Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS

EKONOMI DENGAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DI DESA


CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Oleh : Suharno

ABSTRAK

Keberadaan jamban keluarga sangat penting dalam menjaga kesehatan serta


mencegah penyebaran penyakit menular. Masih banyaknya keluarga (41,46%) di Desa
Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya pada tahun 2013 yang
membuang tinja langsung ke kolam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, tingkat pendidikan dan status ekonomi dengan ketersediaan jamban
keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
Majalengka Tahun 2015.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional. Populasinya adalah seluruh kepala keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2015 yaitu sebanyak 808
orang dan sampelnya sebanyak 89 orang. Analisis univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden tidak tersedia
jamban keluarga (41,6%), kurang dari setengah responden berpengetahuan kurang
(48,3%), sebagian besar responden berpendidikan rendah (77,5%) dan lebih dari setengah
responden status ekonomi keluarga rendah (52,8%). Ada hubungan antara pengetahuan
( value = 0,004) dan status ekonomi ( value = 0,010) dengan ketersediaan jamban
keluarga, namun tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketersediaan
jamban keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya
Kabupaten Majalengka Tahun 2015 dengan value = 0,350.
Perlunya pihak puskesmas meningkatkan pemberian informasi dan penyuluhan
pada masyarakat mengenai pentingnya jamban keluarga serta perlunya mendorong
masyarakat untuk bergotong royong membangun jamban keluarga terutama pada
keluarga dengan status ekonomi yang rendah.

LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah hak asasi kesehatan masyarakat secara tidak


manusia dan sekaligus investasi untuk langsung akan meningkatkan kualitas
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk masyarakat (Astuti, dkk, 2013).
pembangunan kesehatan diarahkan untuk Bertambahnya penduduk yang
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu tidak sebanding dengan area pemukiman
keadaan dimana setiap orang hidup dalam menyebabkan masalah pembuangan
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup kotoran manusia meningkat dilihat dari
bersih dan sehat, mempunyai akses segi kesehatan masyarakat. Masalah
terhadap pelayanan kesehatan serta pembuangan kotoran manusia merupakan
memiliki derajat kesehatan yang setinggi- masalah yang pokok untuk sedini
tingginya. Upaya peningkatan derajat mungkin di atasi karena kotoran manusia
adalah sumber penyakit yang multi Dampak dari perilaku buang air
komplek (Notoatmodjo, 2010). besar sembarangan seperti ke sungai,
Berdasarkan data World Health kebun, sawah, kolam dan tempat-tempat
Organization (WHO) pada tahun 2012 terbuka lainnya akan merugikan kondisi
diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau kesehatan masyarakat, karena tinja
17% penduduk dunia masih buang air dikenal sebagai media tempat hidupnya
besar di area terbuka, dari data tersebut bakteri Coli yang berpotensi
diatas sebesar 81% penduduk yang buang menyebabkan terjadinya penyakit diare
air besar sembarang (open defecation) muntaber, dan berbagai macam penyakit
terdapat di 10 negara dan Indonesia kulit lainnya. Tinja adalah sumber
sebagai Negara kedua terbanyak pengembangan penyakit yang multi
ditemukan masyarakat buang air besar di kompleks. Penyebaran penyakit yang
area terbuka, yaitu India (58%), Indonesia bersumber pada tinja dapat melalui
(5%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), berbagai cara, tinja dapat
Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan mengkontaminasi makanan, minuman dan
(1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan sayuran. Baik melalui tangan manusia
Niger (1,1%) (Kementerian Kesehatan RI, sendiri atau vektor. Tinja yang bisa
2013). mencemari air tanah yang menyebabkan
Hasil Riset Kesehatan Dasar penularan bibit penyakit. Penyakit-
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit seperti typus abdominalis,
bahwa rumah tangga di Indonesia kolera, desentri, hepatitis dan berbagai
menggunakan fasilitas Buang Air Besar jenis cacing, dapat disebarkan oleh tinja
(BAB) milik sendiri (76,2%), milik (Machfoed dan Suryani, 2008).
bersama (6,7%), dan fasilitas umum Salah satu upaya dalam
(4,2%). Lima provinsi tertinggi untuk menurunkan angka kesakitan balita yaitu
proporsi rumah tangga menggunakan dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
fasilitas BAB milik sendiri adalah Riau Sehat). PHBS adalah semua perilaku
(88,4%), Kepulauan Riau (88,1%), kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
Lampung (88,1%), Kalimantan Timur sehingga anggota keluarga atau keluarga
(87,8%), dan DKI Jakarta (86,2%). dapat menolong dirinya sendiri di bidang
Meskipun sebagian besar rumah tangga di kesehatan dan berperan aktif dalam
Indonesia memiliki fasilitas BAB, masih kegiatan-kegiatan kesehatan di
terdapat rumah tangga yang tidak masyarakat. PHBS dalam upaya
memiliki fasilitas BAB sehingga pencegahan penyakit pada balita yang
melakukan BAB sembarangan, yaitu paling sederhana dan efektif yang dapat
sebesar 12,9 persen. Lima provinsi rumah dilakukan oleh keluarga seperti
tangga yang tidak memiliki fasilitas menggunakan jamban sehat (Kementerian
BAB/BAB sembarangan tertinggi adalah Kesehatan RI, 2013).
Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Pembuangan tinja yang tidak pada
Sulawesi Tengah (28,2%), Papua (27,9%), tempatnya dapat menyebabkan macam
dan Gorontalo (24,1%) (Kementerian penyakit, hal ini mulai dari tinja yang
Kesehatan RI, 2013). terinfeksi mencemari tanah atau air
Penduduk di Propinsi Jawa Barat permukaan yang terkontaminasi bibit
juga masih ditemukan yang buang air penyakit yang berasal dari tinja diminum
besar di area terbuka sebesar 33,4% pada manusia, bisa juga tinja yang terinfeksi
tahun 2013 dan hasil Riskesdas tahun dihinggapi kecoa atau lalat kemudian
2013 penduduk di Propinsi Jawa Barat hinggap pada makanan atau tempat
yang berperilaku benar dalam BAB meletakkan makanan (piring, sendok dan
sebesar 87,8% lebih rendah bila gelas) dan masih banyak orang yang
dibandingkan dengan Propinsi DKI mengambil air di kali untuk keperluan
Jakarta sebesar 98,9% (Kementerian rumah tangga, padahal sejumlah penyakit
Kesehatan RI, 2013). menyebar melalui tinja seperti typus
abdominalis, cholera, hepatitis, dan disampaikan orang lain, didapat dari buku,
penyakit-penyakit karena cacing. atau media massa dan elektronik.
Berbagai alasan digunakan oleh Pengetahuan dapat diperoleh dari
masyarakat untuk buang air besar pengalaman langsung ataupun melalui
sembarangan, antara lain anggapan bahwa pengalaman orang lain. Pengetahuan
membangun jamban itu mahal, lebih enak dapat ditingkatkan melalui penyuluhan,
buang air besar di sungai, tinja dapat baik secara individu maupun kelompok,
untuk pakan ikan, dan lain-lain yang untuk meningkatkan pengetahuan
akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kesehatan yang bertujuan untuk
kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, tercapainya perubahan perilaku individu,
sejak nenek moyang, dan sampai saat ini keluarga dan masyarakat dalam upaya
tidak mengalami gangguan kesehatan mewujudkan derajat kesehatan optimal
(Departemen Kesehatan RI, 2007). Alasan (Notoatmodjo, 2007).
dan kebiasaan tersebut harus diluruskan Proses pendidikan menentukan
dan dirubah. Di pihak lain bilamana pembentukan pengetahuan dan
masyarakat berperilaku higienis, dengan kemampuan bersikap, mulai dari keluarga
membuang air besar pada tempat yang hingga lingkungan yang lebih luas. Selain
benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, itu proses belajar menentukan bentuk
hal tersebut akan dapat mencegah dan perilaku. Mereka yang berpendidikan
menurunkan kasus-kasus penyakit tinggi akan berperilaku jauh berbeda
menular (Astuti, dkk. 2013). dengan berpendidikan rendah. Tingkat
Berdasarkan Data Dinas kecerdasan sangat menentukan dalam
Kesehatan Kabupaten Majalengka pada menghadapi tantangan atau pemecahan
tahun 2014 jumlah keluarga yang sudah masalah. Masyarakat yang cerdas lebih
memiliki jamban sebanyak 261.071 mudah memecah masalah karena
keluarga (69,88%) dari 373.581 keluarga. memiliki pengetahuan yang luas dan daya
Adapun Puskesmas dengan jumlah nalar yang tinggi (Maulana, 2009).
keluarga yang memiliki jamban paling Sementara pekerjaan masyarakat dan
rendah terdapat di Puskesmas Sumberjaya pendapatan masyarakat yang masih
yaitu sebanyak 6.813 keluarga (42,43%) kurang ditambah lagi mahalnya harga
dari 16.057 keluarga (Dinas Kesehatan kloset di pasaran menjadi salah satu faktor
Kabupaten Majalengka, 2012). penyebab kurangnya pembuatan sekaligus
Berdasarkan data UPTD pemanfaatan jamban keluarga (Rinzani,
Puskesmas Sumberjaya pada tahun 2014 2010).
diketahui bahwa jumlah rumah sebanyak Hasil studi pendahuluan di Desa
13.920 unit. Jumlah keluarga yang masih Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
buag air besar langsung ke kolam Sumberjaya pada 10 keluarga pada
sebanyak 1.436 keluarga (10,3%). Adapun keluarga yang tidak mempunyai jamban
desa dengan jumlah keluarga yang masih keluarga didapatkan 6 orang (60%) belum
membuang tinja langsung ke kolam paling mengetahui dampak akibat tidak
tinggi terdapat di Desa Cidenok yaitu menggunakan jamban keluarga.
sebanyak 335 keluarga (41,46%) dari 808 Berdasarkan uraian tersebut maka
keluarga (UPTD Puskesmas DTP peneliti tertarik untuk melakukan
Sumberjaya, 2014). penelitian mengenai “Hubungan
Pengetahuan merupakan hasil pengetahuan, tingkat pendidikan dan
tahu dan ini terjadi setelah orang status ekonomi dengan ketersediaan
melakukan penginderaan terhadap suatu jamban keluarga di Desa Cidenok
objek tertentu. Pengetahuan umumnya Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
datang dari pengalaman, juga dapat Sumberjaya Kabupaten Majalengka
diperoleh dari informasi yang Tahun 2015”.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian sectional adalah suatu pendekatan dimana
kuantitatif dengan menggunakan data yang menyangkut variabel bebas atau
pendekatan atau desain penelitian cross resiko dan variabel terikat atau akibat,
sectional. Menurut Notoatmodjo dikumpulkan dalam waktu yang
(2010:86) yang dimaksud dengan cross bersamaan.

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat
a. Gambaran Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketersediaan
Jamban Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015

No Ketersediaan Jamban
f %
Keluarga
1 Tidak tersedia 37 41.6
2 Tersedia 52 58.4
Jumlah 89 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat keluarga sebanyak 52 orang (58,4%).


diketahui bahwa responden di Desa Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari
Cidenok Wilayah Kerja UPTD setengah (41,6%) responden di Desa
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Majalengka Tahun 2015 yang tidak Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
tersedia jamban keluarga sebanyak 37 Majalengka Tahun 2015 yang tidak
orang (41,6%) dan yang tersedia jamban tersedia jamban keluarga.

b. Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Buang Air Besar di Desa Cidenok Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Keluarga tentang Buang Air Besar di Desa Cidenok Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka
Tahun 2015

No Pengetahuan Keluarga
f %
tentang Buang Air Besar
1 Kurang 43 48.3
2 Baik 46 51.7
Jumlah 89 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat buang air besar sebanyak 47 orang


diketahui bahwa responden di Desa 47 (51,7%). Hal ini menunjukkan bahwa
Cidenok Wilayah Kerja UPTD kurang dari setengah (48,3%) responden
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Majalengka Tahun 2015 yang Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
berpengetahuan kurang tentang buang Majalengka Tahun 2015 yang
air besar sebanyak 43 orang (48,3%) berpengetahuan kurang.
dan yang berpengetahuan baik tentang
a. Gambaran Tingkat Pendidikan Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan f %
1 Rendah 69 77.5
2 Tinggi 20 22.5
Jumlah 89 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat tinggi sebanyak 20 orang (22,5%). Hal


diketahui bahwa responden di Desa ini menunjukkan bahwa sebagian besar
Cidenok Wilayah Kerja UPTD (77,5%) responden di Desa Cidenok
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Majalengka Tahun 2015 yang Sumberjaya Kabupaten Majalengka
berpendidikan rendah sebanyak 69 Tahun 2015 berpendidikan rendah.
orang (77,5%) dan yang berpendidikan
b. Gambaran Status Ekonomi Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi
Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015

No Status Ekonomi Keluarga f %


1 Rendah 47 52.8
2 Tinggi 42 47.2
Jumlah 89 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat tinggi sebanyak 42 orang (47,2%). Hal
diketahui bahwa responden di Desa ini menunjukkan bahwa lebih dari
Cidenok Wilayah Kerja UPTD setengah (52,8%) responden di Desa
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Majalengka Tahun 2015 yang staus Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
ekonominya rendah sebanyak 47 orang Majalengka Tahun 2015 dengan status
(52,8%) dan yang staus ekonominya ekonomi keluarga rendah.

2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Cidenok
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Ketersediaan Jamban
Keluarga
Juml ah
No Pengetahuan Ti dak
Tersedi a x2 value
tersedia
f % f % f %
1 Kurang 25 58.1 18 41.9 43 100
2 Baik 12 26.1 34 73.9 46 100 9.400 0.004
Juml ah 37 41.6 52 58.4 89 100

Hasil penghitungan statistik 0,05 diperoleh x2 = 9 value =


menggunakan uji chi square pada α = 0,004 ( value < α) yang berarti
hipotesis nol ditolak, dengan demikian Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
maka ada hubungan antara pengetahuan Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
dengan ketersediaan jamban keluarga di Majalengka Tahun 2015.

b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa


Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun
2015
Tabel 4.6 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Ketersediaan
Jamban Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Ketersediaan Jamban
Keluarga
Tingkat Juml ah
No Ti dak value
Pendi dikan Tersedi a
tersedia
f % f % f %
1 Rendah 31 44.9 38 55.1 69 100
2 Tinggi 6 30.0 14 70.0 20 100 0,350
Juml ah 37 41.6 52 58.4 89 100
Hasil penghitungan statistik tidak ada hubungan antara tingkat
menggunakan uji chi square pada α = pendidikan dengan ketersediaan jamban
0,05 diperoleh value = 0,350 ( keluarga di Desa Cidenok Wilayah
value > α) yang berarti hipotesis nol Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya
gagal ditolak, dengan demikian maka Kabupaten Majalengka Tahun 2015.

c. Hubungan Status Ekonomi dengan Ketersediaan Jamban Keluarga di Desa Cidenok


Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4.7 Hubungan antara Status Ekonomi dengan Ketersediaan Jamban
Keluarga di Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Ketersediaan Jamban
Keluarga
Status Jumlah
No Tidak
Tersedia x2 value
Ekonomi
tersedia
f % f % f %
1 Rendah 26 55.3 21 44.7 47 100
2 Tinggi 11 26.2 31 73.8 42 100 7.748 0.010
Jumlah 37 41.6 52 58.4 89 100

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui dengan demikian maka ada hubungan


bahwa proporsi responden dengan Hasil antara status ekonomi dengan
penghitungan statistik menggunakan uji ketersediaan jamban keluarga di Desa
chi square pada α = 0,05 diperoleh x2 = Cidenok Wilayah Kerja UPTD
value = 0,010 ( value < Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
α) yang berarti hipotesis nol ditolak, Majalengka Tahun 2015.

PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan dengan pokok yakni sakit dan penyakit,
Ketersediaan Jamban Keluarga di system pelayanan kesehatan dan
Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD lingkungan.
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Hasil penelitian ini sejalan
Majalengka Tahun 2015 dengan teori Bambang (2008) bawha
Berdasarkan hasil penelitian perilaku keluarga dipengaruhi oleh
menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan, karena pada dasarnya
antara pengetahuan dengan pengetahuan merupakan justified true
ketersediaan jamban keluarga di Desa believe. Seorang individu
Cidenok Wilayah Kerja UPTD membenarkan (justifies) kebenaran
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten atas kepercayaannya berdasarkan
Majalengka Tahun 2015 dengan observasinya mengenai keadaan
value = 0,004. Adanya hubungan hal disekelilingnya. Keluarga yang
ini dapat dijelaskan bahwa semakin membuang tinja langsung ke sungai
baik pengetahuan maka akan atau kolam karena meyakini bahwa
mendorong terhadap ketersediaan dengan dibuangnya tinja tersebut
jamban keluarga. akan mencemari lingkungan dan
Hasil penelitian ini sejalan menjadi sumber penyakit.
dengan teori Sudarma (2008) bahwa Hasil penelitian ini sejalan
pengetahuan dapat diperoleh dari dengan hasil penelitian Herman
pengalaman langsung ataupun (2012) di wilayah Puskesmas
melalui pengalaman orang lain. Bentiring Kabupaten Bengkulu
Pengetahaun dapat ditingkatkan Utara menyatakan bahwa
melalui penyuluhan, baik secara pengetahuan kepala keluarga
individu maupun kelompok, untuk berhubungan dengan kepemilikan
meningkatkan pengetahuan kesehatan jamban keluarga, juga dengan hasil
yang bertujuan untuk tercapainya penelitian Herlianto (2006) di
perubahan perilaku individu, keluarga Wilayah Kerja Puskesmas Palak
dan masyarakat dalam upaya Bengkerung Kabupaten Bengkulu
mewujudkan derajat kesehatan Selatan menyatakan bahwa ada
optimal. hubungan pengetahuan dengan
Menurut Notoatmodjo (2010) penggunaan jamban keluarga.
bahwa terbentuknya praktik terutama Upaya meningkatkan penggunaan
pada orang dewasa dimulai pada jamban keluarga maka perlunya
domain kognitif (pengetahuan) dalam meningkatkan pengetahuan keluarga
arti subjek tahu terlebih dahulu mengenai pentingnya ketersediaan
terhadap stimulus yang berupa objek jamban keluarga melalui kegiatan
diluarnya, sehingga menimbulkan penyuluhan atau pemberian informasi
pengetahuan baru pada subjek oleh petugas kesehatan kepada
tersebut dan selanjutnya masyarakat.
menimbulkan respon batin dalam 2. Hubungan Tingkat Pendidikan
bentuk sikap subjek terhadap objek dengan Ketersediaan Jamban
yang diketahui. Secara lebih Keluarga di Desa Cidenok Wilayah
operasional praktik dapat diartiakan Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya
sebagai suatu respon organisme atau Kabupaten Majalengka Tahun 2015
seseorang terhadap rangsangan Berdasarkan hasil penelitian
(stimulasi) dari luar objek tersebut. menunjukkan bahwa tidak ada
Respons manusia tersebut dapat hubungan antara tingkat pendidikan
bersifat pasif yang meliputi dengan ketersediaan jamban keluarga
pengetahuan, persepsi dan sikap, di Desa Cidenok Wilayah Kerja
sedangkan yang bersifat aktif UPTD Puskesmas Sumberjaya
merupakan tindakan yang nyata atau Kabupaten Majalengka Tahun 2015
practice. Stimulus terdiri dari 4 unsur dengan value = 0,350. Tidak
adanya hubungan hal ini dapat mempengaruhi keluarga dalam
dijelaskan bahwa ketersediaan ketersediaan jamban keluarga, namun
jamban keluarga tidak hanya juga adanya faktor lain yang lebih
dipengaruhi oleh faktor pendidikan berpengaruih seperti pengetahuan dan
saja tetapi juga dipengaruhi oleh status ekonomi. Pengetahuan dan
faktor lainnya seperti pengetahuan ekonomi lebih berpengaruh dalam hal
atau status ekonomi. ini karena dengan adanya kesadaran
Hasil penelitian ini tidak sejalan dan didukung pendapatan akan lebih
dengan teori Notoatmojo (2010) mudah membangun jamban
bahwa karena pengetahuan buang air keluarganya. Maka baik keluarga
besar yang sering kurang dipahami yang berpendidikan rendah maupun
oleh keluarga yang tingkat tinggi perlu mendapatkan perhatian
pendidikannya rendah. Sehingga dan bimbingan dari petugas kesehatan
memberi dampak dalam mengakses untuk memanfaatkan jamban
pengetahuan khususnya di bidang keluarga.
kesehatan untuk penerapan dalam 3. Hubungan Status Ekonomi dengan
kehidupan keluarga terutama pada Ketersediaan Jamban Keluarga di
keluarga yang berperilaku buang air Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
besar di sembarang tempat. Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
Hasil penelitian ini tidak sejalan Majalengka Tahun 2015
dengan teori Maulana (2009) bahwa Berdasarkan hasil penelitian
proses pendidikan menentukan menunjukkan bahwa ada hubungan
pembentukan pengetahuan dan antara status ekonomi dengan
kemampuan bersikap, mulai dari ketersediaan jamban keluarga di Desa
keluarga hingga lingkungan yang Cidenok Wilayah Kerja UPTD
lebih luas. Selain itu proses belajar Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
menentukan bentuk perilaku. Mereka Majalengka Tahun 2015 dengan
yang berpendidikan tinggi akan value = 0,010. Hal ini dapat
berperilaku jauh berbeda denagn dijelaskan bahwa semakin tinggi
berpendidikan rendah. Tingkat ekonomi keluarga maka akan menjadi
kecerdasan sangat menentukan dalam mudah bagi keluarga untuk
menghadapi tantangan atau membangun jamban bagi
pemecahan masalah. Masyarakat keluarganya.
yang cerdas lebih mudah memecah Hasil penelitian ini sejalan
masalah karena memiliki dengan teori Chandra (2007) bahwa
pengetahuan yang luas dan daya nalar masih banyak terjadi pembuangan
yang tinggi. tinja secara sembarangan yang
Hasil penelitian ini tidak sejalan diakibatkan karena tingkat sosial
dengan hasil penelitian Herman ekonomi yang rendah, pengetahuan
(2012) di wilayah Puskesmas dibidang kesehatan lingkungan yang
Bentiring Kabupaten Bengkulu kurang dan kebiasaan buruk dalam
Utara menyatakan bahwa pendidikan pembuangan tinja yang diturunkan
berhubungan dengan kepemilikan dari generasi ke generasi. kondisi
jamban keluarga, juga tidak sejalan tersebut terutama ditemukan pada
dengan hasil penelitian Herlianto masyarakat di pedesaan dan daerah
(2006) di Wilayah Kerja Puskesmas kumuh perkotaan.
Palak Bengkerung Kabupaten Hasil penelitian ini juga sejalan
Bengkulu Selatan menyatakan bahwa dengan teori Maulana (2009) bahwa
ada hubungan pendidikan dengan perilaku keluarga hidup bersih dan
penggunaan jamban keluarga. sehat sangat ditentukan oleh banyak
Tidak adanya hubungan hal ini faktor salah satunya adalah keadaan
dapat dijelaskan bahwa pendidikan ekonomi keluarga. Ekonomi yang
bukan satu-satunya faktor yang dapat serba kekurangan menyebabkan
keluarga tidak mampu memenuhi Puskesmas Palak Bengkerung
kebutuhan primer bagi keluarganya Kabupaten Bengkulu Selatan
termasuk dalam menjaga kesehatan menyatakan bahwa ada hubungan
keluarganya. pendapatan dengan penggunaan
Hasil penelitian ini sejalan jamban keluarga.
dengan hasil penelitian Herman Pentingnya memperhatikan
(2012) di wilayah Puskesmas keluarga dengan status ekonomi
Bentiring Kabupaten Bengkulu Utara rendah yaitu dengan adanya dorongan
menyatakan bahwa pendapatan dari petugas kesehatan pada
berhubungan dengan kepemilikan masayarakat untuk bergotong-royong
jamban keluarga. Hasil penelitian ini membangun jamban keluarga
juga sejalan dengan hasil penelitian terutama pada keluarga dengan status
Herlianto (2006) di Wilayah Kerja ekonomi rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan jamban keluarga di Desa Cidenok


analisis mengenai “Hubungan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
pengetahuan, tingkat pendidikan dan Sumberjaya Kabupaten Majalengka
status ekonomi dengan ketersediaan Tahun 2015.
jamban keluarga di Desa Cidenok g. Ada hubungan antara status ekonomi
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas dengan ketersediaan jamban keluarga
Sumberjaya Kabupaten Majalengka di Desa Cidenok Wilayah Kerja
Tahun 2015” dapat disimpulkan sebagai UPTD Puskesmas Sumberjaya
berikut: Kabupaten Majalengka Tahun 2015.
a. Kurang dari setengah responden di
Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
Majalengka Tahun 2015 yang tidak
tersedia jamban keluarga.
b. Kurang dari setengah responden di
Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
Majalengka Tahun 2015 yang
berpengetahuan kurang.
c. Sebagian besar responden di Desa
Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
Majalengka Tahun 2015
berpendidikan rendah.
d. Lebih dari setengah responden di
Desa Cidenok Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sumberjaya Kabupaten
Majalengka Tahun 2015 dengan status
ekonomi keluarga rendah.
e. Ada hubungan antara pengetahuan
dengan ketersediaan jamban keluarga
di Desa Cidenok Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sumberjaya
Kabupaten Majalengka Tahun 2015..
f. Tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan ketersediaan
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2010. Syarat Membuat Jamban Sehat. htp://sanitasi.or.id/index., diakses tanggal 23 Mei
2015.

Astuti, dkk. 2013. Modul Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit. Buku Kedokteran.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi
Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun
2012. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.

Herman, J. 2012. Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di
Wilayah Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Utara April 2012.
http://www.fkm.undip.ac.id, diakses tanggal 25 Mei 2015.

Jeperson, H. 2013. Perilaku Buang Air Besar. http://www.deherba.com/mengapa-susah-buang-air-


besar-harus-diatasi.html, diakses tanggal 25 Mei 2015.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Hasil Riskesdas Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

________________. 2013. Menuju Indonesia Sehat dan Bermutu. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.

Machfoedz, I. dan Suryani, E. 2008. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :


Fitramaya.

Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

_____________. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rinzani. 2010. Syarat Membuat Jamban Sehat. Yogyakarta: Nuha.

Sudarma. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. 2013. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya. 2013. Data Sanitasasi Dasar di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas DTP Sumberjaya Tahun 2013. Majalengka: UPTD Puskesmas DTP Sumberjaya.

Wawan, A. dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Jakarta. Nuha Medika.

Yussiana, Elza. 2015. Bisakah Pramuka Memper-cepat Pencapaian PHBS di Masyarakat?.


http://www. depkes.phbs.mediafire.com, diakses tanggal 25 Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai