Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian sistem informasi kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sistem informasi
terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan informasi. Sistem adalah kumpulan elemen yang
terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan informasi adalah data yang
telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
untuk pengambilan keputusan saat ini dan mendatang. ( Davis, 1999 )
Sistem informasi kesehatan adalah sistem informasi yang dapat secara selektif
menjaring data dari tingkat paling bawah dan mengolahnya untuk mendukung
pengambilan keputusan ditingkat atas pada bidang kesehatan (Depkes RI, 2001).
Menurut Kepmenkes Nomor 192/MENKES/SK/VI/2012 tentang roadmap
rencana aksi penguatan sistem informasi kesehatan Indonesia, Sistem Informasi
Kesehatan yang selanjutnya disebut SIK adalah suatu sistem terintegrasi yang
mengelola data dan informasi publik (Pemerintah, masyarakat dan swasta) di seluruh
tingkat pemerintahan secara sistematis untuk mendukung pembangunan kesehatan.
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung
proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan
baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer
(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir
dekade 80’an. Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu
komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen
,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu
penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an
adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian
terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga
menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan.

2. Tujuan utama sistem informasi kesehatan

Melalui hasil pengembangan sistem informasi diatas, maka diharapkan dapat


menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit
pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di
masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan
sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan
dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori
materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menanalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access
point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan
dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

3. Manfaat sistem informasi kesehatan


World Health Organization (WHO) menilai bahwa sistem informasi kesehatan
mempunyai beberapa manfaat antara lain :
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola
program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang
administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti
(evidence-based decision)
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
7. Membantu penilaian transparansi
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat.
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik ( bekerja secara
terstruktur ).
3. Peranan sistem informasi kesehatan.

Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku “Design and


Implementaiton of Health Information System” (2000) bahwa suatu sistem informasi
kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem
kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi
bagi proses pengambilan keputusan semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan
sebagai alat yang efektif bagi manajemen. WHO juga menyebutkan bahwa SIK
merupakan salah satu dari 6 “building blocks” atau komponen utama dalam suatu
sistem kesehatan. Enam komponen Sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service Delivery / Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
2. Medical products, vacines, and technologies / Produk Medis, Vaksin, dan
Teknologi Kesehatan
3. Health Workforce / Tenaga Medis
4. Health System Financing / Sistem Pembiayaan Kesehatan
5. Health Information System / Sistem Informasi Kesehatan
6. Leadership and Governance / Kepemimpinan dan Pemerintahan

Berbeda dengan yang dianut oleh WHO, Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia
terbagi atas tujuh komponen subsistem. Ketujuh komponen tersebut, Yaitu

1. Upaya Kesehatan
2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
3. Pembiayaan Kesehatan
4. Sumber Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
7. Pemberdayaan Masyarakat

Di dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6
yaitu : Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan. Subsistem Manajemen dan
Informasi Kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungi kebijakan
kesehatan, adiminstrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang
memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar
berdaya guna, berhasil gunam dan mendukung penyelenggaraan keenam subsitem
lain di dalam Sistem Kesehatan Nasional sebagai satu kesatuan yang terpadu.

4. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Di Indonesia


Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) adalah sistem informasi yang
berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun
internasional dalam rangka kerjasama yang saling menguntung-kan. SIKNAS
bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem
kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem
kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan
provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan
kabupaten atau kota.
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan
provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau
jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem informasi
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa
diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan
komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network ( WAN ),
jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk
mengirim data jarak jauh antara Local Area Network ( LAN ) yang berbeda, dan
arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu juga akan dikembangkan
program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung ke sistem
informasi puskesmas ( aplikasi SIKDA Generik ).
Daerah dalam pengelolaan dan pengembangan SIK merujuk pada Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
sebagai berikut :
1. Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus
pengelolaan dan pengembangan SIK skala nasional dan fasilitasi
pengembangan SIK daerah.
2. Pemerintah Daerah Provinsi mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur
dan mengurus pengelolaan SIK skala provinsi.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mempunyai hak dan kewajiban untuk
mengatur dan mengurus pengelolaan SIK skala kabupaten/kota.

Anda mungkin juga menyukai