Anda di halaman 1dari 15

‫‪Seri Khutbah Jum’at Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY‬‬

‫‪Edisi 98, Jum’at 26 Januari 2018‬‬

‫‪GERHANA ADALAH AYAT ALLAH‬‬


‫‪Oleh: Ust. Endri Nugraha Laksana,‬‬
‫)‪S.Pd.I (Ketua PW IKADI DIY‬‬

‫‪Khutbah‬‬
‫‪Pertama‬‬

‫ا ﻚﻠﻤ ﻟا ﮫﻠﻟ ﺪﻤ‬ ‫ﺮ ﻇأو ‪،‬ﻦﻳ ﺘﻌﻤﻠﻟ ة ﻋ ﮫﺗﺎﻳآ ﺾﻌ لﺰﻧأ يﺬﻟا ‪،‬ن ﺒﻤ ﻟا ﻖ‬
‫ا‬
‫ﻦﻣ ﺎﺌ ﺷ ﮫﺗرﺪﻗ ﺔﻳاﺪ ﻦﻳﺪﺘ ﻤﻠﻟ‪ .‬ﮫﻧﺎﺤﺒﺴﻓ ﻢﻴﻈﻋ بﺮ ﻦﻣ‪ ،‬ﻚﻟﺎﻣ ﺗﺎﻮﻤﺴﻟا ضﺮ و‬
‫ﻐ ن ﻌﻣ‪.‬‬ ‫ﻐ حﺎ ﺮﻟاو بﺎ ﻟا يﺮﺠﻣو ‪،‬ﻦ ﺮﻗ‬
‫ﺪ ﺷأو ﻻإ ﮫﻟإ ﻻ ﻧأ ﻩﺪﺣو ﷲ ﻚ ﺮﺷ ﻻ ﮫﻟإ ﮫﻟ ن ﻟو ﻦ ﺮﺧ و‪ ،‬ﻧأ ﺪ ﺷأو‬
‫أو‬ ‫ﮫبﺎ‬ ‫ﻋو ﮫﻴﻠﻋ‬ ‫ﮫﻟﻮﺳرو ﻩﺪﺒﻋ اﺪﻤﺤﻣ ثﻮﻌﺒﻤ ﻟا ﺔﻤﺣر ﺻ ‪،‬ن ﻤ ﻟﺎﻌﻠﻟ‬
‫ﮫﻟآ‬ ‫ﷲ‬
‫ﻦﻳﺪﻟا مﻮﻳ‪.‬‬ ‫إ نﺎﺴﺣﺈب ﻢ ﻟ ن ﻌ‬
‫ﺎﺘﻟاو‬
‫ﺎﻌ لﺎﻗ‪:‬‬ ‫ﻢ ﺮﻜﻟاﮫبﺎﺘﻛ‬
‫﴿ﺎ أ ﺎﻳ ﻦﻳﺬﻟا اﻮﻨﻣآ اﻮﻘﺗا ﮫﻠﻟا اﻮﻟﻮﻗ ﻻﻮﻗ ﺼﻳ ‪،‬اﺪﻳﺪﺳ ﻢﻜﻟ ﻢﻜﻟﺎﻤﻋأ‬
‫و‬
‫ﺎﻤﻴﻈﻋ ازﻮﻓ زﺎﻓ ﺪﻘﻓ ﮫﻟﻮﺳرو ﮫﻠﻟا ﻊﻄﻳ ﻦﻣو ﻢﻜ ﻮﻧذ ﻢﻜﻟ ﴾‬
‫ﻻو ﺲﻤﺸﻠﻟ‬ ‫ﺮﻔﻐ و ﻻ ﺮﻤﻘﻟاو ﺲﻤﺸﻟاو رﺎ ﻟاو ﻞﻴﻠﻟا ﮫﺗﺎﻳآ ﻦﻣو﴿ ‪:‬ﺎﻀﻳأ‬
‫اوﺪ‬ ‫لﺎﻗو‬
‫او ﻧﻮﺪﺒﻌ﴾‬ ‫ﻩﺎﻳإ ﻢﺘﻨﻛ ﻧﺈ ﻦ ﻘﻠﺧ يﺬﻟا ﮫﻠﻟ اوﺪ‬
‫ﺮﻤﻘﻠﻟ‬

‫‪Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,‬‬

‫‪1‬‬
Kehebatan alam semesta yang tidak dapat diatur dan tidak dapat
dikendalikan manusia, seringkali menyebabkan penyikapan yang keliru oleh
manusia. Kehebatan alam semesta itu kemudian diposisikan sebagai dewa-
dewa atau tuhan yang harus disembah atau diberi persembahan. Seperti api,
matahari, bulan, lautan, petir dan lain-lain.
Masyarakat Persia kuno menganggap cahaya adalah kekuatan luar biasa
bagi manusia, sampai- sampai mereka menjadikan api sebagai tuhan yang
harus disembah dan diberikan persembahan. Ajaran ini dikenal dengan nama
Zoroaster. Masyarakat Jepang mempunyai ajaran Shinto yaitu menyembah
matahari dan menganggap Kaisar Jepang adalah keturunan Dewa
Matahari. Demikian pula bangsa Aztec, Maya dan Inca di Amerika Latin,
mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber

2
kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya serta
selalu terbit dan tenggelam setiap hari. Maka mereka menjadikan matahari
sebagai tuhan yang disembah dan diberi persembahan.
Islam mengajarkan bahwa fenomena alam yang luar biasa itu bukan
merupakan bukti bahwa alam itu adalah tuhan yang harus disembah, dipuja
dan diberi persembahan. Fenomena alam seperti itu sebenarnya merupakan
hal yang wajar sebagai sunnatullah, yaitu perwujudan kehendak Allah
subhanahu
wata'ala. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

‫ﺚ ﻳ ﺎﻣو‬ ‫ و‬ ‫ﻧﺈ نﻨﻣﺆﻤﻠﻟ‬ ‫تﺎﻳﻵ ضﺮ و ﺗﺎوﺎﻤﺴﻟا‬


‫ﻢﻜﻘﻠﺧ‬
‫ فﻼﺘﺧاو ﻞﻴﻠﻟا رﺎ ﻟاو ﺎﻣو لﺰﻧأ‬ ‫ﺔباد ﻦﻣ تﺎﻳآ مﻮﻘﻟ نﻮﻨﻗﻮﻳ‬
‫ﺎ ﻮﻣ ﺪﻌ ﻒ ﺮﺼﺗو‬ ‫ﮫﻠﻟا ﻦﻣ ءﺎﻤﺴﻟا ﻗﺰر ﮫب ﺎﻴﺣأﻓ‬
‫ضﺮ‬ ‫ﻦﻣ‬
‫ ﻚﻠﺗ تﺎﻳآ ﮫﻠﻟا ﺎ ﻮﻠﺘﻧ ﻚﻴﻠﻋ‬ ‫حﺎ ﺮﻟا تﺎﻳآ مﻮﻘﻟ نﻮﻠﻘﻌ‬
 ‫نﻮﻨﻣﺆﻳ ﮫﺗﺎﻳآو ﮫﻠﻟا‬ ‫ﺚﻳﺪﺣ يأﺒﻓ ◌ ﻖ ﺎب‬
‫ﺪﻌ‬
“Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan
pada penciptakan kamu dan pada binatang- binatang yang melata
yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, dan pada
pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah
matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. Itulah ayat-ayat
Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya;
maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman
sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.” (Qs. Al
Jatsiyah: 3 – 6)

Alam semesta itu sendiri tunduk pada kehendak Allah subhanahu


wata'ala, tidak mempunyai keinginan sendiri dan tidak dapat memberikan
manfaat dan mudharat. Maka sangat tidak logis jika kemudian dijadikan
sebagai tuhan. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

‫ﻻو ﺲﻤﺸﻠﻟ اوﺪ‬ ‫ﻻ ﺮﻤﻘﻟاو ﺲﻤﺸﻟاو رﺎ ﻟاو ﻞﻴﻠﻟا ﮫﺗﺎﻳآ ﻦﻣو‬


‫او ﺮﻤﻘﻠﻟ ﻧﻮﺪﺒﻌ‬ ‫ﻩﺎﻳإ ﻢﺘﻨﻛ ﻧﺈ ﻦ ﻘﻠﺧ يﺬﻟا ﮫﻠﻟ اوﺪ‬
“Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam
dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganla kamu
sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah
Yang Menciptakan keduanya. (Q.S. Fushshilat: 37).

Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah,


Bagi mereka yang telah tertutup hatinya seperti orang atheis, komunis,
materialis, liberal, dan sekuler, semua fenomena alam yang ada tidak akan
membawa perubahan apa pun dalam keimanan mereka. Dengan semua
kehebatan fenomena alam, mereka tetap tidak bergeming, yaitu meyakini
bahwa Allah subhanahu wata'ala tidak ada dan alam terjadi dengan
sendirinya. Hati mereka beku di hadapan
ayat-ayat Allah subhanahu wata'ala yang terhampar di muka bumi.
Allah subhanahu wata'ala
menggambarkan:

◌ ‫ﻋو ﻢ رﺎﺼبأ ةوﺎﺸﻏ‬ ‫ﻢ ﻌﻤﺳ‬ ‫ﻋو ﻢ‬ ‫ﻢﺘﺧ ﻋ ﮫﻠﻟا‬


◌ ‫ﻮﻠﻗ‬
‫ﻢﻴﻈﻋ ب ﺎﺬﻋ ﻢ ﻟو‬
“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat
berat.” (Al-Baqarah : 7)

Sedangkan bagi mereka yang bisa menggunakan akal dan hati mereka,
maka fenomena alam ini semakin menambah keimanan mereka. Tidaklah
Allah menjadikan semua itu dengan sia-sia.

‫ﻞﻴﻠﻟا رﺎ ﻟاو وﻷ تﺎﻳﻵ‬ ‫ﻧﺈ ﺗﺎوﺎﻤﺴﻟا ضﺮ و‬ ‫ﻖﻠﺧ‬


‫فﻼﺘﺧاو‬
‫ﻢ ﻮﻨﺟ‬ ‫ﻋو‬ ‫ ﻦﻳﺬﻟا ﻧﻮﺮﻛﺬﻳ ﮫﻠﻟا ﺎﻣﺎﻴﻗ‬ ‫بﺎﺒﻟ‬
‫ادﻮﻌﻗو‬
‫ﻧﻮﺮﻜﻔﺘ و ﻖﻠﺧ ﺗﺎوﺎﻤﺴﻟا ضﺮ و ﺎﻣ ﺎﻨ ﺖﻘﻠﺧ ﻼﻃﺎب اﺬ‬
‫ر‬
‫رﺎﻨﻟا ب ﺎﺬﻋ ﺎﻨﻘﻓ ﻚﻧﺎﺤﺒﺳ‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.” (Qs. Ali Imran: 191)

Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah,


Di antara kehebatan alam semesta ini adalah terjadinya gerhana, baik
gerhana matahari atau gerhana bulan. Ada keyakinan serta mitos-mitos yang
tidak benar tentang gerhana ini. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di
belahan dunia lain.
Di tanah Jawa, ada mitos bahwa gerhana bulan merupakan pertanda
datangnya Batara Kala. Bulan yang perlahan menghilang adalah isyarat
raksasa Batara Kala tengah memakan bulan. Untuk mengusir sang raksasa,
warga akan menabuh lumpang (tempat penumbuk dari besi) dengan harapan
suara dari lumpang akan menakuti Batara Kala. Tak hanya itu, para wanita
hamil juga turut mengolesi perut mereka dengan abu sisa pembakaran dengan
harapan anak yang dikandung tidak dimakan sang raksasa.
Suku Inca kuno di Peru percaya bahwa gerhana bulan merupakan
pertanda buruk, yaitu Jaguar
yang memakan bulan. Dalam kepercayaan mereka, ketakutan tersebut
berlandaskan atas keyakinan bahwa setelah memakan habis bulan, Jaguar
akan turun ke Bumi dan memakan semua manusia. Oleh karena itulah, suku
Inca membuat suara gaduh dengan harapan hewan tersebut takut. Mereka
akan memukul segala benda sambil berteriak-teriak sepanjang malam saat
terjadinya gerhana bulan.
Suku Hupa di bagian utara California meyakini bahwa gerhana bulan
merupakan pertanda bulan terluka diserang hewan peliharaannya sendiri.
Menurut mereka, bulan sesungguhnya memiliki 20 istri dengan banyak hewan
peliharaan seperti singa dan ular. Masyarakat Jepang percaya bahwa sewaktu
gerhana bulan terjadi, ada racun yang disebarkan ke Bumi. Untuk
menghindari air di bumi terkontaminasi racun tersebut, mereka pun menutupi
sumur-sumur sumber air mereka.
Orang Tiongkok percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena
seekor naga raksasa tengah menelan bulan. Untuk menakuti-nakuti sang
naga, orang dewasa akan menyembunyikan petasan sebanyak yang mereka
punya. Sedangkan Kepercayaan orang-orang asli Amerika mengatakan bahwa
gerhana bulan merupakan pertanda Ibu Bulan tengah menampakkan diri.
Itulah beberapa mitos masyarakat tentang terjadinya gerhana. Mitos
yang mengandung takhayul, khurafat dan kesyirikan. Bahkan masyarakat
modern sekarang ini masih ada juga yang meyakini mitos- mitos tentang
gerhana ini.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Pernah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terjadi gerhana
matahari, yang bersamaan dengan wafatnya Ibrahim, putera Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dari isteri beliau, Maryam Al- Qibthiyah. Betapa
hebohnya masyarakat saat itu, di jaman dimana belum ada penerangan listrik
dan matahari menjadi sumber penerangan satu-satunya, kemudian tiba-tiba
sinarnya redup dan menghilang. Masyarakat saat itu kemudian menghubung-
hubungkan peristiwa gerhana matahari yang terjadi dengan wafatnya putera
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang baru berusia 17 bulan.
Mendengar simpang-siur berita masyarakat yang menghubungkan
gerhana matahari dengan wafat puteranya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam mengenakan jubah dan selendang, kemudian bersegera menuju
masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil penduduk Madinah
dengan
kalimat:

‫ﺔﻌﻣﺎﺟ ةﻼﺼﻟا‬
“As-shalatu jamiah, Mari kita shalat berjama’ah". (HR. al-Bukhari).

Maka masyarakat berbondong-bondong menuju masjid dan mengikuti


Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam melaksanakan shalat dua rakaat, tiap rakaat dua kali ruku’,
dua kali sujud, yang disebut dengan shalat gerhana. Selesai shalat,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkhutbah dan
menyampaikan:

‫ﮫﻠﻟا نﺎﻔﺴﻜﻨﻳ تﻮﳌ ﺪﺣأ‬، ‫ﺲﻤﺸﻟا ﻧﺈ ﺮﻤﻘﻟاو ﻦﻣ نﺎﺘﻳآ تﺎﻳآ ﻻ‬


‫ﮫﺗﺎﻴ ﻻو ﺠﻨﻳ‬، ‫ﺣ اﻮﻠﺻو ﮫﻠﻟا اﻮﻋدﺎﻓ ﺎﻤ ﻮﻤﺘﻳأر اذﺈﻓ‬
“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda
kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena
kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian
melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana
tersebut hilang
(berakhir)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jama’ah sidang Jumat yang dirahmati Allah,


Berdasarkan perhitungan hisab, maka pada hari Rabu tanggal 31 Januari
2018, mulai pukul 18.48
WIB hingga pukul 21.07 WIB akan terjadi gerhana bulan total di sebagian
besar wilayah Indonesia. Sebagai seorang Muslim, tentu saja kita wajib
menjauhkan diri dari berbagai macam keyakinan khurafat, takhayul dan
mitos yang tidak berdasar. Juga kita tinggalkan ritual-ritual bid’ah atau
syirik dalam menyambut gerhana.
Kedatangan gerhana bulan Rabu depan harus kita sikapi dengan
keyakinan tauhid, bahwa semua fenomena alam merupakan kekuasaan
Allah subhanahu wata'ala yang menunjukkan kebesaran dan keagungan-
Nya. Kemudian kita jalankan sunnah Nabi yaitu dengan menjalankan shalat
gerhana secara berjama’ah di masjid-masjid kita dan diteruskan dengan
khutbah.
Kepada para tokoh masyarakat, takmir masjid, pemuka agama, seluruh
Kaum Muslimin; mari kita ramaikan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
yang berhubungan dengan peristiwa gerhana dengan menjalankan shalat
gerhana di masjid-masjid. Mari kita dorong seluruh masyarakat Muslim
bersama-sama menjalankan shalat gerhana, sehingga syi’ar Islam akan
muncul dan nampak di lingkungan dan negeri kita.
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah,
Mari kita jadikan fenomena dan kehebatan alam sebagai sarana
untuk semakin meluruskan aqidah dan ibadah kita. Sunnatullah di alam
semesta berupa keteraturan dan potensinya, kita manfaatkan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran seluruh ummat manusia. Semoga kita
termasuk
ummat yang dijanjikan Allah subhanahu wata'ala sebagai khalifah di
muka bumi. Aamiin …

،‫ﻦﻣ ن ﻤﻠﺴﳌا ﺮﺋﺎﺴﻟو ﺐﻧذ ﻞ‬ ‫ﻢﻴﻈﻌﻟا ﷲ ﺮﻔﻐﺘﺳأو‬ ‫ﻮﻗ لﻮﻗأ‬


‫ﻢﻜﻟو‬ ‫اﺬ‬، ‫ﻩوﺮﻔﻐﺘﺳﺎﻓ‬، ‫ﮫﻧإ‬
‫ﻢﻴﺣﺮﻟا رﻮﻔﻐﻟا‬
‫ﻮ‬
‫‪Khutbah‬‬
‫‪Kedua‬‬

‫ﺪﻤ ا ﮫﻠﻟ يﺬﻟا ﻞﺳرأ ﮫﻟﻮﺳر ىﺪ ﻟﺎب ﻖ ا ﻦﻳدو ﻋ ﻩﺮ ﻈﻴﻟ ﻦﻳﺪﻟا ﻮﻟو ﮫﻠ‬
‫نﻮﻛﺮﺸﳌا ‪.‬‬
‫ﻩﺮﻛ ﺷأو ‪،‬ﮫﻟ ﻚ ﺮﺷ ﻻ ﻩﺪﺣو ﷲ ﻻإ ﮫﻟإ ﻻ ﻧأ ﺪ ﺷأ ﮫﻟﻮﺳرو ﻩﺪﺒﻋ اﺪﻤﺤﻣ ﻧأ ﺪ‪.‬‬
‫نﻮﻤﻠﺴﻣ ﻢﺘﻧأو ﻻإ ﻦﺗﻮﻤﺗ ﻻو ﮫﺗﺎﻘﺗ ﻖﺣ ﮫﻠﻟا اﻮﻘﺗا اﻮﻨﻣآ ﻦﻳﺬﻟا ﺎ أ ﺎﻳ‬
‫ﻢﻴ‬ ‫ﻋ ﻢﻠﺳو ﻞﺻ ﻢ ﻠﻟا ﻋو ﺪﻤﺤﻣ ﻋ ﺖﻤﻠﺳو ﺖﻴﻠﺻ ﺎﻤﻛ ‪،‬ﺪﻤﺤﻣ ﻵ‬
‫اﺮبإ‬
‫ﻋو ﻢﻴ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻢﻴ اﺮبإ ﻵ ‪ ،‬ﻋ ﻛﺮﺎ و ﻋو ﺪﻤﺤﻣ ﺪﻤﺤﻣ ﻵ‪ ،‬ﺎﻤﻛ‬
‫اﺮبإ‬ ‫ﺖﻛرﺎب‬ ‫ﻋو‬
‫ﻢﻴ اﺮﺑإ ﻵ‪ ،‬ن ﳌﺎﻌﻟا ﻚﻧإ ﺪﻴﻤﺣ ﺪﻴﺠﻣ‪ ،‬ضﺮاو ﻦﻋ ﻢ ﮫﺋﺎﻔﻠﺧ ﻦﻳﺪﺷاﺮﻟا‪ ،‬ﻦﻋو‬
‫ﻠﻟا‬
‫إ‬ ‫ن ﻌﻤﺟأ‪ ،‬ﻦﻋو ن ﻨﻣﺆﳌا‬ ‫ﮫﺟاوزأ تﺎ ﻣأ ن ﻨﻣﺆﳌا‪ ،‬ﻦﻋو ﺮﺋﺎﺳ ﺔبﺎ‬
‫تﺎﻨﻣﺆﳌاو‬ ‫ﻟا‬
‫ن ﻤﺣاﺮﻟا ﻢﺣرأ ﺎﻳ ﻚﺘﻤﺣﺮﺑ ﻢ ﻌﻣ ﺎﻨﻋو ‪،‬ﻦﻳﺪﻟا ‪.‬‬

‫مﻮﻳ‬
‫ﺗﺎﻮﻣ و ﻢ ﻣءﺎﻴﺣ ‪.‬تﺎﻨﻣﺆﳌاو ن ﻨﻣﺆﳌاو ‪،‬تﺎﻤﻠﺴﳌاو ن ﻤﻠﺴﻤﻠﻟ ﺮﻔﻏا ﻢ ﻠﻟا‪.‬‬
‫تﺎﺟﺎ اﺎﻗﺎﻴﻓ ‪،‬ﺗﺎﻮﻋﺪﻟاﺐﻴﺠﻣﺐ ﺮﻗﻊﻴﻤﺳﻚﻧإ‪.‬‬
‫ﻢ ‪ ،‬ﻊﻤﺟاو ﻋ ﻢ‬ ‫ﻢ ﻠﻟا ﺰﻋأ مﻼﺳ ن ﻤﻠﺴﳌاو‪ ،‬ﺪﺣوو ﻢ ﻠﻟا‬
‫ﻤﻠ‬ ‫ﻓﻮ ﻔﺻ‬
‫نﻌﻤﺟأ ﻛﺪﺎﺒﻌﻟ ﻦﻣ و مﻼﺴﻟا ﺐﺘﻛاو ‪،‬نﳌﺎﻈﻟا ﺔﻛﻮﺷ ﺮﺴﻛاو ‪،‬ﻖ ‪.‬‬

‫ا‬
‫ﻦﻣ ﻩﺪﻌ ﺎﻗﺮﻔﺗ‬ ‫ﻢ ﻠﻟا ﻞﻌﺟا ﺎﻨﻌﻤﺟ ﺎﻌﻤﺟ ﺎﻣﻮﺣﺮﻣ‪ ،‬ﻞﻌﺟاو‬
‫ﺎﻨﻗﺮﻔﺗ‬ ‫اﺬ‬
‫ﺎﻣوﺮﺤﻣ ﻻو ﺎﻴﻘﺷ ﺎﻨﻌﻣ ﻻو ﺎﻨﻴﻓ عﺪﺗ ﻻو‪.‬‬
‫‪،‬ﺎﻣﻮﺼﻌﻣ‬
‫‪.‬‬ ‫ﻐﻟاو فﺎﻔﻌﻟاو ﻰﻘﺘﻟاو ىﺪ ﻟا‬ ‫ﺎﻧإ ﻢ ﻠﻟا‬
‫ﻚﻟأﺴ‬
‫ن ﻨﻣﺆﳌا ﻛﺪﺎﺒﻋو ‪،‬ﻚﻴ ﻧ ﺔﻨﺳو ‪،‬ﻚبﺎﺘﻛو ‪،‬ﻚﻨﻳد ﺮﺼﻧا ﻢ ﻠﻟا‪.‬‬
‫ﻢ ﻠﻟا ﺎﻨ ر ﻆﻔﺣا ﺎﻨﻧﺎﻃوأ‪ ،‬ﺰﻋأو ﺎﻨﻧﺎﻄﻠﺳ ﻩﺪﻳأو ﻖ ﺎب ﮫب بﺮ ﺎﻳ ﻖ‬
‫ا‬ ‫ﺪﻳأو‬ ‫ن ﳌﺎﻌﻟا‬
‫ﻢ ﻠﻟا لﺰﻧأ ﺎﻨﻴﻠﻋ تﺎ ﺮﺑ ﻦﻣ ءﺎﻤﺴﻟا جﺮﺧأ ﺎﻨﻟ ﺗﺎ ﺧ ﻦﻣ ضﺮ‪ ،‬ﻛﺮﺎ و ﺎﻨﻟ‬
‫و‬
‫‪.‬‬ ‫ﻣﺎﺮﻛ و لﻼ ا اذ ﺎﻳ ﺎﻨﻗازرأ ﻞ و ﺎﻨﻋورزو‬
‫ﺎﻧرﺎﻤﺛ‬
‫رﺎﻨﻟا بﺎﺬﻋ ﺎﻨﻗو ﺔﻨﺴﺣ ةﺮﺧ‪.‬‬ ‫ﺎﻨﺗآ ﺎﻨ ر و ﺔﻨﺴﺣ ﺎﻴﻧﺪﻟا‬
‫ﺎﻨ ﻮﻠﻗ غﺰﺗ ﻻ ﺎﻨ ر ذإ ﺪﻌ بﺎ ﻮﻟا ﺖﻧأ ﻚﻧإ ‪،‬ﺔﻤﺣر ﻚﻧﺪﻟ ﻦﻣ ﺎﻨﻟ ﺐ و ‪،‬ﺎﻨ‪.‬‬

‫ﻳﺪ‬
‫ﻦ ﺮﺳﺎ ا ﻦﻣ ﻦﻧﻮﻜﻨﻟ ﺎﻨﻤﺣﺮﺗو ﺎﻨﻟ ‪.‬‬ ‫ﻢﻟ ﻧﺈو ﺎﻨﺴﻔﻧأ ﺎﻨﻤﻠﻇ ﺎﻨ ر‬
‫ﺮﻔﻐ‬
‫بﺮ ﮫﻠﻟ‬ ‫ﻋ ن ﻠﺳﺮﳌا‪ ،‬ﺪﻤ‬ ‫نﺎﺤﺒﺳ بﺮ ﺎﻨ ر ةﺰﻌﻟا ﺎﻤﻋ نﻮﻔﺼﻳ‪،‬‬
‫او‬ ‫مﻼﺳو‬
‫ﻛأ ﷲ ﺮﻛﺬﻟو‪،‬ن ﳌﺎﻌﻟا ‪.‬‬
Gerakan Wakaf Tunai
Rp. 3.000.000 /M2

Untuk Pembangunan Pondok Pesantren Darud Dakwah. Pesantren untuk mencetak para da’i penghafal qur’an untuk m
Alhamdulillah 20% pembangunan pondok pesantren Darud Dakwah sudah berjalan. 80 % (1,9 M) menunggu amal

Ibu Dra

Lokasi :

Luas Bangunan :
: Rp 1.983.000.000,00

Wakaf Pembangunan
A. Dapat dibayar sekaligus Rp. 3000.000,-
B. Pembayaran dapat dicicil sebanyak 3x sebesar Rp. 1.000.000,-

Pemberdayaan Da’i
Keg

Kegiatan Upgrading Imam dan Khotib

Kegiatan m

Anda mungkin juga menyukai