Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DENGAN KONSEP


MOTIVASI

Disusun oleh :
1. Nadila Okti Fariza (1614301024)
2. Indana Zulfa (1614301025)
3. Nesia Dwi Agustina (1614301026)
4. Adhaini Widyawati (1614301027)
5. Ningsih (1614301028)
6. Addinatul Muqtadiroh (1614301029)
7. Dandy Putra Surya (1614301030)
8. Feby Dwi Jayanti (1614301031)
9. Fictor Yusman Agung (1614301032)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D.IV KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

T.A 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang Allah berikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun dalam
rangka pembelajaran mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan dengan submateri makalah “Pelaksanaan Manajemen Keperawatan
Dengan Konsep Motivasi”

Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin


untuk mengumpulkan kajian pustaka yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta
kelemahan dalam menyusun makalah ini karena ilmu pengetahuan yang kami miliki
belum maksimal.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman kita semua tentang Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Dengan
Konsep Motivasi. Kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membantu kami.

Bandar Lampung, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang . ............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah. ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan. ........................................................................................... 2

BAB II Konsep Dasar ................................................................................................ 3

2.1 Definisi Motivasi ........................................................................................... 3


2.2 Motivasi Manajemen. ..................................................................................... 6
2.3 Tujuan Motivasi………………………………………………………. ........ 6
2.4 Sumber-sumber Motivasi ............................................................................... 7
2.5 Metode Motivasi ............................................................................................ 9
2.6 Proses Motivasi .............................................................................................. 10
2.7 Model-model Motivasi ................................................................................... 12
2.8 Teori Motivasi ................................................................................................ 12
2.9 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ................................................ 17

BAB III Penutup ........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu

hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri

kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu

juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita

mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan

dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya

“baik”.

Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi

berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dan lain-lain. Dalam hal ini motivasi

berprestasi yang akan menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah

yang sangat umum di masyarakat.

Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang

lemah dan pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat

membangkitkan semangat kita kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi

diri kita untuk lebih dari orang lain, tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di

motivasi agar menjadi lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas seseorang. Tidak

ada seorang pun yang beraktivitas tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak

ada kegiatan. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi

tidak hanya untuk diketahui.

1
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau

motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan

(drive). Dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan sebagai

keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada

seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku

guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan manajemen keperawatan dengan konsep motivasi ?

1.3 Tujuan

Mengetahui pelaksanaan manajemen keperawatan dengan konsep motivasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Motivasi


1. Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya
manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan
yang telah ditentukan.
2. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). ”Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan”. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai
tujuan dari motifnya”.
3. Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau
menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi
kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan
uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari
uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang
karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk
meraih kenikmatan.
4. Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan atau dorongan yang
bisa berupa kata-kata, motivation training, keyakinan dari dalam diri sendiri,
pengaturan mindset, dan atau keadaan yang mendesak untuk dapat melakukan
atau menghasilkan sesuatu, dan untuk memperoleh semangat untuk tetap terus
bekerja.
Dalam mewujudkan alasan untuk beraksi (motivasi), maka diperlukan

stimulus (pendorong). Stimulus (pendorong) itu sendiri ada dua macam, yaitu:

3
 High Class yang berupa tarikan (pull).

 Low Class yang berupa dorongan (push).

Jika kedua-duanya digabungkan, maka akan diperoleh suatu energy

yang besar dan akan membangkitkan rasa semangat dalam diri seseorang.

Sebagai contoh : sebuah mobil yang mogok, jika didorong saja hanya akan

bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah dengan tarikan. Mobil itu akan

terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat.

Begitu juga dengan diri manusia, manusia akan memiliki semangat

juang yang tinggi jika mendapat dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya

sendiri. Tetapi semangat juang itu akan bertambah tinggi jika mendapat

tarikan dari luar, seperti dorongan semangat dari keluarga, teman, atau yang

lainnya.

Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:

1. Level paling rendah, level Spirit

Yaitu menghadiri AMT (Achievement Motivation Training). Kenapa

level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran semangat dan

motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan

menyimak motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi),

setelah itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan seberpengaruh saat

disampaikan oleh trainer.

4
2. Level Mindset

Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk

menciptakan semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih

tinggi daripada sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu

mengatur apa-apa saja yang menjadi bahan bakar semangat dan alasan

untuk melakukan sesuatu.

3. Level Skill dan Job

Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui apa yang

mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita

akan secara otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan

yang terbaik dalam sasaran kita (job).

4. Dan level yang tertinggi adalah Level Power (Energi)

Kenapa disebut level tertinggi, karena pada level ini, seseorang yang

telah mengatur mindset-nya, mampu melaksanakan job (pekerjaan)nya

dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang lainnya. Artinya, disaat

energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia mengisi

ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia

mampu menyalurkan energy untuk orang lain.

2.2 Motivasi Manajemen

Martoyo (2000) motivasi kinerja adalah sesuatu yang menimbulkan

dorongan atau semangat kerja. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat

penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi

dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan

5
maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila

terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan

suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan

imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.

Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk

finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan,

pendekatan manusia dan lain sebagainya (Gitosudarmo dan Mulyono , 1999).

2.3 Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

6
Berikut adalah beberapa catatan untuk mendukung dan memotivasi

karyawan agar mereka dapat perform dengan pekerjaannya dan mencapai tujuan

yang diinginkan:

 Usaha

 Bagaimana kita memotivasi orang agar lebih efektif dalam melakukan

pekerjaannya

 Ketekunan

2.4 Sumber-Sumber Motivasi

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai

contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau

mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian

kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan

belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin

mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena

betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat

berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.

“intrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-

7
needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak

berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang

belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan

karena ingin pujian atau ganjaran.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,

karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai

baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya.

Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu,

tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi

kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara

langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu

motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang

didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan

dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis

motivasi adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Positif (Insentif Positif)

8
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan

dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi

standar.

b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)

Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar

mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat

bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut

dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.

3. Motivasi terdesak

Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya


serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008)

2.5 Metode Motivasi

Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi

adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)

Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan non materiil) yang

diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi

kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian,

penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.

b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)

Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya

merupakan fasilitas-fasilitas yang men dukung serta menunjang gairah kerja

9
atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat

melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana

pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.

2.6 Proses Motivasi

Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi.

Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

2. Mengetahui kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan

karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau

perusahaan saja.

3. Komunikasi efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan

bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat

apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.

4. Integrasi tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan

kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk

memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu

karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi

10
dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya

penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi

dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan

pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team Work

Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa

mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu

perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.

2.7 Model-Model Motivasi

1. Model Tradisional

Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada

karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer

menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka menghasilkan

atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan mereka.

2. Model Hubungan Manusiawi

Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa

memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan

dengan membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga dapat

meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu

kebebasan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.

11
3. Model Sumber Daya Manusia

Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi

yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn

keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan

mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah

menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk

mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan

organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai

dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.

2.8 Teori-teori Motivasi

Teori motivasi merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang

bekerja serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini maka,

hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang tercermin dalam

bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang.

A. Teori kebutuhan

Teori motivasi sekarang banyak orang adalah teori kebutuhan. Teori

ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada

hakekatnya adalah kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut

teori ini apabila seseorang, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa

kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya.

Yang termasuk dalam teori kebutuhan :

1. Teori Hierarki Kebutuhan menurut Maslow

12
a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki

Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi

manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki lima macam kebutuhan

yaitu :

 Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas : Merupakan kebutuhan dasar

manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh

mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel.

 Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari

kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar

dalam bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh.

 Kebutuhan eliminasi urine dan alvi : Merupakan bagian dari kebutuhan

fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa.

 Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas : Untuk memulihkan

status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-

hari terpenuhi

 Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual:

Merupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk

memperbanyak keturunan (Hidayat, 2006).

b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah aman

dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi

13
 Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan

infeksi

 Bebas dari rasa takut dan kecemasan

 Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.

c. Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :

 Memberi dan menerima kasih sayang

 Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain

 Kehangatan dan penuh persahabatan

 Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta

lingkungan sosial.

d. Kebutuhan harga diri

 Perasaan tidak bergantung pada orang lain

 Kompeten

 Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization)

Kebutuhan seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi –

potensi dan ekspresi diri meliputi :

 Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami

potensi diri)

 Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri

 Tidak emosional

14
 Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan

diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).

2. Teori ERG
Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang eksistensi
(Exsistence,kebutuhan mendasar dari Maslow), kebutuhan keterkaitan
(Relatedness, kebutuhan hubungan antar pribadi) dan kebutuhan
pertumbuhan(Growth, kebutuhan akan kreativitas pribadi atau pengaruh
produktif). Teori ERG menyatakan bahwa jikajika kebutuhan yang lebih
tinggi mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah akan kembali,
walaupun sudah terpuaskan.

3. Teori Tiga Macam Kebutuhan


John Watkinson, menyusulkan ada tiga macam dorongan mendasar
dalam diri orang yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai prestasi
(need for achievent), kebutuhan kekuatan (need of power ), dan kebutuhan
untuk berafiliasi atau berhubungan dekat dengan orang lain (need for
affiliation). Penelitian Mc Clelland juga mengatakan bahwa manajer dapat
sampai tingkat tertentu, menaikkan kebutuhan untuk berprestasi dari
karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang memadai.

B. Teori X dan Teori Y


Dikemukakan oleh Douglas McGregor, dimana Teori X mengandaikan
bahwa karyawan tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung
jawab, dan harus dipaksa agar berprestasi. Sementara Teori Y mengandaikan
bahwa karyawan menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan
dapat menjalankan pengarahan diri. Teori Z Menekankan pada teori

15
humanistik, penganbilan keputusan bersama, Supervisi secara tidak langsung,
motivasi lebih pada human.

C. Teori Dua Faktor


Dikemukakan oleh Frederick Herzberg, dimana ada faktor-faktor intrinsik
yang berhubungan dengan kepuasan kerja (prestasi, pengakuan kerja,
tanggung jawab, kemajuan, pertumbuhan) dan faktor-faktor ekstrinsik yang
berhubungan dengan ketidakpuasan kerja (kebijakan dan pimpinan
perusahaan, penyeliaan, hubungan antarpribadi, dan kondisi kerja).
Disebutkan bahwa ada faktor hygiene seperti kebijakan dan administrasi
perusahaan, penyeliaan, dan gaji yang, bila memadai dalam pekerjaan,
menentramkan pekerja. Bila tidak memadai, maka orang-orang akan tidak
terpuaskan.

D. Teori keadilan
Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam
motivasi pekaryaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan
yang diterima. Individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan
seimbang dengan usaha yang mereka kerjakan.

E. Teori harapan
Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai
alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang
diperoleh dari tiap tingkah laku.
Teori harapan berpikir atas dasar :
 Harapan Hasil Prestasi
Individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari tingkah laku
mereka. Harapan ini natinya akan memengaruhi keputusan tentang
bagaimana cara mereka bertingkah laku.
 Valensi

16
Hasil dari suatu tingkah laku tertentu mempunyai valensi atau
kekuatan untuk memotivasi. Valensi ini bervariasi dari satu individu ke
individu yang lain.
 Harapan Prestasi Usaha
Harapan orang mengenai tingkat keberhasilan mereka dalam
melaksanakan tugas yang sulit akan berpengaruh pada tingkah laku.
Tingkah laku seseorang sampai tingkat tertentu akan tergantung pada tipe
hasil yang diharapkan. Beberapa hasil berfungsi sebagai imbalan intrinsik,
imbalan yang dirasakan langsung oleh yang bersangkutan.Imbalan intrinsik
seperti bonus, pujian, atau promosi diberikan oleh pihak luar seperti
supervisor atau kelompok kerja.

2.9 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : (Hasibuan, Melayu
2001 :203).
1. Balas jasa yang adil dan layak
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian
3. Berat ringannya pekerjaan
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak

Menurut, Robbins (1996 : 181) bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh :


1. Kerja yang secara mental menantang
2. Ganjaran yang pantas
3. Kondisi kerja yang mendukung
4. Rekan sekerja yang mendukung
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.

17
Kerja yang secara mental menantang dan dapat diartikan adanya inovasi-
inovasi baru sehingga tidak monoton, penghasilan atau kompensasi yang sesuai
dengan harapan pegawai dengan standar yang ada, iklim pekerjaan yang kondusif
untuk berlangsungnya pekerjaan dan adanya relevansi kepribadian yang berarti
kesesuaian motivasi, persepsi dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
Manusia dalam hal ini pegawai adalah mahluk sosial yang menjadi
kekayaan utama bagi setiap organisasi. Mereka menjadi perencana, pelaksana,
dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Pegawai menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai
pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikap negatif
hendaknya dihindarkan sedini mungkin.
Untuk mengembangkan sikap-sikap positif tersebut kepada pegawai,
sebaiknya pimpinan harus terus memotivasi para pegawainya agar kepuasan
kerja pegawainya menjadi tinggi, mengingat kepuasan kerja merupakan bagian
dari kepuasan hidup yang bergantung pada tindakan mana individu menemukan
saluran-saluran yang memadai untuk mewujudkan kemampuan, minat, ciri
pribadi nilai-nilainya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Yusmiati Saimah dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan
Kerja” pada dinas perhubungan Kabupaten Musi Rawas (2003 : 21).
Gouzaly (2000 : 257), dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya
Manusia” mengelompokkan faktor-faktor motivasi kedalam kedalam dua
kelompok yang dapat menimbulkan kepuasan kerja yaitu, faktor external
(karakteristik organisasi) dan factor internal (karakteristik pribadi).

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

untuk melakukan suatu kegiatan, guna mencapai keinginan atau tujuan. Motivasi

sangat penting dalam menjalani kehidupan karena dengan adanya motivasi kita

akan terus berjuang untuk mencapai cita-cita dan tujuan yang ingin kita capai.

Motivasi bukan hanya dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri atau

orang di sekitar kita, tetapi juga dapat diberikan kepada para karyawan untuk

mengembangkan rasa semangat dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi

baik itu berupa uang sebagai gaji ataupun penghargaan berupa penganggapan

terhadap apa yang terlah dicapai oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya.

Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu

akan mendorong bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya.

Sebaliknya, jika seorang manajer tidak member penghargaan apapun kepada

bawahannya sedangkan bawahannya tersebut sudah melaksanakan tugasnya

dengan baik, maka semangat kerja bawahannya tersebut sedikit demi sedikit akan

menurun dan akan berakibat juga pada proses produktivitas.

3.2 Saran
Bagi para pembaca diharapkan kritik dan saran demi kemajuan makalah di
masa depan.

19
DAFTAR PUSTAKA

A.M Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta; Rajawali
Pers

Ernie, Tisnawati (2005) Pengantar manajemen.Kencana,Jakarta

Suarli. S. 2009.Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:


Erlangga

https://rurymaulidiasari.wordpress.com/2012/12/03/motivasi-dalam-manajemen-
keperawatan/ Diakes Pada 21 Maret 2018 Pukul 21:00 Wib

http://www5dkelompok5com.blogspot.co.id/2011/12/motivasi-dalam-menejemen-
keperawatan.html Diakes Pada 21 Maret 2018 Pukul 21:15 Wib

20

Anda mungkin juga menyukai