Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Batu kapur terjadi secara organik, secara mekanik, atau kimia tetapi
sebagian batu kapur terjadi secara organik, berasal dari pengendapan
cebakang,rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari
kerangka binatang koral atau kerang faktor yang membedakan batu kapur terjadi
secara organik dan mekanik adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur,
sedangkan terjadi secara kimia adalah jenis terjadi dalam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu dalam air laut maupun air tawar .

Batu kapur ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan
lapisan batu kapur pada bawah permukaan kemudian diendapkan kembali di
permukaan bumi. Magnesium , lempung , dan pasir merupakan unsur pengotor
yang mengendap bersama – sama pada proses pengendapan apabila pengotornya
magnesium maka batu kapu disebut batu kapur dolomitan batu kapur pasiran
apabila pengotornya pasir , unsur – unsur pengotor sangat berpengaruh pada
warna batu kapur mulai warna putih susu , abu , coklat, bahkan hitam warna
kemerah – merahan biasanya disebabkan unsur mangan.

Batu kapur bersifat keras dan padat selain pejal ( masive ) dijumpai
porous . batu kapur mengalami metamorfosa terjadi karena pengaruh tekanan
sehingga batu kapur menjadi berhablur dijumpai pada marmer air tanah sangat
berpengaruh

Endapan batu kapur ditemukan pada gua dan sungai bawah tanah akibat
reaksi tanah , air hujan mengandung CO3 dari udara maupun hasil pembusukan
zat – zat organik dipermukaan setelah meresap kedalam tanah dapat melarutkan
batu kapur yang dilaluinya reaksi kimia dari proses tersebut adalah

1
CaCO3 + 2 CO2 + H2O → Ca (HCO3) 2 + CO2

Ca(HCO3) 2 larut dalam air ,sehingga lambat laun menjadi rongga dalam
tubuh batu kapur secara geologi batu kapur batu kapur erat hubungannya dengan
dolomit , karena pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesuim
dari air laut kedalam batu kapur .

Batu kapur dan dolomit merupakan batuan karbonatan utama yang banyak
digunakan untuk sektor industri antara lain bahan keramik , industri kaca, industri
semen , pembuatan karbid untuk peleburan dan pemurnian baja ,untuk bahan
pemutih dalam industri kertas pulp dan karet untuk penjernuihan air , untuk proses
pegendapan bijih logam non – ferous dan industri gula selain itu juga digunakan
untuk bahan kosmetik.

1.2. TUJUAN PENGUJIAN

Tujuan pengujian laboratorium ini adalah menentukkan nilai sifat-sifat


fisik batuan seperti natural density, dry density, saturated density, apparent
specific gravity, true specific gravity, natural water content, saturated water
content, degree of saturation, porosity, dan void ratio.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1. UJI FISIK BATUAN

a.) Proses pengujian.

- Menyiapkan contoh batuan yang telah dipreparasi dengan


Diameter (D) = 15 cm, dan
Tebalnya (T) = 30 cm;
- Menimbang contoh batuan , untuk
memperoleh berat Natural (Wn);
-
Kemudian pasangkan kedalam alat Test
Beton ( Alat tekan);
-
Melakukan penimbangan pada berat contoh
asli batuan (Wn);

3
-
Kemudian berat keranjang kosong
ditimbang di dalam;
-
Kemudian contoh batuan dimasukan ke dalam keranjang yang di
rendamkan di dalam air, lalu di timbang, penimbangan ini dinamakan
penimbangan pada contoh batuan jenuh didalam air (Ws);
-
Setelah di timbang sampel di keluarkan dari dalam air dan kemudian di
keringkan (di lap), dengan tisu lalu ditimbang, hasil timbangan tersebut
diberi simbol (Ww).

b.) Penurunan Rumus.


Wn
γn =
Ww − Ws
1. Natural Density (bobot isi asli)

Ww
γ sub =
2. Dry density (bobot isi kering) Ww − Ws

Ww
γ sub =
3. Saturated density (bobot isi jenuh) Ww −Ws

Wo
Gs = / bobotisiai r
4. Apparent specific gravity(berat jenis semu) Ww − Ws

5. True spscific gravity(berat jenis sejati) Wo


Gs = / bobotisiai r
Wo −Ws

Wn −Wo
Wc = ×100
Wo

4
6. Natural water content (kadar air asli)

Ww − Wo
Wsat = × 100
Wo
7. Saturated water content (absorption

Wn − Wo
W= × 100
8. Derajat Kejenuhan Ww − Ws

Ww − Wo
n= ×100
9. Porositas (n) Ww − Ws

n
e=
10. Void ratio (e) 1 −n

c.) Peralatan

1. Alat Timbang
2. Oven
3. Bak Air
4. Keranjang

d.) Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan Praktikumnya 2 hari yaitu:

5
Hari/tanggal, Senin dan rabu /14 dan 16 /05/ 2012

2.2. UJI KUAT TARIK

a.) Tujuan Praktikum

Tujuan uji laboratorium ini adalah untuk mengetahui kuat tarik (tensile strenth) dari

contoh batuan berbentuk silinder secara tidak langsung.

b.) Prosedurnya

- Menyediakan 2 conto batuan berdiameter (d) = 15cm,tebal = 30cm.


- Melakukan proses penghancuran conto batuan dengan alat Tes Tekan
Beton
- Mendapatkan angka yang ditunjukan jarum pada alat Tes Tekan Beton
pada contoh batuan yang sudah hancur.

c.) Penurunan Rumus

P
σt =
π ×d ×t

Keterangan :

σt = Kuat Tarik (PAM)

D = Diameter

6
T = tebal

P = Beban

d.) Peralatan

1. Alat tekan beton


2.
bahannya batuan beton berdiameteter =15
cm dan tebal = 30 cm.

e.) Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan Praktikumnya 2 hari yaitu:

Hari/Tanggal : Senin dan rabu /14 dan 16 /05/ 2012

2.3. UJI KUAT TEKAN

a. Tujuan Praktikum

Tujuan pengujian labortorium ini adalah menentukan Unconfined Compressive

trength, Young’s Modolus, dan Poisson’s Ratio.

7
b.) Prosedurnya

- Menyiapkan 2 contoh batuan dengan diameter 15 cm dan tebal 30 cm.


- Dan batuan dimasukan pada alat Tes Tekan Beton
- Menghidupkan alat tes tekan beton dengan tekanan tinggi agar batuan
Mudah hancur.
- Melakukan pemutaran jarum hitam pada alat pengukuran gaya bergerak
Ke skala nol diamati dan dicatat proses pembebanan atau tekanan
- Mematikan alat tes tekan beton bila jarum hitam bergerak kembali ke
Skala nol, jarum menunjukan beban (gaya) maximum mampu diterima
Contoh batuan.

b. Penurunan rumus
∆σ
E=
1. Young’s Modulus ∆ε

εI
2. Poisson’s Ratio v=
εa

p × 1000
σt = 1 / 4 × π × d

c. Peralatan

1.Alat Kuat tekan

8
2.bahannya batuan beton yang berdiameter 15 cm dan tebalnya 30cm

d.) Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan Praktikumnya 2 hari yaitu:

Hari/Tanggal : Senin dan rabu /14 dan 16 /05/ 2012

2.4. UJI KUAT GESER (direction)

a.) Tujuan praktikum.

Tujuan uji laboratorium ini adalah untuk mendapatkan kuat geser, harga kohesi

dan sudut geser dalam, baik puncak, semu (apparent) atau sisa dari contoh batuan. Parameter

ini digunakan untuk penentuan kemantapan lereng.

b.) Prosedur

- Menyiapkan contoh batuan dengan diameter = 6,2 cm,tebal = 2,6 cm


- Memasukan sample batuan pada alat Uji Punch kemudian alatnya

9
ditekan dengan alat Tes Tekan Beton.

c.) Penurunan Rumus :


Beban (Kg) = nilai kalibrasi (0.89 X)

• P P
= 1
Luas Penampang = A
4 .π .D
2

• H
τ=
A

e.) Peralatan

1. Alat Uji Punch Shear

Antara lain : Pembebanan , penampang tegak ,Puch shear,


air

2. Alat geser Direction

3. Bahan : Batu Kapur

Diamter (d) = 6,2 cm

Tebal ( t) = 3,0 cm

f.) Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan Praktikumnya 2 hari yaitu:

Hari/Tanggal : Sabtu / 26 /05 / 2009.

10
BAB III

DATA DAN PERHITUNGAN

3.1. UJI SIFAT FISIK BATUAN

3.1.1. DATA UJI SIFAT FISIK BATUAN

1.) Berat Timbangan Asli (Wn).

- Percobaan material A = 6810 gram

- Percobaan material B = 6560 gram

2.) Berat material direndam kedalam air (Ws)

- Berat keranjang (X) = 490 gram

- Percobaan material A = 3445 – 490 = 2955 gram

- Percobaan material B = 3345 – 490 = 2855 gram

11
3.) Setelah itu Material / Batuan dikeringkan (Ww) beratnya menjadi
:

- Percobaan material A = 6925 gram

- Percobaan material B = 6610 gram

4.) Batuan dibakar kedalam oven dengan suhu 1150C setelah itu
batuan ditimbang (Wo) beratnya menjadi:

- Percobaan material A = 5610 gram

- Percobaan material B = 5693 gram

3.1.2. PERHITUNGAN UJI SIFAT FISIK BATUAN

wn
1.) Bobot isi asli (Natural density ) γ n =
ww − ws

6810
- Percobaan I γ n1 = = 1.673 t 3
6925 − 2955 m

12
6560
- Percobaan II γ n2 = = 1.747 t 3
6610 − 2855 m

- Rata – rata γ n = 1.673 + 1.747 = 1.710 t 3


2 m

wo
2.) Dry Density (bobot isi kering ) γdry =
ww − ws

5610
- Percobaan I : γdry1 = = 1.413 t 3
6925 − 2955 m

5695
- Percobaan II : γdry2 = = 1.760 t 3
6610 − 2855 m

1.413 + 1.760
- Rata – rata γdry = = 1.5865 t 3
2 m

ww
3.) Saturaed density (bobot isi jenuh ) = γsub =
ww − ws

6925
- Percobaan I : γsub = = 1.744 t 3
6925 − 2955 m

6610
- Percobaan II : γsub = = 1.517 t 3
6610 − 2855 m

1.744 + 1.517
- Rata – rata γsub = = 1.6305 t 3
2 m

13
wo
4.) Apparent Specific Gravity (berat jenis semu) Gs = / γ air
ww − ws

5610
- Percobaan I : Gs = / 1 = 1.413
6925 − 2955

5695
- Percobaan II : Gs = / 1 = 1.517
6610 − 2855

1.413 + 1.517
- Rata – rata Gs = = 1.465
2

WO
5.) True specific gravity (berat jenis sejati) Gs = / γ air
WO − WS

5610
- Percobaan I : Gs = / 1 = 2.113
5610 − 2955

5695
- Percobaan II : Gs = / 1 = 2.296
5695 − 2855

2.113 + 2.296
- Rata – rata Gs = = 2.2045
2

wn − wo
6.) Natural Water Content (Kadar Air Asli ) Wc = × 100%
wo

14
6810 − 5610
- Percobaan I : Wc = x100% = 21.390%
5610

6560 − 5695
- Percobaan II : Wc = x100% = 15.189%
5695

21.390% + 15.189%
- Rata – rata Wc = = 18.2895%
2

ww − wo
7.) Saturated water Content (absorption) Wsat = x100%
wo

6925 − 5610
- Percobaan I : Wsat = x100% = 23.440%
5610

6610 − 5695
- Percobaan II : Wsat = x100% = 16.067%
5695

23.440% + 16.067%
- Rata – rata Wsat = = 19.7535%
2

wn − wo
8.) Derajat Kejenuhan = x100%
ww − wo

6810 − 5610
- Percobaan I = x100% = 91.255%
6925 − 5610

6560 − 5695
- Percobaan II = x100% = 94.536%
6610 − 5695

91.255% + 94.536%
- Rata – rata = = 92.8955%
2

15
ww − wo
9.) Porositas n = × 100%
ww − ws

6925 − 5610
- Percobaan I : n = x100% = 33.123%
6925 − 2955

6610 − 5695
- Percobaan II : n = x100% = 24.368%
6610 − 2855

33.123% + 24.368%
- Rata – rata n= = 28.4755 %
2

10.) Void ratio (e)

n 24 .368 %
e= =
1 −n 1 −24 .368 %
24 .368 %
=
75 .692 %
=0.322

3.2. DATA DAN PERHITUNGAN UJI KUAT TARIK

16
- Diameter Batuan = 15 cm - Percobaan I P= 340 kN

- Tebal batuan = 30 cm - Percobaan II P= 240 kN

Keterangan

σt = Kuat Tarik

d = Diameter

t = tebal

p = beban

Percobaan I

p1 340 × 1000
σt1 = = = 240.62279 N
π .d .t 3,14 × 15 × 30 cm

Percobaan II

p2 240 x1000
σt2 = = = 169.85138 N
π .d .t 3,14 x15 x30 cm

3.3. DATA DAN PERHITUNGAN UJI KUAT TEKAN

17
- Diameter = 15 cm

- Tebal = 30 cm

1. Percobaan Material I : 240

2. Percobaan Material II : 260

Percobaan I

p × 1000 240x1000 240000


σc1 = = = = 1358,773 KN 2
1/ 4 × π × d 2
1 / 4 × 3,14 × (15) 2
176 , 63 cm

Percobaan II

p × 1000 260x1000 260000


σc2 = = = = 1472,004 KN 2
1/ 4 × π × d 2
1 / 4 × 3,14 × (15) 2
176,63 cm

GRAFIK HUBUNGAN KUAT TEKAN DAN WAKTU

18
“Dari grafik ini dijelaskan bahwa semakin besar Kuat Tekan maka
semakin besar pula waktu yang diperlukan”.

3.4. DATA DAN PERHITUNGAN UJI KUAT GESER ( Direction )

Sample Batu kapur :

Berdiameter (d) = 6.2 cm

Tebalnya (t) = 2,6 cm

V1 = 2kg X1 = 197

V2 = 4 kg X2 = 289

V3 = 8kg X3 = 329

Keterangan : V = Beban

X = Pembacaan Arlogi

19
Percobaan I

V1 2 2 kg
σn1 = 1 / 4.π .D 2 = 1 .3.14(6.2) 2 = 30.175 = 0.066280033
4 cm 2

Percobaan II

V2 4 4 kg
σn2 = 1 / 4.π .D 2 = 1 .3.14(6.2) 2 = 30.175 = 0.123560066
4 cm 2

Percobaan III

V3 8 8
σn3 = = = = 0.26512 kg
1 / 4.π .D 2
1 / 4.3,14 .(6,2) 2
30 .175 cm 2

Perhitungan geser horizontal

Rumus untuk menentukan uji geser tidak langsung

Beban (kg) = nilai kalibrasi deresial (0.89 X)

H1 = 0,89 . 197 = 175.33 kg

H2 = 0,89 . 289 = 257.21 kg

H3 = 0,89 . 329 = 292.81 kg

Perhitungan uji kuat geser

H1 H1 175.33 175.33
τ1= = 2
= 2
= = 5.8104 kg 2
A 1 / 4.3,14.d 1 / 4.3,14.(6,2) 30,1754 cm

20
H2 H2 257.21 257.21
τ2 = = 2
= 2
= = 8.5238 kg 2
A 1 / 4.3,14.d 1 / 4.3,14.(6,2) 30,1754 cm

H3 H3 292.81 292.81
τ3 = = 2
= 2
= = 9.7036 kg 2
A 1 / 4.3,14.d 1 / 4.3,14.(6,2) 30,1754 cm

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN GESER DAN

TEGANGAN NORMAL

21
“Dari grafik ini dijelaskan bahwa semakin besar tegangan Geser maka
semakin besar pula tegangan normal”.

22
BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan data praktikum tersebut dilaboratorium Mekanika


Batuan dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Dalam praktikum tersebut material yang digunakan untuk Uji Kuat Fisik ,Uji
Kuat Tekan,Uji Kuat Tarik dan Uji Kuat geser adalah batu kapur.

Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh
sektor industri ataupun konstruksi atau pertanian, antara lain untuk bahan
bangunan,batu bangunan, bahan penstabil jalan,pencampuran untuk bahan
pertanian, bahan keramik,industri kaca,industri semen,pembuatan karbit,untuk

23
peleburan dan pemurnian baja,untuk bahan pemutih dalam imdustri kertas pulp
dan karet,pembuatan soda abu,penjernihan air,untuk proses pengendapan bijih
logam non-ferrous dan industri gula.

a.) Uji sifat fisik batuan

1. Bobot isi asli (Natural density) = 1.710 t m 3

2. Dry Density (bobot isi kering ) σdry = 1.5865 t


m3

3. Saturaed density (bobot isi jenuh ) σsub = 1,6305 t m 3

4.Apparent Specific Gravity (berat jenis semu) Gs = 1,465

5. True Specific Gravity (berat jenis sejati ) Gs = 2,2045

6. Natural Water Content (Kadar Air Asli ) Wc = 18.2895%

7. Saturated water Content (absorption) Wsat = 19.7535%

8. Derajat Kejenuhan = 92.8955%

9. Porositas n = 28.4755%

n
10. Void Ratio e = = 0.322
1− n

24
b.) Uji Kuat Tarik

Berdasarkan uji laboratorium untuk mendapatkan kuat tarik dari contoh


batuan berbentuk silinder secara tidak langsung.

Percobaan I untuk uji kuat tarik = 240.62279 N cm

Percobaan II untuk uji kuat tarik = 169.85138 N cm

c.) Uji Kuat Tekan

Berdasarkan pengujian labortorium untuk menentukan Unconfined


Compressive trength, Young’s Modolus, dan Poisson’s Ratio.

Percobaan I untuk uji kuat Tekan

σc = 1358,773 KN cm 2

Percobaan II untuk kuat uji tekan

σc = 1472,004 KN cm 2

d.) Percobaan Uji Kuat Geser Tidak Langsung

25
Berdasarkan uji laboratorium untuk mendapatkan kuat geser, harga kohesi dan sudut geser

dalam baik puncak, semu (apparent) atau sisa dari contoh batuan.. Parameter ini

digunakan untuk penentuan kemantapan lereng.,

Θ = 30

C= 0

26

Anda mungkin juga menyukai