Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BRONCHOGENIC CARCINOMA (KANKER PARU)

KELOMPOK IV

1. Ajijah
2. Budiya Rahman
3. Eky Vebruary
4. Emmania Rizkina
5. Noor Abidin
6. Nilawati
7. Rika Erliyanti
8. Rahman Setiawan
9. Satria Rahmatullah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN B
BANJARMASIN, 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)

Pokok Bahasan : Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)


Sub pokok bahasan : Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)
Sasaran : Pasien
Waktu : 09:00-09:30 (1x30menit)
Pertemuan ke- :1
Tanggal :-
Tempat : Poli klinik Rawat jalan Rumah Sakit Internasional
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

A. Latar Belakang
Penyakit kanker paru merupakan penyakit yang memiliki tingkat morbiditas yang tinggi
hampir di seluruh dunia. Kasus kanker paru pada tahun 2010 menurut National Cancer
Institute (NCI) dilaporkan sebanyak 1,61 juta angka kasus baru serta 1,38 juta angka
kematian karena kanker paru. Prevalensi tertinggi berada diwilayah Eropa dan Amerika
Utara, kanker paru menempati urutan ke 3 untuk angka kematian dan angka kasus baru.
(Departemen Kesehatan Indonesia, 2015)

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan tentang Bronchogenic Carcinoma
(Kanker Paru) selama 1x30 menit,diharapkan paasien mampu memahami tentang
Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru).

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Bronchogenic Carcinoma selama 1x30
menit ,diharapkan pasien dapat:
a. Pasien mampu memahami pengertian penyakit Bronchogenic Carcinoma (Kanker
Paru).
b. Pasien mampu memahami tentang penyebab Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru).
c. Pasien mampu memahami tentang tanda dan gejala Bronchogenic Carcinoma (Kanker
Paru).
d. Pasien mampu memahami pencegahan, pengobatan atau penatalaksanaan
Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru).

D. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien di Poli klinik
Rawat jalan Rumah Sakit Internasional Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
E. Materi (terlampir)
1. Pengertian penyakit Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)
2. Penyebab Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)
3. Tanda dan gejala Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)
4. Pencegahan, Pengobatan dan penatalaksanaan Bronchogenic Carcinoma (Kanker
Paru).
F. Media
1. Leaflet
2. Power Point + Video
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
H. Kegiatan penyuluhan
No. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA

1. Pembukaan a. Mengucap salam. a. Menjawab salamdan


(5 menit) b. Memperkenalkan diri. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan.
d. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki pasien tentang
Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru).
2. Pelaksanaan a. Menjelaskan materi penyuluhan a.Mendengarkan dan bertanya
(20 menit) b. Pasien memperhatikan penjelasan tentang
Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)
c. Pasien menanyakan tentang hal-hal yang
belum jelas
3. Penutup a. Menyimpulkan materi. a.Mendengarkan dan
(5 menit) b. Mengevaluasi pasien tentang materi yang menjawab salam
telah diberikan.
c. Mengakhiri pertemuan
I. Pengorganisasian
1. Penyaji :
2. Moderator :
3. Fasilitator :
4. Observer :
J. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan tentang:
1. Apakah pengertian dari penyakit Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)?
2. Apa saja penyebab dari Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)?
3. Bagaimana tanda dan gejala timbulnya Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru)?
4. Bagaimana pencegahan, pengobatan dan penatalaksanaan Bronchogenic Carcinoma
(Kanker Paru)?
K. Lembar observer penyuluhan
No Observasi Hasil
I Persiapan

II Penyajian Materi

III Respon Peserta

IV Sesi Tanya Jawab

V Reinforcement
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN B
DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN

Hari/Tanggal :-
Tempat : Poli klinik Rawat jalan Rumah Sakit Internasional Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
Topik/ judul : Bronchogenic Carsinoma (Kanker paru)
TANDA
NO NAMA ALAMAT
TANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
L. Materi Penyuluhan
1) Pengertian
Bronkhigenic Carsinoma merupakan sebuah tumor maligna yang muncul dari sebuah
sel epitel tunggal yang bertransformasi di dalam jalan napas trakeobronkial. (Brunner
& Suddarth, 2013: 144)
2) Penyebab
Meskipun etiologi karsinoma bronkogenik yang sebenarnya belum diketahui, tetapi
ada beberapa faktor yang agak bertanggung jawab dalam peningkatan isidensi
penyakit ini:
a. Merokok
Kanker paru beresiko 10 kali lebih tinggi dialami perokok berat dibandingkan
dengan bukan perokok, peningkatan faktor resiko ini berkaitan dengan riwayat
jumlah merokok dalam tahun (jumlah bungkus rokok tiap hari dikali jumlah tahun
merokok) serta faktor saat mulai merokok (semakin muda individu memulai
merokok, semakin besar risiko terjadinya kanker paru), faktor lain juga
dipertimbangkan termasuk didalamnya jenis rokok yang diisap (kandungan tar,
rokok filter, dan kretek), perokok pasif berisiko tinggi untuk mengalami kanker
paru. Dengan kata lain individu yang secara tidak sengaja terpajan asap rokok ) di
dalam mobil, gedung, atau te,pat lainnya) juga berisiko tinggi mengalami kanker
paru.
b. Polusi udara
Ada berbagai karsinogen telah diidentifikasi, termasuk di dalamnya adalah sulfur,
emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan dan pabrik, bukti-bukti
menunjukan bahwa insiden kanker paru lebih besar di daerah perkotaan sebagai
akibat penumpukan polutan dan emisi kendaraan bermotor.
c. Polusi lingkungan kerja
Pada keadaan tertentu, karsinoma bronkhogenik tampaknya merupkan suatu
penyaki akibat polusi di lingkungan kerja. Dari berbagai bahaya industri. Yang
paling berbahaya adalah asbes yang kini banyak sekali diproduksi dan digunakan
pada bangunan, risiko kanker paru di antara para pekerja yang berhubungan atau
lingkungannya mengandung asbes kurang lebih 10 kali lebih besar dari pada
masyarakat umum. Peningkatan risiko ini juga di alami oleh mereka yang bekerja
dengan uranium, kromat, arsen (misalnya insektisida yang digunakan untuk
pertanian), besi dan oksida besi, resiko kanker paru baik akibat kontak dengan
asbes maupun uranium akan menjadi lebih besar lagi jika orang itu juga perokok.
d. Rendahnya asupan vit A
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa perokok yang dietnya rendah
vitamin A dapat memperbesar risiko terjadinya kanker paru. Hipotesis ini
didapatkan dari beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa vitamin A dapat
menurunkan risiko peningkatan jumlah sel-sel kanker. Hal ini berkaitan dengan
fungsi utama vitamin A yang turu berperan dalam pengaturan diferensi sel.
e. Herediter
Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari penderita kanker paru memiliki
risiko yang lebih besar mengalami penyakit yang sama. Walaupun demikian
masih belum diketahui dengan pasti apakah hal ini benar-benar herediter atau
karena faktor-faktor familial. (Muttaqin, 2008: 198-199)
3) Patologi
Karsinoma sel skuomosa merupakan karsinoma bronkogenik histologisyang paling
sering ditemukan. Kanker ini ditemukan pada permukaan sel epitel bronkus.
Perubahan epitel termasuk metaplasia atau displasia terjadi akibat kebiasaan merokok
jangka panjang. Secara khas mendahului timbulnya tumor, karsinoma sel skuamosa
biasanya terletak sentral di sekitar bilus dan menonjol ke dalam bronkhi besar.
Diameter tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan cendrung menyebar
secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum.
Karsinoma sel skuamosa sering kali disertai batuk dan hemoptisis akibat iritasi atau
ulserasi, pneumonia dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi sekunder.
Karena tumor ini cendrung agak lamban dalam bermetastasis. Maka pengobatan dini
dapat memperbaiki prognosis. (Muttaqin, 2008: 199)
4) Tanda dan gejala
Menurut Brunner & Suddarth 2013: 144-145) tanda dan gejala Bronchogenic
Carcinoma (Kanker Paru) adalah:
a. Kanker paru sering kali berkembang secara tersembunyi dan tidak bergejala
sampai proses penyakitnya telah lanjut.
b. Tanda dan gejala bergantung pada lokasi, ukuran, derajat obstruksi, dan adanya
metastasis ke area regional atau jauh dari tumor itu sendiri.
c. Gejala yang paling sering dijumpai adalah batuk atau perubagan batuk kronis.
d. Dispnea dapat terjadi di awal penyakit.
e. Hemoptisis atau sputum yang bercampur darah dapat keluar.
f. Nyeri dada atau nyeri bahu dapat menyindikasikan gangguan pada dinding dada
atau pleura. Nyeri adalah gejala yang muncul secara lambat dan mungkin
dikaitkan dengan metastasis ke tulang.
g. Demam berulang mungkin merupakan gejala awal.
h. Nyeri dada, sesak, suara serak, disfagia, edema pada kepala dan leher serta gejala
infusi pleura atau perikardia terjadi jika tumor menyebar ke struktur di dekatnya
dan kenodus limfe.
i. Tempatnya umum metastasis adalah nodus limfe, tulang, otak, paru kontralateral,
ke lenjar adrenal, dan hati.
j. Kelemahan, anoreksia, dan penurunan berat badan dapat muncul.
5) Pemeriksaan penunjang
Menurut (Wahid & Suprapto 2013: 258-259) pemeriksaan penunjang untuk penyakit
Bronchogenic Carcinoma (Kanker Paru) adalah:
a. Radiologi
Foto thorax posterior-anterior serta tomografi dada, ini merupakan pemeriksaan
awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
b. Bronkhografi
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
c. Laboratorium
Sitologi(sputum, pleural, atau nodus limfe)
Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
d. Histopatologi
Bronkoskopi, Biopsi Trans Torakal, Torakoskopi, Mediastinosopi, torakotomi
6) Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa:
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup
klien.
b. Paliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun
keluarga.
d. Supotif
Menunjang pengpbatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi,
transfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
Penatalaksanaan medisnya berupa:
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena kanker, Toraktomi eksplorasi,
pneumonektomi, lobektomi, resesi segmental, resesi baji, dekortikasi.
b. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/penekanan terhadap pembuluh darah.
c. Kemoterafi
Kemoterafi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi. (Wahid & Suprapto 2013: 260-261)
DAFTAR PUSTAKA

Abd Wahid & Imam Suprapto. (2013). Keperawatan Medikal bedah, Asuhan
Keperawatan pada gangguan sistem respirasi, Jakarta: TIM
Arif Muttaqin. (2008). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernapasan,
Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC
Eprints.ums.ac.id/PDF/diakses 24 september 2016/16:02
https://www.youtube.com/watch?v=y7mAVWdQdu8/diakses 26 November 2016/17.07

Anda mungkin juga menyukai