Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, penulis membahas tentang kesenjangan antara

tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus serta hambatan-hambatan yang di

dapatkan pada saat melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. Z dengan

gangguan sistem pernafasan efusi pleura diruang perawatan bedah kelas II

BLUD RSUD Kota Baubau pada tanggal 27 juli 2017 sampai dengan 29 juli

2017 dengan pendekatan proses keperawatan ( pengkajian, diagnosa,

intervensi, implementasi, evaluasi ).

A. Pengkajian keperawatan

Pada pelaksanaan teoritis, data yang didapatkan adalah, sesak napas,

nyeri dada, batuk, berbaring dan duduk akan berlainan, demam, menggigil,

berkeringat banyak. sedangkan pada kasus nyata yang didapatkan adalah :

nyeri luka operasi pada dada bagian kanan, nyeri seperti tertusuk-tusuk,susah

bergerak,nampak terpasang WSD, nampak luka bekas operasi

Kesenjangan ditemukan pada teoritis adalah keluhannya sesak napas.

sedangkan dalam kasus nyata yaitu adanya keluhan nyeri luka operasi pada

dada bagian kanan. Hal ini disebabkan karena saat ini terdapat luka operasi.

B. Diagnosa keperawatan

Dalam tinjauan teori, diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien

dengan efusi pleura terdiri atas:

75
a. Tidak efektifnya pola napas b/d tidak adekuatnya daya pengembangan

paru akibat terakumulasinya rongga pleura

b. Resiko tingi gangguan pertukaran gas b/d pemasangan selang dada

guna pengeluaran cairan pleura

c. Resiko tinggi infeksi infeksi b/d tindakan invasif

d. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan

akibat pemasangan selang WSD .

e. Gangguan mobilitas pergerakan, ADL b/d keterbatasan gerak

hospitalisasi

f. Gangguan pemenuhan nutrisi b/d penurunan intake makanan (anoreksi

atau muntah) .

Sedangkan dalam tinjauan kasus atau asuhan keperawatan klien Tn.Z di

dapatkan diagnosa keperawatan yaitu:

a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat

pemasangan WSD

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak

hospitalisasi

c. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasive

Dengan demikian kesenjangan yang terjadi di temukan 3 diagnosa terdapat

pada teori tetapi tidak terdapat pada kasus Tn.Z yaitu :

75
a. Tidak efektifnya pola napas b/d tidak adekuatnya daya pengembangan

paru akibat terakumulasinya rongga pleura .

Diagnosa ini tidak ditegakan pada kasus Tn.Z karena tidak ada data

yang ditemukan pada pengkajian yang menunjukan adanya tidak

efektifnya pola napas .

b. Resiko tingi gangguan pertukaran gas b/d pemasangan selang dada

guna pengeluaran cairan pleura

Diagnosa ini tidak ditegakan pada kasus Tn.Z karena tidak ada data

yang ditemukan pada pengkajian yang menunjukan adanya gangguan

pertukaran gas.

c. Gangguan pemenuhan nutrisi b/d penurunan intake makanan (anoreksi

atau muntah) .

Diagnosa ini tidak ditegakan pada kasus Tn.Z karena tidak ada data

yang ditemukan pada pengkajian yang menunjukan adanya gangguan

pemenuhan nutrisi .

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1 . Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan akibat pemasangan selang WSD

intervensi :

a. Ubah posisi berbaring menjadi posisi terlentang menjadi posisi

miring kesisi yang tidak sakit. Secara bergantian setiap 2 jam

75
b. Hindari penempatan klien kesisi yang terkena. Bantu klien dalam

melakukan ambulasi sesuai dengan kenutuhannya.

c. Beri informasi tentang sifat dan kondisi setelah kondisinya steril.

Beri penjelasan tentang tujuan pengobatan yang diberikan. Beri

penjelasan tentang diagnostik

Dari intervensi di atas tidak semua dapat di aplikasikan pada klien Tn.Z

hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan

maupun faktor dari klien sendiri, adapun intervensi yang dapat dilakukan

pada klien Tn.Z adalah sebagai berikut :

a. Kaji TTV

b. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik nyeri

c. Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam dan tehnik distraksi

d. Atur posisi klien dengan posisi semifowler

e. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgetik

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak

hospitalisasi

Intervensi :

a. Monitor toleransi terhadap aktifitas dengan mengukur frekuensi

nadi dan frekuensi pernapasan dan sesudah melakukan aktifitas

b. Bantu klien dalam memenuhi ADLnya

c. Imbangi aktifitas dengan istrahat tidur yang cukup.

75
Dari intervensi di atas tidak semua dapat di aplikasikan pada klien Tn.Z

hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan

maupun faktor dari klien sendiri, adapun intervensi yang dapat dilakukan

pada klien Tn.Z adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji kemampuan pasien terhadap mobilisasi

b. Latih pasien dalam pemenuhan ADL secara mandiri sesuai

kemampuan klien

c. Dampingi dan bantu klien dalam pemenuhan ADLnya

d. Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika

diperlukan

3. Resiko tinngi infeksi b/d tindakan invasif

Intervensi :

a. Ikut kewaspadaan umum dan lakukan tehnik aseptik (cuci tangan,

penggunaan sarung tang dan gunakan pelindung mata bila kontak

dengan cairan tubuh atau daerah yang mungkin terjadi) bila

mengganti balutan. Dapatkan specimen dari cairan drainase atau

perubahan sistem drainase.

b. Perkuat balutan dada jika akan lepas, bila balutan menjadi basah

karena cairan drainase gantilah dengan balutan yang baru dengan

tehnik steril, mintslsh bantuan dari perawat lain.

75
c. Berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dan evaluasi

keefektifannya, atur jadwal penyebaran yang telah di tentukan

sehingga kadar obat dalam darah dipertahankan rujuk kereferensi

farmakologi dan konsul dan pada ahli farmasi bila diperlukan untuk

menghindari interaksi obat-obatan yang tidak di inginkan terutama

bila diberikan beberapa obat-obatan secara beersamaan

Dari intervensi di atas tidak semua dapat di aplikasikan pada klien Tn.Z

hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan

maupun faktor dari klien sendiri, adapun intervensi yang dapat dilakukan

pada klien Tn.Z adalah sebagai berikut :

a. Ganti verban dan botol WSD

b. Anjurkan klien untuk posisi miring.

c. Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian terapi cairan dan

antibiotik

D. Implementasi keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan akibat pemasangan selang WSD

Implementasi :

a. Mengkaji TTV

b. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik nyeri

c. Mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam dan tehnik distraksi

75
d. Mengatur posisi klien dengan posisi semifowler.

e. Mengkolaborasi dengan tim medis pemberian analgetik

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak

hospitalisasi

Implementasi :

a. Mengkaji kemampuan pasien terhadap mobilisasi

b. Melatih pasien dalam pemenuhan ADL secara mandiri sesuai

kemampuan klien

c. Mendampingi dan bantu klien dalam pemenuhan ADLnya

d. Mengajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan

jika diperlukan

3. Resiko tinngi infeksi b/d tindakan invasif

Implementasi :

a. Mengganti verban dan botol WSD

b. Menganjurkan klien untuk posisi miring.

c. Mengkolaborasi dengan tim medis dengan pemberian terapi cairan

dan antibiotik

E. EVALUASI

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan akibat pemasangan selang WSD

75
Evaluasi :

Setelah di evaluasi masalah belum teratasi, ini disebabkan hasil evaluasi

pada klien Tn.Z belum mencapai tujuan yang diharapkan karena klien

masih terdapat nyeri dada bagian kanan sedangkan waktu praktek

hanya dilaksanakan 3 hari

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak

hospitalisasi

Evaluasi :

Setelah di evaluasi masalah belum teratasi, ini disebabkan hasil evaluasi

pada klien Tn.Z belum mencapai tujuan yang diharapkan karena klien

masih terdapat lemah sedangkan waktu praktek hanya dilaksanakan 3

hari

c. Resiko tinngi infeksi b/d tindakan invasif

Evaluasi :

Setelah di evaluasi masalah belum teratasi, ini disebabkan hasil evaluasi

pada klien Tn.Z belum mencapai tujuan yang diharapkan karena klien

masih terdapat selang WSD sedangkan waktu praktek hanya

dilaksanakan 3 hari

75
75
75

Anda mungkin juga menyukai