PERIKANAN UNIVERSAL
(BERNILAI EKONOMIS)
ARIFUDDIN
L221 14 503
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak krisis finansial pada pertengahan 1997 angka penganguran dan jumlah
penduduk miskin terus membengkak masing-masing kini mencapai 37 juta dan 60 juta
orang. Dan diantara penduduk miskin tersebut nelayan merupakan kelompok masyarakat
yang paling menderita secara ekonomi.
Fenomena kemiskinan nelayan di negeri ini sudah berlangsung lintas generasi dan
seakan tidak pernah berhenti seiring dengan perkembangan zaman dan gempitanya
pembangunan. Sumber Daya Alam yang melimpah di Negeri ini tak dapat memberikan
jaminan untuk kehidupan mereka. Kehidupan nelayan tetap saja dalam keadaan
ketertimpangan dan penindasan oleh berbagai pihak. Nelayan seolah-olah menjadi alat
untuk memperkaya diri segelintir orang di Negeri ini. Apalagi dengan tidak adanya
perlindungan dari pemerintah, mengakibatkan nelayan semakin terpuruk tingkat
kehidupannya.
Masyarakat adalah Sekelompok orang yang tinggal bersama dalam waktu yang
lama dan menghasilkan kebudayaan. Jadi, Masyarakat Perikanan yaitu Suatu masyarakat
yang mata pencaharian utama mereka adalah memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang
terdapat di lautan, baik berupa ikan, udang, rumput laut, terumbu karang dan kekayaan laut
lainnya. Masyarakat perikanan sering juga disebut dengan masyarakat pesisir (nelayan),
masyarakat ini memiliki karakteristik khusus yang membedakan mereka dari masyarakat
lainnya, yaitu karakteristik yang terbentuk dari kehidupan di lautan yang sangat keras dan
penuh dengan resiko, terutama resiko yang berasal dari faktor alam. Nelayan mempunyai
peran yang sangat substansial dalam memajukan kehidupan manusia. Mereka termasuk
agent of development yang paling reaktif terhadap perubahan lingkungan. Sifatnya yang
lebih terbuka dibandingkan kelompok masyarakat yang hidup di pedalaman, menjadi
stimulator untuk menerima perkembangan peradaban yang lebih modern. Dalam konteks
yang demikian timbul sebuah stereotif yang positif tentang identitas nelayan khususnya
dan masyarakat pesisir pada umumnya. Mereka dinilai lebih berpendidikan, wawasannya
tentang kehidupan jauh lebih luas, lebih tahan terhadap cobaan hidup dan toleran terhadap
perbedaan.
Besarnya kegiatan ekonomi perikanan tersebut tidak terlepas dari potensi perikanan
Indonesia yang sangat besar. Tercatat potensi perikanan budidaya payau (tambak)
mencapai 2,96 juta hektar dan baru dimanfaatkan seluas 682.857 hektar (23,04%) serta
potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta hektar dengan tingkat pemanfaatan
yang relatif masih rendah, yaitu sekitar 117.649 hektar atau baru 0,94 persen yang digarap.
Potensi perikanan budidaya ini akan semakin besar, apabila kita memasukan potensi
budidaya air tawar seperti kolam (541.100 ha), budidaya di perairan umum (158.125 ha)
dan mina-padi (1,54 juta ha). Sedangkan sumberdaya perikanan tangkap sekitar 6,5 juta
ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 juta ton pada tahun 2011 (77,38%).
Harus diakui di beberapa Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) tertentu seperti Laut
Jawa, telah terjadi lebih tangkap atau over fishing. Sementara di perairan lainnya seperti
Laut Cina Selatan, Arafura dan lain sebagainya, potensi ikannya belum dimanfaatkan
secara optimal.
Secara global memang terjadi penurunan pada sektor perikanan tangkap. Dari laporan
Food and Agricultural Organization (FAO) tahun 2012 menunjukkan bahwa produksi ikan
dunia dari kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum cenderung stagnan
dalam 5 tahun terakhir, yaitu dari 90,0 juta ton pada tahun 2006 menjadi 93,5 juta ton pada
tahun 2011. Sementara di sisi lain, produksi ikan dari kegiatan budidaya mengalami
peningkatan cukup pesat dari 47,3 juta ton menjadi 62,7 juta ton pada periode yang sama.
Produksi perikanan pada tahun 2011 tersebut, sekitar 84,94 persen dikonsumsi sebagai
pangan dan sisanya untuk non-pangan. Dengan demikian, peran produk perikanan sebagai
pangan sumber protein hewani menjadi sangat penting, mengingat sampai saat ini rata-rata
konsumsi ikan penduduk dunia per kapita baru mencapai angka18,80 kg/tahun. Sektor
perikanan merupakan salah satu sektor utama yang akan menghantarkan Indonesia sebagai
negara yang maju perekonomiannya pada tahun 2030. Dimana pada tahun tersebut,
ekonomi Indonesia akan menempati posisi ke-7 ekonomi dunia, dengan mengalahkan
Jerman dan Inggris.
3. KESIMPULAN