Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MATERI MATEMATIKA
1. Geometri Dimensi II
2. Geometri Dimensi III
3. Vektor

OLEH :
NAMA : JUNIOR A.Z.S
NO : 21
KELAS : XI TKR F

1
DIMENSI DUA

Kompetensi Dasar dalam Standar Kompetensi Dimensi Dua adalah Sudut Bangun Datar,
Keliling Bangun Datar dan Luas Daerah Bangun Datar dan Transformasi Bangun Datar

1. Sudut Bangun Datar

a) Definisi dan Pengukuran Sudut


Sudut Adalah Daerah yang dibatasi oleh dua garis dan titikk. Untuk menyatakan nama,
disertai suatu sudut dilambangkan dengan : "<" Huruf-huruf Yunani seperti : a, B, 0 dan lain-
lain. Untuk mengukur sudut biasanya digunakan dengan busur.

Cara Mengukur besarnya ffffdengan busur :


- Letakkan menempel garis 0 derajat pada busur ke salah satu ruas garis yang akan diukur besar
sudutnya.
- Letakkan titik pusat busur ( titik pusat 1/2 lingkaran ) pada titik sudut dan ruas garis yang
terletak didalam busur.
- Ukur besar sudutnya dengan menggunakan skala pada busur.

Secara Garis Besar, besarnya suatu sudut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
- Sudut lancip yaitu sudut yang besarnya kurang dari 90 derajat.
- Sudut siku-siku yaitu sudut yang besarnya 90 derajat.
- Sudut tumpul yaitu sudut yang besarnya lebih dari 90 derajat.

b) Pengubahan derajat ke radian atau sebaliknya.


Pengukuran sudut berdasarkan ukuran radian didasarkan anggapan bahwa :
" satu radian = besarnya sudut pusat lingkaran yang dibatasi oleh busur lingkaran yang
panjangnya sama dengan jari-jari"
- Konvensi Derajat ke Radian

Contoh
- Konvensi Radian ke Derajat

Contoh

2. Keliling Bangun Datar dan Luas Daerah Bangun Datar

1. Lingkaran
lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu, yang disebut jari-
jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup
sederhana, membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian luar.

2
panjang r adalah dari titik pusat lingkaran ke titik terluar lingkaran, sedangkan D adalah
panjang dati titik terluar lingkaran dengan titik luar lingkaran lain dengan melewati titik tengah.
Dengan kata lain r = setengah dari D dan D = 2 kali r.

2. Persegi Panjang
Luas = Panjang x Lebar
Keliling = 2 x (panjang + lebar) atau K = panjang + lebar + panjang + lebar

3. Persegi
Luas = sisi x sisi atau L = s2
Keliling = 4 x sisi atau K = sisi + sisi + sisi + sisi

4. Trapesium
Luas = ½ x (diagonal 1 + diagonal 2) x tinggi
Keliling = (2 x sisi miring) + diagonal 1 + diagonal 2

5. Jajar Genjang

Luas = alas x tinggi


K = sisi + sisi + sisi + sisi

6. Layang-Layang

7. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk
yang sama panjang, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama
besar dengan sudut di hadapannya. Belah ketupat dapat dibangun dari dua buah segitiga sama
kaki identik yang simetri pada alas-alasnya.
8. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang memiliki 3 titik sudut dan memiliki 3 sisi. Segitiga
memeiliki banyak bentuk diantaranya segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku
dan segitiga sembarang.

Luas = ½ x alas x tinggi atau L = (alas x tinggi) / 2


Keliling = sisi + sisi + sisi

Khusus untuk Segitiga Siku-siku, panjang sisi miring terpanjang dapat dicari dengan
menggunakan rumus phytagoras yaitu :

3. TransFormasi Bangun Datar

Tranformasi adalah aturan secara geometris yang dapat menunjukan bagaimana suatu

3
bangun dapat berubah kedudukan dan ukurannya berdasarkan rumus tertentu . Secra umum
transformasi dibedakan menjadi dua yaitu transformasi isometri dan ditalasi. Transformasi
isometri adalah transformasi yang tidak mengubah ukuran, misalnya pergeseran, pencerminan
dan pemutaran, sedangkan ditalasi adalah transformasi yang mengubah ukuran benda .
Transformasi dapat dipandang sebagai pemetaan dari himpunan titik ke himpunan titik.
Biasanya titik yang dipetakan adalah (x, y) dengan titik hasil pemetaan atau bayangannya
adalah (x,y)

Jenis - Jenis Transformasi Bangun Datar


a) Translasi (pergeseran)
b) Refleksi (pencerminan)
c) Rotasi (perputaran)
d) Dilatasi (perkalian)

1. Pengertian TransformasiTransformasi T dibidang adalah suatu pemetaan titik pada


suatu bidang ke himpunan titik pada bidang yang sama.
Jenis-jenis transformasi yang dapat dilakukan antara lain :
a. Translasi (Pergeseran)
b. Refleksi (Pencerminan)
c. Rotasi (Perputaran)
d. Dilatasi (Perkalian)

2. Translasi dan Operasinya


Translasi (pergeseran) adalah pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah dan
jarak tertentu.
Jika translasi memetakan titik P (x, y) ke titik P’(x’, y’) maka x’ = x + a dan y’ = y + b atay
P’ (x + a, y + b ) ditulis dalam bentuk :

3. Refleksi (Pencerminan)
a. Pencerminan terhadap sumbu x

Matriks percerminan :

b. Pencerminan Terhadap sumbu y

Matriks Pencerminan:

c. Pencerminan terhadap garis y = x

Matriks Pencerminan
d. Pencerminan terhadap garis y = -x

4
Matriks Pencerminan:

e. Pencerminan terhadap garis x = h

Matriks Pencerminan:

Sehingga:

f. Pencerminan terhadap garis y=k

Matriks Pencerminan :

Sehingga:

g. Pencerminan terhadap titik asal O (0, 0)

Matriks Pencerminan :

Sehingga:

h. Pencerminan terhadap garis y = mx dimana m = tan q

5
SOAL DAN PEMBAHASAN :

1. Suatu persegi panjang memiliki ukuran panjang 8 cm dan lebar 5 cm. Maka keliling dan luas
persegi panjang tersebut adalah . . .

2. Suatu persegi panjang memiliki ukuran keliling 38 cm. Jika ukuran panjangnya 11 cm maka
lebar persegi panjang tersebut adalah . . .

3. Suatu persegi panjang memiliki luas 128 cm². Jika lebarnya 8 cm maka panjang dari persegi
panjang tersebut adalah . . .

4. Suatu persegi memiliki panjang sisi 14 cm. Keliling dan luas persegi tersebut adalah . . .

5. Sebuah persegi memiliki luas 144 cm² maka panjang sisi dan keliling persegi tersebut adalah
...

6. Sebuah persegi memiliki keliling 64 cm maka panjang sisi dan luas persegi tersebut adalah
...

7. Sebuah segitiga samakaki memiliki alas 12 cm dan tinggi 8 cm maka keliling dan luas
segitiga tersebut adalah . . .

8. Sebuah segitiga memiliki luas 120 cm². Jika panjang alasnya 12 cm maka tinggi segitiga
adalah . . .

9. Sebuah segitiga sama kaki memiliki luas 108 cm². Jika tingginya 10 cm maka panjang alas
dan keliling segitiga adalah . . .

10. Sebuah segitiga sama sisi memiliki panjang sisi 8 cm maka keliling segitiga adalah . . .

6
JAWABAN :
1. Bangun datar : persegi panjang
Keliling persegi panjang = 2 × (p + l)
= 2 × (8 + 5) cm
= 2 × 13 cm
= 26 cm
Luas persegi panjang = p × l
= 8 × 5 cm²
= 40 cm²
2. Bangun datar : persegi panjang
Keliling persegi panjang = 2 × (p + l)
38 = 2 × (11 + l)
38/2 = 11 + l
19 = 11 + l
19 – 11 = l
l = 8 cm
3. Bangun datar : persegi panjang
Luas persegi panjang = p × l
128 = p × 8
128/8 = p
p = 16 cm
4. Bangun datar : persegi
Keliling persegi = 4 × s
= 4 × 14 = 56 cm
Luas persegi = s × s
= 14 × 14 = 196 cm²
5. Bangun datar : persegi
Luas persegi = s × s
144 = s × s
s = 12 cm
Keliling persegi = 4 × s
= 4 × 12 = 48 cm
6. Bangun datar : persegi
Keliling persegi = 4 × s
64 = 4 × s
64/4 = s
s = 16 cm
Luas persegi = s × s
= 16 × 16 = 256 cm²
7. Bangun datar : Segitiga
Luas segitiga = 1/2 × alas × tinggi
= 1/2 × 12 × 8 = 48 cm²
Keliling segitiga = jumlah panjang ketiga sisi.
perhatikan gambar berikut ini!

7
cara mencari sisi miring menggunakan rumus pythagoras :
c² = a² + b²
c² = 6² + 8²
c² = 36 + 64
c² = 100
c = 10 cm
Keliling segitiga = 12 + 10 + 10 = 32 cm
9. Bangun datar : Segitiga
Luas segitiga = 1/2 × alas × tinggi
108 = 1/2 × alas × 12
108 = 6 × alas
108/6 = alas
alas = 18 cm
Cara mencari panjang sisi yang lain menggunakan rumus pythagoras
c² = a² + b²
c² = 9² + 12²
c² = 81 + 144
c² = 225
c = 15 cm
Keliling segitiga = 18 + 15 + 15 = 48 cm.
10. Bangun datar : Segitiga
Keliling segitiga = jumlah panjang ketiga sisinya = 8 +8 +8 = 24 cm.

8
GEOMETRI 3 DIMENSI

Pengertian Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi atau Volume. Bangun
ruang sering juga disebut bangun 3 dimensi karena memiliki 3 komponen utama sebagai
berikut.

Bagian-bagian bangun ruang :


· Sisi :bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan
ruangansekitarnya
· Rusuk :pertemuan dua sis yang berupa ruas garis pada bangun ruang.
· Titik sudut :titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih.

Jenis-Jenis Bangun Ruang yang umum dikenal adalah:


1. Kubus
2. Balok
3. Prisma
4. Limas
5. Kerucut
6. Tabung
7. Bola

1) Kubus
Merupakan bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang sama dan sebangun.

Ciri-ciri KUBUS, antara lain :


Ø Kubus merupakan bangun ruang dengan 6 sisi sama besar (kongruen),
Ø Kubus mempunyai 6 sisi berbentuk persegi,
Ø Kubus mempunyai 12 rusuk yang sama panjang,
Ø Kubus mempunyai 8 titik sudut,
Ø Jaring-karing kubus berupa 6 buah persegi yang kongruen.

Rumus Luas Permukaan Kubus


L = 6 x r2
L : luas permukaan
r : panjang rusuk

Rumus Volume Kubus


V = r3
V : Volume
r : panjang rusuk

9
2) Balok
Merupakan bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar

Ciri-ciri BALOK,antara lain:


Ø Balok merupakan bangun ruang yang dibatasi 6 persegi panjang dimana 3 persegi panjang
kongruen,
Ø Balok mempunyai 6 sisi berbentuk persegi panjang,
Ø Balok mempunyai 3 pasang bidang sisi berhadapan yang kongruen,
Ø Balok mempunyai 12 rusuk,
Ø 4 buah rusuk yang sejajar sama panjang,
Ø Balok mempunyai 8 titik sudut,
Ø Jaring-jaring balok berupa 6 buah persegi panjang.

Rumus Luas Permukaan Balok


L = 2 x [ (p x l) + (p x t) + (l x t) ]
L : luas permukaan
p : panjang balok
l : lebar balok
t : tinggi balok

Rumus Volume Balok


V = pxlxt
V : volume balok
p : panjang balok
l : lebar balok
t : tinggi balok
3) Prisma
Merupakan bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar

Ciri-ciri PRISMA, antara lain:


Ø Prisma merupakan bangun ruang yang alas dan atasnya kongruen dan sejajar,
Ø Rusuk prisma alas dan atas yang berhadapan sama dan sejajar,
Ø Rusuk tegak prisma sama dan sejajar,
Ø Rusuk tegak prisma tegak lurus dengan alas dan atas prisma,
Ø Rusuk tegak prisma disebut juga tinggi prisma,
Ø Prisma terdiri dari prisma segitiga dan prisma beraturan.
Ø Prisma segitiga mempunyai bidang alas dan bidang atas berupa segitiga yang kongruen.
Ø Prisma segitiga mempunyai 5 sisi.
Ø Prisma segitiga mempunyai 9 rusuk
Ø Prisma segitiga mempunyai 6 titik sudut
Ø Jaring-jaring prisma segitiga berupa 2 segitiga, dan 3 persegi panjang.

10
Rumus Luas Permukaan Prisma Segitiga
L = Keliling ∆ x t x ( 2 x Luas ∆)
L : luas permukaan
∆ : alas dan atas segitiga
t : tinggi prisma

Volume Prisma Segitiga


V = Luas Alas x t
V : Volume
Luas Alas : Luas ∆ = ( ½ a x t )
t : tinggi prisma

4) Limas
Merupakan bangun yang dibatasi oleh sisi yang berbentuk segitiga

Ciri-ciri LIMAS,antara lain:


Ø Limas adalah bangun ruang yang mempunyai bidang alas segi banyak dan dari bidang alas
tersebut dibentuk suatu sisi berbentuk segitiga yang akan bertemu pada satu titik,
Ø Nama limas ditentukan oleh bentuk alasnya,
Ø Limas beraturan yaitu limas yang alasnya berupa segi beraturan,
Ø Tinggi limas adalah garis tegak lurus dari puncak limas ke alas limas,
Ø Macam-macam bentuk limas, antara lain:
1. Limas segitiga ( alasnya berbentuk segitiga )
2. Lima segiempat ( alasnya berbentuk segi empat )
3. Limas segilima ( alasnya berbentuk segilima )
4. Limas segienam ( alasnya berbentuk segienam )

Nama Limas Sisi Rusuk Titik Sudut


Limas Segitiga 4 6 4
Limas Segiempat 5 8 5
Limas Segilima 6 10 6
Limas Segienam 7 12 1
Rumus Luas Permukaan Limas
L = luas alas + luas selubung limas

Rumus Volume Limas


V = 1/3 ( luas alas x t )
V : volume limas
t : tinggi limas

11
5) Kerucut
Merupakan bangun yang dibatasi oleh alas yang berbentuk lingkaran dan selimut yang
berbentuk lengkung

Ciri-ciri KERUCUT,antara lain:


Ø Kerucut merupakan bangun ruang berbentuk limas yang alasnya berupa lingkaran,
Ø Kerucut mempunyai 2 sisi,
Ø Kerucut tidak mempunyai rusuk,
Ø Kerucut mempunyai 1 titik sudut,
Ø Jaring-jaring kerucut terdiri dari lingkaran dan segi tiga.

Rumus Luas Kerucut


L = π r2 + π dxt
L : luas permukaan
r : jari-jari lingkaran alas
d : diameter lingkaran alas
t : tinggi kerucut

Rumus Volume Kerucut


V = 1/3 ( π r2 x t )
V : volume
r : jari-jari lingkaran alas
t : tinggi kerucut

6) Tabung
Merupakan bangun yang dibatasi oleh sisi lengkung dan buah lingkaran

Ciri-ciri TABUNG, antara lain:


Ø Tabung merupakan bangun ruang berupa prisma tegak dengan bidang alas dan atas berupa
lingkaran,
Ø Tinggi tabung adalah jarak titik pusat bidang lingkaran alas dengan titik pusat lingkaran
atas,
Ø Bidang tegak tabung berupa lengkungan yang disebut selimut tabung,
Ø Jaring-jaring tabung tabung berupa 2 buah lingkaran dan 1 persegi panjang.

Rumus Luas Permukaan Tabung


L = 2 x ( π r2 ) + π d x t
L : luas permukaan
r : jari-jari lingkaran alas
d : diameter lingkaran alas
t : tinggi tabung

12
Rumus Volume Tabung
V = 1/3 (luas alas x t)
V : Volume
luas alas : π r2
r :jari-jari alas
t : tinggi tabung

7) Bola
Merupakan bangun yang dibatasi oleh sisi lengkung

Ciri-ciri BOLA, antara lain:


Ø Bola merupakan bangun ruang berbentuk setengah lingkaran diputar mengelilingi garis
tengahnya,
Ø Bola mempunyai 1 sisi dan 1 titik pusat,
Ø Sisi bola disebut dinding bola,
Ø Bola tidak mempunyai titik sudut dan rusuk,
Ø Jarak dinding ke titik pusat bola disebut jari-jari,
Ø Jarak dinding ke dinding dan melewati titik pusat disebut diameter.

Rumus Luas Permukaan Bola


L = 4 π r2
L : luas permukaan
r : jari-jari bola

Rumus Volume Bola


V = 4/3 π r3
V : volume
r : jari-jari bola

13
Soal Dan Pembahasan

1. Jika volume kubus 27 cm , panjang diagonalnya sisi kubus adalah …


Jawab :
Diketahui : volume = 27 cm
Misalnya panjang rusuk kubus = 0
Volume kubus = a
27 = a
a=3
Jadi panjang rusuk kubus = 3 cm, panjang diagonalnya/sisi kubus adalah cm.

2. Perhatikan gambar kubus ABCD, EFGH dibawah. Titik p merupakan titik potong diagonal
bidang atas, jarak antara titik B dengan titik P adalah…

Jawab :
Bahwa BFP adalah siku-siku di F. dengan teorema Pythagoras :
BP = BF + FP
BF = 6 cm dan FP = x FH =
Jadi : BP = 6 + ( )
BP = 36 + 18
BP = 54

3. Balok ABCD.EFGH mempunyai panjang 4 cm, lebar 2 cm, dan tinggi 3 cm, jarak antara
BE dengan bidang CDHG adalah….
Jawab :

BE sejajar dengan bidang CDHG. CH terletak pada bidang CDHG dan sejajar dengan BE.
Jarak BE dengan bidang CDHG sama dengan panjang BC.
BC = 2 cm.
Jadi jarak antara bidang CDHG adalah 2 cm.

4. Hitunglah jari-jari bola yang mempunyai luas permukaan 6,6 cm .


Jawab :
Luas permukaan bola = 4 r
6,6 = 4 x x r
r=
r = 7 cm.

5. Hitunglah luas permukaansebuah bola yang bervolume 36 cm .


Jawab :
Volume bola =

14
36 =
r=
r = 3 cm
luas permukaan bola = 4 r
=4xx3
= cm .

6. Belahan bola padat mempunyai diameter 20 cm. hitunglah luas permukaan belahan bola
padat tersebut.
Jawab :
Belahan bola padat memiliki permukaan bola dan lingkaran dengan
d = 20 cm r = 10 cm
luas permukaan belahan bola padat
= luas bola + luas lingkaran
= (4 r ) + r
=2r+r
=3r
= 3 x 3,14x10
= 942 cm

7. Sebuah lilin lunak berbentuk limas mempunyai volume 792 cm . apabila lilin tersebut
dirubah bentuknya menjadi sebuah kerucut dengan tinggi 21 cm. hitunglah jari-jari alas
kerucut tersebut
Jawab :
Volume limas = Volume kerucut
792 = r t
792 = x x r x 21
792 x
36 = r
r = 6 cm

8. Sebuah balok yang kerangkanya terbuat dari kawat, berukuran 25 cm x 10 cm x 7 cm.


berapakah panjang kawat yang diperlukan untuk membuat kerangka balok itu?
Jawab :
P = 25 cm = 10 cm dan t = 7 cm
Pada balok terdapat empat rusuk panjang, lebar, tegak maka 4 ( 25 + 10 + 7 ) = 168 cm

9. Volume sebuah kubus 27 liter, tentukan :


a. Luas Bidang kubus
b. Luas permukaan Kubus

15
Jawab :
Volume = 27 liter = 27 dm
Volume = a = 27 dm
a = (3 dm)
a = 3 dm
a. Luas bidang diagonal kubus

b. Luas permukaan kubus


= 6 a dm
= 6 (3) dm
= 6 . 9 dm
= 54 dm

10. Suatu bangun ruang dibentuk dari limas sisi dengan enam titik sudutnya. Tentukan
banyak rusuk bangun ruang itu.
Jawab :
Sisi = S = 5
Titik sudut : T = 6
Berdasarkan rumus S + T = R + 2
5+6=R+2
11 = R + 2
R = 11 – 2 = 9
Jadi banyaknya rusuk bangun ruang itu ada 9 buah.

16
VEKTOR

Pengertian Vektor

Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai panah
dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut besar vektor. Dalam
penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B bisa ditulis dengan sebuah
huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah seperti atau atau juga:

Misalkan vektor merupakan vektor yang berawal dari titik menuju titik
dapat digambarkan koordinat cartesius dibawah. Panjang garis sejajar sumbu x adalah
dan panjang garis sejajar sumbu y adalah merupakan komponen-
komponen vektor .

Komponen vektor dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:

atau

Jenis-jenis Vektor

Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:

 Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A
 Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki arah
vektor yang jelas.

17
 Vektor satuan

Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari adalah:
 Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang dua
dimensi memiliki dua vektor basis yaitu dan . Sedangkan
dalam tiga dimensi memiliki tiga vektor basis yaitu , ,
dan .

Vektor di R^2

Panjang segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang vektor
sebagai:

Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor dan sumbu
x. positif.

Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis dan berikut:

18
Operasi Vektor di R^2
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2

Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan vektor
secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang seletak. Jika

dan maka:

Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:

Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:


Perkalian vektor di R^2 dengan skalar

Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan menghasilkan suatu
vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

19
Dengan ketentuan:

 Jika k > 0, maka vektor searah dengan vektor


 Jika k < 0, maka vektor berlawanan arah dengan vektor
 Jika k = 0, maka vektor adalah vektor identitas

Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada tabel dibawah:

Secara aljabar perkalian vektor dengan skalar k dapat dirumuskan:

Perkalian Skalar Dua Vektor di R^2

Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan ditulis sebagai:

(dibaca : a dot b)

Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan panjang
vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan vektor .

Sehingga:

Dimana:

20
Perhatikan bahwa:

 Hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar



Vektor di R^3

Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor dalam
dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika titik dan titik
maka jarak AB adalah:

Atau jika , maka

Vektor dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam kolom atau
dalam baris . Vektor juga dapat disajikan sebagai kombinasi
linier dari vektor basis dan dan berikut:

Operasi Vektor di R^3

Operasi vektor di secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi vektor di
dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.

21
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3

Penjumlahan dan pengurangan vektor di sama dengan vektor di yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar

Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

Hasil kali skalar dua vektor

Selain rumus di , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor. Jika
dan maka adalah:

Proyeksi Orthogonal vektor

Jika vektor diproyeksikan ke vektor dan diberi nama seperti gambar dibawah:

Diketahui:

Sehingga:

atau

22
Untuk mendapat vektornya:

Contoh Soal Vektor dan Pembahasan


Contoh Soal 1

Diketahui titik A(2,4,6), titik B(6,6,2), dan titik C(p,q,-6). Jika titik A, B, dan C segaris maka
tentukan nilai p+q.

Pembahasan 1:

Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor dan vektor bisa searah atau berlainan
arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan dan membentuk
persamaan

Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:

sehingga:

Maka kelipatan m dalam persamaan:

Diperoleh:

23

disimpulkan:

p+q=10+14=24

Contoh Soal 2

Jika diketahui vektor pada titik A dan titik B dan vektor pada titik C yang berada diantara garis
Ab seperti gambar dibawah. Tentukan persamaan vektor C.

Pembahasan 2:

Dari gambar dapat diketahui bahwa:

 sehingga

Sehingga:

Contoh Soal 3

Misalkan vektor dan vektor . Jika panjang proyeksi vektor a ̅


pada adalah 4. Maka tentukan nilai y.

Pembahasan 3:

24
Diketahui:


Maka:

12=8+2y

y=2

25
SOAL DAN PEMBAHASAN

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10
Newton seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan
kedua vektor!

Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°). dan R adalah


besar resultan kedua vektor.

Sehingga:

Soal No. 2
Dua buah vektor masing-masing F1 = 15 satuan dan F2 = 10 satuan mengapit sudut 60°.

Tentukan arah resultan kedua vektor!

Pembahasan
Langkah pertama tentukan dulu besar resultan vektornya:

26
Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar di bawah:

Dengan rumus sinus:

diperoleh arah resultan:

Soal No. 3
Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s membentuk
sudut 60°.

Tentukan selisih kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya:

27
Sehingga

Soal No. 4
Dua buah vektor gaya masing – masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120°. Tentukan
besar resultan kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
α = 120°
R = ........

Seperti soal pertama hanya berbeda sudut antaranya, dengan rumus yang sama:

Diperoleh hasil

Catatan rumus:
cos (180° − α) = − cos α
Sehingga untuk nilai cos 120°:
cos 120° = cos (180° − 60°) = − cos 60° = − 1/2

Soal No. 5

Perhatikan gambar berikut!

28
Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!

Pembahasan

Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari
masing-masing vektor, F1 adalah 30 ke kanan, 40 ke atas, sementara F2adalah 50 ke kanan,
20 ke atas, kemudian masukkan rumus resultan:

Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor

b. Arah resultan terhadap sumbu X

[Sin 37° = (3/5), Sin 53° = (4/5)]

[Cos 37° = (4/5), Cos 53° = (3/5)]

29
Pembahasan

a. Ikuti langkah-langkah berikut:

1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada
sumbu x atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!

2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)

3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)

4. Masukkan rumus resultan

Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan tadi,
dihapus saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:

Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :

30
b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x

tan θ = ΣFy /ΣFx


tan θ = −7/−1 = 7
θ = arc. tan 7 = 81,87°

Soal No. 7

Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan
besar selisih kedua vektor sama dengan √3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua
vektor! (Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan

Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah √3 sehingga:

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :

31
Soal No. 8
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila
perahu diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan
yang ditempuh perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)

Pembahasan

Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan
kecepatan perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras).

Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

Soal No. 9

32
Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita)
tahun 2000.

Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!

Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....

A. 2,0 N

B. 2 √3 N

C. 3,0 N

D. 3 √3 N

E. 4√3 N

Pembahasan

"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120o maka resultan
kedua vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"

Berikut ilustrasinya:

33
Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120o maka nilai
resultan kedua vektor juga 10 N.

Pada soal di atas, 2 buah vektor (gaya) masing-masing 3 N membentuk sudut 120o, sehingga
resultan kedua gaya juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun
berlawanan arah. Sehingga dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6
N dikurangi 3 N hasilnya adalah 3 N.

Soal No. 10
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X

Pembahasan

Data:

34
Untuk lebih jelas berikut ilustrasinya:

12 pada sumbu x
15 pada sumbu y

Arahnya adalah sudut θ yang bisa dicari dari sin θ, cos θ maupun tan θ. Jika dicari dari tan θ
maka yang dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai pada sumbu x. Jika dicari dari sin θ
yang dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai resultan R, jika digunakan cos θ
bandingkan nilai pada sumbu x dengan nilai resultan R.

35

Anda mungkin juga menyukai