Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obesitas merupakan keadaan terjadinya peningkatan berat badan akibat
adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Rimbawan, 2004).
Kecenderungan terjadinya obesitas berkaitan dengan pola makan, status sosial,
ketidakseimbangan aktifitas tubuh dan konsumsi makanan (Misnadiarly,
2007).Dampak terjadinya obesitas adalah meningkatkan risiko penyakit
degeneratif diantaranya diabetes melitus tipe 2, hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler. Sedangkan dampak lainnya adalah keletihan, rendah diri dan
depresi (Barasi, 2007).Obesitas dilaporkan berhubungan langsung dengan
mortalitas dan penyakit kronis, salah satunya adalah hipertensi.Obesitas pada
masa anak-anak dan remaja akan meningkatkan risiko obesitas pada usia
dewasa. Obesitas tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga
berdampak pada kesehatan mental (Hasdianah et al., 2013).
Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi nasional
kegemukan pada remaja usia 13 – 15tahun sebesar 2.5% (Kemenkes, 2010).
Dari 14 provinsi yang memiliki prevalensi kegemukan pada remaja usia 13 –
15 tahun di atas prevalensi nasional salah satunya adalah Provinsi Banten
dengan prevalensi sebesar 3.4%. Menurut data Riskesdas tahun 2013,
prevalensi nasional remaja usia 13 – 15 tahun dengan berat badan lebih adalah
sebesar 8.3% dan prevalensi remaja usia 13 – 15 tahun yang mengalami
obesitas sebesar 2.5%. Terjadi peningkatan prevalensi nasional kegemukan
pada remaja usia 13 – 15 tahun bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun
2010. Provinsi Banten memiliki angka yang lebih rendah dari angka nasional,
akan tetapi mengalami kenaikan prevalensi kegemukan yaitu dari 3.4% pada
tahun 2010 menjadi 7.9% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013).
Obesitas pada anakdapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
darah selain itu juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada saat
dewasa (Irene et al., 2005). Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar
26.5 menurut hasil Riskesdas tahun 2013. Tingginya nilai IMT (Indeks Massa

1
2

Tubuh) berhubungan dengan tingginya angka tekanan darah dan prevalensi


hipertensi. Hipertensi berkaitan dengan konsumsi makanan tinggi natrium.
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa tekanan darah pada populasi dengan diet
tinggi natrium ditemukan lebih tinggi dibanding populasi dengan diet rendah
natrium (Sacks et al., 2001). Selain asupan natrium, asupan gula sederhana
juga berpengaruh terhadap terjadinya obesitas dan hipertensi. Saat ini asupan
makan yang mengandung gula sederhana mengalami peningkatan. Gula
sederhana meliputi glukosa, galaktosa dan fruktosa. Penelitian menunjukkan
bahwa fruktosa berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi fruktosa
meningkat secara drastis selama beberapa tahun terakhir ini, sehingga fruktosa
berkontribusi besar terhadap terjadinya obesitas (Johnson., 2010).
Obesitas yang disertai hipertensi bukanlah suatu kesatuan penyakit
tersendiri, melainkan suatu kombinasi dari gejala kompleks berbagai sindrom
metabolisme (Behrman, 1999).Obesitas yang disertai dengan hipertensi tidak
hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga dapat terjadi pada remaja, karena
remaja pada umumnya akan makan lebih banyak dan seringkali pemilihan
makanan dipengaruhi oleh tren yang ada di sekitar. Pemilihan makanan harus
diperhatikan, karena pemilihan makan yang tinggi gula, lemak dan natrium
tetapi rendah vitamin dan mineral dapat menyebabkan terjadinya obesitas
disertai hipertensi.Hipertensi pada anak bukanlah keadaan yang biasa terjadi,
tetapi hal tersebut dapat terlihat pada 20 – 30% pada anak dengan berat >120%
dari berat badan normal (Cameron, 2006). Hubungan antara obesitas dengan
hipertensi telah banyak dijelaskan dalam beragam penelitian.
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru pemekaran dari
Kabupaten Tangerang terletak di Provinsi Banten bagian timur, dan merupakan
kota penghubung yang menghubungkan 3 provinsi, yaitu terletak di Provinsi
Banten yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah Timur dan
Utara sedangkan berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah Selatannya.
Dengan kondisi ini, banyak warga pendatang di Kota Tangerang Selatan.Hal
ini menyebabkan beberapa permasalahan yang diantaranya adalah kemiskinan
dan kesehatan (Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan).Penelitian
3

dilakukan di sekolah menengah pertama yang ada di Kecamatan Pamulang,


Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko
asupan natrium dan gula sederhana terhadap kejadian obesitas yang disertai
hipertensi pada remaja awal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: Apakah remaja awal di wilayah kota Tangerang Selatan memiliki pola
makan tinggi natrium dan gula sederhana? Kemudian apakah asupan natrium
dan gula sederhana merupakan faktor risiko terjadinya obesitas yang disertai
hipertensi pada remaja awal?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian:
1. Mengetahuiasupan natrium sebagai faktor risiko kejadian obesitas yang
disertai hipertensi pada remaja awal.
2. Mengetahui asupan gula sederhana sebagai faktor risiko kejadian obesitas
yang disertai hipertensi pada remaja awal.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Daerah
Dapat memberikan masukan pada pemerintah kota Tangerang Selatan
kaitannya dengan pengambil kebijakan tentang intervensi yang tepat dalam
mengatasi permasalahan obesitas dan hipertensi di Tangerang Selatan.

2. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai dampak yang
ditimbulkan dari pola makan tinggi natrium dan gula sederhana, sehingga
masyarakat bisa memperbaiki pola makan.

3. Bagi Subjek Penelitian


Masing-masing subjek dapat mengetahui status gizi dan juga tekanan darah.
Hal ini sebagai penjaringan awal terhadap subjek yang mengalami obesitas
4

baik yang disertai hipertensi maupun tanpa hipertensi. Dengan demikian


nantinya dapat menjadi dasar untuk dilakukannya pendidikan gizi di sekolah
dan juga intervensi terkait permasalahan yang dialami masing-masing
subjek.
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan bagi peneliti mengenai asupan natrium dan gula
sederhana sebagai faktor risikoremaja awal yang mengalami obesitas.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


Lutiana, Variabel terikat: Variabel bebas:
Asupan Tinggi
2012 Hipertensi Berat badan lahir
Natrium dan Berat
obesitik Lokasi
Badan Lahir Sebagai
Rancangan penelitian:
Faktor Risiko
penelitian: Case Semarang
Kejadian Hipertensi
Control p = 0.042
Obesitas pada
Variabel bebas:
Remaja Awal.
Asupan Natrium

Rabaity, Konsumsi Gula Variabel terikat: Variabel bebas:


2012 Sederhana dan Hipertensi Aktiitas fisik
Aktivftas Fisik obesitik Lokasi
sebagai Faktor Risiko Variabel bebas: penelitian:
Kejadian Hipertensi Konsumsi gula Semarang
Obesitik pada Remaja sederhana P = 0.012
Awal Rancangan
penelitian: Case
control
Jalal. 2010 Increased Fructose Variabel bebas: Variabel terikat:
Associates with Konsumsi gula Hipertensi
Elevated Blood sederhana Subjek
Pressure (fruktosa) penelitian:
Dewasa
Metode
penelitian: Cross
Sectional

Anda mungkin juga menyukai