Anda di halaman 1dari 57

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

BAB I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 1
Uraian Pekerjaan
1.1. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
1.1.1. Pekerjaan Rehabilitasi Kantor DPRD Kabupaten Banggai Tahun Anggaran
2018 dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukan pada gambar kerja
dan dokumen lainnya.
1.1.2. Adapun kegiatan Rehabilitasi Kantor DPRD Kabupaten Banggai Tahun
Anggaran 2018 `yang dikerjakan meliputi:
a. Pekerjaan Pembangunan Baru Sayap Kiri Gedung.
1.1.3. Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan yang harus dilaksanakan untuk
mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor, misalnya
sebagai berikut :
a. Membuat Papan Nama Pekerjaan.
b. Mobilisasi Material.
c. Mobilisasi Alat.
d. Sop Drawing dan Asbuilt Drawing.
e. Foto Dokumentasi.
f. Pengurusan Ijin dan Keselamatan Kerja.
1.1.4. Pekerjaan – pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan
satu kesatuan sistem yang tidak bisa dipisahkan.

1.2. Sarana Kerja dan Tata Cara Pelaksanaan.


1.2.1. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang
dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh selama pekerjaan berjalan dilapangan. Pelaksana harus memenuhi

Hal.1
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

kualifikasi minimal sebagai Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam


Rehabilitasi Kantor DPRD Kabupaten Banggai yang ditunjukan dalam Curiculum
Vitae yang bersangkutan. Direksi Proyek berhak untuk menolak / meminta agar
personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainnya diganti jika ternyata dianggap
tidak memenuhi kualifikasi atau tidak bisa bekerja sama membentuk team work demi
kelancaran dan suksesnya proyek ini.

1.2.2. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan semua kelengkapan peralatan yang


diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada
Kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap
perlu untuk menjamin target pelaksanaan pekerjaan dengan cepat, mutu dan
ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan
dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai
gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah :

a. Dump Truck 2 Unit


b. Concrete Mixer (Molen) 2 Unit
c. Concrete Vibrator (Penggetar) 1 Unit
d. Stamper 1 Unit
e. Scaffolding 20 Set
f. Peralatan Tukang 2 Set
g. Dan Peralatan Lain yang diperlukan

Semua peralatan yang telah diusulkan oleh pihak Kontraktor harus berada dilokasi
pekerjaan selama pekerjaan berlangsung.
1.2.3. Kontraktor wajib meneliti situasi eksisting yang termaksud dalam pekerjaan
dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Maka dari itu sebelum

Hal.2
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey ulang dan


melakukan (MC-0) guna memperoleh akurasi data yang up to date. Keahlian
ataupun kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini dapat di ajukan sebagai
alasan untuk mengajukan claim. Dalam hal ini pekerjaan harus dilaksanakan
dengan penuh keahlian sesuai ketentuan – ketentuan dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta
petunjuk Direksi.
1.2.4. Dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib melakukan pendekatan
dengan Pegawai maupun Masyarakat di lingkungan pekerjaan setempat demi
memperoleh dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberikan
keamanan serta kenyamanan yang berada dalam lingkungan pekerjaan
tersebut.
1.2.5. Kontraktor diwajibkan bisa mengatur dan menjamin bahwa selama kegiatan
pekerjaan berlangsung aktifitas dalam lingkungan Kantor DPRD Kabupaten
Banggai tidak terganggu dengan adanya pekerjaan tersebut.

Pasal 2
Persyaratan Khusus
2.1. Standar – standar yang Berlaku.
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan
mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam
Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) dan
peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan yaitu :
2.1.1. SK.SNI.T-15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
2.1.2. SK.SNIS-04-1989-F SK.SNIS-05-1989-F SK.SNIS-06-1989-F Tentang
Spesifikasi Bahan Bangunan.
2.1.3. American Society For Testing & Materials (ASTM)

Hal.3
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

2.1.4. Standar Industri Indonesia (SII)


2.1.5. AV 1941/SU 41: Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming
Van Openbare Werken.
2.1.6. American Institute of Steel Construction (AISC)
2.1.7. American Welding Society (AWS)
2.1.8. Petunjuk – petunjuk dari Direksi / Pengawas lapangan Untuk pekerjaan –
pekerjaan yang belum termaksud dalam standar – standar yang disebut
diatas, maupun standar – standar Nasional lainnya maka diberlakukan standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan - pekerjaan tersebut atau setidak –
tidaknya berlaku standar – standar persyaratan teknis dari Negara – negara
asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.
2.1.9. Dokumen Lelang berupa Gambar-gambar Rencana Kerja dan Spesifikasi
teknis.
2.1.10. Berita Acara Aanwijzing.
2.1.11. Berita Acara Rapat Lapangan.
2.1.12. Perintah tertulis Direksi yang disampaikan pada Buku Harian Lapangan atau
Surat Resmi.
2.1.13. Brosur resmi (user manual) dari Produsen yang materialnya digunakan.
2.1.14. Pada prinsipnya semua Material yang akan digunakan harus mendapat Izin /
persetujuan tertulis dari Direksi yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat
Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan Direksi adalah
tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau
memerintahkan pembongkaran dan tidak di Progres.
2.1.15. Semua Material yang masuk kedalam area Proyek (digudang & dilapangan)
tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek.
2.1.16. Semua Pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas Izin dari Direksi yang
diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang

Hal.4
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

dilaksanakan tanpa izin dari Direksi / Konsulta Pengawas adalah tanggung


jawab Kontraktor dan tidak akan di Progres.
2.2. Ukuran dan Patokan.
Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil
+ 0,00 (datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan yang telah
ditentukan. Apabila Beanc Mark (BM) yang dipasang berubah letak atau rusak maka
dibawah pengawasan Direksi, Kontraktor wajib membuat BM yang baru, dimana BM
yang dibuat harus kokoh / kuat dan tidak bergerak selama masa pelaksanaan.
Kontraktor wajib menambahkan jika diperlukan oleh Direksi. BM yang baru tersebut
terbuat dari balok beton dengan titik yang terbuat dari besi Ǿ14 cm. Selama
pelaksanaan pekerjaan, surveyor / juru ukur Kontraktor harus selalu standby di Job
Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur
bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi untuk dilaksanakan.

Pasal 3
Papan Nama Proyek
3.1. Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi dan menjadi
beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.

Pasal 4
Pekerjaan Persiapan
4.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
Kontraktor harus melaksanakan pembersihan area yang telah terpilih. Kontraktor
juga berkomunikasi dengan para pegawai setempat dan mendapatkan izin sebelum
melakukan pembongkaran pagar tersebut.

Hal.5
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

4.2. Selama Pekerjaan Berlangsung.


4.2.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan, kenyamanan, dan kerapian Job
Site selama pekerjaan berlangsung.
4.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang dilalui
kendaraan pengangkut material dari dan keluar pintu yang telah ditentukan
pihak Pengawas Lapangan dan Pegawai setempat yang berwenang.
4.2.3. Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalulintas disekitar area
pekerjaan selama pekerjaan berlangsung.
4.2.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya disekitar area Job Site
bila terbukti kerusakan tersebut disebabkan oleh operator / petugas dari
Kontraktor itu sendiri selama kegiatan tersebut berjalan.
4.2.5. Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama masa
pelaksanaan pekerjaan, bangunan-bangunan disekitar pekerjaan tidak
mengalamai kerusakan sedikitpun yang diakibatkan oleh pekerjaan yang
sedang dilaksanakan. Namun jika terjadi claim dari tetangga /pemilik ruangan
disekitar area pekerjaan, Kontraktor harus menangani hingga tuntas semua
claim yang ditujukan kepada Kontraktor.
4.2.6. Kontraktor harus menjamin bahwa selama pekerjaan berlangsung, Pelayanan
dan Kebersihan Masyarakat dari Pegawai setempat tidak terganggu.
4.2.7. Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi:
a. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa – sisa
pembuangan berbagai jenis sampah ata puing bekas bongkaran.
b. Kebersihan terhadap jenis kotoran – kotoran yang disebabkan oleh sampah
sisa- sisa bahan bangunan, pecahan – pecahan batu, sisa serbuk – serbuk
kayu bekas pekerjaan dll.
c. Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material dan peralatan
sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di Job Site.

Hal.6
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

4.3. Gudang Material.


Kontraktor wajib membuat Gudang Material dan Peralatan, Gudang tersebut
terutama dimaksudkan untuk penyimpanan Material dan Peralatan yang memerlukan
perlindungan dari Alam ataupun Keamanan terhadap pencurian.

4.4. Generator Set & Penyediaan Air Sementara.


4.4.1. Genset.
Untuk keperluan perlengkapan pada malam hari dan untuk keperluan bekerja,
Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan dua set Generator dengan
kapasitas sesuai keperluan dan diletakan pada tempat yang aman sehingga tidak
mengganggu aktifitas Pegawai disekitarannya.
4.4.2. Air.
Untuk keperluan pekerjaan dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan tempat
penampungan Air Bersih. Kualiatas Air harus memenuhi syarat atau standar
kesehatan. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya jika terjadi akibat yang
ditimbulkan dari pengguna air yang tidak memenuhi syarat.

4.5. Jalan Masuk Sementara.


Jika dianggap perlu, Direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk membuat
jalan masuk sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material dan
sebagainya. Sejauh mungkin jalan masuk sementara tersebut dapat ditingkatkan
sebagai jalan yang memang menjadi bagian dari Lingkup pekerjaan Kontraktor.

4.6. Setelah Pekerjaan Selesai.


Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan Penyerahan Kepada Pejabat Teknis
Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh Site dari segala macam kotoran,
puing – puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa kontruksi. Kotoran –
kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan sehingga bila hal ini diabaikan
ataupun belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai
100 (seratus)%.

Hal.7
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Pasal 5
Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja
5.1. Metode Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili Site Manager
harus memberikan Rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan. Metode
Pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi. Hasil dari presentasi metode
pelaksanaan setelah disetujuii bersama oleh Direksi merupakan keputusan yang
mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Kantor DPRD Kabupaten
Banggai.

5.2. Gambar Kerja.


5.2.1. Kontraktor wajib membuat Gambar Kerja / Shop Drawing atas rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
5.2.2. Direksi pekerjaan dan Direksi, berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk
membuat Gambar Kerja (Shop Drawing) atas bagian – bagian pekerjaan yang
memerlukan penjelasan secara detail.
5.2.3. Pelaksana pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika Shop Drawing
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Direksi, yang ditandai “tanda tangan”
diatas Gambar tersebut.

Hal.8
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

BAB II
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 6
Pekerjaan Substruktur dan Struktur
6.1. Pengukuran.
Dalam pekerjaan Rehabilitasi Kantor DPRD Kabupaten Banggai ini merupakan
bangunan yang belum memiliki struktur dan pola ruangan, dimana adanya kegiatan
pekerjaan ini mampu menyesuaikan baik itu secara Struktur bangunan maupun
terhadap lokasi sekitar bangunan, sebagaimana yang telah disepakati dalam
Perencanaan.

Pasal 7
Pekerjaan Galian Tanah, Timbunan Dan Pemadatan
7.1. Umum.
7.1.1. Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
konstruksi timbunan.
b. Segala perubahan dan spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Direksi dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
untuk memulai pekerjaan.
c. Pekerjaan Galian Pondasi PoorPlat dan Batu Kali dengan kedalaman galian
sesuai dengan gambar kerja yang telah ada.
d. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah Tasirtu. Adapun
tanah hasil galian pondasi sebagian digunakan untuk timbunan bangunan
yang harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh Direksi dan sebagian
pula dibuang. Timbunan tanah bekas galian dibuang ketempat yang sudah
ditentukan.

Hal.9
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

7.1.2. Survey
a. Sebelum pekerjaan galian dan timbunan dimulai, harus dilakukan survei
topografi. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Direksi
dan Kontraktor.
b. Kontraktor harus memuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh Direksi. Dan Direksi akan
memverifikasi dan memeriksa gambar tampak dan penampang untuk dijadikan
acuan pekerjaan.
7.1.3. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk out put kerja harian,
jumlah, type dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Direksi. Semua
peralatan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang harus berada di lokasi dan dapat
beroperasi pada saat-saat yang diperlukan. Pemilihan peralatan harus
mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.

Pasal 8
Pekerjaan Timbunan
8.1. Lingkup
8.1.1. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran, galian, pengambilan, pengangkutan
dan pemadatan tanah untuk timbunan. Galian dan timbunan pada umumnya
diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari penampang horizontal
yang telah disepakati.
8.1.2. Pekerjaan galian pondasi harus sesuai Gambar Kerja, baik kedalamannya
maupun dimensinya, dan dipastikan tetap terjaga dari genangan air untuk
memudahkan pengecoran.
8.1.3. Timbunan / Urugan kering menggunakan Material Tasirtu sesuai Gambar
Rencana dan harus memenuhi kepadatan yang disyaratkan pada spesifikasi
ini.
8.1.4. Pekerjaan timbunan kering harus dilakukan sesuai elevasi pada Gambar
Rencana.

Hal.10
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

8.2. Toleransi Dimensi.


8.2.1. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.
8.2.2. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus
dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran
bebas dari air permukaan.
8.2.3. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil
yang ditentukan dengan melebihi 10 cm dari ketebalan yang dipadatkan.
8.2.4. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 20 cm.

8.3. Standar Rujukan.


Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian dibawah pengawasan Direksi
dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing –
masing pengujian dilaksanakan.

8.4. Pengajuan Persetujuan Pekerjaan.


8.4.1. Kontraktor harus mengajukan hal – hal berikut kepada Direksi sebelum suatu
pekerjaan untuk memulai pekerjaan yang dapat diberikan oleh Direksi.
a. Gambar penampang melintang terinci yang menunjukan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
b. Hasil pengujian kepadatan yang membe rikan hasil pemadatan yang baik dari
permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan tersebut akan ditempatkan.
8.4.2. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Direksi sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan
bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan :
a. Dua contoh material timbunan masing-masing seberat 50 kg dari bahan-
bahan, salah satu akan ditahan oleh Direksi untuk rujukan selama periode
kontrak.

Hal.11
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

b. Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang


diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian
laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi sifat
yang ditentukan.
8.4.3. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Direksi segera
setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan
diberikan untuk penempatan bahan – bahan lain diatas timbunan.
8.4.4. Kondisi Tempat Kerja.
a. Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan pemadatan.
b. Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang sistim
drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan yang diselesaikan mempunyai
drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus di salurkan ke drainase
disekitar yang ada tanpa merusak ataupun merubah bentuk drainase yang
akan disalurkan pembuangan air bekas pekerjaan.
c. Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang cukup
untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan.
8.4.5. Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Syarat.
a. Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang
ditentukan, harus diperbaiki dengan mengupas permukaan tersebut dan
membuang atau menambah material sebagaimana diperlukan, disusul dengan
pembentukan pemadatan kembali.
b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi, harus dikoreksi dengan
mengupas material disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya
dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata Maksimal
(grader) atau peralatan lain yang disetujui.
c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi, harus dikoreksi

Hal.12
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

dengan pengupas material disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata


maksimal (grader) berulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui,
dengan selang istirahat antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Jika
tidak atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan
dan membiarkan material terlepas, maka Direksi dapat memerintahkan agar
material tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan material kering
yang memadai.
d. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah
dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya
tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan
kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.
e. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari spesifikasi ini sebagaimana yang diarahkan oleh Direksi,
harus dilakukan pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusul dengan
pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan
penggantian bahan-bahan.
8.4.6. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan
sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi ini.
8.4.7. Penanganan Terhadap Cuaca.
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan
turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya
bila kadar air bahan-bahan material berada di luar batas yang ditentukan kemudian
pemadatan harus menggunakan Vibrator.
8.4.8. Bahan – bahan.
a. Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Direksi sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam
pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty

Hal.13
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM
(khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah).
b. Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal
25% yang ditunjukkan dari hasil analisis saringan.
c. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar dari pada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi
atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai
Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan
Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
d. Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil
dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45 % (AASHTO T90).
e. Bahan-bahan timbunan tidak mengandung mineral Montmorillonite yang
ditunjukkan dari hasil test mineralogi.
f. Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki : ¾
Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih
besar dari 60 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa. ¾
Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6. ¾ Kepadatan kering minimum
harus mencapai kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum
density untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified Proctor maximum
density untuk bahan timbunan subgrade jalan.
8.4.9. Penempatan dan Pemadatan Timbunan.
a. Persiapan Tempat Kerja.
- Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah makan semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran harus telah disesuaikan dan bahan –
bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana
telah diperintahkan oleh Direksi. Seluruh area harus diratakan secukupnya
sebelum penimbunan dimulai.

Hal.14
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

- Dimana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah
pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk
penggarukan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
lapisan atas 15 cm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang telah
ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan diatasnya.
- Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit atau ditempatkan
pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong
untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam
lapisan horisontal.
b. Penempatan Timbunan.
- Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan yang diberikan. Di mana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan,
maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.
- Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Direksi.
- Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan-
bahan drainase porous lainnya, maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara
kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan
sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
- Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat
pada timbunan yang ada hingga disetujui oleh Direksi. Timbunan yang

Hal.15
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada


ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan
secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan
jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan
permukaan.
- Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan
permukaan yang sudah dibersihkan dengan pembajakan atau pengupasan
kedalaman minimum 20 cm.
c. Pemadatan.
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan
harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
layak serta disetujui oleh Direksi sampai suatu kepadatan yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (wet
of optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di
mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan
sesuai dengan AASHTO T-180.
- Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 20 cm dari
bahan- bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari
5 cm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan.
Lapisan penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk
timbunan tanah.
- Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
- Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu areal reklamasi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga
setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama.

Hal.16
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai / dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas
tidak lebih dari 15 cm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan
alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian
khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang memuaskan di
bawah dan di tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga dan guna menjamin
bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
d. Perlindungan Timbunan yang sudah Dipadatkan.
- Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan
dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.
- Kontraktor harus memelihara timbunan terhadap terjadinya longsoran lokal.
Apabila terjadi kelongsoran lokal, maka Kontraktor harus memperbaikinya
dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi dari Direksi Teknik / Pengawas.
Semua biaya perbaikan talud yang diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
- Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan
timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan
tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi
Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki
timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor
wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi
Spesifikasi Teknik ini dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan
Direksi Teknik.
8.4.10. Jaminan Kualitas.
a. Pengawasan Kualitas Bahan.
- Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Direksi, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber

Hal.17
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

bahan-bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian


kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.
- Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi lagi
atas kebijaksanaan tenaga Direksi, dalam hal mengenai perubahan yang
diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
- Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa ke
tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan
oleh Direksi tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang diperoleh dari
setiap sumber.
b. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah.
- Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 30 cm.
- Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai
kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar air
optimum + 2%.
- Lapisan yang lebih dari 30 cm di atas ketinggian elevasi muka air rata-
rata harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering
yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang
mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4
inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan untuk
bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan oleh Tenaga
Ahli.
- Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk setiap
500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan ASTM
D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kepadatan kurang
dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus membetulkan
pekerjaan tersebut.

Hal.18
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

c. Percobaan Pemadatan.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan
metode untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan.
- Dalam hal bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang
disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali
dengan seizin Direksi.
- Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat
pemadat dan kadar air harus diubahubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai dan disetujui. Direksi. Hasil percobaan lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan yang
selanjutnya.
8.4.11. Pengukuran.
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil
tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada
garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan
dan disetujui. Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan
metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang
melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai
akibat pekerjaan terasiring atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada
atau sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran,
kecuali :
- Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau
lunak atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.

Hal.19
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

- Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang


memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor
tidak dianggap bertanggung jawab.
c. Pekerjaan timbunan kecil yang yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan
sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran
sebagai timbunan dibawah Bab ini.
d. Timbunan yang digunakan diluar batas kontrak dari konstruksi timbunan untuk
mengubur bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat atau terpakai, tidak
akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan
ini akan dibayar sebagai timbunan di bawah bab ini.
f. Jumlah hasil kerja yang diukur dengan cara di atas akan dibayarkan
berdasarkan mata pembiayaan di bawah ini. Biaya tersebut sudah termasuk
pekerjaan persiapan, penyelesaian dan penempatan material, keuntungan jasa
kontraktor serta semua kegiatan untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-
baiknya.
g. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.

Pasal 9
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Kali
9.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
9.1.1. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
9.1.2. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

9.2. Persyaratan Bahan


9.2.1. Batu Kali
Batu Kali yang digunakan batu bulat utuh atau batu pecah dari jenis yang
keras, bersudut runcing dan tidak porous.

Hal.20
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

9.2.2. Semen
Sesuai Standar Nasional Indonesia
9.2.3. Pasir
Sesuai Standar Nasional Indonesia
9.2.4. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

9.3. Persyaratan Pelaksanaan.


9.3.1. Profil atau bentuk pondasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk pondasi
dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Direksi.
9.3.2. Galian pondasi
Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi. Kemudian
dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram sampai jenuh,
diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat. Di atas lapisan pasir tersebut
diberi pasangan batu (anstamping) yang dipasang sesuai dengan gambar kerja.
9.3.3. Pasangan batu kali
Pasangan batu gunung untuk pondasi menggunakan adukan dengan
campuran 1Pc : 5Ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
gambar kerja.
9.3.4. Adukan
Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dan pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.

Hal.21
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Pasal 10
Pekerjaan Beton Bertulang
10.1. Lingkup Pekerjaan.
10.1.1. Pekerjaan Pondasi Poor Plat 120 x 150 K-250
10.1.2. Pekerjaan Pondasi Poor Plat Tangga 75 x 173 K-250
10.1.3. Pekerjaan Sloof 20 x 40 K-250
10.1.4. Pekerjaan Kolom 40 x 60 K-250
10.1.5. Pekerjaan Kolom Praktis 11 x 11 K-250
10.1.6. Pekerjaan Balok 30 x 60 K-250
10.1.7. Pekerjaan Balok 20 x 40 K-250
10.1.8. Pekerjaan Balok Bordes Tangga 15 x 28 K-250
10.1.9. Pekerjaan Balok Estetika 30 x 60 K-250
10.1.10. Pekerjaan Balok Latei 11 x 15 K-150
10.1.11. Pekerjaan Balok Sunscreen 11 x 20 K-150
10.1.12. Pekerjaan Balok 20 x 30 K-200
10.1.13. Pekerjaan Balok 25 x 50 K-200
10.1.14. Pekerjaan Ring Balok 20 x 30 K-200
10.1.15. Pekerjaan Ring Balok 25 x 50 K-200
10.1.16. Pekerjaan Ring Balok 11 x 20 K-200
10.1.17. Pekerjaan Plat Lantai tebal 12 cm K-250
10.1.18. Pekerjaan Plat Lantai Bordes tebal 12 cm K-250
10.1.19. Pekerjaan Plat Tangga K-250
10.1.20. Pekerjaan Plat Sunscreen tebal 8 cm K-200
10.1.21. Pekerjaan Plat Dak tebal 10 cm K-200

10.2. Persyaratan Material.


10.2.1. Portland Cement Composit (PCC).
Semua PCC yang digunakan harus PCC dengan merk standar yang disetujui
oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PCC tipe I sesuai spesifikasi
yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Semua

Hal.22
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PCC, PCC harus disimpan dengan
baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PCC yang telah
mengeras atau membatu tidak boleh digunakan, PCC harus disimpan sedemikan rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.
10.2.2. Batu split / kerikil.
Batu split / kerikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak
mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak,
yang dapat memperlemah kekuatan beton. Split/kerikil harus memenuhi syarat-syarat
yang terdapat pada SNI 1734-1989.
10.2.3. Air.
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam, asam.
10.2.4. Bahan pembantu (Admixture).
Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi, bahan pembantu boleh
ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan beton, efek.
penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu
ditanggung oleh Kontraktor. Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik
dan dapat diterima dan disetujui oleh Direksi, dan penggunaannya sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari produk tersebut dan yang disyaratkan sesuai dengan SNI
03-2495-1991.
Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada
atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik.
10.2.5. Besi Tulangan.
a. Tulangan besi harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar
rencana dan bebas dari karat, dengan Mutu Baja Tulangan dibawah Ø12 &
Ø14 mm, menggunakan jenis BJTP-24 (fy=240 MPa), sedangkan diatas Ø10
& Ø12 mm, menggunakan jenis BJTP-40 ((fy=400 MPa). Semua
dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi
sebenarnya sesuai keterangan gambar.

Hal.23
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

b. Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung


dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
c. Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton (Bendrat) yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
d. Mutu beton / kuat tekan beton yang diinginkan ada 3 jenis yaitu beton
menggunakan Mutu Beton K-150, K-200 dan K-250, Dimensi penyesuaian
Besi Tulangan mengacu pada Standar SNI 07-2052- 2002 tentang Baja
Tulangan, penyimpangan bundaran baja tulangan untuk tulangan Ø 6 - Ø 14
toleransi bundaran ± 0,4 mm, dan untuk tulangan Ø 14 toleransi bundaran ±
0,5 mm. dengan persetujuan tertulis dari Direksi, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan sistem beton cukup
pakai (site mix) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada Direksi / Direksi sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan.

10.3. Syarat dan Pengecoran.


Semua persyaratan bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standar yang
berlaku di Indonesia dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan
pengawasan yang ketat dari Direksi. Pemilihan bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan standar pelaksanaan akan mendapatkan hasil yang sempurna.
10.3.1 Rencana kerja, metode pelaksanaan dan Ijin pengecoran.
Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode
pelaksanaan pengecoran caping beam kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
tertulis, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Sebelum dilaksanakan pengecoran,
dilaksanakan pemeriksaan bersama Kontraktor dan Direksi dan apabila telah
memenuhi syarat ijin pengecoran dapat dikeluarkan.
10.3.2 Site mix design dan perbandingan adukan.
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melaksanakan
rencana pengadukan beton / site mix design untuk mendapatkan mutu beton

Hal.24
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

yang dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian material di


laboratorium yang telah disetujui oleh Direksi untuk semua material beton, atas
biaya kontraktor. Berdasarkan analisa dan hasil test sampel tersebut,
laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design) dengan
slump yang telah disyaratkan. Sebagai kontrol suatu campuran beton, data-
data yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup :
- Tipe dan gradasi material agregat.
- Hasil pengujian material air dan agregat (berat jenis dan berat isi agregat,
modulus halus butir pasir, kadar lumpur, dll.
- Tipe dan merk PC.
- Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan).
- Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.
- Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-
lain).
- Hasil test silinder beton.
b. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat)
tidak boleh melampaui 0,50 (perbandingan berat). Perbandingan campuran
tersebut dapat diubah jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang
dikehendaki dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih
baik dengan persetujuan dari Direksi. Kontraktor tidak berhak atas
penambahan kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut di atas.
c. Percobaan kekuatan beton di lapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan
percobaan beton silinder (∅ 15 cm tinggi 30 cm), atas biaya kontraktor.
d. Percobaan yang dilakukan di lapangan, pengambilan contoh campuran dan
pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Direksi. Suatu kali jika
kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari 70 % dari beton umur 28
hari, maka Direksi berhak untuk memerintahkan Kontraktor untuk menambah
PC ke dalam campuran beton. Dan apabila

Hal.25
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai mutu beton yang
dikehendaki, maka pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai
persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Direksi.
e. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu
pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang
homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat
perubahan keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk
mempertahankan hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang
dikehendaki.
f. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai
dengan SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam proyek ini adalah 8 –
12 cm sesuai yang ditetapkan oleh Direksi. Untuk maksud dan alasan tertentu,
dengan persetujuan Direksi dapat dipakai nilai slump yang menyimpang dari
ketentuan di atas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
- Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi.
- Tidak terjadi pemisahan dari adukan.
- Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability).
10.3.3 Persyaratan Bekisting.
a. Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggungjawab atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting.
b. Pada bagian tertentu Direksi Pengawas akan memerintahkan Kontraktor
untuk membuat shop drawing dari bekisting.
c. Semua bahan yang akan digunakan / dipasang harus mendapat persetujuan
dari Direksi.

Hal.26
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

d. Papan bekisting harus terbuat dari playwood 9 mm yang rata dan halus,
dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan
yang sempurna seperti terperinci dalam spesifikasi ini.
e. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
keluar dari sambungan.
f. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan
setara dengan umur beton 28 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari
Direksi. Pembongkaran bekisting dilaksanakan dengan statis, tanpa
goncangan.
10.3.4 Pengecoran Beton.
a. Pengecoran harus dengan ijin tertulis dari Direksi dan dilaksanakan pada waktu
Direksi atau Direksi yang ditunjuk serta Pengawas Kontraktor yang ada di
tempat kerja.
b. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh
Direksi.
c. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi / dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya
split/kerikil dari adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting
yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di
atas beton yang sudah dicor.
10.3.5 Pemadatan dan Penggetaran.
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan
maksimum sehingga bebas dari kantong / sarang kerikil dan menutup rapat
pada semua permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
b. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kekecepatan
minimum 7000 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat
“tenggelam”) dalam waktu maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada
waktu yang sama dilakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-

Hal.27
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh
permukaan bekisting.
10.3.6 Perawatan Beton.
Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama
sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung
goni basah, atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Direksi. Air yang yang digunakan
dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.
Pasal 11
Pekerjaan Struktur Atap
11.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan struktur atap yang akan dilaksanakan yaitu :
11.1.1 Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
11.1.2 Pemasangan Atap Genteng Metal
11.1.3 Pemasangan Talang Jurai Dalam
11.1.4 Pemasangan Lisplank
11.1.5 Pemasangan Bumbungan

11.2. Persyaratan bahan


11.2.1 Untuk penambahan Rangka Kuda-kuda menggunakan Konstruksi Baja
Ringan jenis Zincalume, dengan sistem struktur menggunakan jarak Kuda-
kuda 120 cm.
11.2.2 Penutup atap menggunakan bahan Genteng Metal Zincalume dua susun T=
0,35 mm dengan spesifikasi sesuai yang tercantum pada gambar kerja.
11.2.3 Lisplank menggunakan bahan GRC 30 cm + Rangka Baja Ringan □ 4/4 mm
11.2.4 Bumbungan menggunakan Genteng Metal.

Hal.28
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 12
Pekerjaan Pemasangan Batu Bata
12.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
12.1.1 Pekerjaan dinding bata ½ batu
12.1.2 Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja

12.2 Persyaratan Bahan


12.2.1 Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata.
12.2.2 Semen
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
12.2.3 Pasir
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
12.2.4 Air
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

12.3 Persyaratan pelaksanaan pasangan batu bata


12.3.1 Detail bentuk profil
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya
sesuai dengan yang tercantum didalam gambar kerja.
12.3.2 Sebelum pemasangan
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas batu bata
tersebut.

Hal.29
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

12.3.3 Adukan Perekat/Spesi


a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran
1Pc : 3Ps untuk :
- Dinding pasangan bata daerah basah
- Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar
- Saluran
b. Untuk semua pasangan Batu Bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat / spesi campuran 1Pc : 5Ps, terkecuali yang disyaratkan kedap
air seperti yang tercantum di dalam gambar kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan spesifikasi teknis
12.3.4 Ketebalan aduk perekat/spesi
Pemasangan harus sedemikiin rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi
harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi
dengan baik dan penuh.
12.3.5 Pemasangan dinding pasangan bata
Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada pelaksanaan
pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
12.3.6 Pelaksanaan Pemasangan batu bata
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, Iurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapih dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
12.3.7 Pekerjaan pemasangan batu bata vertikal dan horizontal.
Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang
datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5
mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus
membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

Hal.30
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

12.3.8 Pasangan bata lapis aduk kasar.


Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
12.3.9 Siar-siar
Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air
dan siap menerima plesteran.
12.3.10 Plesteran
Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dahulu dan siar-
siar telah dikerok dan dibersihkan.
12.3.11 Lubang dinding pasangan bata
Pembuatan lubang pada dinding pasangan Bata untuk perancah
sama sekali tidak diperkenankan.
12.3.12 Bata yang patah
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipergunakan harus yang
dipersyaratkan Bata utuh.
12.3.13 Pemeliharaan
Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat
difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. biaya ini ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pakerjaan tambah dikarenakan hal tersebut
masuk dalam managemen resiko.

Hal.31
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Pasal 13
Pekerjaan Plesteran
13.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
13.1.1 Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
13.1.2 Plesteran kedap air.
13.1.3 Plesteran biasa.
13.1.4 Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah dan
untuk dinding batas dengan bangunan yang terlihat.
13.1.5 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.

13.2 Persyaratan bahan


13.2.1 Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata.
13.2.2 Semen
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
13.2.3 Pasir
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
13.2.4 Air
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

13.3 Persyaratan pelaksanaan


13.3.1 Campuran plesteran
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata
atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi.

Hal.32
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

13.3.2 Jenis plesteran


a. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak dihaluskan
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1Pc : 3Ps
dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam didalam
tanah hingga kepermukaan tanah dan atau lantai.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 5Ps
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1Pc : 3Ps.
Adukan plesteran ini untuk :
- Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar
bangunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja hingga
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
- Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian minimal
20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
d. Plesteran halus / aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat sedemikan
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini
merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan
plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering benar.
13.3.3 Waktu pencampuran aduk plesteran
Semua jenis plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu
antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan
pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran

Hal.33
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

aci halus. Terkecuali plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus
diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci halus, harus
rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. Untuk permukaan
dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(scratched). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus
tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat /
wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. Untuk bidang
dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih
baik terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan
bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah
dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0.5 cm. Untuk permukaan yang datar, batas
toleransi pelengkungan atau pecembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk
setiap jarak 2 m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal
plestetan adalah minimal 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5
cm, maka diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik, pipa air bersih dan air kotor untuk seluruh bangunan.
13.3.4 Pemeliharaan
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah
selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran

Hal.34
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

belum dilapis dengan bahan / material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung
oleh Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan
pakerjaan peyelesaian dengan bahan / material akhir di atas permukaan plesteran
dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih
dari retak, noda dan cacat lain superti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil
pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi, maka Kontraktor
harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Direksi. Biaya untuk
perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai
pekerjaan tambah.

Pasal 14
Pekerjaan Penutup Lantai
14.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
14.1.1 Pemasangan Keramik Lantai pada KM/WC.
14.1.2 Pemasangan Keramik Dinding (KM/WC + T. Cuci).
14.1.3 Pemasangan Keramik Lantai Semua Ruangan.
14.1.4 Pemasangan Keramik Tangga.

14.2. Persyaratan Bahan


14.2.1 Semen
Sesuai Standar Nasional Indonesia.
14.2.2 Pasir
Sesuai Mutu dan Kualitas.
14.2.3 Air
Sesuai pasal yang dijelaskan di atas.

Hal.35
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

14.2.4 Keramik
a. KM/WC
Lantai : Keramik Unpolised ukuran 25 x 25 cm
Dinding : Keramik Unpolised ukuran 25 x 40 cm
b. Seluruh Ruangan
Lantai : Keramik Homogeneus Tile ukuran 60 x 60 cm
c. Tangga
Lantai : Keramik Unpolished ukuran 20 x 60 cm
Step Nosing : Keramik Anti Slip ukuran 10 x 60 cm

Pasal 15
Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Daun Pintu/Jendela
15.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
15.1.1 Pemasangan Kusen dan Daun pintu pada Pintu P1.
15.1.2 Pemasangan Kusen dan Daun pintu pada Pintu P2.
15.1.3 Pemasangan Kusen dan Daun pintu pada Pintu P3.
15.1.4 Pemasangan Kusen dan Daun pintu pada Pintu P4.
15.1.5 Pemasangan Kusen dan Daun pintu pada Pintu P5.
15.1.6 Pemasangan Kusen serta Daun jendela pada jendela J1.
15.1.7 Pemasangan Kusen Ventilasi V.

15.2. Persyaratan pelaksanaan


15.2.1 Umum
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja
dan melakukan pengukuran lapangan. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai
dengan Daftar Tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan
ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat “shop drawing”
dan membuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan bagian tertentu yang

Hal.36
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

dimintakan oleh Direksi untuk disetujui dengan petunjuk sebagai berikut :


Gambar :Uraian / Informasi.
Denah :Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel.
Daftar jenis pintu :Merk, kualitas, bentuk, material, finish, tipe, jendela,
bovenlicht anti karat, anti yap, glass hardware, dll.
Shop drawing detail :Tipe/jenis ukuran, finish permukaan, glazing metode,
lokasi, metoda instalasi, hardware, dll.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu. Semua kusen dan rangka daun
harus dikerjakan selain pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
c. Kusen dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda,
lubang, goresan-goresan, pada permukaan yang tampak selama fabrikasi
maupun pemasangan. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan,
ketidak tepatan pemasangan, karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka
Kontraktor harus memperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi
spesifikasi dengan biaya ditanggung Kontraktor tanpa dapat di klaim sebagai
pekerjaan tambah. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan
pekerjaan dinding dan kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang
langsung diapit oleh kolom praktis. Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan
dan dijaga agar angker kusen tetap dapat barfungsi.
15.2.2 Rangka Daun Pintu Panel kayu /alumunium
a. Semua profil kayu / aluminium dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan. Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan dan
kelengkungan yang dipersyaratkan. Pemotongan kayu / aluminium
hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman terlindung dari benda-benda
yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama material besi.

Hal.37
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah


dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi
dan lebar adalah 1 mm dan untuk diagonal adalah 2 mm.
b. Profil kayu / aluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau
goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun
pemasangan. Pengelasan diperkenankan menggunakan Non Activated Gas
(Argon) dari arah bagian dalam agar dalam sambungan tidak tampak oleh
mata. Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari
luar, menggunakan paku atau sekrup anti karat , tiap sambungan harus kedap
air. Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang
akan kontak dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka
permukaan metal bersangkutan harus diteri lapisan chromium untuk
menghindari kontak korosi.
c. Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm,
kemudian celah yang terjadi diberi beton ringan (grout). Agar kedap air dan
kedap suara sekeliling tepi profil diberi lapisan sealant, profil yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran diberi lapisan “Anti
Corrosive Treatment” dengan insulating varnish seperti Asphaltic Varnish.
Setelah pemasangan profil-kusen kayu / aluminium dan jendela, maka
sekeliling kusen yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu
diberi lapisan Vynil tape untuk mencegah korosi selama masa
pembangunan.Profil kayu / aluminium harus terpasang dengan kuat pada
setiap hubungan bersudut 90 derajat Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus
membongkar, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor. Semua sistem
dan mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan
sempurna.
d. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul
adalah tanggungan Kontraktor.

Hal.38
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

e. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan
tebal minimum 5 mm. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis
Iurus, sejajar garis profil, bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi
5 mm dari garis profil.
f. Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan
harus dibersihkan.
g. Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
harus digunakan. Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih,
sebelum kering sapu dengan kain yang halus kemudian diberi material
pelindung.

Pasal 16
Pekerjaan Pengecatan
16.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
16.1.1 Pengecatan Tembok Eksterior
16.1.2 Pengecatan Tembok Interior
16.1.3 Pengecatan Lisplank
16.1.4 Pengecatan Plafond
16.1.5 Coating Batu Alam

16.2. Persyaratan bahan


16.2.1 Cat tembok
Eksterior : Menggunakan jenis cat Weathershield
Interior : Menggunakan jenis cat Easyclean
16.2.2 Kualitas cat tembok
Bahan cat adalah jenis terbaik yang mempunyai daya rekat dan tingkat
kerapatan yang baik.

Hal.39
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

16.2.3 Keaslian cat


Kontraktor wajib membuktikan kaslian cat dan produk tersebut diatas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa:
a. Segel kaleng.
b. Test BD.
c. Test Laboratorium.
d. Hasil Akhir Pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes kemurnian
ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Direksi.
16.2.4 Contoh pengecatan
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang – bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 pada bidang –bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan (dari cat dasar
sampai dengan lapisan akhir).
16.2.5 Cat cadangan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, untuk kemudian diteruskan ke
Pemberi Tugas, minimal 2 Galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng
cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat yang ada di
dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.

16.3. Persyaratan pelaksanaan


16.3.1 Tebal cat
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk,
tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller
maupun semprotan.

Hal.40
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

16.3.2 Peralatan pelindung


Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan perelatan
pelindung misalnya : Masker, Sarung tangan dan sebagainya, yang harus dipakai pada
saat pelaksanaan pekerjaan.
16.3.3 Keadaan cara pengecatan
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca
yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama
untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi
yang cukup atau pergantian udaranya lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya
untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas angin / fan untuk
memperlancar pergantian / aliran udara.
16.3.4 Peralatan
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
16.3.5 Cat dasar
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi.
16.3.6 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan
kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi
/ Direksi terkecuali disyaratkan lain dalam spesfikasi ini.
16.3.7 Standar Pengecatan (Mock-up).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai “mock- up” ini ditentukan oleh Direksi. Jika
masing-masing bidang tersebut telah ditentukan oleh Direksi /

Hal.41
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Direksi dan Perencana, maka bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan Pekejaan Pengecatan.
16.3.8 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Direksi harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh Direksi.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
16.3.9 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi
dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.
16.3.10 Pekejaan pengecatan permukaan dinding pasangan bata, beton, dan langit-
langit (plafond) :
a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda
lain, bekas – bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan
dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan Roller.
Pemakaian Kuas hanya untuk permukaan dimana tidak memungkinkan untuk
digunakan Roller.
16.3.11 Pekerjaan Water Proofing.
Pekerjaan water proofing memiliki ketelitian khusus dan tidak boleh luput dari
pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan. Karena pada pada dasarnya pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan dengn kualitas terbaik sesuai standar pabrik dan arahan
dari Direksi.

Hal.42
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Pasal 17
Pekerjaan Plafond
17.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi sebagai berikut :
17.1.1 Pemasangan Rangka Plafond Hollow Baja Ringan 4/4 dan 2/4
17.1.2 Pemasangan Plafond Gypsum 9 mm
17.1.3 Pemasangan List Palfond Gypsum 11 cm

17.2. Persyaratan Bahan


17.2.1 Rangka plafond
a. Konstruksi langit – langit menggunakan Rangka besi hollow dengan
penggantung wall angel dengan dimensi dan ukuran yang sesuai pada Gambar
Kerja.
b. Bahan harus memenuhi persyaratan bahan dengan kuat tekanan.
17.2.2 Plafond
Gypsum : 9 mm
Ukuran Panel : 120 x 240 cm

17.3. Persyaratan Pemasangan


17.3.1 Rangka Langit-langit
Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah rangka besi
hollow, pola rangka penggantung pada langit – langit sesuai dengan penyajian Gambar
Kerja.
17.3.2 Langit-langit
Plafond Gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan standar
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku Khusus Plafond
Gypsum, dan pola pemasangan sesuai pada Gambar Kerja. Setelah selesai terpasang,
bidang permukaan langit – langit harus lurus, rata waterpass dan tidak bergelombang,
sambungan antara panel saling tegak lurus. Toleransi kecembingan adalah 0,5 mm
untuk jarak 2 m.

Hal.43
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai


disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan – peralatan yang harus
terpasang pada panel langit – langit tersebut, seperti armatur lampu,dan Grill AC.

Pasal 18
Sistem Plumbing
18.1. Lingkup Pekerjaan.
Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang dipergunakan oleh
manusia untuk melakukan kegiatannya, agar supaya bangunan gedung yang dibangun
dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan
prasarana lain, yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan. Utilitas
Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan
gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan
merasa nyaman, aman, dan sehat.

18.2. Uraian Pekerjaan Plumbing


18.2.1 Sistem Air Bersih.
a. Pemasangan jaringan baru untuk Pipa distribusi air bersih menggunakan Pipa
utama PVC Ø 1“ untuk jaringan Transmisi dari groun reservoar ke pompa air.
b. Pemasangan Pipa PVC Ø 1“ untuk jaringan distrubisi dari roof tank ke Pipa
pembagi PVC 3/4”.
18.2.2 Kotoran Cair.
Untuk kotoran cair digunakan pipa baru PVC Ø 2”.
18.2.3 Kotoran Padat (Tinja).
Untuk kotoran padat digunakan pipa baru PVC Ø 3”.

Hal.44
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

Pasal 19
Pekerjaan Sanitair
19.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi Pengadaan dan Pemasangan :
19.1.1 Pekerjaan Closed Duduk Mono Block
19.1.2 Pekerjaan Wastafel Porselin
19.1.3 Pekerjaan Tisu Holder Stainless
19.1.4 Pekerjaan Floor Drain Stainless Steel
19.1.5 Pekerjaan Urinoir
19.1.6 Pekerjaan Jet Washer
19.1.7 Pekerjaan Cermin Kamar Mandi
19.1.8 Pekerjaan Pompa Jet Pump 250 watt

19.2. Persyaratan Bahan


Jenis, Ukuran , Warna sesuai dengan petunjuk Gambar serta Spesifikasi Teknis
ini dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala contoh yang telah disetujui oleh
pemberi tugas harus diserahkan kepada Direksi/Direksi. Semua bahan yang terpasang
sesuai dengan contoh yang telah disetujui. Pemasangan semua unit sanitair harus
lengkap dengan fixtures (keran,pipa drain dan sebagainya).

19.3. Persyaratan Pelaksanaan


19.3.1 Koordinasi kerja.
Pekerjaan yang dilaksanakan mengikuti Gambar Kerja yang telah disediakan,
uraian persyaratan pekerjaan, spesifikasi serta petunjuk Direksi. Diperlukan koordinasi
kerja dengan disiplin lain terutama yang bersangkutan dengan pekerjaan pemasangan,
baik jadwal pekerjaan maupun posisi meletakan peralatan ditempat.

Hal.45
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

19.3.2 Peralatan yang disetujui.


Semua peralatan sebelum dan sesudah dipasang harus disetujui Direksi dan
dijaga dari kerusakannya atau hilang sebelum masa penyerahan tiba. Pada saat
pemasangan peralatan, perhatikan semua ukuran, peil, pola dan syarat lain untuk
pemasangan di lantai maupun di dinding. Peralatan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak ada sumbatan – sumbatan. Pemasangan unit sanitair dan
“accesoriesnya” harus dilakukan dengan hati – hati dan cermat agar tidak terdapat
bekas karat atau noda. Semua peralatan yang sudah tertanam dalam beton harus
bersih dari kotoran dan tidak cacat.
19.3.3 Sambungan Ulir.
Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada umumnya
menggunakan sambungan ulir. Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu dilapisi
dengan “Red Lead Cement” dan memakai pintalan serat halus.Pada tempat-tempat
khusus digunakan sambungan “flanged”. Pada penyambungan dengan “Ranged”
perlu dilengkapi dengan “ring type gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.
19.3.4 Pemeriksaan atau Pengujian.
Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan Pemeriksaan /
Pengujian oleh Direksi.
19.3.5 Fires.
Semua “fires” yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat ditengah atau
pada Nat Keramik.

Hal.46
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pasal 20
Sistem Elektrikal
20.1. Lingkup Pekerjaan
20.1.1 Umum.
Konraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan – ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan – perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan – ketentuan dan disetujui Direksi / Pengawas
Lapangan.
20.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Mekanikal Elektrikal.
Sebagaimana tertera dalam Gambar Kerja, Kontraktor Pekerja ME ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap difungsikan.
Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Instalasi Tata Lampu.
- Pemasangan / Sambungan Listrik ke Panel utama bangunan.
- Pemasangan Instalasi Listrik baru.
- Instalasi Pengkabelan.
- Instalasi Penerangan dari Kontak Lampu.
- Armature lampu lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
- Melakukan Testing dan Commissioning.
b. Instalasi Tata Udara Sistem AC split.
- Pipa Refigerant.
- Pipa Drin.

Hal.47
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

- Sistem Pengkabelan.
- Saklar
20.2. Standar / Rujukan
20.2.1 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987).
20.2.2 Internasional Electrotechnical Commission (IEC).
20.2.3 SPLN.

20.3. Ketentuan Bahan dan Peralatan


20.3.1 Penel Tegangan Rendah.
a. Panel tegangan rendah harus mengikuti Standar VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
b. Kontruksi dalam Panel-panel serta letak dari Komponen – komponen dan
sebagiannya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan Nomor
Terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan – perbaikan,
penyambungan – penyambungan pada Komponen – komponen dapat dengan
mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen – komponen lainnya.
Pengaturan / penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan
juga kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen
–komponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan ruang panelnya.
c. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar neutra1 dan 1 busbar untuk grounding, kecuali
untuk panel 1 phasa, cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang lebih dati 65°
C.
d. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
digunakan untuk memberi warna dan saluran harus dari jenis yang tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperoleh.
e. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mouting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm.

Hal.48
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari pengurus indukasi serta
ada sertifikasi tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah setiap jenis alat ukur).
f. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
serta semua persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang telah disetujui
Perencana.
20.3.2 Kabel Tegangan Rendah
a. Kabel –kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6
KV untuk kabel NYM, NYY, NYMHY, Coaxial Kabel, Kabel UPT Cat 6 dengan
Spesifikasi :
- Conductor : Plain wpper (NYM & NYY), Solid or Stranded (NYY),
- Insultaion : PVC.
- Core Filter : Compound Elastic / Soft PVC.
- Sheat : PVC.
b. Pada perinsipnya kabel – kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
- Untuk kabel instalasi daya diperginakan jenis NYA dan NYY 2,5 mm.
- Untuk kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.
c. Kabel – kabel daya yang ke sub – sub panel harus disertai dengan kabel BC
atau NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan kabel
feedernya.
d. Sebelum dipergnakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus diminta
persetujan terlebih dahulu.
20.3.3 Syarat Khusus (lampu, saklar, kontak kontak, cabel leader/tray, dll).
a. Lampu SL.
b. Pada Ruang Kerja.
c. Tebal Plat besi untuk Lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
d. Ballast (Transformator) untuk lampu SL harus dari bahan Low Loss Type.
e. Condensor yang dipasang seri pada lampu – lampu SL harus dapat
memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85.
f. Fitting lampu SL type.
g. Finishing untuk lampu SL harus du Cat Oven /Powder Coating.

Hal.49
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

20.3.4 Syarat Umum


a. Semua lighting fixtures menggunakan cat bakar bebas dan karat, dengan ICI
acrylic paint warna putih susu. Contoh harus disetujui Perencana / Direksi /
Pengawas.
b. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisien
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan
– pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan
pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
c. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).
20.3.5 Kontak – kontak dan Saklar.
a. Kontak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah type pemasangan masuk / inbow (Rush-Mounting).
b. Kontak – kontak 16 A dan mengikuti standar VDE.
c. Flush – box (inbouw doss) untuk tempat saklar, kontak –kontak dinding dan
push button harus dipakai dan jenis bahan bakely atau metal dari produk yang
sama.
d. Kontak – kontak dinding yang dipasang 50 cm dari permukaan lantai. Pada
ruangan – ruangan yang basah / lembab harus dan jenis water dicht (WD)
sedan untk saklar dan isolating switch dipasang maksimal 150 cm dari
permukaan lantai.
e. Kontak kontak khusus / industrial type, untuk area tertentu, akan ditentukan
kemudian. Spesifikasi dan kontak kontak industrial type adalah sebagai
berikut:
¾ Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug.
¾ Material : Polyester-polyamide cover slainless stell screw parts
66 ¾ Opreration temperature : -600- + 600˚ C.
¾ Vollage Operation : 220-240 V atau 380 – 415 V.
¾ Rated Corrent : 16 A & 63 A.
¾ Pole of Configurations : 2P + E, 3P + E atau 3P + E + N.

Hal.50
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

20.3.6 Konduit
a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British
Standard- BS dan Elecbonical Standardization CENELEC) untuk pengujian
karakteristik bahan antaralain, tahan terhadap bahaya kebakaran tingan
kelenturannya dan lahan terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada
saat pengecoran lantai atau kolom beton.
b. Konduit yang dipakai adalah dan jenis PVC High Impact atau metal conduit,
dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan
minimum diameter dalam adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
Sedangkan untuk FRC (Fina Recistance Cable) menggunakan G.1.P dengan
diameter 2 ½ kali diameter kabel.
c. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya
dan material/ bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling,
saddles, inspecbon elbows, reducens, locknuts, terminal boxes dan berbagai
perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada saat pelaksanaan maupun
saat perawatan.
20.3.7 Grounding.
a. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare Copper Conductor).
b. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang
kabel masuk (incoming feeder).
c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized
minimal berdiameter 11/4”, diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5
meter.
d. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah
tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
e. Kedalaman Grounding minimum 6 meter.

Hal.51
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

20.4. Perawatan Teknis Pemasangan.


20.4.1 Penel – panel.
a. Panel –panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horizontal / waterpas).
b. Setiap kabel yang masuk dan keluar dan panel harus dilengkapi dengan Gland
dan Karet atau Penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c. Pada lokasi-lokasi yang khusus, panel-panel harus diperlengkapi dengan
lubang – lubang ventilasi yang cukup.
d. Khusus untuk panel – panel type free standing, harus diberi atas dengan
menggunakan besi kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.
e. Untuk panel – panel yang banyak menggunakan komponen kontrol / busbar
atau banyak menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal blok
yang bik mutunya (lihat item produk).
f. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push
button, harusdibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam
mengoperasikannya dan estetik.
g. Ketinggian panel – panel type wall mounting harus PUIL 1987.
h. Semua panel harus ditanahkan.
20.4.2 Kabel – kabel
a. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengeidentifikasi pasalnya sesuai dengan WIL 1987 pasal 701. Sedangkan
untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri 4 jenis
warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R.S.T. neutra 1 dan Grounding).
c. Setia tarikan kabel tidak dipernenankan adanya sambungan, kecuali kabel
penerangan.
d. Untuk kabel dengan diameter 16 mm atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk transmisinya.

Hal.52
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

e. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus


mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
f. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu tata Cikarang sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.
g. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimum setiap jarak 50 cm.
h. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
i. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dan 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanized
dengan diameter minimum 2 ½ kali panampang kabel.
j. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dan bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm.
l. Setiap pamasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih
1m disetiap ujungnya.
m. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung barupa las-dop merk Legrand
atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama
dengan warna kabelnya.

Hal.53
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

20.4.3 Lampu Penerangan.


a. Jenis lampu yang digunakan yaitu jenis lampu SL dan RM.
b. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond
dan tata lampu serta disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
c. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan Aluminium.
20.4.4 Kontak kontak dan Saklar.
a. Kontak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 50 cm dari level tiap lantai, untuk kontak 150
cm dari level lantai, dan untuk Kontak AC dipasang dengan ketinggian yang
telah disesuaikan dari Gambar Kerja.
b. Kontak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type
water dicht (bila ada).

20.5. Pengujian
20.5.1 Umum.
Sebelum semua peralatan utama dan sistem dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikatkat pangujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN
sarta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah paralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sisbm, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat Iulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor
menjadi tanggung jawab Kontraktor sandiri.

Hal.54
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

20.5.2 Peralatan dan Bahan.


Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a. Panel – panel tegangan rendah.
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat Iulus pengujian dan
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi
baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa
undervoltage, over current, overthennis, short circuit dan lain-lain serta merger antara
fasa, fasa netral, fasa nol.
b. Kabel – kabel tegangan rendah.
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat Iulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap
harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm. Penyalaan baru
boleh diiaksanakan apabila dinyatakan Iulus oleh Direksi Lapangan yang didasarkan
pada hasil pergukuran (data) langsung dari semua instalasi.
c. Lighting Fixtures.
Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian atau pengukuran faktor daya (cos phi). Dalam hal ini faktor daya
yang diperbolehkan minimal 0,85.

20.6. Peralatan Maintenance


Kontraktor diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools kit) untuk
semua system yang terpasang sesuai dengan produknya masing-masing. Semua
peralatan tersebut harus baru dan asli.

Hal.55
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

20.7. Produk
Bahan atau peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut : Bahan / Peralatan
Merk / Pembuat.
20.7.1 Terminal Block.
20.7.2 Pembuat Panel
20.7.3 Kabel
20.7.4 Coundit High Impact
20.7.5 Koundit PVC, AW.
20.7.6 GIP Med. Class
20.7.7 Cable Mark
20.7.8 Lampu :
a. RMI AL 2 x 36 Watt
b. Sl 22 watt type Outbow
c. Downlight 11 watt
d. Downlight 18 watt
20.7.9 Stop Kontak Biasa
20.7.10 Stop Kontak AC
20.7.11 Saklar Ganda
20.7.12 Saklar Tunggal
20.7.13 Metal Conduit

Hal.56
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
PEKERJAAN: REHABILITASI KANTOR DPRD KABUPATEN BANGGAI

BAB IV
PENUTUP
A. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu
harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas
biaya Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam
penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta
pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah pekerjaan selesai.
B. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan
memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian
dalam rapat-rapat koordinasi lapangan oleh Direksi, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pengguna Anggaran atau pihak
Penyedia Jasa.
C. Kontraktor wajib membuat gambar pekerjaan yang telah selesai (Asbuilt
Drawing) dan diperiksa oleh Direksi Pengawas Lapangan. Setelah itu, gambar
tersebut disetor ke owner pada pekerjaan ini.

Hal.57

Anda mungkin juga menyukai