Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny S USIA 61 TAHUN DENGAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL


DI RUANG 23 EMPATI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh:
Widhia Nur Habiari
NIM 201510300511075

PROGRAM PROFESI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat: 23 Psikiatri/Kelas I B Tanggal Dirawat: 4 Februari 2018

I. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Ny S (P) Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2018
Umur : 61 Tahun RM No : 113776XX
Alamat : Donomulyo, Malang
Pekerjaan : Tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga)
Informasi : Pasien,Keluarga, RM

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer :
Pasien mengatakan dibawa ke Rumah Sakit karena sakit pilek.
b. Data Sekunder :
Keluarga mengatakan ibu sering bingung. berdiam diri dirumah, merasa ketakutan, dan
berbicara ngelantur.
c. Data RM :
Berbicara ngelantur, merasa ketakutan di demo warga karena menghina agama, sulit
tidur, dan merasa ingin mati

III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Selama ± 3 minggu yang lalu keluarga mengatakan Ny S berdiam diri dirumah dan tidak
mau melakukan apapun karena merasa takut jika ada orang yang mengejeknya dan
memarahinya karena pasien merasa dianggap memiliki ilmu hitam. Selain itu, keluarga
mengatakan sejak 2 minggu yang lalu pasien sering sulit tidur dan selalu berbicara tidak
wajar, seperti keinginan untuk mati dan ketakutan yang berlebihan saat bertemu orang lain.
Pasien dirawat di RS Wafa kurang lebih selama 1 minggu dengan mendapatkan program
terapi perawatan untuk masalah kejiwaan, tetapi keluhan pasien tidak berkurang dan tetap
ada, seperti berbicara ingin mati saja. Sehingga, pada tanggal 4 Februari 2018 pasien dirujuk
ke RSSA dan menjalani pemeriksaan di UGD selama kurang lebih 1 jam dengan hasil
pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg, Nadi 86 x/menit, RR 26 x/menit, pasien sadar
GCS 456, composmentis, dan berbicara nglantur atau sulit dipahami. Pada pukul 15.00 WIB
pasien dipindahkan ke ruang 23 untuk menjalani rawat inap dan memperoleh tindakan
keperawatan yang sesuai dengan keluhan pasien.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya √tidak
Bila ya, Jelaskan :-
Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
2. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
ya √ tidak
Bila ya, Jelaskan : -
 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam √ ±45

keluarga
5. Tindakan kriminal
Jelaskan:
Anak pasien mengatakan suami pasien memiliki sifat mudah temperamen, sejak usianya
±13 tahun pasien dan suaminya sering bertengkar. Jika sudah pada puncaknya, maka
suami pasien membanting piring atau gelas didepan pasien. Akan tetapi, tidak pernah
terjadi aniaya fisik seperti memukul atau main tangan. Kejadian tersebut dialami pasien
saat umurnya ±45 tahun.

6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):
Anak pasien mengatakan, saat mendapat kabar 1 tahun yang lalu anak pertamanya yang
di Jakarta sakit bipolar pasien menjadi lebih pendiam dan jarang keluar rumah karena
takut menjadi bahan pembicaraan orang-orang
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan koping

7. Kesan Kepribadian pasien: extrovert √ introvert lain-lain:


- Keluarga mengatakan pasien cenderung pendiam, tertutup & tidak pernah mau
bercerita jika ada masalah
- Anak pasien mengatakan bahwa di rumah pasien hanya tinggal serumah dengan
suaminya
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? √ ya tidak
Hubungan Keluarga Gejala Rwt Pengobatan/Perawatan
Anak pasien Pembicaraan terkadang rutin menjalani kontrol
tidak nyambung, di poli jiwa Jakarta setiap 1
sering tertawa lepas bulan sekali dan minum obat

Masalah Keperawatan : Risiko ketegangan peran pemberian asuhan

V. STATUS MENTAL
1.Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian tidak seperti
biasanya
Jelaskan :
Rambut pasien berwarna hitam dan sedikit beruban, persebaran rambut merata, rambut
tidak bau. Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada katarak pada mata, tidak ada
tanda peradangan disekitar wajah, hidung pasien bersih, tampak adanya sekret (+),kedua
tangan pasien tidak terdapat luka bekas sayatan, kekuatan otot pasien ekstermitas atas 5
dan ekstermitas bawah 5, kulit pasien tampak sedikit kering dan keriput. Pasien
menggunakan baju rapi dan sesuai, memawai baju terusan lengan panjang dan memakai
kerudung, serta selalu menggunakan masker dengan alasan malu dengan giginya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, penampilan pasien dalam batas
normal

2.Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
 Kwalitatif
tidak berubah √ berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan: Insomnia
hipnosa disosiasi:sebutkan ................
Jelaskan :
- Kesadaran secara kwantitatif: Compos mentis , GCS 456
- Kesadaran secara Kwalitatif : Berubah
- Relasi : Ketika berbicara dengan perawat pasien cenderung banyak diam, suara pelan
dan kadang-kadang tidak mau menatap wajah perawat atau sering menunduk dan
berdzikir. Pasien sering kali terlihat ketakutan.
- Limitasi : Pasien menjawab pertanyaan dengan sopan dan hati-hati. Berpenampilan
sopan serta menjaga posisi duduknya ketika berbicara dengan mahasiswa perawat
- Penilaian Realitas: Pasien mengatakan takut jika ada orang yang membawanya
karena dia dianggap memiliki ilmu hitam dan bisa membahayakan orang lain.

Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir

3.Orientasi
√ Waktu √ Tempat √ Orang
Jelaskan :
Tanggal 05 Februari 2018 jam 15.00 WIB:
- Waktu:
P : “Bu, sekarang ini sudah pagi, sore atau malam?”
K : ”Sore mbk, ini saya mau mandi”
P : “Sekarang tanggal berapa?”
K : “Lupa”
P : “Kalau tahunnya ibu ingat?”
K : “Lupa”
- Tempat:
P: ”Ibu ada dimana sekarang?
K: ”di rumah sakit berobat pilek
P : ”Bu rumahnya dimana?”
K : ”Donomulyo, Malang selatan”
- Orang:
P : “Bu disini dijagain siapa?”
K : ”Itu ada anak saya mbak dan suami saya”
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, orientasi waktu, tempat, dan orang
dalam batas normal

4.Aktivitas Motorik/ Psikomotor


Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea
Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas
gaduh gelisah katatonik
√ TIK grimase √ tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi
berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-lain,
Jelaskan :
Saat menjawab pertanyaan pasien selalu mengedipkan kedua mata lebih dari 3 kali dan
tampak sering setiap akan menjawab pertanyaan. Saat berjalan pasien tampak pelan-pelan
dan meminta suami atau anak untuk memeganginya serta tangan pasien nampak tremor.
Masalah keperawatan : Risiko Jatuh

5.Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar
labil √ inadequat anhedonia
marasa kesepian eforia ambivalen
apati marah √ depresif/ sedih
cemas: ringan √ sedang berat panik
Jelaskan :
Pasien terlihat bingung saat terlalu banyak pertanyaan. Ekspresi wajah pasien tampak sedih
dan seringkali menundukkan kepala saat diajak berbicara. Pasien selalu mengatakan
berulang-ulang “Saya tidak apa-apa, saya takut dan malu “
Masalah Keperawatan: Ansietas

6.Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi :
pendengaran penglihatan perabaan pengecapan
penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan : -
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, persepsi dalam batas normal

7.Proses Pikir
 Arus Pikir
koheren Inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking √ pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lainnya, sebutkan
Jelaskan :
Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban yang mudah dipahami. Pasien
selalu mengulangi perkataan “ Saya tidak apa-apa,saya malu saja”
Masalah keperawatan :Gangguan proses pikir
 Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolasi sosial √ rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran
curiga nihilistik sisip pikir
siar pikir kontrol pikir kejaran dosa
√ Lain-lain : Ide-ide yang aneh
Jelaskan :
Pasien mengatakan merasa takut jika ada orang yang menjemputnya dan membawanya
karena dianggap memiliki ilmu hitam dan takut jika dimarahi oleh orang banyak Pasien
juga mengatakan bahwa dia malu dengan giginya dan dirinya yang jelek sehingga tetap
inign menggunakan masker
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir dan Harga diri rendah

 Bentuk Pikir
realistik √ nonrealistik
autistik dereistik
Jelaskan :
Pasien mengatakan merasa takut jika ada orang yang menjemputnya dan membawanya
karena dianggap memiliki ilmu hitam dan mau memarahinya
Masalah keperawatan :Gangguan Proses Pikir

8.Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia,sebutkan
paramnesia, sebutkan jenisnya
hipermnesia, sebutkan

Jelaskan :
Tanggal 05 Februari 2018 jam 15.00 WIB
- Daya ingat jangka panjang
P : “Bu, saudaranya ada berapa”
K : “8 mbak, saya nomer 3”
P : “ada yang sudah meninggal?”
K : “ada mbak adik saya nomer 4 gara-gara sakit jantung”
- Daya ingat saat ini
P : “Ibu, sudah selasai makan?
K : ”Sudah mbak”
P : ”Makannya kapan bu ?”
K : ”Tadi siangan mbak”
P : ”Kemarin ibu tidur malam jam berapa bu?”
K : ”Jam 10an malam”

- Daya ingat jangka pendek


P : ”Bu, masih ingat nama saya”
K : ”Hmm (berpikir) widhi apa fidi ya?”
P : ”Coba di ingat-ingat lagi bu”
K : ”Widhi ya, sudah tua sering lupa”
P : ”Benar sekali bu, tidak apa-apa”
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah, memori pasien dalam batas normal

9.Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


mudah beralih
tidak mampu berkonsentrasi
tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
06 Februari 2018 jam 16.30 WIB
P : “Bu,dirumah suka memasak apa?”
K : “Seadanya mbak, biasanya sayur bening”
P : “Berarti sering belanja bayam ya bu ? Berapa harga nya bayam seikat bu ?”
K : “Ya 2500 mbak”
P : “Kalau beli 2 berapa bu?”
K : “Ya 5000 mbak”
Masalah keperawatan : Tingkat berhitung pasien dalam batas normal

10. Kemampuan Penilaian


gangguan ringan gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien mampu mengambil keputusan untuk diukur tekanan darah terlebih dahulu atau
shalat terlebih dahulu 05 Februari 2018 jam 12.00 WIB
P : “Bu saya ukur tekanan darah dulu ya?”
K : ”Sekarang mbak?”
P : “Iya sekarang bu, bagaimana ibu ada aktivitas lain ?”
K : ”Saya mau shalat dulu mbak nanti baru ditensi ya”
P : ”Baik bu, nanti setelah shalat saya tensi ya?
K : ”Ya mbak”
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan, kemampuan penilaian pasien
dalam batas normal

11. Daya Tilik Diri/ Insight


√ mengingkari penyakit yang diderita
menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :
Pasien mengatakan ”Saya hanya pilek saja, saya malu mbak”
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan manegemen kesehatan

12. Interaksi selama Wawancara


bermusuhan √ tidak kooperatif mudah tersinggung
√ kontak mata kurang defensif curiga
Jelaskan :
Ketika berinteraksi dengan perawat kontak mata pasien kurang, kadang-kadang
menjauhi perawat dan menundukkan kepala.
Masalah keperawatan : Konfusi

VI. FISIK
1. Keadaan umum : Pasien tampak bingung, kontak mata kurang
2. Tanda vital: TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit S: 36,8°C RR: 20 x/menit
3. Ukur: TB : 150 cm. BB : -
4. Keluhan fisik: tidak √ ya
Jelaskan : Pasien mengatakan pilek tidak sembuh-sembuh
5. Pemeriksaan fisik:
 Kepala dan Wajah
- Kepala: rambut warna hitam ,beruban(+), persebaran rambut merata, nyeri tekan (-),
pusing (+)
- Mata: simetris, anemis (-), isokor, ikterik (-), katarak(-)
- Hidung: lesi (-), pernafasan cuping hidung (-), perdarahan (-), sekret (+)
- Mukosa bibir: kering,lesi (-), sariawan (-)
- Leher: distensi vena jugularis (-)
- Telinga: kanan dan kiri simetris, lesi (-), cairan serumen (-), perdarahan (-)

 Thorak dan Dada


- Jantung:
Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba di ics 5 mid klavikula sinistra, suara
jantung tambahan (-)
- Paru:
Pergerakan dada simetris, lesi (-), retraksi dada (-), penggunaan otot bantu napas (-),
nyeri tekan (-)
wheezing (-), ronkhi (-)
- - - -
- - - -
- - - -

 Payudara dan ketiak simetris, lesi (-), tampak bersih, nyeri tekan (-)
 Punggung
- simetris, lesi (-), skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)
 Abdomen
- Flat Shape, Abdomen distensi (-), nyeri tekan (-), auskultasi BU (+) 10x/menit
 Genitalia
- Tidak terkaji
 Ekstremitas
- Kekuatan otot
5 5
5 5
 Kulit dan Kuku
- Kulit kering, tampak keriput, elastisitas kulit berkurang, turgor kulit normal.
- CRT < 2 detik, kuku tangan dan kaki bersih

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


1. Konsep Diri (05 Februari 2018)
a. Citra tubuh: Pasien mengatakan selalu malu dengan giginya dan merasa jelek diantara
7 saudaranya
b. Identitas: Pasien mengatakan sebagai seorang wanita yang sudah tua yang mudah lupa
dan memiliki 3 orang anak yang sudah dewasa dan sudah menikah
c. Peran: Pasien mengatakan sebagai seorang ibu yang mempunyai 3 anak dan sebagai
seorang nenek yang memiliki 2 cucu
d. Ideal diri: Sebagai seorang istri yang seharusnya mengurus keperluan suami. Pasien
mengatakan ingin segera sembuh dan bisa bersama keluarga.
e. Harga diri : Pasien mengatakan malu jika bertemu orang karena jelek dan sudah tua.
Kemudian, pasien mengatakan semua karena kesalahannya.
Masalah keperawatan : Gangguan Citra tubuh dan Harga Diri Rendah
2. Genogram

61 th

35 th

Keterangan gambar:
= perempuan = jumlah anak = ikatan suami istri
= laki-laki X = meninggal dunia
----- = tinggal serumah = menunjukkan pasien
 Silsilah keluarga
- Pasien adalah anak ketiga dari 8 bersaudara
- Pasien tinggal bersama suaminya saja semenjak 1 tahun yang lalu
- Anak pertama dan kedua berada di Jakarta,anak ketiga berada di Surabaya dan
semua anaknya sudah berkeluarga
 Sistem pengambilan keputusan
- Dalam mengambil keputusan berpusat pada kepala keluarga atau suami pasien
 Pola Asuh
- Otoriter adalah gaya pengasuhan dengan karakteristik orang tua pasien
memberikan batasan-batasan dan tuntutan atau aturan tegas kepada anak (Pola
Asuh dari orang tua pasien)
- Permisif adalah gaya pengasuhan pasien dengan karakteristik memberikan
kelonggaran dan tidak terlalu mengekang anak-anaknya.(Pola asuh pasien kepada
anak-anaknya)
 Stresor dalam keluarga
- Anak pasien mengatakan sejak 1 tahun kakaknya terdiagnosa bipolar Ny S
menjadi pendiam dan jarang keluar rumah, Ny S juga tidak mau mengikuti
pengajian yang ada didekitar rumah.
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
Pasien mengatakan di rumah paling dekat dengan suami
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Keluarga mengatakan tidak memiliki peran penting dalam kelompok maupun
masyarakat. Pasien jarang keluar rumah untuk mengikuti kegiatan kelompok atau
masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Keluarga mengatakan pasien cenderung pendiam, susah untuk berinteraksi dengan
orang lain semenjak anaknya sakit dijakarta sejak 1 tahun yang lalu
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual dan kultural


a. Nilai dan keyakinan
Keluarga mengatakan sakit pasien adalah sebagai cobaan dari Allah.
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Tidak ada. Dalam satu rumah tidak ada yang berbeda agama
c. Kegiatan ibadah
Keluarga mengatakan pasien dirumah rajin sholat lima waktu bahkan juga pasien
gemar membaca Al Qur’an
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan. Spiritual dan kultural dalam
batas normal

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)


1. Makan
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Pasien bisa makan sendiri tanpa bantuan orang lain
2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Pasien dapat BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain
3. Mandi
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Pasien dapat mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Pasien dapat berpakaian/berhias sendiri tanpa bantuan orang lain
5. Istirahat dan tidur
a. Tidur siang :
Pasien mengatakan sulit untuk tidur siang
b. Tidur malam :
Keluarga mengatakan pasien sering susah tidur di malam hari. Pasien tidur dari jam
23.00 kebangun jam 01.00 WIB kemudian sulit tidur kembali sampai jam 02.00 atau
jam 03.00
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : tidak ada aktivitas apapun
Masalah keperawatan: Gangguan Pola Tidur
6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Pasien dapat minum obat sendiri namun masih dalam pengawasan keluarga
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak
Pasien dekat dengan suami dan anaknya yang disurabaya sebagai sistem pendukung
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah √ Ya Tidak
Mencuci pakaian √ Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya √ Tidak

9. Aktivitas di luar rumah


Belanja Ya √ Tidak
Transportasi Ya √ Tidak
Lain-lain √ Ya Tidak
Jelaskan :
Keluarga mengatakan setiap harinya pasien didalam rumah dan memasak apapun yang
ada dibeli pasien dan dimasak.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

IX. MEKANISME KOPING


Adatif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ...................... √ Lainnya: menyendiri
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan koping
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
√ Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Anak pasien mengatakan, dengan sifat suami Ny S yang mudah marah sering sekali
bertengkar dan saat bertengkar suami membanting piring atau gelas di depan pasien,
tetapi tidak pernah memukul dan pasien diam saja. Semenjak anaknya terdiagnosa bipolar
1 tahun yang lalu, keluarga pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah untuk
mengikuti kegiatan masyarakat.
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Keluarga pasien mengatakan pasien menarik diri dari lingkungan, karena merasa takut
jika di bawa orang akibat dianggap memiliki ilmu hitam dan pasien takut dimarahi orang
banyak. pasien cenderung tertutup dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Pasien
membatasi diri dengan tetangga
Masalah dengan pendidikan, uraikan
- Pasien dulu tamat hingga SMU , tidak ada masalah dengan kelompok
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
- Pasien tidak bekerja dan hanya sebagai Ibu Rumah Tangga
Masalah dengan perumahan, uraikan
- Tidak ada masalah dengan perumahan, karena pasien dekat dengan ibu dan saudara-
saudaranya
Masalah dengan ekonomi, uraikan
- Tidak ada masalah dari segi ekonomi, kondisi perekonomian pasien sudah
mencukupi, karena hanya tinggal dengan suami dan semua anaknya sudah
berkeluarga
√ Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
- Pasien sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Wafa selama ± 1minggu namun tidak
ada perubahan lalu dirujuk ke RSSA
Masalah lainnya, uraikan
- Tidak ada masalah lainnya
Masalah keperawatan :
Ketidakefektifan Koping, Isolasi Sosial, Risiko Ketidakefektifan Manejemen Kesehatan

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa √ Sistem pendukung
√ Faktor presiptasi √ Penyakit fisik
√ Koping √ Obat-obatan Lainnya................
Keterangan :
Keluarga sudah memahami mengenai penyakit pasien, keluarga belum mengetahui faktor-
faktor yang dapat menyebabkan pasien mengalami kekambuhan, efek dari obat-obatan yang
dikonsumsi dan bagaimana cara sakit pasien
Masalah keperawatan : Defisit Pengetahuan.
XII. ASPEK MEDIK
a. Diagnosa medik :
Gangguan Afektif Bipolar Episode Depresi dengan Gejala Psikotik (F 31.5)

b. Terapi medik :
Tanggal Nama Obat Dosis Keterangan
5 Februari 2018 Trihexyphenidyl (THP) 2 mg tab 2 kali/hari
Risperidone 0,5 mg tab 2 kali/hari
Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
6 Februari 2018 Trihexyphenidyl (THP) 2 mg tab 3 kali/hari
STOP
Risperidone 0,5 mg tab 3 kali/hari
STOP
Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
7 Februari 2018 Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 12,5 mg tab 0-0-1
Abilify 10 mg tab 0-0-1
CTM 4 mg 1 kali/hari
8 Februari 2018 Fluoxetine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
Abilify 10 mg tab 0-0-1
CTM 4 mg 1 kali/hari
9 Februari 2018 Abilify 15 mg tab 0-0-1
Fluoxentine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
10 Februari Abilify 10 mg tab 0-0-1
2018 Fluoxentine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
11 Februari Abilify 10 mg tab 0-0-1
2018 Fluoxentine 10 mg tab 1-0-0
Lamotrigine 25 mg tab 0-0-1
Nama Obat Dosis Warna Indikasi Efek samping
dan Obat
Sediaan
Trihexyphenidyl 2x2 mg Putih Anti Pusing, euforia berlebihan,
(THP) tab Parkinson takikardi, penurunan fungsi
memori jangka pendek, gelisah

Risperidone 2 x 0,5 Merah Antipsikotik Mengantuk, insomnia, sakit


mg muda Atipikal kepala, parkinsonisme
tab
Fluoxetine 10 mg Kapsul Anti Nafsu makan berkurang, sulit
0-0 Putih Depresan tidur, jantung berdebar-debar,
Tab dan golongan perubahan indra pengecap,
hijau selective mulut kering.
serotonin
reuptake
inhibitor
(SSRI)
Lamotrigine 1 x 25 Putih Anti Sakit
mg Epileptik kepala,pusing,mual,mengantuk
Tab dan mulut kering
Abilify 1x15 Putih Antipsikotik Gelisah,mual,pusing,konstipasi,
mg gangguan pencernaan
Tab
Chlorfeniramin 1x Kuning Antihistamin Pusing,mengantuk,sakit
meleat (CTM) 4mg perut,penglihatan kabur
Tab

c. Pemeriksaan penunjang :
- Tidak dilakukan pemeriksaan lab.
- Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi.

d. Hasil Konsultasi :
- Tidak dilakukan konsultasi ke dokter selain ke psikiatri.
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Gangguan citra tubuh
4. Ansietas
5. Gangguan proses pikir
6. Ketidakefektifan manajemen kesehatan

XIV. POHON MASALAH

-Defisit Perawatan Diri


-Resiko Halusinasi Efek
-Gangguan komunikasi verbal

Menarik diri
Core Problem
(Isolasi sosial)

Harga Diri Rendah Etiologi

Koping individu tidak efektif

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi


- Kepribadian introvert - Hubungan yang tidak
- Gangguan Psikologis : 1 harmonis dengan suami
tahun yang lalu anaknya
yang pertama terdiagnosa
bipolar
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DS : Isolasi sosial
Pasien mengatakan takut dan menceritakan bhawa ditinggal dengan
lus (adik pasien) sehingga pasien merasa sendirian,pasien juga
mengatakan takut berada dikerumunan yang banyak orangnya.
DO :
- Pasien tiba-tiba berbicara ngelantur
- Pasien terlihat sedih dan murung
- Ketika berbicara dengan perawat pasien cenderung banyak diam,
suara pelan dan kadang-kadang tidak mau menatap wajah perawat.
Pasien tiba-tiba mengalihkan pembicaraan dengan
mengungkapkan “Saya hanya pilek saya atau saya tidak suka apa-
apa”, pasien sering kali terlihat ketakutan dan menundukkan
kepala serta banyak berdzikir
- Kontak mata kurang kadang-kadang menundukkan kepala
- Ketika disentuh ada keadaan dimana pasien mengelak atau
menjauhkan anggota badan
2. DS : Harga diri rendah
- Keluarga mengatakan pasien jarang keluar rumah untuk
mengikuti kegiatan masyarakat, pasien cenderung tertutup dan
tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Pasien membatasi diri
dengan teman-temannya.
- Pasien mengatakan malu dengan giginya yang jelek dan maju,
wajahnya yang jelek serta hanya lulusan SD
DO :
- Kontak mata kurang
- Ketika berinteraksi dengan perawat suara pasien sangat pelan,
pasien sering menunduk
3. DS : Defisit
- Keluarga mengatakan sudah memahami mengenai penyakit Pengetahuan
pasien, namun masih belum memahami apa dan bagaimana cara
sakit pasien
DO :
-
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA
1. ISOLASI SOSIAL
2. HARGA DIRI RENDAH
3. DEFISIT PENGETAHUAN
STRATEGI PELAKSANAAN ISOLASI SOSIAL

SP Pasien Keluarga
1. Membina hubungan saling percaya, membantu Membina hubungan saling percaya,
pasien mengenal pengertian isolasi sosial, tanda memperkenalkan diri, membantu
gejala isolasi sosial, membantu pasien memahami keluarga mengenal pengertian
manfaat berhubungan dan kerugian apabila tidak isolasi sosial, tanda dan gejala,
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan manfaat berhubungan dan kerugian
cara berkenalan. apabila tidak berhubungan dengan
orang lain terhadap pasien,
mengajarkan cara berkenalan.
2. Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap Melatih keluarga cara merawat
dengan orang pertama (perawat) pasien isolasi sosial langsung di
 Mengajarkan cara berkenalan hadapan pasien
 Mengajarkan berbicara/berinteraksi dengan  Melatih cara berkenalan
orang pertama keluarga terhadap pasien
 Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat  Mengajarkan
berbicara/berinteraksi dengan
keluarga
 Melakukan kontrak topik,
waktu dan tempat
3. Melatih pasien berinteraksi secara bertahap Membuat rencana pulang bersama
(dengan pasien lain) keluarga
 Mengajarkan cara berkenalan dengan orang  Menganjurkan kepada keluarga
lain untuk memberikan pengawasan
dalam pemberian obat.
 Menganjurkan keluarga
memberi aktivitas sesuai
kemampuan pasien
 Mengingatkan keluarga untuk
membawa pasien kontrol
teratur ke poli jiwa.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (PASIEN) ISOLASI
SOSIAL HARI KE-1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien merasa lebih senang di kamar dari pada berinteraksi dengan orang lain, pasien
nampak meyendiri, apabila berkumpul pasien terlihat gelisah ingin kembali ke dalam
kamar, nada suara pelan, berbicara sambil menunduk, kontak mata kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan khusus : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, SP :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria sebagai berikut :
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukkan rasa senang
- Pasien bersedia berjabat tangan
- Pasien bersedia menyebut nama
- Ada kontak mata
b. Pasien dapat mengerti tentang pengertian isolasi sosial,tanda dan gejala isolasi sosial,
manfaat dan keuntungan dari berhubungan dengan orang lain
c. Pasien dapat mempraktikan cara berkenalan
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
- Ucapkan salam atau sapa klien dengan ramah dan baik
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama klien dan nama panggilan yang disukai oleh klien
- Tanyakan perasaan saat ini
- Buat kontrak topik, waktu dan tempat dengan jelas.
b. Identifikasi tanda dan gejala isolasi sosial
c. Mendiskusikan tentang pengertian isolasi sosial, keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain
d. Melatih cara berkenalan dengan baik dan benar
e. Anjurkan klien untuk memasukkan ke jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial, membantu pasien memahami manfaat berhubungan dan kerugian apabila tidak
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan cara berkenalan.
a. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu. Perkenalkan nama saya Widhia, saya mahasiswa keperawatan dari
Universitas Muhammadiyah Malang. Nama Ibu siapa? Sukanya dipanggil apa?”
 Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur atau tidak bu?”
 Kontrak Topik, Waktu, dan Tempat
“Hari ini saya ingin berdiskusi dengan Ibu tentang keadaan ibu sekarang, dan terkait tentang
apa itu isolasi sosial,tanda dan gejala isolasi sosial,manfaat dan kerugian behrhubungan
dengan orang lain dan cara berkenalan. Apa ibu bersedia?”.
“Waktunya sekitar 10-15 menit”. “Tempatnya di sini saja ya bu? Bagaimana ibu bersedia?”
b. Fase Kerja
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
“Apa yang ibu pikirkan sekarang?”
“Apakah Ibu tau apa itu isolasi sosial?”
“Apa tanda dan gejala dari isolasi sosial?”
“Apakah Ibu tau, manfaat berhubungan dengan orang lain? Dan kerugian apabila Ibu tidak
berhubungan dengan orang lain?”
“Apa Ibu mau mulai hari ini saya ajari cara berhubungan dengan orang lain?”
“Saya ajarkan cara berkenalan dengan orang lain, yang pertama kita berjabatan tangan,
kontak mata melihat ke arah lawan bicara”
“Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya Widhia Nur, bisa dipanggil Widhia, alamat
saya Malang, hobi saya memasak”
“Coba sekarang giliran Ibu mempraktikkan seperti yang saya contohkan tadi”
“Bagus, sekali Ibu. Mulai hari ini apa bila Ibu ingin berkenalan cara seperti itu ya Bu”
c. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subjektif :
“Bu kita tadi kita sudah berdiskusi tentang berhubungan dengan orang lain dan cara
berkenalan dengan orang. Bagaimana perasaannya setelah banyak berdiskusi dengan
saya tadi ?”
Objektif :
“Sekarang coba ibu sebutkan lagi nama saya siapa? Masih ingat bagaimana cara
berkenalan tadi ? Apakah ibu bisa menyebutkan tadi kita berdiskusi tentang apa saja
selama 15 menit?”
1) Manfaat berhubungan dengan orang lain
2) Kerugian apabila tidak berhubungan dengan orang lain
3) Cara berkenalan
“Bagus, sudah benar. Tidak apa-apa kalau sedikit lupa cara berkenalan tadi”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jadi kita tadi sudah berdiskusi banyak ya bu, saya harap bisa dipraktikan dalam
keseharian ya. Bagaimana kalau kita mencoba berkenalan dengan teman saya,Perawat X
? Apakah ibu bersedia?
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “Besok kita berdiskusi lagi ya tentang berkenalan dengan orang lain,
bagaimana ibu bersedia atau tidak?”
- Waktu : “Besok pagi hari Rabu tanggal 10 Februari 2018 kita ngobrol sekitar 5-10
menit jam 15.00 bagaimana bu?”
- Tempat : “Tempatnya di ruang rehab ya? Saya pamit dulu, selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN ISOLASI SOSIAL HARI KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Pasien nampak terdiam di dalam kamar, kontak mata pasien kurang
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu berinteraksi/berkenalan dengan orang pertama (perawat)
b. Klien mampu memasukkan kegiatan harian dalam jadwal
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi cara pasien berkenalan
b. Pasien diminta untuk berkenalan dengan orang pertama (perawat)
c. Beri pasien pujian
d. Anjurkan pasien untuk memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
SP 2 Pasien
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum bu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini? Semalam bisa tidur? Hari ini apa yang dirasakan? Apa
ada keluhan?”
c. Kontrak
- “Baik bu, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita diskusi lagi tentang kemampuan
berkenalan dengan perawat lain ya”.
- “Kurang lebih 5-10 menit ya bu”
- “Kita ke ruang rehab ya bu? Apakah ibu bersedia?“
2. Fase Kerja
“Assalamuallaikum mbak/mas, Ibu S ingin berkenalan dengan mbak/mas. Ibu bisa
mempraktikkan cara berkenalan seperti apa yang saya ajarkan kemarin Bu”
“iya, bagus sekali Bu.”
“Apakah ada lagi yang Ibu ingin tanyakan kepada rekan saya mbak/mas?”
“Baik, jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan kembali, mari kita sudahi perbincangan
pada saat ini. Ibu bisa membuat janji dengan mbak/masnya nanti untuk berbincang lagi,
misalnya nanti jam 4 sore.”
“Baiklah, mbak/mas, karena Ibu S sudah selesai berkenalan, saya dan Ibu S akan kembali
ke ruangan. Assalamuallaikum.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif :
“Bu, bagaimana perasaannya setelah berkenalan dengan perawat tadi ?
- Objektif :
- “Kalau boleh saya tau, tadi mas/mbaknya namanya siapa? Alamatnya mana?
Hobinya apa?”
- “Iya, bagus sekali Bu, tadi itu Ibu sudah bagus sekali cara berkenaalannya. Saya
harap Ibu terus mempraktiikkan berkenalan seperti ini dikesehariannya ya Bu”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bu, besok saya akan mendiskusiskan kembali terkait cara berkenalan kepada sesama
pasien
c. Kontrak yang Akan Datang
- Topik:
“Bu, besok saya akan mendiskusiskan kembali terkait cara berkenalan kepada
sesama pasien apa ibu bersedia?”
- Waktu:
“Besok 10 Februari 2018 bisa saya temui lagi jam berapa? Seperti ini tadi atau mau
jam berapa? Habis senam ya ? Kita ngobrol sekitar 5-10 menit ya bu apa bersedia?
- Tempat:
“Tempatnya di ruang rehab ya. Bagaimana apa setuju? Baik, kalau begitu saya pamit
dulu yaa”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN ISOLASI SOSIAL HARI KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat tenang, klien sudah mau kontak mata dengan perawat dan menjawab
pertanyaan dengan santai tanpa ada rasa takut atau cemas.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
a. Klien mampu berkenalan dengan secara bertahap dengan orang kedua (pasien)
b. Pasien mampu berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan sekitarnya
c. Pasien mampu menyebutkan nama,alamat dan hobi dari kenalan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi cara berkenalan pasien
b. Pasien berkenalan dengan orang kedua(pasien)

C. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN – SP 3 PASIEN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini? Semalam bisa tidur? Hari ini apa yangdi rasakan?
Apa ada keluhan?”
c. Kontrak
- “Baik bu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, hari ini kita akan berkenalan
dengan pasien yang ada disini ya ”.
- “Berapa lama ibu bisa inginnya? Bagaimana jika 10-15 menit? Apa ibu bersedia?”
- “tempatnya diruang rehab ya bu setelah senam nanti”
2. Fase Kerja
- “Saya mau tanya, bagaimana keadaan ibu sekarang? Ibu masih ingat kenapa ada disini?”
- “Bagus ibu ingat dan sudah mau menjawab pertanyaan saya”.
- “Assalamuallaikum, mbak/mas. Ibu S ingin berkenalan dan berbincang-bincang
dengan mbak/mas apakah mas bersedia?”
- “Bu, silakan di praktikkan cara berkenalan yang telah saya ajarkan dan seperti saat
berkenalan dengan mbak/masmahasiswa peratwat kemarin”
- “Apakah ada lagi yang ingin Ibu S tanyakan kepada mbak/mas pasein?”
- “Baiklah jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, mari kita akhiri perbincangan
pada saat ini. Ibu bisa berbincang-bincang kembali dan membuat janji dengan
mbak/mas pasien misalnya nanti jam 3 sore.”
- “Baiklah, mbak/mas pasien. Karena sudah tidak ada yang ingin ditanyakan oleh Ibu
S, Ibu S akan kembali ke ruangan ya, Assalamuallaikum.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif :
- “Bagaimana perasaan Ibu setelah berkenalan dan berbincang-bincang dengan
mas/mbak pasien tadi?”
- Objektif :
“Coba Ibu sebutkan tadi mas/mbaknya namanya siapa? Alamatnya mana? Hobinya
apa?”
“Iya, bagus sekali. Ibu tadi sudah berkenalan dengan cukup bagus. Saya harap apa
yang kita lakukan hari ini bisa di praktikkan sendiri dalam keseharian walaupun
tanpa sepengetahuan saya. Jadi Ibu bisa berkenalan dan berbincang 3 kali sehari
bahkan lebih ya Bu.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah, besok pagi saya akan menemui Ibu kembali untuk membicarakan mengenai
perasaan Ibu, apakah ibu bersedia ?
c. Kontrak yang Akan Datang
- Topik:
“Besok saya akan kesini untuk membicarakan perasaan ibu setelah berlatih
berkenalan ya?”
- Waktu:
“Besok 13 Februari 2018 bisa saya temui lagi jam berapa? Kita ngobrol sekitar 5-10
menit ya bu apa bersedia?
- Tempat:
“Tempatnya di ruang ini saja ya. Biar lebih enak ngobrolnya. Bagaimana apa setuju?
Baik, kalau begitu saya pamit dulu yaa, selamat pagi.”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny S Ruang :23 Empati No RM : 11377XXX


No Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
& Jam
1. 08 SP 1 Isolasi sosial S:
Februari 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien menjawab salam
2018 a. Mengucapkan salam - Pasien mengatakan ingat dengan
Jam b. Memperkenalkan diri mahasiswa perawat namun terkadang
07.30 c. Menanyakan nama pasien lupa
WIB d. Menanyakan perasaan saat ini - Pasien mengatakan kabarnya hari ini
e. Membuat kontrak topik, waktu baik-baik saja
dan tempat - Pasien mengatakn mengantuk tadi
2. Membantu pasien mengenal malam tidak bisa tidur jam 23.00-24.00
tentang isolasi sosial,manfaat - Pasien mengatakan bersedia berdiskusi
berhubungan dengan orang lain tentang pengertian isolasi
dan kerugian apabila tidak sosial,keuntungsn dan kerugian
berhubungan dengan orang lain berhubungan dengan orang lain dan cara
3. Mengajarkan kepada pasien cara berkenalan kurang lebih 10-15 menit
berkenalan - Pasien mengatakan belum tahu apa itu
4. Menganjurkan pasien isolasi sosial
memasukkan kedalam jadwal - Pasien mengatakan tanda isolasi sosial
kegiatan harian. adalah tidak bergaul dengan orang lain
- Pasien mengatakan manfaat
berhubungan dengan orang lain akan
memiliki banyak teman
- Pasien mengatakan bersedia diajari cara
berkenalan
- Pasien mengatakan tidak hafal atau
sering lupa dengan cara berkenalan.
O:
- Kontak mata pasien kurang ketika diajak
berbicara
- Pasien bersuara pelan
- Pasien tampak kooperatif dalam
menjawab pertanyaan
- Pasien sering menguap didepan perawat
A:
Kognitif
- Pasien mampu menyebutkan namanya
dan alamatnya
- Pasien mampu menyebutkan nama
perawat
- Pasien mampu mengidentifikasi manfaat
dan kerugian berhubungan dengan orang
lain
Afektif
- Kontak mata pasien kurang
- Sering menguap
- Mendengarkan apa yang disampaikan
perawat
Psikomotor
- Pasien mampu mempraktikan cara
berkenalan
P:
Pasien
- Anjurkan pasien untuk sering berlatih
berkenalan
- Anjurkan pasien untuk memasukkan
jadwal berkenalan di jalan kegiatan
harian
Perawat
- Mengobservasi dan mengevaluasi cara
berkenalan
- Lanjutkan SP 2 Isolasi Sosial tentang
berkenalan dengan orang pertama.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny S Ruang :23 Empati No RM : 11377XXX


No Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
& Jam
1. 10 SP 2 Isolasi sosial S:
Februari 1. Mengajarkan pasien berinteraksi - Pasien menjawab salam
2018 bertahap dengan orang pertama - Pasien mengatakan ingat dengan
Jam (perawat) mahasiswa perawat namun terkadang
15.00 2. Mengajarkan kembali cara lupa karena sudah tua
WIB berkenalan - Pasien mengatakan kabarnya hari ini
3. Mengajarkan berkenalan dengan baik
orang pertama (perawat) - Pasien mengatakan bisa tidur tadi
4. Melakukan kontrak topik,waktu dan malam
tempat - Pasien mengatakan bersedia untuk
berkenalan dengan perawat lain
kurang lebih 5 menit
- Pasien mengatakan ingat cara
berkenalan namun terkadang lupa
karena sudah tua
O:
- Kontak mata pasien kurang
- Pasien bersuara pelan
- Pasien tampak kooperatif dalam
menjawab pertanyaan
- Pasien sering mengusap bagian
mulutnya
- Pasien sering memalingkan kepala
A:
Kognitif
- Pasien mampu menyebutkan nama
perawat
- Pasien mampu menyebutkan
nama,alamat dan hobi dari pasien
- Pasien mampu mengajak berkenalan
perawat dengan menanyakan nama
dan alamat
- Pasien mampu mengungkapkan
perasaan saat ini

Afektif
- Kontak mata pasien kurang
- Mendengarkan apa yang disampaikan
perawat
Psikomotor
- Pasien mampu berjabat tangan dan
menanyakan alamat dan nama perawat
P:
Pasien
- Anjurkan pasien untuk berinteraksi
dengan orang lain
- Anjurkan pasien memasukkan jadwal
berkenalan dijadwal kegiatan harian
Perawat
- Mengobservasi dan mengevaluasi
cara berkenalan
- Lanjutkan SP 3 Isolasi Sosial tentang
berkenalan dengan orang
kedua(pasien)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny S Ruang :23 Empati No RM : 11377XXX


No Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
& Jam
1. 12 SP 3 Isolasi sosial S:
Februari 1. Mengajarkan pasien berinteraksi - Pasien menjawab salam
2018 bertahap dengan orang kedua - Pasien mengatakan ingat dengan
Jam (pasien) mahasiswa perawat namun terkadang
07.30 2. Mengajarkan kembali cara lupa
WIB berkenalan - Pasien mengatakan kabarnya hari ini
3. Mengajarkan berkenalan dengan baik
orang kedua (pasien) - Pasien mengatakan bisa tidur tetapi
4. Melakukan kontrak topik,waktu dan terkadang bangun.
tempat - Pasien mengatakan bersedia
berkenalan dengan pasien lain sesuai
rencana kurang lebih 10 menit di
ruang rehab saat senam
- Pasien mengatakan kadang-kadang
lupa karena sudah tua.
O:
- Kontak mata pasien kurang ketika
diajak berbicara
- Pasien bersuara pelan
A:
Kognitif
- Pasien mampu menyebutkan namanya
dan alamatnya
- Pasien mampu menyebutkan nama
dan alamat pasien kenalannya.
- Pasien mampu mengajak berkenalan
pasien lainnya dengan menanyakan
nama dan alamat
- Pasien mampu mengungkapkan
perasaan saat ini
Afektif
- Kontak mata pasien kurang
- Suara pelan
- Mendengarkan apa yang dikatakan
pasien lain
Psikomotor
- Pasien mampu mempraktikan cara
berkenalan dengan pasien lain
- Pasien mampu berjabat tangan untuk
memulai perkenalan
P:
Pasien
- Mampu menerapkan cara berkenalan
dalam kehidupan sehari-harinya.
Perawat
- Mengevaluasi kemampuan pasien
dalam berhubungan sosial.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny S Ruang :23 Empati No RM : 11377XXX


No Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
& Jam
1. 8 SP 1 Isolasi sosial (keluarga) S:
Februari 1. Membina hubungan saling percaya - Keluarga menjawab salam
2018 a) Mengucapkan salam - Keluarga mengatakan mengingat
Jam b) Memperkenalkan diri nama mahasiswa perawat
15.00 c) Menanyakan nama keluarga - Keluarga mengatakan kabarnya hari
WIB d) Menanyakan perasaan saat ini ini baik dan semalam tidurnya
e) Membuat kontrak topik, waktu nyenyak namun sesekali bangun untuk
dan tempat melihat kondisi pasien dan takut

2. Membantu kelurarga mengeenal pasien membutuhkan keluarga tiba –

pengertian isolasi sosial,tanda dan tiba.

gejala,manfaat dan keuntungan - Keluarga bersedia untuk berbincang-


apabila tidak berhubungan dengan bincang dengan perawat 10-15 menit

orang lain dan mengajarkan cara di luar ruangan

berkenalan. - Keluarga mengatakan belum


mengetahui apa itu isolasi sosial
- Keluarga mengatakan tanda dan gejala
isolasi sosial
- Keluarga mengatakan manfaat dan
kerugian berhubungan dengan orang
laiin
- Keluarga mengatakan belum mengerti
cara berkenalan yang baik
O:
- Keluarga tampak antusias ketika
dijelaskan oleh perawat
- Keluarga memberikan feedback untuk
penjelasan perawat
- Keluarga tersenyum ketika
berinteraksi dengan perawat
A:
Kognitif
- Keluarga mampu menjelaskan
pentingnya berhubungan dengan
orang lain
Afektif
- Keluarga tampak antusias
- Keluarga kooperatif
- Keluarga memperhatikan dengan baik
apa yang dijelaskan oleh perawat
- Kontak mata baik
Psikomotor
- Keluarga mampu mempraktikan cara
berkenalan
P:
Keluarga
- Menganjurkan keluarga untuk sabar
dalam merawat pasien dan membuat
jadwal kegiatan bersama seperti
makan bersama atau rekreasi bersama
Perawat
- Observasi dan evaluasi kemampuan
keluarga dalam membantu pasien
berhubungan sosial
- Evaluasi keluarga dalam membantu
pasien untuk mengisi kegiatan sesuai
dengan jadwal kesehariannya
- Lanjutkan SP 2 Isolasi Sosial
Keluarga

Anda mungkin juga menyukai