Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AIR

Air adalah substansi dengan rumus kimia H2O, dimana satu molekul air

tersusun atas dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom

oksigen. Air secara fisik bersifat tidak memiliki warna, tidak berasa dan tidak

berbau. Air dapat berwujud padat, cair, maupun gas (Kurniyati, 2012). Fungsi air

bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama

bagi kehidupan adalah sebagai air minum dan untuk mencukupi kebutuhan air dalam

tubuh manusia. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan

kematian yang disebabkan karena dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu

meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk menjaga keseimbangan

dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ).

Air sangat essensial dalam kelangsungan proses biokimiawi mahluk

hidup. Air sangat penting dalam aktivitas kehidupan, seperti dalam

pengembangan teknologi industri pangan yaitu (untuk bahan baku yang langsung

dikaitkan dalam proses membuat makanan, minuman seperti teh botol, coca cola,

perusahaan roti dan lain-lain). Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi

syarat kesehatan dan dapat langsung diminum tanpa mengalami pengolahan

terlebih dahulu sedangkan air bersih adalah air yang dapat diminum setelah

mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Air bersih didapat dari berbagai

macam sumber air tanah (Warlina, 2004).

5
1. Sifat Air

Sifat air dapat digolongkan kedalam sifat fisik/kimia, dan biologis. Sifat fisik

dari air didapatkan dalam tiga wujud yaitu, bentuk padat sebagai es, bentuk cair

sebagai air, bentuk gas sebagai uap air. Bentuk yang didapat sesuai pada keadaan

cuaca setempat (Slamet,2002).

Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH 7 (netral) dan oksigen terlarut (DO)

jenuh pada 9 mg/l. Air merupakan pelarut universal, hampir semua jenis zat dapat

terlarut dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, terdapat dalam tubuh

semua organisme. Sifat biologis dari air yaitu didalam perairan selalu terdapat

kehidupan flora dan fauna. Benda hidup ini berpengaruh timbal-balik terhadap

kualitas air (Slamet,2002).

2. Pembagian Air

Air dibumi digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dibagi

menjadi dua yaitu air tanah preatis dan air tanah artesis.

1) Air tanah preatis yaitu air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah

serta berada di atas lapisan kedap air. Air tanah preatis sangat dipengaruhi oleh

resapan air sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air tanah preatis

berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air tanah preatis akan

bertambah. Air tanah preatis dapat diambil melalui sumur atau mata air

(Kurniyati, 2012).

2) Air tanah artesis yaitu air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah serta

berada di antara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air

6
tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak mengandung air. Jika

lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang

memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat diperoleh

melalui pengeboran (Kurniyati, 2012).

b. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah dan dapat dengan

mudah dilihat oleh mata.

Air permukaan dibagi menjadi dua yaitu :

1) Perairan darat yaitu air permukaan yang berada diatas daratan. Contoh : rawa,

danau, dan sungai.

2) Perairan laut yaitu air permukaan yang berada di lautan luas. Contoh : air laut

(Kurniyati, 2012).

3. Kualitas Air

Syarat kualitas air meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan

mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).

a. Parameter Fisik

Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa,

tidak berwarna, tidak keruh atau jernih (Slamet, 2007).

b. Parameter Mikrobiologis

Sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis

bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh

karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari

7
bakteri patogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri golongan

patogen, namum bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh

bakteri pathogen (Slamet, 2007).

c. Parameter Radioaktivitas

Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah

sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat

berupa kematian, dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti

kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila seluruh sel tidak mati.

Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan

mutasi (Slamet, 2007).

d. Parameter Kimia

Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara

berlebihan oleh zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa

(Hg), alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida (F), tembaga

(Cu), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya (Slamet, 2007).

4. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan pada suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki

karakteristik yang berbeda-beda, antara lain

a. Sampah organik, seperti air comberan menyebabkan berkurangnya oksigen

dalam air yang dapat berdampak merugikan terhadap seluruh ekosistem

8
b. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbah seperti

logam berat, toksin organik, minyak, dan nutrient

c. pencemaran air oleh sampah, limbah pabrik yg mengalir ke sungai dan

penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air).

5. Air Bersih dan Air Minum

Menurut Permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990 mengenai

syarat dan kualitas air, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan seperti tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung unsure logam Fe

di luar nilai ambang batas yaitu kurang dari 0,3 mg/lt, dan dapat langsung

diminum. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum dengan aman apabila

telah dimasak (Kurniyati, 2012).

B. Besi

Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat

dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII,

dengan berat atom 55,85 g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cm-3 dan

umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam

yang dihasilkan dari bijih besi, jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk

mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian

kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja. yang bukan hanya unsur

besi saja tetapi dalam bentuk campuran beberapa logam dan bukan logam, seperti

karbon (Eaton Et.al, 2005; Rumapea, 2009 dan Parulian, 2009).

9
Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat ditemukan hampir di

setiap tempat di bumi pada semua lapisan-lapisan geologis, namun besi juga

merupakan salah satu logam berat yang berbahaya apabila kadarnya melebihi

ambang batas (Anonim,besi. 2006 ). Besi dapat larut pada pH rendah. Kadar besi

dalam air tidak boleh melebihi 1,0 mg/l, karena dapat menimbulkan rasa, bau (dan

dapat menyebabkan air yang berwarna kekuningan, menimbulkan noda pada

pakaian dan tempat berkembang biaknya bakteri Creonothrinx yaitu bakteri besi

(Sutapa, 2000).

1. Kebutuhan Zat Besi Dalam Tubuh

Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin

sehingga jika kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan

haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum protein yang disebut

dengan“transferin” berperan untuk mentransfer besi (Fe) dari jaringan yang satu

ke jaringan lain. Besi (Fe) berperan dalam aktifitas beberapa enzim seperti

sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi

(Fe) akan menjadi akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam

(Rumapea, 2009 dan Siregar, 2009). Jumlah zat besi yang harus dikonsumsi

seharusnya berdasarkan jumlah kehilangan besi dari dalam tubuh. Jumlah besi

yang dikeluarkan tubuh sekitar 1,0 mg per hari (Winarno, F.G, 2004)

10
2. Sifat Besi (Fe) dalam Air

a. Terlarut sebagai Fe2+(ferro) menjadi Fe3+ (ferri)

b. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter 1μm) atau lebih besar, seperti

Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3, atau FeSO4 tergantung dari unsur yang

mengikatnya.

c. Tergabung dengan zat organik atau zat padat anorganik, seperti tanah liat.

3. Dampak Besi (Fe) dalam Air

Konsentrasi besi terlarut dalam air yang diperbolehkan adalah < 1,0 mg/l.

apabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas akan menyebabkan :

a. Gangguan teknis

Endapan Fe(OH)2 bersifat korosif terhadap pipa, mengendap pada saluran

pipa sehingga mengakibatkan pembuntuan saluran pipa, dan dapat merugikan

seperti mengotori bak, wastafel dan kloset.

b. Gangguan Fisik

Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh besi dalam air adalah timbulnya

warna, bau, dan rasa. Air akan berasa tidak enak bila konsentrasi besi yang

terlarut > 1,0 mg/l.

c. Gangguan Kesehatan

Air minum yang mengandung besi akan cenderung menimbulkan rasa mual

apabila dikonsumsi, dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kadar Fe

yang lebih dari 1,0 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit,

dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru (Fakhreni, 2011). Penyakit

kelebihan zat besi disebut Hemokromatis. Dimana ferritin besi ada dalam keadaan

11
jenuh besi, sehingga bila mineral ini disimpan dalam bentuk kompleks dengan

mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirrosis hati dan kerusakan

pankreas sehingga menimbulkan diabetes (Kurniyati, 2012).

4. Kelarutan Besi dalam Air

Hal-hal yang mempengaruhi kelarutan besi (Fe) dalam air

1. Rendahnya pH air

Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7. Air yang

mempunyai pH 7 dapat melarutkan logam termasuk besi.

2. Adanya gas-gas terlarut dalam air

Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah CO2 dan H2S. Beberapa gas terlarut

dalam air tersebut bersifat korosif.

3. Bakteri

Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi

yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi

besi. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa dan

Iain-Iain. Bakteri ini bertahan hidup dengan membutuhkan oksigen dan besi

(http://advancebpp.wordpress.com/2009/04/16/mengatasi-zat-besi-fe-tinggi-

dalam-air/).

C. Arang Tempurung Kelapa

Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran

tempurung kelapa tidak sempurna. Sebagai bahan bakar, arang tempurung kelapa

lebih menguntungkan dibanding kayu bakar. Arang ini memberikan kalor

pembakaran yang lebih tinggi, dan asap yang lebih sedikit. Kandungan karbon

12
aktif pada arang tempurung kelapa sangat tinggi, berfungsi sebagai anti toksik

atau anti racun dan penawar bau, penghilangan logam berat dan dioksin dari gas

buang (Prihandana Rangga, 2010)

1. Proses Pembuatan Arang Tempurung Kelapa

a. Dibakar dalam Kaleng

Disediakan tempat pembakaran batok kelapa sesuai kebutuhan yaitu

kaleng yang sudah dilepas penutup atasnya. Tempat pembakaran tempurung

kelapa diberdirikan dengan lubang menghadap keatas, dimasukkan tempurung

kelapa kedalam dasar kaleng. tempurung kelapa kemudian dibakar. Setelah api

menyala dimasukkan sedikit demi sedikit tempurung kelapa, biarkan asap

mengepul seperti sekam. Bila api menyala cepat ditimbun dengan tempurung

kelapa terus sampai kaleng terisi penuh oleh tempurung kelapa kemudian ditutup.

Bila tempurung kelapa yang berada diatas sudah menjadi arang, berarti arang

sudah jadi. Keluarkan arang dari kaleng letakkan pada matras. dibiarkan hingga

dingin. Setelah dingin arang diayak untuk memisahkan dari debu. Kemudian

arang ditumbuk hingga halus dan arang hasil tumbukan disaring hingga

mendapatkan hasil arang yang benar-benar halus.

13
Siapkan
Kaleng
Kosong

Dimasukkan tempurung
kelapa dalam kaleng

Dibakar Dimasukkan sedikit demi


Sampai membara sedikit tempurung kelapa
kedalam kaleng

Bila api menyala cepat ditimbun


Dibiarkan hingga asap
dengan tempurung kelapa sampai
mengepul
kaleng terisi penuh

Kaleng ditutup Arang kelapa diatas menjadi


arang

Tumbuk arang hingga Dinginkan kemudian


halus keluarkan arang tempurung
kelapa untuk pengayaan

Arang hasil tumbukan di Arang Tempurung Kelapa yang


saring benar-benar Halus

Gambar 2. Pembuatan Arang Tempurung Kelapa

14
D. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

pada suatu obyek kaca atau kuarsayang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya

tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya

yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan detector fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau bohlam

listrik memancarkan spektrum lebar yang terdiri atas panjang gelombang. Panjang

gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengarui

selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan

ketampakan (vision). Dalam analisi secara spektrofotometri terdapat tiga daerah

panjang kelombang elektromagnetik yang digunakan , yaitu daerah UV (200-380

nm), daerah visible (380-700 nm), daerah inframerah (700- 3000 nm) ( Khopkar,

1990 ).

1. Bagian-bagian spektrofotometer

Secara garis besar sektrofotometer terdiri dari empat bagian Penting, yaitu

a. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, memiliki pancaran radiasi

yang stabil dan intensitasnya tinggi . sumber energi cahaya yang biasa untuk

daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar

dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan

15
bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang adalah 350-2200 nanometer

(nm).

b. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya

polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu

(monokromatis) yang berbeda (terdispersi).

c. Cuvet

Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat

contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwarsa,

plexiglass, kaca, plastik dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1x1 cm dan

tinggi 5 cm. pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass,

sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.

Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak

(visible).

d. Detektor

Peranan detector penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada

berbagai panjang gelombang. Detector akan mengubah cahaya menjadi sinyal

listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum

penunjuk atau angka digital(Kurniyati, 2012).

2. Prinsip Kerja Spektrofotometer

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun

campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan

dipantulkan, sebagian diserap dari medium homogen, sebagian dari sinar masuk

16
akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu dan sisanya diteruskan.

Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi

karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sample. Hokum Beer menyatakan

absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan

bahan/medium.

3. Keuntungan Spektrofotometer

Keuntungan dari spektrofotometer adalah :

a. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan

biokimia, diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.

b. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10,4

sampai 10,5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10,6 sampai 10,7 M

dengan prosedur modifikasi yang pasti.

c. Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat

ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi

tidak perlu.

d. Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan

tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan

tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang

khusus.

e. Mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat

dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA,

1996).

17
E. Penetapan Kadar Besi (Fe)

1. Prinsip Penetapan Kadar Besi(Fe)

Prinsip penetapan kadar besi(Fe) dalam air adalah besi dalam larutan

direduksi menjadi bentuk ferro dengan cara mendidihkannya dengan asam dan

hidroksilamin HCl, kemudian direaksikan dengan 1,10 fenantrolin pada pH 3,2 –

3,3. Tiga molekul fenantrolin dengan satu atom besi ferro membentuk senyawa

komleks berwarna merah jingga.warna yang retbentuk dibandingkan dengan baku

yang telah diketahui kadarnya secara spektrofotometri pada λ 510 nm (Yusrin,

2004).

2. Reaksi

Fe2+ + 1,10 fenantrolin  ------ Fe2+

Merah Jingga

3. Gangguan :

a. CN, NO2, Polifosfat hilang saat pemanasan.

b. Cr, Zn, Co, Cu, Ni, dapat dihilangkan dengan penambahan hidroksilamin

HCℓ.

c. Bi, Cd, Hg, Mo, Ag dapat diendapkan oleh phenantrolin.

d. Warna zat organik dapat dihilangkan dengan cara ekstraksi dengan

chloroform sebanyak satu kali.

e. Pengawetan sample diasamkan dengan NHO3 sampai pH ≤ 2 supaya FeO,

Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 larut semua (Yusrin, 2004).

18

Anda mungkin juga menyukai