Anda di halaman 1dari 8

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA


MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI
PROCESS (AHP)
Ivan Kinski (0911189)

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan


Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id //Email : maykinz.oi@gmail.com

ABSTRAK

Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi yang bertujuan
untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran.Sistem pengambilan keputusan memiliki 4 fase,yaitu intelligence,
design,choice, dan implementation. Fase 1 sampai 3 merupakan dasar pengambilan keputusan, yang diakhiri
dengan suatu rekomendasi. Konsep sistem pengambilan keputusan (SPK)yang berkembang pesat menimbulkan
beberapa metode untuk menciptakan pemodelan sebagai sarana pengambilan keputusandengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Analytic Hierarchi Prosess(AHP) adalah suatu metode yang berperan pada
masalah kompleks dimana seorang pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah rumit
sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Perusahaan ataupun instansi baik swasta maupun
negri membutuhkan sebuah alat bantu yang mempermudah dalam pengelolahan dalam hal pengambilan
keputusannya.

Kata Kunci : SPK, AHP, FIF

1. Pendahuluan Konsep Sistem Pengambilan Keputusan


1.1 Latar Belakang (SPK) yang berkembang pesat, menimbulkan
PT.FIF merupakan suatu perusahaan beberapa metode untuk menciptakan permodelan
swasta yang bergerak dibidang perkreditan, salah sebagai sarana pengambilan keputusan dengan
satunya pemberian kredit pada pembelian alat-alat kelebihan dan kekurangannya masing-masing. AHP
elektronik. Dimana dibutuhkan penilaian untuk (Analytic Hierarchi Process) adalah suatu metode
pemberian kredit kepada masyarakat secara cepat yang berperan pada masalah komplek dimana
dan efisien. Ditinjau dari segi pengambilan seorang pengambil keputusan berusaha
keputusan yang masih mengandalkan sistem yang menyederhanakan masalah-masalah rumit sampai
masih menggunakan aplikasi seperti Microsoft pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya.
word dan Microsoft excel yang belum Proses pemikiran diarahkan pada pengambilan
menggunakan Konsep Sistem Informasi sehingga keputusan dengan bounded rationality(rasionalitas
keputusan yang dihasilkan memakan waktu lama terbatas), proses penyederhanaan model dengan
dan dirasa masih belum efisien. Oleh karena itu mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa
penulis akan merancang sebuah sistem penunjang melibatkan seluruh permasalahn yang konkret.
keputusan untuk membantu dalam menghasilkan
sebuah informasi yang dibutuhkan. 1.2 Perumusan Masalah
Pengambilan keputusan (desicion making) Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan dikemukakan permasalahan yang ada pada PT.FIF
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui sebagai berikut :
beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. 1. Bagaimana proses sistem pengambilan
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap keputusan untuk pemberian kredit ?
yang mungkin akan dilalui oleh pembuat 2. Bagaimana merancang kriteria pemberian
keputusan. Dengan pertimbangan yang tepat, kredit kepada konsumen sehingga proses
metode ini bisa menjadi salah satu alat untuk pengambilan keputusan tidak memakan waktu
menentukan kebijakan bagi manajemen dalam yang lama ?
mengambil keputusan sistem produksinya terutama 3. Bagaimana mendapatkan informasi kredit
penentuan urutan atau prioritas terhadap produk secara cepat, tepat, dan akurat ?
yang akan dibuat. Penentuan kebijakan yang 4. Bagaimana mengimplementasikan AHP
diambil sebagai dasar dalam pengambilan (Analytic Hierarchi Process) dalam rancangan
keputusan, harus menggunakan kriteria yang dapat perangkat lunak untuk memecahkan masalah
terdefinisikan secara jelas dan objektif. pemberian kredit terhadap konsumen?

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 23
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

2. Landasan Teori 2.3 Metode Analytical Hierarchy Process


2.1 Konsep Dasar Keputusan Metode AHP(Analytical Hierarchy
Dari beberapa defenisi pengambilan Process) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty,
keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi karangan untuk mengambil keputusan dengan
merupakan hasil suatu proses komunikasi dan efektif atas persoalan yang kompleks dengan
partisipasi yang terusmenerus dari keseluruhan menyederhanakan dan mempercepat proses
organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat pengambilan keputusan dengan memecahkan
merupakan pernyataan yang disetujui antar persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya,
alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan menata bagian atau variabel ini dalam susunan
tertentu. hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan
Pada umumnya para penulis sependapat subjektif tentang pentingnya setiap variabel dan
bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan mensintesis berbagai pertimbangan. Pada dasarnya,
(choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih proses pengambilan keputusan adalah memilih
kemungkinan. Keputusan yang diambil biasanya suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah
dilakukan berdasarkan pertimbangan situasional, sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya
bahwa keptusan tersebut adalah keputusan terbaik. persepsi manusia. Keberadaan hierarki
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah memungkinkan dipecahnya masalah kompleks.
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung
para pengambil keputusan manajerial dalam situasi
keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan
untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil
keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,
namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka.
SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian atau pada keputusan-
keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung
oleh algoritma.
Gambar 2 : Struktur Hirarki
2.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa tujuan dari Sistem Pendukung Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah
Keputusan adalah: dalam metode AHP (Analytical Hierarchy
a. Membantu pengambilan keputusan untuk Process)meliputi:
memecahkan masalah semi terstruktur dam 1. Mendefenisikan masalah dan menentukan
memilih berbagai alternative keputusan yang solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki
merupakan hsil pengolahan informasi yang di dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan
peroleh atau tersedia dengan menggunakan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan
model-model pengambilan keputusan. yang merupakan sasaran sistem secara
b. Mendukung penilaian atau keputusan manajer keseluruhan pada level teratas.
bukan menggantikan. 2. Menentukan prioritas elemen
Meningkatkan efektivitas pengambiln keputusan a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas
manajer dari pada efisiensinya. elemen adalah membuat perbandingan
Dalam SPK terdapat suatu konfigurasi yang pasangan, yaitu membandingkan elemen secara
menghubungkan antara satu entitas dengan entitas berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
lain. Bentuk dari konfigurasi SPK dapat kita lihat b. Matriks perbandingan berpasangan diisi
pada gambar 1. menggunakan bilangan untuk
merepresentasikan kepentingan relatif dari
suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap
perbandingan berpasangan disintesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal
yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan
total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks.
G
ambar 1 : Konfigurasi Decision Support System
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 24
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris 3. Kesulitan dalam menyajikan data hasil
dan membaginya dengan jumlah elemen Keputusan untuk penentuan pemberian kredit
untuk mendapatkan nilai rata-rata dalam waktu yang cepat dan transparan.
4. Mengukur Konsistensi 4. Kesulitan dalam mengambil Keputusan untuk
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk penentuan pemberian kredit karena kurangnya
mengetahui seberapa baik konsistensi yang dukungan data dari proses sebelumnya.
ada karena kita tidak menginginkan keputusan Proses pengambilan keputusan berawal dari
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi kegiatan mengidentifikasi suatu masalah,
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam menetapkan kebutuhan untuk suatu kebutuhan,
langkah ini adalah: menganalisis dan memilih alternatif yang dapat
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama memecahkan masalah itu, serta melaksanakan
dengan prioritas relatif elemen pertama, alternatif itu, dan berakhir dengan mengevaluasi
nilai pada kolom kedua dengan prioritas efektivitas keputusan tersebut. Adapun tahapan
relatif elemen kedua, dan seterusnya yang dilalui dalam proses pengambilan keputusan
b. Jumlahkan setiap baris. tersebut adalah sebagai berikut :
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi 1. Penetapan tujuan (kebutuhan) pengambilan
dengan elemen prioritas relatif yang keputusan dan mengidentifikasi masalah.
bersangkutan 2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan Berdasarkan identifikasi masalah yang
banyaknya elemen yang ada, hasilnya dilakukan maka perlu dilakukan identifikasi
disebut ٨ maks serangkaian kriteria keputusan. Kriteria
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus: keputusan yang dicari adalah apa yang
CI = (٨ maks-n)/n menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
Di mana n = banyaknya elemen Kriteria dalam Keputusan untuk penentuan
6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio pemberian kredit adalah sebagai berikut :
(CR) dengan rumus: a. Penghasilan Per Bulan
CR = CI/RC b. Lama Pinjaman
Di mana CR = Consistency Ratio c. Jenis Kendaraan
CI = Consistency Index d. Status Rumah
IR = Index Random Consistency 3. Memberi Bobot Pada Kriteria Keputusan
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya Pemberian bobot pada setiap kriteria
lebih dari 10%, maka penilaian data judgment keputusan bertujuan untuk menentukan
harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi bagaimana standar dalam Keputusan untuk
(CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka penentuan pemberian kredit tersebut.
hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Perhitungannya berdasarkan suatu nilai atau
range pada tiap–tiap kriteria. Pada masalah
3. Pembahasan yang tersebut diatas terdiri dari dua nilai
3.1 Analisa Masalah keputusan yaitu baik dan tidak baik.
Sebelum kita merancang Sistem Pendukung 4. Menyusun dan Mengembangkan Alternatif
Keputusan untuk penentuan pemberian kredit ini, Dari kriteria diatas, maka perlu disusun
terlebih dahulu kita harus mendekripsikan masalah beberapa alternatif yang menentukan
– masalah dalam proses pengambilan keputusan Konsumen dapat dinyatakan baik atau tidak
pada sistem yang sedang berjalan berdasarkan pada baik. Tetapi sebelumnya perlu diketahui data
rumusan masalah pada bab sebelumnya. Dari Konsumen yang akan diproses. Data–data
pengamatan dan studi lapangan diketahui bahwa tersebut seperti Kandungan Penghasilan Per
pelaksanaan Keputusan untuk penentuan pemberian Bulan , Lama Pinjaman , Jenis Kendaraan dan
kredit ini masih dilakukan secara manual dan Status Rumah. Dari data tersebut didapat
konvensional, dalam arti belum memanfaatkan beberapa alternatif pilihan, yaitu :
kemampuan komputer (dalam bentuk suatu sistem a. Nilai yang dimiliki kandidat Konsumen
informasi) secara utuh, sehingga dirasakan masih harus sesuai dengan standar minimum dari
ditemukan beberapa permasalahan, antara lain : tiap – tiap kriteria keputusan.
1. Lamanya pelaksanaan dari satu proses ke b. Bobot akhir dari keseluruhan berasal dari
proses Keputusan untuk penentuan pemberian akumulasi nilai dari setiap kriteria
kredit karena kendala kesulitan pengolahan keputusan. Keputusan didapat dari hasil
data karena masih manual. perankingan total nilai yang diperoleh dari
2. Kesulitan dalam memberkaskan semua hasil yang tertinggi sampai yang terendah.
Keputusan untuk penentuan pemberian kredit Jumlahnya sesuai dengan yang tersedia
dari satu periode, untuk bahan evaluasi untuk satu periode penentuan.
periode berikutnya. 5. Mengevaluasi Alternatif.
6. Memilih Alternatif.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 25
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

7. Mengimplementasikan alternatif pilihan. Tabel 2 : Matriks Nilai Kriteria


8. Mengevaluasi Efektivitas Keputusan
Dan langkah yang terakhir dalam proses
pengambilan keputusan menilai hasil keputusan
tersebut untuk mengetahui apakah masalah yang
dihadapi untuk Keputusan untuk penentuan
pemberian kredit telah terpecahkan atau belum.
Apakah keputusan yang dipilih dalam pemilihan
dan pengimplementasian alternatif sudah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila
pengambilan keputusan yang telah dilakukan
belum dapat memberikan manfaat maksimum bagi
pihak terkait, maka perlu ditinjau kembali proses
pengambilan keputusan mulai dari awal dan
mencari alternatif yang lain.

3.2 Rancangan Proses Nilai 0.43 pada kolom Penghasilan Per Bulan
Langkah-langkah yang harus dilakukan baris Penghasilan Per Bulan Tabel 2 diperoleh dari
untuk menentukan peserta yang lulus dengan nilai kolom Penghasilan Per Bulan baris
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah Penghasilan Per Bulan Tabel 1 dibagi dengan
sebagai berikut : jumlah kolom Penghasilan Per Bulan Tabel 1.
1. Langkah pertama yaitu membuat form untuk Nilai kolom jumlah pada tabel 2 diperoleh dari
menentukan prioritas kriteria, dimana terdapat penjumlahan pada setiap baris. Untuk baris
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam pertama, nilai 1,67 merupakan hasil
menentukan prioritas kriteria yaitu: penjumlahan dari 0,43 + 0,50 +0,36 + 0,38.
a. Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai
Pada tahap ini dilakukan penilaian pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah
perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria, dalam hal ini 4 kriteria.
kriteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat b. Membuat Matriks Penjumlahan Setiap Baris
dalam tabel 1 : Matrik ini dibuat dengan mengalikan nilai
prioritas pada tabel 2 dengan matriks
Tabel 1 : Matriks Perbandingan Berpasangan perbandingan berpasangan tabel 2. Hasil
perhitungan disajikan dalam tabel 3

Tabel 3 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris

Angka 1 pada kolom Penghasilan Per Bulan


baris Penghasilan Per Bulan menggambarkan
tingkat kepentingan yang sama antara Penghasilan
Per Bulan dengan Penghasilan Per Bulan , Nilai 0.42 pada baris Penghasilan Per Bulan kolom
sedangkan angka 3 pada kolom Jenis Kendaraan Penghasilan Per Bulan tabel 3 diperoleh dari
baris Penghasilan Per Bulan menunjukkan prioritas baris Penghasilan Per Bulan pada tabel 2
Penghasilan Per Bulan lebih penting dari pada (0,42) dikalikan dengan nilai baris Penghasilan Per
Jenis Kendaraan. Angka 0,5 pada kolom Bulan kolom Penghasilan Per Bulan pada tabel 1.
Penghasilan Per Bulan baris Status Rumah Nilai 0,21 pada baris rata-rata kolom
merupakan hasil hitungan dari 1/nilai pada kolom Penghasilan Per Bulan 4 diperoleh dari prioritas
Status Rumah baris Penghasilan Per Bulan . Angka- baris Penghasilan Per Bulan pada tabel 2 (0,42)
angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. dikalikan dengan nilai baris Status Rumah kolom
a. Membuat Matriks Nilai Kriteria Penghasilan Per Bulan pada tabel 1 (0,5).
Matrik ini diperoleh dengan rumus berikut : Kolom jumlah pada tabel 3 diperoleh
Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing
lama / jumlah masing-masing kolom lama. baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 1,70 pada
Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 2 berikut. kolom jumlah merupakan hasil penjumlahan dari

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 26
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

0,42 + 0,54 + 0,38 + 0,36 pada baris Penghasilan Tabel 5 : Matriks Perbandingan Berpasangan
Per Bulan . Kriteria Penghasilan Per Bulan
c. Penghitungan Rasio Konsistensi
Penghitungan ini digunakan untuk
memastikan bahwa rasio konsistensi (CR) Penghasilan
Baik Cukup Kurang
<= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar Per Bulan
dari 0.1, maka matriks perbandingan Baik 1 2 5
berpasangan harus diperbaiki. Cukup 0,50 1 2
Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat
tabel seperti terlihat dalam tabel 4 : Kurang 0,20 0,50 1
Jumlah 1,70 3,5 8
Tabel 4 : Perhitungan Rasio Konsistensi
ii. Membuat Matriks Nilai Kriteria
Jumlah Langkah ini seperti yang dilakukan pada
Prioritas Hasil langkah 1.b. Perbedaannya adalah adanya
Per Baris
Penghasilan tambahan kolom prioritas subkriteria pada
1,70 0,42 2,12 langkah ini. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel
Per Bulan
6.
Status Rumah 1,10 0,27 1,37
Lama Tabel 6 : Matriks Nilai Kriteria Penghasilan
0,78 0,19 0,97
Pinjaman Per Bulan
Jenis
0,49 0,12 0,61
Kendaraan
Jumlah 5,07

Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom


jumlah pada tabel 3, sedangkan kolom prioritas Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari
diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 2. nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan
Dari tabel 4 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : nilai tertinggi pada kolom prioritas.
Jumlah (Jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 5,07 iii. Menentukan Matrik Penjumlah Setiap Baris
n (nilai kriteria) : 4 Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada
λ maks (jumlah/n) : 1,27 langkah 1.c dan ditunjukkan dalam tabel 4.8.
CI ((λ maks-n)/n) : -0,68 Setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengan
CR (CI/IR(lihat tabel 3.1) : -0.76 mengalikan matriks perbandingan
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari berpasangan dengan nilai prioritas.
perhitungan tersebut bisa diterima.
1. Setelah form prioritas kriteria dibuat, maka Tabel 7 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris
disimpan ke file. Kriteris Penghasilan Per Bulan
2. Selanjutnya form prioritas kriteria yang telah Kuran Jumla
Penghasila
dibuat akan dirancang interfacenya dengan Baik Cukup
n Per Bulan g h
bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.
3. Langkah selanjutnya menentukan prioritas Baik 0,60 0,56 0,65 1,81
subkriteria dengan melakukan tahapan yang Cukup 0,30 0,28 0,26 0,84
sama dari : sampai dengan d pada langkah 1,
dan akan disimpan ke dalam file. Dalam hal Kurang 0,12 0,14 0,13 0,39
ini, terdapat 4 kriteria yang berarti akan ada
4 perthitungan prioritas subkriteria, yaitu : iv. Menghitung Rasio Konsistensi
a. Menghitung prioritas subkriteria dari Seperti langkah 1.d, penghitungan ini
kriteria Penghasilan Per Bulan digunakan untuk memastikan bahwa nilai
Langkah-langkah yang dilakukan untuk rasio konsistensi (CR) <= 0.1
menghitung prioritas subkriteria dari Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat
kriteria Penghasilan Per Bulan adalah tabel seperti yang terlihat pada tabel 8
sebagai berikut :
i. Membuat Matriks Perbandingan Tabel 8 : Penghitungan Rasio Konsistensi
Berpasangan Penghasilan Per Bulan
Langkah ini seperti yang dilakukan pada
langkah 1.a. Hasilnya ditunjukkan Penghasilan Jumlah
dalam tabel 5 Prioritas Hasil
Per Bulan per baris
Baik 1,81 0,60 2,41
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 27
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

Cukup 0,84 0,28 1,12 Cukup 0,27 0,30 0,32 0,90


Kurang 0,39 0,13 0,52 Kurang 0,18 0,15 0,16 0,49
Jumlah 4,02 iv. Menghitung rasio konsistensi
Hasilnya terlihat pada tabel 12
Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom
jumlah apada tabel 4.8 sedangkan kolom Tabel 12 : Penghitungan Rasio Konsistensi
prioritas pada tabel 4.8. Dari tabel 4.10, Status Rumah
diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 4,02 Status
per Prioritas Hasil
n (jumlah kriteria) : 3 Rumah
baris
λ maks (jumlah/n) : 1,35
CI ((λ maks-n) / (n)) : -0,55 Baik 1,62 0,54 2,16
CR (CI/CR(lihat tabel 3.1)) : -0.95 Cukup
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio 0,90 0,30 1,20
konsistensi dari perhitungan tersebut bisa Kurang 0,49 0,16 0,65
diterima.
b. Menghitung prioritas Subkriteria dari Jumlah 4,01
Kriteria Nilai Status Rumah
Langkah-langkah yang dilakukan untuk Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) :
menghitung prioritas subkriteria dari 4,01
kriteria umur sama dengan yang dilakukan n (jumlah kriteria) : 3
dalam perhitungan prioritas subkriteria dari λ maks (jumlah/n) : 1,33
kriteria Penghasilan Per Bulan . Langkah- CI ((λ maks-n) / (n)) : -0,56
langkahnya adalah sebagai berikut : CR (CI/CR(lihat tabel 3.1)) : -0,97
i. Membuat Matriks Perbandingan c. Menghitung Prioritas Subkriteria dari
Berpasangan Kriteria Lama Pinjaman
Hasilnya terlihat dalam tabel 9 Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menghitung prioritas subkriteria dari Lama
Tabel 9 : Matriks Perbandingan Berpasangan Pinjaman sama dengan yang dilakukan
Kriteria Status Rumah dalam perhitungan prioritas subkriteria
Penghasilan Per Bulan dan subkriteria
Status Status Rumah. Langkah-langkahnya adalah
Baik Cukup Kurang
Rumah sebagai berikut :
Baik 1 2 3 i. Membuat matriks perbandingan
Cukup 0,5 1 2 berpasangan.
Kurang 0,33 0,5 1 Hasil terlihat pada tabel 13
Jumlah 1,83 3,5 6
Tabel 13 : Matriks Perbandingan Berpasangan
Kriteria Lama Pinjaman
ii. Membuat Matriks Nilai Kriteria
Lama
hasilnya terlihat dalam tabel 10 Baik Cukup Kurang
Pinjaman
Baik 1 3 5
Tabel 10 : Matriks Nilai Kriteria Status Rumah
Cukup 0,33 1 3
Kurang 0,20 0,33 1
Jumlah 1,53 4,33 9

ii. Menentukan matriks kriteria


Hasilnya terlihat dalam tabel 14

iii. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Tabel 14 : Matriks Nilai Kriteria Lama
Hasilnya terlihat dalam tabel 11. Pinjaman

Tabel 11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris


Kriteria Status Rumah
Status Rumah Baik Cukup Kurang Jumlah
Baik 0,54 0,60 0,48 1,62 iii. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris
Hasilnya terlihat dalam tabel 15.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 28
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

Tabel 15 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris


Kriteris Lama Pinjaman
Lama
Baik Cukup Kurang Jumlah
Pinjaman
iii. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris
Baik 0,63 0,78 0,55 1,96 Hasilnya terlihat dalam tabel 19
Cukup 0,21 0,26 0,33 0,80 Tabel 19 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Kriteria Jenis Kendaraan
Kurang 0,13 0,09 0,11 0,33 Jenis
Baik Cukup Kurang Jumlah
Kendaraan
iv. Menghitung rasio konsistensi Baik 0,70 1,15 0,49 2,34
Hasilnya terlihat dalam tabel 15
Cukup 0,14 0,23 0,35 0,72
Tabel 16 : Penghitungan Rasio Konsistensi Kurang 0,10 0,05 0,07 0,22
Lama Pinjaman
Lama Jumlah iv. Menghitung rasio konsistensi
Prioritas Hasil
Pinjaman per baris Hasilnya terlihat dalam tabel 20
Baik 1,96 0,63 2,59 Tabel 20 : Penghitungan Rasio Jenis Kendaraan
Jenis Jumlah
Cukup Prioritas Hasil
0,80 0,26 1,06 Kendaraan per baris
Kurang 0,33 0,11 0,44 Baik 1,96 0,63 2,59
Jumlah 4,09 Cukup 0,80 0,26 1,06
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 4,09 Kurang 0,33 0,11 0,44
n (jumlah kriteria) : 3
λ maks (jumlah/n) : 1,36 Jumlah 4,09
CI ((λ maks-n) / (n)) : -0,55
CR (CI/IR(lihat tabel 3.1)) : -0,94 Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai
hasil) : 4.09
d. Menghitung Prioritas Subkriteria dari n (jumlah kriteria) : 3
Kriteria Penguasaan Jenis Kendaraan λ maks (jumlah/n) : 1,36
Langkah-langkah yang dilakukan untuk CI ((λ maks-n) / (n)) : -0,54
menghitung prioritas subkriteria dari Jenis CR (CI/IR(lihat tabel 3.1)) : -0,94
Kendaraan sama dengan yang dilakukan
dalam perhitungan prioritas subkriteria 4. Menghitung Hasil
Penghasilan Per Bulan . Langkah- Dimana prioritas hasil perhitungan pada
langkahnya adalah sebagai berikut : langkah 1 dan 4 kemudian dituangkan
i. Membuat matriks perbandingan berpasangan. dalam matriks hasil dalam tabel 21.
Hasil terlihat dalam tabel 17.
Tabel 21 : Matriks Hasil
Tabel 17 : Matriks Perbandingan Berpasangan Penghasilan Status Lama Jenis
Kriteria Jenis Kendaraan Per Bulan Rumah Pinjaman Kendaraan
Jenis
Baik Cukup Kurang 0,42 0,26 0.19 0,12
Kendaraan
Baik 1 5 7 Baik Baik Baik Baik
Cukup 0,20 1 5
1 1 1 1
Kurang 0,14 0,20 1
Jumlah 1,34 6,2 13 Cukup Cukup Cukup Cukup
0,46 0,56 0,41 0,33
ii. Menentukan matriks nilai kriteria
Hasilnya terlihat dalam tabel 18. Kurang Kurang Kurang Kurang
Tabel 18 : Matriks Nilai Kriteria Jenis
Kendaraan 0,21 0,30 0,17 0,10

5. Selanjutnya memasukkan data nilai dari


semua jenis Konsumen yang akan dihitung
yang akan dihitung. Seandainya diberikan
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 29
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski
Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

data nilai dari 3 jenis Konsumen seperti [4]. Simon, Sistem Pengambilan Keputusan,
yang terlihat dalam tabel 22, maka hasil 1960.
akhirnya akan nampak dalam tabel 23 [5]. Morton, Management Decision System,
Tabel 22 : Nilai Konsumen 1970.
Statu [6]. Kusumadewi, 2003: 210
Nama Penghasil Lama Jenis
s [7]. Hermawan, 2006: 54
Konsum an Per Pinjam Kendara
Rum [8]. Mesran, Visual Basic Mitra Wacana Media,
en Bulan an an
ah 2009.
Adi Baik Baik Baik Baik [9]. http://www.astra.co.id/index.php/business/detai
Eko Cukup Baik Baik Baik ls/63
Cuku (24 April 2013/12.11 pm )
Samsul Kurang Cukup Baik [10]. http://www.fif.com/(24 April 2013/12.11 pm )
p
6. Dari hasil perhitungan data Konsumen, di [11]. http://www.dijexi.com/2009/06/konsep-
dapat nilai total masing-masing jenis database-dan-komponen-database/21 Mei
Konsumen yang akan digunakan dan 2013/13.00 wib)
direkomendasikan sebagai Konsumen yang
layak diberikan kredit.

Tabel 23 : Hasil Akhir


Penghasi Status Lama Jenis
Tot
Nis lan Per Ruma Pinjam Kendara
al
Bulan h an an
Adi 0,42 0,26 0,19 0,12 1
0,7
Eko 0,19 0,27 0,19 0,12
7
Sam 0,4
0,09 0,15 0,08 0,12
sul 4
Nilai 0,42 pada kolom Penghasilan Per Bulan baris
pertama diperoleh dari nilai untuk Penghasilan Per
Bulan , yaitu sangat layak dengan prioritas 1 (tabel
22), dikalikan dengan prioritas Penghasilan Per
Bulan sebesar 0,42 (Tabel 4.23).
Kolom total pada Tabel 23 diperoleh dari
penjumlahan pada masing-masing barisnya. Nilai
total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk
merangking jenis Konsumen. Semakin besar
nilainya, maka Konsumen tersebut semakin layak
untuk mendapat kan kredit.

4. Kesimpulan
Dari hasil yang penulis lakukan terhadap
penelitian ini penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan yang terkait dengan proses penelitian
maupun dengan isi dari penelitian itu sendiri.
1. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap
data referensi, proses penyeleksian penerima
kredit sangat tergantung pada kelengkapan
data-data kriteria yang di inputkan.
2. Proses penyeleksian penerima kredit dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) membutuhkan proses yang
cukup lama bergantung pada kelengkapan
data-data kriteria yang di inputkan.

Daftar Pustaka

[1]. Administrasi PT.FIF cabang Medan


[2]. Hoffer dkk, Siklus Sistem, 1998.
[3]. Jogianto,HM, Konsep Dasar Sistem
Informasi, 2003.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang 30
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski

Anda mungkin juga menyukai