Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kista ovarium adalah kista yang tumbuh di dalam ovarium. Kista merupakan

kantung yang terisi dengan cairan atau semi carian. Kista ovarium umumnya

berasal dari komponen epitelial dan sering bersifat jinak.4

B. Anatomi dan Fisiologi Ovarium

Ovarium memiliki berat 4-8 gr dengan ukuran sekitar 35mm x 25mm x

18mm. ovarium berbentuk almond, berwarna abu-abu perak karena memiliki tunika

albuginea dan permukaannya sedikit bergelombang. Sebelum pubertas, ovarium

berukuran kecil dan terletak di dekat pinggir pelvis. Setelah menopause, ovarium

mengalami atropi dan mengalami pengekerutan. Ukuran ovarium setelah

menopause sekitar 20mm x 10mm x 15mm dengan volume 8mL atau kurang.5

Ovarium melekat ke bagian belakang oleh ligamen mesovarium. Pada leteral

berhubungan dengan fossa di bawah bifurkasio arteri iliaka komunis dan ureter. Di

medial berdekatan dengan fimbria dan tuba falopi. Ovarium melekat pada cornu

uterus dengan ligamen ovarian. Ligamen infundibulipelvic erupakan batas terluar

dari ligamen yang mengandung pembuluh darah, saraf, dan saluran limfatik.

Ovarium normalnya tidak dapat terpalpasi pada pemeriksaan fisik.5

Gambar 2.1 Ovarium

4
4

C. Epidemiologi

Pada tahun 1983-1985 di Inggris dan Wales, angka pemulangan pasien

dengan diagnosis kista ovarium ialah 67 per 100.000 wanita. Pda tahun 1984-1986

di Amerika lebih dari 25.000 wanita terdiagnosisi kista ovarium setiap tahunnya.

Pada suatu penelitian yang dilakukan Teichmann (1995) dan Christensen (2002)

menggunakan USG didapatkan 4-7% wanita memiliki kista ovarium berukuran

lebih dari 30mm.6

Dari keseluruhan kasus kista, secara umum kista fungsional senilai 24%, kista

jinak 70%, dan kista ganas 6%. Angka kejadian kista terbesar pada usia reproduktif

dan sebagian besar jinak. Sekitar 4% wanita usia reproduktif memiliki kista saat

fase luteal.7

Selama masa reproduksi, sebagian besar masa ovarium bersifat jinak dengan

resiko keganasan <1% dan meningkat seiring bertambah usia. Insidensi keganasan

kista ovarium pada wanita postmenopause berkisar antara 29-35%.

D. Klasifikasi

Kista ovarium dapat mengenai wanita usia berapa pun. Sebagian besar kista

ovairum berukuran kecil meskipun beberapa dapat berukuran sangat besar. Kista

ovarium diklasifikasikan sebagai berikut:8

1. Kista fungsional

Kista fungsional merupakan kista yang paling banyak terjadi dan tidak

berbahaya. Kista ini merupakan bagian dari siklus mensturasi. Terbagi atas kista

folikular dan kista luteal.


5

2. Kista patologis

Kista patologis merupakan suatu tumor pada ovarium. Kista ini dapat bersifat

beingn (jinak) atau malignan (ganas).

Gambar 2.2 Klasifikasi masa adneksal

Gambar 2.3 Klasifikasi kista ovarium


6

E. Patofisiologis

Sekitar 90% tumor ovarium terjadi pada wanita berusia muda bersifat jinak

dan secara metabolit tidak aktif. Lebih dari 75% dari kasus jinak bersifat fungsional.

Kista fungsional bukan merupakan neoplasma sebenarnya, namun merupakan

variasi anatomi yang disebabkan fungsi normal ovarium. Kista folikular terjadi

ketika ovulasi gagal terjadi dan menyisakan folikel yang berkembang melebihi

waktu normalnya. Dengan cara yang sama korpus luteum juga dapat bertahan atau

membesar dan menjadi simtomatik. Sekitar 25% pembesaran ovarian pada wanita

usia reproduktif merupakan neoplasma dengan hanya 10% yang bersifat ganas.

Tumor ovarium yang jinak paling banyak berasal dari epitelium ovarium dan

kapsulnya. Tumor ovarium tersering pada wanita usia reproduktif adalah kista

teratoma yang berasal dari sel germ. Tumor tersebut berasal dari sel germ primer

dan mengandung jaringan dari tiga lapisan germ embrionik (ektoderm, mesoderm,

endoderm).4

1. Kistadenoma musinus

Kistadenoma merupakan tumor epitelial jinak. Kista ini merupakan kista jinak

biasa bersifat unilateral dan multilokular. Angka kejadian tersering pada usia

30-50 tahun. Kista dapat berukuran hingga lebih dari 30cm. Etiologi masih

belum diketahui namun berkaitan dengan tumor ovarium lan seperti teratoma

kistik matur.9
7

2. Kista dermoid

Kista dermoid terjadi 10-20% dari kista ovarium jinak dan merupakan

neoplasma ovarium tersering pada wanita berusia kurang dari 20 tahun.

Biasanya bersifat unilateral dan juga dapat terjadi bilateral pada 10-15% kasus.

Kista ini berasal dari sel germ ovarium dan dapat mengandung derivat

terdiferensiasi baik dari lapisan tersebut, berupa rambut, darah, lemak, tulang,

kuku, gigi, kartilago, dan kantung sebum, jaringan-jaringan tersebut dapat

terlihat pada penampakan USG.9

Etiologi dari kanker ovarium sporadik masih belum dipahami dengan baik,

namun dari berbagai penelitian diperkirakan terdapat beberapa kondisi seperti

predisposisi genetik dan penyakit inflamasi jinak yang berkaitan dengan

mekanisme molekular karsinogenesis.10

F. Diagnosis

Kista ovarium dapat bersifat asimtomatik, terdeteksi secara tidak sengaja tau

terdeteksi saat skrining. Terdapat 7 gejala yang dapat mengindikasikan bahwa kista

kemungkinan ganas, yaitu:11

1. Distensi abdomen

2. Peningkatan frekuensi berkemih

3. Nyeri perut

4. Perdarahan postmenopasue

5. Hilang nafsu makan

6. Perdarahan rektum

7. Perut kembung
8

Setiap nilai positif memiliki kemungkinan keganasan 1%, terkecuali gejala

distensi abdomen bernilai 2%.11

Manifestasi klinis tidak spesifik pada stadium awal, sehinggan menyebabkan

70% keterlambatan diagnosis. Wanita dengan tumor ovarium malignan umumnya

seseorang dengan paritas yang rendah. Riwayat penyakit keluarga tumor ovarium

atau payudara dapat ditemukan. Umumnya bersifat asimtomatik. Gejala baru

muncul ketika tumor tumbuh dengan cepat. Keluhan berupa rasa tidak nyaman pada

perut, perdarahan tidak normal atau perdarahan postmenopause. Penurunan berat

badan, kakeksia, dan anemia merupakan tanda dan gejala pada stadium lanjut.5

Tumor ovarium malignan sering terjadi bilateral, solid, dan terdapat asites.

Tumor seringkali terfiksasi pada stadium akhir dan metastase intraperitoneal dapat

teraba pada palpasi abdomen. Pemeriksaan vagina dapat ditemukan nodul terfiksasi

pada kantung Douglas, terpisah dari masa adneksa yang teraba terpisah dari uterus.

Edema non pitting unilateral pada kaki dan pembesaran liver juga menunjukkan

bahwa telah mengalami stadium lanjut.5

1. Skrining

Tidak ada pemeriksaan yang memuaskan untuk skrining tumor ovarium

malignan. Pemeriksaan CA-125 dan USG memiliki angka deteksi yang rendah

dalam deteksi. Pada wanita dengan resiko tinggi harus dilakukan observasi.

Ovarium yang teraba pada wanita menopause sering bersifat malignan dan

harus dilakukan pelacakan.

2. Pelacakan
9

Pelacakan dulakukan untuk konfirmasi diagnosis dan sifat tumor. Untuk

menentukan tumor bersifat jinak atau ganas dapat dilakukan pemeriksaan CT

Scan dan MRI, serta penanda tumor CA-125.

Gambar 2.4. Perbedaan tumor bening dan malignan5

G. Tatalaksana

Indeks resiko malignansi (risk of malignancy index/RMI) digunakan dalam

memilih wanita dengan resiko malignansi yang lebih besar, dengan nilai ambang

RMI 200, memiliki nilai sensitivitas 70% dan spesifisitas 90%. Wanita dengan

resiko malignansi (RMI>200 atau secara klinis tampak menunjang keganasan)

harus segera ditatalaksana oleh ahli ginekologi onkologi agar dapat ditentukan

tindakan yang akan diambil. RMI merupakan prediksi klinis yang didasarkan pada

pemeriksaan USG, CA-125 dan status menopause.11


10

Gambar 2.5 Indeks resiko malignansi (risk of malignancy index/RMI)

Kista ovarium yang asimtomatik tidak memerlukan tindakan, observasi atau

pembedahan tergantung pada manifestasi tertentu. Resiko intervensi pembedahan

harus dipertimbangkan pada setiap kasus.11

1. Tidak ada tindakan lebih lanjut

a. Kista ovarium premenopause berukuran kurang dari 5cm. kista tersebut

sebagian besar jinak.

b. Kista ovarium postmenopause berukuran kurang dari 1cm. kista tersebut

sebagian besar jinak.

2. Konservatif

a. USG menunjukkan kista ovarium fungsional (catatan: kista ovarium

fungsional tidak terjadi pada wanita postmenopause akhir).


11

b. Kista simpel premenopause ukuran ≤7cm tanpa manifestasi malignansi

lain. Resiko malignansi dengan manifestasi di atas kurang dari 1%. Tidak

perlu dilakukan pemeriksaan penanda tumor.

c. Kista simpel postmenopause ≤5cm dengan atau tanpa manifestasi

malignansi dan CA-125 normal. Resiko malignansi pada manifestasi ini

kurang dari 1%

d. Asimtomatik

e. Resiko pembedahan lebih besar daripada pengangkatan kista

f. Pasien menolak

3. Pembedahan

Pertimbangan pembedahan dilakukan bila kista tidak memeneuhi kritera

manjemen konservatif.
12

Gambar 2.6 manajemen kista ovarium wanita premenopasue


13

Gambar 2.6 manajemen kista ovarium wanita postmenopasue

Anda mungkin juga menyukai