Nim : D1101151019
1. Capital Cost
Biaya modal atau Cost of Capital merupakan biaya riil yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
Capital Budgeting dan Cost of Capital (CoC) merupakan dua konsep yang
saling berkaitan. Kita tidak bisa menentukan besarnya cost of capital jika tidak
mengetahui besaran capital budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan jumlah
capital budget jika tidak tahu nilai cost of capital. Dengan demikian, jika manajer
keuangan ingin memaksimalkan nilai perusahaan, maka biaya modal dan capital
budgeting harus ditentukan secara simultan.
Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai
biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang
harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak
dinyatakan merugi.
Dari namanya, WACC merupakan biaya modal tertimbang dari berbagai sumber
modal sesuai dengan komposisi masing-masing. Dengan demikian, rumus dari WACC adalah
:
Dengan demikian, hutang jangka pendek tidak termasuk dalam perhitungan CoC yang
digunakan dalam konteks capital budgeting, dan mempertimbangkan penggunaan long-term
debt, saham preferen dan modal sendiri (saham biasa plus laba ditahan) sebagai sumber
utama modal bagi kepentingan ekspansi. Jadi sumber modal jangka panjang itulah yang
termasuk dalam perhitungan WACC. Untuk itu, untuk menentukan WACC perlu perhitungan
biaya modal masing-masing sumber modal secara individual.
Cost of Debt
Cost of Preferred Stock
Cost of Common Stock
Cost of Retained Earning
Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Weighted Marginal Cost of Capital (WMCC)
Sumber dana yang digunakan oleh perusahaan, baik pinjaman maupun modal sendiri,
menanggung beban yang disebut sebagai biaya modal (cost of capital). Biaya modal dengan
pinjaman yaitu (cost of debt) dan biaya modal sendiri yaitu (cost of equity). Biaya modal
usaha merupakan rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman dan modal sendiri atau disebut
juga sebagai weighted average of cost of capital ( WACC ) dengan perhitungan sebagai
berikut.
dimana,
D = besarnya pinjaman berbunga yang digunakan (debt)
E = modal sendiri (equity)Kd = cost of debt
Ke = cost of equityt = tarif pajak WACC diturunkan dari
dimana
NI (Net Income) adalah bagian keuntungan yang diterima oleh pemilik perusahaan.
Keuntungan minimal yang ditetapkan pemilik adalah sebesar modal yang ditanamkan
(ekuitas) dikalikan dengan biaya modalnya (cost of equity), atau NI = E x Ke
Bagian yang diterima kegiatan adalah sebesar pinjaman di kalikan dengan tingkat biayanya,
jadi bagian kreditur adalah D x Kd.
Jadi,
Apabila formula tersebut dibagi dengan total pendanaan maka akan didapatkanimbalan
minimum suatu usaha yang sama dengan rata-rata tertimbang dari imbalan untuk kreditur dan
pemilik perusahaan. Sehingga formula menjadi:
EBIT (1 – T ) / (D + E) = (D / (D + E) ) Kd (1 – T ) + (E / (D + E) ) Ke
Sedangkan,
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun
laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Pada umumnya orang menganggap bahwa biaya modal yang berasal dari hutang yang
dipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dalam kontrak
perjanjian hutang (contractual interest).
Hal ini benar kalau jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal
utangnya. Tetapi, dalam kenyataannya seringkali dijumpai bahwa penerima kredit harus
membayar biaya administrasi, biaya asuransi, dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut sering
tidak dicantumkan dalam perjanjian kredit sehingga terjadi jumlah uang yang diterima itu
lebih kecil daripada jumlah nominal utangnya.
Misalnya, Tuan A akan meminjam uang sebesar Rp. 1.000.000 dengan bunga 2% per
bulan untuk waktu 6 bulan. Biaya administrasi dan biaya lainnya Rp. 50.000. Dari contoh ini,
sebenarnya biaya untuk memperoleh modal pinjaman tersebut adalah biaya bunga ditambah
biaya administrasinya yaitu (2% x 6 bulan x Rp. 1.000.000) + Rp. 50.000 = Rp. 170.000.
Biaya modal per bulan = (Rp. 170.000 : Rp. 1.000.000) : 6 = 0,0283 atau 2,83%. Biaya
sebesar 2,83% inilah sebagai biaya modal yang secara riil dibayar perusahaan. Namun
sekarang coba kita hitung biaya modal pinjaman tanpa ditambah biaya administrasinya yaitu
2% x 6 bulan x Rp. 1.000.000 = Rp. 120.000. Biaya modal per bulan = (Rp. 120.000 : Rp.
1.000.000) : 6 = 0,02 atau 2%.
Dengan demikian biaya modal dari penggunaan hutang yang secara riil harus
ditanggung atas penerimaan kredit adalah lebih besar daripada tingkat bunga menurut
kontrak.
2. Definisi modal dan cost of capital (biaya modal)
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan operasi
perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan.
Sedangkan biaya modal atau cost of capital (COC) memiliki banyak definisi. Menurut
Drs. Indriyo Gitosadurmo biaya modal atau kapital sebenarnya merupakan batas tingkat
hasil minimum yang harus di capai oleh suatu infestasi agar nilai perusahan dapat
meningkat. COC adalah yang menghubungankan keputusan investasi jangka panjang dan
kekayaan pemilik perusahan. COC digunakan untuk memutuskan apakah investasi yang
diajukan akan menaikkan atau menurunkan harga saham perusahaan. COC adalah return
yang harus diterima dari investas suatu proyek agar dapat menjaga nilai pasar saham.
COC adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat modal. Contoh sederhana jika
anda meminjang uang di bank tentu ada bunganya. Bunga itu adalah Cost of Capital.
Biaya kapital memiliki tiga aspek penting, pertama bukan merupakan biaya yang
sesungguhnya. Kedua menunjukan tingkat minimum dari keuntungan. Ketiga terdiri dari tiga
komponen.
Biaya kapital sebenarnya merupakan tingkat minimum hasil-hasil yang harus dicapai
proyek infestasi dari suatu perusahaan.
Apabila keuntungan yang diperoleh tidak lebih besar atau sama dengan modal itu
sendiri maka nalai perusahaan akan turun, yang dapat dilihat di bursa saham. Oleh kerena itu
biaya kapital ini merupakan minimum hasil yang harus dicapai agar nilai perusahaan tetap
stabil atau untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan rencana investasi yang dapat
menghasilkan return melebihi tingkat minimum.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal
merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat
pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun tidak semua
komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts
payable) tidak dperhitungkan dalam perhitungan WACC. Hutang wesel (notes payable) ata
hutang jangka pendek yang berbunga (Short-term Interest-bearing debt) dimasukkan dalam
perhitungan WACC hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap
perusahaan bukan merupakan pembelanjaan sementara.
Pada umumnya hutang jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur untuk
menghitung WACC. Dengan demikian kita harus menghitung: 1) Biaya Hutang (cost of
debt), 2) Biaya laba ditahan (cost of retained earning), 3) Biaya saham Biasa Baru (cost of
new common stock), dan 4) Biaya Saham Preferen (cost of preferred stock). Biaya modal
harus dihitung berdasarkan suatu basis setelah pajak (after tax basis) karena arus kas setelah
pajak adalah yang paling relefan untuk keputusan investasi.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya
modal perusahaaan akan rendah.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan
saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor
selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal
perusahaan meningkat pula.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
Kesimpulan
Biaya kapital bukan merupakan biaya yang sesungguhnya namun iya merupakan
batasi minimum dari suatu proyek investasi yang mani tiu menunjukan nilai dari suatu
perusahaan apabila hasilnya tidak besar atau paling tidak sama dengan modal maka nilai dari
suatu perusahaan tersebut turun.
Modal dalam perusahaan terdiri dari dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan
laba ditahan. Aspek aspek biaya modal adalah biaya kapital bukan biaya yang sesungguhnya,
menunjukan tingkat minimum dan memiliki tiga komponen yaitu: tingkat hasil usaha dalam
keadaan tanpa resiko, premi resiko usaha, premi financial.
DAFTAR PUSTAKA