Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Sesungguhnya ia adalah pohon kurma. “Aku hendak mengatakan hal itu, tetapi para
pembesar kaum membuatku sungkan bicara.” Maka, ketika mereka diam, Rasulullah SAW,
bersabda, “Dia adalah pohon kurma.”

8) Metode Pemahaman dan penalaran (al-ma’rifah wa al-nazhariyah)


Metodde ini dilakukan dengan membangkitkan akal dan kemampuan berfikir anak didik
secara logis. Metode ini adalah metode mendidik dengan membimbing anak didik untuk
dapat memahami problema yang dihadapi dengan menemukan jalan keluar yang benar dari
berbagai macam kesulitan dengan melatih anak didik menggunakan pikirannya dalam
mendata dan menginventarisasi masalah, dengan cara memilah, dan mengambil yang benar.
Berikut ini dikemukakan langkah-langkah yang rasional Nabi Ibrahim dalam mendata
masalah untuk menemukan kebenaran, sebagaimana firman-Nya:
”Dan ingatlah di waktu ibrahim berkata kepada bapaknya Azhar: ‘Pantaskah kamu
menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu
dalam kesesatan yang nyata. Dan demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda
keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar
Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap dia melihat
sebuah bintang, (lalu) dia berkata: ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam.’ Kemudian
tatkala dia melihat bulan itu tebenam. Dia berkata: ‘inilah Tuhanku.’ Tetapi setelah bulan
itu terbenam, dia berkata: ‘Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat’ “ (al-An’am” 74-77).

9) Metode Perintah Berbuat Baik dan Saling Menasihati


Dengan metode ini anak didik diperintahkan untuk berbuat baik dan saling manasihati
agar berlaku benar dan memakan

146
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Makanan yang halal, dan diperintahkan juga untuk saling menasihati agar meninggalkan yang
salah, yang buruk, dan segala perbuatan yang haram dan semisalnya.
Pemberian nasihat/penyuluhan kepada anak adalah sesuatu yang niscaya untuk
menumbuhkan kesadaran dan menggugahkan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai proses
bimbingan kepada anak didik sebagai subjek individual dan sosial yang perlu
diaktualisasikan potensi dan kompetinsinya sebagai maksimal.
Mengenai hal itu, Allah SWT telah berfirman: “Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar”
(Ali’Imran: 110).
Metode ini dimaksudkan untuk memotivasi anak didik untuk melakukan yang ma’ruf
dan menjauhi yang munkar. Tentunya dalam pemberian bimbingan ini pendidik harus
memperhatikan: karakteristik anak didik (kompetensi, potensi, minat, bakat, kecerdasan dan
sikapnya); dan kondisi lingkungan anak didik (lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat); kemungkinan-kemungkinan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki untuk
pembinaan perkembangan anak didik selanjutnya; dan kondisi fisik dan psikis anak didik
termasuk yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan emosional yang bisa menghambat
perkembangan anak didik. (Talkhah, 2004:214).
Wujud dari proses pemberian nasihat kepada anak didik sekolah bisa bersifat:
a) Memelihara (preservative), yakni membantu memelihara dan menciptakan lingkungan
belajara yang kondusif sehigga anak didik dapat tumbuh berkembang secara optimal.
b) Mecegah (preventif), yakni membantu mencegah terjadinya tindakan anak didik yang
kurang efektif dan efesien.
c) Menyembuhkan (curative) yakni membantu memperbaiki kekeliruan yang telah terjadi
d) Merehabilitasi (rehabilitation) yakni menindaklanjuti sesudah anak didik memperoleh
bantuan dan bimbingan untuk diusung ke arah yang baik.

246
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Pemberian nasihat dapat dilakukan dengan:


a. Teguran secara langsung
Diriwayatkan dari Umar Abi Salamah r.a., “Waktu kecil aku berada pada perwatan
Rasulullah, Ketika itu tanganku memegang-megang makanan dalam wadah, maka Rasulullah
SAW, berkata, ‘Nak ...! Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah apa yang ada di hadapanmu.
Dari peristiwa di atas ada hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik. Menurut Khalid
al-Am peristiwa di atas memberikan pelajaran kepada kita dalam hal:
- Kebersamaan Rasulullah dengan anak-anak, hal ini memunjukkan betapa kuatnya ikatan
emosional seorang pendidikan dengan murid. Beliau mampu berdialog dan meluruskan
kesalahan anak-anak.
- Rasulullah memilih waktu yang tepat untuk memperbaiki kesalahan Abu Salamah, yaitu
ketika kesalahan itu dilakukan dan langsung menegurnya sebelum kesalahan itu menjadi
kebiasaannya.
- Sebagai seorang pendidik, Rasulullah mengawali teguran dengan ucapan Nak ....!
Ucapan itu mengesankan Abu Salamah sehingga bisa menerima nasihat yang di berikan
kepadanya.
- Teguran yang diberikan oleh Rasulullah menyeluruh berkenaan dengan permuluaan
makan dengan ucapan, “Nak... sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu
dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.”

b. Teguran Tidak Langsung


Mendidik dengan cara tidak langsung dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan
orang lain. Menegur dengan cara tidak langsung memelihara perasaan murid dari teman-
temannya karena guru tidak menyebut siapa yang melakukan kesalahan. Murid merasa
tenteram dan nyaman ketika guru meluruskan kesalahannya, sehingga murid dapat
menyiapkan mentalnya untuk memperbaiki kesalahannya. Umpamanya, Ketika guru berkata,
“apa maksud orang-orang nerkata ghibah?”
Mungkin saja di sana ada orang – bukan yang dimaksud melakukan perbuatan itu.
Sehingga orang yang di maksud dan

346
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

orang yang tersindir akan merasa siap untuk memperbaiki kesalahannya.


Rasulullah SAW, bersabda, “Apa maksudnya orang-orang berkata begini dan begitu?
Padahal aku shalat dan tidur, berpuasa dan bukan, serta menikahi wanita. Barang siapa yang
tidak menyukai Sunnahku, maka dia tidak termasuk golonganku.”

10) Metode Suri Teladan


“Seseorang itu akan sama dengan orang yang dicintainya, dan baginya apa yang
diusahakannya (HR. Turmudzi 4/595 h.n 4833).
Kesanggupan mengenal Allah adalah kesanggupan paling awal dari manusi. Ketika
Rasulullah bersama Siti Khadijah mengerjakan shalat, Sayyidina Ali yang masih kecil datang
dan menunggu sampai selesai, untuk kemudian menanyakan, “apakah yang sedang Anda
lakukan?” Dan Rasulullah menjawab, “kami sedang menyembah Allah, Tuhan pencipta alam
seisinya menunjukkan bahwa keteladanan dan kecintaan yang kita pancarkan kepada anak,
serta modal kedekatan yang kita bina dengannya, akan membawa mereka mempercayai pada
kebenaran perilaku, sikap dan tindakkan kita. Dengan demikian, memudahkan kita nantinya
membawa mereka pada kebaikan-kebaikan.
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berfikir (QS. 2:44).
Ketika Uqbah bin Abi Sufyan hendak menyerhkan anaknya kepada seorang pendidik
(guru) ia berkata: “Sebelum engkau memperbaiki anakku, maka pertama kali kamu harus
memperbaiki dirimu sendiri. Sebab matanya masih sangat terikat dengan matamu. Jadi
ukuran baik menurut dia adalah apa yang baik dalam pandanganmu (menurutmu). Demikian
juga sebalik, yang jelek dalam pandangan dia adalah yang menurutmu jelek. Setelah itu
ajarilah dia sejarrah hidup dan biografi pada ahli”

446
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

hikmah atau filsuf dan akhlak serta budi pekerti ahli adab. Dia juga perlu ditakut-takuti
denganm memakai diriku. Engkau haruss seperti seorang dokter, dimana dia tidak terburu-
buru mengobati penyakit ssebelum mengetahui betul apa penyakitnya. Engkau jangan
berperang uzurku ini, sebab aku telah percaya penuh padamu”.
Konsep keteladanan ini sudah diberikan dengan cara Allah mengutus Nabi SAW untuk
menjadi panutan yang baik bagi umat Islam sepanjang sejarah dan bagi semua manusia di
setiap masa dan tempat. Beliau bagaikan lampu terang dan bulan petunjuk jalan. Keteladanan
ini harus senantiasa di pupuk, dipelihara dan dijaga oleh para pengemban risalah. Guru harus
memiliki sifat tertentu sebab guru ibarat naskah asli yang hendak dikopi. Ahmad Syauqi
berkata, “Jik guru berbuat salah sedikit saja, akan lahirlah siswa-siswa yang lebih buruk
baginya .” Allah firmankan dalam al-Quran: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri tauladan yang baik bagimu.... (QS. Al-Ahzab:21)
Hai Nabi sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan
izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi (Q.S. Al-Ahzab: 45-46).
Uswah al-hasanah, yaitu metode yang dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik.”
Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk
meniru atau mengikutinya: dan memang sebenarnyalah bahwa dengan adanya contoh ucapan,
perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apa pun, maka hal itu merupakan
suatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun
dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.

11) Metode Hikmah dan Mau’izhah Hasanah


Dalam mengajak seseorang untuk mengikuti tuntunan-Nya Rasulullah ramah tidak
pernah berbuat kasar, sebagaimana digambarkan dalam al-Quran: “Maka disebabkan
rahmmat dari Allah SWT-lah bagi berlaku lemah lembut terhadap mereka,

546
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar lagi kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu” (QS.Ali ‘Imran: 159).
Hikmah mengandung pengertian perkataan tegas dan benar upaya hak dan yang batil.
Penggunaan metode hikmah adalah upaya menuntut orang lain menggunakan akalnya untuk
mendapatkan kebenaran dan kebaikan, namun untuk itu diperlukan penjelasan yang rasional,
keterangan yang tegas dan apa yang dikemukakan dengan dasar atau alasan yang benar
beserta bukti yang nyata. Untuk mewujudkan hikmah, maka dibutuhkan dua hal, yaitu adanya
akal yang rasional dan ilmu. Sedangkan dengan cara yang baik.
Allah SWT telah berfirman dalam al-Quran mengenai hal tersebut, yang artinya berbunyi
sebagai berikut:

“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik danbantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui
siapa yang tersesat dari jalan-Nya. dan DIA-lah yang mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” (al-Nahl:125).

12) Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi


Al-Quran telah menetapkan legalitas, yakni mendapatkan pahala bagi siapa saja yang
melakukan perbuatan baik, dan akan mendapatkan siksa bagi siapa saja yang melakukan
perbuatan buruk. Berkenaan dengan ini, Allah SWT berfirman: “Barang siapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun” niscaya dia akan melihat (balasan)-nya Dan
barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)-nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8).
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berkata kepada
seorang anak kecil: “Kemarilah dan ambillah”, tetapi kemudian tidak diberikannya apa-apa,
maka ia telah melakukan kedustaan (H.R. Ahmad).”
Kebersamaan orang tua dan guru dengan anak tidak hanya sebatas memberi makan,
minum, pakaian dll, tetapi juga memberikan pendidikan yang tepat. Seorang anak harus
memiliki

646
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Motivasi yang kuat dalam pendidikan (menuntut ilmu) sehingga pendidikan menjadi
efektif. Memotivasi anak adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar anak bersedia dan
mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua dan guru. Anak
yang memiliki motivasi akan memmungkinkan ia untuk mengembangkan dirinya sendiri.
Contoh memotivasi anak adalah membuat senang hati anak, membantu agar anak terpancing
melaksanakan sesuatu, kelembutan, menyayangi dan mencintai. Sabda Rasulullah SAW.,
“Allah akan memberikan rahmat kepada orang tua yang membantu kepada anaknya untuk
berbuat baik kepadanya. Yakni orang tua yang tidak menyuruh anaknya berbuat sesuatu yang
sekiranya anak itu tidak mampu mengerjakan.”
Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakkan
suatu kegiatan mencapai tujuan. Misalnya kebutuhan seseorang akan makanan menuntut
sesorang terdorong untuk bekerja. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang
untuk melakukan berbagai upaya kegiatan sosial. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang
bersumber dari dalam dan dari luar individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut para ahli
memberikan istilah yang berbeda, seperti desakan atau drive, motif atau motive, kebutuhan
atau need dan keinginan atau wish.
Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmani. Motif adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan
kebutuhan psikis atau rohaniah. Kebutuhan adalah merupakan suatu keaadaan dimana
individu merasakan adanya kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya.
Sedangkan wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang di butuhkan.
Kondisi-kondisi yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan disebut motivasi.
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju
pada suatu tujuan yang ingin di capainya. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang
bersumber dari dalam dan dari luar. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada
perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah.

152

746
13) Metode Praktik
Metode praktik dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan
baik menggunakan alat atau benda, seraya di pragakan, dengan harapan anak didik menjadi
jelas dan gamblang sekaligus dapat mempraktikkan materi yang di maksud.
Berkenaan dengan metode praktik dalam perintah shalat, Rasulullah bersabda dalam
hadisnya: “Shalatlah kamu sebagai mana engkau sekalian melihatku shalat”. Dalam peristiwa
lain, Rasulullah melihat seorang anak yang sedang mengulti kambing, namun ia salah dalam
mengerjakannya. Maka beliau pun menyingsingkan lengan dan memberikan contoh kepada
anak itu tentang cara menguliti kambing yang benar. Setelah selai contoh itu, anak tersebut
memfungsikan otaknya, berfikir tentang cara yang baru saja diajarkan Rasulullah.
Dengan pengalaman-pengalam praktis seperti itulah wawasan anak menjadi luas dan
terbuka.

14) Metode Karyawisata


Metode tersebut tergambar dalam al-Quran: Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu
sunnah-sunnah Allah SWT, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (Ali ‘Imran;137).
Sejak lama kita telah mengetahui bahwa taman rekreasi dan tamasya mempunyai
pengaruh besar dalam menggiatkan fisik dan jiwa. Oleh karena itu orang tua atau guru
berkewajiban mengkhususkan waktunya untuk pergi ke taman rekreasi bersama anak
didiknya. Sangat bermanfaat bila dalam rekreasi itu ditambahkan hal-hal positif lainnnya
seperti memberikan penjelasan ihwa sejarah, geografi, pembangunan dan sebaginya.
Beragam manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan rekreasi/karyawisata, di antaranya:
a. Menyegarkan tubuh, menambah kesehatan dan melakukan terapi penyembuhan atas
beberapa penyakit.
b. Melatih anak-anak agar agar kuat, tahan banting, dan mampu menahan lapar dan dahaga.
c. Mengenal lebih banyak teman baru, jiwa sosial anak lebih diasah karena dia terjun
langsung ke lapangan

15) Pemberian Ampunan dan Bimbingan


Metode ini dilakukan dalam rangka memberi kesempatan kepada anak didik untuk
memperbaiki tingkah lakunya dalam mengembangkan dirinya.
Bimbingan akan tepat apabila disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan minat.
Bimbingan dengan memberikan nasihat perlu memperhatikan cara-cara berikut:
1. Cara memberikan nasihat lebih penting dibandingkan isi atau pesan nasihat yang akan
disampaikan
2. Memelihara hubungan baik antara orang tua dengan anak, guru dengan murid, karena
nasihat akan udah diterima bila hubungannya baik.
3. Berikan nasihat seperlunya dan jangan berlebihan. Nasihat sebaiknya tidak langsung,
tetapi juga tidak bertele-tele sehingga anak tidak bosan.
4. Berikan dorongan agar anak bertanggung jawab dan dapat menjalankan isi nasihat

16) Metode Kerja Sama

846
Yang dimaksudkan dengan metode kerja sama ialah upaya saling membantu antara dua
orang atau lebih, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan
kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema yang di
hadapi dan atau menggarap berbagai program yang bersifat prospektif guna mewujudkan
kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.

17) Metode Tadrij (Pentahapan)


Metode ini adalah penyampaian secara bertahap sesuai dengan proses perkembangan
anak didik. Artinya dilaksanakan dengan cara pemberian materi pendidikan dengan bertahap,
sedikit demi sedikit, dan berangsur-angsur.
Dalam program perancangan dan pelaksanaan pembelajaran hendaknya diikuti langkah-
langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit, dari
sederhana ke kompleks, dari kongkrit ke abstrak
Noeng Muhadjir dalam Muhaimin (2004) mengelompokkan metode pembelajaran PAI
yang berorientasikan pada nilai menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Metode dogmatis
2. Metode deduktif
3. Metode induktif
4. Metode reflektif

946

Anda mungkin juga menyukai