I. Pendahuluan [1,2]
yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman beralkohol.
penimbunan Kristal monosidum urat (MSU) pada sendi dan jaringan lunak
merupakan pemicu utama terjadinya keradangan atau inflmasi pada gout arthritis.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan faktor utama
kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersatunarsi asam urat dalam
cairan ekstraseluler. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artiritis gout akut,
akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi) batu asam urat yang jarang
gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari
prevalensi asam urat (gout) di Amerika Serikat menigkat dua kali lipat dalam
1
populasi lebih dari 75 tahun antara 1990 dan 1999, dari 21 per 1000 menjadi 41 per
prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Perlu diketahui pula di
Indonesia gout di derita pada usia lebih awal di bandingkan dengan Negara barat,
32% serangan gout terjadi pada usia di bawah 34 tahun. Sementara diluar negri rata-
Di Bandungan, Jawa Tengah, terhadap 4.683 orang berusia 15-45 tahun yang
di teliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita). Berdasarkan
survey pendahuluan pada tanggal 2-4 Juni 2014, melalui Puskesmas Pembantu Di
Desa Kedungwinong Kecamatan Sukollo Pati dalam satu bulan rata-rata terdapat 35
orang yang mengalami penyakit gout. Rata – rata usia responden 26 tahun, mayoritas
responden berjenis kelamin wanita (24orang / 68,8%), mayoritas pekerjaan petani (26
orang / 74,3%), mayoritas riwayat keturunan asam urat (25 orang/ 71,4%), mayoritas
mengkonsumsi obat – obatan bersiko asam urat (29 orang/ 82,9%), mayoritas
Etiologi dari arthritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi,
obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih
Perkembangan arthritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banysk terjadi pada pria di
bandingkan wanita. Namun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.
2
Namun angka kejadian arthritis gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah
usia 60 tahun.
kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan penurunan level
estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini menyebabkan arthritis gout
jarang pada wanita muda. Pertambahan usia merupakan factor resiko penting pada
pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak factor, seperti peningkatan
kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering adalah karena penurunan fungsi
ginjal), peningkatan pemakaian obat diuretic, dan obat lain yang dapat meningkatkan
reabsorbsi asam urt dalam ginjal, sehingga menyebabkan hiperurisemia. Dosis rendah
urat sedikitpada pasien usia lanjut. Hiperurisemia juga terdeteksi pada pasien yang
resiko arthritis gout. Resiko arthritis gout sangat rendah untuk opria dengan indeks
assa tubuh antara 21 dan 22 tetapi meningkat tia kali lipat untuk pria yang indeks
massa tubuh 35 atau lebih besar. Obesitas beraitan dengan terjadinya resistensi
insulin. Insulin di duga meningkatkan reabsorpsi asam urat pada ginjal mela;ui urate
3
cotransporter pada brush border yang terletak pada membrane ginjal bagian tubulus
Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya daging serta makanan laut (terutama
kerang dan beberapa ikan laut lain) meningkatkan resiko arthritis gout. Sayuran yang
banyak mengandung purin, yang sebelumnya di eliminasi dalam diet rendah purin,
konsumsi alcohol dengan resiko terjadinya serangan gout yakni, alcohol dapat
asam urat serum, meninggi ataupun menurun. Pada kadar urat seum yang stabil,
kadar asam urat dapat mempresipitasi serangan gout akut. Pemakaian alcohol berat
dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout atau yang
4
akut. Dengan demikian gout seperti juga pseudogout dapat timbul pada pasien
keadaan asimptomatik. Penelitian penulis didapat 21% pasien gout dengan asam urat
normal. Terdapat peranan temperatur, PH dan kelarutan urat unruk timbul serangan
gout akut. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature lebih rendah pada
sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal MSU di
endpakan pada kedua tempat tersebut. [redileksi untuk pengendapan kristal MSU
synovial kedalam plasma hanya setengah air. Dengan demikian konsentrasi urat
dalam cairan sendi seperti MTP-1 ,menjadi seimbang dengan urat dalam plasma siang
hari selanjutnya bila cairan sendi direasorbsi waktu berbaring, akan terjadi
peningkatan kadar urat lockal. Fenomena ini dapat menerangkan terjadinya awitan
(onset) gout alut pada malam hari pada sendi yang bersangkutan. Keasaman dapt
biasanyakelarutan ini meniggi, pada penurunan pH dari 7,5 menjadi 5,8 dan
pengukuran pH dan kapsitas buffer pada sendi dengan gout gagal untuk tentukan
adanya asidosis. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pH secara akut tidak
utamanya gout akut. Reasi ini merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk
5
menghindarikerusakan jaringan akibat agen penyebab. Tujuan dari proses inflamasi
adalah :
penyebab yaitu kristal monosodium urat pada sendi. Mekanisme kerangan ini
belum di ketahui secara pasti. Hal ini di duga oleh peranan mediaotor kimia dan
a. Aktivasi komplemen
klasik dan jalur alternativ. Melalui jalur klasik, terjadi aktivasi komplemen
6
Aktivitas C3a dan C5a menyebabkan pembentukan membrane attack
sitotoksis pada sel pathogen maupun sel host. Hal ini membuktikan bahwa
proses keradangan melalui mediator IL-1 dan TNF serta sel radang netrofil
dan makrofag.
keradangan, antara lain sel makrofag, neutrofil sel synovial dan sel radang
gene expression. Respon fungsional sel radang tersebut antara lain berupa
7
dengan reseptor (cross –link) atau dengan langsung menyebabkan
V. Anatomi [11]
Pada regio pedis terdiri atas Ossa tarsal, Ossa metatarsal, Ossa Phalanges, Ossa
tarsal tersusun atas ossa berukuran kecil yang menyususnnya, yang berjumlah tujuh
buah, yaitu : Os. Talus (terdiri atas : Os. Talus (terdiri atas: Os. Talus Caput, Os.
Tibia, serta bersendian juga Os Calcaneus yang merupakan tulang tumit. Pada bagian
8
dengan Os Cuneiform dan Os Cuboideum. Secara garis besar, Os Tarsal dan Os
Metatarsal dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok belakng adalah Os Talur,
A. Gambaran klinik
a. Awal
Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak, dan berlangsung cepat,
lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada di junmpai pada ibu jari kaki.
Ada kalanya serangan nyeri disertai kelelahan, sakit kepala dan demam
9
b. Interkritikal
radang akut.
c. Kronis
membengkak
f) Serangan nyeri unilateral (di salah satu sisi) pada sendi tarsal
10
i) Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dar 7,5mg/dl)
B. Gambaran Radiologi
Foto polos dapat digunakan untuk mengevaluasi gout, namun, temuan umumnya baru
muncul setelah minimal 1 tahun penyakit yang tidak terkontrol. Bone scanning juga dapat
digunakan untuk memeriksa gout, temuan kunci pada scan tulang adalah konsentrasi
radionuklida meningkat di lokasi yang terkena dampak.
11
Pada tahap berikutnya, perubahan tulang yang paling awal
muncul. Perubahan tulang awalnya muncul pada daerah sendi
pertama metatarsophalangeal (MTP). Perubahan ini awal
umumnya terlihat di luar sendi atau di daerah juxta-artikularis.
Temuan ini antara-fase sering digambarkan sebagai lesi
menekan-out, yang dapat berkembang menjadi sklerotik karena
peningkatan ukuran.
2. USG
12
Ultrasonography patterns indicating
the presence of gout. (a) Double contour
sign: transversal ultrasound imaging of the
knee joint in the anterior intercondile area.
The double contour image is shown as an
anechoic line paralleling bony contour
femoral cartilage. B-mode, linear
transducers with a frequency of 9 MHz. C,
knee condyles. (b) Hyperechoic images:
longitudinal ultrasound imaging of the
dorsal aspect of the first metatarsal
phalangeal joint. The hyperechoic cloudy
area represents monosodium urate deposits
within the thickened synovial membrane
(arrows). B-mode, linear transducers with a
frequency of 9 MHz. MH, metatarsal head.
(c) Power-Doppler signal: longitudinal view,
dorsal aspect of an asymptomatic first
metatarsal phalangeal joints. The Doppler
signal may be seen even seen in
hyperechoic synovial areas. Transducer with
a frequency of 14 MHz in grey scale and
colour Doppler with a frequency of 7.5 MHz.
appearance. Fokus multiple hyperechoic (Panah) dalam sendi Metatarso Phalangeal pertama
tampak anechoic efusi sendi (panah). Perhatikan bayangan di dalam sinovial penebalan dalam
13
3. CT Scan
Gambar 6. CT Scan Aksial yang sesuai menunjukkan deposit jaringan lunak atenuasi
periarticular tinggi yang berdekatan ke sendi MTP pertama (∗) dengan erosi kortikal fokal
14
Gout erosif lanjut pada CT. Gambar CT aksial sendi MTP ke-1 bilateral menunjukkan perubahan
erosif yang parah (panah) terkait dengan gout kronis dengan erosi intra-artikular dan subchondral
4. MRI
T2-weighted magnetic resonance imaging scans. (a) Coronal gradient echo T2-weighted
magnetic resonance imaging (MRI): dua gambar nodular dengan sinyal perantara (tophi) di
bawah ligamen kolateral eksternal dan di dalam ligamentum cruciatum posterior lutut. Sebuah
robekan meniskus eksternal mungkin terlihat dekat dengan deposisi urat. (B) MRI aksial T2-
weighted: intensitas sinyal rendah dari kedua tophi, dan ditandai hipointensitas synovium dalam
kista Baker. (C) Axial pasca kontras (gadolinium) T1-weighted MRI: penebalan dan peningkatan
nodular dari sinovium di reses suprapatelar.
15
A) Distribusi yang berbeda dari keterlibatan tangan dan pergelangan tangan, sering terlibat sendi
dan kurang sering terlibat. (1) RA; (2) psoriasis; (3) osteoarthrosis; (4) deposit CPPD; (5) gout.
(B). Distribusi kaki yang berbeda-beda melibatkan sendi dan jarang terlibat. (1) RA; (2)
psoriasis; (3) artritis reaktif; (4) diabetes; (5) gout
asam urat yang tinggi dalam darah. Hiperurisemia jika kadar asam urat darah diatas 7
mg/dl. Kadar asam urat normal dalam serum pria diatas 7mg% dan 6 mg% pada
perempuan. Kadar asam urat dalam urin juga tinggi 500 mg%/l per 24 jam. Sampai saat
ini, pemeriksaan kadar asam urat terbaik dilakukan dengan cara enzimatik
16
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penderita gout didapatakan kadar
urea darah normal 5 – 20 mg/dl. Kadar kreatinin darah normal pria 0,6 - 1,3 mg/dl dan
Merupakan gold standar untuk diagnosis gout. Jarum diinsersikan ke dalam sendi
MSU.
1. Reumatoid Artritis
persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya. Sebagian besar [asien
menujukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang jika tidak diobati akan
menyebabkan terjadinya keruskan persendian dan deformitas sendi yan gprogresif yang
kenyebabkan disabilitas dan kematian dini. Walapun factor genetic, hormone seks,
infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas
penyakit ini, hingga etiologi RA yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan
pasti.[17]
17
Radiografi kaki fase awal RA, menunjukkan erosi marjinal sendi MTP dari pertama, ketiga,
kelima sendi MTP dengan pembengkakan jaringan lunak berdekatan dengan sendi MTP dari jari
kaki ke-5
Radiografi pergelangan tangan fase lanjut RA dengan keterlibatan metacarpal. Perhatikan erosi
dalam styloid ulnar, skafoid, dan triquetrum.
2. Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan
dengankerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki paling
sering terkena OA predileksi OA pada sendi – sendi tertentu (carpometacarpal I,
18
metatarsophalangeal I, sendi apofiseal tulang belakang, lutut, dan paha) adalah nyata
sekali.
(A) Radiografi pembawa beban berat posterior pasien dengan penyempitan dan pembentukan
osteophyte konsisten dengan osteoartritis medial bilateral lutut. Kecepatan bersama penyempitan
lebih besar di lutut kanan (panah) dibandingkan dengan lutut kiri. (B) A diperbesar pandangan
sendi lutut kanan. Panah menunjukkan JSN medial. Pembentukan osteophyte bisa terlihat pada
os femur dan tibia.
Secara umum penanganan arthritis gout adalah memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan
ataupun komplikasi lain misalnya pada ginjal. Pengobatan arthritis gout akut bertujuan
menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat – obat, antara lain kolkisin,
obat anti inflamasi non steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun
asam urat seperti alopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut.
Namun pada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan. Pemberian kolkisin dosis standar untuk arthritis gout akut secara oral 3-4 kali, 0,5-0,6
mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg. Pemberian OAINS dapat pula diberikan. Dosis
tergantung dari jenis OAINS yang dipakai. Disamping efek anti inflamasi obat ini juga
mempunyai efek analgetika. Jenia OAINS yang banyak dipakai pada arthritis gout akut adalah
indometasin. Dosis obat ini adalah 150-200 mg/hari selama 2 – 3 hari dan dilanjutkan 75 – 100
mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai nyeri atau peradangan berkurang. Kortikosteroid
dan ACTH diberikan apabila kolkisin dan OAINS tidak efektif atau merupakan kontra indikasi.
19
Pemakaian kortikosteroid pada gout dapat diberikan secara oral atau parenteral. Indikasi
pemberian adalah pada arthritis gout akut yang mengenai banyak sendi (poliartikular). Pada
stadium interkritik dan menahun tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kadar asam urat,
sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan
dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat allopurinol bersama obat urikosurik
yang lain.
X. Prognosis [1]
Prognosis artritis gout dapat dianggap sebuah system bukan penyakit sendiri.
Dengan kata lain prognosis penyakit artritis gout merupakan prognosis penyakit yang
20
menyertainya. Artritis gout sering di kaitkan dengan morbiditas yang cukup besar,
dengan episode serangan akut yang sering menyebabkan penderita cacat. Namun,
artritis gout yang diterapi lebih dini dan benar akan membawa prognosis yang baik
jika kepatuhan penderita terhadap pengobatan juga baik.
21