Difusi Teknolodi SDA Citarum PDF
Difusi Teknolodi SDA Citarum PDF
Latar Belakang
melalui 8 (delapan) kabupaten, (iii) Luas lahan kritis DAS Citarum 125.692,20 ha
dengan frekwensi kejadian banjir setiap tahun, sedimentasi rata -rata = 25,52
ton/ha/th1 serta curah hujan rata-rata sebesar 2.300 mm/tahun yang termasuk
kategori tinggi (diatas normal), sehingga berpotensi menimbulkan banjir besar
dan (iv) Penegakan hukum belum tegas, partisipasi masyarakat masih kurang
serta lemahnya koordinasi antar stakeholder terkait. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini tim Balai berkoordinasi dan bekerjasama d engan BBWS Citarum
sebagai pengelola wilayah Sungai Citarum, sehingga dengan pelaksanaan
kegiatan bersama-sama ini diharapkan BBWS Citarum beserta mitra kerjanya
dapat mengimplementasikan konsep pengelolaan manajemen konservasi
sumber daya air partisipatif di wilayah kerjanya, sedangkan bagi masyarakat,
dapat memahami pentingnya partisipasi aktif mereka dalam mengelola sumber
daya air.
Proses difusi teknologi Pedoman Manajemen Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Air
Partisipatif dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkomunikasikan dan
menyebarluaskan hasil pengkajian konservasi partisipatif. Dalam pelaksanaan difusi ini,
tim juga akan mengkaji : a. Bagaimana tingkat penerimaan masyarakat serta para
pemangku kepentingan di DAS Citarum terhadap pedoman manajemen pengelolaan
konservasi sumber daya air partisipatif dan rencana penyusunan manualnya ?
1 Informasi disampaikan oleh MSMAS dalam artikelnya “DAS Citarum, Kondisi dan
Rencana Penanganannya” pada hari Rabu 1 Maret 2009 di website
www.indonesiapower.co.id.
Penerimaan disini mengandung arti tidak sekedar “tahu” tetapi dengan benar-benar
dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan benar serta menghayatinya b. Faktor
apakah yang menjadi pendorong dan penghambat penerimaan pedoman
manajemen pengelolaan konservasi sumber daya air partisipatif ? Sebagai bagian dari
pelaksanaan proses difusi ini, dilakukan penerapan pedoman di masyarakat hulu DAS
Citarum. Oleh karena itu, tim peneliti juga akan mengidentifikasi sejauhmana aspek
kearifan lokal mempengaruhi penerapan pedoman. Diharapkan dengan kajian ini
dapat memberi masukan positif bagi pedoman manajemen pengelolaan konservasi
sumber daya air partisipatif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimana keterkaitan kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan masyarakat setempat terhadap manajemen pengelolaan konservasi
sumber daya air partisipatif ?
1.3. Tujuan
1.4. Hasil