Anda di halaman 1dari 122

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

MODUL
Penatausahaan BMD

Penulis:
Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan
Widyaiswara Muda
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

Penilai:
Arvan Carlo Djohansjah
Widyaiswara Muda
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN
KEUANGAN
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya
atas berkat rakhmat-Nyalah kita semua masih diberikan kesempatan untuk
menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Begitu
pula dengan modul diklat ini yang tanpa restu-Nya tidak akan terselesaikan
dengan baik.

Modul “Penatausahaan Barang Milik Daerah” ini disusun oleh Saudara


Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan dengan penilai Saudara Arvan Carlo
Djohansjah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara
dan Perimbangan Keuangan Nomor: KEP.01/PP.6/2010 tanggal 4 Januari 2010
tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Pelatihan Percepatan
Akuntabilitas dan Keuangan Daerah dan Diklat Teknis Substantif Spesialisasi
Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta
Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modul ini
disusun dengan maksud guna membantu pencapaian tujuan pembelajaran
dalam diklat tersebut.

Akhirnya, semoga Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini dapat


bermanfaat bagi peserta diklat khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Jakarta, November 2010

Kepala Pusat Pendidikan dan


Pelatihan Kekayaan Negara
dan Perimbangan Keuangan,

Syamsu Syakbani
NIP 195902241980031001

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. iv
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………………....….. v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………….. vi
PETA KONSEP MODUL …………………………………………………………… vii

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2. Deskripsi Singkat …………………………………………………… 2
1.3. Prasyarat Kompetensi ……………………………………………… 2
1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar …………………….. 3
1.5. Relevansi Modul …………………………………………………….. 4
2. KEGIATAN BELAJAR 1 ; Dasar Hukum, Pengertian, dan
Penatausahaan Barang Milik Daerah
2.1. Indikator Hasil Belajar ……………………………………………….. 5
2.2. Dasar Hukum Penatausahaan Barang Milik Daerah………………. 5
2.3. Pengertian dan Ruang Lingkup Penatausahaan Barang Milik
Daerah ...............................................…………….…………………. 8
2.4. Sasaran Penatausahaan BMD.........………………………………… 10
2.5. Tujuan Penatausahaan Barang Milik Daerah …………………….. 12
2.6. Pengertian dan Tujuan Sensus Barang Milik Daerah ……………. 12
2.7. Latihan ..........…………………………………………………………. 13
2.8. Rangkuman ……................…........................................................ 14
2.9. Tes Formatif ….............................................................…………. 14
2.10. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………… 17
3. KEGIATAN BELAJAR 2 ; Inventarisasi dan Sensus Barang Milik
Daerah
3.1. Indikator Hasil Belajar ……………………………………………… 19
3.2. Inventarisasi Barang Milik Daerah …………………………………. 19
3.3. Sensus Barang Milik daerah …………………................………….. 23

iii
3.4. Latihan …………………………………………………………………. 35
3.5. Rangkuman ……………………………………………………………. 35
3.6. Tes Formatif ……………………………………………………………. 38
3.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 41
4. KEGIATAN BELAJAR 3 ; Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik
Daerah
4.1. Penggolongan Barang Milik Daerah ………………………………. 42
4.2. Latihan ………………………………………………………………….. 54
4.3. Rangkuman …………………………………………………………… 54
4.4. Tes Formatif …………………………………………………………… 55
4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 58
5. KEGIATAN BELAJAR 4 ; Pencatatan Pada Kartu Inventaris Barang
(KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
5.1. Kartu Inventaris Barang (KIB) ……………………………………… 60
5.2. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) …………………….....……………. 80
5.3. Daftar Barang Milik Daerah ………..…………................………….. 83
5.4. Latihan …………………………………………………………………. 83
5.5. Rangkuman ……………………………………………………………. 83
5.6. Tes Formatif ……………………………………………………………. 84
5.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 87
6. KEGIATAN BELAJAR 5 ; Pelaporan Barang Milik Daerah
6.1. Mekanisme Pelaporan Barang Milik Daerah ……………………… 88
6.2. Laporan Barang Milik Daerah ……………………........……………. 90
6.3. Latihan …………………………………………………………………. 97
6.4. Rangkuman ……………………………………………………………. 97
6.5. Tes Formatif ……………………………………………………………. 97
6.6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………… 101
TES SUMATIF ………………………………………………………………………… 103
KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………… 108
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 109

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Buku Inventaris …………………………...........................………… 36


Tabel 2.2 Rekapitulasi Buku Inventaris (Rekap Hasil Sensus......................... 37
Tabel 4.1 Kode Provinsi …………………………...........................………….... 45

v
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Kode Lokasi Barang ……………………...........................………… 44
Bagan 4.2 Kode Barang.................................................................................... 51
Bagan 6.1 Alur Pencatatan Barang Milik Daerah…........................………….... 88
Bagan 6.1 Alur Pelaporan Barang Milik Daerah…..........................………….... 89

vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Cara Belajar


Agar peserta diklat dapat mengikuti mata pelajaran ini dengan baik dan
mencapai hasil belajar yang maksimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai acuan
penatausahaan Barang Milik Daerah;
2. Lakukan diskusi dalam kelompok belajar untuk memperoleh pemahaman
terhadap isi materi dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam
modul ini;
3. Pelajari rangkuman dan selesaikan latihan-latihan yang dimuat pada tiap
Kegiatan Belajar dalam modul ini;
4. Kerjakan tes formatif untuk tiap-tiap kegiatan belajar, kemudian lakukan
umpan balik dengan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban
yang telah disediakan dalam modul ini.

B. Perlengkapan/referensi yang Disiapkan


Agar mencapai hasil yang maksimal, perlengkapan yang perlu disiapkan
oleh peserta dan pengajar dalam mempelajari modul ini adalah:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D;
4. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
5. Peraturan daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;
6. Peraturan daerah tentang Penatausahaan Barang Milik Daerah;
7. Peraturan daerah tentang Sensus Barang Milik Daerah;
8. Kasus-kasus mengenai penatausahaan Barang Milik Daerah.

v
PETA KONSEP

MODUL PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

Peserta mampu memahami dan dapat melaksanakan penatausahaan Barang


Milik Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dasar hukum penatausahaan BMD

Pengertian penatausahaan BMD

Tujuan penatausahaan BMD

Ruang Lingkup penatausahaan


BMD

Pengertian Pengertian Pengertian


pembukuan inventarisasi dan pelaporan
sensus penghapusan

Penggolongan dan Pelaksanaan Daftar rekapitulasi


Kodefikasi inventarisasi Inventaris dan Daftar
Mutasi Barang
Kegiatan
Pencatatan pada KIB Pendataan
dan KIR Laporan semesteran,
Kegiatan tahunan dan 5
Pencatatan tahunan

Daftar Barang
Pengguna/Kuasa Kegiatan
Pelaporan Laporan Barang
Pengguna Milik Daerah

Buku Pelaksanaan Sensus


Inventaris
Neraca Daerah
Tahap
Buku Induk persiapan
Inventaris
Tahap
Pelaksanaan

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem Manajemen Aset Pemerintah Daerah sejak diberlakukannya
undang-undang otonomi daerah mengalami banyak perubahan. Pemerintah
daerah dituntut agar mengarah kepada model manajeman aset yang efektif
dalam pengadaan dan pengelolaan, efisien dalam pemanfaatan dan
pemeliharaan serta transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa
langkah dalam manajemen aset pemerintah daerah meliputi; inventarisasi aset,
legal audit, penilaian aset, pemanfaatan aset serta pengawasan dan
pengendalian dengan sistem informasi manajemen aset (SIMA).
Pelaksanaan pengelolaan barang daerah mulai dari inventarisasi belum
jelas, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga BPKD sebagai
penanggungjawab pengelolaan barang daerah belum dapat menyusun buku
induk inventaris dengan data yang jelas, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan dokumen yang ada. Aspek legal yang jelas menjadi sangat penting
atas status, luas dan harga tanah dan bangunan guna penilaian aset pada aktiva
tetap neraca daerah. Nilai aset yang dicantumkan dalam neraca daerah masih
merupakan nilai histories/nilai buku, sehingga diperlukan penilaian aset kembali
untuk mendapatkan nilai pasar dari seluruh aset yang dimiliki pemerintah daerah.
Penilaian yang tepat atas aset/barang daerah akan menggambarkan
kekayaan pemerintah daerah yang sebenarnya dan mencerminkan kemampuan
daerah secara utuh, menjadi lampiran yang akurat dalam Laporan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan sebagai dasar pengelolaan
aset/barang daerah selanjutnya. Pemanfaatan dan pengendalian aset tanah dan
bangunan yang dimilik/dikelola pemerintah daerah yang mempunyai nilai
ekonomis belum menjadi perhatian serius, karena masih mengacu pada prinsip
pendekatan non ekonomis sebagai perwujudan atas pelayanan publik (public
service), pemerintahan yang baik (good governance) dan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Penatausahaan barang milik negara/daerah meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan. barang milik negara/daerah yang berada di bawah

Penatausa haan Barang Milik Daerah 1


penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang harus dibukukan melalui
proses pencatatan dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa pengguna
barang, Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang dan Daftar Barang Milik
Negara/Daerah oleh pengelola barang. Proses inventarisasi, baik berupa
pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik
negara/daerah merupakan bagian dari penatausahaan. Hasil dari proses
pembukuan dan inventarisasi diperlukan dalam melaksanakan proses pelaporan
barang milik negara/daerah yang dilakukan oleh kuasa pengguna barang,
pengguna barang, dan pengelola barang. Hasil penatausahaan barang milik
negara/daerah digunakan dalam rangka: penyusunan neraca pemerintah
pusat/daerah setiap tahun; perencanaan kebutuhan pengadaan dan
pemeliharaan barang milik negara/daerah setiap tahun untuk digunakan sebagai
bahan penyusunan rencana anggaran ;pengamanan administratif terhadap
barang milik negara/daerah.

1.2. Deskripsi Singkat


Modul ini berjudul Penatausahaan Barang Milik Daerah, merupakan
bagian dari materi yang akan disampaikan pada Diklat Teknis Subtantif
Spesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah. DTSS Pengelolaan
Barang Milik Daerah merupakan diklat yang ditujukan untuk pengelola barang
milik daerah (pejabat dan/atau pelaksana) agar pengelolaan barang milik daerah
dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini akan membahas
konsep dan tata cara penatausahaan terhadap barang milik daerah yang akan
dituangkan dalam pokok bahasan dan selanjutnya dijabarkan dalam subpokok
bahasan disertai dengan latihan dan tes formatif.

1.3. Prasyarat Kompetensi


Modul ini ditujukan untuk Anda yang ingin memiliki kompetensi di bidang
pengurusan dan pertanggungjawaban pengelolaan barang milik daerah, secara
khusus mengenai tatacara penatausahaan Barang Milik Daerah yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai unit
pengguna/kuasa pengguna barang pada pemerintah daerah. Untuk dapat

Penatausa haan Barang Milik Daerah 2


memahami secara baik isi dari modul ini, ada beberapa prasyarat kompetensi
yang sudah Anda miliki, yaitu bahwa Anda telah:
1. mengetahui dan memahami ketentuan-ketentuan/pokok-pokok pengelolaan
Barang Milik Daerah;
2. mengetahui dan memahami perencanaan kebutuhan dan penganggaran
Barang Milik Daerah;
3. mengetahui dan memahami pengadaan barang milik daerah;
4. mengetahui dan memahami penerimaan, penyaluran dan pendistribusian
Barang Milik Daerah;
5. mengetahui dan memahami penggunaan Barang Milik Daerah;
6. dapat menguraikan penggolongan Barang Milik Daerah.
7. dapat menentukan kodefikasi Barang Milik Daerah
8. dapat memahami pencatatan barang milik daerah
9. dapat menghasilkan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan cara pengisian KIB.
10. dapat menjelaskan Daftar Barang Milik Daerah
11. dapat menerangkan mekanisme pelaporan Barang Milik Daerah.
12. dapat menjelaskan laporan Barang Milik Daerah

1.4. Standar Kompetensi yang Ingin Dicapai oleh Modul ini


Modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini disusun dan disampaikan
kepada peserta diklat dengan tujuan agar para peserta dapat memiliki
kompetensi di bidang penatausahaan Barang Milik Daerah sehingga dapat
mengampu tugas penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah secara
umum dan mampu melaksanakan penatausahaan Barang Milik Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kompetensi yang ingin dicapai dari
modul ini adalah bahwa setelah mempelajari modul ini, peserta:
1. dapat memahami ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar
hukum penatausahaan Barang Milik Daerah.
2. dapat memahami pengertian dan ruang lingkup penatausahaan Barang Milik
Daerah.
3. dapat memahami pengertian dan tujuan sensus Barang Milik Daerah.
4. dapat memahami tujuan dari penatausahaan Barang Milik Daerah
5. dapat memahami peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah.
6. dapat memahami dokumen inventarisasi dan pelaporan Barang Milik Daerah.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 3


7. dapat memahami pelaporan Barang Milik Daerah
8. dapat memahami tujuan pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah.
9. dapat memahami tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah.
10. dapat memahami dan mengisi Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris.

1.5. Relevansi Modul


Maksud dari modul Penatausahaan Barang Milik Daerah ini adalah untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman dan pedoman kepada Anda para
peserta, bahwa dalam pengelolaan Barang Milik Daerah, Pengguna Barang
harus melakukan penatausahaan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan yang harus didasarkan pada ketentuan peraturan.
Adapun tujuan dari modul ini adalah agar peserta memiliki acuan yang
jelas dalam mempelajari ketentuan penatausahaan Barang Milik Daerah melalui
kegiatan belajar yang dipandu oleh modul ini. Anda juga dapat menggunakan
modul ini untuk mengukur hasil belajar melalui latihan soal yang dimuat dalam
modul yang disertai dengan kunci jawaban serta umpan balik agar Anda dapat
menilai diri Anda sendiri dalam penguasaan terhadap tatacara penghapusan
Barang Milik Daerah.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 4


BAB II

KEGIATAN BELAJAR 1
DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN TUJUAN
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

2.1. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, peserta diharapkan:
1. dapat memahami ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar
hukum penatausahaan Barang Milik Daerah.
2. dapat memahami pengertian dan ruang lingkup penatausahaan Barang Milik
Daerah.
3. dapat memahami pengertian dan tujuan sensus Barang Milik Daerah.
4. dapat memahami tujuan dari penatausahaan Barang Milik Daerah

2.2. Dasar Hukum Penatausahaan Barang Milik Daerah


Penatausahaan Barang Milik Daerah harus didasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk tujuan mengarahkan pada tercapainya
tatakelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien. Sebagai aparatur
pemerintahan yang baik, tentu saja Anda perlu pedoman dan acuan yang jelas
dalam melaksanakan tugas, agar tugas dapat dilaksanakan secara tepat dan
tidak menimbulkan kerugian. Penatausahaan Barang Milik Daerah harus
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan selanjutnya diatur secara khusus
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Pasal-pasal yang menjadi dasar Penatausahaan Barang Milik Daerah yang
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada Bab VII pasal 25, 26,
27, 28, 29 dan 30 dengan uraian sebagai berikut:

Penatausa haan Barang Milik Daerah 5


Pasal 25
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna melakukan pendaftaran dan pencatatan barang
milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa
Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
(2) Pencatatan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimuat dalam Kartu Inventaris Barang A, B, C, D, Edan F.
(3) Pembantu Pengelola melakukan rekapitulasi atas pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).

Pasal 26
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen kepemilikan Barang Milik
Daerah selain tanah dan bangunan.
(2) Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan tanah dan/atau
bangunan milik pemerintah daerah.

Pasal 27
(1) Pengelola dan Pengguna melaksanakan sensus barang milik daerah setiap 5
(lima) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk
Inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah daerah.
(2) Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah.
(3) Pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
(4) Sensus Barang Milik Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dilaksanakan serentak
seluruh Indonesia.
(5) Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada Pengelola paling lambat 3
(tiga) bulan setelah selesainya sensus.
(6) Pembantu Pengelola menghimpun hasil inventarisasi Barang Milik Daerah.
(7) Barang Milik Daerah yang berupa Persediaan dan Konstruksi Dalam
Pengerjaan dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

Penatausa haan Barang Milik Daerah 6


Pasal 28
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna menyusun laporan barang semesteran dan
tahunan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala
Daerah melalui pengelola.
(3) Pembantu Pengelola menghimpun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD).

Pasal 29
(1) Laporan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(3), digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca Pemerintah Daerah.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan secara
berjenjang.

Pasal 30
Untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik
daerah secara akurat dan cepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal
27 dan Pasal 28, mempergunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang
Daerah (SIMBADA).

Kemudian disebutkan pula di beberapa pasal yang lain sebagai berikut:


1) Pasal 15 :
a) Ayat (1) Pengguna membuat laporan hasil pengadaan barang/jasa
pemerintah daerah kepada Kepala Daerah melalui Pengelola.
b) Ayat (2) Laporan hasil pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilengkapi dokumen pengadaan barang/jasa.
2) Pasal 49 :
a) Ayat (1) Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna wajib membuat Daftar
Hasil Pemeliharaan Barang dan melaporkan kepada Pengelola secara
berkala.
b) Ayat (2) Pembantu Pengelola meneliti laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan menyusun Daftar Hasil Pemeliharaan Barang yang
dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 7


c) Ayat (3) Laporan hasil pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat (2)
dijadikan sebagai bahan evaluasi.
3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Bab VII
Angka 5 huruf b tentang Pelaksanaan Inventarisasi.
a) Pelaksanaan inventarisasi dibagi dalam dua kegiatan yakni:
(1) Pelaksanaan pencatatan;
(2) Pelaksanaan pelaporan.
b) Dalam pencatatan dimaksud dipergunakan buku dan kartu sebagai
berikut:
(1) Kartu Inventaris Barang (KIB A, B, C, 0, E dan F);
(2) KartuInventaris Ruangan;
(3) Buku Inventaris;
(4) Buku Induk Inventaris.
c) Dalam pelaksanaan pelaporan dipergunakan daftar yaitu :
(1) Buku Inventaris dan Rekap;
(2) Daftar Mutasi Barang dan Rekap.

Untuk mengetahui isi dari pasal-pasal tersebut, Anda tentu saja harus
membaca PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
17 Tahun 2007. Sebagai petugas dalam pengelolaan barang milik daerah, kedua
peraturan tersebut harus Anda jadikan perbendaharaan referensi yang selalu
tersimpan dalam daftar peraturan atau perpustakaan kantor Anda mendampingi
peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah Anda. Peraturan tersebut menjadi dasar
pertanggungjawaban Anda dalam melakukan penatausahaan dimana dengan
peraturan tersebut Anda dapat bertindak secara benar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

2.3. Pengertian dan Ruang Lingkup Penatausahaan Barang Milik Daerah


Untuk dapat melaksanakan penatausahaan secara benar terlebih dahulu
kita harus memahami apa itu penatausahaan. Karena dalam melakukan suatu
tindakan seharusnya didasarkan pada pemahaman pola pikir dan tidak hanya
melakukan begitu saja tanpa perlu memahami kenapa hal tersebut harus

Penatausa haan Barang Milik Daerah 8


dilaksanakan. Definisi penatausahaan menurut PP Nomor 6 Tahun 2006 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 adalah rangkaian
kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik
daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam
Daftar Barang yang ada pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud
pembukuan adalah agar semua BMN yang berada dalam penguasaan Pengguna
Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang tercatat dengan
baik. Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan
pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar
Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang
Kuasa Pengguna (DBKP) daftar yang memuat data barang yang dimilki oleh
masing-masing Pengguna/Kuasa Pengguna. Pengguna/kuasa pengguna barang
dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan sesuai dengan Kartu Inventaris
Barang (KIB) yang dimuat dalam Lampiran 25 Permendagri Nomor 17 Tahun
2007. Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan
pelaporan hasil pendataan BMD. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui
jumlah dan nilai serta kondisi BMD yang sebenarnya, baik yang berada dalam
penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan
Pengelola Barang. Di samping itu, Pengelola dan Pengguna melaksanakan
sensus barang milik daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk menyusun Buku
Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi barang milik
pemerintah daerah. Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus
barang milik daerah tersebut.
Adapun pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang
dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMD pada Pengguna Barang dan
Pengelola Barang. Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi
mengenai BMD dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan
keputusan dalam rangka pengelolaan BMD dan sebagai bahan penyusunan
Neraca Pemerintah Daerah.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 9


2.4. Sasaran Penatausahaan BMD
Adapun sasaran dari penatausahaan Barang Milik Daerah meliputi :
a. semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD);
b. semua barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah,meliputi :
1. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenisnya;
2. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak;
3. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
4. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Penatausahaan menghasilkan dokumen yang digunakan sebagai bukti
untuk mencatat transaksi dalam proses akuntansi meliputi semua dokumen yakni
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang
berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan
berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.
Dalam penatausahaan BMD ini termasuk di dalamnya melaksanakan tugas
dan fungsi akuntansi BMD. Penatausahaan BMD dalam rangka mewujudkan
tertib administrasi termasuk menyusun Laporan BMD yang akan digunakan
sebagai bahan penyusunan neraca pemerintah daerah. Sedangkan
penatausahaan BMD dalam rangka mendukung terwujudnya tertib pengelolaan
BMD adalah menyediakan data agar pelaksanaan pengelolaan BMD dapat
dilaksanakan sesuai dengan azas fungsional, kapastian hukum, transparansi dan
keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi akuntansi BMD termaksud, mengacu kepada
Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
Dalam SAP dimaksud, BMN/D terbagi atas persediaan pada pos aset
lancar, aset tetap, aset tak berwujud dan aset lain-lain pada pos aset lainnya.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Aset tetap adalah aset
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

Penatausa haan Barang Milik Daerah 10


digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Aset tetap terdiri dari tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin,
jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap dan dana cadangan.
Adapun BMD yang berada pada pos aset lainnya adalah aset tak berwujud
dan aset lain-lain. Aset tak berwujud meliputi software komputer, lisensi dan
franchise, hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, dan hasil
kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. Selanjutnya, pos
aset lain-lain digunakan untuk mencatat BMD berupa aset lainnya yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam aset tak berwujud, seperti aset tetap yang
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.
Sesuai dengan pasal 30 Permendagri 17 Tahun 2007, bahwa untuk untuk
memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik daerah
secara akurat dan cepat, pemerintah daerah dapat menggunakan aplikasi
SIMBADA. SIMBADA merupakan sebuah aplikasi manajemen barang atau aset
daerah integratif yang dibuat untuk membantu staf Satuan Kerja Perangkat
Daerah merencanakan, menatausahakan, menginvetarisasi, dan membuat
laporan terkait dengan barang atau aset daerah. SIMBADA disusun dengan
berpedoman pada Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Untuk keperluan pelaporan daftar aktiva,
SIMBADA juga mengadopsi Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah direvisi dengan Permendagri Nomor
59 Tahun 2007. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa SIMBADA telah
memenuhi kebutuhan Pemda dalam hal penatausahaan barang daerah secara
integratif. Dengan dua pedoman tersebut, SIMBADA harus didesain dengan
mempertimbangkan urutan proses manajemen barang daerah yang terdiri dari
perencanaan kebutuhan barang, pengadaan barang, penyimpanan barang,
inventarisasi barang, pemeliharaan barang dan pelaporan barang. Untuk
memenuhi seluruh kebutuhan ini, SIMBADA dibuat harus dengan menampilkan
menu-menu pokok yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
inventarisasi, pemeliharaan, pemanfaatan, pelaporan, import dan pengaturan.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 11


2.5. Tujuan Penatausahaan Barang Milik Daerah
Mengapa Barang Milik Daerah harus ditatausahakan? Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah menyatakan bahwa,
”Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Barang
Daerah, berwenang dan bertanggungjawab melakukan pencatatan dan
inventarisasi Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya.”
Pencatatan barang daerah pada SKPD sangat penting dikarenakan catatan
tersebut dijadikan obyek audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam
meyakini penyajian laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah. Hasil
penatausahaan BMD ini nantinya dapat digunakan dalam rangka (a) penyusunan
neraca pemerintah daerah setiap tahun, (b) perencanaan kebutuhan pengadaan
dan pemeliharaan BMD setiap tahun untuk digunakan sebagai bahan
penyusunan rencana anggaran, dan (c) pengamanan administrasi BMD. Dengan
penatausahaan secara tertib, maka akan dihasilkan angka-angka yang tepat dan
akurat yang berdampak pada tersedianya database yang memadai dalam
menyusun perencanaan kebutuhan dan penganggaran dan akan dihasilkan pula
laporan aset daerah di neraca dengan angka yang tepat dan akurat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2007 ditemukan
penyimpangan pengelolaan aset senilai Rp.37,75 Triliun. (media Indonesia, edisi
11 April 2008). Hasil temuan tersebut menunjukan penyimpangan yang terbesar
adalah pencatatan aset tidak tertib dan atau tidak sesuai dengan ketentuan 88%,
selanjutnya tanah belum bersertifikat 6%, aset dikuasai pihak lain 5% dan lain-
lain 1% (Bisnis Indonesia 12 April 2008). Pencatatan dan administrasi aset tidak
tertib memberikan konsekuensi atas opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap
laporan keuangan Pemerintah Daerah.

2.6. Pengertian dan Tujuan Sensus Barang Milik Daerah


Pasal 27 Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah menyebutkan bahwa Pengelola dan Pengguna
melaksanakan sensus Barang Milik Daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi
Barang Milik Pemerintah Daerah. Dengan demikian kegiatan penatausahaan

Penatausa haan Barang Milik Daerah 12


tidak hanya terdiri dari pembukuan, inventarisasi dan pelaporan saja tetapi
termasuk kegiatan sensus barang milik milik daerah yang merupakan kegiatan
inventarisasi yang dilaksanakan tiap 5 (lima) tahun sekali.
Tujuan sensus barang setiap 5 (lima) tahun sekali tidak disebutkan dengan
tegas pada PP 6/2006 dan batang tubuh Permendagri 17/2007, justru disebutkan
pada lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007, yaitu : untuk mendapatkan data
barang dan pembuatan Buku Inventaris yang benar, dapat
dipertanggungjawabkan dan akurat (up to date). Keputusan Menteri Dalam
Negeri No. 020-336 tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus Barang Daerah
tanggal 12 April 1982 pada Lampiran I menyatakan: Tujuan sensus barang
daerah adalah untuk mendapatkan data barang negara dan daerah yang
dikuasai oleh daerah yang dibukukan dan selanjutnya meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta memberikan jaminan pengamanan dan penghematan
terhadap setiap penggunaan barang milik pemerintah. Pada Kepmendagri yang
sama menyatakan bahwa sensus barang daerah dilaksanakan mulai awal April
1983 sampai September 1983. Dan selanjutnya sensus barang daerah
dilaksanakan pada Tahun 1988, 1993, 1998, 2003 dan terakhir sensus barang
daerah dilaksanakan Tahun 2008 dan nantinya akan dilaksanakan pada Tahun
2013.
Selanjutnya, lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007 banyak
menyebutkan sensus barang daerah, di antaranya pada penatausahaan dan
yang penting ada pada bab pelaporan. Penyusunan dan penyampaian laporan
inventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus) yang berada dalam penguasaan
Pengguna menjadi tanggungjawab Pengguna dan dilaporkan kepada kepada
Pengelola Barang. Proses pelaporan penyusunan hasil sensus dimulai dari
masing-masing Buku Inventraris Pengguna yang secara serentak pada waktu
tertentu di rekap ke dalam Buku Induk Inventaris oleh Pembantu Pengelola dan
disampaikan kepada Pengelola.

2.7. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1,
kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 13


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (a) pembukuan, (b) inventarisasi, (c)
pelaporan dan (d) apa kaitan antara (a), (b) dan (c).
2. Sebutkan sasaran dan tujuan dari kegiatan penatausahaan BMD!
3. Apa akibatnya apabila Barang Milik Daerah tidak ditatausahakan secara
tertib?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sensus barang milik daerah dan apa
kaitannya dengan penatausahaan BMD?
5. Apa perbedaan inventarisasi dengan sensus barang milik daerah?

2.8. Rangkuman
Pengguna/kuasa pengguna menyusun laporan barang semesteran dan
tahunan. Laporan barang semesteran dan tahunan tersebut disampaikan kepada
kepala daerah melalui pengelola. Laporan tersebut oleh pembantu pengelola
dihimpun menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD). Laporan Barang Milik
Daerah ini digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah
daerah. Proses inilah yang disebut dengan kegiatan penatausahaan barang
milik daerah, yang dilakukan dengan urutan kegiatan pembukuan, inventarisasi
dan pelaporan. Penatausahaan dilakukan untuk menghasilkan laporan barang
semesteran dan tahunan. Sedangkan untuk melakukan pendataan ulang
terhadap barang milik daerah dilakukan sensus barang tiap 5 (lima) tahun sekali
untuk meng-update data barang agar diperoleh angka yang akurat. Untuk
memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik daerah
secara akurat dan cepat pemerintah dapat mempergunakan aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA).

2.9. Tes Formatif


Pilih satu jawaban yang menurut Anda paling tepat!

1. Berikut ini adalah rangkaian dari kegiatan penatausahaan BMD, kecuali:


a. Pembukuan
b. Inventarisasi
c. Pendataan
d. Pelaporan

Penatausa haan Barang Milik Daerah 14


2. Tujuan penatausahaan BMD adalah untuk:
a. tertib administrasi
b. tertib hukum
c. tertib fisik
d. tidak ada jawaban yang benar

3. Sasaran penatausahaan BMD adalah barang-barang berikut ini, kecuali:


a. barang yang dibeli dari APBD
b. barang dari hibah/sumbangan masyarakat
c. barang sitaan yang menunggu putusan pengadilan
d. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang.

4. Pedoman pelaksanaan penatausahaan BMD secara khusus diatur dalam:


a. PP Nomor 6 Tahun 2006
b. PMK Nomor 96 Tahun 2007
c. PMK Nomor 120 Tahun 2007
d. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007

5. Pelaksana penatausahaan Barang Milik Daerah terdiri dari, kecuali :


a. Pelaksana penatausahaan pada Pengelola Barang
b. Pelaksana penatausahaan pada Bendahara Umum Daerah
c. Pelaksana penatausahaan pada Pengguna Barang
d. Jawaban a dan b

6. Dokumen asli kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan disimpan oleh:


a. Pengelola Barang
b. Pengguna Barang
c. Kuasa Pengguna Barang
d. Jawaban a, b dan c benar

7. Kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMD ke dalam Daftar Barang


Pengguna disebut kegiatan:
a. Pembukuan
b. Inventarisasi

Penatausa haan Barang Milik Daerah 15


c. Pelaporan
d. Sensus

8. Sensus Barang Milik Daerah sama pengertiannya dengan:


a. Pembukuan
b. Inventarisasi
c. Pelaporan
d. Semua jawaban salah

9. Sensus dilaksanakan tiap:


a. semester
b. tahun
c. 5 tahun
d. kapan pun sesuai kebutuhan

10. Sesuai dengan soal nomor 9, sensus tersebut dilaksanakan terhadap seluruh
BMD kecuali:
a. Persediaan
b. Konstruksi Dalam Pengerjaan
c. Peralatan dan Mesin
d. Jawaban a dan b

11. Pernyataan berikut ini yang benar adalah:


a. Data akuntansi BMD merupakan data yang digunakan untuk kegiatan
penatausahaan BMD.
b. Penatausahaan menghasilkan dokumen yang digunakan untuk
pencatatan akuntansi.
c. Dalam penatausahaan BMD tidak termasuk tugas dan fungsi akuntansi.
d. Tidak ada jawaban

12. Hasil penatausahaan dapat digunakan untuk:


a. Menyusun neraca daerah
b. Menyusun Daftar Kebutuhan BMD
c. Menyusun Daftar Kebutuhan Pemeliharaan BMD

Penatausa haan Barang Milik Daerah 16


d. Semua jawaban benar

13. Selain untuk memperoleh data barang yang up to date, sensus barang
digunakan untuk:
a. Membuat KIR
b. Membuat KIB
c. Membuat Buku Inventaris
d. Semua jawaban benar

14. Barang yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam penyelenggaraan


pemerintahan daerah dapat terdiri dari:
a. Barang Milik Daerah yang bersangkutan
b. Barang Milik Daerah Propinsi
c. Barang Milik Negara/Pemerintah Pusat
d. Semua jawaban benar

15. Laporan Barang semesteran dan tahunan digunakan sebagai dasar


penyusunan:
a. Neraca
b. Laporan Barang Milik Daerah
c. Laporan keuangan pemda
d. semua jawaban benar

2.10. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik


80% - 89% = baik

Penatausa haan Barang Milik Daerah 17


70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat


meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 18


BAB III

KEGIATAN BELAJAR 2
INVENTARISASI DAN SENSUS
BARANG MILIK DAERAH

3.1. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, peserta diharapkan:
1. dapat memahami peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah.
2. dapat memahami dokumen inventarisasi dan pelaporan Barang Milik Daerah.
3. dapat memahami pelaporan Barang Milik Daerah
4. dapat memahami tujuan pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah.
5. dapat memahami tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah.
6. dapat memahami dan mengisi Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris.

3.2. Inventarisasi Barang Milik Daerah


3.2.1. Peranan dan Fungsi Inventarisasi Barang Milik Daerah
Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan
perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan
pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Inventarisasi adalah
kegiatan atau tindakan untuk melakukan penghitungan fisik barang daerah,
meyakinkan kebenaran pemilikan, serta menilai kewajaran sesuai kondisi barang
daerah. Dari Hasil Inventarisasi, dapat diketahui aktiva tetap yang benar-benar
dimiliki oleh Pemerintah Daerah, kemudian dilakukan penilaiannya sesuai
dengan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah. Hasil penilaian aktiva tetap
akan merupakan saldo awal kelompok aset tetap dalam neraca atau merupakan
dukungan atas saldo aset tetap dalam neraca. Pelaksanaan kegiatan invetarisasi
barang dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah c.q. Kepala Bagian
Perlengkapan dimulai dari wilayah terkecil yaitu kelurahan, kecamatan dan dari
Satuan Kerja/Unit Kerja terkecil yaitu Sekolah Negeri, Cabang
Dinas/UPT/Puskes, Satuan Kerja dan seluruhnya bermuara pada Bagian
Perlengkapan untuk dikompilasi dan diolah.
Tujuan Invetarisasi Barang Milik/Kekayaan Daerah adalah untuk :

Penatausa haan Barang Milik Daera h 19


1. Meyakini keberadaan fisik barang yang ada pada dokumen invetaris dan
ketepatan jumlahnya.
2. Mengetahui kondisi terkini barang (Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat)
3. Melaksanakan tertib administrasi yaitu :
a. membuat usulan penghapusan barang yang sudah rusak berat.
b. mempertanggungjawabkan barang-barang yang tidak diketemukan/
hilang.
c. mencatat/membukukan barang-barang yang belum dicatat dalam
dokumen inventaris.
4. mendata permasalahan yang ada atas inventaris, seperti sengketa tanah,
kepemilikan yang tidak jelas, inventaris yang dikuasai pihak ketiga
5. menyediakan informasi nilai Aset Daerah sebagai dasar penyusunan neraca
awal Daerah
Adapun sasaran invetarisasi atas Barang-barang Milik/ Kekayaan Daerah
meliputi :
1. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan seluruhnya dari dana APBD
2. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan sebagian dari dana APBD
3. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dari dana di luar APBD, misalnya
barang hibah, hasil sitaan, dll.
4. Barang inventaris yang belum jelas pemiliknya tetapi dikuasai dan dikelola
oleh instansi yang bersangkutan
Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan
semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi,
jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan
barang dan sebagainya. Adanya buku inventaris yang lengkap, teratur dan
berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:
1) pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang;
2) usaha untuk menggunakan memanfaatkan setiap barang secara maksimal
sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing;dan
3) menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.
Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan di catat serta didaftar
dalam Buku Inventaris. Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai

Penatausa haan Barang Milik Daera h 20


fungsi dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan
berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat
memberikan informasi yang tepat dalam:
1) perencanaan kebutuhan dan pengangaran;
2) pengadaan.
3) penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
4) penggunaan.
5) penatausahaan;
6) pemanfaatan.
7) pengamanan dan pemeliharaan;
8) penilaian;
9) penghapusan;
10) pemindahtanganan;
11) pembinaan, pengawasan dan Pengendalian
12) pembiayaan; dan
13) tuntutan ganti rugi.
Barang Milik/Kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah
Daerah, pengguna mencatat dalam Buku Inventaris tersendiri dan dilaporkan
kepada pengelola. Barang milik daerah adalah barang yang berasal/dibeli
dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
atau sumbangan berupa pemberian, hadiah, donasi, wakaf, hibah, swadaya,
kewajiban pihak ketiga dan sumbangan pihak lain. Termasuk barang milik
daerah adalah barang milik daerah yang pengelolaannya berada pada
Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan Milik Daerah. Dalam
hal ini, pimpinan Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan Milik
Daerah wajib melaporkan daftar inventaris barang milik daerah kepada Kepala
Daerah, dan Kepala Daerah berwenang untuk mengendalikan setiap mutasi
inventaris barang tersebut.

3.2.2. Dokumen Inventarisasi Barang Milik Daerah


Inventaris harus diadministrasikan dengan tepat dan lengkap untuk dapat
menyajikan informasi yang valid dan relevan. Informasi tersebut merupakan
faktor penting dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
kekayaan Daerah. Informasi yang berasal dari data yang tidak valid dan relevan

Penatausa haan Barang Milik Daera h 21


akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah. Dalam perencanaan
pengadaan barang, perencanaan pemeliharaan, dan proses penghapusan
inventaris yang telah memenuhi persyaratan penghapusan tentu membutuhkan
informasi dengan kualitas data yang memadai. Untuk kepentingan penyajian
informasi yang berkualitas diperlukan berbagai bentuk formulir atau dokumen
inventaris. Macam-macam dokumen inventaris yang digolongkan menurut jenis
kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pencatatan
Dokumen yang digunakan dalam kegiatan pencatatan adalah sebagai
berikut:
a. Buku Induk Inventaris: kompilasi/gabungan Buku Inventaris.
b. Buku Inventaris (BI): himpunan catatan data teknis dan administrasi yang
diperoleh dari Kartu Inventaris Barang hasil inventarisasi.
c. Kartu Inventaris Barang (KIB): kartu untuk mencatat barang inventaris
secara tersendiri atau kumpulan/ kolektif yang diperlukan untuk
inventarisasi atau tujuan lainnya selama barang tersebut belum
dihapuskan. Contoh KIB yang harus diselenggarakan antara lain KIB
Tanah, KIB Gedung, KIB Kendaraan, dan KIB Lainnya.
d. Kartu Inventaris Ruangan (KIR): kartu untuk mencatat barang inventaris
yang ada dalam ruangan kerja.
Dalam Inventarisasi, pencatatan kondisi inventaris dibagi dalam 3 kategori
yaitu Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat. Informasi kondisi barang
diperlukan dalam proses penilaian inventaris dan berguna sebagai salah satu
data dalam pengambilan keputusan mengenai inventaris oleh pihak
pengelola, seperti penghapusan barang, perencanaan pengadaan,
perencanaan pemeliharaan, dan lainnya.

2. Kegiatan Pelaporan
Dokumen yang berkaitan dengan pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Daftar Rekapitulasi Inventaris: disusun oleh Kepala Daerah selaku
Kuasa/Ordonator Barang dengan menggunakan bahan dari Rekapitulasi
Inventaris Barang yang disusun oleh Pengurus Barang Satuan Kerja/ unit
Kerja.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 22


b. Daftar Mutasi Barang: memuat data barang yang berkurang dan atau
bertambah dalam suatau jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan
(LMBT) atau setahun (LT1).

Hasil inventarisasi berupa jenis dan nilai aset Daerah akan digunakan
sebagai data utama dalam penyusunan neraca awal Daerah. Pos yang akan
menyajikan jenis dan nilai aset Daerah adalah :
1. Aset Tetap, yang terdiri dari rekening :
a. Tanah
b. Gedung dan Bangunan
c. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
d. Peralatan dan Mesin
e. Kendaraan
f. Inventaris Kantor
g. Aset Tetap Lainnya
h. Konstruksi dalam Pengerjaan
2. Aset Lainnya, yaitu pada rekening :
a. Built Operating Transfer (BOT), jika Pemda memiliki suatu bangunan
yang dibangun dengan cara kemitraan dengan swasta berdasarkan
perjanjian.
b. Lain-Lain Aset, yaitu aset yang tidak dapat digolongkan dala jenis aset
lancar, investasi permanen, dan aset tetap di atas. Untuk tumbuhan dan
hewan ternak, pencatatannya dalam pos di neraca melihat konteks
keberadaannya. Tumbuhan dan hewan ternak dapat dicatat dalam pos
Persediaan, Aset Lainnya atau dicatat terpisah dalam buku tersendiri
(ekstra comptabel).

3.3. Sensus Barang Milik Daerah


3.3.1. Tujuan Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah
Sensus barang dilakukan secara periodik untuk mendapatkan data barang
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta akurat. Barang yang akan
disensus adalah seluruh barang milik Pemerintah Daerah. Barang Milik Daerah
dikelompokkan menjadi :
a. Barang milik daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), termasuk barang yang

Penatausa haan Barang Milik Daera h 23


dipisahkan pada Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/yayasan
Milik Daerah.
b. Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah.
Akan tetapi, pelaksanaan sensus atas Konstruksi Dalam Pengerjaan dan
Persediaan tidak diatur dalam Permendagri 17 tahun 2007. Pelaksanaan sensus
barang daerah dilakukan melalui tahap persiapan dan tahap pelaksanaan sensus
barang.

a. Tahap persiapan
1) Pembentukan Panitia Sensus Barang Daerah;
2) Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah.
Juknis Sensus Barang Milik Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah;
3) Penataran Petugas Pelaksanaan Sensus Barang Provinsi/ Kabupaten/Kota
dilaksanakan pada masing-masing Daerah;
4) Menyediakan Kartu/Formulir/Buku Petunjuk Pelaksanaan serta peralatan
yang diperlukan.
5) Menyiapkan biaya persiapan dan pelaksanaanSensus Barang Daerah

b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah, masing-masing
pengguna/kuasa pengguna harus melaksanakan pengisian formulir Buku
Inventaris.
1) Penyampaian formulir dan bahan sampai unit kerja terendah;
2) Melaksanakan sensus barang daerah yang masing masing di SKPD/wilayah
dengan mengisi KlB dan KIR;
3) Penyelesaian hasil sensus barang milik daerah dengan menyampaikan buku
inventaris oleh unit kerja terendah kepada atasan;
4) Pembuatan Daftar Rekapitulasi oleh unit/Satuan Kerja;
5) Mengawasi dan mengevaluasi hasil sensus barang dalam SKPD/ wilayah
masing-masing;
6) Membuat Buku Induk Inventaris Provinsi/Kabupaten/ Kota;
7) Melaporkan hasil sensusbarang Provinsi/Kabupaten/Kota kepada
Departemen Dalam Negeri.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data Sensus Barang Daerah dimulai dari

Penatausa haan Barang Milik Daera h 24


satuan kerja terendah secara berjenjang. Semua pengguna/kuasa pengguna
yang terdapat pada setiap Provinsi/Kabupaten/Kota, melaksanakan Sensus
Barang Daerah dengan tahapan dimulai dari Satuan Kerja/Sub Unit terendah.
Hasil dari sensus barang harus disampaikan pengguna barang kepada
pengelola barang paling lambat 3 bulan sejak sensus dilaksanakan.

3.3.2. Pelaksanaan Sensus Daerah


1. Pelaksanaan di Tingkat Kelurahan
Setiap Kelurahan melakukan pengisian :
a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap 2.
1) KlB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KlB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris Barang milik daerah yang berada pada Kelurahan. Buku
Inventaris dibuat rangkap 4, dan setelah diisi, lembar ke-4 disimpan di
Kelurahan sebagai arsip (Buku Inventaris Kelurahan), sedangkan lembar ke-
1 – 3 dikirimkan ke Kecamatan.
d. Buku Inventaris Kelurahan terdiri dari :
1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 4 rangkap
2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 4 rangkap.
3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara (kalau ada) sebanyak 4
rangkap.
Masing-masing barang dicatat secara terpisah sesuai kepemilikan barang
pada KIB, KIR dan Buku Inventaris.

2. Pelaksanaan di Tingkat Kecamatan


Setiap Camat mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap 2.
1) KIB A : Tanah

Penatausa haan Barang Milik Daera h 25


2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada di Kecamatan dibuat rangkap 3.
Setelah diisi, Buku Inventaris digabungkan dengan semua Buku Inventaris
Satuan Kerjanya (di Kelurahan) menjadi Buku Inventaris Kecamatan. Dari
Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan Rekapitulasinya. Lembar ke 3
disimpan di Kantor Camat sebagai arsip (Buku Inventaris Kecamatan),
sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirimkan ke Kabupaten/Kota melalui
pengelola/pembantu pengelola.
d. Buku Inventaris Kecamatan, yakni :
1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap.
2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.
3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap
(kalau ada).
Masing-masing barang yang ada di kecamatan tersebut dicatat secara
terpisah sesuai pemilikan barangnya (begitu pula pencatatan di KIB dan KIR).

3. Pelaksanaan di Tingkat Sekolah Negeri (SDN/SLTP, SMU).


Setiap Kepala SDN Satuan Kerja mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang KlB):
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F :Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR), berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada di SDN yang bersangkutan dalam

Penatausa haan Barang Milik Daera h 26


rangkap 5. Lembar ke-5 disimpan sebagai arsip pada SDN/Satuan Kerja
yang bersangkutan (Buku Inventaris SDN/Satuan Kerja). Sedangkan lembar
ke 1 s/d 4 disampaikan ke kuasa pengguna.
d. Buku Inventaris SDN, yakni :
1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 5 rangkap.
2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 5 rangkap.
3) Buku Inventaris barang milik/kekayaan negara sebanyak 5 rangkap (kalau
ada).
Setiap barang yang ada di lingkungan SDN/Satuan Kerja yang bersangkutan
dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, begitu juga untuk KIB
dan KIR.

4. Pelaksanaan di Tingkat Kuasa pengguna atau unit pelaksana teknis


Daerah.
Setiap kuasa pengguna atau unit pelaksana teknis daerah mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing 2 rangkap.
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dari Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan KIB E : Aset Tetap Lainnya
5) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada di kuasa pengguna atau unit pelaksana
tekhnis yang bersangkutan dalam rangkap 4 dan setelah diisi, kemudian
menggabungkan dengan Buku Inventaris dari semua Satuan Kerjanya
menjadi Buku Inventaris kuasa pengguna (UPDT). Dari Buku Inventaris
dimaksud harus dibuatkan Rekapitulisasi. Lembar ke 4 disimpan sebagai
arsip di kuasa pengguna/UPDT, sedangkan lembar ke 1 s/d 3 dikirim ke
SKPD yang bersangkutan. Buku Inventaris kuasa pengguna/UPDT, yakni :
1) Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 4 rangkap.
2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 4 rangkap.
3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 4 rangka (kalau
ada).

Penatausa haan Barang Milik Daera h 27


Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau
ada di kuasa pengguna/UPDT tersebut, begitu juga KIB dan KIR.

5. Pelaksaaan di Tingkat Pengguna barang (SKPD).


Setiap SKPD mengisi:
a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing sebanyak 2 rangkap.
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada di SKDP yang bersangkutan dalam
rangkap 4 dan setelah diisi, kemudian menggabungkan dengan Buku
Inventaris dari semua kuasa pengguna/UPDT menjadi buku Inventaris SKPD.
Dari Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan Rekapitulasinya. Lembar ke
4 disimpan di SKPD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 3
dikirimkan/disampaikan ke pengelola.
d. Buku Inventaris SKPD, yakni:
1) Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 3 rangkap.
2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap.
3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap
(kalau ada).
Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau
ada di SKPD tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.

6. Pelaksanaan di Tingkat Kuasa pengguna pada Sekretariat Daerah


Kabupaten/Kota
Setiap Kuasa pengguna pada Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota mengisi
a. Kartu Inventaris Barang (KIB) dengan rangkap 2, yang terdiri dari :
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan

Penatausa haan Barang Milik Daera h 28


3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KlB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada di kuasa pengguna Unit Setda
Kabupaten/Kota dalam rangkap 3 barang-barang yang ada pada Sekretariat
Daerah dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya dari semua Satuan
Kerja /Sub Unit Setda. Lembar ke 3 disimpan di Unit Setda sebagai arsip
(Buku Inventaris Unit Setda), sedangkan lembar ke 1 dan 2
dikirimkan/disampaikan ke Pengelola/pembantu Pengelola.
d. Buku Inventaris Unit/Satuan Kerja Setda Kabupaten/Kota yakni:
1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap
2) Buku Inventaris Barang Kabupaten /Kota sebanyak 3 rangkap.
3) Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap
(kalau ada).
Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau
ada di Kuasa Pengguna unit Setda Kabupaten /Kota tersebut, begitu juga
untuk KIB dan KIR.

7. Pelaksanaan di Tingkat Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota.


Setiap Sekretariat daerah mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang (KIB), masing-masing rangkap dua.
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada pada unit sekretariat dalam rangkap 3
dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya dengan Buku Inventaris dari

Penatausa haan Barang Milik Daera h 29


semua kuasa pengguna Unit kerja menjadi Buku Inventaris Sekretariat
Daerah. Bukubuku Inventaris Sekretariat Daerah dimaksud dibuatkan
Rekapitulasi. Lembar ke 2 disimpan di pengelola, sedangkan lembar ke 1
disampaikan kepada Kepala Daerah.
d. Buku Inventaris Sekretariat Daerah, yakni :
1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 2 rangkap.
2) Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 2 rangkap.
3) Buku Inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 rangkap
(Kalau ada).
Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau
ada di Sekratariat Daerah tersebut begitu juga untuk KIB dan KIR.

8. Pelaksanaan di Tingkat Kabupaten/Kota.


Pada tingkat kabutapan/kota, pada dasarnya hanya menerima Buku
Inventaris dari :
a. semua SKPD (termasuk Satuan Kerjanya) dalam rangkap 2
b. Unit Setda Kabupaten/Kota (termasuk kuasa pengguna), sebanyak 2
rangkap.
Buku-buku Inventaris tersebut dikompilasi pengelola/pembantu pengelola
(Sekda) sebagai pusat Inventarisasi. Hasil dari kompilasi tersebut akan
diperoleh:
a. Buku Induk Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 2 rangkap,
dimana yang asli (rangkap ke-1) akan disimpan di Kabupaten/Kota,
sedangkan rangkap ke-2 akan dikirim /disampaikan ke Provinsi,
b. Buku Inventaris Barang Provinsi, sebanyak 2 rangkap, dimana yang asli
akan disampaikan ke Provinsi , sedangkan rangkap ke-2) disimpan di
Kabupaten/Kota
c. Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 rangkap (kalau
ada Barang milik/kekayaan negara). Buku yang asli (rangkap ke-1)
disampaikan ke masing-masing Departemen, sedangkan rangkap ke-2
disimpan di Kabupaten/Kota.
Selain itu, akan dilakukan rekapitulasi Buku Induk Inventaris Barang Daerah
Kabupaten/Kota. Hasil rekapitulasi tersebut akan dimasukkan dalam Daftar
Rekapitulasi Induk untuk menggambarkan jumlah barang Kabupaten/Kota

Penatausa haan Barang Milik Daera h 30


tersebut. Sedangkan Buku Inventaris Barang-barang Provinsi, Barang
Milik/Kekayaan Negara dibuatkan pula Daftar Rekapitulasinya masing-masing
rangkap dua untuk memudahkan Provinsi untuk mengumpulkan/ mengkompilasi
daftar rekapitulasi tersebut di Provinsi untuk disampaikan masing-masing :
a. Menteri Dalam Negeri; dan
b. Arsip (di Provinsi yang bersangkutan).

9. Pelaksanaan di Tingkat Provinsi


Setiap dinas yang terdapat dalam Provinsi/Unit-unit Provinsi (semua
Pengguna/Kuasa pengguna Provinsi) mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang (KIB) dalam rangkap 2
1) KIB A : Tanah
2) KIB B : Mesin dan Peralatan
3) KIB C : Gedung dan Bangunan
4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) KIB E : Aset Tetap Lainnya
6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada di pengguna/kuasa pengguna yang
bersangkutan dalam rangkap 3, Setelah diisi, lembar ke 3 disimpan pada
pengguna/kuasa pengguna bersangkutan sebagai arsip (Buku Inventaris
Pengguna/kuasa pengguna), sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirim atau
disampaikan ke Pengelola.
d. Buku Inventaris Pengguna/Kuasa Pengguna Provinsi, yakni:
1) Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap
2) Buku Inventaris Barang Barang Milik/Kekayaan Negara sebanyak 3
rangkap.
Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai dengan pemilikan barangnya
kalau ada, begitu juga untuk KIB dan KIR.
e. Kepala Bagian Tata Usaha pada SKPD menggabungkan semua Buku
Inventaris Kuasa Pengguna tersebut termasuk Buku Inventaris SKPD yang
bersangkutan dalam rangkap 2 . Rangkap yang ke-2 akan disimpan di SKPD
(menjadi Buku Inventaris SKPD). Selanjutnya, akan dibuatkan rekapitulasi

Penatausa haan Barang Milik Daera h 31


dari Buku Inventaris SKPD. Sedangkan rangkap ke-1 (asli) akan
dikirim/disampaikan ke Gubernur cq. Pengelola/Pembantu Pengelola.

10. Pelaksanaan di Tingkat Sekretariat Daerah Provinsi.


Semua Kuasa Pengguna Unit Sekretariat Daerah Provinsi mengisi:
a. Kartu Inventaris Barang (KIB) A, B, C, D, E dan F dalam rangkap dua.
b. Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan
masing-masing.
c. Buku Inventaris barang yang berada pada kuasa pengguna yang
bersangkutan dalam rangkap 3 . Setelah diisi lembar ke 3 disimpan pada
kuasa pegguna Unit sekretariat bersangkutan sebagai arsip (Buku Inventaris
kuasa pengguna), sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirim atau disampaikan ke
Pembantu Pengelola.
d. Pembantu Pengelola menggabungkan semua Buku Inventaris Kuasa
Pengguna tersebut termasuk buku inventaris pembantu pengelola sendiri,
menjadi buku inventaris Sekretariat Daerah, dan dibuatkan rekapitulasinya
dalam dua rangkap. Lembar pertama (asli) akan disampaikan kepada
Pengelola, sedangkan lembar ke-2 akan disimpan di Sekretariat Daerah
sebagai arsip (buku Inventaris unit /setda).

11. Pelaksanaan di Tingkat Pengelola


Pengelola barang menerima:
a. Buku Inventaris dari SKPD Provinsi.
b. Buku Inventaris dari Unit Setda Provinsi .
c. Buku Inventaris dari Daerah Kabupaten/Kota Wilayahnya.
Buku Inventaris tersebut di atas di kompilasi oleh Pengelola/Pembantu
Pengelola sebagai Pusat Inventaris Barang Provinsi. Dari hasil kompilasi
tersebut, akan diperoleh :
a. Buku Induk
b. Inventaris Barang Provinsi .
c. Buku Induk Inventaris Barang Kabupaten/Kota dalam provinsi yang
bersangkutan.
Bagaimana dengan Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh
Pemerintah Daerah? Barang milik/kekayaan negara yang dipergunakan oleh

Penatausa haan Barang Milik Daera h 32


Pemerintah Daerah akan dikompilasi dalam Bentuk Buku Inventaris tersendiri.
Seluruh Daftar Rekapitulasi barang milik Provinsi, Kabupaten/Kota dan barang
milik kekayaan negara akan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri. Khusus
untuk barang milik Pusat (yaitu milik departemen tertentu), kalau sudah ada
aturan/petunjuk dari departemen yang bersangkutan, maka pengguna/kuasa
pengguna tidak perlu mencatat/menginventaris barang tersebut berdasarkan
petunjuk ini. Pencatatan serta inventarisasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
departemen pemilik barang tersebut. Laporan akan disampaikan kepada
departemen bersangkutan, dan tembusannya harus disampaikan kepada Kepala
Daerah melalui Pengelola cq. Pembantu Pengelola.

3.3.3. Buku Inventaris


Setelah pengisian dalam KIB dan KIR, selanjutnya dilakukan rekapitulasi
dalam buku yang disebut Buku Inventaris. Buku inventaris adalah himpunan
catatan data teknis dan administratif yang diperoleh dari catatan kartu barang
inventaris sebagai hasil sensus ditiap-tiap SKPD yang dilaksanakan secara
serentak pada waktu tertentu. Contoh Buku Inventaris dan Rekapnya dapat
dilihat pada Tabel 2.1. dan Tabel 2.2. Cara pengisian Buku Inventaris sebagai
berikut:
a. Pada sudut kiri atas diisi nama SKPD Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nomor
Kode Lokasi pada sudut kanan atas.
b. Kolom 1: Nomor Urut. Nomor urut pencatatan setiap jenis barang, kecuali
dalam hal barang tersebut sama jenisnya, sama harganya dan sama
lokasinya, maka kelompok barang tersebut diberi sebuah nomor urut (bukan
per barang).
c. Kolom 2: Nomor Kode Barang. Nomor Kode Barang diisi dengan nomor kode
barang yang telah ditetapkan sesuai dengan masing-masing barang seperti
tercantum dalam Tabel Kode Barang.
d. Kolom 3: Nomor Register. Nomor Register diisi nomor urut pencatatan dari
setiap barang yang sejenis, kecuali dalam hal barang tersebut sama jenisnya
sama harga dan sama lokasinya, maka nomor register barang tersebut ditulis
dengan nomor 0001 sampai dengan sejumlah barang sejenis tersebut. Dari
nomor register ini dapat diketahui berapa banyak barang dari setiap barang
yang sejenis. Misalnya kursi (0001) sampai (9999) dan sebagainya. Kalau

Penatausa haan Barang Milik Daera h 33


ada satu jenis barang yang lebih dari 9999, maka dipergunakan huruf A untuk
jumlah 10000 jadi dituliskan A000. Bila lebih dari 10999 ditulis B000,
demikian seterusnya.
e. Kolom 4 : Nama/Jenis Barang. Diisi nama/jenis barang yang dimaksud.
f. Kolom 5: Merk/Tipe. Apabila barang mempunyai merk/type, maka diisi
merek/tipe barang yang bersangkutan. Sedangkan barang-barang yang tidak
mempunyai merek dan tipe barang, kolom ini dikosongkan atau tidak diisi
(diberikan tanda “-“).
g. Kolom 6: Nomor Sertifikat/Pabrik/Chasis/Mesin.
h. Kolom 7: Bahan. Diisi bahan dari barang bersangkutan misalnya dari kayu,
besi, rotan, plastik dan lain-lain. Untuk barang-barang yang bahannya tidak
dapat ditentukan secara pasti bahannya, maka kolom ini dikosongkan atau
tidak diisi.
i. Kolom 8: Asal/Cara Perolehan Barang. Diisi asal/cara perolehan barang,
misalnya dari pembelian melalui proyek dan atau rutin, hibah, sumbangan
dan lain-lain.
j. Kolom 9: Tahun pembelian/perolehan. Diisi tahun saat barang itu dibeli atau
saat diperoleh.
k. Kolom 10: Ukuran Barang/Konstruksi (P,SP,D). Diisi ukuran barang/kontruksi
gedung kantor, rumah dan sebagainya. Ditulis P,SP,D untuk bangunan-
bangunan yang sifatnya Permanen atau Darurat, sedangkan jenisnya dapat
ditulis tidak bertingkat, bertingkat satu, dua dan selanjutnya.
l. Kolom 11: Satuan. Diisi satuan barang bersangkutan, misalnya sekian unit
dan sebagainya.
m. Kolom 12: Keadaan Barang. Diisi keadaan barang bersangkutan ditulis B,
RR, RB untuk barang yang keadaannya baik, rusak ringan atau rusak berat.
n. Kolom 13: Jumlah Barang. Diisi jumlah/banyaknya barang bersangkutan.
o. Kolom 14: Harga. Diisi harga barang yang bersangkutan pada saat
dibeli/diperoleh atau bila perlu ditaksir. Bagi barang yang sama jenisnya,
sama barangnya dan sama lokasinya maka diisi jumlah harga barangnya,
sedangkan harga satuannya ditulis pada kolom keterangan.
p. Kolom 15: Keterangan. Diisi dengan keterangan yang dipandang perlu.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 34


Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal
pencatatan dan ditandatangani Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala
SKPD. Perlu diingat, dalam satu instansi pemerintah mungkin saja terdapat 3
komponen kepemilikan barang. Oleh karena itu, akan terdapat 3 buah Buku
Inventaris Barang, yaitu:
1. Buku Barang Milik Daerah Propinsi (No.Kode 11)
2. Buku Barang Milik Kabupaten/Kota (No.Kode 12)
3. Buku Barang Milik Pemerintah Pusat (No. Kode 00).

3.4. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 2,
kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.
1. Jelaskan peranan dan fungsi inventarisasi Barang Milik Daerah?
2. Jelaskan peranan dan fungsi sensus Barang Milik Daerah?
3. Jelaskan tahapan pelaksanaan inventarisasi Barang Milik Daerah!
4. Jelaskan tahapan pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah!
5. Apa yang dimaksud dengan Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris?

3.5. Rangkuman
Kuasa pengguna barang menyampaikan laporan pengguna barang
semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada pengguna. Selanjutnya
Pengguna menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5
(lima) tahunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Pembantu pengelola
menghimpun seluruh laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5 (lima)
tahunan dari masing-masing SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat
rekapitulasinya. Rekapitulasi tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan
neraca daerah. Hasil sensus barang daerah dari masing-masing pengguna/kuasa
pengguna, di rekap ke dalam buku inventaris dan disampaikan kepada pengelola,
selanjutnya pembantu pengelola merekap buku inventaris tersebut menjadi buku
induk inventaris. Buku Induk Inventaris merupakan saldo awal pada daftar mutasi
barang tahun berikutnya, selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya
pengguna/kuasa pengguna dan pengelola hanya membuat Daftar Mutasi Barang
(bertambah dan/atau berkurang) dalam bentuk rekapitulasi barang milik daerah.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 35


Tabel 2.1.

BUKU INVENTARIS

SKPD :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI : NO. KODE LOKASI :

NOMOR SPESIFIKASI BARANG Bahan Asal/ Tahun Ukuran Satuan Keadaan JUMLAH Keterangan
No. Kode Register Nama/ Merk/ No. Sertifikat Cara Perolehan Barang/ Barang Barang Harga
Urut Barang Jenis Type No. Pabrik Perolehan Konstruksi (B/RR/RB)
Barang No. Chasis Barang (P,S,D)
No. Mesin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUI .....................................
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

( ) ( )
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


Tabel 2.2.
SKPD :
KAB/KOTA :
PROVINSI : KODE L
REKAPITULASI BUKU INVENTARIS
(REKAP HASIL SENSUS)

NO. GOL KODE NAMA BIDANG BARANG JUMLAH JUMLAH KET


URUT BIDANG BARANG HARGA
BARANG (DLM
RIBUAN)
1 2 3 4 5 6 7
1 01 01 TANAH

2 02 PERALATAN DAN MESIN


02 Alat-alat Besar
03 Alat-alat Angkutan
04 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur
05 Alat-alat Pertanian/Peternakan
06 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
07 Alat-alat Studio dan Komunikasi
08 Alat-alat Kedokteran
09 Alat-alat Laboratorium
10 Alat-alat Keamanan

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN


11 a. Bangunan Gedung
12 b. Bangunan Monumen

4 04 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN


13 a. Jalan dan jembatan
14 b. Bangunan air/irigasi
15 c. Instalasi
16 c. Jaringan

5 05 ASSET TETAP LAINNYA


17 a. Buku Perpustakaan
18 b. Barang Bercorak
Kesenian/kebudayaan
19 c.Hewan Ternak dan Tumbuhan

6 06 KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN

MENGETAHUI ......................................
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

( ) ( )
NIP NIP

Penatausa haan Barang Milik Daera h 37


3.6. Tes Formatif
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1. Inventarisasi BMD meliputi kegiatan berikut ini, kecuali:


a. Pendataan
b. Pencatatan
c. Pemeriksaan
d. Pelaporan

2. Inventarisasi Barang Milik Daerah berupa kendaraan bermotor dilakukan oleh


Pengguna Barang sekurang-kurangnya:
a. sekali dalam sebulan
b. sekali dalam tiap semester
c. sekali dalam tiap tahun
d. sekali dalam tiap 5 tahun

3. Invetarisasi Persediaan dilakukan sekurang-kurangnya:


a. sekali dalam sebulan
b. sekali dalam tiap semester
c. sekali dalam tiap tahun
d. sekali dalam tiap 5 tahun

4. Dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi meliputi, kecuali:


a. KIB
b. KIR
c. Daftar Mutasi Barang
d. Label barang

5. Pemberian kode barang sesuai dengan penggolongan dan kodefikasi barang


dilakukan dalam tahapan inventarisasi berikut ini.
a. Tahap persiapan
b. Tahap pendataan
c. Tahap identifikasi
d. Tahap pelaporan

Penatausa haan Barang Milik Daera h 38


6. Inventarisasi meliputi tindakan berikut ini, kecuali:
a. melakukan penghitungan fisik barang daerah
b. meyakinkan kebenaran pemilikan
c. menilai kewajaran sesuai kondisi barang
d. mencatat barang yang dipindahtangankan

7. Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan pelaksanaan
sensus barang:
a. Pembentukan panitia
b. Penyusunan petunjuk teknis
c. Penyampaian formulir dan bahan
d. Penyediaan kartu/formulir

8. Hasil sensus barang disampaikan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola


Barang paling lambat..............sejak sensus dilaksanakan.
a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 1 tahun

9. Buku Inventaris Barang Tingkat Kelurahan dibuat rangkap 4 (empat). Yang


disimpan di Kelurahan adalah lembar ke:
a. 1 (satu)
b. 2 (dua)
c. 3 (tiga)
d. 4 (empat)

10. Yang termasuk barang inventaris adalah barang yang memiliki masa
penggunaan:
a. kurang dari 12 bulan
b. lebih dari 12 bulan
c. Jawaban a dan b
d. Semua jawaban benar

Penatausa haan Barang Milik Daera h 39


11. Berikut ini termasuk barang inventaris, kecuali:
a. Kendaraan dinas
b. Alat Tulis Kantor
c. Tanah
d. Bangunan

12. Dokumen inventarisasi berikut ini merupakan dokumen kegiatan pencatatan,


kecuali:
a. Buku Inventaris
b. Kartu Inventaris Barang
c. Daftar Rekapitulasi Inventaris
d. Buku Induk Inventaris

13. Sedangkan dokumen inventarisasi yang merupakan dokumen kegiatan


pelaporan adalah:
a. Kartu Inventaris Ruangan
b. Kartu Inventaris Barang
c. Buku Induk Inventaris
d. Daftar Mutasi Barang

14. BMD berupa mesin pompa air baru diletakkan di halaman/taman


menggantikan mesin pompa air lama yang kondisinya rusak ringan yang
dipindahkan ke gudang. Untuk mesin pompa air baru tersebut, selain
mencatatnya dalam Buku Inventaris, SKPD juga mengisi:
a. KIB Peralatan dan Mesin
b. Kartu Inventaris Ruangan
c. Daftar Barang Bergerak
d. Daftar Barang Lainnya

15. Sedangkan untuk mesin pompa air lama yang disimpan di gudang akan
dicatat dalam:
a. KIB Peralatan dan Mesin
b. Kartu Inventaris Ruangan

Penatausa haan Barang Milik Daera h 40


c. Daftar Barang Bergerak
d. Daftar Barang Lainnya

3.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat


meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 41


BAB IV

KEGIATAN BELAJAR 3
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI
BARANG MILIK DAERAH

4.1. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, peserta diharapkan:
1. dapat menguraikan penggolongan Barang Milik Daerah.
2. dapat menentukan kodefikasi Barang Milik Daerah.

4.2. Penggolongan Barang Milik Daerah


Setiap barang milik daerah harus dicatat dan didaftarkan dalam suatu
daftar yang disebut Daftar Barang Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa
Pengguna (DBKP). Selanjutnya Daftar Barang Pengguna ini akan digabungkan
menjadi Daftar Barang Milik Daerah. Penggabungan ini dilakukan oleh
pembantu pengelola. Daftar Barang Pengguna dan Daftar Barang Kuasa
Pengguna ini dihasilkan dari hasil pencatatan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan
Kartu Inventaris Ruangan (KIR).
Pada saat pencatatan dalam KIB dan KIR tersebut, terlebih dahulu
dilakukan penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah. Penggolongan
barang dalam DBP dan DBKP akan terdiri dari 2 kode, yaitu kode lokasi dan
kode barang. Kedua kode ini terdiri dari 14 digit. Sehingga setiap barang,
nantinya akan memiliki 2 kode yang masing-masing terdiri dari 14 digit. Untuk
tertib administrasi, setiap barang akan diberikan kode yang terdiri dari kedua
macam kode tersebut.

Kode Lokasi (14 digit)


Logo
Kode Barang (14 digit)

Penatausa haan Barang Milik Daerah 42


Jadi setiap barang yang dimiliki pemerintah daerah, akan diberikan kode
yang terkait dengan kode lokasi dan kode barang. Kode lokasi terkait dengan
kepemilikan dari barang tersebut, sedangkan kode barang terkait dengan
klasifikasi/penggolongan barang. Misalnya saja, suatu bangunan milik Pemkot
Tangerang Selatan yang diperoleh tahun 2005, harus diberikan kode yang terkait
dengan kepemilikan (Pemkot Tangerang), dan kode barang berdasarkan
penggolongan barang.
Setiap kode barang dan kode kepemilikan ini harus dicantumkan pada
setiap barang Inventaris. Kode barang dan kode kepemilikan ini bisa ditulis pada
stiker dan ditempelkan pada barang, atau dicantumkan pada papan. Apabila
ruang/tempat yang tersedia tidak dapat memuat kode tanda kepemilikan,
sehingga tidak dapat ditempelkan pada barang, kode barang tersebut cukup
dicatat dalam Buku Inventaris (BI), Kartu lnventaris Barang (KIB) dan Kartu
Inventaris Ruangan (KIR).
Barang milik daerah yang dipisahkan (Pemerintah Daerah) tetap menjadi
milik pemerintah daerah. Oleh karena itu, semua barang inventaris yang
dipisahkan (milik Perusahaan Daerah) akan diperlakukan sama dengan barang
inventaris milik pemerintah daerah, kecuali barang milik daerah yang
diperdagangkan sesuai dengan bidang usaha dari Perusahaan Daerah itu.
Cara pencantuman kode barang tanda kepemilikan :
1. Kode Barang dan tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor, baik
kendaraan bermotor roda 2, roda 4 maupun kendaraan bermotor lainnya
ditempatkan di bagian luar yang mudah dilihat.
2. Kode Barang dan tanda kepemilikan rumah dinas dicantumkan pada sebuah
papan yang ditempelkan pada tembok rumah bagian depan sehingga tanda
tersebut tampak nyata dari jalan umum. Format dari papan tersebut adalah :
a. lebar 15 cm.
b. panjang 25 cm.
c. gambar lambang daerah berbentuk bulan ukuran garis tengah 6 cm.
d. tinggi huruf 2 cm.
3. Kode barang dan tanda kepemilikan untuk tanah kosong dicantumkan pada
sebuah papan yang berukuran sekurang-kurangnya 60x100 cm. Dalam
papan tersebut harus tercantum gambar lambang daerah.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 43


4.2.1. Kode Lokasi

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai kodefikasi barang


milik daerah yang terdiri dari kode lokasi barang, dan kode barang. Kode lokasi
barang menerangkan mengenai kepemilikan barang beserta tahun
perolehan/pembelian/pembangunan dari barang milik daerah yang dimiliki suatu
SKPD.

Bagan 4.1
Kode Lokasi Barang

Kode 1 2 Kode Kepemilikan Barang


Lokasi
3 4 Kode Provinsi
(14 digit)
5 6 Kode Kabupaten/kota

7 8 Kode bidang

9 10 Kode SKPD

11 12 Kode tahun pembelian / pengadaan /


pembangunan

13 14 Kode unit/sub unit satuan kerja

Sumber : Diolah dari Permendagri No 17 tahun 2007

Digit pertama dan kedua dari kode lokasi menerangkan kode kepemilikan
untuk masing-masing tingkatan pemerintahan. Ini terkait dengan status
kepemilikan barang. Terdapat barang milik pemerintah kabupaten/kota, barang
milik pemerintah provinsi, dan barang milik pemerintah pusat (yaitu barang milik
kementerian/lembaga). Untuk kode, digit pertama dan kedua akan diberikan
kode :
a. 12 untuk barang milik pemerintah kabupaten/Kota
b. 11 untuk barang milik pemerintah provinsi

Penatausa haan Barang Milik Daerah 44


c. 00 untuk barang milik pemerintah pusat (BM/KN)

Setelah pemberian kode terkait kepemilikan barang, apakah milik


pemerintah kabupaten/kota, pemprov ataukah pemerintah pusat, 2 digit
berikutnya, yaitu digit ke-3 dan 4 akan diisi kode Provinsi. Setiap provinsi
memiliki kode sendiri yang diatur dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 dalam
lampiran 39. Sedangkan kode kabupaten menggunakan pedoman dalam
lampiran 40 Permendagri 17 tahun 2007. Untuk kode satker diatur sendiri dalam
peraturan daerah.

Tabel 4.1
Kode Provinsi

NO Nama Provinsi Nomor Kode


1 NANGROE ACEH DARUSALAM 01
2 SUMATERA UTARA 02
3 SUMATERA BARAT 03
4 RIAU 04
5 JAMBI 05
6 BENGKULU 06
7 SUMATERA SELATAN 07
8 LAMPUNG 08
9 DKI JAKARTA 09
10 JAWA BARAT 10
11 JAWA TENGAH 11
12 DI YOGYAKARTA 12
13 JAWA TIMUR 13
14 BALI 14
15 NUSA TENGGARA BARAT 15
16 NUSA TENGGARA TIMUR 16
17 MALUKU 17
18 PAPUA 18
19 SULAWESI UTARA 19
20 SULAWESI TENGAH 20
21 SULAWESI TENGGARA 21
22 SULAWESI SELATAN 22
23 KALIMANTAN TIMUR 23
24 KALIMANTAN TENGAH 24
25 KALIMANTAN SELATAN 25
26 KALIMANTAN BARAT 26
27 MALUKU UTARA 27
28 BANTEN 28
29 BANGKA BELITUNG 29
30 GORONTALO 30
31 IRIAN JAYA BARAT 31
32 KEPULAUAN RIAU 32
33 SULAWESI BARAT 33

Penatausa haan Barang Milik Daerah 45


Setelah kode provinsi, digit berikutnya, yaitu digit ke-5 dan ke-6
menerangkan Kode Kabupaten/kota yang terdapat dalam wilayah suatu provinsi.
Kalau kode provinsi diatur dalam Permendagri no 17 tahun 2007, kode kode
kabupaten/kota yang baru dibentuk dibakukan oleh gubernur dengan mengikuti
urutan sesuai lahirnya Undang-undang Pembentukan Daerah Otonom baru
dengan memperhatikan/mengikuti Nomor urut kabupaten/kota yang ditetapkan
Menteri Dalam Negeri.
Setelah itu, digit berikutnya (digit ke-7 dan ke-8) terkait dengan kode
bidang, yaitu pengelompokan bidang tugas yang terdapat dalam suatu
pemerintah daerah. Kode bidang ini mencakup 22 bidang, yaitu :
a. Sekwan/DPRD;
b. Gubernur/Bupati/Walikota;
c. Wakil GUbernur/Bupati/Walikota;
d. Sekretariat Daerah;
e. Bidang Kimpraswil/PU;
f. Bidang Perhubungan;
g. Bidang Kesehatan;
h. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;
i. Bidang Sosial;
j. Bidang Kependudukan;
k. Bidang Pertanian;
l. Bidang Perindustrian;
m. Bidang Pendapatan;
n. Bidang Pengawasan;
o. Bidang Perencanaan;
p. Bidang Lingkungan Hidup;
q. Bidang Pariwisata;
r. Bidang Kesatuan Bangsa;
s. Bidang Kepegawaian;
t. Bidang Penghubung;
u. Bidang Komunikasi, informasi dan dokumentasi;
v. Bidang BUMD.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 46


Akan tetapi kode ini masih bisa ditambahkan kalau memang pemerintah
daerah memiliki lebih dari 22 bidang. Misalnya saja yang tedapat pada Kota
Surabaya. Dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kodefikasi Lokasi dan Barang Milik Daerah Walikota Surabaya, terdapat 26 kode
bidang, yaitu :
a. Walikota adalah nomor 01;
b. Wakil Walikota adalah nomor 02;
c. Sekretariat Daerah adalah nomor 03;
d. Sekretariat DPRD / DPRD adalah nomor 04;
e. Bidang Pekerjaan Umum adalah nomor 05;
f. Bidang Perhubungan adalah nomor 06;
g. Bidang Kesehatan adalah nomor 07;
h. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan adalah nomor 08;
i. Bidang Sosial adalah nomor 09;
j. Bidang Kependudukan adalah nomor 10;
k. Bidang Pertanian adalah nomor 11;
l. Bidang Perindustrian adalah nomor 12;
m. Bidang Pendapatan adalah nomor 13;
n. Bidang Pengawasan adalah nomor 14;
o. Bidang Perencanaan adalah nomor 15;
p. Bidang Lingkungan Hidup adalah nomor 16;
q. Bidang Pariwisata adalah nomor 17;
r. Bidang Kesatuan Bangsa adalah nomor 18;
s. Bidang Kepegawaian adalah nomor 19;
t. Bidang Penghubung adalah nomor 20;
u. Bidang Komunikasi, Informasi dan dokumentasi adalah nomor 21;
v. Bidang BUMD adalah nomor 22.
w.Bidang Pertanahan adalah nomor 23;
x. Bidang Ketentraman dan Ketertiban adalah nomor 24;
y. Bidang Pemberdayaan Masyarakat adalah nomor 25;
z. Kecamatan adalah nomor 50.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 47


Digit ke-9 dan ke-10 adalah nomor kode Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Kode ini adalah penjabaran dari bidang tugas SKPD sesuai struktur
organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah.
Digit ke-11 dan 12 merupakan kode tahun pembelian/pengadaan barang.
Diisi 2 angka terakhir pada tahun pembelian/perolehan barang. Kalau suatu
barang tidak diketahui tahun pembelian/perolehannya, maka tahun pembelian
dibandingkan dengan barang yang sama, yaitu barang sejenis, tipe yang sama,
memiliki merek dan bahan yang sama. Penetapan perkiraan tahun untuk barang
seperti ini ditetapkan oleh Pengurus barang.
Digit ke-13 dan ke-14 adalah nomor kode Sub Unit Kerja. Untuk setiap
SKPD diberikan nomor urut kode sub unit sesuai struktur organisasi perangkat
daerah mulai dari nomor 01 dan seterusnya, sampai sejumlah sub Unit/Satuan
Kerja dalam SKPD tersebut.
Contohnya, pemerintah kota Surabaya memiliki komputer yang berada di
kantor kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng. Barang tersebut diperoleh tahun
1999. Kode lokasi barang untuk barang tersebut adalah :

1 2 . 1 3 . 3 0 . 5 0 . 1 5 . 9 9 . 0 1

Kode unit/sub unit kerja. Untuk kelurahan Mojo, kodenya 01


Kode tahun perolehan. Barang tersebut diperoleh tahun 1999
Kode SKPD. Untuk kecamatan Gubeng kodenya 15
Kode bidang. Sesuai peraturan walikota Surabaya, kode kecamatan 50
Kode kabupaten/kota. Untuk kota Surabaya kodenya 30
Kode Provinsi, untuk Jawa Timur kodenya 13
Kode kepemilikan barang. Barang milik pemerintah kota Surabaya, kodenya 12

Untuk kode kepemilikan barang, provinsi, kabupaten/kota diatur dalam


Permendagri 17 tahun 2007, sedangkan kode bidang, SKPD, unit/sub unit kerja
akan diatur oleh Perda.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 48


4.2.2. Kode Barang
Kode barang juga terdiri dari 14 digit. Kode ini menggambarkan
klasifikasi/penggolongan barang. Menurut Permendagri, barang milik daerah
digolongkan ke dalam 6 kelompok yaitu:
1. Tanah
Selanjutnya akan dibagi menjadi Tanah Perkampungan, Tanah Pertanian,
Tanah Perkebunan, Kebun Campuran, Hutan, Tanah Kolam Ikan, Danau/
Rawa, Sungai, Tanah Tandus/Rusak, Tanah Alang-Alang dan Padang
Rumput, Tanah Penggunaan Lain, Tanah Bangunan dan Tanah
Pertambangan, tanah badan jalan dan lain-lain sejenisnya.
2. Peralatan dan Mesin
a) alat-alat besar
Alat-alat Besar Darat, Alat-alat Besar Apung. Alat-alat Bantu dan lain-lain
sejenisnya.
b) alat-alat angkutan
Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat Angkutan Darat Tak Bermotor, Alat
Angkut Apung Bermotor, Alat Angkut Apung tak Bermotor, Alat Angkut
Bermotor Udara, dan lain-lainnya sejenisnya.
c) alat-alat bengkel dan alat ukur
Alat Bengkel Bermotor, Alat Bengkel Tak Bermotor, dan lain-lain
sejenisnya.
d) alat-alat pertanian/peternakan
Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Alat Pemeliharaan Tanaman
/Pasca Penyimpanan dan lain-lain sejenisnya.
e) alat-alat kantor dan rumah tangga
Alat Kantor, Alat Rumah Tangga, dan lain-lain sejenisnya.
f) alat studio dan alat komunikasi
Alat Studio, Alat Komunikasi dan lain-lain sejenisnya.
g) alat-alat kedokteran
Alat Kedokteran seperti Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Gigi,
Alat Kedokteran Keluarga Berencana, Alat Kedokteran Mata, Alat
Kedokteran THT, Alat Rontgen, Alat Farmasi, dan lain-lain sejenisnya.
h) alat-alat laboratorium

Penatausa haan Barang Milik Daerah 49


Unit Alat Laboratorium, Alat Peraga/Praktek Sekolah dan lain-lain
sejenisnya.
i) alat-alat keamanan
Senjata Api, Persenjatan Non Senjata Api, Amunisi, Senjata Sinar dan
lain-lain sejenisnya.
3. Gedung dan bangunan
a) bangunan gedung
Bangunan Gedung Tempat Kerja, Bangunan Gedung, Bangunan
Instalansi, Bangunan Gedung Tempat Ibadah, Rumah Tempat Tinggal
dan gedung lainnya yang sejenis.
b) bangunan monumen
Candi, Monumen Alam, Monumen Sejarah, Tugu Peringatan dan lain-lain
sejenisnya.
4. Jalan, irigasi dan jaringan
a) jalan dan jembatan
Jalan, Jembatan, terowongan dan lain-lain jenisnya.
b) bangunan air/irigasi
Bangunan air irigasi, Bangunan air Pasang, Bangunan air
Pengembangan rawa dan Polde, Bangunan Air Penganan Surya dan
Penanggul, Bangunan air minum, Bangunan air kotor dan Bangunan Air
lain yang sejenisnya.
c) instalasi
Instalasi Air minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi Pengolahan Sampah,
Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi Pembangkit Listrik,
Instalasi Gardu Listrik dan lain-lain sejenisnya.
d) jaringan
Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik dan lain-lain sejenisnya.
5. Aset tetap lainnya
a) buku dan perpustakaan
Buku seperti Buku Umum Filsafah, Agama, Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa,
Matematika dan Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Praktis. Arsitektur,
Kesenian, Olah raga Geografi, Biografi,sejarah dan lain-lain sejenisnya.
b) barang bercorak kesenian/kebudayaan

Penatausa haan Barang Milik Daerah 50


Barang Bercorak Kesenian, Kebudayan seperti Pahatan, Lukisan Alat-alat
Kesenian, Alat Olah Raga, Tanda Penghargaan, dan lain-lain sejenisnya.
c) hewan/ternak dan tumbuhan
Hewan seperti Binatang Ternak, Binatang Unggas, Binatang Melata,
Binatang Ikan, Hewan Kebun Binatang dan lain-lain sejenisnya.
Tumbuhan-tumbuhan seperti Pohon Jati, Pohon Mahoni, Pohon Kenari,
Pohon Asem dan lain-lain sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.
6. Kontruksi dalam pengerjaan

Kode barang adalah kode yang terdiri dari 14 digit angka. Untuk kode
barang milik daerah, menggunakan kodefikasi dan penggolongan yang terdapat
dalam Lampiran 41 Permendagri 17 tahun 2007.

Bagan 4.2
Kode Barang

Kode 1 2 Kode golongan barang


Barang
3 4 Kode Bidang
(14 digit)
5 6 Kode kelompok barang

7 8 Kode sub kelompok barang

9 10 Kode-kode sub sub kelompok barang

11 12 13 14 Nomor urut Pendaftaran

Sumber : Diolah dari Permendagri nomor 17 tahun 2007

Untuk digit ke 1 dan ke-2 kode barang adalah golongan barang. Nomor
kode golongan barang diklasifikasikan menjadi 6 golongan, yaitu:
a. Untuk tanah, kodenya adalah 01.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 51


b. Untuk mesin dan peralatan, kodenya adalah 02.
c. Untuk gedung dan bangunan, kodenya adalah 03.
d. Untuk jalan,Irigasi dan Jaringan, kodenya adalah 04.
e. Untuk Aset Tetap Lainnya, kodenya adalah 05.
f. Untuk Konstruksi dalam Pengerjaan, kodenya adalah 06.
Penggolongan ini sesuai dengan pengelompokan barang milik daerah menjadi 6
kelompok besar yang sudah disebutkan pada awal sub bab ini.
Bagaimanakah penerapan dari kodefikasi dan penggolongan barang milik
daerah ini ? Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, marilah kita perhatikan
contoh di bawah ini.
a. Komputer (pada contoh sub bab 4.2.1) milik Pemerintah Kota Surabaya
diperoleh tahun 1999, berada di kelurahan Mojo (01), kecamatan Gubeng
(15), kota Surabaya (30). Komputer tersebut memiliki NUP 0003. Kode lokasi
seperti yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya adalah
12.13.30.50.15.99.01. Untuk kode barang :

0 2 . 0 6 . 0 3 . 0 2 . 0 1 . 0 0 0 3

Kode Nomor Urut Pendaftaran


Kode sub-sub kelompok, PC Unit kodenya 01
Kode sub kelompok. Komputer = 02
Kode kelompok. Komputer adalah kelompok 03
Kode Bidang. Komputer adalah alat kantor dan rumah tangga, kodenya 06
Kode Golongan. Untuk mesin dan peralatan kodenya 02

Sehingga komputer tersebut akan diberikan kode :

Kode Lokasi 12.13.30.50.15.99.01


Kode Barang 02.06.03.02.01.0003

Penatausa haan Barang Milik Daerah 52


b. Sebuah stetoscope milik pemkot Jakarta yang terdapat di Puskesmas
Kecamatan Cakung (08), Kelurahan Cakung Barang (04), Kecamatan
Cakung (06), Jakarta Utara (05), Provinsi DKI Jakarta (09), diperoleh tahun
2000 dengan nomor urut 5.

Kode lokasi adalah :

1 2 . 0 9 . 0 5 . 0 6 . 0 4 . 0 0 . 0 8

Kode unit/sub unit kerja. Puskesmas Cakung kodenya 08


Kode tahun perolehan. Barang tersebut diperoleh tahun 2000
Kode SKPD. Untuk kelurahan Cakung Barat kodenya 04
Kode bidang. Untuk kesehatan 06
Kode kabupaten/kota. Untuk kota jakarta Utara kodenya 05
Kode Provinsi, untuk DKI Jakarta kodenya 09
Kode kepemilikan barang. Barang milik pemerintah kota jakarta Utara, kodenya 12

0 2 . 0 9 . 0 6 . 0 3 . 4 5 . 0 0 0 5

Kode Nomor Urut Pendaftaran, adalah 00005


Kode sub-sub kelompok. Stetoscope = 45
Kode sub kelompok. Untuk Peralatan Umum Kedokteran/Klinik
Nuklir (03)
Kode kelompok. Termasuk kelompok Radiation Application and Non
Destructive (06)
Kode Bidang. Stetoscope adalah alat laboratorium, kodenya 09
Kode Golongan. Untuk mesin dan peralatan kodenya 02

Kode Lokasi 12.09.05.06.04.00.08


Kode Barang 02.09.06.03.45.0005

Penatausa haan Barang Milik Daerah 53


Untuk barang-barang yang belum ada nomor kode barangnya, digunakan
nomor kode lain-lain dari sub kelompok barang tersebut.

4.3. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 3,


kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.

1. Bagaimanakah penggolongan barang milik daerah ? Jelaskan.


2. Apakah tujuan dilakukan penggolongan barang milik daerah ?
3. Apakah yang Saudara ketahui mengenai kodefikasi barang milik daerah ?
4. Adakah kaitan antara kodefikasi barang milik daerah dan penggolongan
barang milik daerah ? Jelaskan.
5. Kodefikasi barang akan terdiri dari 2, yaitu kode lokasi dan kode barang.
Jelaskan !

4.4. Rangkuman

Barang milik daerah harus dicatat dan didaftarkan pada Daftar Barang
Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Sebelumnya
dilakukan penggolongan barang. Untuk penggolongan barang milik daerah
dilakukan kodefikasi, yang terdiri dari 2 kode, yang masing-masing terdiri dari 14
digit.
Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari kode lokasi dan kode barang.
Untuk kode barang, digunakan patokan yang ada pada lampiran Permendagri 17
tahun 2007. Sedangkan kode lokasi terkait dengan kepemilikan dari barang
tersebut.
Setiap kode barang dan kode kepemilikan ini harus dicantumkan pada
setiap barang Inventaris. Kode barang dapat ditulis pada stiker yang ditempelkan
pada barang, atau dicantumkan pada papan. Kalau ruang/tempat yang tersedia
tidak mencukupi, kode barang cukup dicatat dalam buku inventaris, kartu
inventaris barang dan kartu inventaris ruangan.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 54


4.5. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Kodefikasi barang milik daerah mengacu pada :


a. Peraturan Menteri Keuangan dan Permendagri
b. Peraturan Menteri Keuangan dan Perda
c. Permendagri dan Perda
d. A, B dan C semuanya benar

2. Kodefikasi barang yang menguraikan kepemilikan barang milik daerah


a. Kode barang
b. Kode lokasi
c. Kode satker
d. A, B dan C semuanya salah

3. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Kode lokasi dan kode barang menggunakan pedoman dari tabel yang ada
pada lampiran Permendagri 17 tahun 2007
b. Kode lokasi menggunakan pedoman dari tabel yang ada pada lampiran
Permendagri 17 tahun 2007
c. Kode barang menggunakan pedoman dari tabel yang ada pada lampiran
Permendagri 17 tahun 2007
d. A, B dan C semuanya tepat

4. Manakah yang tidak terdapat dalam kode lokasi ?


a. nomor urut pendaftaran
b. tahun perolehan
c. kode untuk bidang
d. kode untuk SKPD

5. Kode barang terdiri dari 14 digit yang terdiri dari :


a. kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub sub kelompok,
tahun perolehan

Penatausa haan Barang Milik Daerah 55


b. kode bidang, kelompok, , sub kelompok, sub sub kelompok, tahun
perolehan
c. kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub sub kelompok,
tahun perolehan, nomor urut pendaftaran
d. kode, golongan,bidang , kelompok, sub kelompok, sub sub kelompok,
nomor urut pendaftaran

6. Barang milik pemerintah pusat yang digunakan oleh pemerintah daerah akan
diberikan 2 digit pertama :
a. 00
b. 01
c. 12
d. 11

7. Tahun perolehan barang milik daerah akan dibukukan dalam :


a. kode lokasi, dalam 2 digit
b. kode barang, dalam 2 digit
c. kode lokasi,dalam 4 digit
d. kode barang, dalam 4 digit

8. Nomor urut pendaftaran akan dibukukan dalam :


a. kode lokasi, dalam 2 digit
b. kode barang, dalam 2 digit
c. kode lokasi,dalam 4 digit
d. kode barang, dalam 4 digit

9. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Kode barang 2 digit pertama untuk pemerintah kota Bandung, akan sama
dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung
b. Kode lokasi 2 digit pertama untuk pemerintah kota Bandung, akan sama
dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung
c. Kode barang digit ke-3 dan 4 untuk pemerintah kota Bandung, akan sama
dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung

Penatausa haan Barang Milik Daerah 56


d. Kode lokasi digit ke-3 dan 4 untuk pemerintah kota Bandung, akan sama
dengan barang milik pemerintah kabupaten Bandung

10. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Kode barang 2 digit pertama untuk tanah pertanian , akan sama dengan
hutan
b. Kode lokasi 2 digit pertama untuk tanah pertanian , akan sama dengan
hutan
c. Kode barang digit ketiga dan ke-4 untuk tanah pertanian , akan sama
dengan hutan
d. Kode lokasi digit ketiga dan ke-4 untuk tanah pertanian , akan sama
dengan hutan

11. Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari :


a. kode barang dan kode kepemilikan barang
b. kode SKPD dan kode kepemilikan barang
c. kode barang dan kode lokasi
d. A, B dan C semuanya salah

12. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda.
b. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan
permendagri
c. Kode SKPD untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda
d. Kode provinsi untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda

13. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang
diperoleh pemda pada tahun anggaran yang sama
b. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang
diperoleh pemda, dan tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang
sama.
c. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang diperoleh pemda
pada tahun anggaran yang sama

Penatausa haan Barang Milik Daerah 57


d. Nomor urut pendaftaran adalah nomor barang yang diperoleh pemda, dan
tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang sama.

14. Pernyataan yang tidak tepat terkait dengan pencantuman kode barang milik
daerah.
a. Untuk kendaraan bermotor roda 4 ditempatkan di bagian dalam
kendaraan, sehingga tidak mudah terhapus/hilang
b. Untuk kendaraan bermotor roda 2 ditempatkan di bagian badan yang
mudah dilihat
c. Untuk tanah kosong dicantumkan pada sebuah papan yang berukuran
sekurang-kurangnya 60 x 100 cm;
d. A, B dan C semuanya sudah tepat terkait dengan pencantuman kode
barang milik daerah.

15. Sebuah barang milik Pemprov Maluku (17), bidang perikanan (11), pada
Dinas Perikanan dan Kelautan (02), sub dinas Pengelolaan Budidaya Perikanan
(55) diperoleh tahun 2010, dengan nomor urut pendaftaran 0001. Kode lokasi
untuk barang tersebut adalah :
a. 11.17.00.11.02.10.0001
b. 11.17.00.11.02.10.55
c. 17.00.11.02.55.10.0001
d. 11.17.11.02.55.10.0001

4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik

Penatausa haan Barang Milik Daerah 58


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat


meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.

Penatausa haan Barang Milik Daerah 59


BAB V

KEGIATAN BELAJAR 4
PENCATATAN PADA KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) DAN
KARTU INVENTARIS RUANGAN (KIR)

5.1. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 4 ini, peserta diharapkan:
1. dapat memahami pencatatan barang milik daerah
2. dapat menghasilkan Kartu Inventaris Barang (KIB) dan cara pengisian KIB.
3. dapat menjelaskan Daftar Barang Milik Daerah

5.2. Pencatatan Barang Milik Daerah

Setiap barang milik daerah akan dilaporkan dalam suatu daftar, yaitu Daftar
Barang Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Apa
yang terdapat dalam DBP dan DBKP adalah hasil dari pencatatan yang
dilakukan dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan
(KIR).

5.2.1. Kartu Inventaris Barang (KIB)

Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
barang-barang inventaris. Pencatatan ini bisa dilakukan untuk setiap barang
(misalnya PC merk A), atau secara kolektif (semua PC digabungkan dalam 1
KIB). Pencatatan dalam KIB harus meliputi informasi yang terkait dengan asal
barang tersebut (pembelian, hibah, wakaf dstnya), volume/jumlah, kapasitas
(terkait dengan peralatan tentu saja ada kapasitas terkait dengan
mesin/peralatan), merk, tipe, nilai/harga, tahun pembelian/pembuatan dan data
lain mengenai barang tersebut yang diperlukan untuk inventarisasi maupun
tujuan lain dan dipergunakan selama barang itu belum dihapuskan.
Dalam KB 3 telah dijelaskan, terdapat 6 golongan barang, yaitu :

Penatausa haan Barang Milik Daera h 60


1. tanah
2. mesin dan peralatan
3. Gedung dan bangunan
4. Jalan, irigasi dan jaringan
5. Asset tetap lainnya
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan.

Setiap barang, akan dicatat dalam Kartu Inventaris Barang. Barang dalam
golongan yang sama, akan dicatat dalam KIB yang sama. Misalnya saja, tanah
kolam ikan dan tanah tandus/rusak akan dibukukan dalam KIB yang sama.
Sebaliknya, tanah tandus/rusak tentunya tidak akan dicatat dalam KIB yang
sama dengan bangunan. Terdapat 6 macam KIB, yaitu :
1. KIB-A: Tanah,
2. KIB-B: Mesin dan Peralatan
3. KIB-C: Gedung dan Bangunan
4. KIB-D: Jalan, Irigasi dan Jaringan
5. KIB-E: Aset Tetap Lainnya
6. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan

Untuk setiap KIB, selalu terdapat kode lokasi. Untuk kode lokasi ini
digunakan pedoman kode lokasi yang sudah dibahas dalam KIB sebelumnya.
Selain itu, setiap KIB selalu mencantumkan 2 penandatangan, yaitu Pengurus
Barang, kepala SKPD. Setiap barang milik SKPD tentu harus diketahui oleh
kepala SKPD. Itu sebabnya pada sisi kiri bawah, terdapat tanda tangan kepala
SKPD. Selain itu, terdapat kolom keterangan yang memuat keterangan yang
dianggap perlu. Tentu saja, keterangan ini mencakup hal-hal yang belum
terdapat dalam KIB tersebut, yang dianggap perlu dicatat oleh SKPD.

5.2.1.1. KIB-A Tanah


KIB-A mencatat barang milik daerah yang termasuk dalam golongan tanah.
Misalnya saja tanah perkampungan, tanah pertanian, tanah perkebunan tanah
penggunaan lain, tanah bangunan dan tanah pertambangan, tanah badan jalan
dan lain-lain sejenisnya. KIB-A Tanah terdiri atas 14 kolom.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 61


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) A
TANAH

NO. KODE LOKASI :


No Jenis Nomor Luas Tahun Letak/ Status Tanah Penggunaan Asal Harga Ket
Barang/ Kode Register (m2) Pengadaan Alamat Hak Sertifikat Usul (Ribuan
Nama Barang Rp)
Barang Tanggal Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


Cara pengisian KIB-A adalah sebagai berikut :
a. Kolom 1 : Nomor urut pencatatan
b. Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang.
Pada kolom 2 dituliskan dengan jelas jenis tanah yang merupakan barang
inventaris. Misalnya saja tanah perkantoran, tanah perkebunan,tanah
tegalan, tanah hutan dlsbnya.
c. Kolom 3 : Nomor Kode Barang . Untuk kode barang digunakan kode barang
yang terdapat dalam lampiran Permendagri 17 tahun 2007.
d. Kolom 4 : Nomor Register, yaitu nomor urut barang. Nomor urut barang
berbeda dengan nomor urut pencatatan. Nomor urut barang dikaitkan dengan
barang yang sejenis.
e. Kolom 5 : Luas tanah
f. Kolom 6 : Tahun pengadaan tanah
g. Kolom 7 : Letak/Alamat. Tuliskan letak alamat lengkap lokasi dari tanah
tersebut.
Contoh : Jalan Raya Bintaro Utama Sektor V, Bintaro, Tangerang, atau nama
kelurahan, kecamatan/nama kota dsbnya.
h. Kolom 8 diisi hak pakai atau hak pengelolaan tanah. Kalau tanah tersebut
dipergunakan langsung menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
pemerintahan, kolom 8 diisi hak pakai. Apabila tanah tersebut dipergunakan
untuk menunjang tugas pokok dan fungsi, harus diisi hak pengelolaan.
i. Kolom 9 : Tanggal Sertifikat, yaitu tanggal terbitnya sertifikat tanah tersebut.
j. Kolom 10: Nomor Sertifikat
k. Kolom 11: Penggunaan. Misalnya saja perkampungan, taman, perkebunan
dlsbnya.
l. Kolom 12 diisi dengan asal usul perolehan dari barang tersebut. Misalnya
saja dibeli, hibah, transfer masuk dan lain sebagainya.
m. Kolom 13: Harga
Pada kolom 13 dituliskan nilai pembelian dari tanah atau nilai taksiran tanah
kalau tanah tersebut berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan hutan dan
sebagainya

Perlu diingat, apabila ada data tanah yang tidak jelas, supaya proses
pencatatan (Sensus Daerah) tidak terhambat, kolom atau lajur tersebut dapat

Penatausa haan Barang Milik Daera h 63


dikosongkan atau diberikan tanda – . Akan tetapi ada 2 hal yang tidak boleh
dikosongkan dan harus ditaksir atau diperkirakan, yaitu :
a. Tahun Perolehan, karena tahun perolehan termasuk dalam Kode Lokasi
b. Harga, oleh karena menyatakan/menggambarkan besarnya aset/ kekayaan
yang ada pada SKPD, dan menggambarkan seluruh aset/kekayaan dan
masing-masing Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Khusus mengenai harga, yang dicantumkan adalah harga beli sesuai
ketentuan yang berlaku. Namun dalam rangka Sensus barang Daerah, apabila
tidak ada harga beli atau harga peroehan, maka untuk mendapatkan data/harga
yang wajar, dapat dengan harga pada saat dilaksanakan Sensus Barang Daerah,
seperti:
a. Untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah atau NJOP setempat.
b. Untuk bangunan berdasarkan Harga standar dari Dinas Pekerjaan Umum.

5.2.1.2. Kartu Inventaris Barang B - Mesin dan Peralatan

KIB B digunakan untuk mencatat mesin dan peralatan, seperti :


a. alat-alat besar
Alat-alat Besar Darat, Alat-alat Besar Apung. Alat-alat Bantu dan lain-lain
sejenisnya.
b. alat-alat angkutan
Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat Angkutan Darat Tak Bermotor, Alat
Angkut Apung Bermotor, Alat Angkut Apung tak Bermotor, Alat Angkut
Bermotor Udara, dan lain-lainnya sejenisnya.
c. alat-alat bengkel dan alat ukur
Alat Bengkel Bermotor, Alat Bengkel Tak Bermotor, dan lain-lain sejenisnya.
d. alat-alat pertanian/peternakan
Alat Pengolahan Tanah dan Tanaman, Alat Pemeliharaan Tanaman/Pasca
Penyimpanan dan lain-lain sejenisnya.
e. alat-alat kantor dan rumah tangga
Alat Kantor, Alat Rumah Tangga, dan lain-lain sejenisnya.
f. alat studio dan alat komunikasi
Alat Studio, Alat Komunikasi dan lain-lain sejenisnya.
g. alat-alat kedokteran

Penatausa haan Barang Milik Daera h 64


Alat Kedokteran seperti Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Gigi, Alat
Kedokteran Keluarga Berencana, Alat Kedokteran Mata, Alat Kedokteran
THT, Alat Rontgen, Alat Farmasi, dan lain-lain sejenisnya.
h. alat-alat laboratorium
Unit Alat Laboratorium, Alat Peraga/Praktek Sekolah dan lain-lain sejenisnya.
i. alat-alat keamanan
Senjata Api, Persenjatan Non Senjata Api, Amunisi, Senjata Sinar dan lain-
lain sejenisnya.

KIB-B terdiri atas 16 kolom. Format KIB-B dapat dilihat di halaman berikut.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 65


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B
PERALATAN DAN MESIN

NO. KODE LOKASI :

No Kode Nama Nomor Merk/ Ukuran/ Bahan Tahun Nomor Asal Harga Ket
urut Barang Barang/ Register Type CC Pembelian Usul
Jenis Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB Cara
Barang Perolehan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


Cara pengisian:
1. Kolom 1: Nomor Urut, yaitu nomor urut setiap jenis barang.
2. Kolom 2: Nomor Kode Barang.
3. Kolom 3: Nama Barang/Jenis Barang.
Isi jenis barang atau nama secara jelas seperti kendaraan. Misalnya alat
besar, komputer PC dan sebagainya. Untuk barang-barang yang mempunyai
nomor pabrik, cara pencatatannya harus satu persatu, sehingga hanya akan
ada satu barang saja di setiap baris. Akan tetapi, tidak semua barang milik
daerah memiliki nomor pabrik. Beberapa barang milik daerah seperti kursi
dan meja tidak memiliki nomor pabrik. Barang-barang yang tidak mempunyai
nomor pabrik dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat barang
tersebut mempunyai karakteristik yang sama (ukuran, bahan baku, tahun
pembelian dan sebagainya).
4. Kolom 4: Nomor Register. Kalau terdapat lebih dari satu barang yang sejenis,
maka diberikan nomor register yang dimulai dari 0001 sampai dengan nomor
terakhir dari barang dimaksud.
5. Kolom 5: Merk/Tipe
Pada kolom 5 tuliskan merk dan tipe barang yang dimaksud. Apabila tidak
ada tipenya kolom ini diberi tanda strip (-). Contohnya :
a. mobil, merk Toyota Kijang Inova, Tipe EV.
b. Komputer, merk IBM dengan tipe Pentium 4.
6. Kolom 6: Ukuran/CC
Pada kolom 6 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang bersangkutan.
Apabila tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-). Contoh :
a. Mobil 2000 cc (untuk mobil Toyota Kijang contoh 6)
b. Komputer dengan spesifikasi besaran layar, kapasitas, dan sebagainya.
7. Kolom 7: B a h a n.
Misalnya besi untuk filling cabinet, besi dan plastik untuk kursi. Apabila
digunakan lebih dari 1 bahan, maka tuliskan bahan yang paling banyak
digunakan.
8. Kolom 8: Tahun Pembelian.
Pada kolom 8 tuliskan tahun pembelian dari barang yang bersangkutan.
Apabila tidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun
penerimaan/unit pemakaiannya.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 67


9. Kolom 9: Nomor Pabrik.
Pada kolom 9 tuliskan nomor pabrik barang yang bersangkutan. Apabila tidak
diketahui nomor pabrik maka kolom ini diberi tanda strip (-).
10. Kolom 10 : Nomor Rangka, yaitu nomor rangka/chasis dari alat angkutan
yang bersangkutan (kalau ada). Kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda
”-”. Contoh : K.357608 dan sebagainya.
11. Kolom 11 Nomor Mesin. Nomor mesin bisa dapat dilihat pada pada faktur
/kuitansi pembelian alat angkutan. Kalau tidak ada nomor mesin berikan
tanda strip (-).
12. Kolom 12: Nomor Polisi. Contoh : B 8165 LE dan seterusnya. Untuk jenis Alat
Angkutan tertentu yang tidak mempunyai Nomor Polisi, maka kolom ini diberi
tanda “-“
13. Kolom 13 : B P K B.
14. Kolom 14 : Asal-usul. Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.
15. Kolom 15 : H a r g a.
Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan berdasarkan
faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari
pembelian. Apabila barang yang bersangkutan berasal dari
sumbangan/hadiah, supaya diperkirakan dengan harga yang wajar.
Pencatatannya dinyatakan dalam ribuan rupiah. Contohnya, suatu barang
dengan harga Rp 1.250.765,- maka pada kolom ini dituliskan 1.251.

5.2.1.3. KIB-C: Gedung dan Bangunan

KIB-C ini digunakan untuk mencatat setiap bangunan, gedung dan


bangunan monumen. KIB Gedung dan Bangunan ini terdiri dari 17 kolom. Setiap
gedung dan bangunan yang dimiliki pemerintah daerah harus dicatat dalam KIB-
C.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 68


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) C
GEDUNG DAN BANGUNAN

NO. KODE LOKASI :

No Jenis Nomor Kondisi Konstruksi Luas Letak/ Dokumen Luas Status Nomor Asal Harga Ket
urut Barang/ Bangunan Bangunan Lantai (M2) Tanah Kode Usul
Lokasi Gedung
Nama (B,KB,RB) (M2) Tanah
Barang Kode Register Bertingkat Beton/ Alamat Tanggal Nomor
Barang Tidak Tidak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


Cara pengisian :
1. Kolom 1: Diisi nomor urut
2. Kolom 2: Jenis Barang/nama Barang
Pengisian tentang Gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri
atau dapat pula merupakan suatu kesatuan bangunan yang tidak dapat
dipisahkan. Misalnya, Gedung Kantor Gubernur, Kabupaten, Kecamatan,
Kelurahan, Gedung Sekolah, Puskesmas, Olah Raga, Monumen dan
sebagainya.
3. Kolom 3: Diisi Nomor Kode Barang
4. Kolom 4: Diisi Nomor Register
5. Kolom 5: Kondisi Bangunan, yaitu kondisi bangunan gedung/bangunan
monumen pada saat pelaksanaan Inventarisasi. Kondisi fisik bisa dalam
keadaan baik, rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.
6. Kolom 6: Konstruksi Bangunan. Pada kolom 6 tuliskan “bertingkat” apabila
bangunan tersebut bertingkat. Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan “tidak”.
7. Kolom 7. Pada Kolom 7 tuliskan: ”beton” apabila bangunan tersebut
seluruhnya berkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton
isikan “tidak”.
8. Kolom 8: Luas Lantai ( M² ). Harus disajikan dengan bilangan bulat.
Perhitungan luas lantai tersebut termasuk luas teras. Untuk gedung
bertingkat dihitung dari luas lantai satu , dijumlah dengan luas lantai
bertingkat berikutnya.
9. Kolom 9: Letak/Lokasi. Pada kolom 9 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari
bangunan tersebut. Misalnya : Jalan Raya Bintaro Utama Sektor V, Bintaro
Jaya, Tangerang Selatan
10. Kolom 10 dan 11 diisi dengan data mengenai dokumen gedung.
Apa saja yang dimaksud dengan dokumen gedung ? Dokumen gedung
dapat berupa surat-surat pemilikan seperti sertifikat atas tanah bangunan
gedung, Surat Ijin Bangunan dan sebagainya. Pada kolom 10 diisikan tanggal
dokumen dikeluarkan, sedangkan pada kolom 11 diisikan Nomor Dokumen.
11. Pada kolom 12 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran m² dengan
bilangan bulat. Kalau kolom 8 merupakan luas bangunan, dalam kolom ini
yang disajikan adalah luas tanah.
12. Pada kolom 13 isikan status tanah dari tanah/bangunan.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 70


Status tanah/bangunan bisa berupa :
a. Tanah milik Pemda
b. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
d. Hak Tanah (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum),
Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
13. Pada kolom 14 isikan Nomor Kode Tanah.
14. Kolom 15: Asal Usul. Misalnya saja dibeli, hibah dan lain-lain. Apabila
bangunan/barang tersebut dibiayai dari beberapa sumber anggaran, dicatat
sebagai milik komponen pemilikan pokok. Misalnya, bangunan milik Pemda
yang pembangunannya dibantu dari anggaran Pusat maka statusnya tetap
dicatat sebagai milik Pemda.
15. Kolom 16: H a r g a
Pada kolom 16 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunan
gedung/monumen tersebut. Terkadang dari dokumen yang ada, nilai
gedung/monumen tersebut tidak dapat diketahui. Apabila hal ini terjadi, nilai
gedung dicatat berdasarkan harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada
waktu pencatatan.

5.2.1.4. KIB-D: Jalan, Irigasi dan Jaringan


KIB-D terdiri dari 17 kolom dan digunakan untuk mencatat jalan, irigasi dan
jaringan. Apa saja yang akan dicatat dalam KIB-D ?
1. Jalan dan jembatan
Jalan, Jembatan, terowongan dan lain-lain jenisnya.
2. Bangunan air/irigasi
Bangunan Air Irigasi, Bangunan Air Pasang, Bangunan Air, Pengembangan
Rawa dan Polde, Bangunan Air Pengaman Surya dan Penanggul, Bangunan
Air Minum, Bangunan Air Kotor dan Bangunan Air lain yang sejenis.
3. Instalasi
Instalasi Air Minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi Pengolahan Sampah, Instalasi
Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi Pembangkit Listrik, Instalasi Gardu
Listrik dan lain-lain sejenisnya.
4. Jaringan
Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik dan lain-lain sejenisnya.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 71


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) D
JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

NO. KODE LOKASI :

No Jenis Nomor Konstruksi Panjang Lebar Luas Letak/ Dokumen Status Nomor Asal Harga Kondisi Ket
urut Barang/ (km) (M) (m2) Lokasi Tanah Kode Usul (B,KB,RB)
Nama Kode Register Tanggal Nomor Tanah
Barang Barang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


Cara pengisian :
1. Kolom 1 : Diisi nomor urut
2. Kolom 2 : Jenis Barang
Pada kolom 2 tuliskan jenis Jalan, Irigasi Dan Jaringan yang merupakan
Barang Inventaris. Misalnya Jalan, Jembatan, terowongan, Bangunan Air
Irigasi, Bangunan Air Pasang, Bangunan Air Pengembangan Rawa dan Polde,
Bangunan Air Pengaman Surya dan Penanggul, Bangunan Air Minum,
Bangunan Air Kotor, Instalasi Air Minum, Instalasi Air Kotor, Instalasi
Pengolahan Sampah, Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan, Instalasi
Pembangkit Listrik, Instalasi Gardu Listrik, Jaringan Air Minum, Jaringan Listrik
dan lain-lain sejenisnya.
3. Kolom 3 diisi nomor kode barang.
4. Kolom 4 diisi nomor register (pencatatan).
5. Kolom 5 diisi dengan konstruksi dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.
Misalnya: aspal, beton, dan lain sebagainya.
6. Kolom 6 diisi dengan panjang dari jalan, irigasi dan jaringan.
7. Kolom 7 diisi dengan lebar dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan.
8. Kolom 8 diisi dengan luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.
9. Kolom 9 diisi letak/lokasi luas dari Jalan, Irigasi dan Jaringan.
10.Kolom 10 diisi Dokumen dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan.
Yang dimaksud dengan dokumen dari Jalan, Irigasi Dan Jaringan berupa
surat-surat pemilikan.
11.Kolom 12: Status tanah
Pada kolom 12 diisikan status atas tanah, jalan, irigasi dan jaringan berupa :
1) Tanah milik Pemerintah daerah
2) Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
3) Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
4) Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
12.Kolom 13 diisi dengan Nomor kode tanah
13.Kolom 14 diisi asal perolehan dari barang tersebut. Misalnya saja pembelian,
hibah dan lain-lain. Dalam hal jalan, irigasi dan jaringan yang dibiayai dari
beberapa sumber anggaran, dicatat sebagai milik komponen pemilikan pokok,

Penatausa haan Barang Milik Daera h 73


Misalnya jalan, irigasi dan jaringan Pemda dibantu dari anggaran Pusat maka
statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.
14.Kolom 15 diisi harga jalan, irigasi dan jaringan.
Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenarnya untuk jalan, irigasi dan
jaringan. Apabila nilai jalan, irigasi dan jaringan tersebut tidak dapat diketahui
berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakanlah nilai jalan, irigasi dan
jaringan berdasarkan harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada waktu
pencatatan.
15.Kolom 16 diisi dengan kondisi barang, yaitu baik, kurang baik dan rusak berat.

5.2.1.5. KIB-E: Aset Tetap Lainnya


Aset tetap lainnya adalah asset tetap yang bukan merupakan tanah, mesin
dan peralatan, bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. KIB-E ini digunakan untuk
mencatat:
a. buku dan perpustakaan
Buku seperti Buku Umum Filsafah, Agama, Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa,
Matematika dan Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Praktis. Arsitektur,
Kesenian, Olahraga Geografi, Biografi, sejarah dan lain-lain sejenisnya.
b. barang bercorak kesenian/kebudayaan
Barang Bercorak Kesenian, Kebudayan seperti Pahatan, Lukisan Alat-alat
Kesenian, Alat Olahraga, Tanda Penghargaan, dan lain-lain sejenisnya.
c. hewan/ternak dan tumbuhan
Hewan seperti Binatang Ternak, Binatang Unggas, Binatang Melata, Binatang
Ikan, Hewan Kebun Binatang dan lain-lain sejenisnya. Tumbuhan-tumbuhan
seperti Pohon Jati, Pohon Mahoni, Pohon Kenari, Pohon Asem dan lain-lain
sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 74


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E
ASSET TETAP LAINNYA

NO. KODE LOKASI :

No Nama Nomor Buku/Perpustakaan Barang Bercorak Hewan/Ternak Jumlah Tahun Asal Harga Ket
urut Barang/ Kesenian/Kebudayaan Dan Cetak/ Usul
Jenis Tumbuhan Pembelian Cara
Barang Perolehan
Kode Register Judul/ Spesifikasi Asal Pencipta Bahan Jenis Ukuran
Barang Pencipta Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


KIB-E ini terdiri dari 16 kolom. Cara pengisiannya :
1. Kolom 1 : Nomor Urut.
Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang, dimulai dari
Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.
2. Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang.
Pada kolom 2 tuliskan jenis barang atau nama secara jelas seperti : Buku
dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan/ternak dan tumbuh-
tumbuhan dan sebagainya. Buku/barang bercorak kesenian/hewan dan
tumbuhan pencatatannya dapat digabungkan dalam satu baris dengan syarat
bahwa barang tersebut mempunyai karakteristik yang sama (judul, ukuran,
bahan baku, tahun pembelian dan sebagainya).
3. Kolom 3 :Nomor Kode Barang
Terdiri dari golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub sub
kelompok . Kode barang bisa dilihat dalam Lampiran 41 Permendagri 17
tahun 2007.
4. Kolom 4 : Nomor Register
Pada kolom 4 tuliskan nomor register dari barang yang bersangkutan. Dalam
hal KIB ini dipergunakan untuk mencatat lebih dari satu barang yang sejenis ,
diberi nomor register mulai dari 0001 s/d nomor register terakhir dari barang
dimaksud.
5. Kolom 5 diisi judul/pencipta buku.
6. Kolom 6 diisi mengenai bahan pembuatan buku (kertas, CD dan lain
sebagainya).
7. Kolom 7,8,9 terkait dengan barang bercorak kesenian/kebudayaan.
1) Pada Kolom 7 diisi mengenai asal daerah
2) Kolom 8 diisi nama pencipta
3) Kolom 9 diisi spesifikasi bahan.
8. Kolom 10,11 terkait dengan Hewan/Ternak dan Tumbuhan.
1) Pada kolom 10 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan.
2) Kolom 11 diisi ukuran ( kg, cm, m, dan sebagainya).
9. Kolom 12 diisi dengan jumlah barang.
10. Kolom 13 disi Tahun cetak/pembelian. Kalau tidak diketahui, tuliskan tanda
strip (-)

Penatausa haan Barang Milik Daera h 76


11. Kolom 14: Asal-usul. Pada kolom 14 tuliskan asal usul dari barang yang
bersangkutan. Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.
12. Kolom 15 : harga. Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan
berdasarkan faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan
berasal dari pembelian. Apabila berasal dari sumbangan/hadiah , maka harus
diperkirakan dengan harga yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.

5.2.1.6. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan


Suatu barang yang masih dalam pengerjaan merupakan Konstruksi Dalam
Pengerjaan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, barang yang
masih dalam proses pengerjaan akan dibukukan dalam KDP, dan setelah barang
tersebut selesai dikerjakan dan diserahterimakan, baru diakui sebagai asset
definitif (bangunan, jalan dan sebagainya). KIB-F ini digunakan untuk mencatat
setiap barang yang masih dalam pengerjaan. KIB-F ini terdiri dari 15 kolom.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 77


KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) F
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

NO. KODE LOKASI :

No Jenis Bangunan Konstruksi Luas Letak/Lokasi Dokumen Tgl/ Status Nomor Asal Nilai Ket
urut Barang/ (P,SP,D) Bangunan (m2) Alamat Bln/ Tanah Kode Usul Kontrak
Nama Bertingkat/ Beton/ Tanggal Nomor Thn Tanah Pembiayaan (Rp)
Barang Tidak Tidak Mulai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


Cara pengisiannya adalah sebagai berikut :
1. Kolom 1 : Diisi nomor urut.
2. Kolom 2 : Jenis Barang/Nama Barang
Pada kolom 2 diisi jenis barang dalam proses pengerjaan. Misalnya, Gedung,
Bangunan, Jalan, Irigasi, Instalasi, Jaringan, dan lain sebagainya.
3. Kolom 3 : Bangunan
Pada kolom 3 diisi fisik bangunan (permanen, semi permanen, darurat).
4. Kolom 4,5: Konstruksi Bangunan
Pada kolom 4 diisi bentuk bangunan (bertingkat atau tidak)
Pada kolom 5 diisi bahan bangunan (beton atau tidak).
5. Kolom 6 : Luas
Pada kolom 6 diisi luas dari bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.
6. Kolom 7 : Letak/Lokasi
Pada kolom 7 diisi letak/lokasi, alamat dari bangunan jalan, irigasi dan
jaringan dan lain sebagainya.
7. Kolom 8, 9: Dokumen.
Pada kolom 8,9 diisi tanggal dan nomor dokumen kontrak kerja (SPK, Surat
Perjanjian, Kontrak dan lain sebagainya).
8. Kolom 10 diisi tanggal, bulan, dan tahun dimulainya pekerjaan.
9. Kolom 11 diisi status tanah dari tanah/bangunan tersebut.
Status atas tanah/bangunan dapat berupa :
1) Tanah milik Pemerintah Daerah.
2) Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
3) Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
4) Hak atas Tanah (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak
Guna Bangunan, Hak Pakai atau Hak Pengelolaan.
10.Kolom 12 diisi Nomor Kode Tanah sesuai golongan, bidang, kelompok, sub
kelompok, sub sub kelompok seperti yang tercantum pada Lampiran 41
Permendagri 17 tahun 2007.
11.Kolom 13 diisi asal usul pembiayaan dari barang tersebut, misalnya dari
APBD, APBN, bantuan, hibah dan lain sebagainya.
12.Kolom 14 diisi nilai/harga sesuai dengan kontrak.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 79


5.3. Kartu Inventaris Ruangan (KIR)

Kartu Inventaris Ruangan (KIR) ini digunakan untuk mencatat inventaris


yang berada di setiap ruangan. KIR memuat data jenis barang, dan terdiri dari 14
kolom. Berbeda dengan KIB, kode lokasi diisi pada sisi kanan atas. Sisi kiri
mencantumkan nama unit, satuan kerja dan kode ruangan.
Cara pengisian KIR :
1. Pada sudut kiri atas diisi nama Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Unit,
Satuan Kerja dan ruangan.
2. Kolom 1 : Diisi sesuai dengan Nomor Urut Pencatatan Barang.
3. Kolom 2 : Diisi dengan jenis, nama barang. Contohnya meja tulis, AC, mesin
tik, komputer dan sebagainya.
4. Kolom 3 : Diisi dengan Merk atau Model Barang. Contoh : Olivetti manual,
IBM
5. Kolom 4 : Diisi Nomor Seri pabrik yang biasanya sudah tercantum pada
barang yang bersangkutan. Misalnya, Mesin Tik No. 7471475. Apabila barang
bukan buatan pabrik maka tidak perlu diberikan keterangan apa pun.
6. Kolom 5 : Diisi ukuran, yang tentunya berlainan untuk tiap jenis barang yang
berbeda. Contoh : Mesin Tik “ 18”.
7. Kolom 6 : Diisi bahan dari jenis barang yang bersangkutan. Contoh : Kursi
kayu ditulis “ Kayu”. Kursi Besi ditulis “ Besi “. Barang-barang tertentu yang
dipandang tidak perlu disebutkan nama bahannya atau mungkin sulit
menyebutkan bahannya, maka dalam kolom ini dapat dikosongkan/distrip (-).
8. Kolom 7 : Diisi tahun pembuatan atau tahun pembelian.
9. Kolom 8 : Diisi nomor Kode Barang (Kode Lokasi dan Kode Barang).
10.Kolom 9 : Diisi jumlah barang yang mempunyai karakteristik yang sama (jenis,
merk/model, ukuran, bahan dan tahun pembuatan)
11.Kolom 10 : Diisi harga pembelian/perolehan/pengadaan barang dalam ribuan
rupiah.
12.Kolom 11,12 dan 13 diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu
pencatatan.
13.Kolom 14 : Diisi keterangan Barang yang dianggap perlu, misalnya
dihapuskan.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 80


14.Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibutuhkan tanggal
pencatatan dan ditanda tangani oleh penanggung jawab ruangan dan
diketahui Kepala Unit/Satuan Kerja.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 81


KARTU INVENTARIS RUANGAN
KAB :
PROVINSI :
UNIT :
SATUAN KERJA :
RUANGAN : NO. KODE LOKASI :

No Nama Merk/Model No. Ukuran Bahan Tahun No. Jumlah Barang/ Harga Keadaan Barang Keterangan
Urut Barang/ Seri Pembuatan/ Kode Register Beli/Perolehan Baik Kurang Rusak
Jenis Pabrik Pembelian Barang Baik Berat
barang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MENGETAHUI ............., .......................................


KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(...................................) (.........................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik Daera h


5.4. Daftar Barang Milik Daerah.

Setelah kuasa pengguna atau pengguna barang mencatat dalam KIB dan
KIR, hasilnya akan digabungkan menjadi suatu daftar. Untuk pengguna barang
maka hasilnya adalah Daftar Barang Pengguna (DBP), sedangkan untuk kuasa
pengguna barang akan dihasilkan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). BKP
ini akan digabungkan oleh pengguna barang dalam Daftar Barang Pengguna.
Selanjutnya pembantu pengelola akan menggabungkan DBP dari setiap
pengguna barang. Hasil penggabungan ini disusun dalam suatu daftar yang
disebut Daftar Barang Milik Daerah.
Seluruh daftar barang ini sebetulnya merupakan dokumen yang dihasilkan
dari pencatatan barang milik daerah. Akan tetapi, dokumen ini bukanlah
dokumen yang dijadikan pelaporan oleh pengguna barang. Untuk pelaporan
akan dijelaskan lebih lanjut dalam KB 5.

5.5. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 4,


kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.

1. Apa yang dimaksud dengan KIB ?


2. SKPD yang sudah mencatat dalam KIB, apakah masih harus mencatat
barang tersebut dalam KIR ? Jelaskan.
3. Menurut Saudara, jenis KIB terkait dengan apa ? Jelaskan !
4. Siapa yang harus menandatangani KIB dan KIR ? Mengapa ?
5. Mengapa kepala SKPD harus juga turut menandatangani KIB dan KIR ?
Jelaskan !

5.6. Rangkuman

Setiap barang milik daerah akan dicatat dalam suatu daftar yang disebut
Daftar Barang Pengguna (bagi pengguna barang) dan Daftar Barang Kuasa
Pengguna Barang (bagi kuasa pengguna barang). Apa yang terdapat dalam

Penatausa haan Barang Milik Daera h 83


daftar tersebut, merupakan hasil dari pencatatan yang dilakukan dalam Kartu
Inventaris Barang (KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR).
Pencatatan dalam KIB dan KIR menggunakan penggolongan yang sudah
dibahas dalam KB 3, yaitu kode lokasi dan kode barang. Sesuai dengan jenis
penggolongan barang menjadi 6, yaitu tanah, mesin dan peralatan,
gedung/bangunan, jalan/jaringan/irigasi, KDP dan asset tetap lainnya, maka
terdapat 6 KIB untuk mencatat setiap barang sesuai dengan golongan.
Kartu Inventaris Ruangan digunakan untuk mencatat barang yang ada
dalam setiap ruangan. Ini dilakukan juga sebagai alat kontrol untuk mengetahui
barang yang ada di ruangan. Sama seperti KIB, maka KIR harus ditandatangani
oleh Pengurus Barang dan kepala SKPD.

5.7. Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Kartu Inventaris Barang :


a. mencatat setiap barang yang memiliki merk yang sama
b. mencatat setiap barang yang memiliki kondisi yang sama
c. mencatat setiap barang yang berada pada golongan yang sama
d. A, B dan C semuanya benar

2. Manakah yang akan dicatat dalam KIB A


a. tanah tandus
b. bangunan yang belum selesai dikerjakan
c. bangunan bertingkat
d. jembatan penyeberangan

3. Manakah yang akan dicatat dalam KIB-F


a. tanah tandus
b. bangunan yang belum selesai dikerjakan
c. bangunan bertingkat
d. jembatan penyeberangan

Penatausa haan Barang Milik Daera h 84


4. Manakah yang akan dicatat dalam KIB-D
a. tanah tandus
b. bangunan yang belum selesai dikerjakan
c. bangunan bertingkat
d. jembatan penyeberangan

5. Informasi apa yang tidak terdapat dalam KIB


a. nama kepala SKPD
b. nama Pengurus Barang
c. nama SKPD
d. tahun perolehan

6. Manakah pernyataan yang tepat


a. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB A, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB C
b. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB A
c. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB B, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB C
d. B. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah
bangunan tersebut akan dicatat dalam KIB B

7. Suatu bangunan yang sudah digunakan, saat ini sedang dilakukan


pengecatan. Bangunan tersebut akan dicatat dalam :
a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E
d. KIB F

8. SKPD memiliki monumen. Monumen tersebut akan dicatat dalam :


a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E
d. KIB F

Penatausa haan Barang Milik Daera h 85


9. Bawasda memiliki buku-buku perpustakaan. Buku tersebut akan dicatat
dalam :
a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E
d. KIB F

10. AC yang berada dalam ruangan A akan dibukukan dalam :


a. KIR, KIB B
b. KIB B
c. KIR, KIB C
d. KIR, KIB D

11. Terdapat 2 buah komputer yang terdapat pada ruangan A dan ruangan B.
Manakah pernyataan yang tepat terkait dengan komputer tersebut.
a. kedua komputer akan dicatat dalam KIB yang sama, dan KIR yang
terpisah
b. kedua komputer akan dicatat dalam KIB dan KIR yang terpisah
c. kedua komputer akan dicatat dalam KIB dan KIR yang sama
d. kedua komputer tidak akan dicatat dalam KIB apabila telah dicatat dalam
KIR

12. Manakah pernyataan yang tepat


a. DBP dihasilkan sebelum membuat KIB
b. DBP dihasilkan setelah pencatatan dalam KIB
c. tidak ada hubungan antara DBP dan KIB
d. DBP dihasilkan dari KIB yang dibuat Kuasa Pengguna Barang

13. Pencatatan dalam KIB dan KIR


a. KIR tidak memerlukan penggolongan barang
b. keduanya tidak mencantumkan penggolongan barang
c. KIB mencantumkan kode lokasi, sedangkan KIR tidak
d. A, B dan C semuanya salah

Penatausa haan Barang Milik Daera h 86


14. Untuk kuasa pengguna barang
a. KIB ditandatangani oleh Kepala UPTD dan Pengurus Barang
b. KIB ditandatangani oleh kepala SKPD dan kepala UPTD
c. KIB ditandatangani oleh Kepala SKPD dan Pengurus Barang
d. A, B dan C semuanya benar

15. Pencatatan bangunan dalam KIB


a. hanya perlu dicatat luas bangunan saja, karena luas tanah sudah dicatat
dalam KIB yang lain
b. hanya perlu dicatat luas dasar bangunan saja untuk bangunan bertingkat
c. dicatat luas bangunan dan luas tanah, meskipun luas tanah belum dicatat
dalam KIB yang lain
d. dicatat luas bangunan dan luas tanah, karena luas tanah belum dicatat
dalam KIB yang lain

5.8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat


meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 87


BAB VI

KEGIATAN BELAJAR 5
PELAPORAN BARANG MILIK DAERAH

6.1. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari kegiatan belajar 6 ini, peserta diharapkan:
1. dapat menerangkan mekanisme pelaporan Barang Milik Daerah.
2. dapat menjelaskan laporan Barang Milik Daerah

6.2. Mekanisme Pelaporan Barang Milik Daerah.

Dalam KB 4 telah dijelaskan bahwa pencatatan barang milik daerah akan


menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dan
Daftar Barang Pengguna (DBP).

Bagan 6.1.
Bagan Alur Pencatatan Barang Milik Daerah

Kuasa Pengguna Pengguna Barang

KIB KIB KIR


A-F A-F
DBKP

KIR
DBP

Laporan
Pengguna Laporan
Barang Pengguna
Barang

Penatausa haan Barang Milik D aera h 88


Selanjutnya, dilakukan pelaporan secara berjenjang berdasarkan informasi
yang terdapat dalam DBP dan DBKP. Untuk pelaporan dilakukan secara
bertingkat, yaitu :
1. Kuasa Pengguna Barang (Kepala Unit Kerja) harus menyampaikan Laporan
Pengguna Barang setiap semester, tahunan dan 5 tahunan kepada
Pengguna Barang.
2. Kepala SKPD selaku Pengguna Barang menyampaikan Laporan Pengguna
Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan kepada Kepala Daerah melalui
Pengelola Barang (yaitu Sekretaris Daerah).
3. Pembantu Pengelola (yaitu Kepala Bagian Perlengkapan) menghimpun
seluruh Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan dari
masing-masing SKPD, baik jumlah mapun nilainya, dan membuat
rekapitulasinya.
4. Hasil Rekapitulasi ini yang menjadi bahan pembuatan Neraca Daerah.

Bagan 6.2
Alur Pelaporan Barang Milik Daerah

Periode
Kuasa Pengguna Barang
semester,tahunan, 5 tahunan
Laporan Pengguna Barang

Pengguna Barang
semester, tahunan, 5 tahunan
Laporan Pengguna Barang

Kepala Daerah Pembantu Pengelola


semester, tahunan,
5 tahunan Rekapitulasi

Neraca Daerah
Semester, tahunan

Penatausa haan Barang Milik D aera h 89


Bagaimana dengan hasil sensus barang daerah dari setiap
pengguna/kuasa pengguna barang ? Hasil sensus barang akan direkap ke buku
Inventaris dan disampaikan ke Pengelola Barang. Lalu Pengelola Barang akan
melakukan rekapitulasi buku Inventaris tersebut menjadi Buku Induk Inventaris.
Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo awal pada daftar mutasi
barang tahun berikutnya (Saldo Buku Induk Inventaris tahun 2009 akan menjadi
saldo awal pada daftar mutasi barang tahun 2010).
Perlu diingat dan digarisbawahi, bahwa Pengguna/Kuasa Pengguna dan
Pengelola hanya membuat Daftar Mutasi Barang (pertambahan dan
pengurangan barang) dalam bentuk Rekapitulasi Barang Milik Daerah. Buku
Induk Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini dihasilkan dari
Sensus Barang Milik Daerah.

6.3 Laporan Barang Milik Daerah

Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang pada masing-masing SKPD


setiap semester, dicatat secara tertib pada Laporan Mutasi Barang dan Daftar
Mutasi Barang. Dalam laporan ini, selain mencantumkan jenis, merek, type, dan
lain sebagainya juga harus mencantumkan nilai barang
Laporan mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah dan/atau
berkurang selama 6 bulan untuk dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui
pengelola. Terdapat 2 laporan mutasi barang, yaitu Laporan Mutasi Barang
semester I (1 Januari – 30 Juni) dan semester II (1 Juli – 31 Desember). Kedua
laporan mutasi barang ini akan digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang
selama 1 tahun. Selanjutnya akan dibuat Daftar Rekapitulasi Mutasi Barang.
Daftar Mutasi Barang selama 1 tahun tersebut disimpan di Pembantu Pengelola.
Rekapitulasi seluruh barang milik daerah (daftar mutasi), akan disampaikan
kepada Menteri Dalam Negeri.

Penatausa haan Barang Milik D aera h 90


LAPORAN MUTASI BARANG
PROV/KAB/KOTA.........................
TAHUN ANGGARAN .......................

SKPD :
KAB/KOTA :
PROVINSI : KODE LOKASI : ............
Nomor Asal/ Tahun Ukuran Satu Kondisi Jumlah awal Mutasi/Perubahan Jumlah Ket
No. Kode Reg Nama/ Merk/ No.Sertifikat Bahan Cara Beli/ Barang/ an (B,RR, Barang Harga Berkurang Bertambah bARN Harga
Urut Barang Jenis Type No.Pabrik Peroleh Peroleh Kon- RB) AG
Barang No.Mesin/ an an ruksi Jumlah Harga Jumlah Harga
Chasis Barang (P,SP,D) Barang Barang Barang Barang
Harga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUI ......................................
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(......................................) (......................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik D aera h


Penggabungan Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2 akan digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang.

DAFTAR MUTASI BARANG


PROV/KAB/KOTA.........................
TAHUN ANGGARAN .......................

SKPD :
KAB/KOTA :
PROVINSI : KODE LOKASI : ............
Nomor Asal/ Tahun Ukuran Satu Kondisi Jumlah awal Mutasi/Perubahan Jumlah Ket
No. Kode Reg Nama/ Merk/ No.Sertifikat Bahan Cara Beli/ Barang/ an (B,RR, Barang Harga Berkurang Bertambah BARANG Harga
Urut Barang Jenis Type No.Pabrik Peroleh Peroleh Kon- RB)
Barang No.Mesin/ an an ruksi Jumlah Harga Jumlah Harga
Chasis Barang (P,SP,D) Barang Barang Barang Barang
Harga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

MENGETAHUI ......................................
KEPALA SKPD PENGURUS BARANG

(......................................) (......................................)
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik D aera h


Kalau kita lihat, sebetulnya tidak ada perbedaan format Laporan Mutasi Barang dan Daftar
Mutasi Barang, karena sesungguhnya Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan Semester 2 akan
digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang. Daftar Mutasi Barang Laporan Mutasi Barang ini
terdiri dari 21 kolom.
Cara pengisian Laporan Mutasi Barang sebetulnya mirip dengan pengisian KIB.
Perbedaannya, dalam laporan ini tidak perlu ada pembedaan pelaporan untuk barang yang
berbeda golongan. Maksudnya, tanah dan bangunan akan dilaporkan pada laporan yang sama,
yaitu Laporan Mutasi Barang. Tidak ada Laporan Mutasi Barang untuk tanah yang dipisahkan
dengan Laporan Mutasi Barang untuk bangunan. Perbedaaan dengan KIB hanya terletak pada
adanya informasi saldo awal dan mutasi yang terjadi atas barang tersebut.
Cara pengisian Laporan Mutasi Barang dan Daftar Mutasi Barang adalah sebagai berikut:
a. Kolom 1
Diisi nomor urut dari setiap jenis barang, Nomor Urut 1,2,3 dan seterusnya.
b. Kolom 2 : Kode Barang (lihat tabel Nomor Kode Barang).
c. Kolom 3 : Register diisi Nomor Register mulai 0001 dan seterusnya. Untuk barang yang
sejenis, memiliki nomor kode barang yang sama, maka nomor registernya berurutan.
d. Kolom 4 : Diisi nama/jenis barang tersebut.
e. Kolom 5 : Diisi merek/tipe barang (apabila buatan pabrik). Bila bukan buatan pabrik. Dapat
dikosongkan /di strip (-).
f. Kolom 6 : Diisi sesuai data barang tersebut, seperti sertifikat untuk tanah, Nomor
Pabrik/chasis/No. mesin untuk kendaraan atau buatan pabrik.
g. Kolom 7 : Diisi nama bahan misalnya: Kayu, Besi, Plastik dan lain-lain.
h. Kolom 8 : Asal/cara perolehan seperti: dibeli, dibuat sendiri, hibah bantuan atau sumbangan
dan lain-lain.
i. Kolom 9 : Diisi tahun perolehan/pembelian atau pembuatan apabila tidak diketahui dapat
diperkirakan (untuk melengkapi Nomor Kode Lokasi).
j. Kolom 10 : Diisi ukuran barang atau kontruksi, seperti Permanen, Semi Permanen atau Darurat
dan sebagainya.
k. Kolom 11 : Diisi satuan, seperti kg, buah, M2, bidang dan sebagainya.
l. Kolom 12 : Diisi kondisi /keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak berat.
m. Kolom 13,14 Diisi kondisi /keadaan barang seperti, Baik, Rusak Ringan atau Rusak berat.
n. Kolom 15,16 : Selanjutnya dibuatkan dalam bentuk Laporan Mutasi Barang untuk dilaporkan
(cara manual).

Penatausa haan Barang Milik D aera h 93


o. Kolom 17,18 : Diisi mutasi/perubahan barang (berkurang atau bertambah) selama satu
semester (6 bulan) dan selama satu tahun.
p. Kolom 19,20 : Diisi jumlah akhir mengenai barang dan harganya yaitu data jumlah awal,
ditambah/dikurang selama satu semester atau selama satu tahun. Jumlah akhir inilah yang
menggambarkan besarnya barang (Provinsi, Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat yang ada
pada Unit/satuan Kerja yang bersangkutan.
q. Kolom 21 : Diisi keterangan yang dipandang perlu, untuk menjelaskan kolom yang kurang jelas.
Setelah diisi seluruhnya, disebelah kanan bawah diisi/dibubuhkan tanggal pencatatan, dan
ditanda-tangani oleh Pengurus Barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.
Selanjutnya, dari Daftar Mutasi Barang ini akan dibuatkan Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang
untuk 1 tahun. Dalam rekap ini, tidak perlu dirinci per nomor register barang. Rekap ini hanya
melaporkan mutasi barang yang terjadi untuk setiap golongan barang.

Penatausa haan Barang Milik D aera h 94


SKPD :
KAB/KOTA :
PROVINSI :
REKAPITULASI DAFTAR MUTASI BARANG
MILIK PROV/KAB/KOTA .......................
TAHUN ................
NO. GO KODE NAMA BIDANG BARANG KEADAAN PER 1 JAN MUTASI/PERUBAHAN SELAMA KEADAAN PER KET
URU L BIDAN 1 JAN ............ S/D 31 DES ............ 31 DES
T G JML JML BERTAMBAH BERTAMBAH JML JML
BARAN BARANG HARGA JML JML JML JML BARANG HARGA
G BARANG HARGA BARANG HARGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 01 01 TANAH

2 02 PERALATAN DAN MESIN


02 Alat-alat Besar
03 Alat-alat Angkutan
04 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur
05 Alat-alat Pertanian/Peternakan
06 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
07 Alat-alat Studio dan Komunikasi
08 Alat-alat Kedokteran
09 Alat-alat Laboratorium
10 Alat-alat Keamanan

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN


11 a. Bangunan Gedung
12 a. Bangunan Monumen

4 04 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN


13 a. Jalan dan jembatan
14 b. Bangunan air/irigasi
15 c. Instalasi
16 b. Jaringan

5 05 ASSET TETAP LAINNYA


17 a. Buku Perpustakaan
18 b. Barang Bercorak
Kesenian/kebudayaan
19 c.Hewan Ternak dan Tumbuhan

6 06 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

MENGETAHUI ......................................
KEPALA SKPD
PENGURUS BARANG
( ) ( )
NIP NIP

Penatausahaan Barang Milik D aera h


Hasil dari Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang ini merupakan bahan untuk
menyusun Neraca Daerah. Hasil rekapitulasi ini akan terlihat dalam asset yang
berjudul asset tetap. Sedangkan untuk barang persediaan akan disajikan dalam
asset lancar.

Penatausa haan Barang Milik D aera h 96


6.4. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1, kerjakanlah


latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan peserta lain.

1. Apa yang Saudara ketahui mengenai Daftar Barang Pengguna dan Daftar
Barang Kuasa Pengguna ? Jelaskan !
2. Jelaskan alur pelaporan barang milik daerah !
3. Bagaimana kaitan antara Daftar Mutasi Barang dan Neraca Daerah ?
Jelaskan.
4. Apakah tugas pembantu pengelola barang dalam kaitannya dengan
penyusunan laporan barang milik daerah ?
5. Apakah perbedaan Daftar Mutasi barang dan Laporan Mutasi Barang ?
Jelaskan !

6.5. Rangkuman

Penatausahaan barang milik daerah diakhiri dengan pelaporan barang milik


daerah. Pelaporan barang milik daerah dilakukan secara berjenjang, mulai dari
Kuasa Pengguna Barang , yaitu kepala UPTD kepada Pengguna Barang (kepala
SKPD). Selanjutnya Pengguna barang akan melaporkan kepada Pengelola
barang (Kepala Daerah). Selanjutnya akan disusun Daftar Barang Milik Daerah.
Kuasa Pengguna Barang (Kepala Unit Kerja) harus menyampaikan
Laporan Pengguna Barang setiap semester, tahunan dan 5 tahunan kepada
Pengguna Barang. Selanjutnya Kepala SKPD selaku Pengguna Barang
menyampaikan Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan
kepada Kepala Daerah melalui Pengelola Barang (yaitu Sekretaris Daerah).
Pembantu Pengelola (yaitu Kepala Bagian Perlengkapan) menghimpun seluruh
Laporan Pengguna Barang Semesteran, Tahunan dan 5 tahunan dari masing-
masing SKPD, baik jumlah mapun nilainya, dan membuat rekapitulasinya. Hasil
Rekapitulasi ini yang menjadi bahan pembuatan Neraca Daerah.

Penatausa haan Barang Milik D aera h 97


6.6. Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat.

1. Pelaporan barang milik daerah dilakukan secara berjenjang :


a. Kuasa pengguna barang → Pengguna Barang → Pengelola Barang
b. Kuasa pengguna barang → Pembantu Pengelola Barang → Pengelola
Barang
c. Kuasa pengguna barang → Pengguna Barang → Pembantu Pengelola
Barang
d. A, B dan C semuanya salah

2. Manakah pernyataan yang tepat


a. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan
format yang sama. Perbedaannya Daftar Mutasi Barang dibuat oleh
Pengguna Barang, sedangkan Laporan Mutasi Barang dibuat oleh
Pengelola Barang.
b. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan
format yang sama. Perbedaannya Daftar Mutasi Barang dibuat oleh
Kuasa Pengguna Barang, sedangkan Laporan Mutasi Barang dibuat oleh
Pengguna Barang.
c. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan
format yang sama. Perbedaannya Daftar Mutasi Barang dibuat per
semester, sedangkan Laporan Mutasi Barang adalah penggabungan dari
Daftar Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2.
d. Daftar Mutasi Barang dan Laporan Mutasi Barang adalah laporan dengan
format yang sama. Perbedaannya Laporan Mutasi Barang dibuat per
semester, sedangkan Daftar Mutasi Barang adalah penggabungan dari
Laporan Mutasi Barang Semester 1 dan semester 2.

3. Kegiatan yang dilakukan pembantu pengelola adalah :


a. membuat Daftar Mutasi Barang
b. membuat Laporan Mutasi Barang
c. membuat rekapitulasi Mutasi Barang

Penatausa haan Barang Milik D aera h 98


d. membuat Daftar Barang Milik Daerah

4. Kepala UPTD akan membuat pelaporan kepada :


a. kepala daerah
b. kepala SKPD
c. Setda
d. A, B dan C semuanya salah

5. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna
Barang
b. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna
Barang
c. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa
Pengguna Barang
d. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa
Pengguna Barang

6. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan
Laporan Barang Pengguna.
b. Daftar Barang Pengguna berbeda dengan Laporan Barang Pengguna.
c. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan
Mutasi Barang Pengguna.
d. A, B dan C semuanya tepat.

7. Bahan penyusunan neraca Daerah adalah :


a. Daftar Barang Milik Daerah
b. Daftar Mutasi Barang Tahunan Daerah
c. Laporan Mutasi Barang Tahunan Daerah
d. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah

8. Tanah dan bangunan akan dilaporkan dalam neraca daerah, dalam


komponen:

Penatausa haan Barang Milik D aera h 99


a. asset lancar
b. asset tetap
c. investasi
d. A, B dan C semuanya salah

9. Manakah pernyataan yang tidak tepat.


a. Persediaan dan bangunan di neraca akan dilaporkan dalam komponen
aset lancar
b. Persediaan dan bangunan di neraca akan dilaporkan dalam komponen
aset tetap
c. Persediaan adalah komponen asset lancar, sedangkan bangunan
merupakan komponen aset tetap di neraca.
d. A, B dan C semuanya tidak tepat.

10. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah memuat :


a. mutasi setiap barang secara rinci per nomor register
b. mutasi setiap barang secara rinci berdasarkan golongan
c. mutasi setiap barang secara rinci berdasarkan SKPD
d. A, B dan C semuanya benar.

11. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke
Pengelola Barang.
b. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke
Pembantu Pengelola Barang.
c. Hasil sensus barang akan direkap ke buku Inventaris dan disampaikan ke
Pengguna Barang.
d. A, B dan C semuanya salah

12. Buku induk inventaris adalah :


a. A . rekapitulasi daftar Inventaris
b. B . rekapitulasi laporan Inventaris
c. C . rekapitulasi buku Inventaris
d. D . rekapitulasi mutasi Inventaris

Penatausa haan Barang Milik D aera h 100


13. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo akhir pada daftar mutasi
barang tahun berikutnya
b. Saldo Daftar Inventaris akan menjadi saldo awal pada daftar mutasi
barang tahun berikutnya
c. Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo awal pada Laporan
Mutasi barang tahun berikutnya
d. Saldo Buku Induk Inventaris akan menjadi saldo awal pada daftar mutasi
barang tahun berikutnya

14. Manakah pernaytaan yang tepat


a. Buku Induk Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini
dihasilkan dari Sensus Barang Milik Daerah.
b. Daftar Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini dihasilkan
dari Sensus Barang Milik Daerah.
c. Laporan Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku ini
dihasilkan dari Sensus Barang Milik Daerah.
d. Rekapitulasi Mutasi Inventaris akan disimpan selama 5 tahun, dan buku
ini dihasilkan dari Sensus Barang Milik Daerah.

15. Kepala Daerah berkedudukan sebagai :


a. pembantu pengelola barang
b. pengelola barang
c. pengguna barang
d. kuasa pengguna barang

6.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada di
bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%

Penatausa haan Barang Milik D aera h 101


Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat


meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.

Penatausa haan Barang Milik D aera h 102


Penatausahaan Barang Milik D aera h
Tes Sumatif

A. PILIHAN GANDA
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Selain untuk mendapatkan data barang, kegiatan berikut juga bertujuan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna. Kegiatan tersebut adalah:
a. pembukuan
b. sensus barang
c. penilaian
d. pelaporan

2. Terakhir, sensus barang milik daerah dilaksanakan pada:


a. Tahun 1988
b. Tahun 1983
c. Tahun 2008
d. Tahun 2010

3. Yang bertanggung terhadap pelaksanaan sensus barang milik daerah


adalah:
a. Pengelola Barang
b. Pengguna Barang
c. Kepala Daerah
d. Kepala SKPD

4. Dalam kegiatan inventarisasi dilaporkan pula kondisi barang, di mana barang


dilaporkan dengan kondisi berikut ini, kecuali:
a. Baik
b. Rusak Tetap
c. Rusak Ringan
d. Rusak Berat

Penatausa haan Barang Milik Daera h 103


5. Pencatatan pada Kartu Inventaris Barang dilakukan oleh:
a. pengelola
b. pembantu pengelola
c. pengguna
d. pengurus

6. Penggolongan dan kodefikasi terkait langsung kegiatan:


a. pembukuan
b. pengamanan
c. penilaian
d. penyimpanan

7. Peralatan dan Mesin dicatat di:


a. KIB A
b. KIB B
c. KIB C
d. Semua jawaban salah

8. Buku Inventaris memuat data-data berikut ini, kecuali:


a. Lokasi
b. Jenis/merk/type
c. Ukuran
d. Tahun penjualan

9. Barang milik daerah yang tercatat dalam Buku Inventaris terdiri dari barang-
barang berikut ini, kecuali:
a. Barang yang dibeli dari APBD
b. Barang dari sumbangan pihak ketiga
c. Barang milik perusahaan daerah
d. Barang milik satker pusat

10. Buku Induk Inventaris merupakan saldo awal dari:


a. Laporan Mutasi Barang

Penatausa haan Barang Milik Daera h 104


b. Daftar mutasi barang tahun berikutnya
c. Laporan keadaan barang
d. Buku Inventaris

11. Daftar Mutasi Barang untuk 1(satu) tahun disimpan oleh:


a. pengelola
b. pembantu pengelola
c. pengguna
d. pengurus dan penyimpan

12. Laporan Mutasi Barang dibuat oleh :


a. pengelola barang setiap tahun
b. pembantu pengelola setiap tahun
c. pengguna barang setiap semester
d. A, B dan C semuanya benar

13. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna
Barang
b. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Pengguna
Barang
c. Laporan Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa
Pengguna Barang
d. Daftar Barang Pengguna adalah Laporan yang dibuat oleh Kuasa
Pengguna Barang

14. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan
Laporan Barang Pengguna.
b. Daftar Barang Pengguna berbeda dengan Laporan Barang Pengguna.
c. Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Daftar Barang Pengguna dan
Mutasi Barang Pengguna.
d. A, B dan C semuanya tepat.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 105


15. Bahan penyusunan neraca Daerah adalah :
a. Daftar Barang Milik Daerah
b. Daftar Mutasi Barang Tahunan Daerah
c. Laporan Mutasi Barang Tahunan Daerah
d. Rekapitulasi Mutasi Barang Daerah

16. Tanah dan bangunan akan dilaporkan dalam neraca daerah, dalam
komponen:
a. asset lancar
b. asset tetap
c. investasi
d. A, B dan C semuanya salah

17. Informasi apa yang tidak terdapat dalam KIB


a. nama kepala SKPD
b. nama Pengurus Barang
c. nama SKPD
d. tahun perolehan

18. Manakah pernyataan yang tepat


a. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB A, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB C
b. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB A
c. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB B, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB C
d. Suatu bangunan kantor akan dicatat dalam KIB C, dan tanah bangunan
tersebut akan dicatat dalam KIB B

19. Suatu bangunan yang sudah digunakan, saat ini sedang dilakukan
pengecatan. Bangunan tersebut akan dicatat dalam :
a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E

Penatausa haan Barang Milik Daera h 106


d. KIB F

20. SKPD memiliki jembatan. Jembatan tersebut akan dicatat dalam :


a. KIB C
b. KIB D
c. KIB E
d. KIB F

21. Dinas Perikanan memiliki buku-buku perpustakaan. Buku tersebut akan


dicatat dalam :
a. KIB A
b. KIB C
c. KIB E
d. KIB F

22. Komputer yang berada dalam ruangan B akan dibukukan dalam :


a. KIR, KIB B
b. KIB B
c. KIR, KIB C
d. KIR, KIB D

23. Kodefikasi barang milik daerah terdiri dari :


a. kode barang dan kode kepemilikan barang
b. kode SKPD dan kode kepemilikan barang
c. kode barang dan kode lokasi
d. A, B dan C semuanya salah

24. Manakah pernyataan yang tepat.


a. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda.
b. Kode bidang untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan
permendagri
c. Kode SKPD untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda
d. Kode provinsi untuk setiap pemerintah daerah ditetapkan dengan perda

Penatausa haan Barang Milik Daera h 107


25. Manakah pernyataan yang tepat.
a. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang
diperoleh pemda pada tahun anggaran yang sama
b. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang sama yang
diperoleh pemda, dan tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang
sama.
c. Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut barang yang diperoleh pemda
pada tahun anggaran yang sama
d. Nomor urut pendaftaran adalah nomor barang yang diperoleh pemda, dan
tidak harus diperoleh dalam tahun anggaran yang sama.

B. BENAR SALAH
Jawablah B bila pernyataan di bawah ini benar dan S jika pernyataan di bawah
ini salah.
1. B - S Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang
menunjukkan semua kekayaan daeah yang bersifat kebendaan,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
2. B - S Informasi kondisi barang diperlukan dalam proses penilaian
inventaris dan tidak berkaitan dengan keputusan untuk melakukan
penghapusan, perencanaan pengadaan dan perencanaan
pemeliharaan.
3. B - S Buku Inventaris merupakan himpunan catatan data teknis dan
administrasi yang diperoleh dari Kartu Inventaris Barang.
4. B - S Tumbuhan dan hewan ternak harus dicatat pada pos Persediaan.
5. B - S Sensus dilakukan terhadap seluruh barang milik daerah tak
terkecuali Persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan.
6. B - S Sensus Barang Milik Daerah dilaksanakan secara berjenjang
mulai dari satker kelurahan.
7. B - S Pencatatan dan inventarisasi terhadap barang milik pusat (yaitu
milik departemen tertentu) dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
departemen yang bersangkutan.
8. B - S Untuk barang-barang yang tidak memiliki merk/type dapat diisi
dengan isian “nihil” pada kolom Merk/Type.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 108


9. B - S Daftar Mutasi Barang adalah penggabungan dari Laporan Mutasi
Barang semester 1 dan semester 2.
10. B - S Candi borobudur akan dilaporkan dalam KIB-C.

Penatausa haan Barang Milik Daera h 109


KUNCI JAWABAN

A. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 1


1. c 6. a 11. b
2. a 7. a 12. d
3. c 8. b 13. c
4. d 9. c 14. d
5. d 10. d 15. b

B. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 2


1. c 6. d 11. b
2. d 7. c 12. c
3. c 8. b 13. d
4. d 9. d 14. a
5. b 10. b 15. b

C. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 3


1. c 6. a 11. c
2. b 7. a 12. a
3. c 8. d 13. b
4. a 9. b 14. a
5. d 10. a 15. b

D. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 4


1. c 6. b 11. a
2. a 7. b 12. b
3. b 8. b 13. d
4. d 9. c 14. a
5. c 10. a 15. c

E. TES FORMATIF-KEGIATAN BELAJAR 5


1. a 6. b 11. a
2. d 7. d 12. c
3. c 8. b 13. d
4. b 9. c 14. a
5. a 10. b 15. b

Penatausa haan Barang Milik Daera h 110


F. TES SUMATIF
I. Pilihan Ganda
1. b 11. b 21. c
2. c 12. c 22. c
3. a 13. a 23. c
4. b 14. b 24. c
5. d 15. d 25. b
6. a 16. b
7. b 17. c
8. d 18. b
9. d 19. b
10. b 20. b

II. Benar Salah


1. B 6. B
2. S 7. B
3. B 8. S
4. S 9. B
5. S 10. B

Penatausa haan Barang Milik Daera h 111


DAFTAR PUSTAKA

Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik


Negara/Daerah

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 32 tahun 2005 tentang Perubahan


Kedua atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 20 April 2005

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 70 tahun 2005 tentang Perubahan


Ketiga atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 15 November 2005

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 8 tahun 2006 tentang Perubahan


Keempat atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 20 Maret 2006

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 79 tahun 2006 tentang Perubahan


Kelima atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 8 September 2006

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 85 tahun 2006 tentang Perubahan


Keenam atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 6 Oktober 2006

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 95 tahun 2007 tentang Perubahan


Ketujuh atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 23 Oktober 2007

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman


Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

Keputusan Presiden Republik Indonesia No 61 tahun 2004 tentang Perubahan


atas Kepres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah, yang ditetapkan tanggal 5 Agustus 2004

Permendagri Nomor 7 tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasana


Kerja Pemerintahan Daerah

Penatausa haan Barang Milik Daera h 112


Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah

Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan


Barang Milik Daerah

Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor


13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan


Barang Milik Daerah

www.bpk.go.id

Penatausa haan Barang Milik Daera h 113

Anda mungkin juga menyukai