ANALISA HIDROLOGI
data curah hujan yang jatuh di DAS yang berpengaruh terhadap lokasi jembatan,
disamping hal tersebut tentu saja beberapa kondisi lain yang dapat mempengaruhi
aliran permukaan.
Besarnya curah hujan suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dihitung
salah satunya dengan menggunakan metode Gumbell dan Log Person III. Untuk
keperluan analisa ini, data yang dipilih iala curah hujan tertinggi yang terjadi
setiap tahunnya sehingga diperoleh curah hujan harian maksimum. Hasil dari
perhitungan curah hujan tersebut dipilih yang terbesar untuk digunakan pada
a. Metode Gumbel :
𝑆𝑥
XTr =X + ( ) (Yt - 𝑌̅𝑛 ) ...................................................................... (2.1)
𝑆𝑛
∑(𝑋𝑖 × 𝑋̅)2
Sx = √ ....................................................................................... (2.2)
(𝑛−1)
𝑇 −1
Yt = -Ln (−𝐿𝑛 ( )) .............................................................................. (2.3)
𝑇
dimana : XTr = besarnya curah hujan di periode ulang tertentu (mm)
Sx = Standar deviasi.
n = jumlah data
∑ 𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖
Log X = ..................................................................................... (2.4)
𝑛
𝑛 ∑(𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖 − 𝐿𝑜𝑔 𝑋̅ )3
Cs = ....................................................................... (2.6)
(𝑛−1)(𝑛−2)𝑆𝑖
Si = Simpangan baku
Cs = Koefisien kemiringan
tertentu (mm),
debit air yang melewati sungai untuk periode tertentu yang nantinya akan
berpengaruh pada tinggi bebas (clearance) jembatan. Debit aliran, kecepatan dan
ketinggian berkurang dari rencana banjir keadaan batas ultimit, yang ditentukan
Tinggi bebas yang di syaratkan dalam Bridge Management System untuk jembatan
adalah minimal 1,00 m di atas muka air banjir pada periode kala ulang rencana.
mononobe :
𝐻 0,6
Kecepatan aliran (V) = 72 [ ] (km/jam) .......................................... (2.8)
𝐿
𝐿
Waktu konsentrasi (Tc) = (jam) ................................................................. (2.9)
𝑉
𝑅 24 2/3
Intensitas hujan (I) = [ ] (mm/jam) ..................................... (2.10)
24 𝑇𝐶
dimana, H = beda tinggi antar titik paling hulu sungai dan lokasi rencana
jembatan (m)
L = panjang sungai dimulai dari titik paling hulu sungai sampai lokasi
C = koefisien limpasan
Manning :
1
Kecepatan aliran (V) = R2/3 S1/2 (m/det) ............................................. (2.13)
𝑛
𝐴
Jari-jari hidrolis (R) = (m) ....................................................................... (2.14)
𝑃
sungai oleh aliran. Terdapat beberapa jenis gerusan yang terjadi disepanjang
saluran terbuka selama terjadi aliran dari hulu ke hilir.gerusan yang terjadi pada
Gerusan umum merupakan suatu proses alami yang terjadi pada saluran
Neil yang menggunakan metode perkiraan dengan rumus empiris regim dari
lacey:
𝑄 1/3
dm = 0.5 [ ] ......................................................................................... (2.16)
𝑓
dimana, dm = Kedalaman gerusan rata-rata (m) diukur dari muka air pada debit
rencana.
Gerusan lokal ini pad aumumnya diakibatkan oleh adanya bangunan air, misalnya
tiang, pilar atau abutment jembatan. Untuk menentukan kedalaman gerusan lokal
yang terjadi pada abutment digunakan rumusan dari Liu et al. (1961) dan Gill
(1972) :
𝐿𝑎 0.4
Δz = 2.15 × ( ) × Fr0.33 × h1 .................................................................... (2.19)
ℎ1
𝑉1
Fr = ..................................................................................................... (2.20)
√𝑔×ℎ1
oprit (m)
Fr = bilangan Froude
2.2. Contoh Analisa Hidrologi
dalam setahun diambil dari data dua puluh tahun yaitu dari tahun 1995 – 2014
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1995 182 376 385 204 267 20 196 127 97 236 159 480
1996 275 254 316 182 212 266 132 234 56 239 201 225
1997 237 470 312 195 193 50 226 83 45 81 155 296
1998 392 121 31 53 234 221 217 82 369 340 413 158
1999 241 490 384 282 349 154 123 284 349 177 402 344
2000 172 237 331 399 195 248 204 101 130 354 164 168
2001 203 320 391 310 307 107 277 155 181 312 220 380
2002 244 258 218 148 321 107 152 113 387 131 177 172
2003 298 143 238 67 248 166 224 164 262 281 153 243
2004 335 203 282 159 163 332 207 16 373 149 337 236
2005 202 137 238 449 185 224 362 160 99 221 472 348
2006 179 484 184 94 210 164 242 219 405 244 188 182
2007 493 192 178 180 206 190 223 290 187 223 374 453
2008 285 244 269 312 303 289 165 180 377 221 151 364
2009 183 289 246 160 176 335 136 199 185 218 350 239
2010 395 171 144 69 336 68 301 314 221 256 240 213
2011 287 188 611 290 279 456 225 411 117 180 250 243
2012 299 196 370 119 259 198 146 173 315 213 175 277
2013 308 425 248 252 123 162 208 342 239 174 365 309
2014 216 172 218 159 181 211 263 132 230 149 315 410
Sumber : BMKG Stasiun Meteorologi Tanjung Selor (2015)
Dari data curah hujan dua puluh tahunan di Tabel 4.1. dapat dicari jumlah
curah hujan maksimum yang terjadi setiap tahun tahun selama dua puluh tahun.
Data curah hujan maksimum tahunan tersebut kemudian diurutkan dari yang
terbesar hingga yang terkecil seperti ditunjukan pada Tabel 4.2. berikut :
A. Metode Gumbel
pada periode ulang 50 tahunan untuk struktur biasa. Hitungan nilai curah hujan
𝑇 −1 50 −1
Yt = -Ln (−𝐿𝑛 ( )) = -Ln (−𝐿𝑛 ( )) = 3.902
𝑇 50
1 1
Probabilitas kemunculan = × 100% = × 100% = 2 %
𝑇 50
𝑆𝑥
X50 =X + ( ) (Yt - 𝑌̅𝑛 )
𝑆𝑛
72.525
= 420.2 + ( ) (3.902 – 0.524)
1.063
= 650.730 mm
Tabel 4.4. Besarnya curah hujan pada periode kala ulang Metode Gumbel
T Probabilitas Yt XT
1.25 80 -0.476 352.001
1.5 66.67 -0.094 378.057
2 50 0.367 409.483
5 20 1.500 486.824
10 10 2.250 538.022
25 4 3.199 602.732
50 2 3.902 650.730
100 1 4.600 698.374
200 0.5 5.296 745.846
500 0.2 6.214 808.475
1000 0.1 6.907 855.811
900
800
700
600
500
XT (mm)
400
300
200
100
0
1 10 100 1000
T (tahun)
hasil yang terbesar yang nantinya akan digunakan untuk menetukan debit banjir
rencana. Curah hujan rencana dengan metode Log Person III dihitung dalam
Tabel 4.5. Perhitungan curah hujan rencana metode Log Person III
No Thn Curah Hujan (x) Log X Log X - Log X (log X - Log X)2 (log X - Log X)3
∑ 𝐿𝑜𝑔 𝑋 52.350
Log X = = = 2.618
𝑛 20
T = 2 tahun ; K = -0.00002
T = 5 tahun ; K = 0.8419
T = 10 tahun ; K = 1.2821
T = 15 tahun ; K = 1.4385
T = 20 tahun ; K = 1.5949
T = 25 tahun ; K = 1.7513
T = 50 tahun ; K = 2.0545
Tabel 4.6. Besarnya curah hujan pada periode kala ulang Metode Log Person III
(log X +
Pr K.S log
No Tr Log X S logX Cs K K.S log XT
(%) X
X)
1 2 2.6175 0.0735 0.00095 50 -0.0002 0.0000 2.6175 414.47
2 5 2.6175 0.0735 0.00095 20 0.8419 0.0619 2.6794 477.92
3 10 2.6175 0.0735 0.00095 10 1.2821 0.0942 2.7117 514.86
4 15 2.6175 0.0735 0.00095 6.67 1.4385 0.1057 2.7232 528.66
5 20 2.6175 0.0735 0.00095 5 1.5949 0.1172 2.7347 542.83
6 25 2.6175 0.0735 0.00095 4 1.7513 0.1287 2.7462 557.39
7 50 2.6175 0.0735 0.00095 2 2.0545 0.1509 2.7684 586.72
= 102.7684
= 586.72 mm
Dari hasil perhitungan kedua metode, dipilih curah hujan rencana dengan
periode kala ulang 25 tahun dan 50 tahun, seperti dalam Tabel 4.7. berikut :
Tujuan dari perhitungan debit ini adalah untuk mengetahui besarnya debit
air yang melewati Sungai Long Sam untuk satu periode kala ulang tertentu yang
kemudian akan menjadi acuan dalam menentukan jarak bebas atau tinggi jagaan
lantai jembatan dari muka air banjir tertinggi. Sehubungan dengan perencanaan
ini periode debit banjir yang direncanakan adalah periode kala ulang 50 tahunan.
𝐿 9.5
Tc = = = 2.011 jam
𝑉 4.6997
Menghitung debit banjir (Q) kala ulang 50 tahunan dengan metode Rasional
mononobe :
Q50 = 0.278 × C × I × A
= 252.09 m3/detik`
Perhitungan tinggi muka air banjir untuk Sungai Long Sam disesuaikan
Dengan menggunakan rumus manning dan penentuan tinggi muka air banjir coba-
coba dapat diketahui debit banjir rencana yang kemudian akan dimasukan ke
dalam grafik rating curve untuk mendapatkan tinggi muka air banjir sebenarnya.
Perhitungan debit banjir rencana, dihitung dalam Tabel 4.8a – Tabel 4.8d.
bantaran kiri, alur sungai, dan bantaran kanan seperti pada Gambar 4.3
55
50
bantaran kiri bantaran kanan
45 alur sungai
40
35.00 (m)
Point 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180
49.333
49.142
48.712
47.692
47.051
46.410
38.326
45.582
46.359
47.358
47.932
48.399
48.756
Elevasi
1 1
Kecepatan aliran (V) = R2/3 S1/2 = 0.1512/3 0.00111/2 = 0.078 m/det
𝑛 0.12
Koefisien kekasaran manning (n) : jenis saluran penampang relatif teratur = 0.06
1 1
Kecepatan aliran (V) = R2/3 S1/2 = 4.132/3 0.00111/2 = 1.414 m/det
𝑛 0.06
1 1
Kecepatan aliran (V) = R2/3 S1/2 = 0.6092/3 0.00111/2 = 0.197 m/det
𝑛 0.12
Dari hasil perhitungan tersebut debit bajir rencana total (Qtotal) dan
ketinggian (h) dimasukkan kedalam grafik rating curve kemudian nilai debit
pada grafik dalam Gambar 4.4 untuk mendapatkan tinggi muka air banjir.
Rating Curve
55.00
50.00
Elevasi muka air (m)
45.00
Q50 = 252.09
40.00
35.00
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375
Debit (m3/det)
Dengan mengetahui tinggi muka air banjir, maka dapat ditentukan tinggi
Maka untuk tinggi bebas jembatan Sungai Long Sam ini direncanakan setinggi 1.5
m diatas muka air banjir (Gambar 4.5), yaitu pada elevasi + 50.20 m.
55
Garis sumbu lantai jembatan diusulkan
50 MAB +48.70 m
45 MAN +44,047
40
35.00 (m)
Point 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180
49.142
48.712
47.692
47.051
46.410
38.326
45.582
46.359
47.358
47.932
48.399
48.756
Elevasi
Gambar 4.5 Tinggi muka air banjir dan rencana sumbu lantai jembatan
berikut :
Ukuran butir material dasar (m) = 0.0064 mm (hasil analisa saringan d50)
Karena ukuran butir material dasar tidak terdapat dalam tabel maka untuk
𝑄 1/3
Kedalaman gerusan rata-rata (dm) = 0.5 [ ]
𝑓
252.09 1/3
= 0.5 [ ] = 6.071 m
0.141
Jadi, Gerusan maksimum yang terjadi di dasar sungai = 10.650 – 9.107 = 1.543 m
𝑉 1.3055
Fr = = = 0.3085
√𝑔×ℎ1 √9.81 × 1.825
𝛥𝑧 𝐿𝑎 0.4
= 2.15 × ( ) × Fr0.33
ℎ1 ℎ1
20.34 0.4
Δz = 2.15 × ( ) × 0.30850.33 = 3.826 m
1.825
La
MAB +48.70 m
z MAN +44,047
dmaks
46.410
38.326
45.582
46.359
47.358
35.00 (m)
Jarak Existing
Elevasi Rencana
40
Elevasi Existing
49.59 49.590
49.79 49.518
50
50.18 49.333
60
50.57 49.142
70
5.6 %
50.97 48.712
51.36 47.692 80
90
51.55 47.051
100
51.55 46.410
110
51.55 38.326
120
MAN +44,047
MAB +48,70
51.55 45.582
130
51.55 46.359
140
51.42 47.358
150
50.98 47.932
160
4.4 %
50.54 48.399
170
50.10 48.756
180
49.66 49.110
190
49.350 49.350