Anda di halaman 1dari 6

LP Sepsis Pada Bayi Baru Lahir

A. Definisi

Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan
jaringan lain. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab daro
30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir
yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.

Pengertian Sepsis pada periode neonatal adalah suatu sindrom klinik yang ditandai
dengan penyakit sistemik simtomatik dan bakteri dalam darah.

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik
dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung
cepat sehungga seringkali tidak terpantau, tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat

meninggal dalam 24 sampai 48jam.(pera atan bayi beriko tinggi, penerbit buku kedoktoran)

B. Etiologi

Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.Beberapa
komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara
lain :

 Perdarahan
 Demam yang terjadi pada ibu
 Infeksi pada uterus atau plasenta
 Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
 Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
 Proses kelahiran yang lama dan sulit
C. Tanda dan Gejala

Gejala infeksi sepsis pada neonatus ditandai dengan:

 Bayi tampak lesu


 tidak kuat menghisap
 denyut jantung lambat dan suhu tubuhnya turun-naik
 gangguan pernafasan
 kejang
 jaundice (sakit kuning)
 muntah
 diare
 perut kembung

MANIFESTASI KLINIS

1. Umum : panas, hipotermi, malas minum, letargi, sklerema


2. Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3. Saluran nafas: apnu, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis
4. Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi,
bradikardi
5. Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan
tidak teratur, ubun-ubun membonjol
6. Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan. (Arif,
2000)
Bentuk manisfetasi klinis yang lain adalah:
 Tersangka bakteri
 Sepsis neonatorum
 Saluran pernapasan dispnea, takipnea, apnea.
 Tampak tarikan otot pernapasan
 Merintih, dan mengorok
 Mengalami hiportemia
 Aktivitas lemah atau tanpa tidak ada yang sakit
 Dan berat badan menurun secara tiba-tiba.

D. Patofisiologi
Berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi 3:

1. Early onset (dini), terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi klinis yang

timbulnya mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama mengenai system saluran
pernafasan, progresif dan akhirnya syok.

2. Late onset (lambat), timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering disertai

adanya kelainan system susunan saraf pusat.


3. Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi yang
timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah sakit.
Mekanisme terjadinya sepsis neonatorum :
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui

beberapacara yaitu :

1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin.
Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain virus
rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat
melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi. Cara
lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi
dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi
pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi pada janin dapat terjadi
melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi

oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican dan gonorrhea).


3. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui alat –

alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol minuman atau dot).

Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nasokomial.

E. Komplikasi

1. Meningitis
2. Hipoglikemia, asidosis metabolik
3. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intracranial
4. Ikterus/ kemikterus

F. Pathways

Invasi Bakteri dan kontaminasi sistemik



Pelepasan endotoksi oleh bakteri

Perubahan fungsi miokaridum hipotalamus

Gangguan proses pernapasan pusat termuregulator

Gangguan fungsi mitokondria ketidakstabilan suhu

Kekacauan metabolic yang progresif

Kerusakan dan kematian sel

Penurunan perfusi jaringan

Asidosis metabolik

Syok septik insufisiensi

Disseminated Intravasculer coagulation

Sepsis neonatorum
( Bobak : 2005 )
G. Asuhan Keperawatan

Pengkajian :

 Status sosial ekonomi


 Riwayat parawatan antenatal
 Riwayat penyakit menular seksual
 Riwayat penyakit infeksi selama kehamilan dan saat persalinan (toksoplasma, rubeola,
toksemia gravidarum, dan amnionitis)
 Pemeriksaan fisik

Diagnosa Keperawatan

1. Infeksi b.d penularan infeksi pada bayi sebelum dan sesudah kelahiran

Tujuan : Mengenali secara dini bayi yang mempunyai risiko menderita infeksi

Intervensi :

 Kaji bayi yang berisiko menderita infeksi


 Kaji tanda2 infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus, refleks
menghisap, minum sedikit, distensi abdomen.
 Kaji tanda2 infeksi yang berhubungan dengan sistem organ

2. Kebutuhan Nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d intoleransi terhadap minuman

Tujuan : Memelihara kebutuhan nutrisi bayi, BB bayi normal, terhindar dari dehidrasi

Intervensi :

 Kaji intoleransi terhadap minuman


 Hitung kebutuhan minum bayi
 Ukur intake dan output
 Timbang BB bayi secara berkala
 Catat perilaku makan dan aktivitas secara akurat
 Pantau koordinasi refleks menghisap dan menelan.

Daftar Pustaka

Arif, mansjoer (2000). Kapita selekta kedokteran. Jakarta :EGC.


Behrman (2000). Nelson ilmu kesehatan anak. Jakarta : EGC
Bobak (2005). Buku ajar keperawatn maternitas. Jakarta : EGC.

Dongoes, Marlynn E.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Makalah kelompok “Asuhan Keperawatan Infeksi pada Neonatus Sepsis”. 2008.


STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

http://www.indonesiaindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai