Latar Belakang
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena,
juga berperan sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai
tugas metabolisme, lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin
dengan pelarut lemak yaitu petroleum ether. Pelarut yang digunakan untuk
mengekstraksi lemak harus memiliki derajat polaritas yang sama dengan lemak
yang akan dianalisis. Ekstraksi ini dapat dilakukan secara terputus-putus. Thimble
dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Pelarut yang memiliki titih didih lebih rendah
akan diuapkan dan dikondensasi saat melewati kondensor lalu pelarut akan jatuh
membasahi bahan dan lemak bahan akan terekstraksi sekitar 4 - 6 jam, ditunggu
hingga pelarut turun kembali dan sisa/residu lemak akan dioven untuk
menguapkan sisa pelarut lalu ditimbang hingga dicapai berat konstan kemudian
2
dapat ditentukan persentase kadar lemaknya yaitu nisbah berat lemak terhadap
karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak
yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. (Whitaker,
1915).
golongan, yakni asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam
lemak tak jenuh ganda. Asam lemak dalam minyak kelapa sebagan besar (92%)
kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang paling tinggi. Tingginya asam
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adlah untuk memahami cara melakukan analisis
lemak kasar dengan metode ekstraksi soxhlet, dapat melakukan perhitungan kadar
lemak dan mampu menganalisis kadar lemak berbagai jenis bahan atau produk
pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid, yaitu senyawa organic yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic (non polar). Misalnya dietel,
kloroform, benzene dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut
dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Ginting dan Kerlina, 2002).
berarti “tiester dari gliserol”. Jadi, lemak dan minyak merupakan senyawa eter.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbaon
lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karetonoid dan pigmen
yang lain. Karena itu hasil analisisnya disebut lemak kasar. Pada garis besarnya
analisi lemak kasar ada 2 cara, yaitu cara kering (ekstraksi panas) dan cara basah
(ekstraksi dingin). Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara
karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak
yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total
4
yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat.
Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.
Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri
Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-
bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan
dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih
karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari
yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut
yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini
dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.
Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut
bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai
5
lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa
dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel),
di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga
tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan
bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti
ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan
kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih.
Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adlah kertas saring,
pelarut lemak (Petroleum Benzine), kacang tanah, kacang nagara, dan kacang
kedelai.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mortar, pastle,
dan oven.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 pukul
Prosedur Kerja
1. Oven labu alas ± selama 6 jam, serta oven juga sampel ± 1 jam pada suhu
60ºC.
5. Setelah itu masukkan sampel yang telah dibungkus ke dalam tabung soxhlet
beserta pemberat.
10. Sampel yang telah di ekstraksi, dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
11. Setelah itu sampel didinginkan di desikator, berulah sampel ditimbang lagi.
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
Pembahasan
Pada praktikum ini mengunakan sampel kacang tanah, kacang nagara, dan
kacang kedelai sebanyak 5 gram untuk menetapkan lemak kasar dengan metode
ekstraksi soxhlet yang merupakan salah satu metode yang paling banyak
jam,sampel juga di oven selama kurang lebih 1 jam pada suhu 60ºC. Setelah di
oven sampel dihaluskan menggunakan mortar dan pastle. Sampel yang sudah
saring dan di ikat dengan benang. Masukkan dalam labu beserta petroleum
benzine. Didihkan selama 4 jam dengan alat ekstraksi soxhlet. Letakkan kertas
saring yang berisi sampel tersebut dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian pasang
alat kondesor diatasnya dan labu lemak pemisah dibawahnya. Setelah mendidih,
di oven dengan suhu 60º C. Setelah itu sampel didinginkan dalam desikator,
timbang labu beserta lemaknya tersebut didapatkan hasil akhir pada kacang tanah
sebanyak 64,86 gram, kacang nagara sebanyak 60,71 gram, dan kacang kedelai
gram.
dikurang berat labu dibagikan dengan berat sampel dan dikalikan 100% untuk
mengetahui persentase dari kadar lemak kacang tanah, kacang nagara dan kacang
kedelai. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil 30,14% lemak pada
kacang tanah, 1% lemak pada kacang nagara, dan % lemak pada kacang kedelai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari penimbangan labu beserta lemaknya didapatkan hasil akhir pada kacang
tanah sebanyak 64,86 gram, kacang nagara sebanyak 60,71 gram, dan kacang
kedelai gram.
2. Persentase dari kadar lemak kacang tanah, kacang nagara dan kacang kedelai
dari hasil perhitungan didapatkan hasil 30,14% lemak pada kacang tanah, 1%
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
Ginting dan Herlina. 2002. Lemak dan Minyak. USU. Sumatra Utara.
8. Menimbang sampel yang telah di ekstraksi dan di oven dengan suhu 60ºC.