Anda di halaman 1dari 7

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)


1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)
Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan
menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih supaya motor listrik
tidak mengalami kerusakan yang fatal. Rele pengaman arus lebih merupakan
pengamanan motor akibat adanya arus lebih/beban lebih.
Pengaman beban lebih atau over load yang digunakan pada instalasi motor listrik
adalah Thermal Over Load Relay (TOR/TOL). Jika arus yang melalui penghantar yang
menuju motor listrik melebihi kapasitas atau setting TOR/TOL, maka TOR/TOL drop
atau terputus sehingga rangkaian yang menuju motor listrik terputus.
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) biasanya digandengkan dengan kontaktor,
dipasaran ada juga pengaman beban lebih yang terintegrasi pada Motor Circuit Breaker.
Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke kontak utama 2, 4, dan 6 sebelum
dihubungkan ke beban (motor). Gunanya untuk memberikan perlindungan terhadap
motor dari kerusakan akibat beban lebih.
2. Penyebab Terjadinya Beban Lebih
Arus yang terlalu besar pada beban atau motor listrik akan mengalir pada belitan
motor listrik dan dapat menyebabkan kerusakan dan atau terbakarnya belitan motor
listrik. Untuk menghindari terjadinya panas yang berlebihan akibat beban lebih maka
harus dipasang Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) pada suatu rangkaian.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain adalah:
1) Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar;
2) Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor listrik
berhenti secara mendadak;
3) Terjadi hubung singkat pada motor listrik (antara phasa dengan phasa atau antara
phasa dengan body; dan
4) Motor listrik bekerja hanya dengan 2 phasa atau terbukanya salah satu phasa dari
motor listrik 3 phasa.
3. Prinsip Kerja Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1
Prinsip kerja Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) berdasarkan panas
(temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014


THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

bimetal, yang mengakibatkan bimetal melengkung selanjutnya akan menggerakan


kontak-kontak mekanik pemutus rangkaian listrik kontak 95 – 96 membuka dan kontak
97 – 98 menutup.
TOR dipasang secara seri dengan kontak utama kontaktor magnit. Pada gambar
bimetal dialiri arus utama. Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan membengkok dan
secara mekanis akan mendorong kontak bantu Normally Close (NC) 95-96. Oleh karena
dalam prakteknya kontak bantu NC 95-96 disambung seri pada rangkaian koil kontaktor
magnit, maka jika NC lepas, koil kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit tidak aktif
dan memutuskan kontak utama.
Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur jarak pendorong kontak.
Dalam prakteknya pada permukaan rele pengaman arus lebih terdapat bidang kecil yang
berbentuk lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus. Juga terdapat
tombol tekan untuk mereset. Contoh salah satu TOR ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Contoh Salah Satu TOR


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 488)
Prinsip kerja dari bimetal pada TOR ditunjukkan pada Gambar 3.2 di bawah ini.

Bimetal

Logam tahan
Terkena panas panas

Gambar 3.2 Prinsip Kerja dari Bimetal


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 488) 2
Jika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan menyebabkan penghantar
panas. Panas pada penghantar melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014


THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

selanjutnya aliran listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik
belitannya tidak sampai terbakar. Diagram hubungan kontak-kontak pada TOR
ditunjukkan pada Gambar 3.3.
95 97 95

96 98 96 98

Gambar 3.3 Diagram Kontak-Kontak pada TOR


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 489)
Diagram penyambungan kontak-kontak pada TOR pada magnetic contactor ditunjukkan
pada Gambar 3.4.
A1 1 3 5

97 95
A2

2 4 6 98 96

Gambar 3.4 Diagram Penyambungan TOR pada Magnetic Contactor


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 489)

Gambar 3.5 Cara Mengatur TOR


(Sumber: Muslim dan Joko, 2009: 489) 3

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014


THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur
dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai diperoleh harga yang
diinginkan.

Gambar 3.6 TOR dalam keadaan normal


(Sumber: Amin, 2014: 56)

Gambar 3.7 TOR dalam keadaan beban lebih


(Sumber: Amin, 2014: 57)

4
Gambar 3.8 Konstruksi TOR
(Sumber: Amin, 2014: 57)

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014


THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Perlengkapan lain dari thermal beban lebih adalah reset mekanik yang fungsinya
untuk mengembalikan kedudukan kontak 95 – 96 pada posisi semula (menghubung
dalam keadaan normal) dan kontak 97 – 98 (membuka dalam keadaan normal). Setelah
tombol reset ditekan maka kontak 95 – 96 yang semula membuka akibat beban lebih akan
kembali menutup dan kontak 97 – 98 akan kembali membuka. Bagian lain dari thermal
beban lebih adalah pengatur batas arus.
4. Peralatan Proteksi
Peralatan proteksi untuk instalasi pengontrolan motor meliputi:
a. Hubung singkat
b. Arus lebih
c. Sambar Petir
d. Tegangan lebih
Dalam Tabel 5.1 akan diperlihatkan komponen-komponen peralatan proteksi
instalasi pengontrolan motor. Dimana selain sebagai alat proteksi juga berfungsi sebagai
saklar pemutus.
5. Proteksi Beban Lebih Motor
Memproteksi operasi motor terhadap gangguan dan kerusakan, pada rangkaian
kontrolnya diterapkan peralatan proteksi seperti dari Tabel 5.1 Keandalan kinerja
proteksi akan sangat menentukan perlindungan motor terhadap gangguan. Sebagai
gambaran dipelihatkan pada Gambar 5.1, suatu rangkaian pengontrolan motor dengan
dua kecepatan dan dua arah putar yang dilengkapi dengan alat-alat proteksi TOL dan
sekering atau MCB.
Tabel 5.1 Komponen Proteksi Kontrol Motor
No. Komponen Fungsi Kerja
Sekering 1 fasa mengamankan arus lebih dengan
1.
cara memutus (melebur) rangkaian jaringan.
Sekering 3 fasa mengamankan arus lebih dengan
2.
cara memutus (melebur) rangkaian jaringan.

3. Saklar pemutus bekerja secara termal elektrik.


5

4. Saklar pemutus bekerja secara elektro magnetis.

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014


THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Saklar pemutus bekerja secara termal elektrik


5.
dan elektro magnetis.
Termal elektrik 3 fasa, menimbulkan panas oleh
6.
karena aliran arus listrik .
TOL 3 fasa, menggerakkan posisi kontak relai
7.
saat terjadi arus lebih.
Saklar pemutus tiga kutub melepaskan arus
lebih dengan termal elektrik dan elektro magnet,
yang bekerja berdasarkan panas yang
8.
ditimbulkan oleh arus listrik. Dan magnet
bekerja saat arus sangat besar, dan relai kontak
berubah posisi.
Saklar pemutus tiga kutub pelepasan arus lebih
dengan termal elektrik dan hubung singkat
dengan elektro magnetis, yang bekerja
9.
berdasarkan panas yang ditimbulkan oleh arus
listrik. Dan magnet bekerja saat arus cukup
besar. dan relai kontak berubah posisi.
(Sumber: Amin, 2014: 30)

Gambar 5.1 Sistem Proteksi Pengontrolan Motor


(Sumber: Amin, 2014: 32) 6
Dari Gambar 5.1, sistem proteksi pengontrolan motor mempunyai dua, dimana
masing-masing akan memproteksi arus yang berbeda, maka batas penyetelan pemutusan

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014


THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

arus tidak sama besar. Proteksi dari sumber tegangan dengan sekering, baik untuk
rangkaian daya maupun untuk rangkaian kontrol. Fungsi sekering dapat diganti dengan
Miniatur Circuit Breaker (MCB), lihat Gambar 5.1. Keandalan Thermal Over Load
(TOL) sebagai alat proteksi adalah besaran arus proteksi dapat disetel mengacu kepada
arus nominal motor.
Besaran arus TOL yang disetel adalah 110 - 120% dari arus nominal motor.
Sebagai contoh: suatu motor mempunyai arus nominal sebesar 9A, maka batas
pemutusan arus disetel;
Penyetelan pemutusan arus TOL = 110% x 9A = 10A
Untuk alat proteksi lainnya seperti MCB, batas pemutusan arusnya tidak dapat disetel.
Untuk menentukan nominal arus MCB sebagai proteksi rangkaian adalah minimum
120% dari kuat arus rangkaian yang diproteksi, misalnya beban motor.
Kontaktor-kontaktor magnet dari Gambar 5.1, selain sebagai sakelar, juga
berfungsi sebagai proteksi tegangan nol. Dimana bila ke kumparannya tidak
bertegangan, maka kontaktor akan memutus hubungan ke beban. Hal ini akan terjadi
apabila sistem kontrol tersambar petir. Koordinasi waktu tripping alat-alat proteksi dari
Gambar 5.1, harus tepat, dimana waktu pemutusan TOL harus lebih singkat dari waktu
pemutusan sekering, terutama saat terjadi gangguan hubung singkat.
6. Daftar Pustaka
Amin, M Mustaghfirin. 2014. Instalasi Motor Listrik Semester 3. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Muslim, Supari dan Joko. 2009. Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik.
Surabaya: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Departemen
Pendidikan Nasional.

Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri Jilid 2 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, dan Departemen Pendidikan Nasional.

ARTIKEL by ARI WICAKSONO | 2014

Anda mungkin juga menyukai