Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena,

kloroform dan sebagainya Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang

berantai lurus, bercabang, atau membentuk struktur siklis. Lemak esensial

merupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin, lemak

juga berperan sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai

tugas metabolisme, lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin

A, D, E dan K. (Setiadji, 2007).

Prinsip analisa lemak metode Soxhlet modifikasi adalah ekstraksi lemak

dengan pelarut lemak yaitu petroleum ether. Pelarut yang digunakan untuk

mengekstraksi lemak harus memiliki derajat polaritas yang sama dengan lemak

yang akan dianalisis. Ekstraksi ini dapat dilakukan secara terputus-putus. Thimble

yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan

dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat

pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat

ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Pelarut yang memiliki titih didih lebih rendah

akan diuapkan dan dikondensasi saat melewati kondensor lalu pelarut akan jatuh

membasahi bahan dan lemak bahan akan terekstraksi sekitar 4 - 6 jam, ditunggu

hingga pelarut turun kembali dan sisa/residu lemak akan dioven untuk

menguapkan sisa pelarut lalu ditimbang hingga dicapai berat konstan kemudian
2

dapat ditentukan persentase kadar lemaknya yaitu nisbah berat lemak terhadap

berat sampel dikali 100% (Tejasari, 2005).

Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi

karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan

ekstrak. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet

memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak

yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. (Whitaker,

1915).

Bedasarkan tingkat kejenuhan, asam lemak dikelompokkan menjadi tiga

golongan, yakni asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam

lemak tak jenuh ganda. Asam lemak dalam minyak kelapa sebagan besar (92%)

merupakan minyak jenuh. Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, minyak

kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang paling tinggi. Tingginya asam

lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan minyak kelapa tahan terhadap

ketengikan akibat oksidasi. Oksidasi menyebabkan pembentukan radikal bebas

yang berbahaya bagi tubuh. (Sukartin, 2005).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adlah untuk memahami cara melakukan analisis

lemak kasar dengan metode ekstraksi soxhlet, dapat melakukan perhitungan kadar

lemak dan mampu menganalisis kadar lemak berbagai jenis bahan atau produk

pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada

golongan lipid, yaitu senyawa organic yang terdapat di alam serta tidak larut

dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic (non polar). Misalnya dietel,

kloroform, benzene dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut

dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai

polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Ginting dan Kerlina, 2002).

Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triasigliserol yang

berarti “tiester dari gliserol”. Jadi, lemak dan minyak merupakan senyawa eter.

Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam

karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbaon

yang panjang dan tidak bercabang (Ginting dan Herlina, 2002).

Kadar lemak dapat ditetapkan dengan menggunakan pelarut organik selain

lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karetonoid dan pigmen

yang lain. Karena itu hasil analisisnya disebut lemak kasar. Pada garis besarnya

analisi lemak kasar ada 2 cara, yaitu cara kering (ekstraksi panas) dan cara basah

(ekstraksi dingin). Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara

terputus-putus (berkesinambungan). Ekstraksi terputus-putus dapat dijalankan

dengan alat soxhlet atau ASTM (Darmasih, 1997).

Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi

karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan

ekstrak. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet

memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak

yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total
4

yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat.

Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi

menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.

Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri

uji Gram-negatif (Whitaker, 1915).

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction

liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser

(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan

dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih

karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari

yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang

digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju

ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut

yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi

senyawa yang tahan panas (Harper, 1979).

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini

dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.

Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut

bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai
5

lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa

digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih 1997).

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus

dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel),

di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga

tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan

bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti

fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak

ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan

kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih.

Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan

didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous (Lucas, 1949).


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adlah kertas saring,

pelarut lemak (Petroleum Benzine), kacang tanah, kacang nagara, dan kacang

kedelai.

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mortar, pastle,

seperangkat soxhlet, alat pemanas soxhlet, timbangan neraca analitik, pemberat

dan oven.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 pukul

16.00-20.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :

1. Oven labu alas ± selama 6 jam, serta oven juga sampel ± 1 jam pada suhu

60ºC.

2. Haluskan sampel dengan menggunakan mortar dan pastle.

3. Timbang sampel yang sudah dihaluskan sebanyak 5 gram.


7

4. Setelah sampel ditimbang, sampel dibungkus dengan kertas saring sebanyak 2

lapis lalu ikat dengan benang.

5. Setelah itu masukkan sampel yang telah dibungkus ke dalam tabung soxhlet

beserta pemberat.

6. Lalu alas timbang dengan neraca analitik.

7. Masukkan pelarut lemak ke dalam labu alas sebanyak 140 ml.

8. Sambungkan labu alas dengan soxhlet, kemudian sambungkan lagi dengan

kondensor beserta hot plate yang telah dipanaskan terlebih dahulu.

9. Kemudian lakukan ekstraksi selama 4 jam.

10. Sampel yang telah di ekstraksi, dimasukkan ke dalam oven dengan suhu

60ºC, hingga pelarut lemak menguap.

11. Setelah itu sampel didinginkan di desikator, berulah sampel ditimbang lagi.

12. Perhitungan : % Lemak = Berat setelah di oven – berat labu x 100%


Berat awal sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat

dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1. Hasil penimbangan sampel dan perhitungan kadar lemak kasar.


Berat
Berat
No Jenis Sampel Sesudah Berat Labu Lemak
Sampel
Oven
1. Kacang Tanah 64,86 63,35 5,01 30,14 %
2. Kacang Nagara 60,71 60,66 5,07 1%
3. Kacang Kedelai

Untuk mencari Kadar Lemak (%) dapat menggunakan rumus :

% Lemak = Berat setelah di oven – berat labu x 100%


Berat awal sampel

Pembahasan

Pada praktikum ini mengunakan sampel kacang tanah, kacang nagara, dan

kacang kedelai sebanyak 5 gram untuk menetapkan lemak kasar dengan metode

ekstraksi soxhlet yang merupakan salah satu metode yang paling banyak

digunakan untuk mengisolasi lemak dari suatu bahan.

Labu alas di oven di oven terlebih dahulu kurang lebih selama 6

jam,sampel juga di oven selama kurang lebih 1 jam pada suhu 60ºC. Setelah di

oven sampel dihaluskan menggunakan mortar dan pastle. Sampel yang sudah

dihaluskan ditimbang sebanyak 5 gram kemudian dimasukan ke dalam kertas


9

saring dan di ikat dengan benang. Masukkan dalam labu beserta petroleum

benzine. Didihkan selama 4 jam dengan alat ekstraksi soxhlet. Letakkan kertas

saring yang berisi sampel tersebut dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian pasang

alat kondesor diatasnya dan labu lemak pemisah dibawahnya. Setelah mendidih,

di oven dengan suhu 60º C. Setelah itu sampel didinginkan dalam desikator,

timbang labu beserta lemaknya tersebut didapatkan hasil akhir pada kacang tanah

sebanyak 64,86 gram, kacang nagara sebanyak 60,71 gram, dan kacang kedelai

gram.

Setelah itu dilakukan perhitungan dengan rumus berat sesudah di oven

dikurang berat labu dibagikan dengan berat sampel dan dikalikan 100% untuk

mengetahui persentase dari kadar lemak kacang tanah, kacang nagara dan kacang

kedelai. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil 30,14% lemak pada

kacang tanah, 1% lemak pada kacang nagara, dan % lemak pada kacang kedelai.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari penimbangan labu beserta lemaknya didapatkan hasil akhir pada kacang

tanah sebanyak 64,86 gram, kacang nagara sebanyak 60,71 gram, dan kacang

kedelai gram.

2. Persentase dari kadar lemak kacang tanah, kacang nagara dan kacang kedelai

dari hasil perhitungan didapatkan hasil 30,14% lemak pada kacang tanah, 1%

lemak pada kacang nagara, dan % lemak pada kacang kedelai.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut:

1. Agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka

sebaiknya praktikan harus teliti dalam pengamatan.

2. Diharapkan asisten selalu mendampingi praktikan agar praktikan dapat lebih

memahami materi yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. Penelitian dan Pengembangan Depertemen


Pertanian.

Ginting dan Herlina. 2002. Lemak dan Minyak. USU. Sumatra Utara.

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Penerbit EGC. Jakarta.

Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic


Chemistry. John Wiley and Sons, Inc. New York.

Setiadji. 2007. Kimia Oraganik. FTP UNEJ. Jember.

Sukartin, J. Kuncoro dan Maloedyn S. 2005. Gempur Penyakit dengan VCO.


Agromedia Pustaka. Jakarta.

Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry.


LAMPIRAN

1. Sampel yang sudah di oven.

2. Menghaluskan sampel menggunakan mortar dan pastle.

3. Menimbang sampel yang sudah dihaluskan sebanyak 5 gram.


4. Membungkus sampel dengan kertas saring sebanyak 2 lapis, dan mengikat
dengan benang .

5. Memasukan sampel yang telah dibungkus kedalam tabung soxhlet beserta


pemberat.

6. Memasukan pelarut lemak kedalam labu alas sebanyak 140 ml.


7. Menyambungkan labu alas dengan soxhlet kemudian menyambungkan lagi
dengan kondensor beserta hot plate yang telah dipanaskan terlebih dahulu.

8. Menimbang sampel yang telah di ekstraksi dan di oven dengan suhu 60ºC.

Anda mungkin juga menyukai