Fixed Ini
Fixed Ini
Oleh:
Widhia Nur Habiari
NIM 201510300511075
I. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Ny S (P) Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2018
Umur : 61 Tahun RM No : 113776XX
Alamat : Donomulyo, Malang
Pekerjaan : Tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga)
Informasi : Pasien,Keluarga, RM
keluarga
5. Tindakan kriminal
Jelaskan:
Anak pasien mengatakan suami pasien memiliki sifat mudah temperamen, sejak usianya
±13 tahun pasien dan suaminya sering bertengkar. Jika sudah pada puncaknya, maka
suami pasien membanting piring atau gelas didepan pasien. Akan tetapi, tidak pernah
terjadi aniaya fisik seperti memukul atau main tangan. Kejadian tersebut dialami pasien
saat umurnya ±45 tahun.
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):
Anak pasien mengatakan, saat mendapat kabar 1 tahun yang lalu anak pertamanya yang
di Jakarta sakit bipolar pasien menjadi lebih pendiam dan jarang keluar rumah karena
takut menjadi bahan pembicaraan orang-orang
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan koping
V. STATUS MENTAL
1.Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian tidak seperti
biasanya
Jelaskan :
Rambut pasien berwarna hitam dan sedikit beruban, persebaran rambut merata, rambut
tidak bau. Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada katarak pada mata, tidak ada
tanda peradangan disekitar wajah, hidung pasien bersih, tampak adanya sekret (+),kedua
tangan pasien tidak terdapat luka bekas sayatan, kekuatan otot pasien ekstermitas atas 5
dan ekstermitas bawah 5, kulit pasien tampak sedikit kering dan keriput. Pasien
menggunakan baju rapi dan sesuai, memawai baju terusan lengan panjang dan memakai
kerudung, serta selalu menggunakan masker dengan alasan malu dengan giginya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, penampilan pasien dalam batas
normal
2.Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
Kwalitatif
tidak berubah √ berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan: Insomnia
hipnosa disosiasi:sebutkan ................
Jelaskan :
- Kesadaran secara kwantitatif: Compos mentis , GCS 456
- Kesadaran secara Kwalitatif : Berubah
- Relasi : Ketika berbicara dengan perawat pasien cenderung banyak diam, suara pelan
dan kadang-kadang tidak mau menatap wajah perawat atau sering menunduk dan
berdzikir. Pasien sering kali terlihat ketakutan.
- Limitasi : Pasien menjawab pertanyaan dengan sopan dan hati-hati. Berpenampilan
sopan serta menjaga posisi duduknya ketika berbicara dengan mahasiswa perawat
- Penilaian Realitas: Pasien mengatakan takut jika ada orang yang membawanya
karena dia dianggap memiliki ilmu hitam dan bisa membahayakan orang lain.
3.Orientasi
√ Waktu √ Tempat √ Orang
Jelaskan :
Tanggal 05 Februari 2018 jam 15.00 WIB:
- Waktu:
P : “Bu, sekarang ini sudah pagi, sore atau malam?”
K : ”Sore mbk, ini saya mau mandi”
P : “Sekarang tanggal berapa?”
K : “Lupa”
P : “Kalau tahunnya ibu ingat?”
K : “Lupa”
- Tempat:
P: ”Ibu ada dimana sekarang?
K: ”di rumah sakit berobat pilek
P : ”Bu rumahnya dimana?”
K : ”Donomulyo, Malang selatan”
- Orang:
P : “Bu disini dijagain siapa?”
K : ”Itu ada anak saya mbak dan suami saya”
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, orientasi waktu, tempat, dan orang
dalam batas normal
5.Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar
labil √ inadequat anhedonia
marasa kesepian eforia ambivalen
apati marah √ depresif/ sedih
cemas: ringan √ sedang berat panik
Jelaskan :
Pasien terlihat bingung saat terlalu banyak pertanyaan. Ekspresi wajah pasien tampak sedih
dan seringkali menundukkan kepala saat diajak berbicara. Pasien selalu mengatakan
berulang-ulang “Saya tidak apa-apa, saya takut dan malu “
Masalah Keperawatan: Ansietas
6.Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi :
pendengaran penglihatan perabaan pengecapan
penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, persepsi dalam batas normal
7.Proses Pikir
Arus Pikir
koheren Inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking √ pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lainnya, sebutkan
Jelaskan :
Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban yang mudah dipahami. Pasien
selalu mengulangi perkataan “ Saya tidak apa-apa,saya malu saja”
Masalah keperawatan :Gangguan proses pikir
Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolasi sosial √ rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran
curiga nihilistik sisip pikir
siar pikir kontrol pikir kejaran dosa
√ Lain-lain : Ide-ide yang aneh
Jelaskan :
Pasien mengatakan merasa takut jika ada orang yang menjemputnya dan membawanya
karena dianggap memiliki ilmu hitam dan takut jika dimarahi oleh orang banyak Pasien
juga mengatakan bahwa dia malu dengan giginya dan dirinya yang jelek sehingga tetap
inign menggunakan masker
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir dan Harga diri rendah
Bentuk Pikir
realistik √ nonrealistik
autistik dereistik
Jelaskan :
Pasien mengatakan merasa takut jika ada orang yang menjemputnya dan membawanya
karena dianggap memiliki ilmu hitam dan mau memarahinya
Masalah keperawatan :Gangguan Proses Pikir
8.Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia,sebutkan
paramnesia, sebutkan jenisnya
hipermnesia, sebutkan
Jelaskan :
Tanggal 05 Februari 2018 jam 15.00 WIB
- Daya ingat jangka panjang
P : “Bu, saudaranya ada berapa”
K : “8 mbak, saya nomer 3”
P : “ada yang sudah meninggal?”
K : “ada mbak adik saya nomer 4 gara-gara sakit jantung”
- Daya ingat saat ini
P : “Ibu, sudah selasai makan?
K : ”Sudah mbak”
P : ”Makannya kapan bu ?”
K : ”Tadi siangan mbak”
P : ”Kemarin ibu tidur malam jam berapa bu?”
K : ”Jam 10an malam”
VI. FISIK
1. Keadaan umum : Pasien tampak bingung, kontak mata kurang
2. Tanda vital: TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit S: 36,8°C RR: 20 x/menit
3. Ukur: TB : 150 cm. BB : -
4. Keluhan fisik: tidak √ ya
Jelaskan : Pasien mengatakan pilek tidak sembuh-sembuh
5. Pemeriksaan fisik:
Kepala dan Wajah
- Kepala: rambut warna hitam ,beruban(+), persebaran rambut merata, nyeri tekan (-),
pusing (+)
- Mata: simetris, anemis (-), isokor, ikterik (-), katarak(-)
- Hidung: lesi (-), pernafasan cuping hidung (-), perdarahan (-), sekret (+)
- Mukosa bibir: kering,lesi (-), sariawan (-)
- Leher: distensi vena jugularis (-)
- Telinga: kanan dan kiri simetris, lesi (-), cairan serumen (-), perdarahan (-)
Payudara dan ketiak simetris, lesi (-), tampak bersih, nyeri tekan (-)
Punggung
- simetris, lesi (-), skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)
Abdomen
- Flat Shape, Abdomen distensi (-), nyeri tekan (-), auskultasi BU (+) 10x/menit
Genitalia
- Tidak terkaji
Ekstremitas
- Kekuatan otot
5 5
5 5
Kulit dan Kuku
- Kulit kering, tampak keriput, elastisitas kulit berkurang, turgor kulit normal.
- CRT < 2 detik, kuku tangan dan kaki bersih
61 th
35 th
Keterangan gambar:
= perempuan = jumlah anak = ikatan suami istri
= laki-laki X = meninggal dunia
----- = tinggal serumah = menunjukkan pasien
Silsilah keluarga
- Pasien adalah anak ketiga dari 8 bersaudara
- Pasien tinggal bersama suaminya saja semenjak 1 tahun yang lalu
- Anak pertama dan kedua berada di Jakarta,anak ketiga berada di Surabaya dan
semua anaknya sudah berkeluarga
Sistem pengambilan keputusan
- Dalam mengambil keputusan berpusat pada kepala keluarga atau suami pasien
Pola Asuh
- Otoriter adalah gaya pengasuhan dengan karakteristik orang tua pasien
memberikan batasan-batasan dan tuntutan atau aturan tegas kepada anak (Pola
Asuh dari orang tua pasien)
- Permisif adalah gaya pengasuhan pasien dengan karakteristik memberikan
kelonggaran dan tidak terlalu mengekang anak-anaknya.(Pola asuh pasien kepada
anak-anaknya)
Stresor dalam keluarga
- Anak pasien mengatakan sejak 1 tahun kakaknya terdiagnosa bipolar Ny S
menjadi pendiam dan jarang keluar rumah, Ny S juga tidak mau mengikuti
pengajian yang ada didekitar rumah.
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
Pasien mengatakan di rumah paling dekat dengan suami
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Keluarga mengatakan tidak memiliki peran penting dalam kelompok maupun
masyarakat. Pasien jarang keluar rumah untuk mengikuti kegiatan kelompok atau
masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Keluarga mengatakan pasien cenderung pendiam, susah untuk berinteraksi dengan
orang lain semenjak anaknya sakit dijakarta sejak 1 tahun yang lalu
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
b. Terapi medik :
Tanggal Nama Obat Dosis Keterangan
5 Februari 2018 Trihexyphenidyl (THP) 2 mg tab 2 kali/hari
Risperidone 0,5 mg tab 2 kali/hari
Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
6 Februari 2018 Trihexyphenidyl (THP) 2 mg tab 3 kali/hari
STOP
Risperidone 0,5 mg tab 3 kali/hari
STOP
Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
7 Februari 2018 Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 12,5 mg tab 0-0-1
Abilify 10 mg tab 0-0-1
CTM 4 mg 1 kali/hari
8 Februari 2018 Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
Abilify 10 mg tab 0-0-1
CTM 4 mg 1 kali/hari
9 Februari 2018 Abilify 15 mg tab 0-0-1
Fluoxentine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
10 Februari Abilify 10 mg tab 0-0-1
2018 Fluoxentine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
11 Februari Abilify 10 mg tab 0-0-1
2018 Fluoxentine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
Nama Obat Dosis Warna Indikasi Efek samping
dan Obat
Sediaan
Trihexyphenidyl 2x2 mg Putih Anti Pusing, euforia berlebihan,
(THP) tab Parkinson takikardi, penurunan fungsi
memori jangka pendek, gelisah
c. Pemeriksaan penunjang :
- Tidak dilakukan pemeriksaan lab.
- Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi.
d. Hasil Konsultasi :
- Tidak dilakukan konsultasi ke dokter selain ke psikiatri.
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Gangguan citra tubuh
4. Ansietas
5. Gangguan proses pikir
6. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
SP Pasien Keluarga
1. Membina hubungan saling percaya, membantu Membina hubungan saling percaya,
pasien mengenal pengertian isolasi sosial, tanda memperkenalkan diri, membantu
gejala isolasi sosial, membantu pasien memahami keluarga mengenal pengertian
manfaat berhubungan dan kerugian apabila tidak isolasi sosial, tanda dan gejala,
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan manfaat berhubungan dan kerugian
cara berkenalan. apabila tidak berhubungan dengan
orang lain terhadap pasien,
mengajarkan cara berkenalan.
2. Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap Melatih keluarga cara merawat
dengan orang pertama (perawat) pasien isolasi sosial langsung di
Mengajarkan cara berkenalan hadapan pasien
Mengajarkan berbicara/berinteraksi dengan Melatih cara berkenalan
orang pertama keluarga terhadap pasien
Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat Mengajarkan
berbicara/berinteraksi dengan
keluarga
Melakukan kontrak topik,
waktu dan tempat
3. Melatih pasien berinteraksi secara bertahap Membuat rencana pulang bersama
(dengan pasien lain) keluarga
Mengajarkan cara berkenalan dengan orang Menganjurkan kepada keluarga
lain untuk memberikan pengawasan
dalam pemberian obat.
Menganjurkan keluarga
memberi aktivitas sesuai
kemampuan pasien
Mengingatkan keluarga untuk
membawa pasien kontrol
teratur ke poli jiwa.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (PASIEN) ISOLASI
SOSIAL HARI KE-1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien merasa lebih senang di kamar dari pada berinteraksi dengan orang lain, pasien
nampak meyendiri, apabila berkumpul pasien terlihat gelisah ingin kembali ke dalam
kamar, nada suara pelan, berbicara sambil menunduk, kontak mata kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan khusus : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, SP :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria sebagai berikut :
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukkan rasa senang
- Pasien bersedia berjabat tangan
- Pasien bersedia menyebut nama
- Ada kontak mata
b. Pasien dapat mengerti tentang pengertian isolasi sosial,tanda dan gejala isolasi sosial,
manfaat dan keuntungan dari berhubungan dengan orang lain
c. Pasien dapat mempraktikan cara berkenalan
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
- Ucapkan salam atau sapa klien dengan ramah dan baik
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama klien dan nama panggilan yang disukai oleh klien
- Tanyakan perasaan saat ini
- Buat kontrak topik, waktu dan tempat dengan jelas.
b. Identifikasi tanda dan gejala isolasi sosial
c. Mendiskusikan tentang pengertian isolasi sosial, keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain
d. Melatih cara berkenalan dengan baik dan benar
e. Anjurkan klien untuk memasukkan ke jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial, membantu pasien memahami manfaat berhubungan dan kerugian apabila tidak
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan cara berkenalan.
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu. Perkenalkan nama saya Widhia, saya mahasiswa keperawatan dari
Universitas Muhammadiyah Malang. Nama Ibu siapa? Sukanya dipanggil apa?”
Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur atau tidak bu?”
Kontrak Topik, Waktu, dan Tempat
“Hari ini saya ingin berdiskusi dengan Ibu tentang keadaan ibu sekarang, dan terkait tentang
apa itu isolasi sosial,tanda dan gejala isolasi sosial,manfaat dan kerugian behrhubungan
dengan orang lain dan cara berkenalan. Apa ibu bersedia?”.
“Waktunya sekitar 10-15 menit”. “Tempatnya di sini saja ya bu? Bagaimana ibu bersedia?”
b. Fase Kerja
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
“Apa yang ibu pikirkan sekarang?”
“Apakah Ibu tau apa itu isolasi sosial?”
“Apa tanda dan gejala dari isolasi sosial?”
“Apakah Ibu tau, manfaat berhubungan dengan orang lain? Dan kerugian apabila Ibu tidak
berhubungan dengan orang lain?”
“Apa Ibu mau mulai hari ini saya ajari cara berhubungan dengan orang lain?”
“Saya ajarkan cara berkenalan dengan orang lain, yang pertama kita berjabatan tangan,
kontak mata melihat ke arah lawan bicara”
“Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya Widhia Nur, bisa dipanggil Widhia, alamat
saya Malang, hobi saya memasak”
“Coba sekarang giliran Ibu mempraktikkan seperti yang saya contohkan tadi”
“Bagus, sekali Ibu. Mulai hari ini apa bila Ibu ingin berkenalan cara seperti itu ya Bu”
c. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subjektif :
“Bu kita tadi kita sudah berdiskusi tentang berhubungan dengan orang lain dan cara
berkenalan dengan orang. Bagaimana perasaannya setelah banyak berdiskusi dengan
saya tadi ?”
Objektif :
“Sekarang coba ibu sebutkan lagi nama saya siapa? Masih ingat bagaimana cara
berkenalan tadi ? Apakah ibu bisa menyebutkan tadi kita berdiskusi tentang apa saja
selama 15 menit?”
1) Manfaat berhubungan dengan orang lain
2) Kerugian apabila tidak berhubungan dengan orang lain
3) Cara berkenalan
“Bagus, sudah benar. Tidak apa-apa kalau sedikit lupa cara berkenalan tadi”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jadi kita tadi sudah berdiskusi banyak ya bu, saya harap bisa dipraktikan dalam
keseharian ya. Bagaimana kalau kita mencoba berkenalan dengan teman saya,Perawat X
? Apakah ibu bersedia?
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “Besok kita berdiskusi lagi ya tentang berkenalan dengan orang lain,
bagaimana ibu bersedia atau tidak?”
- Waktu : “Besok pagi hari Rabu tanggal 10 Februari 2018 kita ngobrol sekitar 5-10
menit jam 15.00 bagaimana bu?”
- Tempat : “Tempatnya di ruang rehab ya? Saya pamit dulu, selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN ISOLASI SOSIAL HARI KE-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Pasien nampak terdiam di dalam kamar, kontak mata pasien kurang
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu berinteraksi/berkenalan dengan orang pertama (perawat)
b. Klien mampu memasukkan kegiatan harian dalam jadwal
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi cara pasien berkenalan
b. Pasien diminta untuk berkenalan dengan orang pertama (perawat)
c. Beri pasien pujian
d. Anjurkan pasien untuk memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat tenang, klien sudah mau kontak mata dengan perawat dan menjawab
pertanyaan dengan santai tanpa ada rasa takut atau cemas.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
a. Klien mampu berkenalan dengan secara bertahap dengan orang kedua (pasien)
b. Pasien mampu berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan sekitarnya
c. Pasien mampu menyebutkan nama,alamat dan hobi dari kenalan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi cara berkenalan pasien
b. Pasien berkenalan dengan orang kedua(pasien)
Afektif
- Kontak mata pasien kurang
- Mendengarkan apa yang disampaikan
perawat
Psikomotor
- Pasien mampu berjabat tangan dan
menanyakan alamat dan nama perawat
P:
Pasien
- Anjurkan pasien untuk berinteraksi
dengan orang lain
- Anjurkan pasien memasukkan jadwal
berkenalan dijadwal kegiatan harian
Perawat
- Mengobservasi dan mengevaluasi
cara berkenalan
- Lanjutkan SP 3 Isolasi Sosial tentang
berkenalan dengan orang
kedua(pasien)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA