Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan yang berhubungan
dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-
angkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading,
leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat
mekanis (alat-alat berat/besar). Pekerjaan-pekerjaan itu banyak terlihat di bidang
pertambangan terutama pada tambang terbuka dimana pengupasan lapisan tanah atas
(stripping of overburden) dan pengalian serta pengangkutan bahan gaian, pembuatan
jalan-jalan lainnya yang menuju ke tambang tersebut.

Meskipun diberi nama Pemindahan Tanah Mekanis tetapi sebenarnya tidak hanya
terbatas pada tanah (soil) saja, tetapi kadang-kadang juga berhubungan dengan batuan
(rock) dan memang alat-alat mekanis yang akan dibicarakan juga tidak saja sanggup
untuk “melayani” tanah, tetapi juga dapat dipakai untuk “melayani” batuan. Yang
dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak,
tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas.Sedangkan yang dimaksud
dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari
kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.

I.2. Tujuan Penelitian


Tujuanpun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah dan jenis alat berat yang di pergunakan dalam
pekerjaan galiah tanah dan pasir
2. Untuk mengetahui biaya yang di perlukan dalam pengunaan alat berat tersebut

I.3. Manfaat Penelitian


Ada beberapa manfaat dari penelitian ini di antaranya :

1
1. Dapat merencanakan pemelihan spesifikasi alat berat berasarkan kondisi
lapangan dan data yang ada
2. Dapat memberikan gambaran alternatif pemilihan alat berat
3. Dapat memberikan informasi tentang perhitungan biaya pengunaan alat berat
khususnya pada jenis alat pengali.

2
BAB II
PENDAHULUAN

II.1. Kondisi Geologi Regional Pulau Ternate

Gamalama adalah salah satu gunungapi aktif yang terletak di busur Pulau
Halmahera, bagian timurlaut Maluku. Wilayah ini diperkirakan sebagai daerah
pertemuan beberapa lempeng diantaranya Lempeng Pasifik, Eurasia, dan Australia serta
lempeng kecil yang lainnya. Pulau Ternate yang dibentuk oleh Gunung Gamalama
mengambil tempat di atas jalur penunjaman (subduction zone) yang miring ke timur
dengan sudut yang kecil. Dilihat dari sudut geologis, pulau Ternate merupakan salah
satu dari deretan pulau yang memiliki gunung berapi, dari barisan garis: ”strato vulkano
active at south pacific” yang melintang di kawasan Asia timur ke Asia tenggara, dari
utara ke selatan. Salah satu yang masih aktif di kepulauan Maluku Utara adalah gunung
“Gamalama” di pulau Ternate dengan ketinggian 1.730 m. Selain itu, terdapat lahan
berkelerengan besar dengan volume luasan yang cukup besar, sehingga sulit
dikembangkan untuk kegiatan permukiman dan industri. Dilihat dari aspek geologi dan
jenis tanah, kota Ternate dan sekitarnya terdiri dari tanah regosol yang memiliki bahan
induk utama batu pasir yang baik untuk kebutuhan material bangunan. Sedangkan tanah
podsolik merupakan tanah batuan beku yang memiliki daya dukung terhadap beban
bangunan yang sangat baik. Sebagai kota kepulauan yang didominasi lahan bergunung,
pengembangan lahan untuk perkotaan terbatas di wilayah pesisir meskipun tidak
menutup kemungkinan untuk pengembangan reklamasi kawasan pantai.
(Sumber : Bronto, R.D. Hadisantoso, dan J.P. Lockwood, 1982, Peta Geologi
Gunungapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Direktorat Vulkanologi.)

3
Gambar II.1 Peta Geologi Gunung Api Gamalama

II.2. Kondisi Geologi Daerah Penelitian

Batuan yang menyusun Pulau Ternate atau Gunung Gamalama terdiri dari 3
generasi (Bronto dkk, 1982):
 Gamalama Tua yang sisanya ditemukan di bagian tenggara dan selatan. Puncaknya
memanjang dari timurlaut ke baratdaya dan dikenal dengan Bukit Melayu atau
Gunung Kekau.
 Gamalama Dewasa yang sisa tubuhnya mengambil tempat di bagian barat Pulau
Ternate. Puncaknya membujur dari barat ke timur dan dikenal dengan Bulit Keramat
atau bukit Medina.
 Gamalama Muda ditemukan di bagian utara. Puncaknya saat ini adalah pusat letusan
yang dikenal dengan Bukit Arafat atau Piek van Ternate.
(Sumber : Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)

Lava G. Gamalama pada umumnya dari jenis basaltis andesit (Mawardi, 1991).
Lava tersebut berbutir sedang, porfiritik dengan fenokris dari plagioklas, piroksen,

4
olivin, dan mineral gelap (mafic mineral) dalam masa dasar mikrolit plagioklas dan
gelas. Terkadang terdapat vesikuler antara 3 - 35%.

II.3. Topografi

Tenate terletak antara 127’3 bujur timur dan 124’ bujur barat serta 3’-3’ lintang
selatan berbatasan dengan:
1. Sebelah utara : samudra pasifik
2. Sebelah selatan : laut Maluku
3. Sebelah barat : laut Maluku
4. Sebelah timur : pulau Halmahera
Kondisi topografi Kota Ternate dengan sebagian besar daerah bergunung dan
berbukit, terdiri atas pulau vulkanis dan pulau karang dengan kondisi jenis tanah
Rogusal ( Pulau Ternate, Pulau Hiri, dan Pulau Moti) dan Rensika (Pulau Mayau, Pulau
Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida). Kondisi topografi Kota Ternate
juga ditandai dengan keberagaman ketinggian dan permukaan laut antara 0-700 m dpl.

II.4. Geomorfologi Pulau Ternate

Kondisi geomorfologi Pulau Ternate dapat digambarkan melalui keragaman


bentuk lahan yang dimilikinya. Berdasarkan hasil interpretasi citra dan pengecekan
lapangan terdapat 12 tipe bentuk lahan yang didominasi oleh bentuk lahan asal proses
vulkanik, seperti disajikan pada Tabel II.5. Jenis bentuk lahan (landform) Pulau Ternate
dan luasannya

5
No Jenis bentuk lahan (landform) Luas (ha) Luas (%)
1 Kawah 1.9 0.02
2 Lereng puncak kerucut vulkanik 146 1.40
3 Lereng atas kerucut vulkanik 899 8.90
4 Lereng tengah kerucut vulkanik 2,690 26.5
5 Lereng bawah kerucut vulkanik 3,160 31.2
6 Lereng kaki fluvio-vulkanik 2,650 26.1
7 Aliran lava 271 2.70
8 Maar laguna 16.6 0.16
9 Maar Tolire besar 24.3 0.24
10 Maar Tolire kecil 2.1 0.02
11 Gisik pantai (beach) 253 2.50
12 Daratan pantai antropogenik 25.1 0.25
Jumlah 10,130 100
Tabel II. 5. Jenis bentuk lahan (landform) Pulau Ternate dan luasannya

Bentuk lahan kawah mempunyai luasan sekitar 1.9 ha dan merupakan kawah
Gunungapi Gamalama. Menurut Direktorat Vulkanologi (1979) kawah ini terdiri dari 4
kawah yang mencerminkan suksesi peristiwa letusan, yaitu Kawah 1 (K1) dengan
ukuran 300 m x 250 m berada pada ketinggian 1,715–1,666 m, Kawah 2 (K2) dengan
ukuran 180 x 150 m berada pada ketinggian 1,670– 1,663 m, Kawah 3 (K3) dengan
ukuran 70 x 50 m berada pada ketinggian 1663 m, dan Kawah 4 (K4) dengan ukuran 30
m berada pada ketinggian 1,680–1,666 m.

Kerucut vulkanik merupakan tubuh Gunungapi Gamalama yang secara umum


berbentuk kerucut. Tubuh ini merupakan hasil proses deposisi erupsi vulkanik, dan saat
sekarang memiliki lereng yang bervariasi dari agak miring hingga sangat curam. Tubuh
Gunungapi Gamalama dapat dipilah menjadi lima betuk lahan, yaitu :

6
1. Lereng puncak kerucut vulkanik (peak slope volcanic cone);
2. Lereng atas kerucut vulkanik (upper slope volcanic cone);
3. Lereng tengah kerucut vulkanik (middle slope volcanic cone)
4. Lereng bawah kerucut vulkanik (lower slope volcanic cone)
5. Lereng kaki fluvio-vulkanik (fluvio-volcanic foot slope).

Aliran lava Gunungapi Gamalama dari citra terlihat dengan pola berkelok yang
mencerminkan suatu aliran. Akumulasi leleran lava yang tampak jelas pada citra
merupakan hasil erupsi Gunungapi Gamalama pada tahun 1737, 1763, 1840, 1897, dan
1907 ke arah timur laut yang mencapai pantai Kulaba dan Batu Angus (Pratomo et al.,
2011). Dari citra GeoEye bentuk lahan ini tampak berwarna hijau muda, karena telah
bervegetasi semak belukar, dan bertekstur halus di bagian lereng atas (tertutup oleh
lapisan piroklastik), namun pada bagian lereng bawah tampak berwarna agak kehitaman,
bertekstur kasar, yang mencirikan batuan lava yang belum ditumbuhi oleh vegetasi.

Maar adalah danau yang terbentuk pada kawah hasil letusan masa lalu. Pada
lokasi penelitian terdapat tiga, maar yang bernama Tolire Besar, Tolire Kecil, dan
Laguna. Maar Tolire Besar dicirikan dengan bentuk oval dan berada di sebelah barat
laut Kawah Arafat, sedangkan Tolire Kecil berada di sebelah timur laut arah pantai dari
Tolire Besar. Maar Laguna terletak di sebelah selatan Gunungapi Gamalama, berbentuk
oval dan terbentuk akibat erupsi freatik pada akhir pra-sejarah. Maar ini diperkirakan
berhubungan dengan sistem magmatik dari pusat erupsi Gunungapi Gamalama Muda
(Pratomo et al., 2011).

Gisik pantai (beach) membentang mengelilingi Gunungapi Gamalama yang


terbentuk dari pasir halus berwarna hitam (di bagian utara) dan dari kerikil (pada bagian
selatan). Pasir hitam ini berasal dari bahan vulkanik yang terbawa oleh aliran lahar
menuju ke pantai, sedangkan kerikil berasal dari hasil proses abrasi batuan vulkanik di
sepanjang pantai. Bentuk lahan ini mempunyai lereng yang datar dan pada saat sekarang
digunakan sebagai permukiman dengan pola memanjang.

7
BAB III
LANDASAN TEORI

III.1. Kegiatan Penambangan


Kegiatan penambangan merupakan kegiatan yang bertujuan Untuk
membebaskan dan mengambil bahan galian yang berada dikulit bumi, kemudian
membawanya ke permukaan bumi agar dapat dimanfaatkan. Pada umumnya kegiatan
penambangan pada tambang terbuka secara garis besar meliputi kegiatan pembabatan,
pengupasan tanah penutup penambangan atau penggalian bahan galian.
III.1.1. Pembabatan
Adalah pembersihan daerah yang akan ditambang dari semak
- semak,pepohonan, dan tanah maupun bongkah
- bongkah batu yang menghalangi pekerjaan
- pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di
tempat tertentu, lalu ditanami rerumputan dan semak
- semak agar tidak mudah tererosi, sehingga kelak dapat untuk reklamasi bekas
tambang. Pembabatan ini bisa dilakukan dengan tenaga manusiayang
menggunakanalat
- alat sederhana, seperti kapak, gergaji, arit, cangkul, dan juga menggunakanalat
mekanis.

III.2. Penggalian
Penggalian adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan untuk melepaskan batuan
atau bijih dari batuan induknya. Selain menggunakan peledakan atau melepaskan batuan
dari batuan induknya, dapat juga digunakan dengan alat-alat mekanis, akan tetap
tergantung dari jenis batuan yang akan dibongkar/digali.

Adapun jenis batuan dan alat mekanis yang digunakan untuk menggalinya adalah :

1. Batuan Sangat Keras Sekali

8
Batuan ini disebut juga “massive rock” yaitu semua formasi batuan yang kompak
dan dalam bentuk yang sangat besar seperti granit, basalt Dan diorite. Untuk
batuan ini harus diledakkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan peledak
high explosive dalam jumlah yang banyak. Kemudian digali dengan ripper.
2. Batuan Sangat Keras
Batuan ini disebut juga “very hard rock” yaitu semua batuan beku yang masih
segar dan semua batuan metamorf yang masih segar seperti gneiss, schist dan
grafit. Batuan ini harus diledakkan dengan bahan peledak high explosive.
Kemudian digali dengan ripper.
3. Batuan Keras
Batuan ini antara lain, batuan pasir berpartikel besar - besar yang tersemen.
Batuan ini dapat digali dengan ripper. Namun, terlebih dahulu batuan ini harus
diledakkan dengan bahan peledak high explosive dalam jumlah yang sedikit atau
bahan peledak low explosive dalam jumlah yang banyak.
4. Batuan Sedang
Batuan ini disebut juga medium Hard Rock yang antara lain adalah silt, batuan
yang mudah lapuk, batuan yang banyak memiliki retakan – retakan (joint, krack).
Batuan ini digali dengan menggunakan alat seperti dragline, Power Shovel Dan
Back Hoe tanpa dilakukan peledakan.
5. Batuan Sangat Lunak
Batuan ini disebut juga very soft rock yaitu batuan yang sedikit mengandung air
atau tidak mengandung air, seperti pasir, kerikil, tanah liat yang berpasir. Tetapi
dapat juga batuan yang mengandung air seperti tanah atas (soil), tanah liat dan
lumpur. Untuk menggali batuan jenis ini dapat digunakan alat mekanis seperti
dragline, back hoe Dan power shovel tanpa perlu dilakukan peledakan.

III.3. Pemuatan
Kegiatan pemuatan (loading) adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan untuk mengambil dan memuat material bahan galian ke dalam alat angkut ke

9
suatu tempat penampungan material stock yard, ataupun ke dalam suatu alat pengatur
aliran material hooper, bin, feeder dan sebagainya.
Pada kegiatan pemuatan dikenal macam - macam alat muat yang biasa digunakan untuk
tambang terbuka. Adapun jenis -jenis dari alat muat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Excavator Power Shovel
Alat ini digunakan untuk menggali dan memuatkan batuan, khususnya untuk batuan
lunak ke dalam alat angkut, seperti truck, lori dan belt conveyor. Kecepatan gerak
power shovel sangat lambat.

2. Excavator Back Hoe


Alat ini termasuk grup power shovel dimana dipper-nya diganti dengan back hoe
yang menggali ke belakang. Back hoe shovel ini disebut pula back shovel atau pull
shovel. Alat ini cocok untuk menggali trench, pits Dan cocok untuk pekerjaan-
pekerjaan pada daerah yang miring. Kemampuan back hoe dinyatakan dalam ukuran
dipper-nya yang bervariasi denganpanjang bom. Excavator Back Hoe, berfungsi:
a. Melakukan penggalian clay secara box-cut.
b. Memindahkan permukaan tanah di lokasi penggalian.
c. Membantu mengupas lapisan tanah penutup yang tipis di permukaan
d. .Pembuatan saluran untuk keperluan penirisan.
3. Bulldozer
Alat ini umumnya digunakan sebagai alat gali. Tetapi alat ini dapat juga
digunakan sebagai alat muat dalam keadaan tertentu dan memaksa karena tidak
dimiliki alat muat yang lain. Bulldozer, berfungsi:
a. Mengumpankan material yang terjatuh saat penggalian.
b. Membersihkan dan meratakan permukaan kerja alat tambang utama.
c. Mengupas permukaan tanah tipis diatas lapisan
d. Meratakan tumpukan batubara di stock pile
e. Meratakan permukaan tanah dan pemadatan di dumping area

10
f. Membantu pekerjaan shifting (pergeseran belt conveyor).

III.4. Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut endapan bahan galian dari suatu operasi penambangan.Pengangkutan ini
sangat mempengaruhi kegiatan penambangan, kadang-kadang untung dan rugi suatu
perusahaan pertambangan terletak pada lancar atau tidaknya pengangkutan. Dalam
kegiatan pengangkutan tambang terbuka dikenal beberapa jenis alat angkut. Adapun
jenis alat angkut tersebut antara lain:
1. Dump truck,
2. Cable way transportation,
3. Power scraper,
4. Pipa dan pompa
5. Tongkang dan kapal tunda,
6. Kapal curah, dan lain-lain.
III.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk mengetahui baik buruknya hasil
kerja (keberhasilan) suatu alat muat dan alat angkut adalah besarnya produksi yang
dapat dicapai oleh alat tersebut. Oleh sebab itu, usaha dan upaya untuk dapat mencapai
produksi yang optimum selalu menjadi perhatian yang khusus. Adapun faktor yang
mempengaruhi produksi dari alat muat dan alat angkut antara lain :

III.5.1. Faktor Lapangan Atau Tempat Kerja


Keadaan tempat kerja sangat mempengaruhi pada kemampuan produksi kerja
alat muat dan alat angkut, karena kondisi kerja yang sesuai dengan alat muat dan alat
angkut akan lebih menguntungkan.

III.5.2. Efisiensi Alat


Efisiensi alat sangat mempengaruhi hasil kerja yang diinginkan, karena biasanya
untuk alat yang masih baru biasanya effisiensi kerja alat tersebut akan lebih besar
sehingga hasil produksi yang diinginkan akan lebih besar, untuk meningkatkan efisiensi

11
bisa dilakukan perbaikan (servis) terhadap alat - alat yang sudah mengalami penurunan,
mengoptimalkan kerja operator dengan mengurangi waktu hambatan - hambatan yang
dapat diindari, dan lain - lain dimana dengan upaya tersebut diharapkan efisiensi kerja
dapat meningkat sehingga produksi juga dapat meningkat.

III.5.3 Faktor Pengisian


Faktor isian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan alat.
Hubungan antara faktor isian mangkuk dengan produksi peralatan mekanis yang dipakai
adalah semakin besar faktor isian yang dapat dicapai suatu alat, berarti semakin besar
produksi alat tersebut. Demikian sebaliknya, semakin kecil faktor isian yang dicapai
suatu alat, maka semakin kecil produksi yang dapat dicapai.

III.3.4 Faktor Keadaan Cuaca


Keadaan cuaca sangat berpengaruh terhadap kerja alat - alat mekanis yaitu :
1. Pada musim kemarau banyak debu berterbangan sehingga dapat mengganggu
operator peralatan mekanis karena jarak pandang yang terbatas, akibat alat tidak
dapat leluasa dalam bergerak dan waktu edar menjadi lebih lama dan mengurangi
efisiensi kerja, untuk menjaga kesalamatan kerja untuk operator dump truck
diwajibkan menyalakan lampu unitnya.
2. Pada musim penghujan tempat kerja menjadi berlumpur sehingga alat mekanis
menjadi terhambat dalam geraknya. Dengan melihat hal itu faktor cuaca dapat
mempengaruhi kerja alat mekanis.

III.5.4. Faktor Effisiensi Operator dan Alat Mekanis


Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk
ditentukan efisiensinya secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan
dari jam ke jam, tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang dikemudikannya,
suasana kerja, dll. Kadang-kadang suatu perangsang dalambentuk upah tambahan
(incentive) dapat mempertinggi efisiensi operator. Sebenarnya effisiensi operator tidak
hanya disebabkan karena kemalasan pekerja, tetapi juga karena keterlambatan dan
hambatan-hambatan yang tidak mungkin dihindari, seperti melumasi kendaraan,

12
mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian terpenting sesudah sekian jam
dipakai, memindahkan ke tempat lain; tidak adanya keseimbangan antara alat -alat
angkut dan alat-alat muat, menunggu peledakan, perbaikan jalan, dll. Karena hal -hal
tersebut di atas, jarang sekali selama satu jam itu operator betul - betul dapat bekerja
selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman, maka bila operator dapat bekerja selama 50
menit dalam satu jam, ini berarti efisiensi adalah 83%, maka hal ini di anggap baik
sekali.

III.5.5. Effisiensi Kerja Alat–Alat Mekanis


Effisiensi kerja alat mekanis merupakan faktor yang sulit ditentukan, karena
dipengaruhi oleh berbagai hal seperti keterampilan operator, perbaikan Dan penyetelan
alat, keterlambatan kerja dan sebagainya. Namun berdasarkan data-data serta
pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati kenyataan.Dalam
hubungan dengan effisiensi kerjanya, maka perlu juga diketahui mengenai kesediaan dan
penggunaan alat mekanis. Karena hal ini mempunyai nilai kerja yang bersangkutan.

III.6. Biaya Produksi


Pemilihan suatu alat mekanis bukan didasarkan atas besarnya produksi atau
kapasitas alat tersebut, tetapi didasarkan atas biaya terminimum untuk pengupasan tiap
cu yd atau ton-nya. Oleh karena itu harus diketahui bagaimana memperkirakan biaya
produksi per cu yd atau per ton suatu alat mekanis yang ingin digunakan. Biaya untuk
alat berat dapat dihitung dengan prakiraan-prakiraan yang dapat di
pertanggungjawabkan. Biaya tersebut meliputi owning cost (biaya kepemilikan) Dan
operation cost (biaya operasi). Jika alat tersebut disewa maka kita hanya menghitung
biaya operasional dan biaya sewa.
III.7. Perhitungan dan Analisa Biaya
Dalam industri pertambangan lebih dikenal pengelompokan biaya menjadi:
1. Biaya kapital (biaya investasi) :

13
Biaya kapital dalam industri mineral pertambangan didefinisikan sebagai biaya
yang diperlukan pada saat awal proyek sampai dapat dicapainya tahapan
produksi.
2. Biaya operasi :
Biaya operasi produksi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang harus
dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi atau berjalan sesuai
dengan modal awal perusahaan (budget).

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Pemindahan Tanah Mekanis pada
hari Minggu, 08 April 2018, data telah diolah dalam bentuk statistik sebagai berikut:
No Gali Swing Isi Tumpah Swing Kosong
1 02,98 03,00 01,92 03,49
2 03,49 02,10 02,54 03,98
3 03,13 02,28 03,03 03,15
4 02,54 03,04 02,25 02,97
5 03,99 01,45 02,25 04,00
6 03,15 01,87 01,56 03,15
7 03,04 01,15 02,50 02,67
8 02,87 02,15 01,59 03,12
9 01,99 01,76 02,08 03,99
10 03,10 02,04 02,33 01,99
11 02,45 01,47 01,03 02,00
12 03,88 02,12 01,58 03,11
13 04,11 03,20 02,09 01,75
14 02,22 02,50 01,38 02,23
15 01,45 02,66 02,24 03,35
16 04,50 02,99 01,68 03,21
17 04,00 03,15 01,90 02,31
18 02,99 02,43 03,66 04,20
19 03,04 01,37 01,20 02,30
20 02,25 03,49 02,00 02,10
21 03,20 02,11 01,34 01,11

15
22 02,99 02,22 01,90 02,50
23 02,10 03,49 04,50 02,50
24 01,80 02,54 02,65 03,88
25 01,30 02,32 03,45 02,21
26 03,35 02,32 04,01 02,51
27 02,57 03,61 02,43 04,71
28 01,27 01,69 03,63 01,54
29 02,43 01,52 02,62 02,45
30 03,96 02,76 01,32 02,41

Hasil rata – rata data:


1. Rata – rata = 02,98+03,00+01,92+03,49
4
= 2,8475
2. Rata – rata = 03,49+02,10+02,54+03,98
4
= 3,0275
3. Rata – rata = 03,13+02,28+03,00+03,15
4
= 2,89
4. Rata – rata = 02,54+03,04+02,25+02,97
4
= 2,7
5. Rata – rata = 03,99+01,45+02,25+04,00
4
= 2,9225
6. Rata – rata = 03,15+01,87+01,56+03,15
4
= 2,4325
7. Rata – rata = 03,00+01,15+02,00+02,67
4
= 2,205
8. Rata – rata = 02,87+02,15+01,59+03,12
4
= 2,4325

16
9. Rata – rata = 01,99+01,76+02,00+03,99
4
= 2,435

10. Rata – rata = 03,10+02,04+02,33+01,99


4
= 2,365
11. Rata – rata = 02,45+01,47+01,03+02,00
4
= 1,7375
12. Rata – rata = 03,88+02,12+01,58+03,11
4
= 2,6725
13. Rata – rata = 04,11+03,20+02,09+01,75
4
= 2,7875
14. Rata – rata = 02,22+02,50+01,38+02,23
4
= 2,0825
15. Rata – rata = 01,45+02.66+02,24+03,35
4
= 2,425
16. Rata – rata = 04,50+02,99+01,68+03,21
4
= 3,095
17. Rata – rata = 04,00+03,15+01,90+02,31
4
= 2,84
18. Rata – rata = 02,99+02,43+03,66+04,20
4
= 3,32
19. Rata – rata = 03,04+01,37+01,20+02,30
4
= 1,9775
20. Rata – rata = 02,25+03,49+02,00+02,10
4
= 2,46
21. Rata – rata = 03,20+02,11+01,34+01,11

17
4
= 2,4275
22. Rata – rata = 02,99+02,22+01,90+02,50
4
= 2,4025

23. Rata – rata = 02,10+03,49+04,50+02,50


4
= 3,1475
24. Rata – rata = 01,80+02,54+02,65+03,88
4
= 2,7175

25. Rata – rata = 01,30+02,32+03,45+02,21


4
= 2,32
26. Rata – rata = 03,35+02,32+04,01+02,51
4
= 3,0475
27. Rata – rata = 02,57+03,61+02,43+04,71
4
= 3,33
28. Rata – rata = 01,27+01,69+03,63+01,54
4
= 2,0325
29. Rata – rata = 02,43+01,52+02,62+02,45
4
= 2,255
30. Rata – rata = 03,96+02,76+01,32+02,41
4
= 2,6125

Demikian hasil data yang telah dibentuk statistik. Untuk selanjutnya akan di
jelaskan di pembahasan.

18
3.1. Pembahasan

Perusahaan CV. CHYLA MANDIRI pertama kali dilakukan pembukaan lahan


pada tahun 2012. Kegiatan penambangan menggunakan dua bulldozer, bahan bakar
yang digunakan adalah bensin sebanyak 120L atau setara dengan satu drum / bulldozer /
hari.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan ore (distole fill) atau persiapan
pengangkutan, melakukan penutupan bebas galian (OverBurden = 50 – 100cm, Humus
= 40 – 50cm). Waktu kerja alat adalah 10 sampai 11 detik setiap satu kali pengankutan
dan pemuatan. Ukuran yang terdapat dilokasi mulai dari clay hingga bounder. Dalam
satu hari, ore yang diproduksi dapat mencapai 400.000ton/dam. Untuk pemasaran,
perusahaan ini hanya akan menjual ore – nya jika ada konsumen yang ingin membeli.
Metode penambangan yang digunakan pada lokasi ini yaitu dengan cara Quarry,
adalah penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan
galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu
gamping, dll.
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri yang diterapkan
adalah Side hill type, merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian
indutri yang terletak dilereng-lereng bukit.

19
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
PTM adalah suatu pekerjaan dimana sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan
dengan bantuan alat-alat mekanis. Pekerjaan ini melibatkan banyak variable yang perlu
dimengerti dan dipahami, antara lain pengertian terhadap tanah.
Ada tiga hal perlu diperhatikan dalam manajemen alat-alat berat.
1. Kepemilikan Alat
Kepemilikan alat merupakan investasi bagi suatu perusahaan baik dengan cara
menyewa atau membeli.

2. Kemampuan Kerja Alat


Adalah kemampuan alat dalam melakukan kegiatan mengeruk menggusur,
mengangkut, atau memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat lain yang diukur
dengan satu satuan waktu (m3 /jam)
a. Kapasitas kerja alat : kemampuan kerja satu kali operasi
b. Produksi kerja alat : kemampuan kerja dalam satu jam

1. Perhitungan Biaya Operasi Alat.


 Kemampuan produksi dipengaruhi oleh :
a. Pengaruh ketinggian.
b. Pengaruh temperature
c. Pengaruh tekanan udara
d. Keadaan tanah yang dikerjakan
e. Percepatan alat.
 Biaya pengoprasian alat berat dipengaruhi oleh :
a. Factor harga alat, umur alat, bunga modal, asuransi, dan nilai sisa.
b. Biaya operasi dipengaruhi oleh penggunaan bahan bakar, pelumas,
perbaikan suku cadang , dan operator

20
c. Biaya mobilisasi alat.
Perusahaan CV. CHYLA MANDIRI pertama kali dilakukan pembukaan lahan
pada tahun 2012. Kegiatan penambangan menggunakan dua bulldozer, bahan bakar
yang digunakan adalah bensin sebanyak 120L atau setara dengan satu drum /
bulldozer / hari.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan ore (distole fill) atau persiapan
pengangkutan, melakukan penutupan bebas galian (OverBurden = 50 – 100cm,
Humus = 40 – 50cm). Waktu kerja alat adalah 10 sampai 11 detik setiap satu kali
pengankutan dan pemuatan. Ukuran yang terdapat dilokasi mulai dari clay hingga
bounder.

21
LAMPIRAN

22
DAFTAR PUSTAKA

http://thecivengone.blogspot.co.id/2015/05/pemindahan-tanah-mekanis-ptm-atau-
alat.html
http://yunus-ptb.blogspot.co.id/2012/01/dasar-dasar-pemindahan-tanah-
mekanis.html
http://ulfalam.blogspot.co.id/2014/06/geologi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Ternate
http://wisatakotapopuler.blogspot.co.id/2015/11/kota-ternate.html
https://dokumen.tips/documents/fisiografi-ternate.html

23

Anda mungkin juga menyukai