Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akun-akun dan Kelompok Transaksi dalam Siklus Penjualan dan


Penerimaan Kas

Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan


terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir
tahun untuk menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila
pengendalian internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat
antara penanganan kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta
tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen.
Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor
harus mempertimbangkan secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal., jenis
kecurangan yang mungkin terjadi akibat kelemahan itu, materialitas kecurangan
yang potensial, dan prosedur audit yang paling efektif dalam pengungkapan
kecurangan.
Ketika secara khusus menguji kecurangan, auditor harus ingat bahwa
prosedur audit selain pengujian atas rincian saldo kas juga dapat bermanfaat.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas
termasuk:
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam penerimaan ks
masuk antara lain:
- Konfirmasi piutang usaha
- Pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping
- Mereview ayat jurnal buku besar umum akun kas untuk pos yang tidak
biasa
- Membandingkan pesanan, penjualan dan penerimaan kas
- Memerika persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak
tertagih dan retur penjualan dan pengurangan

2
Pengujian serupa dapat digunakan untuk menguji kemungkinan pengeluaran
kas yang mengandung kecurangan. Bahkan dngan prosedur yang berorientasi
pada kecurangan, sangatlah sulit menddeteksi pencurian kas, serta pelaporan
keuangan yang curang yang melibatkan kas, terutama transaksi dan saldo akun
yang dihilangkan. Sedangkan untuk mengungkapkan kecurangan yang
berhubungan secara langsung dengan saldo kas akhir tahun terdapat 3 prosedur
yang mungkin dilakukan yaitu:
1. Memperluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalah
sajikan dengan sengaja, maka tepat melaksanakan pengujian lebih lanjut
atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang diperluas ini
memverifikasi apakah semua transaksi yang dicantumkan dalam jurnal
selama beberapa bulan terakhir tahun berjalantelah dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar., dan memverifikasi apakah
semua item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara benar.
Dengan menggunakan pendekatan umum auditor.
- Memulai rekonsiliasi bank dan membandingkan semua item dengan cek
yang dibatalkan dan dokumen lainnya.
- Membandingkan semua cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam
laporan bank tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas.
- Menelusuri seluruh item yang belum dikliring dan jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua
sudah dimasukkan.
- Memverifikasi bahwa seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank
dari jurnal untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke
bank.
2. Bukti Kas
Auditor kadang meyiapkan bukti kas ketika klien memiliki
kelemahan pengendalian internal terhadap kas. Auditor melakukan bukti
kas apakah hal hal berikut dilakukan:
- Semua penerimaan kas yang telah dicatat disetorkan

3
- Semua setoran dibank dicatat dalam catatan akuntansi
- Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank
- Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat
Bukti kas (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi yaitu:
- Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periode bukti kas.
- Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan
penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode
tertentu.
- Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
- Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir
periode pembuktian kas.
Ketika mengumpulkan pembuktian kas, auditor mengkombinasikan
pengujian susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian
kas merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi bank.
3. Pengujian Transfer Antarbank
Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan
praktik yang dikenal sebagai kiting : mentransfer uang dari satu bank ke
bank lainnya dengan mencatat transaksi tersebut dengan tidak benar.
Mendekati tanggal neraca, sebuah cek ditarik dari satu rekening bank dan
dengan segera disimpan direkening kedua untuk di kredit sebelum akhir
periode akuntansi. Dalam melakukan transfer tersebut penggelap uang
memastikan bahwa cek disimpan pada saat saat terakhir sehingga tidak
dikliring oleh bank pertama hingga akhir periode. Jika transfer antarbank
tidak di catat hingga setelah tanggal neraca, jumlah yang ditransfer dicatat
sebagai aktiva di kedua bank. Walaupun terkadang cara lain untuk
melakukan kecurangan, masing masing melibatkan peningkatan saldo
rekening bank untuk menutupi kekurangan karena menggunakan transfer
antar bank.

4
Untuk menguji kiting dan kesalahan tidak senganja dalam mencatat
transfer antarbank , auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang
dilakukan bebera hari sebelum dan sesudah tanggal neraca serta menelusiri
masing masing kecatatan akuntansi agar pencatatannya benar.
- Ketepatan informasi di skedul transfer antar bank harus di verifikasi.
Auditor harus membandingkan informasi pengeluaran dan penerimaan
pada skedul dengan catatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk
memastikan bahwa informasi tersebut akurat. Begitu pula tanggal dan
skedul transfer yang diterima dan dikeluarkan harus disesuaikan dengan
laporan bank. Terakhir, catatan penerimaan dan pengeluaran kas harus
diperiksa untuk memastikan bahwa semua transfer beberapa hari sebelum
dan sesudah tangal neraca saldo telah dimasukkan dalam skedul.
- Transfer antar bank harus dicatat dengan baik dalam laporan bank yang
menerima dan bank yang mengeluarkan.
- Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus
berada dalam tahun fiscal yang sama.
- Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam
atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai
cek yang beredar.
- Penerimaan dalam skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai
setoran dalam perjalanan.
Walaupun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya terkait
kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa
memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka
dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

5
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Randol J. ELDER. Alvin A. Arens. Mark S. Beasley 2011. Audit Dan Jasa
Assurance pendekatan terintegritas Jilid 2, Jakarta: ERLANGGA

Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kotemporer. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai