Anda di halaman 1dari 2

Bale Panjang

Pura Kehen merupaka salah satu pura warisan budaya/ cagar budaya yang ada di kabupaen
Bangli, pada salah satu pelinggih pura mengalami perubahan/renovasi (pemugaran), nama
pelinggih ini adalah Pelinggih Bale Panjang. Pelinggih ini merupakan salah sat pelinggih yang
berada di Pura Kehen Bangli, dimana pelinggih ini memiliki jenis ukiran yang telah ada sejak
saman dahulu/awal mula dibangun, namun karena seiring perkembangan waktu, pelinggih ini
mulai rapuh karena pengaruh iklim yang ada. Salah satu pengempon pura dan pihak masyarakat
ingin merenovasinya/ pemugaran untuk pelinggih, hal ini dikarenakan pelinggih ini merupakan
pelinggih yang penting dan sudah ada dari awal dibangun dan merupakan sebuah warisan
budaya, sehingga untuk menjaga keberlangsungannya mulailah dilakukan renovasi agar percis
sama dengan awalnya, dari segi ornament dan bentuk diusahakan semirip mungkin dengan yang
telah rapuh. Selain itu pelinggih ini merupakan pelinggih yang sangat penting di Pura Kehen,
karena merupakan bagian utama dari tiap-tiap pelinggih yang ada.

Pelinggih Bhatara Sakti Perampean & Pelinggih Genah Tirta

Dua pelinggih ini merupakan pelinggih baru yang di bangun karena sebuh keinginan dari
masyarakat yang tergolong kedalam Gebug Domas ( Banjar-bajar yang ikut serta dalam bagian
penyungsung Pura Kehen) Gebug Domas diambil dari beberapa kelurahan yang ada di bangli
( Kelurahan Kawan, Kelurahan Cempage, Kelurahan Bebalang, Kelurahan Susut dan Kelurahan
Kubu atau bias disebut juga Bebanuan ), dari kelurahan ini dibagi lagi menjadi beberapa desa
salah satu contoh Kelurahan Kawan terbagi menjadi 9 Banjar yaitu Banjar Kawan, Banjar Griya,
Banjar Tegallalang, Puri Kanginan, Puri Dencarik, Banjar Pule, Banjar Nyalian, Banjar
Brahmana, dan Banjar Blungbang. Tiap banjar ini memiliki Sesuunan (Dewa), setiap Piodalan
(Upacara Agama) di pura Kehen tiap Banjar akan Tangkil (Sembahyang) dan para Desa dari
setiap banjar akan di Linggihkan (ditempatkan) sementara waktu di Pelinggih yang disediakan.
Pada awalnya pelinggih Bhatara Sakti Perampen (tempat beristananya para Dewa dari setiap
Banjar) namun hanya beberapa Banjar yang disediakan. Seiring perkembangan, masyarakat di
luar yang diijinkan mulai meminta hak untuk tempat yang sama (disama ratakan) karena
masyarakat mengganggap bahwa siapapun yang termasuk ke dalam Gebug Domas adalah sama,
sehingga mereka menginginkan sebuah pelinggih yang difungsikan sebagai tempat beristananya
para dewa dari masing-masing banjar. Maka dibuatkanlah sebuah pelinggih yang dijadikan
sebuah tempat beristananya para Dewa dari setiap Banjar (Pelinggih Bhatara Sakti Perampean).

Sedangkan Pelinggih Genah Tirta Merupakan Pelinggih yang dijadikan sebagai tempat Tirta (Air
Suci). Pelinggih ini di bangun karena meruapakan bagian penting dari Pura Kehen yang wajib
ada.

Anda mungkin juga menyukai