Proposal Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Proposal
Skipsi Sarjana Terapan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang
Oleh :
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
proposal skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah
Karbohidrat, Protein, Lemak, Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Mahasiswi
sehingga penulis merasa masih belum sempurna baik dalam isi maupun
penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang
Fauzi Arasj, SKM, M.Kes dan Bapak M. Husni Thamrin, STP, MP sebagai
pembimbing saya, yang telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing
penulis dalam menyusun proposal skripsi ini. Terimakasih yang tak terhingga juga
disampaikan kepada Pembimbing Akademik, ibu Sri Darningsih, S.Pd, M.Si yang
telah banyak memberi motivasi, nasehat dan bimbingan selama kuliah terutama
dalam pembuatan proposal skripsi ini. Selain itu saya juga mengucapkan
terimakasih pada:
Kemenkes Padang.
i
3. Bapak Zul Amri, DCN, M.Kes selaku Ketua Program Studi S1 Terapan Gizi
Terakhir, ucapan terimakasih tulus kepada kedua orang tua yang telah
memberikan semangat, dorongan, serta doa pada peneliti untuk manpu menjalani
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
D. Hipotesis........................................................................................... 34
E. Defenisi Operasional ........................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 42
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penurunan produktivitas.1,6
yang berada pada rentang usia 11-20 tahun dimana datang setelah tahap
pengaruh hormonal. Pada masa remaja terjadi peubahan tinggi badan dan
mencapai 5-20 cm dan berat badan meningkat 7-27,5 kg. Perubahan fisik
ini menjadi perhatian yang besar pada remaja karena penampilan bentuk
atau perubahan fisik yang drastis. Salah satu aspek psikologis dari
1
2
sekitar mereka.3 Body image atau sering disebut dengan citra tubuh adalah
seperti: perasaan dan pikiran subjektif tentang tubuh dan anggota tubuh;
perasaan cemas terhadap tubuh dan perilaku yang dilakukan dan tidak
umur 16-18 tahun adalah sebesar 9,4% (1,9% sangat kurus dan 7,5%
angka kekurusan sebesar 10% (1,9% sangat kurus dan 9,1% kurus.
kota Padang Angka kekurusan sebesar 9,1% (1,8% sangat kurus dan 7,4%
dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi baik di usia remaja sangat
mereka sebagai calon ibu. Remaja putri yang terpelihara kadar gizinya
yaitu: faktor keturunan, gaya hidup (life style) dan faktor lingkungan.
remaja yang berakibat pada jumlah makanan dan gizi yang dikonsumsi.8
badan.8
bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi
memiliki body image (citra tubuh) negatif yang mengacu pada idola
2012).10,11
Padang ditemukan siswi yang memiliki citra tubuh (body image) negatif
ditemukan sebesar 56,1% mahasiswa gizi dan 53,7% mahasiswa non gizi
asupan energi kurang sebanyak 97,6% dan mahasiswa non gizi sebanyak
95,1%. Mahasiswa gizi yang memiliki status gizi kurus sebenyak 19,5%
dan mahasiswa non gizi sebanyak 7,3%. Mahasiswa yang memiliki status
gizi obesitas sebanyak 7,3% dan mahasiswa non gizi sebanyak 12,2%.1
mahasiswa tingkat 1 sulit untuk menerima kondisi tubuh mereka. Hal ini
dikarenakan ada diantara mereka yang merasa tinggi badan kurang, berat
badan kurang, dan berat badan yang berlebih. Hal yang menjadi bagian
menarik atau mengikuti trend yang ada sehingga ini membuat sebagian
kekurangan fisik yang dirasa kurang menawan dan indah ketika dilihat,
sebagian mahasiwa lainnya juga masih sulit menerima ketika diri mereka
dikritik oleh orang lain, akibatnya mereka mencoba mencari solusi dengan
tubuh atau body image dan asupan energi, protein, karbohidrat dan lemak
B. Rumusan Masalah
Protein Lemak dan Pola Konsumsi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Mahasiswi
body image, asupan enrgi, karbohidrat, protein, lemak dan pola konsumsi
2019.
A. Tinjauan Teoritis
1. Status Gizi
Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang
makanan yang masuk kedalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya.
Status gizi seseorang ditentukan oleh makanan yang dimakan. Asupan gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh akibat mengkonsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi.Status gizi dibedakan menjadi tiga yaitu status gizi kurang, status gizi
baik, dan status gizi lebih. Penentuan status gizi remaja dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satunya dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT).12
atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bnetuk variabel tertentu.
Status gizi juga bisa dikatakan sebagai tanda-tanda atau penampilan yang
diakibatkan dari nutriture yang dilihat melalui variabel tertentu (indikator status
9
10
gizi) seperti berat badan, tinggi badan, dll. Status gizi terdiri dari dua macam yaitu
status gizi normal dan malnutrisi. Status gizi normal adalah keadaan tubuh yang
atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Malnutrsi
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat
a) Antropometri
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air alam
tubuh.16
b) Klinis
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih
zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengatahui tingkat status gizi
c) Biokimia
darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali
12
spesifik.16
d) Biofisik
gelap.16
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga
berikut :
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
b) Statistik Vital
c) Faktor Ekologi
Penilaian status gizi yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi
tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Indeks
yang digunakan berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atas
menurut umur (LLA/U), dan Indeks massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).30
kelompok yaitu umur 6-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun. Indikator
status gizi yang digunakan pada kelompok umur ini didasarkan pada
14
pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang
disajikan dalam bentuk tinggi badan menurut umur (TB/U) dan indeks masa
IMT = 𝐵𝐵 ÷ (𝑇𝐵)2
Keterangan :
Tabel 1.1
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5-18 tahun
Berdasarkan Indeks (WHO 2005)
Kategori Status
Indeks Ambang Batas (Z-score)
Gizi
Sangat Kurus < -3 SD
Indeks Masa Tubuh Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Menurut Umur (IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Anak Umur 5-18 Tahun Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD
Sumber : Kementrian Kesehatan RI (2013)
Citra atau image sebagai gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai
manusia yang kelihatan dari bagian ujung kaki sampai ujung rambut.41
Body Image merupakan bagian dari konsep diri. Merupakan hal pokok
dalam konsep diri. Body Image harus realistis karena semakin seseorang dapat
menerima dan menyukai tubuhnya, ia akan lebih bebas dan merasa aman dari
15
menunjukkan harapan diri seseorang tersebut untuk sukses dalam hidup termasuk
penerimaan dari aspek negatif dari diri sendiri sebagai bagian dari aspek negatif
diri sendiri sebagai bagian dari diri seseorang. Orang tersebut menghadapi hidup
Citra tubuh atau body image adalah persepsi sesorang tentang berat badan
dan bentuk tubuhnya.27 Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik
secara sadar maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi
tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.29
Ada dua macam jenis body image yaitu body image negatif dan body
iamge positif. Body image positif adalah persepsi seseorang yang puas terhadap
bentuk tubuhnya, sedangkan body image negatif adalah persepsi seseorang yang
merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya membandingkan dengan yang lain dan
merasa malu dan cemas tentang tubuh yang dimiliki sehingga remaja tidak puas
dengan dirinya, menjadi sulit menerima diri apa adanya, responsif terhadap
pujian, peka terhadap kritik dan pesimis bahkan ada yang sampai melakukan diet
perilaku makan dan keterbatasan aktivitas fisik. Citra tubuh negatif dapat
mendorong seseorang melakukan prilaku kontrol berat badan yang tidak sehat.29
Remaja putri pada periode ini menganggap penambahan lemak tubuh sebagai
sesuatu yang memalukan. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pada tubuh sendiri
sehingga menyebabkan remaja putri mulai berusaha mengubah bentuk tubuh ideal
16
menurut persepsi pribadi. Remaja putri sering menganggap ukuran tubuhnya lebih
mulai berusaha mengubah bentuk tubuh yang ideal menurut persepsi mereka yaitu
bentuk tubuh yang kurus dan langsing. Upaya yang dilakukan remaja putri untuk
mendapatkan bentuk tubuh tersebut pada umumnya dilakukan dengan cara yang
tidak sehat seperti membatasi pola konsumsi secara ekstrim, olahraga berlebihan,
akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti status gizi yang buruk yang akan
(Body Image)
masa inilah variasi individu mudah dikenali seperti pada pertumbuhan dan
Body image terbentuk dalam waktu lama dan pembentukan ini tidak dapat
diartikan bahwa adanya reaksi yang tidak biasa dari seseorang yang akan dapat
merubah body image. Akan tetapi, apabila tipe reaksi seperti ini sangat sering
17
terjadi, atau apabila rekasi ini muncul karena orang lain yang memiliki arti
(significant others) yaitu, orang-orang yang kita nilai, seperti misalnya orang
tua, teman, dan lain-lain maka reaksi ini mungkin berpengaruh terhadap body
image. Jadi jati diri (identity) orang lain yang dapat mempengaruhi body image
respons.38
b) Peranan Seseorang
membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita biasanya lebih suka
dengan kita. Jadi, bagian-bagian dari body image dapat berubah cukup cepat di
masih muda saat dia bekerja bersama-sama dengan orang lain yang lebih tua,
namun tiba-tiba mereka tua ketika berpindah pekerjaan dan berkumpul dengan
anak-anak tersebut merasakan bahwa mereka telah memiliki beberapa sifat dari
orang yang dikagumi. Peran janis kelamin pun mempengaruhi body image dan
kompetitifnya.38
Seseorang dapat menilai reaksi terhadap orang lain apabila dinilai orang
itu menarik secara fisik, maka gambaran orang itu akan menuju hal-hal yang
f) Siklus hidup
h) Penampilan diri
penmpilan diri itu ditunjukkan dengan minat terhadap penampilan fisik tubuh.
Remaja saat sekarang ini menginginkan bentuk tubuh yang ideal karena
rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, lengan), dan penampilan secara
keseluruhan.41
badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk. Ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Sprinthall dan Collins (1995) Dalam Potts dan Mandleco
(2012), yaitu ada hubungan yang kuat antara remaja tentang diri dan tubuh
mereka.41
20
a. Energy
dalam tubuh yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Di dalam tubuh, energi
Energi yang dibutuhkan oleh tubuh bukan hanya diperoleh dari proses
katabolisme zat gizi yang tersimpan didalam tubuh, tetapi juga berasal dari
energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi. Zat gizi yang
remaja adalah aktifitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam
yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif. Kebutuhan protein juga
terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja
b. Karbohidrat
oleh tanaman dari air serta karbon dioksida dengan menggunakan energi
makanan yang paling penting di dunia, dan bahan utama sereal atau biji-
energi. Dari tiga sumber utama energi yaitu karbohidrat, lemak, dan
dibandingkan lemak.43
merupakan reseptor hormon, simpanan energi dalam hati dan otot dalam
diutamakan berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% berasal dari gula
sederhana.20
c. Protein
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang
utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli
bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
separonya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan,
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan
dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-
hewani dan protein nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan
makanan yang berasal dari binatang seperti protein daging, susu, dan
mengetahui jumlah unsur nitrogen yang hilang (keluar) dari tubuh, bila
nitrogen yang keluar dari tubuhnya berasal dari penguraian protein tubuh
protein tubuh, makan semua asam amino protein makanan tersebut akan
lebih asam amino esensial mempuyai kwantum yang lebih rendah dari
yang diperlukan untuk sintesa protein tubuh, makan hanya sebagian saja
100%.20
penyakit, baik pada manusia dewasa dan bagi anak-anak. Seorang manusia
kebutuhan protein tubuh yang ideal jelas sel-sel tubuhnya tidak akan
d. Lemak
dan O yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu
seperti ether.20
25
Lemak juga tergolong zat makanan utama yang dalam jumlah tertentu
disebut lemak netral atau trigliserida yang molekulnya terdiri atas satu
molekul glycerol (glycerin) dan tiga molekul asam lemak. Jaringan lemak
dalam tubuh tidak dianggap aktif, jadi tidak ikut didalam proses-proses
sejumlah lemak ini merupakan beban yang harus dibawa-bawa terus tanpa
asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak.
kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak
4. Pola konsumsi
Indonesia tergantung pda jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan,
distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini
baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi. Status
gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan,
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari
oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu.25 Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan
makan seseorang, pola makan yang seimbang dan pemilihan bahan makanan
yang tepat merupakan hal yang harus dilakukan. Gadis remaja sering terjebak
dengan pola makan tak sehat, remaja menginginkan penurunan berat badan
secara drastis dengan melakukan diet ketat bahkan sampai gangguan pola
makan.26 Hal ini dikarenakan remaja memilki body image (citra diri) negatif
27
yang mengacu pada idola remaja yang biasanya adalah para artis, peragawati,
semi kuantitatif. Waktu makan yang di lewatkan dan makan di luar rumah
meningkat dari awal hingga akhir remaja. Hal ini merefleksikan peningkatan
makan pagi, dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pada umumnya remaja
karena ingin langsing dan sering berusaha untuk berdiet. Banyak remaja
cara mengabaikan makan pagi atau makan siang. Oleh sebab itu remaja yang
berdiet perlu di beri penjelasan bahwa hal tersebut bias berakibat sebaliknya.
Bila tidak makan pagi, maka pada pertengahan siang atau siang mereka akan
merasa sangat lapar, sehingga makan lebih banyak dibandingkan bila mereka
makan pagi.12
gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zt-zat gizi yang digunakan
otak, kemampuan kerja dan kesehatan.Status gizi kurang terjadi bila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi. Status gizi lebih terjadi bila
salah satu metode pengukuran status gizi dengan cara tidak langsung.
responden.
dikonsumsi.
dalam sehari.
asupan zat gizi per hari karena setiap kali makan dapat
b. Frekuensi
makan dikatakan baik, jika jadwal makan setiap harinya tiga kali makanan
pangan yang tersedia sebagai reaksi terhadap tekanan ekonomi dan sosial
makan.22
c. Jenis
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas dan
pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
32
pengatur.31
yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif, kekurangan zat gizi pada
jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi
jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Artinya untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin
dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri
B. Kerangka Teori
Gaya Hidup
Pola Konsumsi
STATUS GIZI
C. Kerangka Konsep
Asupan Energi
Asupan Protein
Status Gizi
Asupan Lemak
Asupan Karbohidrat
Pola Konsumsi
D. Hipotesa
1. Ada hubungan antara citra tubuh (body image) dengan status gizi
E. Defenisi Operasional
3 Asupan Energi
dan zat gizi
makro
Energi Jumlah asupan energi mahasiswi SQ FFQ Wawancara Jumlah asupan energi Rasio
dalam satu hari dalam satuan kkal.
Protein Jumlah asupan protein mahasiswi SQ FFQ Wawancara Jumlah asupan protein Rasio
dalam satu hari dalam satuan gram
Lemak Jumlah asupan lemak mahasiswi SQ FFQ Wawancara Jumlah asupan lemak Rasio
dalam satu hari dalam satuan gram
4 Pola
Konsumsi
a. Frekuensi Frekuensi konsumsi makanan Anjuran Makan Wawancara Jumlah frekuensi Rasio
konsumsi pokok, protein hewani dan nabati, Sehari (AMS) konsumsi makanan
makanan lemak, karbohidrat dalam satu dalam sehari.
hari.
frekuensi konsumsi Ordinal
makanan dikategorikan
menjadi :
a. Frekuensi konsumsi
makanan pokok
Kurang : < 3-4
kali AMS
Cukup : ≥ 3-4
kali AMS
b. Frekuensi konsumsi
makanan protein
hewani
Kurang : < 3-4
kali AMS
Cukup : ≥ 3-4
kali AMS
c. Frekuensi konsumsi
makanan protein
nabati
Kurang : < 2-4
40
kali AMS
Cukup : ≥ 2-4
kali AMS
jenis.
Tidak beragam :
jika rata-rata
bahan makanan
(sumber
Karbohidrat,
Protein
Hewani/Nabati,
Sayur dan Buah)
dalam 1 hari < 3
jenis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sectional, yang akan memberikan gambaran tentang citra tubuh (body image),
B. Lokasi Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan dari Januari 2018 sampai Juni 2019
1. Populasi
2. Sampel
42
43
234,66
n=
4,15
n = 57
Keterangan :
n = Besarnya Sampel
N = Populasi (349)
D = Presisi (10%)
1. Data Primer
diukur.
45
sebagainya.
2. Data Sekunder
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 dan Survei Diet Total (SDT) tahun
2014 yaitu data status gizi remaja berdasarkan IMT pada remaja umur.
1. Pengolahan Data
sebagai berikut :
1) Status gizi
2) Body Image
dikategorikan menjadi :
a. Asupan energi
b. Asupan protein
c. Asupan Lemak
d. Asupan Karbohidrat
komputer.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya. Uji
dari variabel yang satu dengan skors rata-rata variabel yang lain.
Uji korelasi digunakan jika variabel normal, dan jika variabel tidak
variabel tersebut.
c. Analisis Multivariat
sekaligus.
51
DAFTAR PUSTAKA
16. Supariasa, I Dewa Nyoman, Ibnu Fajar, Bachyar Bakri. 2001. Penilaian
Status Gizi. Jakarta : EGC
17. Supariasa, I Dewa Nyoman, Ibnu Fajar, Bachyar Bakri. 2002. Penilaian
Status Gizi. Edisi 2. Jakarta : EGC
18. Devi, Nirmala.2010. Nutrition Food (Gizi untuk Keluarga). Jakarta : PT.
Kompas Media Nusantara. Dalam Hubungan Asupan Energi, Asupan
Protein, dan Kadar Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja Wanita Petani
Kelurahan Tegalroso, Kabupaten Temanggung Tahun 2015. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-journal)
19. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. (Buku
Kedokteran EGC)
20. Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi II: Untuk Mahasiswa dan Profesi.
(Dian Rakyat)
21. Bakar, U. & tarmizi. 2014. Kimia Pangan I. UNP Press Padang
22. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
23. Proverawati, Atikah dkk. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
24. Arsin, Arsunan. Gambaran Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Penderita TB
Paru diKota Makassar
25. Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Dalam: Ratna Verawati, Hubungan Antara Body
Image Dengan Pola Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMP AL
ISLAM 1 Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2015
26. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. (Buku
Kedokteran EGC). Dalam: Ratna Verawati, Hubungan Antara Body Image
Dengan Pola Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMP AL ISLAM 1
Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2015
27. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta: CV.Agung Seto. Dalam: Ratna Verawati, Hubungan Antara Body
Image Dengan Pola Makan Dan Status Gizi Remaja Putri Di SMP AL
ISLAM 1 Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2015
28. Simanjuntak, Sri Rejeki Norintan Permata. 2009. Dalam: Ratna Verawati,
Hubungan Antara Body Image Dengan Pola Makan Dan Status Gizi
Remaja Putri Di SMP AL ISLAM 1 Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015
53