DAN ANAK
Untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Keperawatan Anak 1
Dosen : 1. Ns. Helena Golang, S.Kep., M.Kep., Sp. Anak
2. Ns. Zakiyah Mujahidah, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Anisah Valeska Stany (1032161031)
Chika Wahyu Sasqia .U (1032161028)
Cicih Kartika (1032161007)
Ketut Sartini (1032161025)
Nazwa Febriyanti (1032161048)
Nuraulia Hanifunissa .W (1032161042)
Ombun Fajar M Lubis (1032161030)
Putri Mayang Sari (1032161013)
Safitri Hanjani (1032161001)
Sisti Anindita (1032161019)
B. TUJUAN
Tujuan pemberian terapi intra vena melalui infus dan pemberian obat yaitu :
Prosedur PERALATAN :
1. Sarung tangan 1 pasang.
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip).
3. Cairan parenteral sesuai program.
4. Jarum intra vena (ukuran sesuai).
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya).
6. Desinfektan.
7. Torniquet/manset.
8. Perlak dan pengalas.
9. Bengkok 1 (satu) buah.
10. Plester/hypafix.
11. Kassa steril.
12. Penunjuk waktu.
13.
PELAKSANAAN :
1. Tahap PraInteraksi :
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
2. Tahap Orientasi :
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien.
3. Tahap Kerja :
a. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan.
b. Menutup saluran infus (klem).
c. Menusukkan saluran infus dengan benar.
d. Menggantung botol cairan pada standard infuse.
e. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda.
f. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang.
g. Mengatur posisi pasien dan pilih vena.
h. Memasang perlak dan alasnya.
i. Membebaskan daerah yang akan di insersi.
j. Meletakkan torniquet 5 (lima) cm proksimal yang akan ditusuk.
k. Memakai handschoon.
l. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
dalam keluar).
m. Mempertahankan vena pada posisi stabil.
n. Memegang IV cateter dengan sudut 30°.
o. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas.
p. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik
Mandrin + 0,5 cm.
q. Memasukkan IV cateter secara perlahan.
r. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse.
s. Melepaskan toniquet.
t. Mengalirkan cairan infuse.
u. Melakukan fiksasi IV cateter.
v. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa.
w. Mengatur tetesan sesuai program.
4. Tahap Terminasi :
a. Melakukan evaluasi tindakan.
b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
c. Berpamitan dengan klien.
d. Membereskan alat-alat.
e. Mencuci tangan.
f. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
Selain keempat cara diatas, dokter juga sering menggunakan cara intrathecal.atau
intraspinal, intracardial, intrapleural, intraarterial dan intraarticular untuk
pemberian obat perenteral ini.
1. Benar pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di
periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-
hati dan teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau
apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-
hati agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya bagi obat yang efektivitas tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan darah yang memadai, ada beberapa
obat yang diminum sesudah atau sebelum makan, juga dalam pemberian
antibiotik tidak oleh di berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu
dan oleh siapa obat itu di berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat
maka harus di dokumentasikan juga.
Alergen yang digunakan untuk test dapat menyebabkan reaksi sensitivitas atau
alergi.
Yakinkan tersedianya obat antidot (epinephrine hydrochloride, bronchodilator dan
antihistamin) di unit sebelum dimulai
Reaksi alergi atau sensitivitas ini dapat FATAL
• Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda (oral, parenteral
atau rektal), biarkan Klien memilih sebelum menyiapkan obat.
• Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat tusukan dan
mencegah kerusakan jaringan dari jarum Tempat injeksi IM
Prosedur Intravena
Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan
Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan di lakukan tindakan terapi
intravena
Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja
Letakkan tourniquet 5 cm diatas tempat tusukan
Kencangkan tourniquet
Anjurkan pasien untuk mengepalkan telapak tangan dan membukanya beberapa
kali, palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk.
Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan
menggunakan kapas betadin. Arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.
Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tempat
tusukan
Pegang Jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk
perlahan dan pasti
Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena.
Lakukan aspirasi
Lepaskan tourniquet
Masukkan obat ke dalam pembuluh vena perlahan-lahan
Keluarkan jarum dari pembuluh vena
Tutup tempat tusukan dengan kasa steril yang diberi betadin
Cuci tangan
Dokumentasi
1. SC
Indikasi :Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
Kontra indikasi : Obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut
dalam air atau minyak.
2. ID/IC
Indikasi :Bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak
alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang
bagian atas.
Kontra Indikasi :Luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
3. IM
indikasi :Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya.
kontra indikasi :Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf
besar di bawahnya.
4. IV
indikasi :Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
dan steril.
kontra indikasi :Tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
No
Prosedur
2 Cuci tangan
Injeksi intradermal/intracutan
Injeksi intramuskular
24 Pindahkan ibu jari dan jari telunjuk jari non dominan dan kulit
untuk mendukung barrel spuit, jari sebaiknya ditempatkan pada
barrel sehingga saat mengaspirasi, anda dapat melihat barel
dengan jelas.
Injeksi subcutan
34 Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan
non dominan
Intravena
42 Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak
Memungkinkan
46 Kencangkan tourniquet
52 Lakukan aspirasi
53 Lepaskan tourniquet
57 Cuci tangan
58 Dokumentasi
KESIMPULAN
c.Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut.
SARAN
1. Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai
perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa
menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun
orang lain.
Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Eds
5. Jakarta : EGC
Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta:EGC