Anda di halaman 1dari 4

SUMBER DAYA AIR

Latar Belakang

Bencana banjir yang terus terjadi di Indonesia umumnya didominasi oleh


kerusakan DAS sebagai faktor penyebab utama. Upaya konservasi yang
dilakukan masih belum terkoordinasi (secara sendiri -sendiri dan sektoral),
sehingga hasilnya belum terlihat hingga kini. Meskipun Pedoman Pengelolaan
Konservasi Sumber Daya Air Partisipatif di Wilayah Sungai belum ditetapkan
(status R4), namun adanya kebutuhan di lapangan mendorong Pusat litbang
SOSEKLING menyusun manual yang berkaitan dengan koordinasi da lam
penyelamatan SDA (sebagai dukungan GNKPA). Kewajiban sebagai institusi
litbang untuk mengusahakan alih teknologi dan penyebarluasan hasil kegiatan
litbang (sesuai Undang-Undang 18 Tahun 2002 tentang SISNAS P3IPTEK) Balai
Litbang Sosekling Bidang SDA bermaksud mendukung pelaksanaan program
konservasi DAS secara non fisik/non struktural dengan melakukan difusi
teknologi penerapan pedoman / manual yang terkait dengan Pengelolaan
Konservasi Sumber Daya Air Partisipatif di Wilayah Sungai. Kegiatan
dilaksanakan di Hulu DAS Citarum, dengan alasan (i) Sungai Citarum
merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat yang di dalamnya
terdapat 3 Waduk yang (Waduk Jatiluhur, Cirata dan Saguling) yang berfungsi
sebagai pemasok air dan pembangkit tenaga listrik yang sangat penting bukan
hanya bagi masyarakat di sekitarnya, tapi juga masyarakat Pulau Jawa dan
Madura, (ii) Merupakan DAS terbesar 6.614 Km² serta panjang sungai 269 Km,
berasal dari Mata Air Gunung Wayang

melalui 8 (delapan) kabupaten, (iii) Luas lahan kritis DAS Citarum 125.692,20 ha
dengan frekwensi kejadian banjir setiap tahun, sedimentasi rata -rata = 25,52
ton/ha/th1 serta curah hujan rata-rata sebesar 2.300 mm/tahun yang termasuk
kategori tinggi (diatas normal), sehingga berpotensi menimbulkan banjir besar
dan (iv) Penegakan hukum belum tegas, partisipasi masyarakat masih kurang
serta lemahnya koordinasi antar stakeholder terkait. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini tim Balai berkoordinasi dan bekerjasama d engan BBWS Citarum
sebagai pengelola wilayah Sungai Citarum, sehingga dengan pelaksanaan
kegiatan bersama-sama ini diharapkan BBWS Citarum beserta mitra kerjanya
dapat mengimplementasikan konsep pengelolaan manajemen konservasi
sumber daya air partisipatif di wilayah kerjanya, sedangkan bagi masyarakat,
dapat memahami pentingnya partisipasi aktif mereka dalam mengelola sumber
daya air.

1.2. Rumusan Masalah

Proses difusi teknologi Pedoman Manajemen Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Air
Partisipatif dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkomunikasikan dan
menyebarluaskan hasil pengkajian konservasi partisipatif. Dalam pelaksanaan difusi ini,
tim juga akan mengkaji : a. Bagaimana tingkat penerimaan masyarakat serta para
pemangku kepentingan di DAS Citarum terhadap pedoman manajemen pengelolaan
konservasi sumber daya air partisipatif dan rencana penyusunan manualnya ?

1 Informasi disampaikan oleh MSMAS dalam artikelnya “DAS Citarum, Kondisi dan
Rencana Penanganannya” pada hari Rabu 1 Maret 2009 di website
www.indonesiapower.co.id.

Penerimaan disini mengandung arti tidak sekedar “tahu” tetapi dengan benar-benar
dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan benar serta menghayatinya b. Faktor
apakah yang menjadi pendorong dan penghambat penerimaan pedoman
manajemen pengelolaan konservasi sumber daya air partisipatif ? Sebagai bagian dari
pelaksanaan proses difusi ini, dilakukan penerapan pedoman di masyarakat hulu DAS
Citarum. Oleh karena itu, tim peneliti juga akan mengidentifikasi sejauhmana aspek
kearifan lokal mempengaruhi penerapan pedoman. Diharapkan dengan kajian ini
dapat memberi masukan positif bagi pedoman manajemen pengelolaan konservasi
sumber daya air partisipatif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimana keterkaitan kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan masyarakat setempat terhadap manajemen pengelolaan konservasi
sumber daya air partisipatif ?

1.3. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah : a. Mengomunikasikan dan menyebarluaskan Pedoman


Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Air Partisipatif dan rencana penyusunan
manualnya kepada para pemangku kepentingan konservasi hulu DAS Citarum
termasuk masyarakat yang berdomisili di hulu DAS Citarum. b. Mengidentifikasi tingkat
penerimaan masyarakat serta para pemangku kepentingan lainnya terhadap
Pedoman Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Air Partisipatif. c. Mengidentifikasi
faktor pendorong dan penghambat penerimaan Pedoman Pengelolaan Konservasi
Sumber Daya Air Partisipatif.

d. Mengidentifikasi faktor sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat yang


mempengaruhi pelaksanaan konservasi sumber daya air partisipatif di hulu DAS
Citarum.

1.4. Hasil

Hasil dari kegiatan ini adalah diadopsinya mekanisme penyelenggaraan kegiatan


konservasi partisipatif sebagaimana tercantum dalam pedoman. 1.5. Manfaat
Manfaat kegiatan kajian ini adalah sebagai acuan bagi para pihak untuk
melaksanakan kegiatan atau program konservasi partisipatif di daerah aliran sungai.

Anda mungkin juga menyukai