani perbuatan ujaran kebencian. adanya ketentuan-ketentuan yang mengatur
“Namun demikian, Surat Edaran Kapolri lebih rinci mengenai penanganan ujaran
itu tidak luput dari kekurangan. Tidak kebencian. Salah satunya menjelaskan
adanya aturan hukum yang lebih spesifik mengenai karakteristik yang patut
mengatur mengenai penanganan perbuatan dilindungi. Dalam aturan ini perlu
ujaran kebencian menjadi salah satu menentukan jenis karakteristik kelompok apa
penyebab yang sangat rawan
47
yang perlu dilindungi dari perbuatan ujaran majemuk, sekiranya karateristik itu perlu
kebencian. diperluas. Tidak hanya empat poin yang
Selama ini karakteristik yang paling disebutkan tadi, tapi juga pada aliran
umum digunakan oleh negara dalam aturan keagamaan, keyakinan/kepercayaan,
ujaran kebencian adalah ras, kebangsaan, antargolongan, warna kulit, gender, kaum
suku, dan agama. Namun, untuk di difabel, dan orientasi seksual.
Indonesia yang masyarakatnya sangat

48
ITE dan Teror Digital
by Arman DhaniArman Dhani
Kamis, 17 Desember 2015
31
People holding mobile phones are mendistribusikan pernyataan itu ke grup
silhouetted against a backdrop projected with LINE sehingga dapat dibaca dan diakses oleh
the Twitter logo in this illustration picture penghuni grup lainnya.
taken in Warsaw September 27, 2013. Twitter Ganjaran yang diatur dalam pasal ini
Inc, the eight-year-old online messaging tidak main-main. Pelanggar akan dikenakan
service, gave potential investors their first sanksi penjara maksimal 6 tahun atau denda
glance at its financials on Thursday when it maksimal Rp 1 miliar.
publicly filed its IPO documents, setting the Bagaimana sebenarnya undang undang
stage for one of the most-anticipated debuts diperlakukan? Apakah ia melindungi atau
in over a year. Picture taken September 27. menindas masyarakatnya? Undang-Undang
REUTERS/Kacper Pempel (POLAND - Tags: Informasi dan Transaksi Elektronik selama
BUSINESS TELECOMS LOGO) beberapa tahun terakhir tercatat telah
People holding mobile phones are menjerat sebanyak 74 orang. ITE lebih
silhouetted against a backdrop projected with menjadi alat pembungkam kritik daripada
the Twitter logo in this illustration picture melindungi masyarakat, terlebih apabila
taken in Warsaw September 27, 2013. Twitter undang-undang ini digunakan oleh penguasa
Inc, the eight-year-old online messaging untuk membungkam masyarakat yang
service, gave potential investors their first mengkritisi kebijakan publik yang dibuat
glance at its financials on Thursday when it olehnya.
publicly filed its IPO documents, setting the Lantas apakah UU ITE harus seluruhnya
stage for one of the most-anticipated debuts dicabut untuk memberi ruang kebebasan
in over a year. Picture taken September 27. berekspresi? Tentu tidak, ITE Bisa berguna
REUTERS/Kacper Pempel (POLAND) untuk banyak hal. Misalnya untuk
Bagaimana semestinya sebuah undang- menertibkan berbagai situs-situs yang
undang melindungi warganya? menyerukan kebencian, usaha makar,
Fadhli Rahim, seorang PNS asal pelacuran on line, perdagangan manusia, dan
kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, divonis transaksi narkotik. Jika memang negara ingin
delapan bulan penjara. Ia terjerat pidana agar undang-undang ini dapat melindungi
karena ucapannya di grup LINE dianggap masyarakatnya, ia harus berkembang dan
melanggar UU ITE. Fadhli menuduh bahwa bisa beradaptasi dengan kondisi
Bupati Gowa tidak inovatif dan memungut masyarakatnya.
fee dari investor. Ucapan itu diteruskan Dalam artikelnya Safevoicenet (Southeast
seseorang ke sang bupati dan membuat Asia Freedom of Expression Network),
Fadhli terseret ke pengadilan. Atas kasus ini sebuah organisasi nirlaba yang fokus
Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Negeri mengamati kebebasan berekspresi di internet,
Sungguminasa menuntut Fadhli dengan sejak diberlakukan tahun 2008, UU ITE
hukuman penjara 1 tahun 6 bulan. memang seakan menjadi momok bagi
Pasal yang digunakan jaksa adalah pasal pengguna internet. Hal ini karena
27 ayat 3 UU ITE. Fadhli lantas divonis kebanyakan yang terjerat undang-undang ini
hukuman 8 bulan penjara karena dianggap adalah mereka yang mengkritisi kebijakan,
mencemarkan nama baik Bupati Gowa sikap, atau aturan pemerintah.
Ichsan Yasin Limpo. Fadhli pun sudah Kasus Rudy Lombok adalah satu contoh
terbukti sengaja mentransmisikan dan paling baru di mana seseorang diperkarakan
49
terkait kritik terhadap kinerja pejabat. Rudy, ITE, seharusnya yang bisa mengakses
yang bernama asli Furqan Ermansyah, Facebook tersebut adalah Ibu Wisni sendiri.
mengkritisi kinerja pengurus BPPD NTB di Maka, sebenarnya perlu ada kesadaran
Dubai, Uni Emirat Arab. Rudi mengkritisi tentang skala prioritas dalam penanganan
mengapa justru BPPD memamerkan video kasus yang berkaitan dengan UU ITE.
jalan-jalan pengurus BPPD yang dikemas Jangan sampai kasus pemblokiran breast
dalam studi banding. Kritik yang lain tentang feeding terjadi lagi, karena kata kunci seperti
oknum BPPD yang menjual paket wisata di breast termasuk dalam yang dianggap
website BPPD (iklan). Menurut Rudi, situs memuat pornografi. Juga kasus ketika Vimeo
BPPD tidak sepantasnya mencari yang diblokir karena dianggap memiliki
keuntungan. muatan film porno. Penguasaan atas konten,
Salah satu kasus yang paling dikenal asas kebermanfaatan, dan juga fungsi
publik terkait Pasal 27 ayat 3 UU ITE adalah semestinya menjadi pertimbangan sebuah
Prita Mulyasari dan RS Omni Internasional. situs diblokir atau tidak.
Prita digugat karena curhatannya terkait Sensor selamanya akan menghambat
pelayanan rumah sakit tersebut dianggap kemajuan. George Orwell menggambarkan
melakukan pencemaran nama baik. dengan sempurna negara dengan sensor
Masyarakat lantas merespons kasus ini dan dalam 1984. Ia menunjukan sebuah negara
melakukan perlawanan dengan gerakan Koin yang dikontrol oleh satu entitas besar
untuk Prita. Namun gerakan temporer tunggal. Masyarakat homogen yang
semacam ini berhenti pada tataran peduli, disatukan kendali totaliter dan despotik.
namun belum sampai pada usaha untuk Dalam 1984 kejahatan terbesar adalah
melakukan peninjauan kembali atas undang- pemikiran kritis dan sikap independen. Bung
undang yang bermasalah ini. Besar lantas menciptakan Ministry of Truth,
Damar Juniarto, seorang penulis dan yang bertugas membuat propaganda dan
pegiat literasi, pernah diancam akan revisi sejarah agar masyarakat dapat
dilaporkan ke polisi karena menulis kritik dikendalikan.
untuk Andrea Hirata. Damar mempersoalkan 1984 bukanlah ketakutan yang
pernyataan Andrea Hirata yang berkata berlebihan. Jika melihat bagaimana Korea
bahwa dalam 100 tahun terakhir tidak ada Utara hari ini berdiri, ia sebenarnya
sastrawan Indonesia yang berpengaruh di perwujudan dari masyarakat yang
dunia. Melalui tulisan yang ia buat, Damar dikendalikan oleh sensor. Indonesia pada
lantas membantah penyataan Andrea zaman Orde Baru mengalami ini. Melalui
tersebut. Damar kemudian dianggap Kementerian Penerangan, pemerintah bisa
mencemarkan nama baik Andrea Hirata, menentukan mana berita yang harus muncul
namun ancaman ini tidak berkembang ke dan tidak. Sensor bukan berarti represi, ia
ranah hukum karena usaha damai dari Yusril bisa saja dalam bentuk rayuan, sogokan, dan
Ihza Mahendra yang menjadi penengah. juga tawaran iklan.
UU ITE Memang kerap melahirkan Jika UU ITE tidak segera direvisi, bukan
kasus-kasus unik, namun tragis. Misalnya tidak mungkin Indonesia akan jatuh sebagai
Wisni Yetty, seorang ibu rumah tangga, juga negara yang mengadopsi sensor seperti 1984.
tersandung kasus UU ITE atas laporan Masyarakat akan merasa takut
mantan suaminya sendiri. Ia diduga mengemukakan kritik terhadap kebijakan
berselingkuh melalui chat Facebook. publik karena ancaman UU ITE. Kebebasan
Menariknya, bukti yang disertakan mantan berpendapat adalah satu hal yang membuat
suaminya adalah cetak (print out) manusia menjadi manusia. Jika ini direnggut
percakapan Ibu Wisni dengan teman melalui ancaman penjara, apa gunanya kita
Facebook-nya. Jjika memang mematuhi UU berpikir?

50
UU ITE: Antara Ancaman dan Kebebasan
Berpendapat
by Redaksi Geotimes
Kamis, 8 Oktober 2015
76
atas jalannya pemerintahan sekarang,
Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali maupun kebijakan yang pernah dan akan
(tengah) didampingi penasehat hukumnya diambil. Bukan hanya itu, bahkan netizen
menunjukkan contoh surat kutipan media memiliki peran baru sebagai “pengawal”
kepada wartawan usai menjalani jalannya pemilu lewat sejumlah inisiatif
pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, teknologi internet. Ambil contoh, inisiatif
Jakarta, Senin (5/10). Effendi Gazali diperiksa Ainun Najib dan kawan-kawan membuat
sebagai saksi yang meringankan untuk kasus kawalpemilu.org, yakni situs yang
dugaan pencemaran nama baik hakim memudahkan netizen terlibat sebagai
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Sarpin pemeriksa berkas-berkas pemilu sehingga
Rizaldi, dengan tersangka Taufiqurrahman hasil penghitungan suara terjaga dari
dan Ketua KY Suparman Marzuki. ANTARA kemungkinan kecurangan.
FOTO/Reno Esnir/foc/15. Peningkatan peran netizen juga bisa
Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali ditandai dengan keterlibatan mereka menjadi
(tengah) didampingi penasehat hukumnya buzzer atau juru bicara kandidat calon
menunjukkan contoh surat kutipan media presiden, baik dibayar maupun sukarela.
kepada wartawan usai menjalani Inisiatif konkret partisipasi netizen juga hadir
pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, lewat polling center “Kabinet Alternatif
Jakarta, Senin (5/10). ANTARA FOTO/Reno Usulan Rakyat“ setahun lalu yang diadakan
Esnir. Radio Jokowi dan Jokowi Center untuk
Pesta demokrasi Indonesia 2014 memudahkan netizen mengusung nama
memasuki zaman baru. Masyarakat menteri favorit mereka kepada presiden
Indonesia yang dulunya dikenal the silent terpilih. Berbagai hal tersebut menunjukkan:
majority akibat dari kebijakan the floating internet bukan lagi sekadar menyalurkan
mass sejak zaman Orde Baru–karena rendah aspirasi, tapi juga bisa membantu netizen
level partisipasi politiknya dan dicuci untuk berpartisipasi dalam agenda-agenda
otaknya dengan sikap apolitis dengan jargon demokrasi.
“politik no, pembangunan yes”–tiba-tiba Internet adalah Instrumen
berubah. Lanskap politik yang tadinya sunyi Demokratisasi Mutakhir
sepi, tiba-tiba tersegmentasi menjadi dua Hal ini sejalan dengan apa yang ditulis
kubu calon presiden yang berseberangan. oleh Frank La Rue, Pelapor Khusus PBB
Yang juga berbeda, lanskap politik untuk Kebebasan Berpendapat dan
diwarnai dengan masifnya penggunaan Berekspresi pada laporan 16 Mei 2011. Frank
media sosial dan pemanfaatan teknologi La Rue percaya internet menjadi instrument
internet oleh netizen di Indonesia untuk paling kuat dalam abad ke-21 untuk
terlibat dalam situasi politik. Politik yang meningkatkan transparansi dalam
dulunya tabu dibicarakan menjadi hal yang mengawasi pemerintahan, memberi akses
lazim dibicarakan di ruang privat, publik, pada informasi, dan juga memfasilitasi warga
bahkan di media sosial. untuk berpartisipasi dalam membangun
Kritik-kritik bahkan juga fitnah kerap masyarakat yang demokratis. Lebih lanjut
dilontarkan, baik kepada figur calon lagi, internet bukan hanya memampukan
presiden, para pendukung calon presiden, seseorang untuk menggunakan hak untuk
51
berpendapat secara bebas, tetapi juga yang tidak hanya menyangkut masalah
menyuarakan hak asasi manusia dan keamanan jaringan, tetapi juga menyangkut
mendorong kemajuan masyarakat ke arah perlindungan dan keamanan masyarakat di
yang lebih baik. suatu negara. Pemerintah Indonesia juga
Lebih elaboratif dalam laporan 4 aktif menyampaikan berbagai tanggapan dan
September 2013, Frank La Rue menulis masukan agar isu-isu keamanan diatur dalam
mengenai peran internet untuk memenuhi ITRs.
hak atas kebenaran. Ia merefleksikan hal Pandangan pemerintah Indonesia ini
tersebut dari sekian banyak hal yang selama sama dengan pendapat pemerintah Iran,
ini ditutup-tutupi pemerintah di banyak Cina, Rusia, Arab Saudi. Sementara negara-
negara. Negara dengan sengaja membatasi negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris,
hak warga untuk mendapatkan kebenaran Swedia, dan Belanda berpendapat sebaliknya
atas sejumlah peristiwa nasional yang terjadi. dengan menyatakan bahwa isu-isu keamanan
Internet dapat menjadi instrumen agar warga tidak perlu diatur dalam ITRs, karena
bisa mendapat hak ekonomi, sosial, budaya bertentangan dengan Resolusi Nomor 130
sepenuhnya lewat transparansi pemerintahan Guadalajara Tahun 2010, dan mengusulkan
dan dibukanya partisipasi warga dalam istilah baru yaitu “robustness” sebagai
menjalankan pemerintahan yang demokratis. penganti istilah keamanan dalam ITRs.
Dengan sendirinya, tanpa akses ke Apa artinya? Bila mengacu pada laporan
informasi yang memadai, gagasan akan Frank La Rue, pemerintah Indonesia
transparansi, akuntabilitas pejabat publik, termasuk dalam kelompok pemerintahan
pemberantasan korupsi ataupun partisipasi yang risau akan kemajuan internet. Alih-alih
publik dalam proses penyusunan kebijakan, memikirkan kebijakan untuk melibatkan
tidak akan pernah terwujud. netizen dalam partisipasi warga dalam
Frank La Rue juga menulis bahwa menjalankan pemerintahan yang demokratis,
kemajuan peran internet telah membuat pemerintah lebih tertuju pada aturan-aturan
pemerintah di banyak negara risau. untuk membatasi pemanfaatan internet dan
Kerisauan pemerintah ditunjukkan dengan perilaku penggunanya.
berbagai tindakan untuk memblokir konten, Kominfo, Rezim Kontrol Internet?
memata-matai (surveillance) dan Internet di Indonesia diatur lewat
mengidentifikasi aktivis dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
mengkriminalisasi pendapat atau ekspresi tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
yang sah. Kerisauan tersebut termanifestasi Selama 6 tahun usianya, UU ITE ini telah
dalam wujud aturan pembatasan untuk mengatur tata kelola internet sekaligus
melegitimasi tindakan-tindakan tersebut. menetapkan sejumlah perbuatan yang
Bagaimana dengan sikap pemerintah dilarang, antara lain: 1. konten ilegal, yang
Indonesia pada internet? Pada sidang World terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,
Conference on International penghinaan/pencemaran nama baik,
Telecommunications 2012, 3-14 Desember penyebaran kebencian, ancaman dan
2012, di Dubai, Uni Emirat Arab, pemerintah pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29
Indonesia terlibat aktif untuk mereview dan UU ITE); 2. akses ilegal (Pasal 30); 3.
merevisi ketentuan tentang International intersepsi ilegal (Pasal 31); 4. gangguan
Telecommunication Regulations (ITRs). terhadap data (Pasal 32 UU ITE); 5. gangguan
Dalam pembahasan revisi ITRs, terhadap sistem (Pasal 33 UU ITE); 6.
Indonesia menginginkan adanya penyalahgunaan alat dan perangkat (Pasal 34
penambahan aspek keamanan dalam UU ITE).
pemanfaatan teknologi informasi dan Sorotan pada UU ITE mencuat sejak
komunikasi serta aspek penegakan hukum terjadinya kasus penahanan Prita Mulyasari
terhadap ancaman-ancaman dunia maya pada tahun 2009 karena pasal 27 ayat 3 UU

52
ITE mengenai pencemaran nama baik. secara hukum dan menjamin partisipasinya
Menyusul Prita Mulyasari, ada lebih dari 50 dalam proses demokratisasi.
kasus yang tercatat oleh Southeast Asia Kominfo juga perlu ditegur karena
Freedom of Expression Network/SAFENET, melakukan blokir konten di internet lewat
terkait pasal tersebut hingga kasus Florence Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19 Tahun
Sihombing akhir bulan Agustus 2014. 2014 tentang Penanganan Situs Internet
Kelemahan pasal tersebut ada pada Bermuatan Negatif. Peraturan tersebut
multitafsir pada pengertian “transmisi membatasi hak warga dan menempatkan
elektronik” yang tidak dibedakan antara Kominfo menjadi lembaga superbody untuk
mana komunikasi yang privat dan mana melakukan kontrol konten internet. Kominfo
yang publik sehingga warga yang mengirim menjadi pelapor, pengadu, penyidik,
SMS, e-mail, forum tertutup di Facebook, penuntut, pembuat standar penilaian,
menulis status di Blackberry Messenger sekaligus penilai dan eksekutor dalam
disamakan dengan mereka yang menulis menerapkan kebijakan pemblokiran dan
status di Twitter, wall Facebook, dan sosial penyaringan konten.
media terbuka lainnya. Alasan Kominfo menutup sejumlah
Selain itu, sorotan juga pada pengertian konten dengan alasan pornografi tidak sesuai
penghinaan/pencemaran nama baik yang dengan pelaksanaan yang karut-marut,
subyektif. Padahal bila merujuk pada Pasal karena banyak konten internet yang tidak
310 dan 311 KUHP, pembuktian atas kasus bermuatan pornografi juga ikut ditutup
pencemaran nama harus lebih dulu dengan sepihak. Sebut saja situs tentang
dijelaskan mengenai niat. Itu artinya, mereka edukasi menyusui (ASI), tentang aksesibilitas
yang tidak melakukannya secara sengaja difabel (tuna netra), tentang program edukasi
tidak bisa dikenakan pasal pencemaran nama anak/remaja dan tentang wisata di
dengan mudah. Mentawai, tentang kamus bahasa, dan
Bila melihat ke lebih dari 50 kasus yang lainnya.
dicatat SAFENET, akan tampak penerapan Terakhir tentang penyadapan warga.
Pasal 27 ayat 3 UU ITE ini lebih Pada Maret 2013, sejumlah Internet Service
menguntungkan mereka yang tidak ingin Provider (ISP) di Indonesia, yaitu Telkom,
dikritik daripada mereka yang benar-benar Biznet, dan MatrixNet terindikasi telah
telah dihina lewat internet. Kehadiran Pasal terpasang perangkat yang dapat digunakan
27 ayat 3 UU ITE dengan ancaman hukuman untuk memata-matai pengguna internet di
6 tahun penjara dan denda 1 miliar dalam Indonesia di servernya. Pada September 2013,
Pasal 45 UU ITE ini juga tidak melihat militer Indonesia diberitakan membeli
dampak besar yang ditimbulkannya, yaitu teknologi surveillance dari perusahaan
efek jerih kepada masyarakat untuk menulis swasta Gamma International yang masuk
atau berpendapat secara kritis lewat internet. dalam kategori “corporate enemies of the
Efek jerih ini membuat kritik tidak internet”. Penemuan fakta ini juga
berkembang, sehingga partisipasi warga mengganggu proses partisipasi warga dalam
dalam menjaga jalannya pemerintahan tidak mengawal pemerintahan. Bagaimana bisa
berjalan dengan baik. terlibat dalam partisipasi dengan bebas dari
Baca Juga : INFID Kecam Deportasi rasa takut apabila ada pemantauan diam-
Aktivis Mugiyanto oleh Pemerintah Malaysia diam dari pemerintah atau lembaga tertentu.
Selain Pasal 27 ayat 3 UU ITE, Pasal 28 Hanya penghapusan kriminalisasi
ayat 2 dan Pasal 29 UU ITE juga mempunyai pendapat dan jaminan perlindungan
masalah bagi netizen di Indonesia. partipasi dari blokir konten dan penyadapan
Kriminalisasi pendapat netizen jelas salah. Itu bisa membuat pemerintahan di Indonesia
sebabnya, UU ITE perlu dikembalikan ke berjalan lebih demokratis lewat partisipasi
semangat yang benar: melindungi netizen

53
netizen. Bila tidak, dijamin lebih banyak
netizen di Indonesia masuk ke penjara.

54
Setelah Revisi UU ITE Disahkan
by Richard Sianturi
Selasa, 21 Maret 2017
124
Sumber: www.pks.id - Rancangan UU biasa. Implikasi dari ketidakjelasan sifat delik
revisi terhadap UU Nomor 11 Nomor Tahun dari pasal ini adalah munculnya kasus
2008 tentang Informasi dan Elektronik (RUU pencemaran nama baik dengan jumlah lebih
ITE) yang telah disahkan pada Rapat banyak dari kasus-kasus transaksi elektronik
Paripurna DPR RI hari Kamis (27/10), mulai yang sebenarnya paling banyak diatur dalam
hari ini, Senin (28/11) sudah mulai UU ITE. Jadi, penegasan bahwa Pasal 27 ayat
diberlakukan. (3) sebagai delik aduan perlu disambut baik,
Pembahasan revisi atas UU Nomor 11 sebab akan memberikan kepastian hukum
Nomor Tahun 2008 tentang Informasi dan dalam prosedur penegakannya.
Elektronik (Oktober 2016) [sumber: pks.id] Meski begitu, persoalan atas eksistensi
Setelah sejak tahun 2015 masuk dalam Pasal 27 ayat (3) ini di UU ITE tidak begitu
program legislasi nasional (prolegnas), saja selesai. Dipersingkatnya ancaman pidana
akhirnya revisi atas Undang-Undang Nomor penjara, misalnya, tidak memiliki alasan yang
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan jelas selain agar tersangka yang diduga
Transaksi Elektronik disetujui oleh Dewan melanggar pasal ini tidak ditahan. Padahal,
Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23 Oktober dalam hukum pidana, pertimbangan untuk
2016 lalu dan mulai berlaku sejak 28 menahan seorang tersangka dilandaskan
November 2016. kepada syarat subjektif atau objektif.
Ada beberapa perubahan dan tambahan Subjektif artinya tergantung subjektivitas
aturan dalam revisi ini, di antaranya penyidik; apakah tersangka akan melarikan
mengenai kedudukan informasi elektronik diri, merusak atau menghilangkan barang
dan/atau dokumen elektronik sebagai alat bukti, mengulangi perbuatan. Meski syarat
bukti yang sah pada pasal 5. Soal ini juga objektifnya (dalam KUHAP) mengatur
ditegaskan bahwa informasi elektronik bahwa tersangka dengan ancaman hukuman
dan/atau dokumen elektronik yang dari pasal yang dilanggar lima tahun atau
merupakan hasil dari intersepsi hanya dapat lebih harus ditahan, penyidik bisa
menjadi alat bukti yang sah jika dilakukan memutuskan untuk tidak menahan tersangka
atas permintaan penegak hukum dalam (kasus Ahok misalnya).
rangka penegakan hukum sesuai undang- Jika perubahan ancaman hukuman ini
undang (pasal 31). hanya untuk memastikan bahwa tersangka
Dalam UU revisi juga ditegaskan bahwa yang melanggar Pasal 27 ayat (3) ini tidak
jenis delik yang diatur dalam pasal ditahan, bukankah secara praktik
penghinaan dan pencemaran nama baik yang kemungkinan tersangka yang tidak ditahan
diatur pada Pasal 27 ayat (3) merupakan untuk menghilangkan barang bukti dalam
delik aduan. Artinya, sebuah proses hukum bentuk informasi dan dokumen elektronik
akan dijalankan jika ada pengaduan untuk adalah sangat mudah? Tentu kalau barang
memproses kasus itu. Hal lain yang berubah bukti rusak atau hilang, prosedur
dari pasal ini juga berkaitan dengan penanganan perkara pidana akan menjadi
dipersingkatnya ancaman pidana penjara lebih sulit.
dari 6 tahun menjadi 4 tahun dan/atau denda Selain penegasan untuk alat bukti dan
yang semula 1 miliar menjadi 750 juta rupiah. pasal pencemaran nama baik sebagai delik
Sebelumnya, polisi bisa memproses aduan, kewenangan pemerintah juga
sebuah kasus tanpa perlu menunggu aduan, diperluas untuk melakukan pemblokiran
sebab pasal ini bisa dibaca sebagai delik akses atas informasi elektronik yang
55
mengandung unsur pornografi, terorisme, Sayangnya, RUU Perlindungan Data dan
dan ujaran kebencian demi “mengontrol dan Informasi Pribadi yang bisa membantu
menjamin” terselenggaranya aktivitas dunia pengaturan soal hak untuk dilupakan ini
siber yang lebih baik. Namun, alasan itu tidak masuk dalam prolegnas sampai tahun
tidak cukup, karena di sisi lain diperluasnya 2017. Komisi I dan Komisi III menganggap
kewenangan pemerintah akan RUU ini tidak menjadi yang paling prioritas
mempersempit makna kebebasan berekpresi untuk dibahas, meski kenyataannya
dan berpendapat sebagai bagian dari hak Indonesia termasuk negara yang sudah
asasi seseorang yang jelas dijamin dalam sangat terlambat membuat peraturan tentang
sistem hukum Indonesia. perlindungan data pribadi.
Pengaturan perluasan kewenangan Data PBB menunjukkan bahwa 108 dari
pemerintah dalam Pasal 40 dalam UU revisi 177 negara sudah memiliki aturan tentang
itu tetap harus dibatasi dan dikontrol. Dalam perlindungan data pribadi. Dari semua
peraturan pemerintah (PP) yang akan negara anggota ASEAN, hanya Indonesia
menjadi peraturan pelaksana pasal ini, dan Laos yang belum memiliki peraturan
pemerintah harus mendengar pendapat dari perlindungan data pribadi, itu pun pada
berbagai kalangan, terutama praktisi media tahun 2015 parlemen Laos sudah mulai
dan pers, dalam perumusan makna atas membahas RUU Perlindungan Data dan
“konten yang melanggar dan perlu diblokir”. Infomasi Pribadi ini.
Sejalan dengan itu, masyarakat maupun Terlepas dari itu, beberapa hal yang perlu
praktisi media yang terdampak aturan ini diatur dalam PP mengenai hak untuk
harus diberikan ruang untuk memberikan dilupakan ini antara lain tentang pemaknaan
klarifikasi dalam hal akan dilakukannya hak untuk dilupakan itu sendiri. Siapa, apa,
pemutusan akses. dan sejauh apa data pribadi dapat dihapus.
Jelas ini diperlukan, sebab asas Selain itu, sifat data yang dapat dihapus juga
keseimbangan dalam penegakan sebuah harus diperjelas, yaitu data tersebut harus
aturan adalah hal mutlak. Baik penegak tidak relevan, tidak akurat, tidak memadai,
aturan maupun masyarakat memiliki hak dan tidak proporsional.
yang harus dihargai, termasuk dalam Perlu juga diatur mengenai beban
kaitannya dengan aktivitas di dunia siber pembuktian kepada pihak penyelenggara
yang semakin berkembang saat ini. Selain itu, sistem elektronik. Mereka yang harus
ini juga terkait dengan prinsip-prinsip membuktikan jika menolak untuk
demokrasi. Pemerintah memang perlu menghapus data pribadi dari sistemnya,
menjamin lingkungan dunia siber yang misalnya karena data itu dirasa masih
aman, tertib, dan tidak melanggar hukum, relevan, akurat, memadai, dan tidak
tetapi hal itu jangan sampai mencederai hak- berlebihan. Di samping itu, kedudukan dan
hak asasi masyarakat. role dari pribadi yang mengajukan hak untuk
Aturan baru yang sangat perlu dilupakan (koruptor seharusnya tidak berhak
diperhatikan adalah Pasal 26 dalam UU revisi atas penghapusan data mengenai
mengenai pengaturan “hak untuk dilupakan” pemberitaannya, meski sudah selesai
(the right to be forgotten). Hal ini tidak menjalani hukuman). Perlu juga diatur
mudah dijabarkan baik secara konteks pembentukan badan perlindungan data
pengertian maupun prosedur pelaksanaan, untuk membantu implementasi aturan ini.
apalagi Indonesia hanya mengatur dalam Dari sekian penjelasan di atas, revisi UU
satu ayat saja. Idealnya, hak untuk dilupakan ITE sebenarnya tidak memberikan perubahan
ini diatur bersamaan dalam sebuah undang- signifikan. Justru di sisi lain dapat dilihat
undang perlindungan data pribadi, sebab sebagai penambahan beberapa persoalan
data yang dimaksudkan dalam ayat ini prinsipil, seperti munculnya potensi
berkaitan dengan data pribadi seseorang. penyalahgunaan wewenang pemerintah

56
karena diperluasnya kewenangan dalam Juga sangat mungkin terjadi tumpang tindih
mengontrol aktivitas dunia siber. Hal ini pengaturan jika kelak pemerintah dan DPR
akan menyinggung lagi persoalan kebebasan sepakat membuat UU Perlindungan Data dan
berpendapat, berekspresi bahkan hak untuk Informasi Pribadi.
mendapat informasi, jika tidak diatur dengan Jadi, apakah revisi UU ITE ini
jelas dan terukur. memberikan sebuah perubahan yang berarti?
Selain itu, berkaitan dengan pengaturan Saya pikir, belum.
hak untuk dilupakan, bisa terjadi
kesalahpahaman di antara masyarakat jika
aturan yang dibuat tidak jelas, baik konteks
pemaknaan maupun prosedur pelaksanaan.

57
Revisi UU ITE, untuk Melindungi Kebebasan
Berekspresi
by Roni SaputraRoni Saputra
Selasa, 8 Desember 2015
49
Menkominfo Rudiantara (kedua kanan) Elektronik yang hilang. Naskah revisi yang
didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki diinisiasi oleh Kemkominfo disebutkan telah
Tjahaja Purnama (ketiga kanan) dan Direktur selesai pada 11 Juli 2015, dan telah pula
Telkom Indra Utoyo (kanan) mendengarkan dirapatkan dengan Presiden Joko Widodo
penjelasan salah seorang finalis saat pada 20 Oktober 2015.
menghadiri grand final lomba aplikasi Setelah itu, tidak terdengar lagi kabar di
Hackathlon Merdeka 2.0 di Jakarta, Minggu mana naskah revisi UU ITE versi pemerintah
(15/11). Lomba yang diikuti 1.700 peserta tersebut, bahkan dalam daftar prolegnas 2016
dari 28 kota tersebut diselenggarakan oleh revisi UU ITE juga tidak ada. Artinya, pada
komunitas TI Code4Nation berkerjasama tahun 2016 UU ITE tidak menjadi bahasan.
dengan PT Telekomunikasi Indonesia Padahal, dalam prolegnas 2015, UU ITE
(Telkom) bertujuan untuk mencetak menjadi salah satu UU yang prioritas untuk
talenta/ahli IT yang peduli memecahkan dibahas dan direvisi. Jika sampai akhir
permasalahan bangsa. ANTARA Desember 2015 tidak dibahas, tamatlah
FOTO/Audy Alwi/pras/15 riwayat revisi UU ITE, dan tindakan
Menkominfo Rudiantara (kedua kanan) mengkriminalkan kebebasan berekspresipun
didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki akan semakin menjadi-jadi.
Tjahaja Purnama (ketiga kanan) dan Direktur Sejarahnya, UU ITE ini dibentuk untuk
Telkom Indra Utoyo (kanan) mendengarkan memastikan bahwa transaksi keuangan
penjelasan salah seorang finalis saat secara elektronik bersifat sah, dan mengatasi
menghadiri grand final lomba aplikasi persoalan kejahatan dunia cyber yang
Hackathlon Merdeka 2.0 di Jakarta, Minggu melanda hampir semua negara di dunia.
(15/11). ANTARA FOTO/Audy Kejahatan-kejahatan itu menurut UE
Alwi/pras/15 Convention on Cybercrime berupa akses
Pada 10 Februari 2015, Menteri ilegal, penyadapan ilegal, gangguan data,
Komunikasi dan Informatika Rudiantara gangguan terhadap sistem, penyalahgunaan
menyatakan revisi Undang-Undang perangkat elektronik (misuse of device),
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pemalsuan yang terkait dengan komputer,
merupakan agenda prioritas. Salah satu penipuan yang terkait dengan komputer,
fokusnya adalah merevisi Pasal 27 yang pelanggaran terkait dengan pornografi anak,
sering dipakai untuk menjerat seseorang pelanggaran hak cipta dan hak-hak terkait,
dengan tuduhan pencemaran nama baik. serta percobaan atau persengkokolan dalam
Namun hingga Desember 2015 ini melakukan pelanggaran terhadap cyber.
pernyataan Menteri Kominfo tersebut belum Namun setelah disahkan, ternyata UU
terwujud. ITE tidak saja mengatur masalah kejahatan
Kondisi di atas akhirnya membuat cyber, tetapi juga mengatur kejahatan
banyak aktivis kebebasan berekspresi konvensional yang sudah diatur dalam Kitab
bersuara. Salah satunya adalah Forum Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
Demokrasi Digital (FDD), melalui akun salah satunya tentang penghinaan atau
twitter @suratedaran, yang mengumumkan pencemaran nama baik.
pencarian naskah revisi UU No. 11 Tahun Bagi orang yang dilaporkan telah
2008 tentang Informasi dan Transaksi melakukan penghinaan atau pencemaran
58
nama baik, dapat dituntut 6 tahun penjara Pasal karet ini tidak saja menyasar
dan denda Rp 1 miliar. Ancaman ini jauh pengguna media sosial seperti facebook,
lebih tinggi dari penghinaan yang diatur twitter, tetapi juga membidik wilayah-
dalam KUHP. Konsekuensi dari ancaman 6 wilayah yang bersifat privacy seperti email,
tahun ini adalah penegak hukum (polisi) bisa miling list, grup-grup terbatas di media
melakukan penahanan dengan segera. sosial, bahkan layanan pesan pendek (SMS).
Berbeda dari KUHP, polisi tidak bisa serta Dalam sejarahnya, delik penghinaan
merta melakukan penahanan. digunakan untuk melindungi reputasi dari
Persoalan utama dari UU ITE ini bukan para bangsawan, namun dalam
hanya ancamannya yang tinggi, tetapi perkembangannya delik penghinaan
ketidakkonsistenan dari legislatif dalam kemudian digunakan untuk melindungi
menetapkan suatu perbuatan sebagai tindak reputasi orang atau individu. Selain itu, delik
pidana dan penetapan pidananya. penghinaan sendiri telah jauh berkembang
Mudzakkir, dalam kegiatan “Politik tidak hanya melindungi reputasi individu,
Kodifikasi Rancangan KUHP” pada 28 tapi juga kelompok individu dan reputasi
September 2006 yang diselenggarakan oleh perusahaan.
ELSAM menyatakan, “telah adanya Delik penghinaan ini diawali dari tahun
ketentuan yang mengatur mengenai 500 SM yang ditandai dengan adanya
pencemaran nama baik di KUHP dan KUH rumusan “twelve tables”. Ketentuan ini
Perdata, seharusnya menjadi pertimbangan sering kali digunakan sebagai alat
untuk tidak memunculkan delik yang sama pengukuhan kekuasaan otoritarian dengan
dalam Undang-Undang ITE. Pengaturan hukuman-hukuman yang sangat kejam.
ulang tersebut dapat menimbulkan duplikasi Dulunya Inggris pada masa pemerintahan
yang dapat menyulitkan penegakan hukum. Edward I (1271-1307) juga memperkenalkan
Pengulangan pengaturan perbuatan yang penghukuman terhadap penghinaan, yang
dilarang ini bertentangan dengan asas diatur dalam Scandalum Magnatum.
kepastian hukum dan kejelasan rumusan Pengaturan itu dilakukan karena pada masa
atau asas legalitas.” itu di Inggris terdapat cukup banyak korban
Penyataan Mudzakkir sebagai pakar dan kegaduhan akibat pembalasan atas
pidana tersebut mempertegas bahwa ada penghinaan.
kekeliruan dalam pengaturan penghinaan Hukum penghinaan yang diperkenalkan
atau pencemaran nama baik dalam UU ITE, oleh Inggris kemudian menyebar ke berbagai
karena sudah ada pengaturan yang tegas dan negara di dunia. Amerika Serikat juga
jelas dalam KUH Pidana. mengikuti jejak Inggris dengan mengesahkan
Delik Kolonial Alien and Sedition Act pada 1798. Aturan ini
Sejak diberlakukannya UU ITE, pasal mengesahkan tindakan untuk mengusir
yang paling produktif digunakan oleh aparat orang asing yang mengkritik Presiden,
penegak hukum adalah Pasal 27 ayat (3). Kongres ataupun pemerintah lokal.
Pasal yang tidak lebih merupakan jelmaan Sementara itu, warga Amerika Serikat yang
dari pasal perbuatan tidak menyenangkan melakukan hal yang sama akan menghadapi
(sesama pasal karet) ini, sangat efektif untuk sanksi penjara atau denda.
membungkam kebebasan berekspresi di Pada tahun 1964 di Amerika terjadi kasus
dunia maya. Berdasarkan data yang yang dikenal dengan nama New York Time
dihimpun oleh SafeNet, setidaknya hingga Co Vs Sullivan. Kasus ini kemudian menjadi
November 2015, sudah 118 pengguna millestone terhadap hukum penghinaan
internet dijerat oleh “pasal karet” UU ITE secara global. Mahkamah Agung Federal
tersebut dengan tuduhan telah melakukan Amerika Serikat menyatakan, bila pejabat
pencemaran nama baik melalui media sosial. publik akan membawa perkara penghinaan
Baca Juga : Mengenang Huston Smith ke pengadilan, maka mereka harus

59
menunjukkan bukti pelaku penghinaan telah kemerdekaan berekspresi tidak hanya
memiliki pengetahuan bahwa informasi sekadar diatur begitu saja oleh undang-
tersebut salah dan memiliki niat jahat yang undang yang mengatur pembatasan tersebut,
dengan sengaja menyebarluaskan informasi melainkan harus mempunyai standar tinggi,
yang salah tersebut. kejelasan tujuan, aksesibilitas dan
Revisi untuk Melindungi Kebebasan menghindari ketidakjelasan rumusan. Frank
Berekspresi La Rue (special repourture PBB)
Hans Kelsen menyatakan tidak ada menyebutkan pemberian hukuman penjara
hukum bagi seseorang tanpa kewajiban bagi orang yang mencari, menerima, dan
hukum bagi orang lain. Isi dari hak seseorang menyebarkan informasi dan gagasan sulit
pada dasarnya merupakan pemenuhan dibenarkan sebagai tindakan yang sesuai
kewajiban dari orang lain. Dengan demikian, untuk mencapai salah satu tujuan yang sah
ketika seseorang melaksanakan suatu menurut Pasal 19 ayat (3) Kovenan
kewajiban hukum, otomatis ia telah Internasional Hak-hak Sipil dan Politik.
melaksanakan hak hukum dari orang lain Kondisi-kondisi di atas seharusnya
atau masyarakat. menjadi pertimbangan bagi pengambil
Hal yang sama juga berlaku pada kebijakan untuk merevisi UU ITE. UU ITE
penggunaan sanksi pidana berlapis terkait harus dikembalikan ke tujuan awalnya, yaitu
dengan delik penghinaan di dunia maya perlindungan atas kejahatan cyber, dan pasal
(internet). Dalam masyarakat hukum modern penghinaan atau pencemaran nama baik
memandang bahwa delik penghinaan tidak harus dihapuskan dari UU ITE. Dengan
tepat dijadikan sebagai tindak pidana, karena begitu, jaminan pelaksanaan kebebasan
dampak yang diakibatkan tidak langsung, berekspresi dapat terealisasi. Dan sebagai
dan pemulihan terhadap pencemaran nama negara yang menjunjung tinggi hak asasi
karena penghinaan dapat dilakukan segera manusia dan demokrasi, sudah seharusnya
dengan media yang sama. pembuat kebijakan menempatkan kebebasan
Negara-negara modern dalam berekspresi sebagai salah satu ciri dari negara
konstitusinya hanya memperbolehkan berdemokrasi.
pembatasan terhadap kemerdekaan
berekspresi melalui undang-undang.
Implikasi ketentuan ini adalah pembatasan

60
Agar Jokowi Tak Setengah Hati Merevisi UU
ITE
by Shinta AgustinaShinta Agustina
Selasa, 16 Februari 2016
47
Terdakwa kasus penghinaan dan terkait konten bermuatan pemerasan atau
pencemaran nama baik warga Yogyakarta di ancaman. Juga Pasal 28 ayat (1) terkait berita
media sosial, Florence Saulina Sihombing bohong, dan ayat (2) terkait penyebaran
mendengarkan putusan hakim di Pengadilan informasi yang menimbulkan rasa kebencian
Negeri Yogyakarta, Selasa (31/3). Mahasiswa atau permusuhan perihal suku, agama, dan
S2 UGM tersebut divonis hukuman 2 bulan ras (sara).
penjara, masa percobaan selama 6 bulan serta Dari seluruh pasal bermasalah tersebut,
denda sebesar Rp10 juta rupiah karena pasal pencemaran nama baik merupakan
melanggar pasal 27 ayat 3 dan pasal 45 ayat 1 pasal yang paling disorot karena banyak
UU ITE No 11/2008. ANTARA “memakan korban”.
FOTO/Pradita Utama/sgd/ss/pd/15 Meski tindak pidana pencemaran nama
Florence Saulina Sihombing, terdakwa baik telah diatur rinci dalam Kitab Undang-
kasus penghinaan dan pencemaran nama Undang Hukum Pidana/KUHP (Pasal 310
baik warga Yogyakarta di media sosial, hingga Pasal 317), pasal-pasal tersebut
mendengarkan putusan hakim di Pengadilan dianggap belum mampu menjangkau
Negeri Yogyakarta. ANTARA FOTO/ pencemaran nama baik yang terjadi di
Pradita Utama Internet. Dalil tersebut dikuatkan melalui
Setelah berbagai ketidakpastian, akhirnya putusan Mahkamah Konstitusi.
revisi Undang-Undang Informasi dan Jika dicermati, secara teoretis dan dalam
Transaksi Elektronik (ITE) masuk ke dalam praktik, rumusan delik UU ITE memang
Progam Legislasi Nasional 2016. Revisi itu masih bermasalah. Contohnya, dalam pasal
disebabkan UU ITE lebih banyak membatasi yang melarang orang dengan sengaja
hak berekspresi warga di dunia maya mendistribusikan, mentransmisikan, dan
daripada melindungi hak individu dalam membuat dapat diaksesnya informasi
memanfaatkan teknologi informasi yang elektronik yang memiliki konten pencemaran
merupakan alasan utama pembentukan UU nama baik, ternyata tidak memenuhi prinsip
tersebut. lex certa (kejelasan makna). Dalam pasal
Berdasarkan data Lembaga Studi dan tersebut terdapat frasa: “membuat dapat
Advokasi Masyarakat (ELSAM), sepanjang diaksesnya…”, dan frasa, “informasi
2008 hingga 2015, terdapat 120 warga negara elektronik yang bermuatan pencemaran
dipaksa menjalani proses hukum karena nama baik”.
eskspresi mereka di dunia maya. Bahkan, Kedua frasa itu dalam praktiknya dapat
sebagian dari mereka ditahan dengan mengalami fluktuatif makna karena sebuah
tuduhan tindak pidana pencemaran nama tindakan dapat begitu saja diartikan sebagai
baik menurut Pasal 27 ayat (3) UU ITE. perbuatan pencemaran nama baik.
Secara umum, beberapa pasal UU ITE Selain itu, pasal tersebut bermasalah
diperdebatkan karena berpotensi melanggar karena tidak jelasnya objek yang dituju
prinsip perlindungan hak warga negara. berupa orang atau institusi. Akibatnya,
Misalnya, Pasal 27 ayat (1) terkait konten seseorang dapat dengan mudah dipidana
yang bermuatan melanggar kesusilaan karena mencemarkan nama baik sebuah
(pornografi ); ayat (2) terkait perjudian; ayat institusi sebagaimana terjadi pada kasus Prita
(3) terkait pencemaran nama baik; ayat (4) Mulyasari (pencemaran nama baik rumah
61
sakit) dan kasus Florence (pencemaran nama tahun menjadi 4 tahun. Perubahan itu
baik sebuah kota). bertujuan agar pelaku tidak ditahan selama
Pasal itu kian bermasalah ketika tidak proses hukum, karena ancaman pidana
ditentukan apakah delik pencemaran nama tersebut tidak memenuhi syarat penahanan
baik itu adalah delik aduan atau bukan. yang termaktub dalam Pasal 21 KUHAP.
Ketidakjelasan makna itu dapat Namun, perdebatan terhadap ancaman
menyebabkan diabaikannya hak asasi atas pidana tersebut menyisakan pertanyaan
kebebasan berekspresi yang dijamin penting, apakah dengan memenjarakan
konstitusi. pelaku, nama baik dan kehormatan korban
Pasal pencemaran nama baik dalam UU dapat dipulihkan? Jika mengadopsi konsep
ITE itu berbeda dengan Pasal 310 KUHP negara modern yang percaya bahwa semakin
yang menentukan secara jelas perbuatan sedikit perbuatan yang diancam sanksi
yang menyerang kehormatan dan nama baik pidana, maka bangsa itu dianggap lebih
seseorang melalui frasa, “menuduh orang beradab. Maka, bentuk pemidanaan dalam
tersebut telah melakukan sesuatu”. Sehingga, perkara pencemaran nama baik melalui
sebuah tindakan tidak akan menjadi media Internet semestinya dihindari.
pencemaran nama baik karena dilakukan Dalam kajian hukum pidana, masih
untuk membela diri atau untuk kepentingan terdapat bentuk sanksi alternatif lain yang
umum. Apalagi tindak pidana dalam KUHP dapat digunakan untuk membuat jera pelaku
adalah delik aduan yang memiliki ancaman pencemaran nama baik tanpa merendahkan
pidana yang lebih ringan. nilai kemanusiaan dengan
Bahkan pelaku memiliki kesempatan memenjarakannya.
untuk membuktikan tuduhan tersebut. Jika Langkah pemerintah merevisi UU ITE
orang yang dituduh melakukan suatu menunjukkan pemerintah gagal membaca
perbuatan, terbukti melakukan perbuatan kehendak publik. Menurut saya, pengaturan
ayng dituduhkan tersebut, maka orang yang tindak pidana pencemaran nama baik dalam
menuduh tidak dapat dihukum sebagai KUHP sudah memadai untuk melindungi
pelaku penghinaan atau pencemaran nama kebebasan berekspresi dan sekaligus
baik. Sebaliknya, jika tuduhan tersebut tidak melindungi kehormatan/reputasi dan nama
terbukti, maka pelaku akan dihukum karena baik seseorang.
fitnah dengan ancaman pidana yang lebih Pasal 310 KUHP dapat menjerat
berat. perbuatan pencemaran nama baik seseorang
Mencermati beberapa perbedaan tersebut yang dilakukan secara lisan maupun tulisan
dan praktik yang sangat keras, masuk akal melalui berbagai media/sarana. Karena pasal
bila banyak pihak keberatan terhadap tersebut tidak menentukan wujud media atau
keberadaan ketentuan pencemaran nama sarana dilakukannya tindak kejahatan.
baik dalam UU ITE. Karenanya, mereka Dengan demikian, perbuatan pencemaran
mendorong UU tersebut direvisi. nama baik melalui surat atau media massa
Pertanyaannya adalah bagaimana revisi (cetak maupun audio visual, termasuk
tersebut dilakukan agar perlindungan internet) dapat dijangkau oleh ketentuan ini.
kebebasan berekspresi dapat sekaligus Oleh karena itu, tindak pidana pencemaran
melindungi kehormatan dan nama baik nama baik tidak perlu lagi diatur dalam UU
seseorang. ITE. Penegak hukum cukup menggunakan
Melalui Kementerian Komunikasi dan ketentuan KUHP.
Informasi, pemerintah membuat draf revisi Baca Juga : Jokowi dan Korupsi Irman
UU ITE yang mencoba mengakomodasi kritik Gusman
masyarakat terhadap pasal pencemaran Penolakan terhadap revisi UU ITE kian
nama baik tadi. Revisi diarahkan pada beralasan jika membaca rumusan revisi yang
pengurangan ancaman pidana penjara, dari 6 tidak memuat perubahan berarti. Revisi

62
hanya sekadar menambahkan penjelasan Jika pemerintah di bawah kepemimpinan
terhadap pasal tindak pidana pencemaran Presiden Joko Widodo memang berniat
nama baik, dengan menerangkan bahwa merevisi UU ITE, semestinya perbaikan
pasal tersebut mengacu kepada Pasal 310 dan terfokus kepada perlindungan hak atas data
311 KUHP. Karena itu, pengaturan delik pribadi dan hak privacy orang yang
tersebut dalam UU ITE kehilangan memanfaatkan teknologi informasi. Sebagai
urgensinya. pengguna Internet terbesar di dunia,
Logika yang sama juga berlaku bagi Indonesia perlu serius menyusun perangkat
tindak pidana lain yang diatur dalam Pasal hukum yang memadai untuk melindungi hak
27 ayat (1) yang telah diatur dalam Undang- dan data pengguna.
Undang Pornografi Pasal 27 ayat (2) dan ayat Revisi setengah hati hanya akan
(4) yang telah diatur dalam KUHP. Begitu menciptakan masalah baru bagi masyarakat
pula terhadap Pasal 28 ayat (2) sebagai tindak pengguna teknologi informasi.
pidana penebar kebencian (haatzaai
artikelen) yang juga telah diatur dalam
KUHP (Pasal 154-155). Apalagi berdasarkan
putusan MK, pasal-pasal haatzaai itu tidak
lagi berkekuatan hukum mengikat.

63
Mengenang Huston Smith
by Ihsan Ali-FauziIhsan Ali-Fauzi
Sabtu, 7 Januari 2017
47 menyebutnya “buku terpenting tentang
Huston Smith, penulis buku “The perbandingan agama sepanjang masa.”
Religions of Man” (1958), wafat di usia 97 Pada 1991, buku itu diperingkas dan
tahun. [Foto Associated Press] diberi judul baru yang lebih sadar-gender,
Huston Cummings Smith, guru para The World’s Religions (karena man, dalam
guru agama-agama sedunia, salah satu tokoh judul pertama, jelas tidak mencakup woman).
studi perbandingan agama, dan salah satu Dalam kedua versinya, “buku itu sudah
pembela kebebasan beragama di dunia, wafat terjual lebih dari tiga juta kopi.”
pada 30 Desember 2016 lalu, dalam usia 97 Buku itu menggambarkan agama-agama
tahun. Sayang, kita di Indonesia tak terlalu besar dunia, termasuk kepercayaan
peduli padanya (tak ada satu pun berita penduduk asli Amerika, dari sudut pandang
ditulis mengenainya, setahu saya), justru mereka yang mengimaninya—“an insiders’
ketika kita, yang sedang diterjang wabah view,” kata Smith. Tidak ada pretensi untuk
meningkatnya intoleransi, harus belajar judgmental, menilai yang benar atau salah
banyak darinya. dalam satu agama. Tak heran jika semua
Dilahirkan pada 1919, Smith tumbuh pembacanya, terlepas dari agama apa pun
dalam keluarga misionaris di Suzhou, China, yang dipeluknya, senang membaca paparan
dan menghabiskan 17 tahun masa kecil dan Smith tentang agama mereka.
remajanya di sana. Sesudah lulus dari Untuk dapat menulisnya, Smith
Universitas Chicago, dia mengajar di membaca semua kitab suci agama-agama dan
Massachusetts Institute Technology (MIT), mewawancarai wakil-wakilnya yang
Washington University, Syracuse University, terpenting. Tapi dia juga harus menjadi
dan terakhir University of California di pengamat-partisipan dalam ritual semua
Berkeley. agama yang dibahasnya. Dia ingin ikut
Smith menulis sekitar 15 buku, 70 artikel merasakan bagaimana kaum beriman itu
di jurnal ilmiah, dan terlibat dalam “mengekspresikan Yang Mutlak”, yang
pembuatan sekitar 10 film dokumenter sebenarnya tak tergambarkan kata-kata. Dia
tentang agama-agama manusia. Pada 1996, tidak saja ikut menari sufi berputar (darwish)
hidup dan karya-karyanya dikupas Bill mengikuti Rumi, atau mempraktikkan yoga,
Moyes dalam lima serial program khusus tapi juga mencicipi obat yang konon,
PBS (Public Broadcasting Service) berjudul menurut kepercayaan penduduk asli
“The Wisdom of Faith with Huston Smith,” Amerika, bisa membawa kita kepada
yang memperoleh nominasi Emmy Award. pengalaman trance bertemu dengan Yang
Pengamat/Partisipan Mutlak…
Dalam obituarinya, harian New York Buku itu diakhiri dengan semacam
Times menyebut Smith paling dikenal berkat prinsip emas ke arah upaya saling
bukunya yang kini sudah menjadi klasik, The memahami dan koeksistensi di antara agama-
Religions of Man (1958), “yang sepanjang agama. Kata Smith, “If, then, we are to be
setengah abad terus menjadi buku-ajar true to our own faith, we must attend to
standar bagi kelas-kelas perbandingan agama others when they speak, as deeply and as
di berbagai universitas.” Mengutip Stephen alertly as we hope they will attend to us.”
Prothero, gurubesar agama-agama pada Ada kebersahajaan dalam kalimat ini, yang
Universitas Boston, koran itu juga menjadikannya sulit diterjemahkan. Tapi
saduran sederhananya mungkin demikian:
64
“Perlakukanlah agama lain seperti halnya sejati agama-agama itu. “Smith mengajarkan
kamu ingin orang lain memperlakukan agama-agama religiously,” tambah Nasr.
agamamu sendiri.” Dengan berpikiran terbuka kepada
Melawan Arus, Berpikiran Terbuka agama-agama, Smith juga menemukan hal-
Prinsip di atas jelas bukan hal baru hal baru yang memperkaya peradaban dunia.
dewasa ini. Penulis seperti Karen Armstrong Contohnya, dialah yang pertama kali
dipuji banyak orang belakangan ini karena merekam suara chanting para pendeta
mempraktikkan model riset dan penulisan Budhisme Tibet di India dan melaporkannya
seperti itu—dan dia memang mengakui di jurnal American Anthropologist (1967).
pengaruh Smith atasnya. Karenanya, Smith kini tercatat sebagai
Tapi di masa-masa awal Smith berkarir, penemu “the Music of Tibet” itu, yang oleh
di tahun 1950-an, itu praktik melawan arus. Journal of Ethnomusicology dipuji sebagai
Pandangan umum yang beredar di masanya “capaian penting dalam studi tentang
adalah bahwa agama itu sejenis buang-buang musik.”
waktu yang merusak: Karl Marx Sikap terbuka juga mendorong Smith
menyebutnya candu yang terus ditebar kaum membantu menegakkan hak-hak kelompok
penindas agar massa yang tertindas tidak agama yang terpinggirkan. Dia, misalnya,
berontak; sedangkan Sigmund Freud membuat dokumenter “Requiem for a Faith”
memandangnya sebagai delusi agar manusia (1968), mengenai penderitaan bangsa Tibet,
tetap merasa nyaman di hadapan dunia yang dan membawa Dalai Lama ke panggung
tak menentu. Semuanya seperti perhatian dunia, lama sebelum aktor Richard
melempangkan jalan bagi berkembangnya Gere lebih jauh mengadvokasikannya.
teori sekularisasi di tahun 1960-an, yang Keingintahuannya akan agama yang
belakangan terbukti tidak memadai atau luar-dalam ini terus bertahan hingga dia
gagal total. wafat. Meski seorang Methodist yang taat,
Smith seperti melawan itu semua. Smith juga salat lima kali sehari dalam
Bukunya, juga film-film dokumenternya, Bahasa Arab dan praktisi Hatha yoga. Dia
justru ingin menggambarkan bagaimana para juga ikut merayakan Sabbath bersama
pemeluk satu agama merasa nikmat hidup putrinya, yang sudah menjadi pengikut
dengan memeluk agama itu. Ketika orang Yahudi.
Yahudi membaca bab mengenai agamanya di Tentang mengapa dan bagaimana dia
buku Smith, dia akan merasa bahwa mempraktikkan spiritualitasnya dalam
penulisnya sudah pemeluk Yahudi, “sudah konteks-konteks yang berbeda, Smith bilang,
menjadi bagian dari kita.” Ketika baca “Saya hanya beralih ke idiom baru untuk
tentang Islam, seorang Muslim seperti mengekspresikan kebenaran-kebenaran
merasa bahwa Smith sedang membela pokok yang sama.”
agamanya. Dia juga dikenal karena pernyataannya
Makna historis kiprah Smith ini tak bisa yang kuat tentang isi dan kulit agama:
disepelekan. Kata Hossein Nasr, filsuf “Selain punya kelopak, kenari juga punya
Muslim asal Iran yang juga mengajar di biji-bijian yang menjadi intinya. Demikian
Amerika dan kawan dekat Smith, tradisi juga agama-agama. Mereka punya esensi. Ini
kuliah agama-agama berubah cukup radikal bukan satu-satunya cara menggambarkan
karenanya. Sebelumnya, calon dosen agama- agama, tapi itulah cara yang saya tempuh:
agama akan dipilih berdasarkan sejauhmana intinya sama, namun jubahnya berbeda-
dia mengambil jarak dari subyeknya—kata beda.”
Nasr, “seperti mempekerjakan guru musik Warisan Abadi
hanya jika mereka sendiri tuli.” Pada diri Saya pertama kali kenal Smith lewat
Smith, dosen justru mengajarkan agama- Djohan Effendi, yang sering menjadi mentor
agama seakan dia sendiri adalah pemeluk para aktivis mahasiswa pada 1980-an. Waktu

65
itu terjemahan Indonesia buku Smith, lampu senter itu] di luar balon untuk melihat
Agama-agama Manusia, baru saja diterbitkan ke mana balon itu bergerak—atau bahkan
Yayasan Obor, Djohan menulis kata apakah balon itu bergerak atau tidak.”
pengantarnya, dan saya dipinjamkan Ketika sekolah pascasarjana pada 2000-
bukunya. Kata Djohan, yang juga pionir an, saya kembali membaca The World’s
dialog-dialog antaragama di Indonesia, buku Religions di satu kelas. Yang menarik, karena
itu wajib dibaca semua mahasiswa yang kini saya dididik sebagai ilmuwan sosial,
concern pada kerukunan di antara para saya lebih tertarik pada bagaimana buku itu
pemeluk agama. ditulis (soal pengamat/partisipan, berpikiran
agama-agama-manusiaMembaca buku terbuka kepada data, misalnya) daripada
itu eye opener bagi saya, bahkan sebuah isinya. Di kampus-kampus Amerika, kita
pengalaman keagamaan tersendiri. Bagi saya, juga diajarkan bahwa meskipun bagian dari
yang lama belajar di pesantren dan sains, ilmu-ilmu sosial wajib menghindar
diperkenalkan kepada subyek perbandingan dari saintisme. Semua ini mengingatkan saya
agama di IAIN Jakarta (sebelum ada UIN) pada kerendahhatian Smith dan
dengan tujuan menegaskan kebenaran Islam kebersahajaannya.
dan kesalahan agama-agama selainnya, Tapi sebagai Mslim di Amerika kala itu,
pendekatan Smith sungguh mengejutkan: tak saya juga sangat dibantu oleh pembelaan
mudah, tapi mungkin. Belakangan, lewat Smith terhadap Islam yang banyak aspeknya
berbagai kuliahnya yang terbit, khususnya dicurigai akibat peristiwa 11 September 2001.
dalam Islam: Agama dan Peradaban (1995), Dia rajin muncul di publik menolak tiga
Nucholish Madjid memberi pendasaran stereotipe yang menjadi dasar Islamofobia:
Islam atas apa yang mulai saya kenali pada bahwa Islam disebarkan dengan kekerasan;
kesarjanaan Smith. bahwa Islam merendahkan perempuan; dan
Saya lebih jauh mengenal wawasan bahwa fundamentalisme sudah intrinsik
Smith tentang filsafat perennial pada 1994, dalam Islam.
ketika menghadiri konferensi tentang “Islam Hari-hari ini intoleransi atas dasar
and the Challenge of Modernity” di Kuala agama, yang ingin diberangus Smith
Lumpur. Dalam presentasinya, Smith sepanjang hayatnya, kembali meningkat. Itu
mengeritik postmodernisme, yang sedang bisa dirasakan di Amerika, negerinya Smith,
naik daun di Indonesia kala itu, sebagai “the atau di Tanah Air. Banyak analis sosial
balkanisation of life and thought” (merujuk melihat bahwa hal itu diakibatkan mobilisasi
kepada penghancuran Semenanjung Balkan politik dalam rangka memenangkan
akibat menguatnya sentimen primordial). pemilihan umum.
Dari situ saya tahu bahwa ada satu kelompok Apa pun alasannya, kita perlu menengok
sarjana, umumnya teolog dan filsuf, Muslim kembali warisan abadi orang besar seperti
dan bukan, yang bekerja dalam tradisi Smith—membaca lagi dan mengajarkan
perennialisme, termasuk Smith. Agama-agama Manusia kepada siapa saja.
Hingga kini saya belum paham betul apa Jika rasa kebersamaan, perilaku saling
itu perennialisme (atau tradisionalisme Islam, toleran, cukup menyebar di banyak orang,
sebutannya yang lain) dan apa yang mobilisasi dan provokasi sebesar apa pun
ditawarkannya untuk menggantikan tidak akan banyak berguna.
modernitas. Tapi saya memahami kritik keras
mereka kepada saintisme, yang meremehkan
agama. Kata Smith: “Sains itu seperti lampu
senter di tangan orang-orang yang hidup
dalam sebuah balon besar. Mereka dapat
menerangi apa saja di dalam balon itu, tapi
mereka tidak dapat menyalakannya [lampu-

66
Melawan Hoax ala Ibnu Khaldun
by Ali Zainal Abidin
Kamis, 7 September 2017
1.5k
Tertangkapnya Saracen, sindikat demi dakwah agama, maupun demi uang
penyedia berita-berita hoax (palsu, bohong, tapi dibungkus seolah-olah demi dakwah
tak benar) berbayar, baru-baru ini semakin agama.
menyadarkan kita bahwa teknologi informasi Hoax sejatinya bukan “barang baru”.
rentan digunakan untuk memproduksi berita Sedari dulu kasus semacam ini sudah ada.
menyesatkan. Meskipun, pada saat yang Ingat, di masa-masa awal Islam, sejarah
sama, tertangkapnya Saracen memberi angin mencatat bahwa ketika Perang Uhud sedang
segar dan optimisme bagi pemberantasan berkecamuk, tersebar hoax bahwa Nabi
hoax di Indonesia, setelah sebelumnya pegiat wafat. Seketika semangat juang pasukan
anti-hoax menciptakan aplikasi dan situs Muslim turun drastis dan hampir
pengecek berita-berita hoax. memutuskan untuk mundur. Kendati
Kini, hoax sedang menjadi ancaman kenyataannya Nabi masih hidup, bahkan
serius yang tengah melanda masyarakat dengan gagah mengomandoi pasukannya
dunia. Dari hoax yang bersifat global, yakni untuk kembali merebut kemenangan.
menyasar banyak orang di berbagai negara, Pada masa itu pula sudah ada hadis-
seperti halnya kasus perang Suriah—yang hadis palsu, hadis yang ditulis seakan-akan
dipropagandakan sedemikian rupa oleh elite- berasal dari Nabi, padahal bukan; sehingga
elite tertentu untuk meneguhkan bahwa Nabi buru-buru mengingatkan dalam
pemerintahan Suriah bersikap zalim sabdanya, “Sesiapa yang berdusta atas
terhadap rakyatnya—hingga hoax yang namaku, maka tempatnya adalah di neraka.”
bersifat lokal, hanya menyasar satu negara Begitu pula kitab-kitab yang memuat
saja, misalnya kasus gerakan rush money informasi palsu guna mendukung dan
2016 lalu—yang disebar oleh oknum tertentu mengukuhkan suatu rezim tertentu yang
untuk mengajak masyarakat Indonesia ditulis oleh penulis-penulis bayaran,
menarik semua uangnya di bank negara dan sehingga suatu ungkapan menyebutkan,
bank swasta. “Sejarah ditulis oleh siapa yang berkuasa.”
Tetapi, yang paling mengkhawatirkan Pada akhirnya, bagaimanapun, sejarah dan
adalah penyajian hoax—baik dalam bentuk reportase ditulis, peradaban tentu akan
meme, tulisan, maupun video—di media terpengaruh.
sosial dan berita online yang tak hanya Lantaran terkait dengan kondisi-kondisi
memuat informasi palsu yang datar, tetapi yang mempengaruhi tabiat dari peradaban,
lebih jauh lagi sudah dibumbui dengan tak heran jika kisah-kisah dan berita-berita
pernyataan-pernyataan provokatif yang tak palsu pernah menjadi perhatian Ibnu
jarang berpotensi menggiring pembacanya Khaldun, filsuf abad ke-14, dalam kajian
bertindak anarkis. sosio-historisnya. Baginya, sejarah-sejarah
Tujuannya tentu untuk mempengaruhi yang telah ditulis tak aman dari berita-berita
opini pembaca, dan kalau bisa mengajak palsu atau pun berita-berita keliru, baik
mereka agar beraksi. Dalam hal ini pembaca berita yang diproduksi oleh penguasa
dianggap sebagai kertas kosong, yang pena ataupun sang sejarawan, si penulis sejarah,
informasinya dikuasai oleh sang penyebar itu sendiri.
hoax. Pembaca diposisikan sebagai objek Dalam magnum opus-nya, al-‘Ibar, sering
pasif, pikirannya coba ‘diracun’. Motif pelaku kali Ibnu Khaldun mengkritik penulisan-
hoax sendiri beragam; ada yang demi uang, penulisan sejarah oleh tokoh-tokoh yang
67
mendahuluinya. Hanya segelintir orang saja Kritikan-kritikan terhadap model
yang memiliki kecakapan yang diakui dan penulisan sejarah banyak didapati di
dapat menulis sejarah secara komprehensif, Muqaddimah. Kritikan-kritikannya dalam
di antaranya adalah Ibnu Ishaq, al-Thabari, beberapa hal sangat mendetail, sehingga
Ibnu al-Kalbi, Muhammad ibnu Umar al- pembaca dapat dengan mudah memahami
Waqidi, Saif ibnu Umar al-Asadi, dan lainnya kelemahan-kelemahan dari sejarah yang dia
yang sudah terkenal dan memiliki kritisi. Pertanyaannya, mengapa penulisan
keistimewaan sendiri. sejarah semacam ini dapat terjadi?
Kendati demikian, menurutnya, karya- Menurut Ibnu Khaldun, setidaknya
karya mereka masih terdapat ‘kecacatan’. terdapat tujuh sumber prinsip error dalam
Terlebih karya-karya dari sejarawan yang sejarah. Pertama, sikap berat sebelah
datang setelah mereka. Dalam salah satu terhadap pendapat dan mazhab (aliran).
kritikan di kitabnya, Muqaddimah (t.th), Ibnu Kedua, menggantungkan kepercayaan pada
Khaldun mendaftar kecacatan-kecacatan pembawa berita. Ketiga, kurangnya
yang dimaksudnya, di antaranya: menempuh kesadaran terhadap tujuan dari suatu
cara-cara taklid, miskin karakter dan akal, peristiwa.
berpikiran jumud. Keempat, asumsi-asumsi tak berdasar
Sejarawan ini menurut Ibnu Khaldun yang dianggap sebagai kebenaran dari suatu
“…hanya mengikuti pola-pola penulisan peristiwa. Kelima, ketidaktahuan terhadap
sejarah yang sudah ada dan lalai terhadap kesesuaian antara kondisi-kondisi dan
perubahan-perubahan masa dan tradisi- peristiwa-peristiwa aktual. Keenam,
tradisinya dari generasi ke generasi, dari “penjilat”. Ketujuh, ketidaktahuan terhadap
bangsa ke bangsa lain… Mereka hanya sifat dari kondisi-kondisi masyarakat. (2013:
memuat informasi yang tak berguna karena 42-43)
tak jelas ujung pangkalnya. Yang mereka Pada dasarnya, sejarah tidak hanya
catat hanyalah peristiwa-peristiwa yang tidak berkaitan dengan masa yang jauh dengan
jelas usulnya, atau pun bagian-bagian yang masa kita, bahkan kemarin dan apa yang
tak dapat ditarik kesimpulan umumnya, baru kita lalui pun sejatinya adalah sejarah.
serta tak dapat diklasifikasikan secara Oleh sebab itu, kritik Ibnu Khaldun
sistematis.” (t.th: 11) mengenai penulisan sejarah dapat berlaku
Setidaknya, secara garis besar terdapat pada penulisan reportase yang baru-baru saja
empat penulisan sejarah dan penulisan narasi terjadi.
atau reportase yang Ibnu Khaldun kritisi, Pertama, karena sama-sama berbicara
sebagaimana diteliti oleh Syed Farid al-Attas mengenai apa yang sudah lalu. Kedua,
dalam karyanya, Ibn Khaldun (2013). karena sama-sama berkutat pada penulisan
Pertama, gosip dan laporan-laporan ciptaan dan reportase atas apa yang telah terjadi.
yang dicampurkan dengan laporan-laporan Dengan kata lain, tujuh sumber prinsip error
yang benar. dalam sejarah pada dasarnya adalah tujuh
Kedua, pelaporan terhadap peristiwa- sumber prinsip error dalam reportase atas
peristiwa historis yang sering ditemukan peristiwa yang telah terjadi.
error dan dugaan liar. Ketiga, [narasi ditulis Tujuh sumber prinsip error ini pada
oleh] orang-orang yang tidak memiliki gilirannya mengambil bentuk menjadi berita
kompetensi tetapi masuk ke dalam disiplin- yang tak akurat, tak berimbang, palsu (hoax),
disiplin akademis. gosip, bahkan fitnah. Sayangnya, berita-
Keempat, taklid buta terhadap sejarah- berita semacam ini justru ‘menemukan
sejarah yang telah lalu dari satu generasi ke habitatnya’ di lingkungan sekitar kita.
generasi lainnya dan diterima tanpa Boleh jadi, beberapa orang terjebak
pertanyaan (2013: 26). dalam dua, tiga, atau empat sumber prinsip
error, tetapi tidak menutup kemungkinan

68
beberapa orang terjebak dalam tujuh sumber dengan mengetahui batiniah (sebab dan asal,
prinsip error di atas. Imbasnya, mereka bagaimana dan mengapa) suatu peristiwa,
rentan diadu-domba, mudah konflik hanya kita akan terhindar dari kesalahan. Dalam
karena perbedaan pendapat semata. konteks ini, dia berpendapat bahwa suatu
Patut diperhatikan bahwa untuk fenomena memiliki esensi (dzāt) dan aksiden
mendapat pengetahuan dan gambaran yang (‘aradh).
komplet mengenai suatu peristiwa, sejarawan Untuk mengetahui sesuatu, katanya,
dan pembaca fenomena sosial-politik adalah untuk mengetahui esensinya dan
membutuhkan banyak rujukan, sejumlah dapat membedakan antara esensi dan
kecakapan, dan penalaran sekaligus properti-properti aksidentalnya. Jika
ketelitian. Di antaranya mereka mesti diterapkan pada peristiwa yang telah lalu,
mengetahui ilmu politik, karakter-karakter hal ini bermakna bahwa pengamat mesti
alam, perbedaaan bangsa-bangsa, kawasan mengetahui sifat (tabiat) dari peristiwa-
dan zaman dalam hal perjalanan hidup, peristiwa, kondisi-kondisinya, serta syarat-
akhlak, tradisi mazhab, dan hal-hal lain. syaratnya agar dapat dibedakan kebenaran
Fungsinya tidak lain adalah mendapatkan dari kesalahan.
kebenaran dan menyelamatkan dari Ringkasnya, terdapat perbedaan
kesalahan dan penyimpangan. mendasar antara reporter dengan perspektif
Bahkan, tak cukup sampai di situ, mereka kritis. Yang pertama hanya merekam dan
mesti kreatif. Sebagaimana terbersit dalam menyebarkan apa yang telah ia kumpulkan,
Muqaddimah, “ia harus menguasai masa sementara yang kedua mensyaratkan untuk
sekarang untuk membandingkan masa lalu, menguak makna batin dari peristiwa-
mencari sisi-sisi persamaan dan sisi-sisi peristiwa.
perbedaan antara keduanya, menggali latar Begitulah perspektif kritis atau perspektif
belakang persamaan dan latar belakang filsuf (yang direpresentasi oleh Ibnu
perbedaan tersebut.” (t.th: 47) Khaldun) dalam memperoleh dan menilai
Apabila kaidah-kaidah dan prinsip- suatu berita atau informasi, memang agak
prinsip semacam ini sudah dimiliki, maka berliku tapi potensi menghasilkan
dengan mudah seseorang dapat menilai data- kesimpulan yang aman sangatlah tinggi.
data informasi yang ia peroleh. Jika berita Sebab, tahapan penilaiannya terbilang ketat
tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah dan premis-premis yang digunakan sebisa
tersebut dan berjalan sesuai dengan hukum- mungkin valid dan aksiomatis. Artinya,
hukumnya, maka berita tersebut adalah metodenya tidak gampangan, sehingga
benar. Jika tidak demikian, maka ia rentan menghasilkan kesimpulan yang keliru
mendustakannya dan meninggalkannya. dan sesat.
Ibnu Khaldun percaya bahwa suatu Pada akhirnya, dengan cara dan
peristiwa memiliki karakter tersendiri, dan paradigma semacam ini, kita tak akan mudah
yang perlu dilakukan oleh pengamat adalah percaya pada suatu berita, tak mudah
menemukan karakter ini dengan tentunya dihasut atau diadu-domba, dan cenderung
menyelidiki sebab dan asalnya, serta akan lebih berhati-hati dan tidak keburu-
menyelidiki secara mendalam tentang buru dalam menilai dan membuat
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa kesimpulan.
terjadi, hingga kemudian dapat disimpulkan Atau setidaknya, selama kita belum
suatu aturan umum yang dapat berlaku pada memiliki perangkat epistemologis yang
semua peristiwa yang serupa di masa lalu dibutuhkan, sebaiknya kita menahan diri
maupun sekarang. untuk menilai dan berkomentar dan rujuklah
Sebab dan asal serta mengapa dan yang ahli di bidangnya. Seperti saran
bagaimana suatu peristiwa sifatnya tak Sayyidina Ali bin Abi Thalib, “Andai yang
tampak atau batin. Bagi Ibnu Khaldun,

69
tak berilmu diam sejenak, niscaya gugur
perselisihan yang banyak.”

70
Memutus Siklus Hoax
by Taufik RahmanTaufik Rahman
Kamis, 19 Januari 2017
131
Warga membubuhkan cap tangan saat pundi-pundi dolar di rekening. Hoax
aksi "Kick Out Hoax" di Solo, Jawa Tengah, memiliki dimensi ekonomi yang menjanjikan.
Minggu (8/1). Aksi tersebut sebagai bentuk Biasanya jika sudah terasa manfaat
sosialisasi kepada masyarakat perlunya langsung penambahan nilai ekonomi,
menanggulangi penyebaran berita bohong penyebarluasan hoax alias fitnah menjadi
(hoax), fitnah, hasutan, ucapan yang sebuah candu. Dan di dunia maya,
menimbulkan kebencian dan SARA yang khususnya di media sosial, para pecandu
belakangan ini marak di dunia maya. hoax itu amatlah mengantri.
ANTARA FOTO/Mohammad Hingga kini, mayoritas para pemilik
Ayudha/tom/foc/17. akun media sosial memanfaatkan wall-nya
Warga membubuhkan cap tangan saat untuk mengungkapkan rasa. Mulai dari rasa
aksi “Kick Out Hoax” di Solo, Jawa Tengah, prihatin, kecewa, marah, bahagia, dan
Minggu (8/1). Aksi tersebut sebagai bentuk menawarkan barang atau jasa. Dan
sosialisasi kepada masyarakat perlunya belakangan media sosial juga menjadi alat
menanggulangi penyebaran berita bohong yang dinilai ampuh sebagai media kampanye
(hoax), fitnah, hasutan, ucapan yang politik. Kemenangan Donald Trump disebut-
menimbulkan kebencian dan SARA yang sebut sebagai salah satu contoh mengenai
belakangan ini marak di dunia maya. efektifnya berkampanye di media sosial.
ANTARA FOTO/Mohammad Belakangan hoax juga merasuk ke
Ayudha/tom/foc/17. wilayah dakwah, khususnya dakwah Islam.
Dalam banyak perbincangan, istilah hoax Sebagian besar didominasi oleh
merujuk pada pengertian: berita bohong; penyebarluasan berita palsu mengenai
berita palsu; peristiwa dilebih-lebihkan atau penderitaan kaum Muslim di berbagai
dihilangkan bagian tertentu; tulisan atau teks belahan dunia. Konflik dan peperangan yang
tidak sesuai dengan gambar; judul tidak melanda dunia Islam menyuburkan produksi
sesuai dengan isi berita; peristiwa lama hoax.
dimuat kembali untuk mendukung isu yang Mungkin pada mulanya adalah sebagai
sedang ramai seolah-olah itu peristiwa saat ungkapan rasa empatik. Lalu berkembang
ini. Dengan demikian, hoax merupakan menjadi proses penghimpunan bantuan
sebuah dusta yang sengaja disebarluaskan. korban perang dan konflik. Setelah itu, tidak
Hoax jelas sebuah fitnah. Tidak hanya dapat dihindari munculnya terminologi
merugikan pribadi, tapi jelas merusak tata jihad. Para penikmat hoax amatlah rentan
harmoni kehidupan bermasyarakat dan untuk digoda melakukan fitnah.
bahkan bernegara. Penyebarluasan fitnah Siklus Hoax
jelas bertujuan menipu dan sedikit banyak Ketika empatik, lalu ada kemarahan.
menyesatkan cara berpikir. Secara psikologis seorang pemarah amat
Ekonomi, Politik, dan Dakwah mudah memakan umpan didustai. Apalagi
Lebih dari itu, hoax kini sudah menjadi jika berpedoman bahwa kebenaran adalah
sebuah lingkaran bisnis. Dengan bantuan suara/pilihan kebanyakan. Tidak aneh jika
proses website monetization, hanya dengan banyak muballigh dadakan berbasiskan
modal memperbanyak klik like dan apalagi keprihatinan, kemarahan, kedengkian, dan
men-share hoax, sama dengan menimbun perasaaan dizalimi. Lantas dengan suara

71
lantang ia terjebak untuk memproduksi fake
news. Baca Juga : Daging Qurban untuk Siapa?
Di sinilah hoax menjadi jelas bersinonim Dalam bahasa akhlak, hoax senantiasa
dengan fitnah yang siap menggerakkan akan hadir ketika terjadi gelombang ghibah,
massa. Terjadilah sebuah siklus namimah, dan kemudian menjalar menjadi
penyebarluasan ekspresi emosi: Dari fitnah. Kebiasaan membicarakan orang lain,
kemarahan, merasa benar sendiri, menggunjing kelemahan dan sisi gelap
kepercayaan diri memfitnah, lalu bergerak orang, dan kemudian tergoda untuk memberi
dengan yakin sebagai membela kebenaran. bumbu-bumbu dan keterangan agar lebih
Siklus ini sebenarnya adalah kondisi dramatis dan meyakinkan. Dan, ini semua
yang amat diharapkan oleh pebisnis hoax. adalah mayoritas konten media sosial.
Memelihara perasaan membenci kelompok Tentu untuk memutus siklus hoax harus
tertentu, dan bahkan membenci dan dimulai dengan meredakan kemarahan.
mendengki hal abstrak seperti membenci Kesediaan menerima perbedaan,
sebuah sistem politik sambil tidak mengerti membiasakan diri berargumen dengan data
apa yang ia benci, dengan menggunakan yang valid, serta tentu cakap bertutur santun
logika “pokoknya”, adalah konsumen setia adalah pemutus hoax yang paling efektif.
produsen hoax. Dan, ini agaknya amat sederhana.
Hal lain yang disebarluaskan adalah Namun, dalam kebanyakan peristiwa,
berita dan pendapat dengan perasaan tatakrama yang sederhana itu kini sudah
dendam yang mendalam. Stigma komunis mulai punah. Bahkan nyaris punah dari lidah
dan dominasi asing dalam kasus Indonesia para muballigh yang sudah kadung populer.
merupakan dua hal yang menjadikan Sangat memalukan jika terjadi gelombang
kemarahan tiada berujung. Hoax terus besar aksi massa menuntut kebenaran dan
menempel pada tiga siklus amarah: marah, keadilan berbasiskan hoax.
dengki, dan dendam.

72
Kita pun Mulai “Menyembah” Media Sosial
Menuju Spiritualisasi Mesin

by Freddy Nababan
Kamis, 7 September 2017
813

[
Pernahkah Anda berpikir bahwa dunia, fiturnya. Kehangatan komunikasi tatap muka
manusia, dan segala aspek yang terkandung pun sirna.
di dalamnya akan “dikendalikan” secara Betapa tidak. Papasan yang sejatinya
digital oleh mesin? Bahkan termasuk sisi melibatkan pertemuan tatap muka dua orang
spiritualitas Anda? atau lebih sudah tereduksi maknanya. Satu
Melihat begitu banyak fakta yang melihat, yang lain menunduk. Bahkan, yang
terhampar di hadapan kita, saya membaca lebih ekstrem, dua-duanya saling tak melihat
peluang itu ada dan cukup terbuka lebar dan sama-sama menunduk pula sembari
untuk terwujud manakala kita tidak mawas berjalan!
diri. Inilah yang dinamakan disrupsi sosial
Dunia memang telah berada dalam dan spiritual zaman digital: generasi
pusaran digitalisasi. Ada yang menyebut menunduk! Virus menunduk ini bahkan
dunia sekarang telah berada dalam fase sudah menjalar ke segala lapisan masyarakat:
Industri 4.0, era di mana semuanya serba tua-muda, lelaki-wanita, pelajar-pekerja, dan
terkoneksi secara otomatis dan digital, minim anak-anak-dewasa.
campur tangan manusia. Dalam ritualnya sesekali mereka
Selain itu, aplikasi Internet of thing (Iot) tersenyum dan tertawa. Di lain waktu
pada era ini juga sangat tinggi. mereka akan terlihat sedih, berkerut
Konsekuensinya, keadaan ini pun turut keningnya, dan berteriak marah ataupun
mengubah cara hidup, pola pikir, dan memaki. Semua ini bersumber dari berita
kebiasaan masyarakat dunia. Digitalisasi pun yang terpapar di media sosial dan aplikasi-
telah membuat hidup menjadi lebih mudah aplikasi dalam telepon di genggaman
dalam segala hal. mereka. Dan, kegandrungan serta
Namun, ada banyak pemandangan yang keberhambaan manusia abad milenium ini
aneh dalam konstruksi sosial masyarakat kita terhadap gawai, beserta peranti-peranti lunak
sebagai dampak dari kemudahan- semacam media sosial dan aplikasi lainnya
kemudahan digital tersebut. Contoh yang built in dan instalan tersebut ditengarai
sederhananya adalah terkait etika bahkan sudah menjadi semacam sumber dan
berpapasan. referensi spiritual kehidupan mereka sehari-
Dulu, hal yang jamak bagi kita untuk hari.
saling bertegur sapa manakala kita Menjadi sumber dan referensi spiritual
berpapasan dengan orang lain. Jika pun tidak mengakibatkan kaum menunduk digital ini
bertegur sapa, minimal kita saling lempar lebih mempercayai media sosial dan isi yang
senyum menandakan kemanusiawian kita. berseliweran di dalamnya ketimbang mencari
Namun, hal tersebut telah berubah. Kini data atau informasi pembanding lainnya,
sudah sangat jarang manusia saling bertegur terutama dari buku, manakala mereka
sapa dengan sesamanya. Sebaliknya, sembari diperhadapkan dengan konten-konten ganjil
menunduk dan memenceti layar telepon ataupun yang berkaitan dengan SARA. Ada
pintarnya, manusia lebih suka bertegur sapa semacam pengkultusan terhadap media
dengan mesin, terkhusus gawai dan fitur- sosial.
73
Karena itu, media sosial sudah menjadi kabur dan perbedaan antara kemanusiaan
“kitab suci” sekaligus agama digital bagi dan teknologi akan memudar.
manusia. Manusia lebih banyak Lihatlah apa yang dihasilkan oleh
menghabiskan waktunya dengan mesin- Saracen dan kelompok sejenis lainnya.
mesin digital tersebut ketimbang membaca Cermatilah ujaran kebencian dan berita-
buku-buku yang positif dan bermanfaat, berita hoax yang bersebaran di lini masa
apalagi konon membaca kitab sucinya. warga seantero Indonesia. Tak ada lagi
Faktor kemudahan mendapatkan telepon kemanusiaan, tak jelas lagi mana yang
pintar dan makin baiknya infrastruktur “benar” dan “palsu”. Semuanya menjadi para
teknologi informasi di Indonesia pihak yang paling benar hanya karena mesin.
berkontribusi langsung pada menaiknya Pada titik inilah spiritualisasi mesin, baik
pengguna internet sebagaimana dirilis oleh disengaja maupun tidak, telah mengambil
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet tempat dalam seluruh kehidupan para
Indonesia (APJII), yang menyebutkan bahwa pemesan, pembuat, pengguna, dan
terdapat sekitar 132,7 juta orang Indonesia pengonsumsi berita palsu yang sedikit
yang terkoneksi ke internet pada tahun 2016 banyak ikut mengacaukan keberadaban
(Kompas.com). kehidupan manusia dan kemanusiaannya.
Dan terkait dengan penggunaan internet Internet, gawai, dan media sosial adalah
tersebut, dalam riset sederhana yang saya tiga serangkai pengubah keyakinan dan
lakukan terhadap para tetangga, teman, dan kepercayaan tradisional umat manusia.
rekan kerja untuk mencari tahu lebih lama Jika dianalogikan, internet itu ibarat
mana antara membaca media sosial atau “Sang Pencipta”, gawai adalah para nabi dan
buku, saya mendapati fakta yang, meminjam rasul, media sosial adalah agam sekaligusa
istilah Syahrini, cukup “cetar membahana”. kitab sucinya. Jemaahnya adalah para
Faktanya adalah rata-rata durasi berinternet penikmat media sosial, baik yang nirnalar
mereka adalah 2-3 jam/hari. Sedangkan dan lemah tingkat berpikir kritisnya maupun
membaca, apalagi kitab suci, nyaris tidak sebaliknya.
pernah. Jika manusia tidak menaikkan
Dan yang lebih memprihatinkan adalah kemampuan berpikir kritisnya dan
masifnya pengguna internet tersebut belum menurunkan tingkat berpikir bodohnya
diimbangi dengan literasi data dan informasi dengan cara membaca dan membaca serta
yang mumpuni dari para netizen kita. Inilah mencari data pembanding, maka sebenarnya
jalan mengapa ujaran kebencian, fitnah, dan manusia sudah berada di ambang kepunahan
berita palsu (hoax) tumbuh subur bak jamur literasi tradisionalnya berganti menjadi
di musim hujan memasuki relung-relung kegamangan literasi internet.
kehidupan pribadi manusia. Dan kegamangan ini adalah salah satu
Hal ini mirip dengan apa yang telah pemicu muncul dan berkembangnya
dinubuatkan oleh Ray Kurzweil dalam spiritualisasi mesin. Semuanya hanya
bukunya yang bertajuk The Age of Spiritual berdasar dan bersumber dari mesin.
Machines (1999). Ia memprediksi bahwa pada Benarkah abad ini adalah abad
seputaran tahun 2020 mesin akan mengambil spiritualisasi mesin? Hanya waktu yang bisa
alih manusia. Diriwayatkan, pada masa ini menjawab.
perbedaan antara mesin dan manusia akan

74
Dari MUI untuk Media Sosial yang Barbar
by Ni Nyoman Ayu SuciartiniNi Nyoman Ayu Suciartini
Kamis, 8 Juni 2017
90
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) media sosial kapan saja bisa memerangkap
KH Ma’ruf Amin dan Menteri Komunikasi diri sendiri. Sesungguhnya, tidak ada yang
dan Informasi Rudiantara menyampaikan begitu bebas dalam bermedia sosial. Akan
materi pada Diskusi Publik dan Peluncuran ada yang komentar, akan ada yang memuji,
Fatwa MUI tentang Hukum dan Pedoman nyinyir, mencibir, bahkan kadang ada yang
Bermuamalah melalui Medsos di Jakarta, merasa dinistakan.
Senin (5/6). ANTARA FOTO/Muhammad Semua perasaan ini tidak bisa disalahkan.
Adimaja Sebab, media sosial itu sendiri sangat bias
Sepertinya saran Najwa Shihab dalam bahkan rancu. Kebenaran dan hal yang tidak
perbincangan di program “INI Talkshow” benar memiliki batasan yang tipis. Media
patut direnungkan. Menonaktifkan sosial tanpa kecuali bisa jadi alat propaganda
pemberitahuan di media sosial, apa pun yang murah muriah. Jadi, paling aman, jika
jenisnya, bisa jadi pilihan satu-satunya di tetap memaksa bermedia sosial adalah
tengah kecanduan yang luar biasa ngeri dan menjadi penonton. Penonton yang baik
barbar ini. Setidaknya, kita masih bisa dengan tidak mengujar kebencian, tidak
bernafas dari sesaknya kebencian, penebar membagikan kebencian, juga tidak
fitnah, rasa dengki karena tak bisa jalan-jalan memprovokasi keyakinan.
seperti yang terpamer dalam media sosial, Coba kita cek kembali jumlah
atau dengki lainnya yang bisa membuat pertemanan di akun media sosial. Apakah
pertemanan berakhir. kesemuanya Anda kenal? Apakah
Tak ada yang bisa menolak media sosial. kesemuanya membagikan hal-hal baik? Lihat
Sebab, di tempat ini, seseorang bisa kembali apakah di media sosial telah
menemukan apa pun, bahkan yang tidak membuat kita semakin bahagia, atau malah
mungkin sekaligus. Media sosial menjadi semakin menghadirkan kebencian?
pelarian saat dunia nyata tak begitu Pada 2017, e-Marketer memperkirakan,
menjanjikan. Tak ada yang bisa menolak, jumlah netter Indonesia akan mencapai 112
bahkan berlomba-lomba memiliki dan aktif juta orang, mengalahkan Jepang pada
di berbagai media sosial. Line, Whatsap, peringkat ke-5. Ini persoalan serius di tengah
Instagram, Facebook, Youtube, entah, media sosial yang saat ini lebih banyak
beberapa tahun ke depan nama-nama akun menimbulkan konflik di antara
ini akan lebih populer dari nama pahlawan penggunanya. Jika Indonesia tidak mau
nasional. menjadi bagian dari daftar negara yang
Bahkan, era ini, pengguna media sosial hancur hanya karena media sosial,
yang berasal dari kalangan umur atas (35-60 pemerintah harus memberi jalan nyata bagi
tahunan) lebih genit, lebih binal, juga kadang pengguna media sosial untuk dapat lepas
kebobolan. Media sosial begitu ampuh dari segala fitur-fitur kebencian dan
menawar kesepian, begitu baik sebagai obat bermuatan isu sara. Sekali lagi, ini adalah
rindu, juga begitu subur untuk konten- masalah manusianya. Manusianya harus
konten negatif menjalar. dicerdaskan dengan bijak bermedia sosial.
Perayaan kebebasan di media sosial Sayang sekali, jika kita menyia-nyiakan
sepertinya bisa membangun hal paradoks. Di sarana yang begitu modern ini. Sarana ini
satu sisi, ia bisa membuat kita melambung seharusnya bisa mempererat hubungan
tinggi. Di sisi lain, jeruji siap menanti. antarmanusia, bukan malah menjauhkannya
Batasan yang bias terhadap penggunaan dengan menabur kebencian dan fitnah tak
75
bertuan. Jika hal itu tidak segera diakhiri, arahan baik bagi pengguna media sosial yang
dunia media sosial, dunia yang katanya “sadar” atau terlambat sadar. Tidak apa,
tanpa batas ini akan semakin barbar. kiranya lebih baik terlambat daripada
Kementerian Komunikasi dan digugat. Fatwa ini bisa menjadi pedoman
Informatika mengaku telah memblokir 773 bagi mereka yang telanjur kecanduan
ribu situs selama tahun 2016. Pornografi, isu bermedia sosial atau 80 % baru bisa tidur,
sara, kejahatan seksual, menjadi latar baru dapat inspirasi, karena bermedia sosial.
belakang paling dominan penutupan situs Majelis Ulama Indonesia menerbitkan Fatwa
itu. Namun, efektifkah penutupan tersebut? MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum
Tahun 2017, situs-situs ini ibarat mati satu dan Pedoman Bermuamalah melalui Media
tumbuh seribu. Semakin bermunculan Sosial.
dengan nama berbeda namun konten serupa. Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin
Semakin bernada kebencian, fitnah, menyatakan bahwa fatwa tersebut dibuat
provokasi keyakinan. Apakah Indonesia berdasarkan kekhawatiran akan maraknya
perlu “diasingkan” sementara? ujaran kebencian dan permusuhan melalui
Tentu penutupan akses internet dan akun media sosial.
media sosial tidak diinginkan warga Dalam fatwa MUI tersebut tercantum
Indonesia yang dikenal demokratis ini. beberapa hal yang diharamkan bagi umat
Kebebasan berpendapat akan terbendung Islam dalam penggunaan media sosial.
dan tidak sesuai dengan esensi demokrasi itu Pertama, setiap Muslim yang
sendiri. Namun, jika tujuannya adalah bermuamalah melalui media sosial
menyelamatkan negara, penutupan diharamkan melakukan ghibah
sementara akses media sosial lebih ampuh (membicarakan keburukan atau aib orang
dari sekadar fatwa. lain), fitnah, namimah (adu domba), dan
Di saat ratusan negara di dunia dengan penyebaran permusuhan.
ratusan juta penduduknya saling terhubung Kedua, MUI mengharamkan bullying,
secara global lewat jaringan internet, ternyata ujaran kebencian serta permusuhan atas
ada beberapa negara di dunia yang malah dasar suku, agama, ras atau antargolongan.
melarang warga negaranya untuk Haram pula bagi umat Muslim yang
menggunakan internet terlebih lagi ke situs menyebarkan hoaks serta informasi bohong
sosial media. Untuk mengatasi konflik meskipun dengan tujuan baik, seperti
internal dalam negeri, Pemerintah Republik informasi tentang kematian orang yang
Demokratik Kongo melarang warga masih hidup.
negaranya untuk menggunakan jejaring Ketiga, umat Muslim juga diharamkan
sosial, seperti Facebook dan Twitter. menyebarkan materi pornografi,
Selain itu, warga negara Kongo juga kemaksiatan, dan segala hal yang terlarang
tidak bisa menikmati layanan pesan singkat secara syar’i. Haram pula menyebarkan
(short message service). China juga demikian. konten yang benar tetapi tidak sesuai tempat
China menjadi salah satu negara besar di dan/atau waktunya.
Asia yang melarang warga negaranya untuk Keempat, MUI juga melarang
membuat akun dan menggunakan jejaring memproduksi, menyebarkan dan-atau
sosial asing. Pelarangan ini sendiri membuat dapat diaksesnya konten maupun
dikarenakan pemerintah China ingin informasi yang tidak benar kepada
memajukan aplikasi dan jejaring sosial lokal masyarakat.
dari perusahaan seperti Sina Weibo ataupun Selain itu, aktivitas buzzer di media
Tencent. Apakah warga Indonesia siap sosial yang menyediakan informasi berisi
dengan risiko tak bermedia sosial lagi? hoaks, ghibah, fitnah, namimah, bullying, aib,
Kemunculan fatwa Majelis Ulama gosip, dan hal-hal lain sejenis sebagai profesi
Indonesia (MUI) setidaknya bisa memberi untuk memperoleh keuntungan, baik

76
ekonomi maupun non-ekonomi, hukumnya mereka hanya memberikan panduan secara
haram. garis besarnya saja.
Demikian juga orang yang menyuruh, Dengan begitu, postingan yang
mendukung, membantu, memanfaatkan jasa dibagikan para influencer akan terasa lebih
dan orang yang memfasilitasinya dinyatakan alami. Buzzer bisa mendorong kegiatan
haram. Jika melihat fatwa ini, mungkin bisa bermedia sosial yang bijak dan diikuti oleh
berlaku bagi setiap orang yang meyakini pengikutnya. Penting melibatkan orang-
bahwa Indonesia, baik di dunia nyatanya, orang berpengaruh ini untuk dapat membuat
maupun di dunia mayanya, adalah sebuah dunia media sosial makin ramah terhadap
negara yang memelihara kedamaian dan segala perbedaan dan menghentikan hasutan.
menghargai peradaban. Media sosial sudah sepatutnya disambut
Kehadiran buzzer memang tidak bisa baik. Tujuan awal dibentuknya sungguh
disepelekan. Popularitas para buzzer ini mulia, sebab bisa mempererat komunikasi
mendorong brand-brand besar untuk bekerja dan hubungan antarmanusia. Jangan lantas
sama dengan mereka. Selain dapat disia-siakan menjadi ajang adu domba, ajang
menghemat biaya untuk membayar iklan di propaganda, dan ajang menunjukkan
Facebook atau Instagram, mereka juga dapat kekuasaan.
membayar buzzer ini untuk menulis status Potret seorang putri yang bisa bertemu
tentang produk/jasa tertentu dan ayah kandungnya setelah 40 tahunan karena
mempengaruhi teman-teman dan media sosial, kisah seorang anak kembar
pengikutnya untuk membeli produk atau yang berhasil menemukan kembarannya
menggunakan jasa tersebut. hingga puluhan tahun, sepasang kekasih
Taktik ini terlihat sederhana, tidak terlalu yang berpisah dan akhirnya dipertemukan
terlihat membujuk dan blak-blakan. Cara oleh media sosial adalah bukti bahwa media
mereka menulis status, mengunggah poster sosial memang sosialis.
atau video juga berbeda dari iklan-iklan lain Sungguh bangga kiranya apabila media
yang biasa kita lihat. Pendekatannya sendiri sosial bisa memperkuat rasa kemanusiaan,
cenderung lebih pribadi dan tidak komersil. bukan malah membunuhnya secara perlahan,
Tentu saja, brand-brand ini tidak pelan-pelan tapi menelan.
menentukan isi postingan para influencer:

77
Khalifah Marwan bin Hakam dan Pohon
Terkutuk dalam Qur’an
by Nadirsyah HosenNadirsyah Hosen
Jumat, 9 Juni 2017
2.7k
itu urung dilakukan karena sejumlah kabilah
Wafatnya Khalifah Muawiyah II yang dari klan Umayyah mendatangi Marwan dan
hanya berkuasa kurang dari dua bulan memintanya naik sebagai khalifah
membuat masa depan Dinasti Abu Sufyan menggantikan Muawiyah II dan melawan
menjadi suram. Maka, tampillah Marwan bin Abdullah bin Zubair. Marwan pun bersedia
Hakam dan keturunannya, sehingga menerima bai’at sebagai khalifah penerus
gabungan antara dinasti anak cucu Abu Muawiyah II.
Sufyan dan anak cucu Hakam disebut Dinasti Sekali lagi kita saksikan panggung
Umayyah, yang diambil dari nama klan sejarah khilafah yang penuh dengan intrik
mereka. politik. Urusan kekuasaan hanya diputuskan
Marwan bin Hakam adalah sosok lewat kesepakatan pihak tertentu saja. Umat
kontroversial. Ayahnya, Hakam bin Abi Ash, sama sekali tidka dilibatkan dalam proses
terhitung sebagai sahabat Nabi yang masuk pemilihan khalifah. Siapa yang menerima
Islam setelah Fathu Makkah. Ada riwayat bai’at, apa kualifikasinya, dan bagaimana
dari Siti Aisyah bahwa Nabi Muhammad prosedurnya sangat tidak jelas. Semua
telah melaknat Hakam bin Abi Ash dan tergantung kekuasaan militer dan pengaruh
keturunannya. keluarga yang mereka miliki yang dapat
Nabi juga mengusir Hakam keluar memaksa umat di wilayah tertentu
Madinah karena tingkah lakunya yang mendukung hasil bai’at tersebut.
menyakitkan Nabi, meski telah masuk Islam. Akibat tidak ada aturan nash yang jelas
Namun, pada masa Khalifah Utsman, Hakam soal ini, maka para ulama berdebat, seperti
yang merupakan paman sang khalifah, direkam dengan baik oleh al-Mawardi, M.
namanya direhabilitasi dan kembali ke Abu Faris, dan Wahbah al-Zuhayli, dalam
Madinah. Bahkan Khalifah Utsman kitab mereka masing-masing: berapa orang
mengangkat Marwan bin Hakam, yang dibutuhkan untuk membai’at seorang
sepupunya, sebagai sekretaris. khalifah? Ada yang bilang lima, dengan
Imam Suyuthi mencatat bahwa Marwan mengacu pada Khalifah Abu Bakr yang
diriwayatkan senang mencaci maki dipilih oleh 5 orang dalam peristiwa Saqifah.
Sayyidina Hasan dan keluarga Nabi lainnya. Ada yang bilang cukup tiga orang saja
Saat Muawiyah I berkuasa, Marwan yang membai’at, karena dianalogikan dengan
mendapat posisi penting, dan begitu aqad nikah di mana ada 1 wali dan 2 saksi.
seterusnya sampai Abdullah bin Zubair Bahkan satu saja cukup, kata ulama yang
mengklaim sebagai Khalifah. Marwan lain, karena Sayyidina Ali awalnya dibai’at
memandang suram masa depan Dinasti Abu oleh Abbas saja. Kalau aturan ini sekarang
Sufyan karena Khalifah Muawiyah II, hendak diberlakukan untuk dunia Islam
pengganti Yazid, seorang yang masih muda, yang dihuni lebih dari satu miliar Muslim
lemah, dan sakit-sakitan. tentu menjadi problematis.
Imam Thabari mencatat bagaimana Mereka yang menyangka politik Islam
Marwan bersiap diri untuk pindah jalur zaman khilafah itu suci seperti al-Qur’an dan
politik dengan membai’at Abdullah bin Hadits akan terkejut membaca literatur
Zubair sebagai khalifah di Mekkah. Namun, sejarah yang ditulis apa adanya oleh para
78
ulama klasik. Politisasi ayat dan hadits jiga kelompok Syi’ah yang haluan politiknya jelas
terjadi sejak awal. Saya sudah menyebutkan berbeda dengan kelompok Sunni.
soal riwayat Aisyah di atas. Lengkapnya Yang mencengangkan bagi kita
seperti ini: bagaimana kaum salaf terdahulu seperti
Dari Abdullah. Ia berkata: “Aku sedang Marwan, Abdurrahman, dan Siti Aisyah
berada di masjid ketika Marwan berkhutbah. menggunakan ayat dan hadits untuk saling
Ia berkata: Sesungguhnya Allah SWT telah membela posisi mereka dan kemudian
memberi kepada Amirul Mukminin, mencela lawan politiknya. Bahkan sejumlah
Muawiyah, pandangan yang baik tentang riwayat yang mencela keluarga Marwan ini
Yazid. Ia ingin mengangkatnya sebagai berasal dari Abdullah bin Zubair, yang nota
khalifah sebagaimana Abu Bakar dan Umar bene merupakan lawan politik Marwan.
pernah melakukannya. Berkata Saya tidak ingin mengatakan mereka
Abdurrahman bin Abu Bakar: ‘Sungguh, Abu telah berbohong atau meragukan kapasitas
Bakar, demi Allah, tidak menyerahkannya personal kaum salaf tersebut. Tapi yang jelas
kepada anaknya atau salah seorang di antara kita harus kritis membaca riwayat-riwayat
keluarganya. Sedangkan Muawiyah seputar peristiwa politik ini yang mencari
melakukannya karena sayang dan ingin justifikasi ke belakang pada masa Nabi.
memberikan anugrah kepada anaknya.” Saya ingin menyebutkan satu contoh lagi,
Marwan yang tidak suka dengan reaksi yaitu penafsiran tentang “pohon yang
tersebut berkata kepada Abdurrahman: terkutuk” pada surat al-Isra ayat 60. Sebagian
Bukankah kamu yang dimaksud al-Quran mufassir mengatakan ini pohon zaqqum di
sebagai “orang yang berkata kepada neraka. Namun ada yang menyebutkan
orangtuanya ‘cis bagi kalian’ (QS. Al-Ahqaf: bahwa yang dimaksud pohon zaqqum ini
17)”. Abdurrahman membalas berkata: adalah Dinasti Umayyah. Sekali lagi, pada
“Bukankah kamu anak orang terkutuk. kasus ini, saya membatasi diri hanya
Rasulullah saw melaknat bapakmu.” mengutip kitab tafsir dari para ulama Ahlus
Siti Aisyah yang mendengar perdebatan Sunnah wal Jama’ah.
Marwan dan Abdurrahman bin Abu Bakar Tafsir Ruhul Ma’ani dari Imam al-Alusi
(saudara lelakinya Aisyah) berkata: “Hai mencantumkan riwayat Ibnu Murdawaih
Marwan. Demi Allah, ayat itu tidak turun bahwa suatu saat Aisyah berkata kepada
kepada Abdurrahman. Tapi ayat yang ini Marwan bin Hakam: “Aku mendengar
justru turun untuk ayahmu: “Janganlah Rasulullah SAW bersabda pada ayah dan
kamu menaati setiap tukang sumpah (palsu) kakekmu: “Kalian adalah pohon yang
yang hina, yang banyak mencela, yang ke terkutuk dalam al-Qur’an.” Tafsir Ibn Katsir
sana kemari menyebar fitnah, yang melarang mengatakan riwayat semacam ini lemah dan
perbuatan baik, melampaui batas dan banyak aneh.
berbuat dosa.” (Al-Qalam 10-12). Siti Aisyah Tafsir al-Thabari mengabarkan ada
melanjutkan, “Rasulullah SAW pernah riwayat bahwa Rasulullah SAW melihat
melaknat ayah Marwan ketika Marwan “dinasti fulan” melompat-lompat di atas
berada dalam sulbinya. Engkau adalah mimbar beliau bagaikan kera, perbuatan
pecahan laknat Allah”. mereka itu membuat beliau marah sehingga
Sejumlah kitab tafsir menceritakan kisah sejak itu sampai wafat beliau tidak pernah
di atas dengan berbagai redaksi, seperti berkumpul bersama mereka sambil tertawa.
Tafsir al-Qurthubi, Tafsir al-Razi, Tafsir Ibn Imam al-Thabari mengganti istilah
Katsir, dan Tafsir al-Durr al-Mantsur. Semua Umayyah dengan fulan. Namun demikian,
kitab tafsir yang saya rujuk ini adalah dari beliau juga tidak menerima keabsahan
Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Masalah akan riwayat ini. Ibn Katsir mengomentari bahwa
tambah rumit kalau kota merujuk tafsir riwayat “dinasti fulan” ini tak bisa diterima
karena ada rawi yang kapasitasnya

79
diragukan, yaitu yang bernama Muhammad Kita tahu bagaimana ketatnya persyaratan
bin Hasan bin Zubalah. Imam Bukhari dalam menerima perawi. Ini
Tafsir al-Razi dan Tafsir al-Qurtubi juga saja menambah daftar kebingungan kita:
mencatat adanya riwayat dari Ibnu Abbas bagaimana seorang yang dianggap tsiqah
yang menyebutkan bahwa pohon yang dan adil dalam meriwayatkan hadis, namun
terkutuk adalah Dinasti Umayyah, yakni sosoknya tampil sebagai politisi “kotor”
Hakam bin Ash. Namun kedua kitab tafsir ini dalam panggung sejarah kekuasaan?
mempertanyakan validitas riwayat ini karena Misalnya, Imam Suyuthi boleh jadi
Nabi berkhutbah di Madinah, sementara menerima hadis-hadis yang diriwayatkan
surat al-Isra itu turunnya di Mekkah. Gak oleh Marwan dalam Shahih Bukhari, tapi
nyambung kira-kira gitu, deh. Imam Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa tidak
Ya, itulah masalahnya memang. mengakui Marwan sebagai khalifah yang
Seringkali politisasi ayat dan hadis untuk sah.
melegitimasi kekuasaan atau sebaliknya, Khalifah Marwan bin Hakam hanya
mendelegitimasi, lawan-lawan politik berkuasa kurang dari satu tahun. Dia berhasil
seringkali tidak nyambung satu sama lain. merebut wilayah Syam dan Mesir dari tangan
Namun imajinasi kekuasaan membuat seolah pendukung Abdullah bin Zubair. Saat
menjadi tersambung antara peristiwa Marwan wafat, Abdullah bin Zubair masih
perebutan politik dengan berbagai riwayat berkuasa di Mekkah. Marwan kemudian
yang ada. digantikan oleh putranya, Abdul Malik.
Kalaupun Marwan bin Hakam sosok Bagaimana kelanjutan kekuasaan yang
yang memang dianggap cacat moral sejak terbagi antara Khalifah Abdullah bin Zubair
lahir karena bapaknya dilaknat dan diusir dan Khalifah Abdul Malik bin Marwan?
Nabi, atau sosok yang dianggap melanggar Ngaji sejarah politik Islam masih berlanjut
syariat Islam, toh Imam Bukhari pada kolom Jum’at depan, bi idznillah.
meriwayatkan sekitar 20 hadis dari Marwan.

80
Ketika Mantan Menkominfo Suka Sebar Hoax
by Lugas Wicaksono
Senin, 4 September 2017
1.8k
Mantan Menteri Komunikasi dan Hoaxes memastikan bahwa foto yang
Informasi Republik Indonesia (Kominfo RI), dibagikan di twitter Tifatul Sembiring hoax.
Tifatul Sembiring melalui akun twitter Foto itu sesungguhnya menggambarkan
@tifsembiring terbukti menyebarkan kabar kejadian di Thailand 2014 lalu. Bukan foto
hoax (baca: palsu) tentang kasus kejahatan tragedi Rohingnya beberapa waktu lalu.
kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya Beberapa saat kemudian Tifatul menghapus
di Myanmar. Melalui akun centang birunya foto hoax yang disebarkannya. @tifsembiring:
itu dia membagikan foto bergambar Ok saya hapus 1 foto itu, walaupun saya
kumpulan orang-orang tertelungkup di dikirimi puluhan foto2 sadis, termasuk
pesisir pantai, Minggu (3/9/2017). korban anak2 Rohingnya yg dibunuh…
Di foto itu tertulis keterangan ‘Continuity Namun foto itu sudah terlanjut di-retweet
of Massachusetts of Muslimah of Burma of ratusan netizen.
Budhist More than 1000 Killer Yesterday — Apa yang dilakukan Tifatul dengan
Please SHARE for the awakening’. Ia juga menyebarkan kabar hoax tentu saja sangat
memberikan keterangan sendiri dengan berbahaya dan justru semakin memperkeruh
mencuit Masya Allah, lihat ini mas situasi atas konflik yang terjadi di Rohingnya.
@sahal_AS. Sejumlah netizen (pengguna Kabar hoax berpotensi menyesatkan dan
twitter) sempat mengingatkan bahwa foto dapat membentuk opini yang berbeda
yang disebarkannya hoax. Namun ia ngotot dengan fakta sebenarnya dari sebuah
dan merasa foto yang disebarkannya asli fenomena. Terlebih netizen Indonesia
tragedi Rohingya. Bahkan ia berbalik sebagian masih sulit membedakan antara
menuding para netizen yang kabar hoax dengan kabar yang sebenarnya.
mengingatkannya sebagai penyebar kabar Namun bagi seorang Tifatul yang
hoax. seorang mantan Menkominfo bukanlah
@Rumayom: Sekelas @tifsembiring aja perkara sulit mengidentifikasi kabar hoax.
percaya HOAX bergambar seperti ini. Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera
Menyebar tanpa cek kebenarannya. Dibalas (PKS) ini juga memiliki segudang
@tifsembiring: Saya pikir situ yg hoax mas, pengalaman di bidang teknologi informasi.
saya sudah ketemu pengungsi Rohingya, Sebelum menjadi menteri, alumni Sekolah
buka puasa bersama. Saya sdg dengar cerita Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan
mereka. Situ hoak hall saja… Seorang netizen Komputer Jakarta ini berkarir di PT
lain kembali mengingatkannya, Perusahaan Listrik Negara di bidang
@richardsfaira: Itu gambar hoax pak… telekomunikasi dan pemrosesan data.
Tolong dicek lagi biar tidak meresahkan.. Secara logika dengan segudang
Namun Tifatul masih ngotot, @tifsembiring: pengalamannya ini Tifatul sebenarnya bisa
Situ baru resah pak, kami sudah resah dari mengidentifikasi kabar hoax yang beredar di
kemarin2. Tlg lihat berita setiap hari, internet secara kasat mata dalam sekejap.
ROHINGYA, kaya tdk punya empati.. Namun entah apa motifnya menyebarkan
Netizen lain membalas @Rhinasoraya: kabar hoax, apakah memang sengaja atau
Minoritas di negeri sendiri teraniaya bapak teledor. Apabila karena memang teledor
ga resah tuh. @tifsembiring: Ini baru hoax… semestinya Tifatul sebagai publik figur lebih
berhati-hati dalam berinternet. Mengingat di
twitter saja dia memiliki 1,3 follower, dan
81
mereka tidak mustahil akan percaya begitu merasa bisa memanfaatkan internet cepat
saja dengan segala kabar yang disampaikan dengan bijak.
Tifatul di twitter karena segudang Selama menjabat sebagai Menkominfo
pengalamannya tersebut. kemarin Tifatul juga banyak melatih
Padahal kini Kemenkominfo bersama masyarakat terutama di pedesaan agar dapat
Cybercrime Mabes Polri sedang bekerja keras menggunakan internet secara tepat dan bijak.
memberantas kabar hoax yang beredar di Kala itu ia juga sering berhadapan dengan
internet. Beberapa waktu lalu Polri berhasil kabar-kabar hoax yang banyak beredar di
menangkap komplotan Saracen karena internet. Menurut dia, penyebar hoax bisa
aktivitasnya dalam penyebaran hoax secara dikenakan sanksi pidana Undang-undang
masif dan terstruktur di internet. Mereka Informasi Teknologi (UU ITE). Ia
memiliki ribuan akun palsu di media sosial menghimbau kepada netizen agar lebih
untuk menyebarkan hoax dengan tujuan berhati-hati dan mengecek kebenaran
mengadu domba anak bangsa. Mereka informasi sebelum menyebarkannya.
melakukannya setelah menerima pesanan Kekinian rupanya perkembangan
dengan bayaran besar dari orang-orang yang internet semakin cepat. Dengan begitu
memiliki kepentingan dengan isu-isu semakin cepat dan banyak pula segala
tertentu. informasi yang beredar terutama di media
Namun ternyata menangkap komplotan sosial. Sehingga netizen mungkin semakin
semacam Saracen saja belum cukup untuk sulit untuk mengidentifikasi informasi yang
memberantas hoax. Karena kini trend-nya datang membanjir. Seringkali kita tanpa
hoax juga disebarkan tokoh-tokoh yang memastikan kebenaran informasi yang
menjadi panutan publik. Apakah tokoh diperoleh cepat-cepat menyebarkan ulang
semacam Tifatul perlu ditangkap agar hoax dengan berbagai pertimbangan. Pola
tidak banyak tersebar? Tentu saja tidak. semacam ini tentu saja memungkinkan kabar
Tifatul dan kolega-koleganya cukup hoax banyak tersebar. Salah satunya seperti
diedukasi agar mampu mengidentifikasi kabar hoax yang disebarkan Tifatul. Ulahnya
kabar hoax dan bukan. Tetapi itu bukanlah ini tentu saja mengingatkan kita kembali
perkara mudah karena dia sebagai dengan pertanyaannya semasa menjabat
profesional di bidang teknologi informasi Menkominfo, “Kalau internetnya cepat mau
kemungkinan akan menolak karena sudah dipakai buat apa?”.

82
Berlindung di Belakang Jargon Islam
by Nur Solikhin
Senin, 19 Juni 2017
102
Jargon-jargon anti Islam, kriminalisasi berkembang adalah pembungkaman media
ulama, pembungkaman media Islam, Islam. Pemerintah menganggap melemahkan
pelemahan umat Islam dan lain sebagainya media milik Islam, melemahkan jargon Islam.
kian marak berkembang di Indonesia. Jargon Merebut Jargon Islam
tersebut akan semakin menguat apabila kita Inilah ciri organisasi Islam yang
hendak membersihkan rumah (Indonesia) berkembang pesat setelah era reformasi yang
dari benih-benih radikalisme atau kelompok membawa misi politik untuk mengganti
yang memiliki agenda politik untuk dasar negara Indonesia. Mereka merebut
mengubah tatanan negara Pancasila. simbol atau jargon Islam untuk menuai
Sehingga ketika kita hendak berupaya untuk simpati masyarakat, khususnya masyarakat
menangkal radikalisme, mereka berlindung mengambang. Masyarakat mengambang
dari jargon-jargon Islam dan kita dianggap merupakan masyarakat yang belum
anti Islam, anti syariat Islam. mempunyai dasar agama yang kuat atau
KH Abdurrahman Wahid atau yang belum mengikuti afiliasi organisasi Islam
akrab dipanggil Gus Dur dalam pengantar terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU)
buku Ilusi Negara Islam menjelaskan faktor dan Muhammadiyah.
terpenting dan barangkali menjadi alasan Jika organisasinya dianggap sebagai
kebanyakan orang terpesona dengan gerakan ancaman untuk negara dan menyebarkan
garis keras. Faktor tersebut adalah paham radikal, maka dengan mudah ia
dangkalnya pemahaman mereka tentang berlindung atas nama Islam. Orang yang
agama (ajaran Islam). Jargon-jargon garis mengkritik organisasi mereka dicap sebagai
keras seperti membela Islam, penerapan anti Islam dan anti syariat Islam. Inilah yang
syariah, maupun penegakan Khilafah menjadi kekuatan kelompok-kelompok
Islamiyah bagi umat Islam yang tidak radikal untuk mengambil simpati terhadap
mempunyai pemahaman mendalam tentang masyarakat luas dengan mengambil jargon-
ajaran agamanya bisa menjadi ungkapan jargon yang berbau Islam.
yang sangat ampuh dan mempesona. Pada Organisasi Islam yang menjamur setelah
saat yang sama, para penolak jargon-jargon era reformasi lantang berteriak untuk
Islam tersebut bisa dengan mudah dituduh menerapkan syariat Islam, banyak yang ingin
menolak syariah bahkan menolak Islam. mengganti dasar negara Indonesia menjadi
Saat pemerintah hendak membubarkan negara Islam. Atas banyaknya masalah mulai
organiasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dari ekonomi, politik, pendidikan hingga
banyak simpatisan yang berlindung atas persoalan sosial lainnya mereka menawarkan
nama Islam. Bagi orang yang setuju dengan syariat Islam sebagai solusinya. Bagi yang
pembubaran HTI dianggap anti Islam. Begitu tidak memiliki perspektif nasionalisme dan
juga dengan aksi bela Islam menjelang toleransi untuk kepentingan banyak umat
Pilkada DKI Jakarta lalu, orang yang tidak akan mudah terbawa dengan solusi yang
setuju dengan aksi tersebut maka dicap dibawanya.
sebagai anti Islam, tidak membela Islam. Organisasi Islam yang Dewasa
Atau kalau kita tarik lebih jauh, pada tahun Jauh sebelum era reformasi, jauh pula
2015 ketika pemerintah sedang bersih-bersih sebelum era kemerdekaan, Nusantara sudah
dari kelompok radikal dengan memblokir mempunyai organisasi Islam yang sampai
situs radikal di Indonesia maka narasi yang sekarang masih tegak berdiri menyangga
83
Indonesia dan melestarikan ajaran agama Dua organisasi yang sudah dewasa tidak
Islam. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah latah memposisikan antara agama dan
sudah selesai membicarakan bagaimana negara. Syariat Islam tetap dijalankan sebagai
konteks negara dan agama. Kedua organisasi landasan untuk bernegara dan supaya bisa
Islam tersebut menerima negara Pancasila diterima oleh banyak orang. Bukan
sebagai jalan tengah untuk menyatukan sebaliknya, syariat Islam dapat menyebabkan
berbagai golongan di Indonesia. Walaupun perpecahan. Hubungan antara agama dan
kita berbeda agama, ras, suku dan bahasa negara sudah selesai didiskusikan oleh para
namun kita masih memiliki persatuan yaitu pendiri bangsa sehingga menghasilkan
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara.
Gagasan negara bangsa ini merupakan Anti Islam?
pahit getir pengalaman sejarah Nusantara. Apakah ketika tidak setuju dengan
Jauh sebelum Indonesia berdiri terdapat formalisasi Islam dan diterapkannya negara
banyak agama, peradaban dan kerajaan. Islam di Indonesia serta maraknya perda-
Namun di antara tokoh pendiri bangsa ini perda syariah, saya anti Islam? Pertanyaan
sadar tentang signifikasi untuk melestarikan itulah yang terkadang menjadi senjata
kekayaan dan keragaman budaya dan tradisi ampuh bagi sekelompok orang yang
bangsa. Sementara pada sisi yang lain Gus mempunyai hasrat yang tinggi untuk
Dur menjelaskan, dialog terus-menerus menerapkan formalisasi Islam di Indonesia.
antara Islam sebagai seperangkat ajaran Narasi yang berkembang ketika orang Islam
agama dan nasionalisme yang berakar kuat sendiri menolak adanya formalisasi Islam
dalam pengalaman bangsa Indonesia telah atau adanya perda syariah dijalankan di
menegaskan kesadaran bahwa negara bangsa Negara Indonesia dianggap anti Islam atau
yang mengakui dan melindungi beragam menjadi musuh Islam.
keyakinan, budaya dan tradisi bangsa Tuduhan anti Islam atau kafir
Indonesia merupakan pilihan tepat bagi merupakan manuver politik. Siapapun tidak
bangunan kehidupan berbangsa dan akan menjadi kafir dengan tuduhan semacam
bernegara. itu. Kafir lebih disebabkan karena gerakan
Tokoh organisasi Islam terbesar di hati terkait ajaran agama. Pun yang berhak
Indonesia banyak yang menolak terhadap menilai orang itu kafir tidaknya hanya Allah
upaya sekelompok orang yang memaksakan Swt. yang tahu. Manusia hanya menilai dari
kehendaknya untuk diterima banyak orang, luarnya, karena kafir tidaknya sangat kental
yaitu formalisasi Islam. Bagi Gus Dur, dengan hati seseorang.
formalisasi Islam merupakan upaya untuk Kembali penulis mengutip dari buku
kudeta terhadap konstitusi. Begitu juga Ilusi Negara Islam, bahwa Jargon-jargon
dengan Buya Syafii Maarif, ia menyebut jika yang berkembang, “Islam adalah solusi”,
syariah Islam benar-benar diterapkan sebagai “Bela Islam”, “Bela Ulama”, Selamatkan
hukum negara maka perpecahan tidak hanya Indonesia dengan Syariah” adalah retorikan
akan terjadi antara kelompok Muslim dan simplistis dan komoditas politik sebagai
non-Muslim tetapi juga antar sesama Islam usaha rekrutmen psikologis umat Islam.
sendiri. Apakah ketika orang Islam sendiri tidak
Banyak tokoh organisasi Islam terbesar di setuju dengan jargon-jargon tersebut ia kafir?
Indonesia menolak adanya formalisasi Islam Kafir adalah urusan dia dengan
sebagai hukum negara. Selain tidak ada Tuhannya bukan urusan orang lain. Karena
perintah wajib untuk menerapkan formalisasi ajaran Islam bagi orang Indonesia dijadikan
Islam sebagai dasar hukum negara, landasan untuk membuat hukum. Adapun
formalisasi Islam akan menjurus kepada ketika negara bertentangan dengan hukum
perpecahan bangsa. Syariah bisa Islam, kita wajib mengingatkan dan tidak
dilaksanakan tanpa perlu diformalisasikan. mengikutinya.***

84
85
HUTRI72 – Merawat Kemerdekaan
di Media Sosial
by yellsaints
Jumat, 15 September 2017
42
“Media is the Oxygen of terrorism” (Margaret Thatcher)
Kemerdekaan Indonesia sudah mencapai Media sosial merupakan bagian dari
usia yang ke 72, tentunya ini bukan usia yang media online yang memungkinkan
muda lagi bagi sebuah negara. Masa-masa penggunanya (user) dapat dengan mudah
perjuangan mencapai kemerdekaan sudah membuat sebuah “konten’ media (baik
berlalu. Darah dan air mata sudah berupa teks, foto, musik, dan video).
dikorbankan, jiwa dan raga sudah Teknologi yang digunakan berupa web 2.0
ditumpahkan demi bela negara. Berkat (User generated content) dan memungkinkan
perjuangan pahlawan-pahlawan dari seluruh penciptaan serta pertukaran isi yang
nusantara, Indonesia dapat mencapai dibuatnya. Contoh media sosial yang populer
kemerdekaan yang diproklamirkan pada adalah Facebook, Twitter, Instagram,
tanggal 17 Agustus 1945, sehingga pada hari WhatsApp, Tumblr, Path, dan Youtube
dan tanggal tersebut dikenal dengan (Maryani, dkk, 2017).
HUTRI72. Lantas sejak saat itu hingga Media sosial seperti Twitter dan
sekarang, masihkah kemerdekaan itu Facebook yang mulanya diciptakan untuk
terawat? Bagaimana Indonesia sekarang membuat update status dan menemukan
setelah terbebas dari penjajah asing? kembali teman-teman lama yang berpisah,
Secara kontekstual Indonesia memang berubah menjadi sarana seseorang untuk
sudah terbebas dari penjajah asing. Meskipun menyampaikan pendapat. Akan tetapi
diawal kemerdekaan ada beberapa gerakan sebagian orang disalahgunakan untuk
pemberontak, baik pengaruh luar seperti menyebarkan unsur SARA, sehingga
Partai Komunis Indonesia (PKI) dipimpin membuat keresahan di masyarakat. Media
oleh Musso yang menggugat Ideologi sosial berubah fungsi menjadi ajang orang
Pancasila dan menjadikannya sosialis bertikai, saling hasut dan tuding, fitnah,
komunis, maupun dari daerah yang bullying, dan bahkan tempat paling ampuh
dilatarbelakangi oleh kekecewaan untuk berkembangnya berita hoax dari akun-
kepemimpinan Presiden Soekarno. Misalnya akun palsu yang ingin mengusik
Darul Islam yang dipelopori oleh kemerdekaan. HUTRI72 menjadi pertanyaan
Kartosuwiryo dan mendapatkan dukungan bagi kita anak bangsa, bagaimanakah kita
dari Daud Beureueh dari Aceh. merawat kemerdekaan ini dari berita-berita
Sejumlah pemberontakan lainnya juga yang dapat menciptakan perpecahbelahan?
terdapat di Maluku Selatan, Aceh, Papua, Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
dan lain sebagainnya. Akan tetapi semua itu Proggramme for the International Assesment
dapat kembali ditarik dalam bingkai Negara of Adult Competencies (PIAAC) terhadap
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). tingkat kecakapan orang dewasa yang
HUTRI72 terus bertambahnya usia dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama
kemerdekaan ini, ternyata gerakan untuk Ekonomi dan Pembangunan (OECD),
meretakkan kemerdekaan tidak hanya dari Indonesia berada pada tingkat paling bawah
dunia nyata. Sekarang merambah ke dunia hampir semua jenis kompetensi. Kemampuan
media sosial dengan menyebarkan informasi literasi, numerasi, dan pemecahan masalah
dan berita bohong atau yang dikenal sebagai Indonesia berada pada peringkat ke-34 dari
hoax. 34 negara yang disurvey. Sedangkan
86
katagori anak usia 15 tahun untuk tes Para masyarakat pun juga dibuat resah
Program for International Studenet karena khawatir anak-anak mereka akan
Assesment (PISA) 2012, Indonesia berada diculik, bahkan ada yang tidak memberi izin
pada peringkat 60 dari 64 negara untuk anaknya untuk sekolah. Hal ini tentunya
kategori membaca dan peringkat terbawah sangat merugikan banyak pihak, lain lagi
untuk kategori matematika dan sains muncul prasangka buruk pada satu
(Fanggidae, 2016). kelompok akibat ramuan kata-kata berbau
Akibat minimnya kemampuan literasi hoax. Berkat berita ini juga tak jarang
masyarakat Indonesia, apapun informasi menghimpun massa untuk melakukan
yang diterima ditelan secara mentah tanpa penyerangan ke suatu kelompok yang
ada proses selidik atas kebenaran informasi diasumsikan bersalah.
tersebut. Selain itu diperparah dengan HUTRI72 refleksi yang sangat penting
keinginan untuk berbagi, sehingga kecepatan bagi kita untuk mempelajari literasi media
jempol mengalahkan kecepatan otak untuk supaya tidak salah kaprah dalam menerima
berpikir. Jadi tersebar luas lah informasi berita atau informasi. Literasi media adalah
tersebut melalui media sosial dari satu akun kemampuan untuk mengakses, menganalisis,
ke akun lain. mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi
Indonesia yang merupakan pengguna pesan media (Livingstone, 2004 dalam
terbanyak media sosial yaitu tercatat Maryani 2017).
sebanyak 80 juta orang sebagai pengguna Merdeka dari Informasi Hoax
aktif media sosial di Indonesia sampai tahun Setiap individu dibutuhkan daya kritis
2015 (We Are Social, 2016). Sedangkan saat membaca, mendengar, dan menyaksikan
menurut data digital Indonesia sampai berita di media sosial, sehingga pengguna
Januari 2017, dari 262 juta penduduk media bisa memanfaatkan isi media sesuai
Indonesia pengguna internet mencapai 132,7 dengan kepentingan. Kita harus tahu mana
juta, aktif media sosial sebanyak 106 juta, dan informasi yang benar mengandung fakta dan
yang menggunakan media sosial di telpon mana yang bersifat opini. Biasanya informasi
pintar sebanyak 92 juta (Persentasi dari yang memuat fakta dilengkapi dengan data,
Prasetyo, Dewan Pers Indonesia, sumber beritanya jelas, tidak mengandung
10/08/2017). unsur suku, agama, ras, dan antar golongan
Tentunya informasi sangatlah mudah (SARA), kalimatnya mudah dipahami, dan
untuk didapat, bahkan dalam hitungan detik bukan berupa asumsi.
saja informasi menyebar sampai ke mana- Sedangkan berita opini yang berisi hoax
mana. Beruntung kalau informasi itu benar dapat dilihat dari pemakaian kalimat yang
sesuai fakta, tapi jika informasi itu berupa membingungkan dan menimbulkan banyak
hoax tentu ini akan menciptakan kecemasan, persepsi bagi pembaca. Beritanya lebih
kebencian, dan permusuhan di negara yang mengemukakan opini dibandingkan fakta,
sudah 72 tahun merdeka. bersifat provokatif, mengadu domba,
Kita pernah diresahkan dengan isu menghasut, memunculkan konflik SARA,
penculikan anak yang mengambil bagian sumber berita tidak jelas, dan tidak dapat
dalam organ tubuhnya untuk dijual. Berita dipercaya. Meskipun sulit untuk
hoax itu menyebar luas seolah benar terjadi, membedakan antara berita benar dengan
hingga muncul kecurigaan kepada para hoax, tapi ada beberapa spesifikasi yang
gelandangan atau pun yang penampilannya dapat kita kenali dengan jelas.
semeraut. Bahkan seorang gelandangan Biasanya berita hoax meminta pengguna
disiksa hampir tewas oleh warga di media sosial untuk menyebarkan atau
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah memviralkan berita tersebut. Ditulis oleh
(Liputan6.com, 07/03/2017). media abal-abal yang tidak mempunmyai
alamat web yang jelas. Foto-foto yang

87
digunakan biasanya sudah lama, dan berasal http://nasional.kompas.com/read/2016/09/
dari kejadian di tempat lain serta keterangan 02/20380571/sinyal.tanda.bahaya.ipm.indon
bersifat manupulatif. Terkadang jika esia. Pada tanggal 17 Agustus 2017.
deperhatikan dengan seksama, foto yang Liputan6.com. (2017). Beredar Hoax
dilampirkan berupa editan photoshop. Penculikan Anak, Gelandangan Disiksa
Berita hoax sengaja dibuat agar jadi Nyaris Tewas. Diakses dari
perbincangan di masyarakat, tujuannya http://regional.liputan6.com/read/2878821/
untuk mendapatkan keuntungan karena beredar-hoax-penculikan-anak-gelandangan-
banyak yang meng-klik sehingga disiksa-nyaris-tewas. Pada tanggal 17
meningkatkan viewer ke akun pembuat Agustus 2017.
berita. Mereka akan mendapatakan Maryani, ddk. (2017). Saatnya Kita Melek
pengunjung yang banyak dan Media. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan
memudahkannya untuk memasang iklan. Informatika.
Kelompok ini ada yang mengandalkan iklan Prasetyo, Y.A. (2017). Berita Hoax dan
untuk mendaptkan bayaran, namun juga ada Radikalisme. Materi Persentasi Dewan Pers
dibayar oleh orang yang memesan berita Indonesia. Pada Acara Literasi Media Sebagai
tersebut. Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan
Lantas apa kita mau dibodohi oleh orang- Terorisme di Masyarakat. Banda Aceh, 10
orang yang mencari keuntungan dari Agustus 2017.
penyebar berita hoax? Dampak dari berita We Are Social. (2016). Diambil dari
hoax ini sangat berpengaruh dalam merusak Maryani, dkk (2017).
kemerdekaan yang sudah lama dibentuk oleh Waktu.com. (2017) Rocky Gerung
bangsa ini. Jadi, untuk merawat Pemerintah Bisa Jadi Sumber Hoax. Diakses
kemerdekaan kita, maka kita harus merdeka dari https://waktuku.com/wp-
dari informasi hoax. Caranya saat menerima content/uploads/2017/01/Rocky-Gerung-
informasi, kamu harus selidiki kebenaran Pemerintah-Bisa-Jadi-Sumber-Hoax.png.
informasi tersebut. Jika informasi itu benar Pada Tanggal 17 Agustus 2017.
dan bermanfaat, maka informasi tersebut BIODATA DIRI
boleh diteruskan ke teman-teman. Nama : YELLI SUSTARINA
Akan tetapi jika informasi tersebut tidak Email :
benar karena mengandung hoax seperti yellsaints.paris@gmail.com
kategori yang dijelaskan di atas dan tidak Tempat/Tgl Lahir : Air Sialang, 18-08-
bermanfaat, informasi tersebut cukup 1992
berhenti sampai ke kamu saja. Jangan Jenis Kelamin : Perempuan
disebarkan ke teman-temanmu, karena Alamat Domisli : Desa Pelanggahan,
seperti yang disampaikan oleh Perdana Kec. Kuta Raja, Kota Banda Aceh.
Menteri Inggris Margaret Thatcher, bahwa Alamat Asal : Dusun Menasah Air
media adalah oksigen dari teroris. Jika kita Sialang Hilir, Kec, Samadua Aceh Selatan
terus menyebarkan informasi hoax dengan Agama : Islam
menggunakan media sosial, otomatis kita Status Perkawinan : Belum Kawin
memberi kekuatan teror untuk bangsa ini. No. Hp : 085260080834
Oleh karena itu, HUTRI72 menjadi pengingat Akun Facebook : yell saints
untuk terus merawat kemerdekaan kita dari Akun Twitter : @yellisustarina
ancaman media sosial yang negatif dan Akun Instagram : @yell_saints
hendaknya kita harus cermat dalam Blog/Web : www.yellsaints.com
menggunakan media sosial. dan www.perawattraveler.blogspot.com
Referensi Hobby : Jalan-jalan dan
Fanggidae, V. (2016). Sinyal Tanda menulis
Bahaya IPM Indonesia. Diakses dari

88
Demokrasi, Hoax, dan Media Sosial
by Muhammad Ja'farMuhammad Ja'far
Selasa, 24 Januari 2017
404
Aktivis yang tergabung dalam Serikat pada 1969. Cukup anomalis:
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) instrumen media yang bebas tanpa batas ini
membentangkan poster yang berisi diciptakan justru oleh departemen yang
penolakan penyebaran berita bohong (hoax) paling rigid dalam perkara pembatasan.
di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu Pertanyaan fundamental yang muncul:
(22/1). Aksi tersebut digelar untuk internet akan menjadi kawan atau lawan
memberikan pemahaman kepada masyarakat demokrasi? Ada 3 (tiga) aliran: pesimistik,
agar berhati-hati dan menyaring informasi optimistik, dan realistik. Aliran pertama tak
yang tidak benar atau hoax. ANTARA yakin internet bisa menjadi kawan setia
FOTO/Yudhi Mahatma/pd/17 demokrasi, malah sebaliknya: menusuk dari
Aktivis yang tergabung dalam belakang. Aliran optimistik percaya betul
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) internet akan memperkuat demokrasi di
membentangkan poster yang berisi tataran global maupun lokal. Aliran ketiga
penolakan penyebaran berita bohong (hoax) mencoba berdiri seimbang di antara dua titik
di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu ekstrem: mendorong sisi demokratis internet,
(22/1). ANTARA FOTO/Yudhi sembari tetap mengakui sekaligus
Mahatma/pd/17 memininalisasi sisi antidemokrasinya
Penemuan mesin cetak Gutenberg berjasa (Anthony G. Wilhelm: 2003)
besar memperkuat demokrasi di Eropa. Tapi Internet memiliki 9 (sembilan)
ia pula yang digunakan Nazi untuk karakteristik khusus yang mampu mengikis
menyebar fasisme melalui koran-korannya. otoritarianisme, yaitu: menembus batas fisik,
Radio dimanfaatkan secara cerdas oleh nirkontrol, meningkatkan kemampuan
Presiden Franklin D. Roosevelt untuk kekuatan sipil untuk berserikat secara bebas,
menyelamatkan demokrasi Amerika Serikat. meminimalisasi kontrol negara atas
Tapi ia juga digunakan Joseph Goebbels, warganya, membuat negara dilema
propagandis Hitler, untuk menyebar (menggunakannya atau tidak), kekuatannya
kebencian dan fasisme. tak terbendung, memaksa pemerintah untuk
Ketika pemerintahan tiran Slobodan lebih demokratis, memberdayakan kekuatan
Milosevic di Beograd menutup sebuah sipil, dan memperluas akses edukasi publik
stasiun radio oposisi, kelompok itu kemudian (Simon: 2003).
mengunggah siarannya melalui internet dan Ketika awal mula kelahirannya, karakter
akhirnya di-relay oleh stasiun lain seperti inilah yang diyakini akan mengangkat
Radi Free Europe dan Deutzche Welle (Leslie demokrasi analog ke level yang lebih tinggi
David Simon: 2003) kualitasnya, yaitu demokrasi digital.
Sebagai produk teknologi yang secara Tapi kenyataan tak seindah harapan.
filosofis bebas nilai, internet menjadi Faktanya, rezim di beberapa negara ternyata
berwajah ganda ketika berada di jagat juga sukses memanfaatkan internet untuk
pragmatisme politik: digunakan sebagai memperkuat kuasa totaliternya. Mereka
oksigen demokrasi, tapi secara kontradiktif memanfaatkan media sosial untuk
juga digunakan untuk “membunuh” kapitalisasi ekonomi saja, namun
demokrasi. membungkamnya ketika masuk domain
Kita bisa memahami ambivalensi internet politik. Benar yang dikatakan David Gompert
melalui sejarah kelahirannya. Internet lahir (1998), teknologi informasi adalah sine qua
dari kantor Departemen Pertahanan Amerika non dari globalisasi dan kekuatan. Teknologi
89
mengintegrasikan ekonomi dunia dan Fenomena “hoax” ada dalam konteks
menyebarkan kebebasan, tapi pada saat yang ambivalen ini. Karenanya, membedah hoax
sama menjadi faktor penting bagi militer dan dengan fokus pada instrumen atau alatnya
bentuk-bentuk kekuatan lainnya. rasanya kurang tepat. Ini sesuatu yang
Ambivalensi internet membuat setiap integral dalam teknologi komunikasi-
negara memiliki respons berbeda terhadap informasi, dan tidak bisa dipecah-pecah
internet atau media sosial: ada yang memberi ketika demokrasi mengakomodasinya
ruang karena menyadari manfaat sebagai instrumennya.
ekonominya, ada yang cemas dengan potensi Yang perlu kita lakukan adalah
politiknya, dan ada yang menghadapi dilema mengantisipasi sisi gelap media sosial (hoax),
antara ingin menikmati manfaat ekonomi sekaligus memaksimalkan sisi terangnya
dari internet tetapi masih mengontrol (demokrasi). Karena media sosial hanyalah
kontennya untuk mengantisipasi dampak satu instrumen di antara sekian banyak
politisinya. Internet mempengaruhi jalannya instrumen yang mewarnai sejarah panjang
demokrasi dan pertumbuhan ekonomi secara perjalanan demokrasi. Sebelumnya telah lahir
simultan. Tapi sebagian negara mencoba instrumen teknokratis lain, dan ke depan
mengambil satu manfaatnya, dan juga akan digantikan oleh yang lebih inovatif.
mengeleminasi manfaat lainnya (Simon: Black campaign marak terjadi di era awal
2003). munculnya media cetak dan televisi. Namun,
Wajah ganda internet ini terasa hingga dengan kedua media itu demokrasi mencapai
era media sosial, salah satu “bayi” yang kematangannya dan memperluas area
dilahirkannya sekarang ini. Jika bukan partisipasi publiknya.
karena media sosial, Arab Spring tak akan Media sosial juga demikian:
pernah jadi kenyataan. Tapi, “berkat” media dimanfaatkan secara kreatif oleh pemilih
sosial pula kelompok Negara Islam Irak dan sebagai alat partisipasi politik yang baru.
Suriah (ISIS) bisa menyebarkan ideologi dan Hoax merupakan implikasi tak terpisahkan
produk terornya ke seantero dunia (Abdel dari alat partisipasi politik baru yang
Bari Atwan, ISIS, The Digital Caliphate: bernama media sosial ini. Potensi terjadinya
2015). konflik sosial-politik semakin mudah karena
Dalam The New Digital Age (2013), Eric difasilitasi secara maya. Media sosial alat
Schmidt dan Jared Cohen, dua punggawa yang sangat potensial untuk memperkuat
Google, mengkhawatirkan terjadinya sekaligus memperluas demokrasi yang
kebangkitan teroris peretas. Kelompok ini mengalami krisis partisipasi.
sangat tertolong dengan adanya platform Media sosial juga telah menjadi energi
digital untuk merencanakan, mengerahkan, baru yang membuat kekuatan sipil tumbuh
mengeksekusi, dan yang terpenting merekrut menjadi “Daud” sosial-politik yang mampu
anggota kelompoknya. Di sisi lain, Schmidt menandingi supremasi “Goliath” kekuasaan.
dan Cohen melihat cerahnya masa depan Media sosial membuat masyarakat sipil lebih
dunia dengan kehadiran teknologi digital. mudah menjalankan perannya sebagai
Pada wilayah politik, faktanya semakin kekuatan penyeimbang kekuasaan dan
anomalis: Barack Obama yang moderat dan penyangga negara.
proglobalisasi lahir dari rahim media sosial, Namun, di sisi lain, potensi positifnya ini
tapi Donald Trump yang konservatif dan paralel dengan potensi negatfinya untuk
proteksionis juga lahir dari “ibu” yang sama. mencederai dan melemahkan demokrasi.
Bahkan, dalam batas tertentu, Trump Lihat saja bagaimana Amerika Serikat marah
dimenangkan oleh “hoax” (berita bohong), bukan kepalang menuduh Rusia telah
sisi gelap dari media sosial itu sendiri. Lihat, mengintervensi pemilihan presiden dan
betapa ambivalesinya media sosial. mendorong kemenangan Trump. Negeri
punggawa demokrasi dengan sistem

90
pemilihan umum paling aman dan canggih dirinya untuk dikoreksi kelemahan-
teryata bisa dibobol dengan kecanggihan kelemahannya, direvisi kesalahannya, dan
tekhnologi. Tekhnologi yang oleh Gedung “disulam” bagian-bagiannya yang “bolong”.
Putih digunakan sebagai pagar Ini energi subtil demokrasi yang
mengamankan penyelengagran pilpres, membuatnya bisa bertahan melewati
teryata menjadi kuda Troya yang bermacam era peradaban.
merusaknya dari dalam. Gerakan-gerakan sipil antihoax yang kini
Ini sisi gelap media sosial yang bukan digalakkan adalah bagian dari cara
hanya mengancam Indonesia, tapi juga demokrasi beradaptasi dengan instrumen
negara-negara besar. Gerakan antihoax harus baru yang bernama media sosial. Pada
dijalankan sebagai bagian dari tanggung akhirnya akan terbentuk sebuah fatsun
jawab gerakan sipil. berdemokrasi di dunia digital (media sosial
Sejak era klasik demokrasi selalu hanya salah satunya), sebagaimana dahulu
memiliki cara beradaptasi dengan perubahan sudah dialami era media cetak dan
zaman, termasuk revolusi teknologi elektronik. Demokrasi akan dapat
komunikasi-informasi. Demokrasi terbukti menciptakan keseimbangan baru dalam
memiliki cara, pola pendekatan, dan energi korelasinya dengan instrumen baru yang
khas untuk memaksimalkan sisi positif digunakannya, baik dengan cara melihat ke
sebuah instrumen baru, sekaligus dalam dirinya maupun mempengaruhi ke
meminimalisasi sisi negatifnya. Dan pada luar dirinya.
setiap era baru teknologi komunikasi-
informasi, demokrasi selalu membuka

91
Hipnotis Media Sosial
by cosmas gun
Kamis, 7 September 2017
98

Oleh: Cosmas Gun


Media sosial yang lebih dikenal dengan Hipnotis medsos yang lebih parah lagi,
medsos, menghipnotis siapa saja. Mulai dari menghantam para cendekia. Bagaimana
anak-anak, pelajar, guru, mahasiswa, dosen, tidak, mereka yang bergelar sarjana, doktor,
politikus, orang awam, hingga warga biasa. hingga profesor, sebagian asyik masyuk
Lihatlah, hipnotisnya sungguh luar biasa dengan hoax. Bahkan, anggota DPR, politisi,
dahsyat. Semua mata memandang satu mantan menteri pun, sering membagikan
benda, wajah menghadap ke bawah, jari hoax, tanpa disadari, ataupun dengan
jempol menari lincahdi handphone. kesengajaan. Ini hipnotis medsos yang salah
Si jempol pun piawai memainkan kaprah. Sebab, mereka sedang memburu
medsos. Berkat jempol pula, sebuah tulisan, kursi kekuasaan dengan segala cara
gambar, foto, meme, berita, hoax, dengan walaupun langkah yang dilakukan hina dina
mudah dibagikan (share), disimpan, dibaca, sekalipun.
atau dilewati. Anehnya, yang laris manis Lebih mengkhawatirkan lagi. Medsos
berita hoax alias berita bohong. Berita yang yang seharusnya bisa menyatukan Indonesia,
positif, yang berdasarkan fakta-fakta kini justru menjadi ajang perpecahan. Seolah-
jurnalistik, sering diabaikan begitu saja. olah, gara-gara ibu jari, ibu pertiwi menjadi
Hipnotis medsos juga membuat tercabik-cabik, republik pun terbelah,
kerenggangan hubungan keluarga. Saat anak terpecah-pecah, keberagaman dan
rindu dengan belaian kasih sayang kedua kebhinekaan diuji kesaktiannya. Luar biasa
orang tuanya, mereka justru kehilangan rasa dahsyatnya. Pencipta medsos bertujuan baik,
sayang. Kedua ortunya, lebih sering untuk kepentingan positif, eh… para
membelai-belai hanphonenya, takut penggunanya justru sebaliknya.
ketinggalan kabar kawan sekantor, teman Meluluhlantakkan apa saja. Jadi, kalau sudah
segrup, atau teman gelapnya. Para ortu begini jangan salahkan medsos. Jangan
beranggapan, semua sudah beres diserahkan salahkan ibu jari. Mari kita merenung
kepada pembantu rumah tangga (PRT). bersama.
Padahal, para PRT juga lebih asyik dengan
handphone, ber-WA ria dengan di WA grup
perkumpul para babu. Ah, kalau sudah
begini, jangan salahkan medsos, ya?

92
Milenial yang Merdeka
by Dedy Helsyanto
Kamis, 7 September 2017
350
Telah terjadi
beberapa kasus yang mengancam informasi ini dengan menudingnya sebagai
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia generasi instan.
karena ujaran kebencian, pencemaran nama Di sinilah tugas seluruh stakeholder
baik dan berita bohong. Musabab pemecah menyiapkan generasi milenial guna
ini tersebar di media mainstream maupun meneruskan cita – cita kemerdekaan
media sosial. Pelaku dan korban bisa berasal Indonesia dengan demokratis.
dari lingkungan mana saja. Literasi Harga Mati
Negara pun terus bertindak dengan cara Data UNESCO yang pernah dilansir pada
yang persuasif dan koersif untuk menjaga 2012 menyebutkan indeks minat baca di
keutuhan NKRI. Persuasif dilakukan melalui Indonesia baru mencapai 0,001 atau satu
dukungan kepada masyarakat yang orang yang memiliki minat baca dari setiap
membuat gerakan anti hoax, sedangkan seribu penduduk. Penelitian yang dilakukan
koersif dilakukan dengan memblokir alamat oleh Central Connecticut State University
web atau suatu aplikasi yang mengancam terkait minat baca juga menempatkan
konsensus nilai – nilai kehidupan di Indonesia di posisi 60 dari 61 negara atau
Indonesia. satu tingkat di atas Botswana.
Rentetan peristiwa ini memunculkan Melihat fakta di atas, tidak bisa tidak
diskursus dari sebagian besar rakyat semboyan untuk generasi milenial hari ini
Indonesia. Ada yang meminta negara tidak adalah literasi harga mati. Karena dengan
lemah terhadap mereka yang merongrong literasi yang mumpuni dari tiap – tiap
Bhineka Tunggal Ika, ada juga yang generasi milenialah yang akan menangkal
menganggap negara menuju otoriter dengan Indonesia dari keterpecahan politik,
kepemimpinan diktator berwajah baru. kerusuhan sosial, kerawanan pertahanan dan
Masalah ini tentu menjadi tantangan kemerosotan ekonomi.
tersendiri bagi Indonesia yang dalam Menurut Fisher (1993) literasi merupakan
beberapa tahun ke depan akan mendapatkan kegiatan membaca, berpikir dan menulis.
bonus demografi. Mereka adalah generasi Y Untuk membaca, generasi milenial mesti
atau biasa disebut sebagai generasi milenial. didukung dengan menyediakan bahan
Dikatakan milenial karena mereka lahir bacaan yang mudah didapat, menarik dan
melewati milenium pertama yang diukur bermanfaat. Berarti generasi milenial untuk
dengan teori generasi dari Karl Manheim mendapatkan bahan bacaannya tidak
pada 1923, serta menurut William Strauss terbatas oleh materi dan waktu, kemudian
dan Neil Howe melalui bukunya “Millennials tampilannya sesuai dengan karakternya,
Rising: The Next Great Generation” (2000), misalnya dengan menyajikan infografis baik
mengungkapkan bahwa generasi ini akan melalui buku maupun digital dan
menjadi generasi yang peduli dengan manfaatnya sesuai dengan kebutuhan
masalah – masalah kemasyarakatan. hidupnya, seperti pendidikan, pekerjaan dan
Keoptimisan terhadap generasi milenial kesehatan.
yang tak gagap dengan teknologi dan kritis Konten bahan bacaan bagi generasi
terhadap informasi, bukan berarti tanpa milenial ini tak dapat dibatasi. Biarkan
tantangan. Ada yang meragukan generasi generasi milenial melahap semua bacaan
milenial tidak mampu menyikapi hingga suatu saat dapat memilih dan
perkembangan teknologi dan banjir
93
memilah sesuai dengan minat perkembangan Kecakapan berpikir ini diharapkan dapat
dirinya. membentuk suatu tatanan aturan yang
Setelah tradisi membaca yang ulet dari menjamin hak atas informasi dan komunikasi
generasi milenial, tak kalah penting adalah secara rigid dan detil. Dan tidak membuka
membentuk kecakapan berpikirnya agar celah juga untuk misi – misi ideologi atau
tidak melakukan pelanggaran baik secara etik nilai – nilai yang ingin mengganti Pancasila.
dan hukum. Untuk ini generasi milenial tidak Selain membentuk kecakapan berpikir,
cukup hanya dengan berpikir positifis. kemampuan menulis juga mesti dimiliki oleh
Dialektika dalam diri milenial mesti bernafas generasi milenial. Kemampuan menulis ini
dengan menghadirkan tesis – tesis yang dibekali dengan pengelolaan data dan
kritis. penyampaian argumentasi yang baik dan
Berpikir kritis menurut Paulo Freire benar. Tujuannya agar tidak ada kekeliruan
(1971) mempunyai tujuan untuk membentuk dalam penulisan yang justru membuat sesat
fundamental kesadaran manusia dalam pikir. Dan juga dimaksudkan untuk
dialektika obyektifikasi dari masalah yang menjungkirbalikan logika dari para pengujar
ada. Dalam konteks menjaga keutuhan kebencian, pencemaran nama baik dan
bangsa, generasi milenial tidak hanya pasif penyebar berita bohong.
melawan hoax dengan sekedar tidak Dengan kemampuan menulis yang layak
mempercayainya. Tetapi lebih dari itu, ini, generasi milenial diharapkan dapat
generasi milenial mampu menciptakan membuat dan membunyikan berbagai narasi
beragam konten untuk melawan berita – – narasi kecil yang menjawab tantangan –
berita yang merugikan hak seseorang dan tantangan global. Menurut Jean-François
membohongi banyak orang. Lyotard (1989) yakni banyaknya lahir
Selain menciptakan beragam konten, pemikiran plural atau paralogy atau
melalui berpikir kritisnya, generasi milenial pengakuan atas aneka macam narasi kecil.
juga mesti mengawal atau mengontrol negara Semakin banyak generasi milenial yang
terhadap wewenangnya yang mengatur mempunyai kemampuan membaca banyak
teknologi dan informasi. Generasi milineal hal, kecakapan berpikir dan kemapanan
mesti mampu mengawal demokrasi menulis dengan argumen yang baik dan
Indonesia yang berdasarkan musyawarah benar ini, maka dapat dikatakan merekalah
mufakat menyejahterahkan rakyat banyak. sebagai agen – agen gerakan sosial baru baik
Jangan sampai Indonesia terpuruk dengan di dunia nyata maupun dunia maya.
sistem politik yang otoriter, dimana Generasi milenial dengan otonomi dan
kebebasan mencari informasi dan berekspresi identitasnya inilah yang yang mempunyai
menjadi terbatas, seperti beberapa negara potensi merawat kemerdekaan Indonesia ke
tetangga di kawasan Asia. depan. ***

94
Negeri Pinokio
by faqih albantani
Selasa, 12 September 2017
245
“ Pagi berdzikir, siang jadi kikir. Jum’at berbohong. Jadilah kita penganut
berkhotbah, malam minggu bermaksiat. Machiavellian sejati. Bagi Machiavelli yang
Itulah demokrasi tipu-tipu untuk berkuasa seorang penulis buku berjudul “ The Prince”
dan memperkaya diri” ini mengatakan tak ada kejahatan dalam
Pinokio memang hanya kisah fiktif politik, yang ada hanya kesalahan kecil.
belaka dalam bentuk cerita berseri dengan Bahkan Machiavelli tidak tanggung-
judul “La Storia un Burattino (Kisah Seorang tanggung menghalalkan segala cara agar
Marionette)” yang berlatar di negeri Italia. sampai ketujuan.
Buku itu pertama terbit di sana tahun 1883, Belum lagi di media sosial (Medsos)
dan sampai sekarang diterjemahkan lebih begitu ramai adu argumen dan tak jarang
dari puluhan bahasa, termasuk Bahasa saling menghujat satu sama lain. Beredarnya
Indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan berita hoax bak jamur di musim penghujan,
karakter Pinokio yang familiar itu? Jika kita dan tragisnya hoax bagi sebagian kelompok
Tanya kepada anak-anak tentang Pinokio, dianggap sebagai jihad medsos manakala
barang tentu mereka akan menjawab “ Suka konten berita palsu dibumbui dengan brand
berbohong, kemudian hidungnya jadi agama.
panjang”. Sering kali alam demokrasi diciderai oleh
Ya, begitulah karakter tokoh dari pemaksaan-pemaksaan kehendak janji
Pinokio. Suka berbohong, culas, naïf, dan ataupun ancaman. Tengok saja perhelatan
suka menafikan keberadaan orang lain. PILKADA DKI beberapa waktu silam,
Cerita Pinokio tidak hanya sekedar cerita tindakan persekusi, mimbar masjid penuh
pengantar anak-anak tidur, atau mengisi ujaran kebencian (hate speech), hingga mayat
waktu liburan keluarga di layar televisi. yang tak punya kepentingan pun ikut terseret
Barang kali karakter Pinokio itu hadir di dalam pusaran kuasa. Hal ini akan
tengah-tengah realita negeri ini. berimplikasi kepada tiadanya ketulusan dan
Sebagai contoh, dalam arena politik di keikhlasan dalam memilih. Disinilah
negara kita, Pinokio tidak sukar untuk demokrasi menjadi ujian ketulusan dan
dijumpai. Momentum Pilpres 2014 silam kita keihklasan, kunci dari semua itu adalah tidak
disuguhkan bagaimana banyaknya manuver lain adalah kejujujuran bukan kebohongan.
politik dengan berbohong, memfitnah, Dalam alam demokrasi pula kita mengenal
sumpah palsu, dan tidak jarang black “agree to disagree” yang berarti setuju untuk
campaign yang berujung pada isu SARA tidak setuju. Ungkapan itu menunjukan
yang memainkan sentimen agama. Yang adanya prinsip solidaritas. Sebab, walau
berbeda adalah jika Pinokio berbohong berbeda pandangan atau kepentingan para
hidungnya bertambah panjang, sedangkan pihak tetap sepakat untuk mempertahankan
politikus kita tidak! Mengapa? Barangkali, ikatan bersama (unity).
ada rahasia Tuhan, kenapa karakter manusia Memang sah-sah saja mengemukakan
dan watak bohongnya tersembunyi di dalam pendapat, tetapi kita harus mengutamakan
hati. Karena gesture selalu menipu, senyum nilai-nilai kepatutan dan etika. Karena negera
menyapa kadang palsu, kawan jadi lawan. mengatur itu dalam produk hukum
Ya mirip-mirip intrik politik kita akhir-akhir kebebasan berpendapat. Sebagai negara
ini di layar kaca. demokrasi, sejatinya kejujuran adalah
Sementara itu, kekuasaan menjadi harga penyangga dan pilar penting demokratisasi.
mati bagaimanapun caranya, termasuk Pemimpin yang jujur dan amanah tentunya
95
didambakan semua elemen masyarakat akan terjadi, lembaga survey tak mau
bukan sekedar pemimpin yang bisa pamer intelektualnya di jual demi materi hanya
kekayaan dan modal (capital) semata. Jika untuk kepentingan pihak tertentu, dan para
para lingkaran elit pemimpin saja sudah calon pemimpin negeri inipun tak seenaknya
tidak memberikan teladan dan berani dengan berani umbar janji kepada rakyat.
intrik-intrik kebohongan, sudah bisa Melihat fenomena tersebut, tampaknya
dipastikan, Indonesia pun tidak bisa lepas kejujuran menjadi barang mahal saat ini,
dari kebohongan dan rekayasa sosial. orang jujur bahkan sukar kita temui. Seakan-
Imbasnya, kita sebagai warga negara akan akan orang jujur tak ada tempat di republik
terbiasa berbohong dan jadilah manusia ini. Adapun orang baik dan jujur akan
munafik tujuh turunan. Sedangkan nilai dihabisi dan dihancurkan citranya. Asumsi
kejujuran ada di strata paling bawah dalam tersebut memang tidak ada salahnya, tapi
piramida moralitas. jangan jadikan alasan pembenaran
Seandainya saja manusia seperti kita ini bahwasannya tidak ada lagi kejujuran yang
diciptakan oleh Tuhan sama seperti halnya bisa kita lihat di negeri ini.
Geppeto yang membuat karakter seorang Masih ada secercah harapan bahwa
Pinokio, entah sudah berapa meter kejujuran akan lahir di tengah-tengah kita
panjangnya hidung kita saat ini, seratus saat ini, di mulai dari kita, lingkungan
meter? Seratus kilo meter? Ah, entahlah! keluarga, masyarakat, sampai kehidupan
Yang jelas mengerikan sekali jika itu terjadi. berbangsa dan bernegara. Sekedar refleksi
Jika ukuran dan kadar kebohongan bersama, cukuplah bagaimana Tuhan
seseorang ditentukan oleh memanjangnya mengingatkan kita dalam QS. Al-Isra ayat 36
hidung, maka dalam hidup ini tidak akan “ Dan janganlah kamu mengikuti yang kamu
ada hipokrisi, manipulasi, kamuflase dan tidak mengetahui pengetahuan tentangnya,
saling fitnah. Orang akan selalu menjaga sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
ucapan dan hatinya agar selaras. hati, semua itu akan diminta pertanggung
Kebohongan publik tidak akan terjadi, jabawabannya”
manipulasi laporan data-data statistik tak

96
Ya Allah, Tuhan YME. Jokowi Keterlaluan!
by Cania Citta IrlanieCania Citta Irlanie
Selasa, 24 Januari 2017
302
Sumber: setkab.go.id
Presiden Jokowi Widodo mengikuti “Saya mengikuti kompetisi panahan di
Kejuaraan Panahan Bogor Terbuka 2017 di Pusat Pendidikan Zeni Kota Bogor, di kelas
Pusdik Zeni TNI, Bogor, Jabar, Minggu standar eksekutif jarak 20 meter, bersama 29
(22/1). (Foto: Humas/Jay) [Sumber: pemanah lainnya. Ada Menteri Pemuda dan
setkab.go.id] Olahraga Imam Nahrawi, serta dua mantan
Saya mau mengajak Anda rehat sejenak atlet nasional, Rosiana Gelante dan
dari Pilkada DKI. Semoga tidak menolak ya. Nurfitriyana”.
Biasanya, timeline Facebook saya Informasi lain yang juga tidak kalah
dipenuhi Ahokers dengan segudang meme penting adalah terdapat 634 atlet yang
beragam cerita, sampai saya sempat menjadi peserta dalam kejuaraan tersebut.
menuliskan refleksi tentang itu. Tapi Para atlet ini datang dari berbagai daerah di
beberapa hari lalu, tepatnya Minggu 22 Indonesia, termasuk dari Sabang dan Papua.
Januari 2017, ada sesuatu yang berbeda dan Saya tiba-tiba saja memikirkan nasib mereka
menarik perhatian saya. di Bogor. Apakah mereka mendapatkan
Presiden kita Joko Widodo mengunggah perlakuan yang baik? Apakah mereka
sebuah foto dirinya sedang memegang busur disuguhi makanan yang enak dan bergizi? Di
panah dalam posisi bersiap untuk memanah. mana mereka bermalam?
Foto tersebut dibubuhi caption yang intinya Saya cari informasi tentang penginapan
menceritakan pengalaman beliau mengikuti para atlet, ternyata masih berupa bongkahan
Kejuaraan Panahan Bogor Terbuka (Bogor batu bertumpuk tak terurus!
Open Archery Championship) 2017 sambil Pembangunan wisma itu mangkrak sejak
dibumbui refleksi pribadinya seputar tahun 2012 karena mandornya ditangkap
olahraga panahan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Andi
Berikut penggalannya: Mallarangeng yang pada saat itu menjabat
“Panahan, sebagaimana pekerjaan apa sebagai Menpora, sekaligus Sekretaris dan
pun, membutuhkan fokus dan konsentrasi. Anggota Dewan Pembina serta Sekretaris
Dan yang terpenting adalah, dalam setiap dan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat,
kegiatan targetnya harus jelas“. dijatuhi hukuman 4 tahun penjara atas kasus
Tadinya saya mau komentar, “Pak, Anda korupsi dalam proyek Hambalang yang
sengaja ya nulis itu supaya saya baca? Sangat merugikan negara lebih dari Rp 400 miliar.
tidak beretika!” Tapi saya urungkan niat ini, Andi tidak menjadi pelaku tunggal
karena meskipun dia presiden saya, masalah dalam proyek pembangunan Pusat Pelatihan,
aspirasi dia apa is none of my business. Pendidikan, dan Sekolah Olahraga Nasional
Katakan Tidak Pada Korupsi (P3SON) tersebut. Ia diadili bersama Anas
Kembali ke panahan. Di dalam kejuaraan Urbaningrum dan Wafid Muharram.
panahan di Lapangan Pusdik Zeni, Bogor Perkaranya diputus pada Oktober tahun
tersebut, Jokowi berhasil mengungguli 2013.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Tidak lama sebelum itu, tepatnya April
Nahrawi dengan selisih skor hanya 7 angka. tahun 2012, Angelina Sondakh yang pada
Mereka bertanding di kelas standar eksekutif waktu itu menjabat sebagai anggota DPR RI
jarak 20 meter. Hal ini juga turut sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Partai
disampaikan dalam status Facebook sang RI Demokrat, ditangkap dengan dakwaan kasus
1. korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA
97
Games di Palembang. Selain Angie, begitulah potongan gambar yang satu
Nazaruddin yang pada waktu itu menjabat dengan yang lain saling terkait.
sebagai anggota DPR RI sekaligus Bendahara Mantan Ketua KPK Antasari Azhar
Umum Partai Demokrat juga ditangkap ditangkap atas kasus pembunuhan Direktur
untuk kasus yang sama. PT Putra Rajawali Bantaran Nasrudin
Berselang dua tahun, tepatnya September Zulkarnaen. Antasari, sampai hari ini,
2014, giliran Anas Urbaningrum yang pada menyatakan dirinya tidak membunuh
waktu itu menjabat sebagai anggota DPR RI Nasrudin dan hanya melakukan apa yang
sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat diperintahkan dalam putusan pengadilan.
masuk meja hijau atas kasus gratifikasi “Saya masuk bukan karena dakwaan atas
senilai lebih dari Rp 100 miliar dan US$ 5 perbuatan. Tapi karena ada putusan. Saya
juta. penegak hukum harus hormati putusan.
Waktu saya masih duduk di bangku Karena putusan pengadilan itu salah harus
kelas 2 SMP, saya sering melihat wajah dianggap benar. Jadi saya laksanakan,” ujar
orang-orang yang saya sebutkan di atas Antasari pada Detik News (Rabu, 9
dalam sebuah iklan televisi yang sangat hits November 2016).
dengan pesan inti: Katakan Tidak Pada Antasari ditangkap pada tahun 2009,
Korupsi. Di iklan itu, Angelina dan Anas tepat setelah KPK memenjarakan Aulia
kebagian monolog berisi satu kata saja; Pohan, mantan Gubernur Bank Indonesia
“tidak!” Menjelang penutup iklan, nampak sekaligus besan Soesilo Bambang Yudhoyono
Andi mengangkat tangannya seperti Agnez yang merupakan ayah dari Annisa Pohan.
Mo dan Ayu Ting Ting yang dimaksudkan Iya, saya sengaja menulis ini supaya dia baca.
untuk membingkai logo Partai Demokrat. Wasekjen PKS Fahri Hamzah sempat
Menarik sekali, berselang 4 tahun setelah memberikan pernyataan tentang kemarahan
iklan itu menghiasi dunia pertelevisian tanah SBY pada Kompas (Jumat, 21 Juni 2013).
air, satu-persatu dari mereka diperiksa KPK “Begini-gini, saya pernah marahin SBY.
dan berujung penahanan. Bak ritual dua Saya berdebat berempat di Istana dengan Pak
tahunan, KPK konsisten membongkar kasus SBY. Ternyata Pak SBY marah ke Antasari
yang menjerat para petinggi Demokrat sejak karena besannya ditangkap,” ungkap Fahri.
tahun 2012, 2014, hingga pemanggilan Apabila kita ingin menyatukan potongan
Nazaruddin sebagai saksi kasus dugaan puzzle besar ini secara serampangan, kita
korupsi E-KTP pada September 2016 lalu. akan langsung menyimpulkan ada andil SBY
Dari semua bintang dalam iklan anti di balik kasus pembunuhan Nasrudin, yang
korupsi itu, hanya 2 penguasa Demokrat sampai hari ini masih menyimpan banyak
yang tidak masuk jeruji besi, yakni sang kejanggalan. Tetapi, tentulah kita harus lebih
pendiri dan putera mahkota. Ya Allah, Tuhan berhati-hati. Agar jangan sampai kita
YME. Partai, kok, jadi begitu. Betapa tidak dilaporkan pada Allah, Tuhan YME, karena
sopannya para kroco itu meninggalkan menuduh sembarangan.
tetuanya di belakang. Kapan tetuanya akan Saya pribadi mendukung segala upaya
dihormati sebagaimana mestinya? Mbok yo pengungkapan kebenaran atas kasus
unggah ungguh toh. pembunuhan Nasrudin, maupun kasus-kasus
Kesantunan Antasari lainnya, termasuk 34 proyek listrik yang
Kasus korupsi yang besar-besar itu mangkrak sejak 8 tahun terakhir. Antasari
layaknya sebuah puzzle raksasa dengan pun sudah menyatakan komitmennya untuk
jutaan potong gambar pembentuk yang kecil- berkontribusi optimal mengungkap pelaku
kecil. Proses penyidikan kasus tidak dapat pembunuhan Nasrudin yang sebenarnya.
tuntas hanya dengan penangkapan satu atau Sadar tidak mampu bekerja sendirian, tak
dua orang saja. Sebagaimana Anas yang lupa Antasari unggah ungguh mengajak
ditangkap pasca Nazaruddin buka suara, tetua Demokrat bekerja sama.

98
“Seharusnya, kalau Pak SBY cuit-cuitan, Ya Allah, Tuhan YME, semoga ada
bantu bongkar kasus saya. Siapa pelaku “kejutan menarik” di ritual dua tahunan KPK
sesungguhnya? Daripada beliau cuit-cuit di tahun 2018 mendatang!
Twitter bilang negara ini kacau, wong enggak
kacau, kok. Kalau kacau, enggak ada yang
bisa terlaksana, mending dia bantu buka
kasus saya. Dia tahu, kok. Pada era beliau
terjadinya,” ujar Antasari pada Kompas
(Senin, 23 Januari 2017).
Lihatlah betapa sopan dan santunnya
Antasari! Ia tidak cukup sombong untuk
merasa bisa melakukan segalanya sendiri.
Tanpa ragu ia mengajak SBY bahu-membahu
bersama menjadi pahlawan yang
mengungkapkan kebenaran.
Jokowi Code
Sekali lagi, kembali ke panahan. Aksi
Jokowi mengunggah foto memegang busur
panah selepas mengikuti kejuaraan panahan
di Bogor ia lakukan dua hari setelah SBY
menghebohkan jagat raya dunia maya
dengan sebuah cuitan lewat akun Twitter-
nya yang menyinggung mengenai “juru
fitnah dan penyebar hoax yang berkuasa”
dan mempertanyakan “kapan rakyat dan
yang lemah menang”.
Sebelumnya, pada Maret 2016, Jokowi
beraksi menyambangi Hambalang yang
secara terang benderang diliput dan
diberitakan oleh seluruh media mainstream
di negeri ini, baik itu media cetak, online,
maupun televisi. Hal ini ia lakukan dua hari
setelah SBY mengkritik pemerintahannya
dalam rangkaian Tour de Java pada
pertengahan Maret 2016. Di dalam kritiknya,
SBY menyinggung masalah pajak yang
terlalu memberatkan pengusaha di saat
ekonomi sedang lesu.
Jokowi memang keterlaluan. Ia hampir
tidak pernah menanggapi secara eksplisit
ujaran kritik dari SBY terhadap
pemerintahannya. Semuanya berupa
rangkaian kode yang perlu diresapi,
direnungkan, dan ditelaah secara serius
untuk dapat dipahami maksudnya. Seperti
kata Jokowi, dalam setiap kegiatan targetnya
harus jelas. Kalau target sudah jelas, tentu
tidak akan mangkrak. Betul?

99

Anda mungkin juga menyukai